BAB II Ansietas

29
BAB II LAPORAN KASUS 2.1 IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. B Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 40 tahun Status Perkawinan : Menikah Bangsa : Indonesia Suku : Jawa Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Tani Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi. IDENTITAS DARI ALLOANAMNESIS : Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 43 tahun Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Tani Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi Hubungan dengan pasien : Suami Keakraban dengan pasien : Akrab

description

laporan kasus

Transcript of BAB II Ansietas

Page 1: BAB II Ansietas

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. B

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 40 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Bangsa : Indonesia

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi.

IDENTITAS DARI ALLOANAMNESIS :

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 43 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Tani

Alamat : Muaro Sebu, Muaro Jambi

Hubungan dengan pasien : Suami

Keakraban dengan pasien : Akrab

Kesan pemeriksaan/ dokter terhadap keterangan yang diberikan : Dapat dipercaya

Page 2: BAB II Ansietas

I. Anamnesis

Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari :

Pasien dan informan (alloanamnesis/suami pasien)

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan :

Sendiri

2. Keluhan utama :

Os merasa cemas

Os susah tidur sejak ±1 bulan yang lalu

3. RPS/RPP:

Keluhan dan gejala :

Sejak sebulan yang lalu Os merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-

debar, dan takut mati. Perasaan cemas dirasakan sepanjang hari dan semakin

meningkat terutama saat malam hari menjelang tidur. Perasaan cemas yang

seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh Os. Os mengaku susah tidur.

Selama 2 minggu pertama Os susah memulai tidur, Os merasa cemas dan

takut kalau Os tidur keesokan harinya Os tidak bangun lagi, karena itu Os

sehari tidur dan sehari tidak. 1 minggu terakhir Os tidak bisa tidur sama sekali

sampai pagi, meskipun Os telah berusaha memejamkan matanya.

Os susah berkonsentrasi dan fokus pada saat membaca ataupun

menonton televisi, meskipun demikian Os masih tetap bekerja memanen

kelapa sawit di kebun dan melakukan aktifitas rumah tangga seperti biasanya

meskipun agak sedikit terganggu. Nafsu makan dan BB os turun selama sakit,

meskipun nafsu makan Os menurun, Os tetap memaksakan untuk makan

meskipun sedikit dengan memasak makanan yang biasanya Os sukai, tetapi

ini tidak banyak membantu karena tetap saja Os hanya makan 4-5 suap.

Os juga mengeluh sering sakit kepala. Sakit kepala dirasakan seperti

mengikat didaerah kepala belakang, leher dan pundak.

Page 3: BAB II Ansietas

Perasaan seperti ini dirasakan Os setelah kematian sahabat dekat yang

sudah lama dikenalnya. ± satu bulan yang lalu sebelum munculnya gejala

yang dirasakan os, sahabat os yang sama-sama bekerja sebagai pemanen

kelapa sawit meninggal mendadak. Sehari sebelumnya Os dan temannya

masih memanen sawit berdua, dan sahabatnya terlihat sehat dan baik-baik

saja. Malam harinya sahabat Os demam, dan pada saat dibangunkan oleh

suaminya untuk solat subuh, sahabat Os tidak bangun dan telah meninggal

dunia.

Os sempat berobat ke poli syaraf di salah satu rumah sakit swasta di

jambi. Os tidak dirawat dan hanya diberikan obat, salah satunya diberikan

obat tidur. Os bias tidur dengan mengkonsumsi obat, dan jika Os tidak

mengkonsumsi obat tidurnya, Os tidak bisa tidur sama sekali. Os merasa

keluhannya semakin lama semakin memburuk oleh karena itu Os memutuskan

untuk memeriksakan kesehatannya ke RSJ.

4. Hendaya/disfungsi dalam hubungan sosial, pekerjaan dan penggunaan

waktu senggangnya.

Os melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya meskipun agak sedikit

terganggu. Os mudah bergaul dengan orang-orang disekitarnya baik keluarga

maupun teman-temannya.

5. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat psikiatrik :

Os tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

Riwayat medis :

Riwayat trauma kepala (-), DM (-), kejang (-), hipertensi (-).

Riwayat penggunaan alkohol dan zat lain :

Penggunaan zat (-) alkohol (-).

