BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada...

30
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat (Yuliana elin, 2011). BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra. (Smeltzer dan Bare, 2002). Hiperplasi prostat adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria > 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretra dan pembiasan aliran urinarius. (Doenges, 1999). Pendapat lain mengatakan bahwa BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000). Kesimpulan darikeempat pengertiandiatas dapat disimpulkan bahwa BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan penyumbatan prostatika dan umumnya terjadi pada pria dewasa lebih dari 50 tahun. Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang

terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat

(Yuliana elin, 2011).

BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran

memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin

dengan cara menutupi orifisium uretra. (Smeltzer dan Bare, 2002).

Hiperplasi prostat adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat

(secara umum pada pria > 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat

obstruksi uretra dan pembiasan aliran urinarius. (Doenges, 1999).

Pendapat lain mengatakan bahwa BPH adalah pembesaran

progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari

50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan

pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000).

Kesimpulan darikeempat pengertiandiatas dapat disimpulkan bahwa

BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak

disebabkan oleh hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat

yang mengakibatkan penyumbatan prostatika dan umumnya terjadi

pada pria dewasa lebih dari 50 tahun.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

9

B. Etiologi

Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang

belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung

pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH

adalah proses penuaan.

Menurut Roger Kirby (1994) karena etiologi yang belum jelas

maka melahirkan beberapa hipotesa antara lain :

a. Dihydrotestosteron

Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan

epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .

b. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron

Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon

estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan

hiperplasi stroma.

c. Interaksi stroma - epitel

Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor

dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan

hiperplasi stroma dan epitel.

d. Berkurangnya sel yang mati

Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup

stroma dan epitel dari kelenjar prostat.

e. Teori sel stem

Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

10

C. Tanda dan Gejala

Gambaran klinis pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda

gejala yaitu obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi disebabkan detrusor

gagal berkontraksi dan kuat sehingga mengakibatkan:

a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai

dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-

buli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan

intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.

b. Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan

karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan

tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi.

c. Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.

d. Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran

destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di

uretra.

e. Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum

puas.

Gejala iritasi terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna atau

pembesaran prostat akan merangsang kandung kemih, sehingga sering

berkontraksi walaupun belum penuh, dengan tanda dan gejala antara lain:

a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.

b. Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat

terjadi pada malam hari (Nocturia).

c. Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing(Mansjoer, 2000).

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

11

Derajat berat BPH menurut Sjamsuhidajat (2005) dibedakan

menjadi 4 stadium :

a. Stadium I

Ada obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine

sampai habis.

b. Stadium II

Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine

walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada

rasa ridak enak BAK atau disuria dan menjadi nocturia.

c. Stadium III

Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.

d. Stadium IV

Retensi urine total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan, urine

menetes secara periodik (over flow inkontinen).

Menurut Brunner and Suddarth (2002) menyebutkan bahwa,

manifestasi dari BPH adalah peningkatan frekuensi penuh, nokturia,

dorongan ingin berkemih, anyang-anyangan, abdomen tegang, volume

urine yang turun dan harus mengejan saat berkemih, aliran urine tak

lancar, dribbing (urine terus menerus setelah berkemih), retensi urine

akut.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

12

Adapun pemeriksaan kelenjar prostat melalui pemeriksaan di

bawah ini :

a. Rectal Gradding

Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :

1) Grade 0 : Penonjolan prostat 0-1 cm ke dalam rectum.

2) Grade 1 : Penonjolan prostat 1-2 cm ke dalam rectum.

3) Grade 2 : Penonjolan prostat 2-3 cm ke dalam rectum.

4) Grade 3 : Penonjolan prostat 3-4 cm ke dalam rectum.

5) Grade 4 : Penonjolan prostat 4-5 cm ke dalam rectum.

b. Clinical Gradding

Banyaknya sisa urine diukur tiap pagi hari setelah bangun

tidur, disuruh kencing dahulu kemudian dipasang kateter.

