ASKEP MASA NIFAS

47
ASKEP MASA NIFAS oleh KELAS SANTA TERESA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 1

description

ASKEP MASA NIFAS

Transcript of ASKEP MASA NIFAS

Page 1: ASKEP MASA NIFAS

ASKEP MASA NIFAS

oleh

KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

2010

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 1

Page 2: ASKEP MASA NIFAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama

6 minggu. Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan dan plasenta di keluarkan adalah masa-

masa perhatian dimana seorang ibu perlu benar-benar dipantau keadaannya. Karena pada saat-

saat itu bisa terjadi masalah seperti adanya perdarahan dan juga infeksi akibat masuknya bakteri

atau kuman di tempat bekas jahitan akibat proses kelahiran.

B. Tujuan

Tujuan umum :

Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan apa saja yang harus dilakukan pada ibu

nifas dengan perdarahan dan infeksi.

Tujuan khusus :

Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan mempraktekan asuhan keperawatan pada ibu nifas

dengan perdarahan dan infeksi.

C. Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode literature, konsultasi, dan diskusi

kelompok.

D. Sistematika penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 BAB, dimana BAB I adalah Pendahuluan, BAB II Tinjauan

Teoretis yang terdiri dari Asuhan Keperawatan Nifas dengan Perdarahan dan Infeksi. BAB III

Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran, dan daftar pustaka.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 2

Page 3: ASKEP MASA NIFAS

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP DASAR MASA NIFAS

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi

minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil

yang normal. (http://qittun.blogspot.com/2008/06/konsep-nifas.html)

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,

baik secara fisik maupu psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak

dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan

terjadi keadaan patologis.

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu

melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu

mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis

puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian terbanyak para ibu, infeksi merupakan

penyebab kematian terbanyak nomor duaa setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para

tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada

ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidak

akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan

mortalitas bayi pun akan meningkat.

2. Tahap masa nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial, dan remote

puerperium. Perhatikan penjelasan berikut.

a. Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 3

Page 4: ASKEP MASA NIFAS

b. Puerperium intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang

lamanya sekitar 6-8 minggu.

c. Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk

sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan

tahunan.

3. Perubahan Masa Nifas

Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang meliputi

perubahan fisik dan psikologik, yaitu:

a. Perubahan fisik

Involusi

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau

uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum

hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya:

Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena  adanya

hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan

menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai

keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian

dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah

melahirkan.

Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang

diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan

plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena

kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang

mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot

menjadi lebih kecil.

Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan

otot uterus.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 4

Page 5: ASKEP MASA NIFAS

Involusi pada alat kandungan meliputi: 

Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi   dan  retraksi

otot-ototnya.      

Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena

setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus

mengecil lagi dalam masa nifas.

 Perubahan pada cervix dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada akhir

minggu pertama dapat dilalui oleh  1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena karena

retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang  sangat diregang waktu

persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum

ruggae mulai nampak kembali.

           2. Perubahan Psikologi

               Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:

a. Periode Taking In

Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi  interaksi dan kontak

yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang

tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan

menciptakan hubungan yang baru.

b. Periode Taking Hold

Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung jawab

terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada

periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau

buang air besar.

c. Periode Letting Go

Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab terhadap

bayi. Sedangkan stres  emosional pada ibu nifas kadang-kadang  dikarenakan kekecewaan

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 5

Page 6: ASKEP MASA NIFAS

yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur

terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5

post partum.

II. PERDARAHAN

Definisi :

Perdarahan Post partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada

saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah >500 cc.

(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/02/perdarahan-postpartum/)

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam massa 24 jam setelah

anak lahir. ( Rustam, Sinopsis obsetri hal 298)

Perdarahan post partum adalah prdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24 jam pertama setelah

anak lahir. (obstetri patologi, hal 231)

Kesimpulan: Perdarahan postpartum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai

(setelah plasenta lahir).

Jenis

a. Perdarahan postpartum dini bila terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.

b. Perdarahan postpartum lambat bila terjadi setelah 24 jam pertama.

Etiologi perdarahan postpartum

1. Atonia uteri

suatu kondisi kegagalan uterus dalam berkontraksi dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri

juga didefinisikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir.

Pada atonia uteri tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari

perdarahan postpartum. uterus teregang (hidroamnion, kehamilan ganda atau kehamilan

dengan janin besar), partus lama dan pemberian narcosis predisposisi unutk terjadinya atonia

uteri.

 FAKTOR PREDISPOSISI

Dalam kasus atonia uteri penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Namun demikian ada

beberapa faktor predisposisi yang biasa dikenal. Antara lain:

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 6

Page 7: ASKEP MASA NIFAS

Distensi rahim yang berlebihan

Penyebab distensi uterus yang berlebihan antara lain:

a. kehamilan ganda

b. poli hidramnion

c. makrosomia janin (janin besar)

Peregangan uterus yang berlebihan karena sebab-sebab tersebut akan mengakibatkan uterus

tidak mampu berkontraksi segera setelah plasenta lahir.

Pemanjangan masa persalinan (partus lama) dan sulit

Pada partus lama uterus dalam kondisi yang sangat lelah, sehingga otot-otot rahim tidak mampu

melakukan kontraksi segera setelah plasenta lahir.

Grandemulitpara (paritas 5 atau lebih)

Kehamilan seorang ibu yang berulang kali, maka uterus juga akan berulang kali teregang. Hal ini

akan menurunkan kemampuan berkontraksi dari uterus segera setelah plasenta lahir.

Kehamilan dengan mioma uterus

Mioma yang paling sering menjadi penyebab perdarahan post partum adalah mioma intra mular,

dimana mioma berada di dalam miometrium sehingga akan menghalangi uterus berkontraksi.

Persalinan buatan (SC, Forcep dan vakum ekstraksi)

Persalinan buatan mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah

kehamilan dengan segera sehingga pada pasca salin menjadi lelah dan lemah untuk

berkontraksi.

