BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

103
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia saat ini telah banyak dijumpai industri-industri rumahan atau yang lebih dikenal dengan home indsutry. Home indsutry saat ini sangat membantu pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian negara khususnya masalah pengangguran. Biasanya industri-industri rumahan merekrut para karyawan dari lingkungan tempat tinggal mereka sendiri atau bisa juga karyawan dari luar kota. Perusahaan-perusahaan ataupun industri-industri yang telah didirikan harus mempunyai strategi ataupun metode yang tepat agar produk-produk yang dihasilkan tetap bisa bersaing dan hendak bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan, karena kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat, baik dalam skala besar maupun kecil serta banyaknya industri yang terus bermunculan akan menimbulkan persaingan diantara industri sejenis maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk perusahaan tersebut. 1 Tabel 1.1 Pertumbuhan Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri (Persen) No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 1 Industri Makanan dan Minuman 10.98 10.33 4.07 9.54 2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.85 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6.49 6.04 6.58 1.53 1 Sihite, Lundu Bontor dan Sudarno. 2012. “ Analisi Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Garam Beryodium (Studi Kasus Pada UD. Empat Mutiara) “.Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 1 No. 2, 1-15.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia saat ini telah banyak dijumpai industri-industri rumahan

atau yang lebih dikenal dengan home indsutry. Home indsutry saat ini

sangat membantu pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian

negara khususnya masalah pengangguran. Biasanya industri-industri

rumahan merekrut para karyawan dari lingkungan tempat tinggal mereka

sendiri atau bisa juga karyawan dari luar kota. Perusahaan-perusahaan

ataupun industri-industri yang telah didirikan harus mempunyai strategi

ataupun metode yang tepat agar produk-produk yang dihasilkan tetap bisa

bersaing dan hendak bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan,

karena kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat,

baik dalam skala besar maupun kecil serta banyaknya industri yang terus

bermunculan akan menimbulkan persaingan diantara industri sejenis

maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk

perusahaan tersebut.1

Tabel 1.1

Pertumbuhan Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri

(Persen)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

1 Industri Makanan dan

Minuman

10.98 10.33 4.07 9.54

2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.85

3 Industri Tekstil dan Pakaian

Jadi

6.49 6.04 6.58 1.53

1Sihite, Lundu Bontor dan Sudarno. 2012. “ Analisi Penentuan Harga Pokok

Produksi Pada Perusahaan Garam Beryodium (Studi Kasus Pada UD. Empat Mutiara)

“.Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 1 No. 2, 1-15.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

2

4 Industri Kulit, Barang dari

Kulit dan Alas Kaki

10.94 -5.43 5.23 5.51

5 Industri Kayu, Barang dari

Kayu dan Gabus dan

Barang Anyaman dari Bambu,

Rotan dan

Sejenisnya

-2.72 -0.80 6.19 6.07

6 Industri Kertas dan Barang

dari Kertas;

Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman

3.89 -2.89 -0.53 3.43

7 Industri Kimia, Farmasi dan

Obat Tradisional

8.66 12.78 5.10 3.89

8 Industri Karet, Barang dari

Karet dan Plastik

2.08 7.56 -1.86 1.16

9 Industri Barang Galian bukan

Logam

7.78 7.91 3.34 2.39

10 Industri Logam Dasar 13.56 -1.57 11.63 5.89

11 Industri Barang Logam;

Komputer, Barang

Elektronik, Optik; dan

Peralatan Listrik

8.79 11.64 9.22 2.92

12 Industri Mesin dan

Perlengkapan

8.53 -1.39 -5.00 8.80

13 Industri Alat Angkutan 6.37 4.26 14.95 3.94

14 Industri Furnitur 9.93 -2.15 3.64 3.58

15 Industri Pengolahan Lainnya;

Jasa Reparasi dan

Pemasangan Mesin dan

Peralatan

-1.09 -0.38 -0.70 7.30

Industri Non Migas 7.46 6.98 5.45 5.61

PRODUK DOMESTIK

BRUTO

6.17 6.03 5.58 5.02

Sumber: BPS diolah Kemenprin tahun 2015

Menurut Ilham dan Sudarno2 perkembangan sektor home indsutry

yang ada di Indonesia menyiratkan adanya potensi yang besar jika dapat

dikelola maupun dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Home indsutry

yang telah dikembangkan, menampilkan hasil positif yang signifikan

anatara lain berupa penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan

2Ilham dan Sudarno “ Penentuan HPP Percetakan Sablon Otakkanan Production

di Yogyakarta “. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 2 No. 2, 2013. 1-14.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

3

daerah. Dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk dapat menciptakan

produk-produk yang inovatif.

