BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi Meiji, atau Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi 1 ini menyebabkan revolusi pada struktur politik pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan awal masa Meiji. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat. 2 Masa Meiji (1868-1912) merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah bangsa-bangsa. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai apa yang diinginkan oleh Barat memerlukan waktu berabad- abad lamanya. Hal yang dicapai tersebut adalah pembentukan suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian modern, lembaga-lembaga politik modern, dan pola masyarakat yang modern. Golongan-golongan lama yang selama masa feodal membuat masyarakat terbagi dihapuskan. Seluruh negeri terjun dengan semangat dan antusiasme ke dalam studi dan pengambilalihan peradaban Barat modern. Pemerintahan Meiji mengadakan pembaharuan dari negara agraris menjadi negara industri. Pada masa awal Meiji, bangsa-bangsa Eropa dan Amerika ternyata telah lebih dahulu sekitar 100 tahun menjadi negara-negara industri. Dan 1 Restorasi, /réstorasi/ n pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula (tt gedung bersejarah, kedudukan raja, negara, dsb); pemugaran merestorasi mengembalikan atau memulihkan kepada keadaan semula; memugar. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 1300) 2 Tavivania, Pricia Talita. 2012. Peranan Ii Naosuke dalam Politik Dalam Negeri Pada Akhir Pemerintahan Tokugawa. Skripsi FIB UI. Tidak diterbitkan.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi Meiji,

atau Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada

pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi1 ini

menyebabkan revolusi pada struktur politik pemerintahan, ekonomi, sosial dan

budaya Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir

Keshogunan Tokugawa) dan awal masa Meiji.

Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang

mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh

Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor

Matthew Perry dari Amerika Serikat.2 Masa Meiji (1868-1912) merupakan salah

satu periode yang paling istimewa dalam sejarah bangsa-bangsa. Di bawah

pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa

dasawarsa mencapai apa yang diinginkan oleh Barat memerlukan waktu berabad-

abad lamanya. Hal yang dicapai tersebut adalah pembentukan suatu bangsa yang

modern yang memiliki perindustrian modern, lembaga-lembaga politik modern,

dan pola masyarakat yang modern. Golongan-golongan lama yang selama masa

feodal membuat masyarakat terbagi dihapuskan. Seluruh negeri terjun dengan

semangat dan antusiasme ke dalam studi dan pengambilalihan peradaban Barat

modern.

Pemerintahan Meiji mengadakan pembaharuan dari negara agraris menjadi

negara industri. Pada masa awal Meiji, bangsa-bangsa Eropa dan Amerika

ternyata telah lebih dahulu sekitar 100 tahun menjadi negara-negara industri. Dan

1 Restorasi, /réstorasi/ n pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula

(tt gedung bersejarah, kedudukan raja, negara, dsb); pemugaran merestorasi mengembalikan atau memulihkan kepada keadaan semula; memugar. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 1300)

2 Tavivania, Pricia Talita. 2012. Peranan Ii Naosuke dalam Politik Dalam Negeri Pada

Akhir Pemerintahan Tokugawa. Skripsi FIB UI. Tidak diterbitkan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

2

dari sejarah Jepang dapat diketahui bahwa ternyata kira-kira 100 tahun sesudah

restorasi Meiji, Jepang mengalami kemajuan yang mengikuti negara-negara maju

lainnya di dunia. Itulah sebabnya para ahli menyebutkan Meiji sebagai sebuah

masa reformasi atau pembaharuan.

Pada masa Tokugawa sistem pemerintahan adalah sistem Baku-han, yaitu

sistem pemerintahan daerah, sedangkan pada masa Meiji pemerintahan terpusat

pada Kaisar. Meskipun sistem politik terpusat, pada kenyataannya sistem sosial

masih bersifat kedaerahan. Karena itu pemerintah Meiji ingin mengubah sistem

sosial menjadi terpusat, dengan tujuan agar tercipta pasar nasional. Revolusi yang

dilakukan pemerintah Meiji untuk membentuk negara industri dengan

pembaharuan di bidang pendidikan, yaitu dengan melancarkan kebijakan

pendidikan wajib (gimu kyoiku)3 secara nasional.

