anestesi umum

31
Anestesi Umum

Transcript of anestesi umum

Page 1: anestesi umum

Anestesi Umum

Page 2: anestesi umum

Anestesi

• Oliver W Holmes : Hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun tidak disertai hilangnya kesadaran

• Obat Anestetik, dibedakan atas – Lokal : bekerja pada serabut saraf perifer,

hanya memberi efek analgesia– Umum : bekerja pada SSP, memberikan efek

hilang nyeri dan kesadaran

Page 3: anestesi umum

Teori Anestesia Umum - Neurofisiologi

Neurotransmitter : asetilkolin, katekolamin, serotonin, GABA, adenosin

Neurotransmitter di SSP

Neuro pasca sinaps

Pembentukan 2nd Messenger

(cAMP)

Transmisi di neuron

Anestesik Menghambat

Page 4: anestesi umum

Teori Anestesia Umum - OpiatAnestesi inhalasi

bekerja pada reseptor opiat

Anestetik dapat merubah kadar

Ca2+

Merubah eksitabiltas

neuron

Anestetik dapat merubah kadar

NO

Merubah neuromodulator

Penurunan kesadaran

Page 5: anestesi umum

Tempat Kerja Anestesi Umum

• SSP merubah ambang rangsang neuron• Medula spinalis penurunan respon

motorik

Page 6: anestesi umum

Anestesi Ideal

Memperlihatkan 3 efek utama (trias anestesi) :• Hipnotik• Analgesia• Relaksasi ototLebih baik lagi kalau ada penekanan refleks otonom dan sensoris

Page 7: anestesi umum

KAM (Kadar Anestesi Minumum)

• Kadar anestetik yang dinyatakan dalam persen tekanan parsial terhadap 760 mmHg yang membuat 50% orang tidak bereaksi setelah diberi rangsang nyeri

• ED50 untuk Anestesi• Contoh : KAM N2O > 100, berarti dengan P >

760 mmHg baru bisa memberi efek anestesi• Normalnya : 0,5 – 1,5 KAM

Page 8: anestesi umum

Stadium Anestesi

Page 9: anestesi umum

Stadium Anestesi• Mula – mula menghambat SSP dari fungsi

yang kompleks sampai medula oblongata (tempat pusat vasomotor dan pernafasan)

Stadium I (Analgesia)

Stadium II (Eksitasi)

Stadium III (Pembedahan)•Tingkat 1•Tingkat 2•Tingkat 3•Tingkat 4

Stadium IV (Depresi Medula

Oblongata)

Page 10: anestesi umum

Stadium Anestesi• Stadium I : saat pemberian anestetik s.d.

hilangnya kesadaran– Tidak nyeri– Masih sadar dan bisa mengikuti perintah

• Stadium II : saat hilangnya kesadaran sampai munculnya pernafasan yang teratur– Delirium dan eksitasi dengan gerakan – gerakan

diluar kesadaran– Tonus otot meninggi – Nafas tidak teratur

Page 11: anestesi umum

Stadium Anestesi• Stadium III : pernafasan teratur

– Tingkat 1 : pernafasan teratur dengan frekuensi nafas kecil, gerakan bola mata tidak teratur,miosis, tonus otot masih tinggi

– Tingkat 2 : pernafasan teratur dengan frekuensi nafas kecil, bola mata tidak bergerak, pupil mata melebar, refleks laring hilang (bisa untuk intubasi)

– Tingkat 3 : pernafasan perut lebih nyata, relaksasi otot sempurna, pupil lebar tapi belum maksimal

– Tingkat 4 : pernafasan perut sempurna, tekanan darah turun, pupil lebar, dan refleks cahaya hilang

• Stadium IV : bisa terjadi kematian– pernafasan sangat lemah, pembuluh darah kolaps, jantung

berhenti berdenyut

Page 12: anestesi umum

Medikasi Pra-Anestesi

Diberikan agar :– Tidak cemas– Memperlancar induksi– Mengurangi kegawatan– Mengurangi hipersalivasi, bradikardi, muntah