Page 4: BAB II Ansietas

6. Riwayat Keluarga

6.1. Faktor keturunan (genetik) :

Tidak ada riwayat kelurga.

Dikelurga os tidak ada yang mengalami gangguan jiwa maupun yang

mengalami gangguan seperti yang sekarang Os alami.

6.2. Penggunaan Alkohol : Tidak ada riwayat keluarga.

6.3. Perilaku antisosial : Tidak ada riwayat keluarga

6.4. Kepribadian keluarga,

Ayah : baik (+), perhatian (+), tegas (+)

Ibu : penurut (+), perhatian (+), perhatian (+), penyabar (+)

Saudara laki-laki : baik (+), perhatian (+), tegas (+)

Saudara perempuan : penurut (+) , perhatian (+), penyabar (+)

6.5. Urutan saudara dan usiannya : os. merupakan anak pertama.

Os bersaudara 3 orang, Os anak pertama

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan : pasien

Page 5: BAB II Ansietas

7. Riwayat Pribadi

Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir setelah dikandung selama 9 bulan, merupakan kehamilan

yang diharapkan dan direncanakan, lahir spontan dibantu oleh dukun dan

tidak ada penyulit dalam proses kehamilan atau persalinan. Pasien lahir

dengan berat badan cukup dan tidak memiliki kelainan fisik.

Masa kanak-kanak awal ( kelahiran sampai usia 3 tahun )

a. Kebiasaan makan dan minum

Tidak diketahui dengan pasti oleh pasien karena kedua orangtuanya sudah

meninggal. Sepengetahuan pasien, ibunya tetap memberikan ASI disela

kesibukannya.

b. Perkembangan awal

Sepengetahuan pasien, secara umum kesehatan pasien baik, pertumbuhan

dan perkembangan tampak normal seperti anak lainnya.

c. Toilet training

Tidak diketahui bagaimana toilet traning diajarkan oleh ibunya.

d. Gejala-gejala dari gangguan perilaku

Tidak ada.

e. Kepribadian dan temperamen

Os termasuk anak yang aktif dan tidak rewel.

Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 – 11 tahun )

Pertumbuhan dan perkembangan Os sama seperti anak seusianya. Os

merupakan anak yang aktif, mudah bergaul dan sedikit pemalu, Os memiliki

banyak teman dan bisa bergaul dengan baik dengan teman sebaya di

lingkungan sekitar rumahnya.

Os mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, pertama sekali pergi

sekolah bersama dengan teman-teman dan diantar oleh ibu. Pulang sendiri

Page 6: BAB II Ansietas

dari sekolah bersama teman-teman tetangga sebelah rumahnya. Tidak ada

tanda-tanda kecemasan pada hari-hari pertama masuk sekolah ataupun pada

hari-hari berikutnya. Prestasi akademik Os biasa saja, tidak pernah tinggal

kelas dan tidak pernah ada masalah selama sekolah baik dengan guru maupun

dengan teman-temannya.

Masa kanak-kanak akhir (pre-pubertas hingga remaja)

a. Hubungan sosial

Os merupakan anak yang aktif dan sedikit pemalu, os memiliki banyak

teman dan bisa bergaul dengan teman sebayanya di lingkungan sekitar

rumahnya. Os tidak pernah bermasalah dalam menjalin hubungan

pertemanan.

b. Riwayat sekolah

Os mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, prestasi akademik Os biasa

saja, tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah ada masalah selama

sekolah baik dengan guru maupun dengan teman-teman. Setelah tamat SD

os berhenti sekolah karna masalah ekonomi.

c. Perkembangan kognitif dan motorik

Sesuai dengan anak seusianya

d. Masalah emosi dan fisik masa remaja

Sesuai dengan anak seusianya, tidak ada masalah dengan emosi dan fisik.

e. Riwayat Psikoseksual

i. Ketertarikan awal pada lawan jenis

Pasien mulai merasakan ketertarikan pada lawan jenis sekitar umur 14-

15 tahun.

ii. Pasien mengetahui masalah seksual dari teman-temannya.

iii.Kegiatan seksual pranikah tidak ada.

Page 7: BAB II Ansietas

Masa Dewasa

Pekerjaan : Os bekerja sebabagai seorang buruh pemanen sawit dan

tidak pernah memiliki pekerjaan lain.