Pada masa sebelum Meiji di Jepang sudah ada lembaga pendidikan

Terakoya yang diperuntukkan bagi pendidikan rakyat biasa. Lembaga pendidikan

ini berdasarkan pada Konfusianisme4. Setelah masa Meiji, barulah dikembangkan

sistem pendidikan Barat. Sistem tersebut masuk ke Jepang dengan adanya

perubahan politik pada masa itu. Sebagai akibat dari diadakannya politik pintu

terbuka, maka pada masa itu banyak dikirim para pelajar Jepang ke Barat. Di

samping itu, pemerintah Jepang mendatangkan guru (oyatoi gaikokujin)5dari luar

negeri. Para guru asing ini lah yang membawa pemikiran pendidikan Barat serta

buku-buku teks yang berasal dari Jerman, Perancis, dan Inggris,6 dan peralatan

pengajaran Barat ke Jepang.7

3 Gimu Kyoiku ialah pendidikan wajib militer. Dicetuskan oleh Yamagata

Aritomo pada 1873 M. Meniru dari sistem militer di Perancis yang mewajibkan Semua laki-laki, baik dari golongan shizoku ( keluarga golongan samurai) dan heimin (keluarga golongn petani dan kelas bawah), saat mencapai usia 20 tahun wajib melakukan wajib militer, kecuali kepala keluarga.

4 Konfusianisme ialah konfusianisme inti ajaran filsafat dalam Konghucu yg

mengajarkan bagaimana meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. (kamus besar bahasa indonesia, hlm. 800).

5 Pengajar, guru atau orang yang ahli dalam bidangnya yang didatangkan dari

luar negeri oleh pemerintah Jepang. (kamus standar bahasa Jepang-Indonesia, hlm. 457). 6 Kenneth B. Pyle.1988. Generasi Baru Zaman Meiji (pergolakan mencari identitas

nasional 1885-1895). Jakarta. PT. Gramedia. Hlm. 33

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

3

Politik keterbukaan inilah sehingga pada tahun 1890, terjadi sebuah

peristiwa yang mempertemukan Jepang dan Islam. Sebuah kapal Turki karam di

perairan Jepang. Kapal itu ditepikan ke daratan Jepang dan seorang penguasa

Turki yang ada dalam kapal tersebut menetap di Jepang selama beberapa bulan.

Waktu yang digunakan menetap itulah yang digunakan penguasa Turki untuk

mengenalkan Islam kepada penduduk Jepang.8

Hingga satu per satu penduduk Jepang memeluk Islam dan tercatatlah

nama Torajajiro Yamada sebagai orang Jepang pertama yang memeluk Islam.

Yamada disusul Mitsutaro Takaoka dan Buripachiro Ariga sebagai tiga generasi

pertama yang memeluk Islam.9 Dari 600 penumpang, hanya 69 jiwa yang selamat.

Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang

pada tahun 1891. Hubungan yang sangat baik dengan Turki ini, juga membawa

kemenangan bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia yang dimulai pada

tahun 1904. Setelah peristiwa tersebut, yaitu sekitar tahun 1900-an, untuk pertama

kalinya warga muslim Jepang pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji.

Sejak saat itu, Islam mulai dikenal secara luas. Kemudian tahun 1955, beberapa

ulama dari Pakistan datang ke Jepang dan berdakwah di sejumlah kota besar,

membuat agama Islam mulai dikenal lebih luas di Jepang.

Perkembangan Islam di Jepang tidak berjalan dengan mulus. Ada banyak

rintangan dalam mensyiarkan Islam di negara yang menghargai kebebasan

beragama ini. Latar belakang penduduk Jepang yang disiplin dan taat, menjadikan

Jepang sebagai ladang dakwah yang cukup berat. Ditambah lagi Jepang dikenal

sebagai negara dengan agama nenek moyang, yaitu Shintosisme.10

Oleh karena

itu, butuh perjuangan keras untuk mengembangkan Islam di negara ini.