1) Normal : Tidak ada sisa

2) Grade I : sisa 0-50 cc

3) Grade II : sisa 50-150 cc

4) Grade III : sisa > 150 cc

5) Grade IV :pasien sama sekali tidak bisakencing

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

13

D. Anatomi danFisiologi

a. Anatomi sistem perkemihan

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Urinaria

Gambar 2.2 Anatomi prostat

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

14

b. Fisiologi

Kelenjar Kelamin Pria :

1) Vesikel Seminalis

Sepanjang vesikel seminalis, yang merupakan kantong

terkonvusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus

ejaculator menghasilkan secret berupa cairan kental dan basa yang

kaya akan fruktosa yang berfungsi untuk melindungi dan memberi

nutrisi sperma, yang meningkatkan pH ejakulat dan mengandung

prostaglandin yang menyebabkan gerakn spermatozoa lebih cepat,

sehingga lebih cepat sampi ke tuba fallopi. Setengah lebih sekresi

vesik seminalis dalah semen (Wibowo, 2012).

Cairan seminal adalah cairan tempat berenangnya

spermatozoa. Cairan ini memberi nutrien (makan) kepada

spermatozoa dan membantu motilitas spermatozoa. Setelah

berjalan dari vesicula seminalis dan ductus ejakulatorius ke urethra,

disini ditambahkan sekresi prostat dan sekresi dari glandula

bulbourethralis. Akhirnya cairan seminal ini diejakulasikan selama

rangsangan seksual. Sekresi prostat ini merupakan komponen

paling besar dari cairan seminal (Wibowo, 2012).

2) Kelenjar Prostat

Prostat merupakan bangunan yang berbentuk kerucut yang

panjangnya 4 cm, lebarnya 3 cm dan tebalnya 2 cm dengan berat

kira-kira 8 gram. Prostat mengelilingi bagian atas urethra dan

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

15

terletak dalam hubungan langsung dengan cervix vesicae urinaria.

Prostattersusun atas jaringan kelenjar dan serabut-serabut otot

involunter dan bereda di dalam kapsul fibrosa (Wibowo, 2012).

Prostat adalah kelenjar berbentuk donat tunggal seukuran

lubang persik. Ini mengelilingi tentang uretra hanya kalah dengan

kandung kemih. Tertutup oleh kapsul jaringan conective tebal,

terdiri dari 20-30 senyawa kelenjar tubuloalveolar diembed dalam

massa (stroma) dari otot polos dan jaringan ikat padat (Wibowo,

2012).

Jaringan otot prostat berfungsi untuk membantu dalam

ejakulasi. Sekresi prostat diproduksi secara terus-menerus dan

diekskresikan ke dalam urin. Setiap hari diproduksi kira-kira 1 ml,

tetapi jumlahnya tergantung dari kadar testosteron, karena hormon

inilah yang merangsang sekresi tadi. Sekret prostat mempunyai pH

6,6 dan susunannya seperti plasma, tetapi mengandung bahan-

bahan tambahan misalnya kolesterol, asam sitrat dan suatu enzim

hialuronidase. Sekret prostat ditambahkan ke dalam sperma dan

cairan seminal pada saat sperma dan cairan seminal melewati

urethra (Wibowo, 2012).

Sekresi kelenjar prostat memasuki uretra prostat melalui

beberapa saluran prostat ketika kontrak otot polos saat ejakulasi.

Hal ini memainkan peran dalam mengaktifkan sperma dan

bertanggung jawab atas sebanyak sepertiga dari volume air mani.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

16

Itu ia seperti susu, cairan sedikit asam yang mengandung sitrat

(sumber nutrisi), beberapa enzim (fibrinolisin, hialuronidase, asam

fosfatase), dan antigen prostatespecific (PSA). Prostat memiliki

reputasi sebagai perusak kesehatan (mungkin tercermin dalam

umum salah ucapan "prostat") (Wibowo, 2012).