Pernikahan : Os menikah dan memiliki dua orang anak, hubungan Os

dan suaminya baik semenjak awal pernikahan hingga sekarang, tidak

pernah ada permasalahan serius.

Kepribadian orang serumah

Riwayat pendidikan : Os hanya menempuh pendidikan sekolah dasar.

Agama : Os termasuk muslim yang taat. Kehidupan beragama pasien

cukup baik, dalam kehidupannya menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

taat beribadah.

Aktivitas Sosial : Os bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang

disekitar, aktif dalam bermasyarakat, selalu mengikuti kegiatan gotong

royong, arisan dasawisma, majelis taklim.

Situasi sosial saat ini :

1. Tempat tinggal : tinggal bersama suami dan 2 orang anak yang

berusia 15 th dan 10 th (rumah sendiri)

2. Polusi lingkungan : bising (-), ramai (-)

Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami os. :

No. Status Kepribadian Hubungan

1. Suami Baik (+), perhatian (+), penyabar (+)

Akrab

2. Anak perempuanAnak laki-laki

Baik(+),penurut (+)Baik(+),penurut(+)

AkrabAkrab

Page 8: BAB II Ansietas

Rumah tempat

tinggal

Keadaan Rumah

Tenang Cocok Nyaman

Rumah orang

tua os.

√ √ √

Rumah Os

bersama suami

√ √ √

Riwayat pelanggaran hukum : Os tidak pernah melakukan pelanggaran

hukum ataupun berurusan dengan kepolisian dan tidak ada pengalaman

militer

Riwayat Seksual

Selama perkawinan kegiatan seksual dengan suami berlangsung normal.

Persepsi dan tanggapan pasien mengenai diri dan kehidupan

Os merasa dirinya saat ini sedang mengalami gangguan, dan os ingin sembuh.

Oleh Karen itu os segera mencari pengobatan.

II. Status Mental

Page 9: BAB II Ansietas

1. Deskripsi Umum

1) Penampilan

Sikap tubuh : Roman muka tampak gelisah dan cemas

Cara berpakaian : Rapi dan kebersihan diri baik

Kesehatan fisik : Tampak sehat, perawakan agak gemuk

2) Perilaku dan aktifitas psikomotor

Cara berjalan : Normoaktif

Sikap terhadap pemeriksa : Ramah, kooperatif, kontak mata (+)

Aktivitas psikomotor : Cukup tenang dan rileks.

3) Pembicaraan

Cara berbicara : Spontan, suara jelas.

Produktifitas : Menjawab semua pertanyaan dengan

kemampuan berbahasa yang baik.

4) Afek, mood dan emosi lainnya

Afek : Luas

Mood : Cemas

Kesesuaian afek : Sesuai

5) Pikiran

Bentuk pikir : Realistik

Proses berpikir : Koheren

Isi pikiran : Preokupasi akan kematian

6) Persepsi

Ilusi : tidak ada

Halusinasi : tidak ada

Depersonalisasi : tidak ada

Derealisasi : tidak ada

7) Sensorium

Page 10: BAB II Ansietas

Kesadaran : Kompos mentis

Orientasi W/T/O : Baik

Konsentrasi dan kalkulasi : Baik

Memori : Baik

Konsentrasi-perhatian : Baik

Pengetahuan umum : Baik

8) Pengendalian impuls : Baik

9) Daya nilai

Normal sosial : Baik

Uji daya nilai : Baik

Penilaian realitas : Baik

Tilikan : 6

10) Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

11) Pemeriksaan psikiatrik khusus lainnya :

Tidak ada

III. Status Interna :

Tekanan Darah :120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,8OC

RR : 20x/menit

IV. Status Neurologi :

GCS 15

Nyeri kepala (+)

Kejang (-)

V. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Khusus Lainnya

Page 11: BAB II Ansietas

Tidak ada

VI. Pemeriksaan Oleh Psikolog/ Petugas Sosial dan lain-lain

Tidak ada

VII. Ikhtisar Penamuan Bermakna

Telah diperiksa seorang perempuan, 40 tahun, suku Jawa, beragama Islam,

pendidikan terakhir SD, ibu rumah tangga, anak pertama dari tiga bersaudara,

menikah satu kali, datang ke Poli Psikiatri RSHS dengan keluhan utama cemas

dan sulit tidur yang dirasakan sejak satu bulan yang lalu pada saat mengetahui

sahabat dekatnya meninggal. Kondisi ini semakin sering dialami Os bahkan

hampir setiap hari walaupun dirinya sedang tidak beraktifitas apapun. Bila

serangan datang, jantung Os langsung berdebar-debar sangat kuat, timbul cemas,

gelisah, berkeringat, sakit kepala dan timbul ketakutan akan kematian dan pada

saat serangan datang.