Sektor industri memiliki peran yang penting dalam memperluas

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita, menumbuhkan

keahlian, menunjang pembangunan daerah, serta memanfaatkan Sumber

Daya Alam (SDA), energi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jenis

industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi kedalam tiga kategori yaitu

industri kecil, industri sedang dan industri besar atau dengan kata lain,

usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peranan usaha kecil atau

home indsutry dalam perekonomian Indonesia dapat ditinjau dari empat

aspek, (1) Usaha kecil atau home indsutry merupakan bagian terbesar dari

seluruh unit usaha yang ada di Indonesia, (2) Usaha kecil atau home

indsutry berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja, (3) Usaha kecil

atau home indsutry memberi kontribusi yang cukup besar terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB), (4) Usaha kecil atau home indsutry memberikan

kontribusi terhadap perkembangan ekspor.3

Home indsutry di Indonesia memang sangat penting, pernyataan

tersebut bukan tanpa alasan, fakta menunjukan bahwa memang

kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut jauh lebih

banyak dibandingkan tenaga kerja yang bisa diserap oleh usaha besar.

Selain itu, melihat kenyataan bahwa sebagian besar usaha mikro kecil

menengah di Indonesia terdapat dipedesaan, kelompok usaha tersebut

sangat diharapkan sebagai penggerak utama dalam pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi pedesaan, yang berarti juga mengurangi

kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan, terutama

berperan sebagai pendorong diversifikasi kegiatan ekonomi di luar sektor

pertanian, dan ini sangat penting karena kapasitas penyerapan tenaga kerja

dari sektor pertanian semakin menurun dikarenakan oleh banyak faktor.

Jika usaha kecil menengah dipedesaan tumbuh pesat, tidak hanya dalam

3 Nurhajati, Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil Menengah untuk

Meningktakan Daya Saing Ekonomi, (Malang: UNISMA. 2005), 2.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

4

jumlah unit tetapi juga dalam produktivitasnya meningkat maka

migrasi penduduk dari pedesaan keperkotaan bisa berkurang secara

signifikan.4

Seperti halnya di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten

Cirebon, sebelum mengalami krisis ekonomi masyarakat sempat menjadi

pengusaha dan pengrajin sandal. Tetapi setelah krisis ekonomi kejayaan itu

hilang pengusaha dan pengrajin sandal banyak yang gulung tikar sehingga

kesejahteraan ekonomi yang pernah mereka rasakan harus kembali memulai

dari awal, banyak masyarakat yang merasakan dampak krisis ekonomi

sehingga tingkat kesejahteraan di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon

Kabupaten Cirebon menurun drastis karena usaha sandal yang mereka rintis

menjadi gulung tikar.

Menurut Wawan salah satu tokoh Desa Kebarepan, jumlah perajin

sandal merosot tajam. Semula dari jumlah penduduk sekitar 2.600-an orang,

sekitar 90 % penduduknya adalah perajin sandal. Namun sekarang, dari

jumlah penduduk 4.000-an orang jumlah perajin hanya, 2 orang perajin

besar dan 17 perajin kecil. Salah satu persoalannya adalah dari segi

permodalan dan marketing, selain dibukanya produk import dari Negeri

China. Para perajin dan tokoh masyarakat sepakat, perlu adanya perhatian

dari pemerintah, termasuk provinsi.5

Masyarakat berusaha untuk mengatasi masalah perekonomian

keluarganya dan untuk mencapai kesejahteraan dengan ada yang tetap

menjadi pengrajin sandal atau bahkan menjadi pegawai pengrajin sandal.

Seperti halnya di daerah lain, di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon

Kabupaten Cirebon sebenarnya banyak sekali potensi sumber daya yang

berkualitas banyak juga sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon masyarakatnya sudah bisa

4Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, Cet.2, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2013), 46. 5Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa2 Desember 2015 pukul 10.02 WIB.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

5

memanfaatkan potensi yang ada dan menjadikannya sebuah peluang untuk

meningkatkan perekonomian mereka. Dengan potensi dan kreatifitas yang

ada di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sandal dari

karet tersebut dijadikan sesuatu yang bernilai tinggi.