Prostat sering membesar pada pria setengah umur atau umur

tua, dan pembesaran ini karena tekanan lain yang disebabkan oleh

apa saja pada sphincter urethra atau urethra itu sendisi, akan

menyebabkan retensi urin akut. Keadaan demikian dapat

disembuhkan dengan memasang kateter ke dalam vesica urinaria

atau melakukan prostatektomi pada pasien tertentu (Wibowo,

2012).

c) Glandula Bulbourethtalis (Cowper)

Kelenjar bulbouretral (cowper) adalah sepasang kelenjar

yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar

ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus kedalam

uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan

pada semen (spermatozoa+secret) (Wibowo, 2012).

Kelenjar prostat terletak tepat dibawah buli – buli dan

mengitari uretra. Bagian bawah kelenjar prostat menempal

pada diafragma urogenital atau sering disebut otot dasar

panggul.Kelenjar ini pada laki - laki dewasa kurang lebih

sebesar buah kemiri, dengan panjang sekitar 3 cm, lebar

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

17

4 cm dan tebal kurang lebih 2,5 cm. Beratnya sekitar 20

gram.

Prostat terdiri dari jaringan kelenjar, jaringan stroma

(penyangga ) dan kapsul. Cairan yang dihasilkan kelenjar

prostat bersama cairan dari vesikula seminalis dan kelenjar

cowper merupakan komponen terbesar dari seluruh cairan

semen. Bahan – bahan yang terdapat dalam cairan semen

sangat penting dalam menunjang fertilitas, memberikan

lingkungan yang nyaman dan nutrisi bagi spermatozoa serta

proteksi terhadap invasi mikroba.

Kelainan pada prostat yang dapat mengganggu proses

reproduksi adalah keradangan ( prostatitis ). Kelainan yang lain

seperti pertumbuhan yang abnormal ( tumor ) baik jinak

maupun ganas tidak memegang peranan penting pada proses

reproduksi tetapi lebih berperan pada terjadinya gangguan

aliran urin. Kelainan yang disebut belakangan ini

manifestasinya biasanya pada laki - laki usia lanjut ( FK

UNAIR / RSUD dr. Soetomo : 19 ).

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

18

E. Pathofisiologi

Gambar 2.3. Prostat normal dan Prostat bengkak

Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra

prostatika dan akan menghambat aliran urin. Keadaan ini dapat

meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap

tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dari buli - buli

berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urin keluar. Kontraksi

yang terus - menerus menyebabkan perubahan anatomi dari buli -

buli berupa : hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula,

sakula dan difertikel buli - buli.

Perubahan struktur pada buli - buli dirasakan klien sebagai

keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinary Tract

Symptom / LUTS (Basuki, 2000).

Puncakdari kegagalan kompensasi adalah ketidakmampuan otot

detrusor memompa urine dan terjadi retensi urine. Retensi urin yang

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

19

kronis dapat mengakibatkan kemunduran fungsi ginjal (Sunaryo, H,

1999 ).

Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada

traktusurinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga

terjadi perubahan fisiologis yangmengakibatkan resistensi uretra daerah

prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasidengan kontraksi lebih

kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan

penonjolan serat detrusor ke dalammukosa buli-buli akan terlihat sebagai

balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat daridalam vesika

dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat

detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil

dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan

detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan

menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak

mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang

berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsisaluran kemih atas (Mansjoer

Arif , 2000).

F. Komplikasi

Menurut Arifiyanto (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada

BPH adalah :

a. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter,

hidronefrosis, gagal ginjal.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

20

b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksipada waktu

miksi.

c. Karena selalu terdapat sisa urine sehingga dapat terbentuknya batu.

d. Hematuria.

e. Disfungsi seksual.

G. Pemeriksaan penunjang

Menurut smeltzer (2001), pemeriksaan penunjang saluran kemih

dapat dilakukan menggunakan :

a. Urinalisis

Urialisis dapat memberikan informasi klinik yang penting.