Hal ini membuat Os merasa khawatir dan ketakutan akan penyakitnya

sehingga Os menceritakan kondisinya ini kepada keluarganya, kemudian

langsung memeriksakan kesehatannya ke salah satu RS Swasta di Jambi. Os

tidak dirawat dan hanya diberikan beberapa obat, termasuk obat tidur. Os dapat

tidur dengan mengkonsumsi obat tidur, dan jika tidak maka Os tidak bisa tidur

sama sekali sampai pagi.

Os adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Os dibesarkan dalam

lingkungan sosiokultural Jawa dengan kondisi status ekonomi yang cukup dan

menerapkan nilai-nilai agama dengan baik. Dalam cara pengasuhan anak, ayah

dan ibunya tidak mengekang.

Dari pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan tampak

sehat, perawakan agak gemuk dengan roman wajah cemas dan gelisah, tampak

rapi dan kebersihan. Mood pasien cemas dan terdapat preokupasi terhadap

Page 12: BAB II Ansietas

kematian. Os menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa oleh karena itu Os

ingin mendapatkan pengobatan.

VIII. Evaluasi Diagnostik

Pada Os ini ditemukan adanya tanda dan gejala yang secara klinis bermakna

dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya dalam berbagai fungsi

pekerjaan dan psikososial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Os

mengalami suatu gangguan jiwa.

Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, Os tidak pernah menderita

penyakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak. Dari pemeriksaan

fisik dan neurologis juga tidak ditemukan kelainan yang secara fisiologis

menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan mental organik dapat

disingkirkan. Pada Os ini tidak didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita

seperti waham dan halusinasi sehingga tidak digolongkan ke dalam gangguan

psikotik.

Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada Os ini ditemukan

gejala utama jantung berdebar-debar dan sulit tidur, bahkan tidak bisa tidur sama

sekali. Os ini menunjukkan kecemasan sebagai gejala utama yang berlangsung

hampir setiap hari selama satu bulan terakhir yang tidak terbatas pada situasi

khusus tertentu saja (bersifat free floating atau mengambang). Gejala-gejala

tersebut mencakup kecemasan dirinya akan kematian karena sebab yang tidak

jelas, entah itu sakit atau lainnya. Ditemukan pula perasaan cemas yang tiba-tiba

muncul disertai palpitasi, keringat dingin dan mual. Pada Os ini tidak ditemukan

adanya kelainan fisik (kondisi medis umum) maupun penyalahgunaan zat yang

dapat menyebabkan gangguan cemas. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka

untuk diagnosis aksis I sesuai dengan PPDGJ III pada Os ini adalah Gangguan

Cemas Menyeluruh.

Berdasarkan riwayat premorbid, hubungan interpersonal dan cara Os

menghadapi masalahnya, Os sering menggunakan mental mekanisme represi dan

rasionalisasi. Pada aksis III tidak ada diagnosis. Pada aksis IV ditemukan

Page 13: BAB II Ansietas

adanya stresor psikososial yaitu kematian sahabat dekat dan untuk aksis V

dilakukan penilaian kemampuan penyesuaian diri dengan menggunakan skala

Global Assessment of Functioning (GAF). GAF Scale saat pemeriksaan 70 – 61

(beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

umum masih baik) GAF Scale 1 tahun terakhir 90-81 (gejala minimal, berfungsi

baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa).