Persalinan lewat waktu

Peregangan yang berlebihan ada otot uterus karena besarnya kehamilan, ataupun juga terlalu

lama menahan beban janin di dalamnya menjadikan otot uterus lelah dan lemah untuk

berkontraksi.

Infeksi intrapartum

Korioamnionitis adalah infeksi dari korion saat intrapartum yang potensial akan menjalar pada

otot uterus sehingga menjadi infeksi dan menyebabkan gangguan untuk melakukan kontraksi.

Persalinan yang cepat

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 7

Page 8: ASKEP MASA NIFAS

Persalainan cepat mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah

kehamilan dengan segera sehingga pada pasca salin menjadi lelah dan lemah untuk

berkontraksi.

Kelainan plasenta

Plasenta akreta, plasenta previa dan plasenta lepas prematur mengakibatkan gangguan uterus

untuk berkontraksi. Adanya benda asing menghalangi kontraksi yang baik untuk mencegah

terjadinya perdarahan.

Anastesi atau analgesik yang kuat

Obat anastesi atau analgesi dapat menyebabkan otot uterus menjadi dalam kondisi relaksasi

yang berlebih, sehingga saat dibutuhkan untuk berkontraksi menjadi tertunda atau terganggu.

Demikian juga dengan magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada

preeklamsi/eklamsi yang berfungsi sebagai sedativa atau penenang.

Induksi atau augmentasi persalinan

Obat-obatan uterotonika yang digunakan untuk memaksa uterus berkontraksi saat proses

persalinan mengakibatkan otot uterus menjadi lelah.

Penyakit sekunder maternal

Anemia, endometritis, kematian janin dan koagulasi intravaskulere diseminata merupakan

penyebab gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan tonus uterus terhambat untuk

berkontraksi.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala atonia uteri adalah:

 Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia uteri sangat banyak dan darah tidak merembes.

Yang sering terjadi adalah darah keluar disertai gumpalan, hal ini terjadi karena

tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah.

 Konsistensi rahim lunak

Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan atonia dengan

penyebab perdarahan yang lainnya.

 Fundus uteri naik

Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpal

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 8

Page 9: ASKEP MASA NIFAS

 Terdapat tanda-tanda syok

Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan

lain-lain.

PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penanganan kasus atonia uteri:

Berikan 10 unit oksitosin IM

 Lakukan massage uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah. Periksa lagi dengan teknik

aseptik apakah plasenta utuh. Pemeriksaan menggunakan sarung tangan DTT atau steril,

usap vagina dan ostium serviks untuk menghilangkan jaringan plasenta atau selaput ketuban

yang tertinggal.

 Periksa kandung kemih ibu jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi atau gunakan teknik

aseptik untuk memasang kateter ke dalam kandung kemih (menggunakan kateter karet

steril/DTT)

 Gunakan sarung tangan DTT/steril, lakukan KBI selama maksimal 5 menit atau hingga

perdarahan bisa dihentikan dan uterus berkontraksi dengan baik.

 Anjurkan keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan

 Jika perdarahan bisa dihentikan dan uterus berkontraksi baik, teruskan KBI selama 1-2

menit

 Keluarkan tangan dengan hati-hati dari vagina

 Pantau kala IV dengan seksama, termasuk sering melakukan masase, mengamati

perdarahan, tekanan darah dan nadi

 Jk perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit setelah

dimulainya KBI, ajari salah satu keluarga melakukan KBE

 Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati

 Jk tidak ada tanda-tanda hipertensi pada ibu, berikan methergin 0,2 mg IM

 Mulai infus RL 500cc + 20 unit oksitosin menggunakan jarum berlubang besar (16/18 G)

dengan teknik aaseptik. Berikan 500cc pertama secepat mungkin dan teruskan dengan IV RL

+ 20 unit oksitosin kedua

 Jk uterus tetap tidak kontraksi maka ulangi KBI

 Jika berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahan-lahan dan pantau kala IV dengan

seksama

 Jk uterus tidak berkontraksi, rujuk segera

 Dampingi ibu ke tempat rujukan, teruskan infus dengan kecepatan 500cc/jam hingga ibu

mendapatkan total 1,5 liter dan kemudian turunkan hingga 125cc/jam.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 9

Page 10: ASKEP MASA NIFAS

2. Laserasi jalan lahir

Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang banyak bila tidak

direparasi dengan segera. Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari

perdarahan postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan

postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robelan servik atau

vagina.

1. Robekan atau perlukaan serviks

Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9. bibir depan dan bibir belakang servik

dijepit dengan klem fenster  kemudian serviks ditariksedidikit untuk menentukan letak robekan

dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut kromik dimulai dari ujung untuk

menghentikan perdarahan.

Ciri-ciri perdarahan karena robekan serviks:

kontraksi uterus kuat

darah berwarna merah muda karena berasal dari arteri

biasanya timbul setelah persalinan operatif

Penyebab robekan serviks

a. Partus presipitatus

b. Trauma krn pemakaian alat-alat operasi

c. Melahirkan kepala pd letak sungsang scr paksa, pembukaan blm    lengkap

d. Partus lama

2. Robekan atau perlukaan vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan perinium tidak seberapa sering

terdapat.Mungkin ditemukan sesudah persalinan biasa,tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat

ekstraksi dengan cunam,lebih-lebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada

dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan dengan spekulum.Perdarahan biasanya

banyak, tapi mudah diatasi dengan jahitan.

Kadang-kadang robekan bagian atas vagina terjadi sebagai akibat menjalarnya robekan

serviks.Apabila ligamentum latium terbuka dan cabang-cabang arteri terputus,timbul banyak

perdarahan yang membahayakan jiwa penderita.Apabila perdarahan demikian itu sukar dikuasai

dari bawah,terpaksa dilakukan laparatomi dan ligamentum latium dibuka untuk menghentikan

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 10

Page 11: ASKEP MASA NIFAS

perdarahan, jika hal yang terakir ini tidak berhasil,arteri hipogaspika yang bersangkutan perlu

dilihat.