Urinalisis merupakan pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi

klinis, pemeriksaan urin menangkup evluasi hal-hal berikut:

1) Observasi warna dan kejernihan urin.

2) Pengkajian bau urin.

3) Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.

4) Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan

badanketondalam urin (masing-masing untuk proteinuria,

glukosuria, daketonoria).

5) Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan

pemusingan (centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah

(hematuria), sel darah putih, slinder (silindruria), Kristal

(kristaluria), pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria).

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

21

b. Pemeriksaan fungsi ginjal

Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya

penyakit ginjal dan mengikuti perjlanan klinik. Pemeriksaan ini juga

memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan

fungsi ekskresinya. Fungsi ginjal dapat dikaji secara lebih akurat jika

dilakukan dibeberapa pemeriksaan dan kemudian asilnya dianalisis

bersama. Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah

kemampuan pemekatan ginjal klirens kreatinin, kadar kreatinin serum

dan nitrogen urea darah (BUN).

c. Ultrasound

Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara

yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas.

Organ-organ dalam system urinarius akan menghasilkan gambar-

gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan,

massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obstruksi dapat

diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan teknik noninvasif dan

tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelaskan prosedur

serta tujuannya kapada pasien. Karena sensitivitasnya, pemeriksaan

USG telah menggantikan banyak prosedur diagnosis lainnya sebagai

tindakandiagnosticpendahuluan.

d. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya. Dalam pemeriksaan ini

dibagi ke dalam beberapa macam, yaitu :

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

22

1) Kidney,Ureterand Bladder(KUB)

Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB

dapat dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal

dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau

traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor

atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan

disekitarnya.

2) Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive

yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran

kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan

informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.

3) Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous

pyelogram)

Pemeriksaan urografi intravena yang juga dikenal dengan nama

intravenous pyelogaram(IVP) memungkinkan visualisasi ginjal

ureter dan kandung kemih. Media kontras radiopaque disuntikan

secara intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta

dipekatkan oleh ginjal. Tebal nefrotomogram dapat dilaksanakan

sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan

ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk

membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal

atau trakrus urinarius. Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

23

bagian dari penkajian pendahuluan terhadap semua masalah

urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi

pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan perkiraan

kasar terhadap fungsi ginjal. Sesudah media kontras (sodium

diatrisoat atau meglumin diatrisoat) disuntikan secara intravena,

pembuatan foto rontgen yang multiple dan seril yang dilakukan

untuk melihat struktur drainase.

4) Pielografi retrograd

Dalam pielografi retrograd, kateter uretra dimasukan lewat ureter

ke dalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media

kontras dimasukkan dengan gravitasi atau penyuntikan melalui

kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika pemeriksaan

IVP kurang memperlihatkan dengan jelas system pengumpul.

Pemeriksaan pielografi retrograd jarang dilakukan dengan semakin

majunya teknik-teknik yang digunakan dalam urografi ekskretorik.

5) Infusion drip pyelography

Merupakan pemberian lewat infuse larutan encer media kontras

dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim

ginjal dan mengisi seluruh traktus urinarius.

6) Sistogram

Sebuah kateter dimasukkan kedalam kandung kemih, dan

kemudian media kontras disemprotkan untuk mellihat garis besar

dinding kandung kemih serta membantu dalam mengevaluasi

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

24

refluks vesikouretral. Sistogram juga dilakukan bersama dengan

perekaman tekanan yang dikerjakan secara bersamaan di dalam

kandunng kemih.

7) Sistouretrogram

Menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa

dilakukan melalui penyuntikan retrograde media kontras ke dalam

uretra serta kandunng kemih atau dengan pemeriksaan sinar X

sementara pasien mengekskresikan media kontras.