7 Ferry Rustam, 2003. Reformasi Pendidikan Pada Masa Jepang Meiji: Studi Tentang

Peran Politik Kekuasaan Dalam Penerapan Pendidikan. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 7, No. 2. UI 8 http://Sankyu.blogdetik.com/2012/14/Islam-di-Jepang.html. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2013 Pukul 08.31 WIB

9 Faisal Ismail. 2001. ISLAM, Transformasi Sosial dan Kontinuitas Sejarah. PT. Tiara

Wacana. Yogyakarta. Hal. 127

10 Agama Shinto adalah agama resmi di negara Jepang yang diproklamirkan

sebagai agama negara pada tahun 1869. Shintoisme dipandang oleh bangsa Jepang sebagai suatu agama tradisional warisan nenek moyang yang telah beradab-abad hidup

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

4

Kendati banyak kendala dari latar belakang penduduk Jepang, Toleransi

dan kemudahan beragama di Jepang. Masyarakat Jepang modern tidak lagi

mementingkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas penduduk

Jepang beragama Shinto dan Budha (atau menganut kedua ajaran tersebut).

Meskipun ada juga yang menganut ajaran Kristen. Kini, hampir semua penduduk

Jepang lemah dalam ilmu keagamaan karena gaya hidup modern mereka yang

lebih mementingkan urusan duniawi. Akibatnya banyak sekali penduduk Jepang

yang merasa hati mereka kosong dan seperti mencari "sesuatu" dalam hidup

mereka. Sehingga, kedatangan Islam ke Jepang telah mengisi kekosongan hati

penduduk Jepang dan melengkapi hidup mereka dengan memeluk agama Islam

dengan hati yang terbuka. Setidaknya penyebar Islam di Jepang berani

memanfaatkan sikap orang-orang Jepang yang sangat disiplin. Kedisiplinan ini

ditujukkan umat muslim saat itu dengan ketepatan waktu beribadah dan

kesungguhan dalam bertahan hidup di negara orang. Hal ini dikarenakan ajaran

Islam yang logis dan bisa dijelaskan dengan detail dari al-Qur’an dan al-hadits

menjadikan sikap toleran dan cara berpikir logis orang Jepang ini cocok dengan

ajaran Islam.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang perkembangan Islam di Jepang. Berawal dari proses kedatangan dan

berkembangannya Islam di Jepang tersebut pada akhir abad ke-19 hingga awal

abad ke-20, mengungkap pengaruh komunitas muslim Jepang dalam berasimilasi

budaya, dan merekonstruksi sosial masyarakat Jepang. Penulis menegaskan karya

ilmiah ini dengan judul ‘’Islamiasi di Jepang.’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses masuknya Islam ke Jepang dan kendala yang

dihadapinya ?

2. Bagaimana perkembangan Islamisasi di Jepang?

di Jepang, bahkan faham ini timbul dari mitos-mitos yang berhubungan dengan terjadinya negara Jepang. Lihat. Yusuke Shindo. 2015. Mengenal Jepang. Kompas. Jakarta. Hlm. 154

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari proposal penelitian yang berjudul

‘’Islamisasi di Jepang’’ sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses masuknya Islam ke Jepang dan kendala

yang dihadapinya.

2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembagan Islamisasi di Jepang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, menambah informasi dan rujukan yang bermanfaat

bagi orang lain, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan

Islam Jepang, mulai dari awal berkembangnya pasca-restorasi Meiji

hingga perubahan yang terjadi setelah Islam masuk ke Jepang.

2. Secara khusus, sebagai perwujudan ikhtiar penulis dalam meneliti

keberadaan Islam di Jepang sebagai agama minoritas.