3. Robekan atau perlukaan perineum

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada

persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengan dan bisa menjadi

luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala

janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia

suboksipito bregmatika

1. Ada 4 tingkatan robekan yang dapat terjadi pada persalinan ;

- robekan tingkat I yang mengenai mukosa vagina dan jaringan ikat.

- robekan tingkat II mengenai alat-alat dibawahnya.

- robekan tingkat III mengenai M.Spingter Ani.

- robekan tingkat IV mengenai mukosa rectum

2. Nilai derajat laserasi perineum

Derajat I

-Mukosa vagina

-Kulit perineum

Derajat II

-Mukosa vagina

-Kulit perinium

-Otot perineum

Derajat III

-Mukosa vagina

-Kulit perinium

-Otot perinium

-Otot Spingter Ani

Derajat IV

-Mukosa vagina

-Kulit perinium

-Otot perinium

-Otot Spinghter Ani

-Meluas hingga mukosa rektum

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 11

Page 12: ASKEP MASA NIFAS

3. Penyebab

Yang dapat menyebabkan terjadinya ruptura perimi;

1. Partus Presipatatus

2. Kepala janin besar dan janin besar

3. Pada persentasi defleksi(dahi,muka)

4. Pada primi graviga(pora)

5. Pada letak sungsang dan after Coming Head.

6. Pimpinan persalinan yang salah

7. Pada obstetri speratif per vaginam,ekstrosi vakum,ekstresi forceps,versi dan ekstraksi

serta embriotomi.

8. Kepala anak terlalu cepat lahir

9. Arcus pubis sempit

10. Vagina sempit

11. Perinium kaku

12. Posisi Occipito posterior

3. Hematoma

Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada

jahitan perineum. Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan

tampak sebagai warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang

kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang terus menerus.

Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak

sebagai warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang kecil

diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang terus menerus. Biasanya hematoma ini dapat

diserap kembali secara alami.

4. Lain-lain

a. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada

pembuluh darah yang tetap terbuka.

b. Ruptura uteri

robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miomentrium. 

robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa

robeknya perioneum visceral

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 12

Page 13: ASKEP MASA NIFAS

 ETIOLOGI

1. riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus

2. induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama

3. presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).

TANDA dan GEJALA

Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak

Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri

Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )

Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan

nafas pendek ( sesak )

KLASIFIKASI

Ruptur uteri dapat dibagi menurut beberapa cara :

1. Menurut waktu terjadinya

a. R. u. Gravidarum

- Waktu sedang hamil

- Sering lokasinya pada korpus

b. R. u. Durante Partum

- Waktu melahirkan anak

- Ini yang terbanyak

c. inversion uteri

Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke

dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam menjadi di luar saat

melahirkan plasenta.

Pembagian inversio uteri :

1. Inversio uteri ringan : Fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri namun belum keluar

dari ruang rongga rahim.

2. Inversio uteri sedang : Terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.

3. Inversio uteri berat : Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.

Penyebab inversio uteri :

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 13

Page 14: ASKEP MASA NIFAS

1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan

intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).

2. Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang dipaksakan,

perlekatan plasenta pada dinding rahim.

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri :

1. Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya.

2. Tarikan tali pusat yang berlebihan.

Gejala klinis inversio uteri :

Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat, perdarahan yang

banyak sampai syok. Apalagbila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang terlepas

dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.

Pemeriksaan dalam :

1. Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam.

2. Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak.

3. Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

3 hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan postpartum,

yaitu:

1. penghentian perdarahan

2. Jaga jangan sampai timbul syok

3. Penggantian darah yang hilang

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 14

Page 15: ASKEP MASA NIFAS

ASUHAN KEPERAWATAN NIFAS DENGAN PERDARAHAN

1. PENGKAJIAN

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Melaporkan kelelahan berlebihan

SIRKULASI

Kehilangan darah pada kelahiran umumnya 400-500 ml (kelahiran per vagina), 600-800 ml

(kelahiran sesaria), meskipun penelitian menunjukkan kehilangan darah sering dilecehkan.

Riwayat anemia kronis, defek koagulasi kongenital/insidental, indiopatik trombositomia purpura.

INTEGRITAS EGO

Mungkin cemas, ketakutan, khawatir.

SEKSUALITAS

Persalinan mungkin lama/ diaugmentasi atau diinduksi, mendadak/traumatik; penggunaan forsep,

anestesia umum, terapi tokolitik.

Kelahiran suulit atau manual dari plasenta.

Pemeriksaan plasenta setelah kelahiran telah mennunjukkan hilangnya fragmen-fragmen

plasenta, robekan, atau bukti terlilit pembuluh darah.

Kelahiran vagina setelah sesaria (VABC).

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Hemoragi pascapartum sebulumnya, hipertensi diinduksi oleh kehamilan (HKK), uterin atau

tumor servikal, grand multipara.

Mencerna aspirin secara terus menerus/berlebihan

HEMORAGI PASCAPARTUM AWAL (SAMPAI 24 JAM SETELAH KELAHIRAN)

SIRKULASI

Perubahan tekanan darah dan nadi ( mungkin tidak terjadi sampai kehilangan darah bermakna).

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 15

Page 16: ASKEP MASA NIFAS

Pelambatan pengisian kapiler.

Pucat ; kulit dingin/lembab.

Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (plasenta)

Dapat mengalami perdarahan vaginal berlebihan, atau rembesan dari insisi sesaria atau

episiotomi; rembesan dari kateter intravena, sisi injeksi intramuskular, atau kateter urinarius;

perdaran gusi (tanda-tanda koagulasi intravaskular diseminata {KID} ).

Hemoragi berat atau syok diluar proporsi jumlah kehilangan darah (inversi uterus).

ELIMINASI

Kesulitan berkemih dapat menunjukkan hematoma dari porsi atas vagina.