Dari paparan diatas maka peneliti menganggap perlu dilakukan

penelitian terkait “home indsutry sandal dan dampaknya terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat” karena menurut peneliti home indsutry

sandal merupakan salah satu kerajinan yang sudah “dilupakan” oleh

masyarakat untuk itu masyarakat hendaknya mencintai produk lokal, agar

produk lokal dapat bersaing dengan produk yang lain atau serupa. Padahal

apabila home indsutry sandal mendapatkan dukungan dan perhatian oleh

pemerintah dan mampu membaca potensi yang ada, home indsutry tersebut

akan menjadi besar seperti sebelum krisis pada tahun 1998. Home indsutry

sandal juga memiliki manfaatkan untuk meningkatkan perekonomian

keluarga dan meningkatkan pendapatan ekonomi bagi keluarga, menyerap

tenaga kerja, membuka lapangan pekerjaan baru, mengurangi tingkat

kriminalitas dan mengurangi pengangguran.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam identifikasi masalah, peneliti membagi dalam tiga bagian

yaitu ;

a. Wilayah Kajian

Penelitian ini masuk ke dalam wilayah kajian

pengembangan atau pemberdayaan ekonomi lokal.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang yang dialami oleh subjek penelitian.6

6 Lexy J. Meolong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2007), 6.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

6

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan pembahasan dan

agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah serta agar yang

dibahas dapat memberikan pemahaman yang terarah serta sesuai dengan

yang diharapkan, maka peneliti memberikan pembatasan masalah. Dalam

hal ini peneliti menitik beratkan pada home indsutry sandal di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dan dampaknya

terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.

3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang ada di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana keberadaan atau kondisi home indsutry sandal di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana peran home indsutry sandal di Desa Kebarepan terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat ?

c. Bagaimana dampak home indsutry sandal di Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap kesejahteraan

ekonomi masyarakat ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan home indsutry sandal di Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mendeskripsikan peran home indsutry sandal di Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap kesejahteraan

ekonomi masyarakat.

3. Untuk mendeskripsikan dampak home indsutry sandal di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sangat diharapkan peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan

wawasan yang mendalam mengenai peran home indsutry sandal dan

dampaknya dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sehingga mudah-

mudahan dapat diimplementasikan nantinya dalam hidup bermasyarakat.

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui home indsutry

sandal dan dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat,

dimana para praktisi khususnya pengrajin home indsutry sandal di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dapat mengetahui

home indsutry sandal yang mempengaruhi kesejahteraan ekonomi

masyarakat.

3. Bagi akademik

Penelitian ini sebagai perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi

di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Khususnya program studi Muamalah

Fakultas Ekonomi dan Ekonomi Syariah.

E. Penelitian Terdahulu

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti telah mencari beberapa

literatur yang menyangkut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan,

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Skripsi “Peran Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Di Desa Roworna Kecamatan Ende Selatan Kabupaten

Ende”, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana peran industri tenun dalam

peningkatan pendapatan masyarakat desa Roworena Kecamatan Ende

Selatan Kabupaten Ende mampu mendatangkan penghasilan sebesar Rp

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

8

300.00 s/d Rp 600.000. peran industri ini terasa sekali, ketika Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Ended dan Bank BRI serta LPM

(Lembaga Pengabdian Masyarakat) bersinggungan dengan mereka.

Bahwa keinginan mereka untuk lebih mengembangkan industri ini

menjadi lebih besar. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari mereka

tidak bisa dilepaskan dari industri tenun ini. Karena memang disinilah

mereka menggantungkan hidup dan satu-satunya usaha yang masih

menjadi sumber pendapatan mereka selain bertani.7

2. Skripsi “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sebagai Upaya

Perluasan Kesempatan Kerja (Studi pada Pemerintah Kota Malang)”,

Fakultas Ilmu Administarasi Universitas Brawidjaya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

UKM yang ada di Kota Malang mampu menyerap tenaga kerja dalam

jumlah signifikan hampir 1,5% dari jumlah penduduk di Kota Malang,

dengan nilai usaha pertahun mencapai 10-5 juta per unit usaha, modal

yang digunakan untuk membuka usaha merupakan modal pribadi,

segmentasi pasaranya menjangkau semua kalangan baik kalangan

menengah ke bawahmaupun kalangan menengah ke atas baik yang ada

di dalam maupun di luar kota.8

3. Skripsi “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten

Sidrap”, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin

Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini

menganalisis strategi dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan

Perdagangan di Kabupaten Sidenreng Rampang dalam memberdayakan

koperasi pertanian dilihat melalui tiga fase yakni fase inisial, fase

7 Sartini Pawe, “Peran Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Di Desa Roworna Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende” (Malang:

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,

2007), 17. 8 Evanofalita, “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sebagai Upaya

Perluasan Kesempatan Kerja (Studi pada Pemerintah Kota Malang)” (Malang: Fakultas

Ilmu Administarasi Universitas Brawidjaya, 2007), 21.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