3. Menambah sumbangsih keilmuan dalam pengetahuan dan menambah

khazanah intelektual keislaman di kalangan kaum Muslim.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, akan membahas awal kedatangan Islam di Jepang,

strategi kaum Muslim mengislamkan Jepang pada saat membuka diri dari politik

isolasi yang dipraktekkan oleh keluarga Tokugawa, yang lebih dikenal dengan

istilah Restorasi Meiji. Hal ini dilakukan oleh Kaisar Meiji untuk membuat Jepang

dapat bersaing dengan negara-negara luar yang sudah lebih dulu maju dan

berkembang, baik itu dari segi industri, pendidikan, pembangunan insfraktruktur,

politik, militer dan soal keagamaan. Dan juga akan membahas orang Jepang

pertama yang mendapat hidayah untuk menjadi mualaf dan meniggalkan agama

nenek moyangnya (baca: shinto)11

yang dianutnya sebelum menjadi mualaf, dan

11 Shinto adalah kata majemuk daripada “shin” berarti roh dan “to” berarti jalan.

Jadi Shinto mempunyai arti jalannya roh, baik roh-roh yang meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Kata “to” berdekatan dengan kata “tao” dalam taoisme yang berarti jalan dewa atau jalannya bumi dan langit. Sedang kata “shin atau shen” identik dengan kata “yin” dalam taoisme yang berarti gelap, basah, negatif dan sebagainya. Dengan melihat hubungan nama Shinto ini, maka kemungkinan besar shintoisme dipengaruhi faham keagamaan dari Tiongkok. Shintoisme merupakan filsafat religius yang bersifat tradisional sebagai warisan nenek moyang bangsa Jepang yang menjadikan pegangan hidup. Ibid. Hlm. 155

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

6

perkembangan kaum Muslim saat ini dengan segala kendala dari segi kehidupan

sosial, budaya, makanan, lingkungan sekitar dan lain semua problematika saat ini.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini membutuhkan literatur atau rujukan sebagai referensi yang

berkaitan dengan pembahasan yang akan ditulis. Dari beberapa referensi

sekiranya bisa menjadi langkan awal peneliti dalam menguraikan isi pembahasan

ini. Adapun literatur yang dimaksud sebagai berikut:

1. Cahaya Allah Di Negeri Sakura, buku ini karya Izur Rozabi. Terbit tahun

2014 oleh penerbit Diva Press Yogyakarta. Buku ini membahas tentang

aturan-aturan dalam Islam. Islam merupakan agama yang sempurna, karena

segalanya sudah diatur dari hal terkecil hingga yang besar. Itulah kesamaan

Islam dengan penduduk Jepang, sama-sama menerapkan disiplin tinggi,

semuanya serba diatur. Di bahas pula tentang Masyarakat Jepang memiliki

karakter. Jika dikaji secara mendalam, sejumlah karakter tersebut

mencerminkan nilai-nilai Islam, di antara karakter-karakter tersebut sebagai

berikut: ikhlas dalam beramal, pekerja keras, pemalu, hemat, gemar

membaca, jujur dan ikhlas membantu sesama, memiliki semangat

kebersamaan, mandiri, cinta damai, ramah, tidak biasa bersalaman, bersuara

keras, bersikap sigap, memberi sapaan terlebih dahulu, dan menyukai ilmu.

Maka dari itu, buku ini penting untuk menjadi sumber dari penelitian yang

sedang dikaji.

2. Mengenal Jepang, buku ini karya seorang diplomat yaitu Yusuke Shindo.

Buku ini terbit tahun 2015 oleh penerbit Kompas Jakarta. Buku ini

mengungkap sisi-sisi yang tak hanya unik dan menarik, tapi juga penting dari

negeri, kebudayaan, dan karakter orang Jepang. Dari segi kehidupan

masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi etika, kepercayaan, karakter

tradisi budaya Jepang dan lain sebagainya. Buku diharapkan bisa menambah

rujukan dalam penelitian proposal ini.