Page 13: anestesi umum

Medikasi Pra-Anestesi• Analgesik Narkotik

– Morfin : menurunkan cemas, ketegangan, nyeri, dll.– Bukan untuk anestesia– Kerja :

• Singkat : remifentanil• Sedang : sulfentanil• Lama : Fentanil

• Barbiturat– Untuk sedasi, contoh : Pentobarbital, sekobarbital

(oral atau IM)– Cukup menguntungkan

Page 14: anestesi umum

Medikasi Pra-Anestesi• Sedatif Non-Barbiturat

– Bila pasien alergi barbiturat– Contoh : etinamat, glutatimid, kloralhidrat

• Benzodiazepin– Sedatif, mengurangi tonus sfinter esofagus, mengurangi cemas– ESO : amnesia retrograde– Contoh : midazolam, lorazepam, diazepam

• Neuroleptik– Mengurangi muntah dan mual– Contoh : droperidol (biasanya gabung dengan fentanil)

• Antimuskarinik– Mencegah hipersekresi lidah dan bronkus– Contoh : atropin dan skopalamin

Page 15: anestesi umum

Jenis Anestesi

• Anestesi Inhalasi• Anestesi Intravena

Page 16: anestesi umum

Anestetik Inhalasi• Semua derivat eter kecuali halotan dan nitrogen• anestesi inhalasi yang sempurna :

– Masa induksi dan pemulihan singkat dan nyaman– Peralihan stadiumnya cepat– Relaksasi ototnya sempurna– Berlangsung aman– Tidak menimbulkan efek ESO berat dalam dosis

lazim• Contoh : N2O, Siklopropan, Halotan, Isofluran, Enfluran,

Metoksifluran, Desfluran, Sevolfluran, Eter

Page 17: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Farmakokinetik

• Anestesi bergantung pada kadar anestetik dalam SSP, dan kadarnya dipengaruhi transfer anestetik dari alveoli ke jaringan otak

• Faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer anestetik tersebut adalah :– Kelarutan zat anestetik– Kadar anestetik yang dihirup pasien (tekanan parsial

anestetik)– Ventilasi paru– Aliran darah paru– Perbedaan tekanan parsial anestetik di darah dan vena

Page 18: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Farmakodinamik

• Sel – sel substansia gelatinosa di kornu medullaris sangat peka terhadap anestetik, maka analgesia terjadi duluan

• Aktivitas anestetik yang tinggi pada otak menyebabkan neuron eksitasi meningkat

• Depresi hebat pada sistem retikuler dan penekanan pada refleks spinal

• Neuron di pusat nafas dan pusat vasomotor tidak begitu peka kecuali pada dosis tinggi

Page 19: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - ESO

• Delirium• Depresi myocard• Takikardia• Bradikardi• Aritmia supraventrikel• Depresi nafas• Gangguan hati ringan

Page 20: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Obat• N2O

– Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah terbakar (kecuali dicampur eter)

– Sukar larut dalam darah dan efek Anestesinya kurang kuat– Hanya sebagai ajuvan (pembawa obat anestesi inhalasi lainnya)

• Siklopropan– Anestetik kuat dengan bentuk gas, berbau spesifik, tidak

berwarna, dan disimpan dalam cairan bertekanan tinggi– Mudah terbakar– Relaksasi otot baik– Tidak menghambat kontraktilitas otot jantung ; curah jantung

dan tekanan arteri tetap atau sedikit meningkat (pilihan untuk pasien syok)

Page 21: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Obat• Eter

– Berbentuk cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, bau tidak enak, mengiritasi saluran nafas, mudah terbakar, mudah meledak

– Anestetik sangat kuat, murah dan relatif tidak toksik– Tidak boleh diberikan pada pasien dengan tindakan kateurisasi

• Halotan– Cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak mudah meledak

meski dicampur O2

– Anestetik kuat dengan analgesia lemah (kalau anestetik segera dihentikan, pasien sadar)