IX. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi (F41.2)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

AksisIV : Masalah dengan lingkungan sosial

Aksis V : GAF Scale 1 tahun terakhir 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik,

cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa)

GAF Scale saat pemeriksaan 70 – 61 (beberapa gejala ringan &

menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

X. Daftar Masalah

1. Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan

2. Psikologis :

- Adanya gejala cemas yang dirasakan pasien hampir sepanjang hari

- Preokupasi terhadap kematian

- Adanya gejala depresi

3. Psikososial :

Masalah kematian sahabat dekat

XI. Terapi

Page 14: BAB II Ansietas

Farmakoterapi :

Setralin 5mg ½ -0-0

Alprazolam 0,5mg 0-0-1

Non farmakologi :

1. Psikoterapi suportif individu

2. Terapi kognitif perilaku

XII. Prognosis Pasien

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Faktor-faktor yang meringankan :

- Mempunyai motivasi yang kuat untuk sembuh

- Kooperatif dengan program terapi dan minum obat teratur

- Faktor pencetus jelas

- Tilikan cukup baik

- Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga

Faktor-faktor yang memberatkan :

- Adanya gejala depresi

- Riwayat kematian sahabat dekat.

XIII. Pembahasan

Pada pasien ini diberikan gabungan farmakoterapi dan psikoterapi. Obat

utama yang dipertimbangkan untuk pengobatan Gangguan Cemas Menyeluruh

adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), SNRI,Pregabalin,

buspiron, dan Benzodiazepin. Meskipun pemberian obat kadangkala mencapai 6

hingga 12 bulan, beberapa bukti menunjukkan bahwa pengobatan harus diberikan

dalam jangka panjang bahkan sampai seumur hidup. SSRI menjadi first line

Page 15: BAB II Ansietas

terapi untuk Gangguan Cemas Menyeluruh. Pengobatan biasanya berlangsung

selama 18 bulan.

SSRI dapat digunakan bersama-sama dengan Benzodiazepin untuk

mengatasi gangguan cemas, tapi sebaiknya pengobatan dilakukan dengan

monoterapi. Pada dasarnya, semua SSRI efektif untuk gangguan cemas. Pasien ini

diberikan setralin 5mg dosis sekali sehari ½ tablet pada pagi hari untuk

menghindari efek insomnia yang justru merupakan salah satu keluhan pasien ini.

Sedangkan efek samping pada sistem gastrointestinal diantisipasi dengan

mengkonsumsinya setelah makan.

Psikoterapi yang efektif dalam penatalaksanaan Gangguan Cemas

Menyeluruh maupun Gangguan Panik adalah cognitive behaviour therapy,

tujuannya untuk membantu pasien mengenali dan mengubah pola pemikiran

menyimpang dan perilaku disfungsional, melalui proses ini untuk meringankan

penderitaan dan hendaya yang ditimbulkan oleh gangguan cemas ini.

CBT adalah suatu model terapi kognitif, yang intinya adalah kerjasama

antara terapis dan pasien untuk mencari penyelesaian masalah. Terapi ini

dilaksanakan dengan waktu yang singkat (15-25 pertemuan), terstruktur dan

terarah. Pasien bisa belajar untuk mengatasi masalah sendiri di kemudian hari.

Terapi ini difokuskan pada masalah saat ini dan juga pada pencegahan relaps.

Tujuan CBT ini mengubah keyakinan tersebut untuk mengurangi respon

yang bermasalah dan meningkatkan respon yang fungsional. CBT dapat diberikan

dengan model A-B-C-D. Pada model ini:

“A” adalah Activating Event (kejadian yang mencetuskan terbentuknya keyakinan

atau kepercayaan yang salah). Pada pasien ini adalah kematian sahabat dekatnya

“B” adalah Beliefs (keyakinan atau kepercayaan seseorang berdasarkan kejadian

yang mencetuskan. Bukan kejadiaan itu sendiri yang menghasilkan gangguan

perasaan, tetapi interpretasi dan keyakinan atau kepercayaan pasien tersebut

tentang kejadiaan itu). Adanya activating event membuat pasien berkeyakinan

bahwa dirinya akan mati.

Page 16: BAB II Ansietas

“C” adalah Consequence (konsekuensi emosional dari kejadian tersebut).

Konsekuensi emosional pada pasien ini adalah pasien merasa cemas, jantungnya

berdebar-debar, sakit kepala, gelisah, sulit tidur, merasa lemah, susah makan.