3. Dinamika Perkembangan Islam di Jepang abad 20, skripsi dari mahasiswa

jurusan sejarah dan peradaban Islam lulusan UIN Syarif hidayatullah Jakarta

tahun 2008 atas nama Zulhilmy. Dalam skripsi ini berisikan segal hal yang

berkaitan tentang Jepang. Pada bab kedua membahas tentang kehidupan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

7

sosial dan keagamaan di Jepang, bab ketiga menguraikan tentang awal

kedatangan dan perkembangan Islam di Jepang, dan bab selanjutnya

menjelaskan peranan umat Islam di Jepang dalam berbagai aspek kehidupan.

Maka dari itu, skripsi ini penting untuk dijadikan referensi yang tepat guna

dalam proposal ini.

Perbedaan penulisan penelitian ini dengan beberapa tinjauan pustaka yang

telah dituliskan di atas ialah pembahasan yang terkait dengan dunia Islam di

Jepang. Mulai dari proses kedatangan Islam setelah diberlakukanya restorasi Meiji

atau pembukaan negara Jepang yang sempat terisolasi dari dunia Barat hingga

berkembangnya Islam di negara matahari terbit tersebut. Hingga pembagian kurun

waktu perkembangan Islam di Jepang yang terbagi kebeberapa periode dari tahun

1868 hingga sekarang.

G. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berfikir dalam

memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana

masalah penelitian akan disoroti.

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat berfungsi sebagai pendorong

proses berpikir dedukatif yang bergerak dari alam abstrak ke alam kongkrit. Suatu

teori dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap

fakta-fakta kongkrit yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan masyarakat.

Begitupun dalam tulisan yang menggunakan kerangka berpikir sehingga dalam

penulisannya dapat terarah dan hal yang dibahas juga dapat dibatasi sehingga

tidak meluas.

Proses masuk dan berkembangnya Islam di Jepang (Islamisasi Jepang) ,

sangat erat kaitannya dengan dibukanya wilayah Jepang (baca: Restorasi Meiji),

pelayaran dan perdagangan, dan hubungan diplomasi dengan negara-negara Barat,

khususnya dengan kekhilafahan Turki Usmani. Masuknya Islam ke Jepang

hendaknya dipahami sebagai suatu proses yang dimulai dengan kedatangan Islam,

yang disusul dengan penerimaan Islam, dan berakhir dengan pelembagaan Islam

di Jepang. Kedatangan Islam adalah satu tahap di mana orang-orang yang

beragama Islam yang berasal dari luar datang ke suatu daerah tertentu. Sedangkan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

8

yang dimaksud dengan penerimaan Islam adalah suatu tahap di mana telah

terdapat masyarakat pribumi atau penduduk setempat yang menerima Islam

sebagai keyakinan atau agamanya. Sedangakan tahap pelembagaan Islam adalah

saat di mana ajaran Islam telah melembaga atau memasuki struktur masyarakat.12

Menilik beberapa teori di atas penulis berkesimpulan bahwa kerangka

teori yang ingin dibangun dalam skripsi ini dengan menjelaskan perkembangan

Islam di Jepang berawal dari masuknya beberapa orang muslim setelah dibukanya

Jepang dari politik isolasi. Berlanjut pada masa setelah kaisar Mutshuhito, Islam

berkembang secara signifikan dengan banyaknya imigran yang berasal dari timur

tengah atau imigran muslim yang datang ke Jepang. Secara nyata setelah Islam

masuk dan berkembang di Jepang, membuat beberapa perubahan dari segi politik

di Jepang, budaya yang tercipta setelah berasimilasi dengan Islam, ekonomi,

sosial dan paling utama dari segi keagamaan.

Setelah beberapa lama Islam mulai berkembang hingga ada inisiatif dari

sekelompok muslim Jepang untuk membuat kelompok muslim atau organisasi

muslim untuk menunjang segala kegiatan keislaman. Berawal dari kelompok

muslim tersebut cendekiawan muslim Jepang mendirikan sebuah lembaga Islam

guna memberikan kemudahan bagi masyarakat muslim untuk menjalani

aktifitasnya sesuai syariat Islam yang berlaku. Lembaga-lembaga Islam (Islamic

center) tersebar di beberapa wilayah Jepang, seperti di Masjid Tokyo, Masjid

Kobe, Kyoto, Takusima dan beberapa wilayah Jepang lainnya.