– Menghambat otot polos dan otot jantung dan menurunkan aktivitas parasimpatis

Page 22: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Obat• Enfluran

– Anestetik eter berhalogen yang tidak mudah terbakar– Fase induksinya cukup lama– Kadar tinggi menyebabkan depresi kardiovaskular, ESO : pasca

pemulihan : menggigil, gelisah, delirium, mual, muntah• Isofluran

– Mirip efluran secara kimiawi– Berbau tajam– Relaksasi otot rangka lebih dari enfluran– Melumpuhkan otot lebih dari enfluran– Lebih aman dari enfluran dan halotan

Page 23: anestesi umum

Anestesi Inhalasi - Obat• Desfluran

– Cairan yang mudah terbakar tapi tidak mudah meledak– Lebih sukar menguap butuh vaporizer– Pemulihan cepat cocok untuk operasi bedah singkat– Cukup iritatif

• Sevofluran– Tidak stabil secara kimiawi, bertemu absorben CO2 nefrotoksik– Pemulihan lebih cepat– Kedudukan di anestesi belum jelas

• Xenon– Mahal– Cocok untuk kondisi kritis karena ESOnya rendah

Page 24: anestesi umum

Anestesi Intravena• Digunakan untuk melakukan tindakan anestesi

pada pasien yang menggunakan respirator• Yang paling berefek analgesik : fentanil,

sulfentanil, remifentanil, meperidin, morfin• Tujuan : induksi anestesia, induksi dan

pemeliharan anestesia pada bedah singkat, menambah efek hipnosis, dan menimbulkan sedasi pada tindak intramedik

Page 25: anestesi umum

Anestesi Intravena - Ideal• Cepat menghasilkan hipnosis• Mempunyai efek analgesia• Menimbulkan amnesia pasca anestesia• Dampak buruk mudah dihilangkan dengan

antagonisnya• Cepat dieleminasi tubuh• Tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi

dan kardiovaskular• Pengaruh farmakokinetiknya tidak berpengaruh

pada disfungsi organ

Page 26: anestesi umum

Anestesi Intravena - Obat• Barbiturat

– Bekerja pada semua sistem sehingga membuatnya lebih kuat– Sangat kuat menekan SSP– Pemberian bisa lewat bolus intravena/infus (jangan sampai terjadi

ekstravasasi)– Contoh : Tiopental, metoheksital, dan tiamilal

• Benzodiazepin– Pada dosis induksi tidur, mengurangi cemas, amnesia anterograd,

tapi tidak analgesik– Sistem kardiovaskular stabil cocok untuk yang gagal jantung– Contoh : Diazepam, lorazepam, midalozam

• Opioid– Analgesia dan anestetik kuat tapi kesadaran tidak begitu hilang– Untuk pasien pasien yang cadangan sirkulasinya terbatas– Contoh : fentanil, sulfentanil, remifentanil, dan morfin (jarang)

Page 27: anestesi umum

Anestesi Intravena - Obat• Ketamin

– Larutan tidak berwarna, stabil pada suhu kamar, dengan batas keamanan lebar

– Analgesik kuat untuk sistem somatik, tapi lemah untuk sistem visceral

– Terjadi anestesia disosiatif emergence phenomenon– Merangsang kardiovaskular

• Etomidat– Obat sedatif untuk induksi anestesia tapi tidak analgesik

• Propofol– Pemulihan lebih cepat dan membuat pasien merasa lebih baik

lebih cepat dibanding obat lain

Page 28: anestesi umum

Pemilihan Sediaan• Dasar pemilihan

– Keadaan pasien– Sifat anestetik umum– Jenis operasi– Peralatan yang tersedia

Page 29: anestesi umum

Timbangan Utama

Anestesi ideal secara kerjanya, mencakup : • Cepat melewati stadium II• Tidak menimbulkan efek samping pada organ

vital• Tidak mudah terbakar • Stabil• Cepat dieleminasi• Sifat analgesik cukup kuat• Relaksasi otot baik• Pemulihan baik

Page 30: anestesi umum

Anestesia Berimbang

Praktek saat ini menggunakan beberapa Anestesi sekaligus untuk

mencapai anestesia ideal

Page 31: anestesi umum

“To be in love is merely to be in a state of perceptual anesthesia”

– H.L. Mencken