9

partisipatoris, dan fase emansipatoris. Dan hasil dari analisis tersebut

adalah strategi yang dimiliki oleh Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, dan Perdagangan secara sederhana, strategi dalam

pemberdayaan sudah cukup bagus, namun implementasinya masih perlu

dibenahi. Karena masih belum terjalin kordinasinya yang baik sehingga

dalam menjalankan strategi tersebut masih sangat sulit untuk mencapai

kata yang optimal dalam pemberdayaan usaha kecil menengah serta

yang lainnya.9

4. Skripsi “Peran Pendamping dalam Industri Kerajinan Gerabah dan

Peningkatan Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga di Desa Panjangrejo

Kecamatan Pundong”, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Skripsi ini

membahas tentang peran pendamping dalam industri kerajinan gerabah

yang ada di Desa Panjangrejo sangat membantu masyarakat dan

menguntungkan masyarakat diantaranya melakukan pendampingan

kepada masyarakat dengan mengadakanpenyuluhan tentang kerajinan

gerabah selain itu juga memberikan modal usaha masyarakat sehingga

masyarakat bisa berwirausaha.10

5. Skripsi “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Melalui Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgedu Wanasari

Brebes”, Fakultas Dakhwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Skripsi ini membahas

tentang upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi dengnan penyediaan

modal bagi petani, mengadakan penyuluhan pertanian tentang bawang

merah, manajemen usaha dan pemasaran hasil usaha pertanian,

pemasaran hasil pertanian. Skrip ini juga menyajikan hasil yang dicapai

oleh petani bawang merah lebih meningkat setelah diadakannya

9Sri Wahyuni, “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sidrap”, (Makassar: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makassar, 2013), 17. 10Sulasmiyati, “Peran Pendamping dalam Industri Kerajinan Gerabah dan

Peningkatan Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga di Desa Panjangrejo Kecamatan

Pundong”, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2004), 11.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

10

penyuluhan pertanian dari pada sebelum diadakannya penyuluhan.

Selanjutnya skripsi ini juga mengungkapkan faktor pendukung usaha

pertanian bawang merah diantaranya adalah mudah mendapatkan bibit

bawang merah, adanya etos kerja yang tinggi dari masyarakat,

melanjutkan warisan pertanian bawang merah dari orangtuanya.11

Dari beberapa hasil penelitian diatas, penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya baik dari

segi judul penelitian, tempat penelitian maupun fokus penelitian.

F. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikirian disini bahwa yang menjadi dasar

pemikiran yaitu bahwa Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung

halaman. Sedangkan industry diartikan sebagai kerajinan, usaha produk

barang. Singkatnya, home indsutry adalah rumah usaha produk barang atau

perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan

ekonomi ini dipusatkan di rumah.Penegrtian usaha kecil tercantum dalam

UU No.9 Tahun 1995, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan

bersih maksimal Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan

penjualan tahunan maksimal Rp. 1 Milyar.12

Sejahtera sebagaimana dikemukakan dalam Kamus Besar Indonesia

adalah aman, sentosa, damai, makmur, dan selamat (terlepas) dari segala

macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya. Pengertian ini sejalan dengan

pengertian Islam yang berarti selamat, sentosa, aman, dan damai. Dari

pengertiannya ini dapat dipahami bahwa masalah kesejahteraan sosial

sejalan dengan misi Islam itu sendiri yaitu maslahah.13 Misi inilah yang

11Warkonah, “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui

Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgedu Wanasari Brebes”, (Yogyakarta:

Fakultas Dakhwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2011), 9. 12

Saifuddin Zuhri, Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar

Ayam Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan,(Jurnal Manajemen Dan Akuntansi , FE

Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan, 2013), 2-3. 13 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok: Gramata Publishing,

2010), 256.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

11

sekaligus menjadi misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana

dinyatakan dalam Surat Al-Anbiya ayat 107.

Teori yang mengatakan bahwa home indsutry berdampak pada

kesejahteraan ekonomi adalah Tulus T.H Tambun yang menyatakan bahwa

usaha mikro, kecil, dan menengah memainkan suatu peran yang sangat vital

di dalam pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya

dinegara sedang berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju.14 Usaha

kecil atau home indsutry merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar

dibandingkan usaha besar.15Muhammad juga mengatakan bahwa Home

indsutry sebagai jantung ekonomi kreatif yang memiliki arti dan nilai

penting dalam beberapa hal yaitu salah satunya adalah dalam kontribusi

ekonomi dimana dapat mengatasi permasalahan ekonomi yaitu

pengangguran, selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan,

kemakmuran, pendapatan juga member kontribusi terhadap nilai tukar

rupiah.16UK Departement of Culture, Media and Sport mendefinisikan

home indsutry atau industri kreatif yang dikutip oleh Muhammad adalah

industri yang berbasis kreativitas, keterampilan dan talenta yang memiliki

potensi peningkatan kesejahteraan serta penciptaan tenaga kerja dengan cara

menciptakan dang mengekspoitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI).17