H. Metode Penelitian

Agar dapat melakukan suatu penelitian yang ideal maka diperlukan suatu

cara atau teknik dalm melakukan penelitian, terutama penelitian sejarah. Maka

dari tiu dalam penelitian ini diperlukannya sesuatu yang dapat mempermudah

dalam kegiatan penelitian, yaitu memerlukan metodologi penelitian sejarah.

Metodologi sejarah merupakan prosedur atau cara bagaimana untuk

mengetahui sesuatu. Metodologi sejarah sebagai science of methods berarti

sebagai ilmu yang berbicara tentang cara, yaitu cara untuk mengetahui peristiwa

12 M. Shaleh Putuhena. 2007. Historiografi Haji Indonesia. LKiS. Jogjakarta. Hlm. 83

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

9

yang terjadi pada masa yang telah lampau.13

Sedangkan penelitian sejarah

merupakan suatu penelitian yang tergolong “metode historis”, yaitu metode yang

khusus digunakan dalam kegiatan penelitian sejarah melalui tahapan tertentu.

Penerapan metode historis menempuh tahapan-tahapan kerja, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Notosusanto14

, yaitu :

1) Heuristik

Heuristik adalah teknik atau cara-cara untuk menemukan sumber yang bisa

didapat melalui studi kepustakaan, pengamatan secara langsung di lapangan (jika

memungkinkan), melalui interview untuk sejarah kontemporer. Menurut

Notosusanto, heuristik berasal dari bahasa Yunani ‘heuriskein’, yang berarti sama

dengan ‘to find’ berarti tidak hanya menemukan, tetapi melewati tahapan

pencarian terlebih dahulu. Pada tahap pertama, peneliti berusaha mencari dan

mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.

Penelitian sejarah yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya hanya menggunakan

sumber skunder, berupa buku-buku yang ditulis orang tentang suatu masalah, hal

ini tidak masalah asal penggunaannya menggunakan kaedah-kaedah dalam

penelitian sejarah. Saat ini data sejarah bisa didapat dari berbagai macam cara

selain studi pustaka, sumber sejarah dapat juga diakses melalalui media cetak dan

elektronik. Yang lebih pokok bagi seorang peneliti bagaimana menangani bukti-

bukti sejarah dan bagaimana menghubungkannya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa heuristik adalah upaya penelitian

yang mendalam untuk menghimpun jejak sejarah atau mengumpulkan dokumen-

dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian-kejadian

bersejarah di masa lampau. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini adalah suatu

teknik atau suatu seni, keberhasilan seseorang dalam mencari sumber pada

dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang dikumpulkan.

Dalam hal ini penulis sudah melakukan kegiatan penelitian ini dengan

mencari berbagai literatur yang terkait dengan pembahasan Islam di Jepang.

13 Sulasman. 2014. Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode, Contoh Aplikasi.

Pustaka Setia. Bandung. Hlm. 74. 14 Ibid, hlm. 75.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

10

Beberapa buku telah didapatkan dari berbagai perpustakaan baik daerah maupun

nasional seperti di perpustakaan 400 kota Cirebon, perpustakaan kampus ISIF

Fahmina, perpustakaan IAIN Cirebon, perpustakaan daerah sumber, perpustakaan

Nasional Jakarta, perpustakaan pusat informasi dan kebudayaan Kedutaan Besar

Jepang dan perpustakaan pusat kebudayaan Jepang.

2) Kritik

Kritik adalah salah satu upaya untuk menyelidiki apakah sumber sejarah

itu sejati, baik bentuk ataupun isinya. Pada tahap ini, sumber dikumpulkan pada

kegiatan heuristis yang berupa buku-buku yang relevan dengan pembahasan

terkait, ataupun hasil temuan di lapangan tentang bukti-bukti pembahasan atau

topik utama penelitian. Selanjutnya diseleksi dengan mengacu pada prosedur yang

ada, yakni sumber faktual dan orisinalnya terjamin, inilah yang dikenal dengan

kritik.15

Kritik dilakukan oleh seorang sejarawan jika sumber-sumber sejarah telah

dikumpulkan. Tahapa kritik tentu memiliki tujuan tertentu dalam pelaksanaannya.