8) Angiografi renal

Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri

femoralis atau aksilaris ditusuk dengan jarum khusus dan

kemudian sebuah kateter disisipkan melalui arteri femoralis serta

iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras disuntikkan

untuk menghasilkan opasitas suplai arteri renalis. Angiografi

memungkinkan evaluasi dinammika aliran darah, memperlihatkan

vaskulatur yang abnormal dan membantu membedakan kista renal

dengan tumor renal.

e. Endourologi (prosedur endoskopi urologi)

1) Pemeriksaansistoskopi

Merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung

kemih. Alat sistokop, yang dimasukan melalui uretra ke dalam

kandung kemih, memiliki system lensa optis yang sudah ada pada

alat itu sendiri sehingga akan meemberikan gambar kandung kemih

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

25

yang diperbesar dan terang. Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi

untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara

lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan uretra pars

prostatika. Kateter uretra yang halus dapat dimasukan melalui

sistoskop sehingga ureterdan pelvis ginjal dapat dikaji. Sistoskop

juga memungkinkanahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin

dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat

forceps dapat dimasukkan melalui sistoskop untuk keperluan

biopsi. Batu dapat dikeluarkan dari uretra, kandung kemih dan

ureter melalui sistoskop. Alat endoskop dimasukkan dengan

melihatnya secara langsung. Uretra dan kandunng kemih

diinspeksi. Larutan irigasi steril disemprotkan untuk menimbulkan

distensi kandung kemih dan membilas keluar semua bekuan darah

sehinngga visualisasi menjadi lebih baik. Penggunaan cahaya

denngan intensitas tinggi dan lensa yang bisa ditukar-tukar

memungkinkan visualisasi yang sangat baik serta memudahkan

pembuatan gambar-gambar yang diam dan yang bergerak dari

struktur ini. Sebelum melaksanakan prosedur pemeriksaan dapat

diberikan preparat sedativ. Anestesi topical local disemprotkan

kedalam uretra sebelum ahli urologi memasukkan alat sistoskop.

Pemberian diazepam (valium) intravena bersama dengan preparat

anestesi topical uretra dapat diberikan.Setelah menjalani

pemeriksaan sistoskopik, kadang-kadang penderita kelainan

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

26

patologik obstruktif mengalami retensi urin sebagai akibat dari

edema yang disebabkan oleh instrumentasi. Penderita hyperplasia

prostat harus dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan

retensi urin. Pasien yang menjalani instrumentasi traktus urinarus

(yaitu, sistoskopi) perlu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda

dan gejala infeksi urinarius. Edema uretra yang terjadi sekunder

akibat trauma local dapat menyumbat aliran urin, oleh karena itu

pemantauan akan adanya tanda-tanda dan gejala obstruksi pada

pasien juga perlu dilakukan.

2) Brush biopsy ginjal dan uretra

Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik

apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang

abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut

merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak. Pertama-

tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik. Kemudian dipasang

kateter uretra yang di ikuti oleh tindakan memasukkan alat sikat

khusus (biopsy brush) melalui kateter tersebut. Kelainan yang

dicurigai disikat maju mundur secara teratur untuk mendapatkan

sel-sel dan fragmen jaringan permukaan untuk pemeriksaan

analisis histology. Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan,

pemberian cairan infus dapat dilakukan untuk membersihkan ginjal

dan mencegah pembentukan bekuan darah. Urin dapat

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

27

mengandung darah (yang biasanya menjadi jernih dalam waktu 24-

48 jam) akibat perembesan pada tempat penyikatan.

3) Endoskopi renal (nefroskopi)

Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop

kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara

perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal, mengelluarkan

batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan

diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.

4) Biopsiginjal

Biopsi ginjal dilakukan dengan menusukan jarum biopsi melalui

kulit kedalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi terbuka

melalui luka insisi yang kecil didaerah pinggang. Pemeriksaan ini

berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan

mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron

serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit

glomerulus.Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksan koagulasi perlu

dilakukan lebih dahulu untuk mengidentifikasi setiap resiko

terjadinya perdarahan pascabiopsy.