NYERI/ KETIDAKNYAMANAN

Sensasi nyeri terbakar/robekkan (laserasi), nyeri vulva/vagina/pelvis/punggung berat

(hematoma), nyeri uterus lateral, nyeri panggul (hematoma ke dalam ligamen luas), nyeri tekan

abdominal (atoni uterin, fragmen plasenta tertahan), uterin berat dan nyeri abdominal (inversi

uterus).

KEAMANAN

Laserasi jalan lahir : darah merah terang sedikit menetap (mungkin tersembunyi) dengan uterus

keras, uterus kontrasi dengan baik, robekan terlihat pada labia mayora/labia minora, dari muara

vagina ke perenium, robekan luas dari episiotomi, ekstansi episiotomi ke dalam kubah vagina,

atau robekan pada serviks.

Hematoma : unilateral, penonjolan masa tegang berfluktasi pada muara vagina atau meliputi

labia mayora; keras, nyeri pada sentuhan; perubahan warna kemerahan atau kebiruan unilateral

adri kulit perinium atau bokong. (Hematoma abdominal setelah kelahiran sesaria mungkin

asimtomatik kecuali pada perubahan tanda vital).

SEKSUALITAS

Pembesaran uterus lunak dan menonjol, sulit dipalpasi; perdarahan merah terang adri vagina

(lambat atau tersembunyi), bekuan-bekuan besar dikeluarkan pada masase uterus (atoni uterus).

Uterus kuat, kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol (fragmen-fragmen plaseta

yang tertahan).

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 16

Page 17: ASKEP MASA NIFAS

Fundus uterus terinversi: mendekkat pada kontak, atau menonjol melalui, os eksterna (inversi

uterus).

Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi multiple, polihidramnion,

polihramnion, makrosomia), abropsio plasentae, plasenta previa.

HEMORAGI PASCAPARTUM LAMBAT (24 JAM SAMPAI 28 HARI SETELAH KELAHIRAN)

SIRKULASI

Rembesan kontinu atau perdarahan tiba-tiba

Dapat tampak pucat, anemik.

NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)

Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma).

KEAMANAN

Rabas likhial bau busuk (infeksi)

Pecah ketuban dini

SEKSUALITAS

Tinggi fundus atau badan uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi sebelumnya kehamilan

(subinvolusi)

Leukorea mungkin ada.

Terus terlepasnya jaringan.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Golongan darah : menentukan Rh, golongan ABO, dan pencocokan silang.

Jumlah darah lengkap : menunujukkan penurunan hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) dan

peningkatan jumlah sel darah putih (SDP) (perpindahan ke kiri, dan peningkatan laju sedimentasi

menunjukan infeksi).

Kultur uterus dan vaginal : mengesampingkan infeksi pascapartum

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 17

Page 18: ASKEP MASA NIFAS

Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih.

Profil koagulasi : peningkatan degradasi kadar produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP),

penurunan kadar fibrinogen, massa tromboplastin parsial diaktivasi, masa tromboplastin parsial

(APTT/PTT), masa protrombin memanjang pada adanya KID.

Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) b.d kehilangan vaskular berlebihan.

TINDAKAN/INTREVENSI RASIONAL

Tinjau ulang catatan kehamilan dan

persalinan/kelahiran, perhatikan faktor-

faktor penyebab atau pemberat pada

situasi hemoragi (mis : laserasi, fragmen

plasenta tertahan, sepsis).

Mulai infus 1 atau 2 I.V dari cairan

isotonik atau elektrolit dengan kateter

18G atau melalui jalur vena sentral.

Berikan darah lengkap atau produk darah

( mis : plasma, kriopresipitat,

trombosit)sesuai indikasi.

Berikan obat-obatan sesuai indikasi :

Oksitosin, metilergononovin

meleat, prostagladin F2alfa.

Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi

perdarahan, timbang dan hitung

pembalut, simpan bekuan dan jaringan

untuk dievaluasi oleh dokter.

Kaji lokasi uterus dan derajat

kontraktilitas uterus. Dengan perlahan

Membantu dalam membuat rencana perawatan

yang tepat dan memberikan kesempatan untuk

mencegah atau membatasi terjadinya komplikasi.

Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan

atau produk darah untuk meningkatkan volume

sirkulasi dan mencegah pembukuan.

Meningkatkan kntraktilitas dari uterus yang

menonjol dan miometrium, menutup sinus vena

yang terpajan, dan mengingkatkan hemoragi

pada adanya atoni.

Perkiraan kehilangan darah, arterial versus vena,

dan adanya bekuan-bekuan membantu membuat

diagnosa banding dan menentukan kebutuhan

penggantian.

Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam

diagnosa banding. Peningkatan kontraktilitas

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 18

Page 19: ASKEP MASA NIFAS

masase penonjolan uterus dengan satu

tangan kedua tepat di atas simfisis pubis.

Perhatikan hipotensi atau takikardi,

pelambatan pengisian kapiler, atau

sianosis dasar kuku, membran mukosa,

dan bibir.

Pantau parameter hemodinamik, seperti

tekanan vena sentral atau tekanan baji

arteri pulmonal, bila ada.

Lakukan tirah baring dengan kaki

ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh

horisontal.

Pantau masukan dan haluaran,

perhentikan berat jenis

Hindari pengulanggan/gunakan

kewaspadaan bila melakukan

pemeriksaan vaginal dan atau rektal.

Berikan lingkungan yang tenang dan

dukungan psikologis.

Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai

indikasi :

Hb dan Ht

miometrium dapat menurunkan kehilangan

darah. Penempatan satu tangan diatas simfisis

pubis mencegah kemungkinan inversi uterus

masase.

Tanda-tanda ini menunjukkan hipovolemik dan

terjadi syok. Perubahan pada TD tidak dapat

terdeteksi sampai volume cairan telah menurun

sampai 30%-50%. Sianosis adalah tanda akhir

hipoksia.

Memberikan pengukuran lebih langsung dan

volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.

Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan

aliran balik vena menjamin persediaan darah ke

otak dan organ vital lainnyalebih besar.