Pengertian Industri Rumah Tangga Menurut Muliawan bahwa

industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala

kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu.18Muliawan juga

menjelaskan bahwa beberapa manfaat dan keutamaan nyata yang dapat

diperoleh dari pertumbuhan home indsutry secara khusus untuk tingkat

kesejahteraan masyarakat.19 Hal tersebut secara tidak langsung bahwa

14Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 15Ibid., 59. 16 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta : Graha

Ilmu,2009),96. 17 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, 95. 18Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, (Yogyakarta: Banyu Media, 2008), 3. 19Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, 3.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

12

menurut Muliawan home indsutry berdampak pada kesejahteraan ekonomi

masyarakat.

Dalam hal ini Peneliti menggunakan teori pendekatan Muliawan

yang menyatakan bahwa home indsutry berdampak pada kesejahteraan

ekonomi masyrakat seperti yang dijelaskan pada gambar 1.1 kerangka

konseptual dibawah ini :

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual

Home indsutry:

Industri yang dikerjakan di

rumah biasanya dilakukan

oleh keluarga.

Dimensi :

1. Padat Karya

2. Modal Kecil

3. Teknologi

Sederhana

4. Pemerataan

manfaat terhadap kesejahteraan

ekonomi :

1. Memberikan penghasilan tambahan

bagi masyarakat

2. Penyerapan tenaga kerja

3. Pembukaan lapangan kerja baru

4. Mengurangi Pengangguran

5. Mengurangi tingkat Kriminalitas

Menciptakan Individu yang

Mandiri dan Kreatif agar

terciptanya kesejahteraan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

13

G. Metodologi Penelitian

Di dalam suatu penelitian, peneliti pasti akan menggunakan suatu

metode di dalam melakukan penelitian. Diantara metodologi penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian home indsutry sandal yang bertempat di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi ini

dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek serta segala potensi

yang ada pada home indsutry sandal dan dampaknya terhadap kesejahteraan

ekonomi masyarakat sekitar. Lokasi yang strategis dalam artian dapat

dengan mudah dijangkau oleh peneliti dan mempunyai potensi dan

manajemen yang baik sehingga dapat berkembang dipedesaan, pemilihan

home indsutry sandal di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten

Cirebon sebagai tempat penelitian juga mempertimbangkan berbagai

keterbatasan dari peneliti sendiri seperti tenaga, biaya, dan jangka waktu.

Dengan jumlah penduduk sekitar 4000-an untuk saat ini home indsutry

sandal Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon hanya

mampu menyerap setiap home indsutry sandal sekitar 1-5 orang saja dengan

jumlah home indsutry yang masih aktif sekitar 17 home indsutry sandal.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah karya ilmiah diperlukan sebuah metode agar karya

ilmiah yang dibuat lebih terarah. Dengan adanya metode tersebut akan lebih

mengarahkan sebuah penelitian agar mendapatkan hasil yang optimal.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode

kualitatif.Menurut Lexy J. Meleong,Metode kualitatif adalah suatu

penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam

konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.20

20 Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial.(Jakarta: Salemba Humanika), 9.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

14

3. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif deskriptif.21 Alasan menggunakan metode

kualitatif deskriptif adalah pertama, pendekatan ini sebagai sumber untuk

mendiskripsikan tentang home indsutry sandal yang berdampak pada

kesejahteraan ekonomi masyrakat yang mendetail, terarah dan runtut.

Kedua, pendekatan dengan cara ini dilakukan agar dapat mempermudah

dalam penelitian sehingga mampu membuat hubungan lebih akrab dengan

subyek-subyek yang akan menjadi target sasaran dalam penelitian ini.

Ketiga, pendekatan ini diharapkan agar mempermudah peneliti dalam

mendeskripsikan mengenai peranan home indsutry sandal terhadap

kesejahteraan masyarakat, menilai sesuai dengan fakta-fakta yang berada di

lapangan. Keempat, dengan pendekatan kualitatif deskriptif ini akan lebih

mampu menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

4. Data dan Sumber Data

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau uraian,

bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai

macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,

diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar

yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif

berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.

Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami

kualitas dari objek yang akan diteliti. Data merupakan keterangan-

keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatuyang diketahui atau

yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat

angka, simbol, kode dan lain-lain.22

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006), 6. 22M Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

(Jakarta:Ghalia Indonesia,2002),82.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

15

a. Data

Data dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang belum tersedia dan untuk

memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa

instrument penelitian seperti kuisioner, wawancara, observasi dan

sebagainya, maka data tersebut dinamakan data primer.23Data yang

diperoleh secara langsung dari tempat penelitian, berdasarkan

sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan,

dan difikirkan oleh informan/sumber data.24

Data primer diperoleh dari beberapa pihak yang terkait dengan

penelitian, dalam hal ini adalah pemilik usaha home indsutry sandal,

masyarakat yang terlibat langsung artinya masyarakat yang menjadi

karyawan di home indsutry sandal tersebut, dan masyarakat di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon pada umumnya

yang tidak ikut terlibat langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu mengambil data secara tidak langsung dari

perusahaan atau data diambil dari pihak ketiga, data ini bersifat runtutan

waktu (time series).Dan juga dari berbagai literature yang ada seperti

buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian-penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian skripsi ini.Data yang sudah siap

dipublikasikan oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat

dimanfaatkan oleh peneliti.25 Dalam hal ini peneliti mengambil data dari

literature-literatur yang berkaitan dengan home indsutry sandal dan

dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.

23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metododlogi Penelitian Ekonomi Islam,

(Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 76-77. 24Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 213. 25 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metododlogi Penelitian Ekonomi Islam,

(Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 77.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

16

b. Sumber Data

1. Sumber Data Teoritik

Hal-hal yang bersifat teoritik, peneliti mengambil dari buku-

buku dan dokumen yang ada relevansinya dengan pembahasan yang

berhubungan dengan skripsi ini.

2. Suumber Data Empirik

Sumber data empirik diperoleh dari berbagai informasi dari

informan yang ada dilokasi penelitian yaitu pengrajin sandal, tenaga

kerja, masyarkat maupun perangkat desa, dengan menggunakan teknik

observasi dan wawancara.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang dilakukan oleh

peneliti untuk memudahkan peneliti dalam mencari data yang akan

digunakan untuk membuat karya ilmiah. Ada beberapa teknik

pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan dua pihak

dengan maksud tertentu yaitu pewawancara sebagai pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban.26Wawancara juga

merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara

Wawancara atau Interview ditunjukan kepada masyarakat yang

mempunyai home indsutry sandal dan masyarakat di Desa Kebarepan

26 Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 127.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

17

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Masyarakat yang dijadikan

informan bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang gambaran

umum home indsutry sandal serta dampaknya terhadap kesejahteraan

ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon

Kabupaten Cirebon.

b. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.27Dalam hal ini

peneliti mengamati home indsutry sandal dan dampaknya terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan Kecamatan

Plumbon Kabupaten Cirebon, kemudian mencatat hal-hal yang

berhubungan dengan gejala-gejala yang diselidiki.

Observasi ini menggunakan teknik observasi nonpartisipan yang

dilakukan secara cermat.Dalam hal ini peneliti tidak terlibat langsung

dalam kegiatan masyarakat namun melakukan pengamatan secara

langsung.Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin

sandal yang ada di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten

Cirebon.Peneliti juga melakukan observasi kepada masyarakat umum di

Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.Metode

observasi yang digunakan untuk melengkapi data yang tidak diperoleh

dengan metode wawancara.

c. Dokumentasi

Selain metode wawancara dan observasi, data hasil penelitian

juga dikumpulkan melalui dokumen.Dokumen resmi yang relevan

dengan masalah penelitian.Metode ini digunakan untuk menggali data

yang bersumber dari dokumen-dokumen seperti profil di Desa

Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon serta foto-foto yang

diperlukan sebagai bukti dari hasil observasi dan wawancara.

27Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 128

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

18

6. Instrumen Penelitian

Menurut Lexy J. Meleong seperti yang dikutip oleh Basrowi dan

Suwardi dalam buku memahami penelitian kualitatif mengungkapkan

bahwa subyek atau instrumen penelitian dalam metode kualitatif adalah

orang yang ada pada latar penelitian yaitu peneliti.Secara lebih tegas

Meolong mengungkapkan bahwa mereka orang yang dimafaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian.28

7. Teknik validitas data

Cara untuk memperoleh kredibilitas dan atau tingkatkeabsahan

data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi, sedangkan

triangulasi dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode yang

dipakai adalah membandingkan data hasil observasi dengan

wawancara.29

Triangulasi di bagi menjadi tiga yaitu triangulasi sumber,

triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan triangulasi teknik karena dalam Triangulasi teknik untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain. Atau mungkin semua benar, karena sudut pandangnya

berbeda-beda.

28 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, 88. 29 Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 331.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

19

8. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif model miles dan huberman yang terkenal dengan analisis

interaktif.30 Sedangkan analisis interaktif ini meliputi tiga hal yaitu:

1. Mereduksi data (membuang data yang tidak penting)

Mereduksi data merupakan bagian dari pemilihan data yang

penting. Dalam mereduksi data ini peneliti mencari data yang benar-

benar valid dan membuang data yang tidak penting.