Salah satunya adalah otensitas sumber. Proses kritik meliputi dua macam, yaitu

kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal harus dilakukan oleh sejarawan

untuk mengetahui tentang keaslian sumber. Kritik eksternal adalah cara untuk

melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek ‘’luar’’ sumber

sejarah.16

Kenyataan sejarah dapat diketahui melaui bukti-bukti sejarah yang

dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi.17

Sebelum semua

informasi yang diperoleh oleh seorang sejarawan digunakan dalan merekonstruksi

sejarah, tentunya informasi-informasi tersebut harus melalui seleksi yang ketat

terlebih dahulu, agar sumber-sumber yang digunakan terjaga autentisitasnya.

Adapun kritik internal menekankan pada aspek ‘dalam’, yaitu ‘’isi’’ dari

sumber berupa kesaksian. Setelah fakta kesaksian ditegakkan melalui kritik

eksternal, seorang sejarawan mengadakan evaluasi terhadap kesaksian itu. Ia

harus memutuskan kesaksian itu dapat diandalkan atau tidak. Keputusan ini

berdasarkan atas dua penemuan penyelidikan, yaitu pertama adalah seorang

15 Ibid, hlm. 101

16 Ibid. Hlm 102

17 Susmihara. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Hlm. 1.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

11

sejarawan harus dapat menangkap arti sebenarnya dari sebuah informasi yang

diberikan oleh sumber sejarah. Kedua, setelah fakta kesaksian dibuktikan dan

isinya telah dibuat sejelas mungkin, selanjutnya kredebilitas saksi atau sumber

harus ditegakkan.18

Dalam tahap kritik sumber dan verifikasi ini penulis membaca secara

mendalam dam menelaah secara tepat referensi-referensi sejarah yang

berhubungan dengan sejarah perkembangan Islam di Jepang. Kemudian penulis

berusaha membandingkan antara referensi yang satu dengan referensi yang

lainnya, dengan maksud untuk menemukan kebenaran mengenai sumber tersebut

serta dapat dipercaya.

3) Intrepertasi

Fakta yang terkumpul dan telah siap untuk digunakan itu belum berguna,

jika belum diberi arti. Fakta nampak mempunyai arti bila telah mulai dihubungkan

dan dibandingkan satu sama lain, inilah permulaan mengadakan penafsiran fakta.

Interpretasi adalah menetapkan makna dan saling berhubungan dari fakta yang

diperoleh sejarah itu. Tidak ada interpretasi yang bersipat pasti atau final,

sehingga setiap generasi berhak menerangkan interpretasinya sendiri.19

Kemampuan interpretasi adalah menguraikan fakta-fakta sejarah dan kepentingan

topik sejarah, serta menjelaskan masalah kekinian. Tidak ada masa lalu dalam

konteks sejarah yang aktual karena yang ada hanyalah interpretasi historis.

Tahapan ini berkaitan dengan apa yang masih dijadikan tuntunan atau pedoman,

dan apakah masih perlu dikembangkan atau justru harus dihilangkan.20

Interpretasi ada dua macam, yaitu analisis dan sentesis. Analisis berarti

menguraikan. Sentesis artinya menyatukan, Jadi revolusi adalah hasil interpretasi

setelah data itu dikelompokan menjadi satu. Interpretasi sejarah bertujuan

melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber sejarah dan

bersama dengan teori disusunlah fakta itu dalam cakupan interpretasi yang

18 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode, Contoh Aplikasi, Op.Cit, Hlm. 104.

