BAB II (Referat)

24
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita bukan hanya lanjut saja, bahkan saat ini juga menyerang orang dewasa muda (Darmojo, 2001). diketahui bahwa ! dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diiden penyebab penyakitnya. "enurut adan #esehatan Dunia ($H%) pada tahun 2011, men&atat hingga satu m orang di dunia mengalami hipertensi dan dua pertiga di antaranya beradadi negara berkembang yang berpenghasilan rendah'sedang. adan #esehatan Dunia ($H%) juga menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring denga penduduk yang membesar, dan diperkirakan pada tahun 202 sebanyak 2! orang dew seluruh dunia menderita hipertensi. Di *ndonesia angka kejadian hipertensi men&a pada tahun 201 , angka ini dilaporkan menurun dibandingkan tahun 200- -,1 . sumsi terjadinya penurunan ini adalah kemungkinan masyarakat sudah mula berobat ke fasilitas kesehatan (appenas, 2012). Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan dampak pada morbi dan mortalitas. /aat ini diyakini bahwa hipertensi merupakan bagian dari kondisi yang dijelaskan sebagai sindrom aterosklerotik atau sindrom hipertensi struktur didapat dan sindrom metabolik. Diperkirakan, sekitar -0 pasien dengan hiperte memiliki satu atau lebih gangguan metabolik atau fungsional yang akan meningkatk kerusakan askular, aterosklerosis, dan kerusakan organ target. Hipertensi esensial dikaitkan dengan beberapa kelainan metabolik, di antara hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia ini dikaitkan dengan adanya sensiti it menurun (resistensi insulin) dengan sekresi insulin kompensantori. "enurut ind et.al bahwa sekitar 30 terjadi resistensi insulin pada hipertensi esensial. Hipertensi esensial se&ara independen dikaitkan dengan penurunan tingkat clearance insulin di samping resistensi insulin. /ebuah tingkat &learan&e insulin metaboli 1

description

interna

Transcript of BAB II (Referat)

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangHipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita bukan hanya oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini juga menyerang orang dewasa muda (Darmojo, 2001). Bahkan, diketahui bahwa 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011, mencatat hingga satu miliar orang di dunia mengalami hipertensi dan dua pertiga di antaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar, dan diperkirakan pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Di Indonesia angka kejadian hipertensi mencapai 25,8% pada tahun 2013, angka ini dilaporkan menurun dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 37,1%. Asumsi terjadinya penurunan ini adalah kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan (Bappenas, 2012).Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan dampak pada morbiditas dan mortalitas. Saat ini diyakini bahwa hipertensi merupakan bagian dari kondisi heterogen yang dijelaskan sebagai sindrom aterosklerotik atau sindrom hipertensi struktur genetik atau didapat; dan sindrom metabolik. Diperkirakan, sekitar 70% pasien dengan hipertensi genetik memiliki satu atau lebih gangguan metabolik atau fungsional yang akan meningkatkan risiko kerusakan vaskular, aterosklerosis, dan kerusakan organ target. Hipertensi esensial dikaitkan dengan beberapa kelainan metabolik, di antara mereka, hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia ini dikaitkan dengan adanya sensitivitas insulin yang menurun (resistensi insulin) dengan sekresi insulin kompensantori. Menurut Lind et.al bahwa sekitar 40% terjadi resistensi insulin pada hipertensi esensial.Hipertensi esensial secara independen dikaitkan dengan penurunan tingkat clearance insulin di samping resistensi insulin. Sebuah tingkat clearance insulin metabolik yang rendah dapat menjadi faktor penyumbang terhadap hiperinsulinemia yang diamati pada hipertensi esensial. Etiologi hiperinsulinemia pada hipertensi esensial juga dapat dianggap sebagai konsekuensi dari kompensasi peningkatan sekresi sel pankreas sebagai respon terhadap penurunan periferal (misalnya, otot) penggunaan glukosa insulin-mediated (resistensi insulin). Aksi insulin in vivo juga dilaporkan menurun pada kasus hipertensi. Alternatif (atau bersamaan) penjelasan untuk hiperinsulinemia adalah adanya pengurangan insulin clearance, yang akan menyebabkan insulin yang tersisa dalam sirkulasi untuk jangka waktu yang lebih lama dan tingkat insulin plasma sehingga lebih tinggi.

Dalam studi epidemiologis juga telah mengidentifikasi hubungan antara hiperinsulinemia (puasa meningkat dan tingkat insulin postprandial) dan hipertensi. Hal ini mungkin terjadi oleh karena naiknya level insulin dapat merangsang proliferasi sel-sel otot polos di dinding arteri dan juga terkait dengan pola aterogenik lipid dan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatik. Beberapa obat antihipertensi, termasuk golongan angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEI) dan angiotensin receptor blockers (ARB) mempunyai efek menguntungkan terhadap kondisi resistensi insulin, melalui efek menghambat sistim renin angiotensin. Candesartan adalah salah satu antihipertensi yang ideal pada sindroma metabolik yang dapat menurunkan resistensi insulin dan memiliki efek samping metabolic yang minimal. Moan et al, menyebutkan bahwa candesartan dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada pasien dengan hipertensi esensial berat. Selain itu, Laakso, et.al juga menyebutkan bahwa candesartan adalah netral secara metabolik, dan tidak memiliki efek buruk yang signifikan pada metabolisme glukosa. Melalui penghambatan RAAS, candesartan dapat meningkatkan pengiriman insulin dan glukosa ke otot skeletat peripheral atau meningkatkan pelepasan insulin atau insulin responsive, kemungkinan kedua meningkatkan konsentrasi kalium plasma, yang menyebabkan meningkatnya sensitivitas insulin. Candesartan mengurangi jumlah pasien yang berkembang menjadi DM (Zeeshan,2011).1.2. Perumun MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalahnya yaitu bagaimana pengaruh candesartan terhadap sensitifitas insulin pada pasien dengan hipertensi esensial? 1.3. Tujuana) Mengetahui apakah candesartan dapat mempengaruhi sensitifitas insulin pada pasien dengan hipertensi esensialb) Mengetahui bagaimana cara kerja candesartan1.4. Manfaata. Manfaat PenulisSebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh candesartan terhadap sensitifitas insulin pada pasien dengan hipertensi esensial.b. Manfaat MasyarakatSebagai sumber pengetahuan bahwa manfaat lain candesartan selain sebagai obat antihipertensi

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1. HIPERTENSI II.1.1. DefinisiHipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Sheps,2005). Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002).Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial / hipertensi primer.

II.1.2. EpidemiologiData epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan juga akan semakin bertambah. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa terjadi sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta oraang dan terjadi peningkatan sekitar 15 juta dari data NHANES III tahun 1998-1991. Hipertensi esensial juga merupakan kasus terbanyak 95% dari seluruh kasus hipertensi.

II.1.3. EtiologiSampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi (Astawan,2002) Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik ( Amir,2002) Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.( Hayens, 2003 )

II.1.4. KlasifikasiBerdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu : a) Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999). b) Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005). Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan sistolik. a) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.b) Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol. c) Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. (Gunawan, 2001)Menurut JNC VIII klasifikasi hipertensi untuk usia 18 tahun, yaituKlasifikasi

Tekanan Sistolik( mmHg )Tekanan Diastolik( mmHg )

Normal