Bermanfaat dalam memperkiraan luas/signifikasi

kehilangan cairan .

Dapat meningkatkan hemoragi bila laserasi

servikal, vaginal atau perineal atau hematoma

terjadi.

Meningkatkan relaksasi, menurunkan ansietas

dan kebutuhan metabolik.

Membantu dalam menentukan jumlah kehilangan

darah. Setiap ml darah membawa 0,5 mgHb.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 19

Page 20: ASKEP MASA NIFAS

2. Perfusi jaringan, perubahan b.d Hipovelemia

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Perhatikan Hb/Ht sebelum dan setelah

kehilangan darah. Kaji status nutrisi,

tinggi dan berat badan.

Pantau tanda vital : catat derajat dan

durasi episode hipo volemik.

Perhatikan tingkat kesadaran dan

adanya perubahan perilaku.

Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut,

gusi, lidah,dan perhatikan suhu kulit.

Kaji payudara setiap hari, perhatikan ada

atau tidaknya laktasi dan perubahan

pada ukuran payudara.

Pantau GDA dan kadar pH

Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.

Pasang jalan napas; penghisap sesuai

indikasi.

Nilai bandingan membantu menentukan beratnya

kehilangan darah. Status yang ada sebelumnya

dari ksehatan yang buruk meningkatkan luasnya

cidera dari kekurangan oksigen.

Luasnya keterlibatan hipoofisis dapat

dihubungkan dengan derajat dan durasi

hipotensi.

Perubahan sensorium adalah indikator dini dari

hipoksia.

Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ

vital, sirkulasi pada pembuluh darah perifer

diturunkan, yang mengakibatkan sianosis dan

suhu kulit dingin.

Kerusakan atau keterlibatan hipofisis anterior

(Sindrom Sheehan) menurunkan kadar prolaktin,

mengakibatkan tidak adanya produksi ASI.

Membantu dalam mendiagnosa derajat hipoksia

jaringan atau asidosis yang diakibatkan dari

terbentuknya asam laktat dan metabolisme

anaerobik.

Maksimalkan ketersediaan oksigen untuk

transpor sirkulasi ke jaringan.

Memudahkan pemberian oksigen.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 20

Page 21: ASKEP MASA NIFAS

2. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status kesehatan atau

kematian, transmisi/penularan antar pribadi, respon fisiologis (pelepasan katekolamin).

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Evaluasi respon psikologis serta persepsi

klien terhadap kejadian hemoragi pasca

partum. Klarifikasi kesalahan konsep.

Evaluasi respons fisiologis pada hemoragi

pascapartum; mis., takikardi, takipnea,

gelisah, atau iritabilitas.

Sampaikan sikap tenang, empati dan

mendukung.

Berikan infofmasi tentang modalitas tindakan

dan keefektivan intervensi.

Bantu klien dalam mengidentivikasi

perasaan ansietas; berikan kesempatan

pada klien untuk mengungkapkan perasaan.

Kaji strategi koping dan implikasi jangka

panjang dari episode hemoragi. (Rujuk pada

DK : Menjadi orang tua, perubahan, risiko

tinggi terhadap).

Membantu dalam membentuk rencana perawatan.

Persepsi klien tentang kejadian mungkin

menyimpang, memperberat ansietasnya.

Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin

karena respons fisiologis, ini dapat diperberat atau

dikomplikasi oleh faktor-faktor psikologis.

Dapat membantu klien mempertahankan kontrol

emosional dalam berespons terhadap perubahan

status fisiologis. Membantu dalam menurunkan

transmisi ansietas antar pribadi.

Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan

ketakutan yang diakibatkan oleh ketidaktahuan.

Pengungkapan memberikan kesempatan untuk

memperjelas informasi, memperbaiki kesalahan

konsep, dan meningkatkan perspektif,

memudahkan proses pemecahan masalah.

Ansietas berat atau lama dapat diantipasi bila

komplikasi permanen (seperti pada nekrosis

hiposis anterior).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 21

Page 22: ASKEP MASA NIFAS

3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan, penurunan HB

INTERVENSI RASIONAL

Demontrasikan mencuci tangan yang tepat

dengan teknik perawatan diri.

Perhatikan perubahan pada TTV

Perhatikan gejala malaise, menggigil,

anoreksia, nyeri tekan uterus atau nyeri

pelvis.

Panatau kecepatan involusi uterus dan

sifat serta jumlah rabas lokhia.

Kaji kadar HB atau HT. Berikan suplemen

zat besi sesuai indikasi.

Berikan antibiotic intravena sesuai indikasi.

Mencegah kontaminasi silang atau penyebaran

organism infeksius

Peningkatan suhu dari 38oc pada dua hari berturut-

turut, takikardi menandakan infeksi

Gejala-gejal ini menandakan keterlibatan sistemik,

kemungkinan menimbulkan bakterimia, syok dan

kematia bila tidak teratasi.

Infeksi uterus memperlambat involusi dan

memeperlambat aliran lokhia.

Anemia sering menyertai infeksi, memeperlambat

pemulihan dan merusak sistem imun.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

4. Resiko tinggi terhadap nyeri b.d trauma atau distensi jaringan

INTERVENSI RASIONAL

Tentukan karakteristik, tipe, lokasi dan

durasi nyeri. Kaji klien terhadap nyeri

perineal yang menetap, perasaan

penuh pada vagina, kontraksi uterus

atau nyeri tekan abdomen .

membantu dalam diagnose banding dan

pemilihan metode tindakan. Ketidaknyamanan

berkenaan dengan hematoma karena tekanan

dari hemoragic tersembunyi ke vagina atau

jaringan ke perineal.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 22

Page 23: ASKEP MASA NIFAS

Kaji kemungkinan penyebab psikologis

dariketidak nyamanan.

Instruksikan klien untuk melakukan

teknik relaksasi, berikan aktifitas

hiburan dengan tepat.

Berikan tindakan kenyamanan, seperti

pemberian kompres es pada perineum

atau lampu pemanas pada

penyambung episiotomy.