19 Ibid, hlm. 107

20 Samsul Munir Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Amzah. Jakarta. hlm. 4.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

12

menyeluruh.21

Tahapan ini adalah hasil dari adanya verifikasi atau kritik pada

sumber sejarah, sehingga pada tahap interpretasi akan menghasilkan penafsiran

yang terhubung dengan fakta-fakta yang diperoleh, sehingga membuahkan

susunan cerita sejarah yang kronologis.

4) Historiografi

Historiografi adalah penulisan hasil penelitian. Historiografi adalah

rekontruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh

dengan menempuh proses. Penulisan laporan disusun berdasarkan serialisasi

(kronologis, kausasi dan imajinasi). Penulisan sejarah sedapat mungkin disusun

berdasarkan kronologis ini sangat penting agar peristiwa sejarah tidak menjadi

kacau. Aspek kronologi dalam penulisan sejarah sangatlah penting, dalam ilmu-

ilmu sosial mungkin aspek tahun tidak terlallu penting, dalam ilmu sosial kecuali

sejarah orang berpikir tentang sistematika tidak tentang kronologi. Dalam ilmu

sosial perubahan akan dikerjakan dengan sistematika seperrti perubahan ekonomi,

perubahan masyarakat, perubahan politik dan perubahan kebudayaan. Dalam ilmu

sejarah perubahan sosial itu akan diurutkan kronologinya.22

Selanjutnya cerita sejarah hendaknya disusun berdasarkan sebab akibat.

Proses mencari sebab dan akibat akan memperjelas jalannya suatu peristiwa.

Suatu cerita sejarah yang terputus-putus karena datanya tidak lengkap, dapat diisi

dengan imajinasi. Pengertian imajinasi di sini bukan dalam arti imajinasi yang

fiktif seperti terdapat pada sastrawan, tetapi imajinasi yang masih dituntun oleh

fakta sejarah yang ada. Selain itu penulisan sejarah dapat dilakukan dengan cara

koligasi. Yang dimaksud proses koligasi adalah suatu cara sejarawan

menerangkan kejadian atau peritiwa yang dipelajarinya, yaitu dengan menelusuri

kejadian-kejadian yang secara sekilas tidak berhubungan, tetapi setelah ditelusuri

ternyata mempunyai hubungan yang erat.

Dengan adanya tahap historiografi ini, diharapkan kajian mengenai tema

kesejarahan yang diteliti akan semakin bertambah dan akan menghasilkan

21 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode, Contoh Aplikasi, Op.Cit,

hlm. 111. 22 Ibid. Hlm. 144

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114123141166.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,

13

pemahaman-pemahaman baru terhadap objek yang diteliti. Tentunya dengan

bertambahnya wawasan mengenai objek sejarah yang diteliti tersebut, maka

pemahaman para penikmat sejarah mengenai objek yang diteliti akan semakin

luas.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian skripsi ini sebagai berikut :

Bab I : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah atau identifikasi

masalah, batasan masalah, kerangka teori, prosedur penelitian yang di dalamnya

terdiri dari ruang lingkup penelitian, jenis sumber data, metode pengumpulan

data, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II : berkaitan dengan gambaran umum tentang Jepang, sejarah awal

dalam membentuk tatanan pemerintahan sebuah negara yang bersistem

keshogunan berubah menjadi kekaisaran, dan awal mula tercetusnya gagasan

restorasi Meiji.

Bab III : Proses masuknya Islam ke Jepang. Peristiwa tenggelamnya

kapal ertogrul, Datangnya para imigran muslim, Munculnya para muallaf asli

Jepang.

Bab IV : menjelaskan tentang perkembangan Islam di Jepang saat

dimulainya restorasi Meiji. Mulai munculnya masjid pertama di Jepang.

Perkembangan Islam yang terbagi menjadi beberapa kurun waktu periode.

Bab V : kesimpulan dari materi-materi yang telah diuraikan dari bab-

bab sebelumnya dan disertai dengan adanya saran-saran untuk melengkapi segala

sesuatu yang kurang atau belum sempurna dalam penelitian ini agar bisa

diperbaiki dan disempurnakan dimasa yang akan datang.