2. Menyajikan data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data

kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif

(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis

data kualitatif.Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat

digunakan untuk mengambil tindakan.

H. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini tersusun atas lima bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan maslah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan. Babi ini bertujuan untuk mengantarkan pembahasan skripsi secara

keseluruhan.

BAB II Kajian Teori, landasan teori perlu dikemukakan definisi

setiap fokus yang akan diteliti, ruang lingkup keluasan serta kedalamannya.

Bab ini terdiri dari beberapa sub, yaitu penngertian home indsutry sandal,

dan konsep kesejahteraan ekonomi masyarakat.

30 Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 206.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

20

BAB III Kondisi Objektif home indsutry sandal di Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, yang berisi tentang profil desa,

sejarah home indsutry sandal di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon

Kabupaten Cirebon, perkembangan home indsutry sandal baik dari

perkembangan pengrajin maupun dari aspek pekerja, modal, produksi,

distribusi maupun konsumen.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mendeskripsikan tentang

keberadaan dan kondisi home industry sandal di Desa Kebarepan, peran

home industry sandal terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa

Kebarepan, dan dampak home industry sandal terhadap kesejahteraan

ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan.

BAB V Penutup, dalam bab ini mengemukakan kesimpulan yang

dapat ditarik dari keseluruhan pembahasan, juga dikemukakan saran dan

catatan penyusun.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

21

BAB II

HOME INDSUTRY

TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Home indsutry

1. Pengertian Home indsutry

Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 41/M-

IND/PER/6/2008 Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Industri adalah kegiatan

ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya. Pengertian usaha kecil tercantum dalam UU No. 9 Tahun

1995, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih maksimal

Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan penjualan tahunan

maksimal Rp 1 Milyar. Kriteria lainnya dalam UU tersebut adalah: milik

WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung/tidak langsung dengan usaha

menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, maupun tidak

berbadan hukum.31

Pengertian Industri Rumah Tangga atau home indsutry menurut

Muliawan bahwa industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau

perusahaan dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu.

Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedangkan

industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan

ataupun perusahaan.32Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang

berbasis di rumah adalah keluarga itu sendiri dengan mengajak orang di

sekitarnya sebagai karyawan. Meskipun dalam skala kecil, namun kegiatan

ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk

31 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, (Yogyakarta: Banyu Media, 2008), 2. 32 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, 3.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

22

sanak saudara ataupun tetangganya. Dengan begitu, perusahaan kecil ini

membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran, otomatis

jumlah penduduk miskinpun akan berangsur menurun. Sedangkan menurut

Tulus T.H Tambun Home indsutry atau usaha kecil adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha

mikro atau usaha besar dengan nilai asset lebih Rp 50 juta sampai dengan

paling banyak Rp 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp 300 juta hingga maksimum Rp 2,5 Milliar.33

Adapun pengertian Home indsutry atau industri kecil menurut

berbagai ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

Industri Kecil adalah industri perdagangan yang mempunyai tenaga

kerja antara 5-19 orang.

b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

Industri Kecil adalah sebuah perusahaan dengan jumlah tenaga

kerja kurang dari 20 orang, termasuk yang dibayar, pekerja pemilik dan

pekerja keluarga yang tidak dibayar. Selanjutnya BPS memberikan kriteria

yang sederhana berdasarkan jumlah tenaga kerja atau unit usaha seperti

berikut:

a). Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.

b). Industri kecil dengan tenaga kerja 5-19orang.

c). Industri sedang denga tenagakerja 20-99orang.

d). Industri besar dengan tenaga kerja 100 oranglebih.

c. Menurut Departemen Keuangan.

Usaha kecil adalah usaha produksi milik keluarga atau perorangan

Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki asset penjualan paling

banyak Rp1Milyar/tahun.

33Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 16.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

23

d. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM.

Usaha Kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan

maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-

banyaknya Rp200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output

penjualan paling banyak Rp1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri

sendiri.

e. Menurut Komite Penanggulangan Kemiskinan

Usaha kecil adalah pemilik atau pelaku kegiatan usaha skala mikro

di semua sektor ekonomi dengan kekayaan di luar tanah dan bangunan

maksimal Rp 25.000.000

f. Menurut Asian Develovement Bank (ADB)

Usaha kecil adalah usaha-usaha non pertanian yang mempekerjakan

kurang dari 10 orang termasuk pemilik usaha dan anggota keluarga.

g. Menurut Bank Dunia (World Bank)

Usaha kecil merupakan usaha gabungan atau usaha keluarga

dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang, termasuk di dalamnya usaha

yang hanya dikerjakan oleh satu orang yang sekaligus bertindak sebagai

pemilik. Usaha kecil merupakan usaha untuk mempertahankan hidup

(survival activities) yang kebutuhan keuangannya dipenuhi oleh tabungan

dan pinjaman berskala kecil.

h. Menurut ILO (International Labour Organization)

Home indsutry atau usaha kecil adalah usaha yang memperkerjakan

maksimal 10 orang dan menggunakan teknologi sederhana, asset minim

dan kemampuan manajerial rendah serta tidak membayar pajak.