Berikan analgesic atau sedative sesuai

indikasi.

Situasi darurat dapat mencetus rasa takut dan

ansietas yang memeperberat perssepsi

ketidaknyamanan.

Pendidikan dengan metode fisiologis dan

psikologis dari control nyeri menurunkan

ansietas dan peresepsi ketidaknyamanan

klien.

Kompres dingin meminimalkan dan

menurunkan hematoma serta sensasi nyeri,

panas meningkatkan vaso dilatasi yang

memudahkan resorbsi hematoma.

Menurunkan nyeri dan ansietas dan

meningkatkan relaksasi.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 23

Page 24: ASKEP MASA NIFAS

III. INFEKSI

Definisi.

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2-37,8 o c oleh karena

resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi dalam hal ini disebut demam resorbs, keadaan

ini adalah normal.

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genital dalam masa nifas.

(Rustam mochtar, synopsis obstetric hal 413)

Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman-kuman kedalam alat

genital pada waktu persalinan dan nifas.

Infeksi puerpualis adalah infeksi luka jalan lahir post partum biasanya dari endometrium, bekas insersi

plasenta. (obstetric patologi, hal 244)

Demam nifas Morbiditas Puerperalis meliputi demam pada masa nifas oleh sebab apa pun. Menurut

Joint Committee on Maternal Welfare, AS morbiditas puerperalis ialah kenaikan C atau lebih selama 2

hari dalam 10 hari pertama post°suhu sampai 38 partum dengan mengecualikan hari pertama. Suhu

diukur dari mulut sedikit-dikitnya 4 kali sehari.

Etiologi.

Bermacam-macam

Eksogen       : kuman datang dari luar.

Autogen          : kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh.

Endogen          : dari jalan lahir sendiri.

Selain itu infeksi nifas dapat pula disebabkan oleh:

Streptococcus haemolytieus aerobicus

merupakan sebab infeksi yang paling berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen

(dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain).

Staphylococcus aerus

Masuk secara eksogen. menyebabkan infeksi sedang, walaupun kadang-kadang menjadi infeksi

umum. Banyak ditemukan di RS dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 24

Page 25: ASKEP MASA NIFAS

E. coli

berasal dari kandung kemih atau rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada

perineum, vulva dan endometrium.

Clostridium Welchii

Kuman bersifat anaerob. Jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering

terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

Cara terjadinya infeksi:

Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau

operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain

adalah sarung tangan atau alat- alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya

bebas dari kuman.

Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari

hidung atau tenggorokan dokter atau yang membantunya. Oleh karena itu hidung dan mulut

petugas yang bertugas di kamar bersalin harus di tutup dengan masker dan penderita infeksi

sluran pernafasan di larang memasuki kamar bersalin.

Dalam RS banyak kuman-kuman patogen yang berasal dari penderita dengan berbagai jenis

infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara ke mana-mana antara lain ke handuk,

kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan

atau nifas.

Coitus pada akhir kehamilan bukan merupakan sebab yang paling penting kecuali apabila

mengakibatkan pecahnya ketuban.

Infeksi intra partum. Biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah

dan beberapa kali dilakukan periksa dalam.

Faktor Predisposisi.

Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre

ekslampsi, infeksi lain seperti pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.

Partus lama terutama dengan ketuban pecah lama.

Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.

Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.

Frekuensi

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 25

Page 26: ASKEP MASA NIFAS

Secara umum frekuensi infeksi puerperalis adalah sekitar 1-3 %. secara proposional angka infeksi

menurut jenis infeksi adalah:

— infeksi jalan lahir 25-55% dari kasus infeksi

— Infeksi saluran kencimg 30-60% dari kasus infeksi

— Infeksi pada mamae 5-10% dari kasus infeksi

— Infeksi campuran 2-5% dari kasus infeksi.

Patologi.

Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm,

permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus dan merupakan

area yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh

wanita. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva, vagina, perineum

merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut

atau dapat menyebar di luar luka asalnya.

Klasifikasi

Infeksi nifas dapat terbagi dalam 2 golongan :

Infeksi yang terbatas lokalisasinya pada perineum, vulva, vagina, seviks dan endometrium.

Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan

melalui permukaan endometrium.

Infeksi pada Perineum, Vulva, Vagina, Serviks dan Endometrium

1. Vulvitis.

Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitar membengkak, tepi luka

menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan

megeluarkan pus.

2. Vaginitis.

Dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa

membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah

ulkus.

3. Sevicitis.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 26

Page 27: ASKEP MASA NIFAS

Sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan

langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.

4. Endometritis.

Paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam post partum dan bersifat naik turun. Kuman–

kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insertio plasenta) dalam waktu singkat dan

menyebar ke seluruh endometrium. Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium.

Jaringan desidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang

terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat

dilampaui dan terjadilah penjalaran.

Gambaran klinis:

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat panas dan kadang-kadang perih bila kencing.

Lochia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau (lochia berbau tidak selalu

menyertai endometritis sebagai gejala) sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat

mengganggu penderita. Apabila getah radang bisa keluar, biasanya keadaanya tidak berat suhu

sekitar 38oc dan nadi dibawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah

radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40oc dengan kadang-kadang disertai

menggigil. Kalau infksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur turun pada hari ke 7-

10.

Penyebaran melalui pembuluh darah

Merupakan infeksi umum disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus Hemolitikus Golongan Infeksi

ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.

1. Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toxinnya langsung masuk ke dalam

peredaran darah umumnya dan menyebabkan infeksi umum.

2. Piemia dimulai dengan tromboplebitis vena-vena daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus-

embolus kecil dibawa keperadaran darah umumnya dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-

organ tubuh yang dihinggapinya.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 27

Page 28: ASKEP MASA NIFAS

Gambaran kllinis:

Keduanya merupakan penyakit berat.

Gejala septikemia lebih akut

ibu kelihatan sakit dan lemah

.Keadaan umum jelek

Suhu meningkat antara 39°C – 40°C, menggigil, nadi cepat 140 – 160 x per menit atau lebih. TD

turun, keadaan umum memburuk. Sesak nafas, kesadaran turun, gelisah.