“D” adalah Dispute (penggoyahan terhadap keyakinan yang tidak rasional,

tidak realistik, tidak tepat dan tidak benar kemudian menggantinya dengan

keyakinan yang rasional, realistik, tepat dan benar). Pasien diajarkan untuk

mengenali respon emosi dan perilaku yang timbul akibat pikiran tersebut dan

menilai bukti-bukti yang mendukung atau menyangkal pikirannya tersebut.

Selanjutnya pasien diminta untuk mencari penjelasan alternatif untuk pikirannya

tersebut dan diajarkan mengenai berbagai tipe kesalahan pemikiran yang umum.

Pasien kemudian diminta untuk membentuk pikiran baru berdasarkan bukti-bukti

yang ada.

Pasien juga diberikan psikoterapi suportif individu. Tahap awal dari

psikoterapi suportif individu meliputi menentukan tujuan dan menetapkan

pengaturan terapi. Terapis bekerjasama dengan pasien untuk menetapkan tujuan

pengobatan, yang biasanya fokus pada pengentasan gejala dan membangun

hubungan terapeutik.

Pada psikoterapi ini, terapis juga menjelaskan proses pengobatan atau cara

kerja pengobatan, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai

penyakitnya, membantu pasien mengembangkan pemahaman mereka terhadap

masalahnya sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan mereka

daripada mengatakan pada pasien apa yang harus mereka lakukan, membantu

mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi, mengurangi pertahanan yang

maladaptif dan memperkuat pertahanan yang adaptif, modifikasi harapan pasien

yang tidak mungkin tercapai.

XIV. Follow Up

- Tanggal 8 Desember 2015

Page 17: BAB II Ansietas

S : Os merasa senang karena kondisinya sudah membaik. Perasaan cemas dan

keluhan lainnya sudah jarang dirasakan lagi. Os beraktivitas seperti

biasanya.

Hari ini Os diantar ke RSJ oleh suaminya.

O : Penampilan : seorang wanita, sesuai usia, penampilan rapi, roman wajah

ceria.

Pikiran : Preokupasi akan kematian.

TL : Pasien duduk tenang, relaks.

Emosi : Mood eutimik, afek sesuai.

D : Gangguan Cemas Menyeluruh

T : setralin 5mg 1/2-0-0

Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

Psikoterapi suportif dan CBT.

Wawancara singkat dengan pasien

Dilakukan pada tanggal 8 desember 2015, pada pukul 10.00 WIB

Page 18: BAB II Ansietas

DM = Pemeriksa

Ny. B = Pasien

DM = Selamat siang, perkenalkan saya dokter muda Ranty, maaf bu saya mau menanyakan tentang kondisi anda, boleh tidak bu?

Ny. B = Boleh dok

DM = Baiklah,.Namanya siapa bu? (berjabat tangan)

Ny.B = Nama ibu Bainik dokter (tersenyum ramah)

DM = Bu Bainik lahirnya tanggal berapa? Sekarang umurnya berapa?

Ny.B = Tanggal 7, bulan 9, tahun 1.975, sekarang umurnya 40 th dok (memori)

DM = Bu saya ada tugas presentasi kasus, kebetulan kasus yang mau saya presentasikan itu sama seperti penyakit yang sedang ibu alami sekarang, bersediakah ibu menjadi narasumber saya? Ibu tidak keberatan kan kalau saya menanyakan tentang keluhan ibu saat pertama kali berkunjung ke sini ?

Ny.B = oo boleh-boleh dok (tersenyum),

DM = Bu Bainik tinggalnya dimana?

Ny.B = di Muara sebu, muaro jambi dok

DM = kesini diantar siapa ?

Ny.B = diantar sama suami (senyum).

DM = Ibu kemaren pas dating kesini keluhannya apa ya bu? Bisa ibu ceritakan kembali ga ?

Ny.B = ya itu dokter, ibu sebulan belakang ini cemas terus, dari pagi sampe malem bawaannya cemas terus. jantung berdebar-debar, sakit kepala, ngga bisa tidur. Pokoknya fikiran bawaannya tidak bisa fokus dok. (serius)

DM = cemasnya gimana bu? Ada yang ibu fikirin ?

Ny. B = ya cemas dok, pokoknya perasaan ga bisa tenang, ga bisa fokus, rasanya ada yang aneh aja. Cemasnya sepanjang hari dok, padahal ga ada sesuatu yang aneh dengan rumah ataupun orang-orang disekitar.