5) Pemeriksaan radio isotop

Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu

prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien

yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena.

Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang ditempatkan

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

28

disebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam posisi

telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang dihasilkan (yang

disebut pemindai) menunjukan distribusi preparat

radiofarmaseutikal didalam ginjal.Pemeriksaan pemindai Tc

menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna

untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk.

6) Pengukuran urodinamik

Pengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan

fisiologik dan structural untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih

serta uretra.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

29

H. Pathways

masuk

Otot

suprapubik

Spasme otot

destruksor

(Wibowo, 2012).

Ketidakseimbangan produksi estrogen dan testosteron

Kadar Estrogen meningkat

RETENSI URINE

NYERI AKUT

NYERI AKUT

CEMAS

DEFISIENSI

PENGETAHUAN

INTOLERANSI

AKTIFITAS

DISTRESS

SPIRITUAL

Perubahan usia (usia lanjut)

Kadar Testoteron menurun testosteron

Proligerasi sel prostat Hiperplasi sel stroma pada jaringan prostat

Obstruksi saluran kemih Pembedahan

BPH

Kompensasi otot destruksor Dekompensasi otot destruksor

Penebalan

dinding urinaria

Kontraksi otot

Adanya media masuk

Kuman

Kesulitan

berkemih

Dipasang kateter

Terputusnyakontinuitas jaringan

RESIKO INFEKSI

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

30

I. Fokus Intervensi Keperawatan

1. Preoperasi

a. DX I:Retensi urine berhubungan dengan tekanan uretral tinggi karena

kelemahan detrusor (dekompensasi otot detrusor).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

pengeluaran urine lancar.

NOC:

1) Urinary elimination

2) Urinary continence

Kriteria Hasil:

1) Kandung kemih kosong secara penuh

2) Tidak ada spasme bladder

3) Tidak ada sisa setelah buang air > 100-200cc.

4) Balance cairan seimbang.

NIC:

Urinary retension care

1) Monitor intake dan output

2) Monitor penggunaan obat antikolioenergik

3) Monitor derajat distensi bladder

4) Katerisasi jika perlu

5) Monitor tanda dan gejala ISK

b. DX II : Nyeri akut berhubungan agen injuri biologis

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

berkurang atau hilang.

NOC:

1) Pain level

2) Pain control

3) Comfort level

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

31

Kriteria Hasil:

1) Mampu mengontrol nyeri

2) Melaporkan nyeri berkurang

3) Mampu mengenali nyeri

4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC: Manajemen Nyeri

1) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi,

frekuensi, intensitas, dan faktor penyebab.

2) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika

tidak dapat berkomunikasi secara efektif.

3) Berikan analgetik dengan tepat.

4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama

akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.

5) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide,

imagery,terapi musik,distraksi)

6) Tingkatkan istirahat.

7) Kurangi faktor presipitasi nyeri.

c. DX III : Resiko infeksi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi

tidak terjadi.

NOC:

1) Immune status

2) Knowlegde : Infection control

3) Risk control

Kriteria Hasil:

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.

2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.

3) Jumlah leukosit dalam batas normal

4) Menunjukkan perilaku hidup sehat.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

32

NIC: Kontrol Infeksi

1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.

2) Pertahankan teknik isolasi.

3) Batasi pengunjung bila perlu.

4) Monitor tanda dan gejala infeksi.

5) Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung

kemih.

d. DX IV : Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan

operasi.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dan

keluarga tidak mengalami kecemasan.

NOC:

1) Anxiety self control

2) Anxiety level

3) Coping

Kriteria Hasil:

1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.

2) Vital sign dalam batas normal.

3) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas

menunjukkan berkurangnya cemas.

NIC: Penurunan Kecemasan

1) Gunakan pendekatan yang menenangkan.

2) Menurunkanstimulasi lingkungan ketika cemas

3) Identifikasi tingkat kecemsan.