Piemia dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboplebitis, setelah ada penyebaran trombus

terjadi gejala umum diatas. Suhu meningkat, lalu ibu menggigil lalu suhu turun lagi seperti pada

penyakit malaria.

Lab: leukositosis.

3. Thromboplebitis pelvica

Biasanya terjadi dalm minggu kedua :

- demam mingigil, biasanya sebelumnya sudah memperlihatkan suhu yang tidak tenang

seperti pada endometritis.

- penyakit berlangsung antara 1-3 bulan dan angka kematian nya tinggi

Penyebaran melalui jalan limfe.

Peritonitis dan Parametritis (Sellulitis Pelvika)

Peritonitis

Peritonitis terbatas pada daerah pelvis (pelvia peritonitis): demam, nyeri perut bagian bawah,

nyeri pada pemeriksaan dalam, kavum douglas menonjol karena adanya abses(kadang-kadang).

bila hal ini dijumpai maka nanah harus dikeluarkan dengan kolpotomi posterior, supaya nanah

tidak menembus rectum.

Peritonitis umum adalah berbahaya bila disebabkan oleh kuman yang pathogen. gambaran klinis:

perut kembung, Meteorismus, Dapat terjadi paralitik ileus, suhu meningkat, nadi cepat dan kecil,

dan perut nyeri tekan, pucat, muka cekung, kulit dingin.

Sellulitis Pelvika (parametritis)

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 28

Page 29: ASKEP MASA NIFAS

Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan:

a. Dari servisitis atau endometritis dan tersebar melalui pembuluh limfe

b. Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke parametrium

c. Atau sekunder dari tromboplebitis

Pada periksa dalam dirasakan nyeri, demam tinggi menetap dari satu minggu, nadi cepat, perut nyeri,

sebelah/kedua belah bagian bawah terjadi pembentukkan infiltrat yang dapat teraba selamaVT. Infiltrat

kadang menjadi abses.

Penyebaran melalui permukaan endometrium.

Salfingitis

sering disebabkan Go. biasanya terjadi pada minggu ke2. Pasien demam menggigil dan nyeri pada perut

bagian bawah biasanya. Salfingitis dapat sembuh dalam 2 minggu tapi dapat mengakibatakan strerilitas.

Prognosa:

Jika nadi tetap dibawah 100 maka prognosa baik, sebaliknya kalau nadi diatas 130 apalagi jika tidak ikut

turun dengan turunnya suhu prognosa kurang baik. demaam yang kontinu lebih buruk proknosa nya dari

demam yang remiten. demam engigil berulang-ulang, insomnia dan iktrus merupakan tanda-tanda yang

kurang baik. dan kadar Hb yang rendah dan jumlah leukosit yang rendah atau sangat tinggi

memburukkan prognosa.

Pencegahan Infeksi Nifas

a)  Selama kehamilan

Mengurangi atau mencegah fator-faktor prediposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan

serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

Coitus pada hamil tua hendaknya tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan pecahnya

ketuban, kalau ini terjadi infeks akan mudah masuk ke jalan lahir.

b) Selama persalinan.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 29

Page 30: ASKEP MASA NIFAS

Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik,

apalagi bila ketuban telah pecah.

Hindari partus terlalu lam dan ketuban pecah lama.

Janganlah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.

Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervagina maupun perabdominal

dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga

kesucian-hamanya.

Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti

dengan transfuse darah.

c)      Selama nifas

Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian

serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur

dengan ibu sehat.

Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

Pengobatan Infeksi Nifas

1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan serviks, luka operasi dan darah, serta

uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. Berikan dosis yang cukup dan adekuat.

2. Sambil menunggu hasil laboratorium berikan antibiotika spektrum luas.

3. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang

mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang

dijumpai.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 30

Page 31: ASKEP MASA NIFAS

ASUHAN KEPERAWATAN NIFAS DENGAN INFEKSI

I. Pengkajian data dasar klien

Aktifitas/istirahat

Malaise, letargi.

Kelelahan dan atau keletihan

II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul adalah

1. DK : infeksi, risiko tinggi terhadap penyebaran/sepsis

Factor resiko meliputi : adanya infeksi, kerusakan kulit atau jaringan yang trauma.

Hasil yang diharapkan : - Mengungkapkan pemahaman tentang factor resiko penyebab secara

individual

- Melakukan perilaku untuk membatasi penyebaran infeksi dengan

tepat, menurunkan resiko komplikasi.

- mencapai pemulihan tepat waktu, bebas komplikasi tambahan.

Intervensi Keperawatan

Tinjau ulang catatan prenatal, intrapartum dan pascapartum

R : Mengidentifikasi factor-faktor yang menempatkan klien pada katagori resiko tinggi

terhadap terjadinya penyebaran infeksi pasca partum

Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

R : Mencegah penyebaran mikroorganisme

Demonstrasikan/ anjurkan pembersihan perinueum yang benar setelah berkemih dan

defekasi dan sering mengganti pembalut.

R: Pembersihan melepaskan kontaminasi urinarius/fekal. Penggantian pembalut

menghilangkan media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri.

Pantau suhu, nadi dan pernafasan. Perhatikan adanya mengigil atau laporkan anoreksia atau

malaise.

R: Peningkatan tanda vital menyeertai infeksi, fluktuasi atau perubahan gejala, menunjukkan

perubahan pada kondisi klien.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 31

Page 32: ASKEP MASA NIFAS

Observasi/ catat tanda infeksi lain atau drainase yang berbau busuk, subinvolusi uterus, nyeri

tekan yang hebat atau kemerahan, edema, darinase atau pemisahan insis.

R : Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan, meningkatkan resolusi infeksi.

Pantau masukkan oral/parenteral, tekankan kebutuhan sedikitnya 2000ml cairan perhari.

perhatikan haluaran urine, derajat hidrasi, adanya mual, muntah atau diare.