Page 19: BAB II Ansietas

DM = cemasnya itu ada waktu-waktunya gab u? misalnya ibu makin merasa cemas pas abis makan atau pas sendiri dirumah?

Ny.B = cemas nya it uterus-terusan dok, tapi ibu ngerasanya makin terasa aja pas malam dok, pas mau tidur. Jadinya ibu ga bisa tidur dok. biasanya malam lebih terasa sampai tidak bisa tidur.

DM = susah tidurnya gimana bu? Susah mau tidur atau sering terbangun? Biasanya ibu tidur jam berapa?

Ny.B = ya susah buat tidur dokter, biasanya ibu tidurnya jam 9 nah kemaren itu ibu awalnya ga bisa tidur jam sembilan meskipun ibu udah matikan lampu dan memejamkan mata. Itu ibu baring-baringnya jam 9 bisa tidurnya jam 12san, kadang jam setengah dua.

DM = Itu kenapa bu? Ada yang difikirin?

Ny.B = ibu itu bawaannya mikirin temen ibu yang meninggal mendadak sebulan yang lalu. Cuma sakit panas malamnya, terus besok paginya ga bangun lagi. Padahal sehari sebelumnya kita masi ngobrol di kebun sambil manensawit.

DM = itu teman dekat ibu ya? Pernah sakit sebelumnya?

Ny. B = iya dokter, sejak ibu pindah dari jawa kesini, ibu sering main dan kerja sama –sama dia terus, rumah juga berdekatan. Ibu kepikiran terus dok, jadinya ya ibu kaya gini.

DM = Ada masalah lain mungkin bu yang ibu fikirin ? masalah keluarga mungkin? boleh cerita kesaya bu (senyum)

Ny.B = Ga ada lah dok, ya namanya rumah tangga pasti ada lah masalah biasalah, ga ada yang begitu berat yang harus difikirin. (senyum)

DM = Hubungan sama suami, anak, keluarga, tetangga baik bu?

Ny.B = baik-baik aja dok, insyaallah ga ada masalah lah sama itu. Suami sama anak juga baik-baik aja. Keluarga tetangga juga baik-baik aja.

DM = ibu kemaren pas lahirnya cukup bulan? Lahir di mana bu?

Ny.B = kata ibunya ibu lahinya 9 bulan, lahirnya di dukun beranak dokter, dulu masih susah kalau mau lahiran di bidan, bidannya ga sebanyak sekarang (senyum)

Page 20: BAB II Ansietas

DM = Perkembangannya gimana bu? Normal kaya anak lainnya? Pernah sakit parah gab u?

Ny.B = Normal-normal saja lah dok, Cuma pas kecil sempat ga bisa jalan gara-gara demam, hamper 6 bulanan lah. Ibu dibawa berobat ke orang pinter, abis itu bisa jalan lah, Alhamdulillah ga ada masalah sampai sekarang.

DM = pernah kejang/jatuh yang kepalanya kebentur gab u? atau ada penyakit lain?

Ny.B = ga pernah dok

DM = kalau pas masih muda ibu orangnya gimana? Temannya banyak gab u?

Ny.B = Ibu orangnya suka main lah, ga susah kalau ketemu orang. Cuma ya agak malu kalau disuruh tampil-tampil didepan umum (tertawa). Temannya banyak, karna ibu suka bergurau

DM = baiklah bu, kayanya informasinya sudah cukup. Terimakasih ya bu sudah mau jadi narasumber saya (senyum) ibu jangan lupa minum obatnya dan dating lagi untuk control.

Ny.B = iya dok, sama-sama. Dok, berapa lama ya kira-kira ibu bisa sembuh ?

DM = insyallah ibu bisa cepat sembuh, karna ibu cepat mecari pengobatan. Obatnya jangan lupa diminum ya bu, dan ibu jangan sering mikirin itu lagi, cari kesibukan lainnya yang bisa bikin ibu ketawa, dan jangan lupa kontrol ulang lagi ya bu ya, biar cepet sembuh.

Ny. B = Iya dok. Terimakasih ya dok (berjabat tangan)

DM = Sama-sama bu, hati-hati dijalan