4) Mencari informasi untuk menurunkan cemas

5) Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

33

e. DXV:Defisiensi pengetahuan pengetahuan berhubungan dengan

keterbatasan informasi mengenai penyakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

pengetahuan pasien dan keluarga bertambah.

NOC:

1) Knowledge : desease process

2) Knowledge : health behavior

Kriteria Hasil:

1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,

prognosis, dan program pengobatan

2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan

secara benar

3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat

NIC:Teaching : disease Process

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

penyakit yang spesifik.

2) Jelaskan pathofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat.

3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat.

4) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

5) Hindari jaminan yang kosong.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

34

2. Post operasi

a. DX I : Nyeri akut berhubungan dengan tindakan infasif.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

berkurang atau hilang.

NOC :

1) Pain level

2) Pain control

3) Comfort level

Kriteria Hasil:

1) Mampu mengontrol nyeri

2) Melaporkan nyeri berkurang

3) Mampu mengenali nyeri

4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC: Manajemen Nyeri

1) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi,

frekuensi, intensitas, dan faktor penyebab.

2) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika

tidak dapat berkomunikasi secara efektif.

3) Berikan analgetik dengan tepat.

4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa

lama akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.

5) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide,

imagery,terapi musik,distraksi)

6) Tingkatkan istirahat.

7) Kurangi faktor presipitasi nyeri.

b. DX II : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktifitas

meningkat dan kembali normal

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

35

NOC :

1) Energy conservation

2) Activity tolerance

3) Self care : ADLs

Kriteria Hasil:

1) Berpartisipasi aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, Nadi

dan RR.

2) Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri.

3) Tanda-tanda vital normal.

NIC:Activity Therapy

1) Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam

merencanakan program terapi yang tepat.

2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu

dilakukan.

3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai.

4) Latih mobilisasi.

5) Bantu pasien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang.

6) Bantu pasien untuk mendapatkan alat bantuan untuk beraktifitas

(krek, kursi roda).

c. DX III : Resiko infeksi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi

tidak terjadi.

NOC :

1) Immune status

2) Knowlegde : Infection control

3) Risk control

Kriteria Hasil:

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.

2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

36

3) Jumlah leukosit dalam batas normal

4) Menunjukkan perilaku hidup sehat.

NIC: Kontrol Infeksi

1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.

2) Pertahankan teknik isolasi.

3) Batasi pengunjung bila perlu.

4) Monitor tanda dan gejala infeksi.

5) Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung

kemih.

6) Kolaborasikan dengan dokter pemberian antibiotik.

d. DX IV : Distres Spiritual berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

masalah distres spiritual dapat teratasi.

NOC:

1) Ansietas kematian

2) Koping ketidakefektifan

3) Distress spiritual

Kriteria Hasil:

1) Mampu mengontrol kecemasan

2) Kesehatan spiritual

3) Menunjukkan harapan arti hidup

4) Terlibat dalam lingkungan sosial

NIC: Spiritual Support

1) Gunakan komunikasi terapeutik untuk membangun kepercayaan

dan kepedulian empati.

2) Sediakan privasi dan waktu yang cukup untukkegiatan spiritual.

3) Atur kunjungan oleh penasehat spiritual individu.

4) Mengacu pada penasehat spiritual pilihan individu.

5) Latih pasien solat dan tayamum dalam keadaan tidur.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1100/3/LUKMAN KHAKIM BAB II.pdf · Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai

37

e. DX V : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatan

luka di rumah teratasi.

NOC :

1) Knowledge : desease process

2) Knowledge : health behavior

Kriteria Hasil:

1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,

prognosis, dan program pengobatan

2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar

3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat

NIC:Teaching : disease Process

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

penyakit yang spesifik.

2) Jelaskan pathofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat.

3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat.

4) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

5) Hindari jaminan yang kosong.

Asuhan Keperawatan Pada..., LUKMAN KHAKIM Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016