R : Peningkatan pemasukkan mengartikan kehiolangan dan meningkatkan volume sirkulasi,

mencegah dehidrasi, dan memmbanatu dalam reduksi demam.

Selidiki keluhan-keluhan nyeri kaki atau dada. Perhatikan pucat, bengkak atau kekakuan

ekstremitas bawah.

R : Tanda dan gejala ini adalah petunjuk pembentukkan thrombus septic.

Demonstrasikan pengguan krim antibiotic perineum, sesuai kebutuhan

R : Membasmi organism infeksius local, menurunkan risiko penyebaran infeksi.

2. DK : Nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukkan yang tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metabolic ( anoreksia, mual/muntah, pembatasan medis)

Hasil yang diharapkan : - Memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikkan oleh cepatnya pemulihan

luka ( Tepat waktu), tingkat enerergi tepat.

Intervensi Keperawatan

Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila batasan oral dibatasi.

R : Protein memnbnatu menungkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru. Zat besi

perlu untuk sintesis Hb, Vitamin C memudahkan absorpsi zat besi dan perlu untuk sintesis

dinding sel.

Tingkat masukkan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup dan cairan nutrisi lain.

R : Memberikan kalori dan nutrient lagi untuk memenuhi kebutuhan metabolic serta

menggantikkan kehilangan cairan , karenananya meningkatkan volume cairan sirkulasi.

Berikan cairan /nutrisi parenteral sesui indikasi.

R : Mungkin perlu untuk mengatasi dehidrasi, menggantikkan kehilangan caoran dan

memberikann nutrient yang perlu bila masukkan oral dibatasi.

Anjurkan tidur/ istirahat adekuat.

R : Menurunkan laju metabolism, memungkinkan nutrient dan oksigen digunakan untuk

proses pemulihan.

3. DK : Nyeri ( akut) b.d respon tubuh pada agen tidak efektif, sifat infeksi.

Hasil yang diharapkan : - Mengidentifikasi / menggunakan tindakan kenyamanan yang tepat secara

individu

- Melaporkan ketidaknyamanan hilang/terkontrol

Intervensi Keperawatan

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 32

Page 33: ASKEP MASA NIFAS

Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamana atau nyeri

R : Membantu dalam diagnose banding keterlibatan jaringan pada proses infeksi

Instruksikan klien dalam melakukkan teknik relaksasi, memberikan aktvitas pengalihan

seperti radio, televesi, atau membeca.

R : Memfokuskan kembali perhatian klien, meningkatkan perilaku yang positif dan

kenyamanan.

Berikan analgesic atau antipiretik

R : Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi

Berikan kompres panas local dengan menggunakkan lampu pemanas atau rendam duduk

sesui indikasi.

R : Kompres panas meningkatkan vasodilatasi, meningkatkan sirkulasi pada area yang sakit

dan meningkatkan ketidaknyaman local.

4. DK: Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua

Faktor resiko dapat meliputi : interupsi pada proses pertalian, penyakit fisik, ancaman yang

dirasakan pada kehidupan sendiri.

Hasil yang diharapkan: - Menunjukkan/ melakukkan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan

emosional terhadap bayi baru lahir , sesuai kemampuan

- Mengekspresikkan kenyamann denagn peran menjadi orang tua.

Intervensi Keperawatan

Berikkan kesempatan untuk kontak ibu-bayi kapan saja memungkinkan. Tempatkan gambar

bayi di samping tempat tidur klien, khususnya bila kebijakkna rumah sakit memerlukan

pemisahan bayi dari ibu selama periode demam.

R : Memfasilitasi kedekatan, mencegah klien terlibat ke dalam preokupasi-diri terhadap

pemisahannya dari bayi.

Pantau respon emosi klien terhadap penyakit dan pemisahan dari bayi, seperti depresi dan

marah.

R : Harapan normal adalah periode pascapartum tidak terkomplikasi dengan unit keluarga

ynag utuh.

Anjurkan klien untuk menyusui bayi bila mungkin dan meningkatkan partisispasinnya dalam

perawatan bayi saat infeksi teratasi.

R : Keberhasilan dalam menyelesaikkan tugas-tugas perawatan bayi meningkatkan

pandanagna dan kedekatan klien dengan bayi.

Observasi interaksi ibu-bayi

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 33

Page 34: ASKEP MASA NIFAS

R : Memeberikkan informasi mengenai status proses perhatian dan kebutuhan-kebutuhan

klien.

Buat rencana untuk tindak lanjut evaluasi yang tepat terhadap interaksi/ respons ibu-bayi.

R : Memberikkan sumber dan dukungan untuk klien, bermanfaat daalm mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan klien.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 34

Page 35: ASKEP MASA NIFAS

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan

waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Pada masa

nifas juga terjadi perubahan pada alat reproduksi yaitu pada serviks dan endometrium dan juga

pada masa ini ibu rentang terhadap perdarahan dan infeksi oleh sebab itu kita sebagai perawat

diharapkan mampu untuk bisa melakukan asuhan keperawatan pada nifas dengan perdarahan

dan febris.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dan mahasiswi mengerti dan mampu

untuk mengaplikasikan dan mempraktekan Asuhan Keperawatan Nifas dengan perdarahan dan

infeksi.

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 35

Page 36: ASKEP MASA NIFAS

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasi Perawatan Klien Ed. 3, Cet. 1. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Ed.2, Jil.1. Jakarta : EGC.

Padjajaran, Universitas. 2000. Obstetri Patologi. Bandung : Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.

Sulistyowati, Ari.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ed 1. Yogyakarta: CV Andi Offset

http://bojez.blogspot.com/2007/06/robekan-jalan-lahir.html ( 17 Mei 2010, jam 13.00)

http://qittun.blogspot.com/2008/06/konsep-nifas.html (17 ( 17 Mei 2010, jam 13.00)

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/02/perdarahan-postpartum/ ( 17 Mei 2010, jam 13.00)

Askep Nifas dengan Perdarahan dan Febris 36