Bab II Anestesi Umum

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Anestesi umum atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel (Miharja, 2009). Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain (Joomla, 2008). Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Oleh karena itu, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan (Joomla, 2008). B. Tanda-tanda dan Stadium Anestesi Guedel (1920) membagi anestesi umum dengan eter dalam 4 stadium (stadium III dibagi menjadi 4 plana), yaitu: 1. Stadium I

Transcript of Bab II Anestesi Umum

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiAnestesi umum atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel (Miharja, 2009). Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain (Joomla, 2008). Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Oleh karena itu, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan (Joomla, 2008).

B. Tanda-tanda dan Stadium AnestesiGuedel (1920) membagi anestesi umum dengan eter dalam 4stadium (stadium III dibagi menjadi 4 plana), yaitu:1. Stadium IStadium I (analgesi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampaihilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi (hilangnya rasa sakit). Tindakanpembedahan ringan, seperti pencabutan gigi dan biopsi kelenjardapat dilakukan pada stadium ini2. Stadium IIStadium II (delirium/eksitasi, hiperrefleksi) dimulai dari hilangnyakesadaran dan refleks bulu mata sampai pernapasan kembali teratur.3. Stadium IIIStadium III (pembedahan) dimulai dengan tcraturnya pernapasansampai pernapasan spontan hilang. StadiumIIIdibagi menjadi 4plana yaitu:1)Plana 1 : Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang,terjadi gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak,pupil midriasis, refleks cahaya ada, lakrimasi meningkat,refleks faring dan muntah tidak ada, dan belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. (tonus otot mulaimenurun).2)Plana 2 : Pernapasan teratur, spontan, perut-dada, volume tidakmenurun, frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak,terfiksasi di tengah, pupil midriasis, refleks cahaya mulaimenurun, relaksasi otot sedang, dan refleks laring hilangsehingga dikerjakan intubasi.3)Plana 3 : Pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral,refleks laring dan peritoneum tidak ada, relaksasi ototlurik hampir sempuma (tonus otot semakin menurun).4)Plana 4 : Pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostalparalisis total, pupil sangat midriasis, refleks cahayahilang, refleks sfmgter ani dan kelenjar air mata tidak ada,relaksasi otot lurik sempuma (tonus otot sangatmenurun).4. Stadium IVStadium IV (paralisis medula oblongata) dimulai denganmelemahnya pernapasan perut dibanding stadium III plana 4. padastadium ini tekanan darah tak dapat diukur, denyut jantungberhenti, dan akhirnya terjadi kematian. Kelumpuhan pernapasan pada stadium ini tidak dapat diatasi dengan pernapasan buatan.

C. Teori-teori Tentang Anestesi UmumD. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anestesi Umum