Home indsutry merupakan salah satu dari perniagaan atau

perdagangan seperti yang di sebutkan dalam Al-Qur’an yaitu:

Allah SWT berfirman didalam surat An-Nissa ayat 29 :

Page 24: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

24

Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan

harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali

dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah

kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha

Kasih Sayang kepada kalian.

Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus

kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah SWT

mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan,

menggunakan, (dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain dengan

jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita boleh

melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan perdagangan

dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dan dalam ayat ini Allah juga

melarang untuk bunuh diri, baik membunuh diri sendiri maupun saling

membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai wujud dari kasih

sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kita.34

Penyebutan transaksi perdagangan (bisnis) secara tegas dalam ayat

ini menegaskan keutamaan berbisnis, berdagang atau berkarya. Dalam

bayak hadist diterangkan tentang keutamaan berdagang dan berkarya.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

34 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, (Semarang: CV. Toha Putra

Semarang), 49.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

25

رسول لله صلى ال عن أبيه قال قال عن عاصم بن عب يد الله عن س

ب المؤمن المحتف )أخرجه البيهقى( الله عليه وسلم إن الله ي“Dari ‘Ashim Ibn‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata

bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai

orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).35

Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha

merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.

Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.

Kreatifitas adalah mampu menangkap dan menciptakan peluang-peluang

bisnis yang bisa dikembangkan. Di tengah persaingan bisnis yang ketat

sekalipun seorang wirausaha tetap mampu menangkap dan menciptakan

peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan

lahan. Sedangkan inovasi adalah mampu melakukan pembaruan-pembaruan

dalam menangani bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang

dilakukannya tidak pernah usang dan selalu dapat mengikuti perkembangan

zaman. Sifat inovatif ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan

untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.36 Jadi orang yang berkarya akan

memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak dengan kreatifitas dan

inovasinya untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada

sebelumnya

Dari pengertian home indsutry diatas menurut peneliti singkatnya

home indsutry adalah usaha kecil yang mengolah bahan baku atau setengah

jadi menjadi produk jadi yang kegiatan usahanya dipusatkan di rumah yang

dikelola oleh keluarga yang biasanya tidak memiliki badan hukum. Menurut

peneliti home indsutry merupakan sebuah bisnis berskala kecil. Dimana

35 Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press,

1991), hlm. 182. 36 H.M. Ma’ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari

Press, 2011), hlm. 7.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

26

didalam menjalankan sebuah bisnis harus memiliki etika. Dalam Islam ada

etika bisnis Islam maka bisnis harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral

yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam

pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup

pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan untuk

ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhir.37

2. Manfaat Home indsutry

Bertambahnya jumlah keluarga akan menambah jumlah kebutuhan

dalam anggota keluarga itu. Kebutuhan keluarga ini akan terasa ringan

terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau penghasilan

keluarga untuk menutupi kebutuhan tersebut. Home indsutry yang pada

umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun menurun dan pada

akhirnya meluas ini dapat bermanfaat menjadi mata pencaharian penduduk

kampung.

Muliawan menjelaskan bahwa beberapa manfaat dan keutamaan

nyata yang dapat diperoleh dari pertumbuhan industri rumah tangga secara

khusus untuk tingkat kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut38:

a. Menambah pendapatan ekonomi keluarga;

b. Penyerapan tenaga kerja;

c. Pembukaan lapangan kerja baru;

d. Mengurangi tingkat pengangguran;

e. Mengurangi tingkat kriminalitas

Keberadaan industri tentunya akan memberikan pengaruh dan

membawa suatu perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

setempat, baik itu yang berskala besar, sedang, maupun kecil. Perubahan

tersebut bersifat holistik bagi kehidupan, seperti yang diungkapkan oleh

Hartono yang dikutip Oleh Muliawan yang menyatakan bahwa adanya

industri di suatu daerah biasanya akan meningkatkan volume perdagangan,

37 Abdul Azis, Etika Bisnis Persfektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 97-98. 38 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha di Tengah

Krisis, 8.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

27

peningkatan kegiatan pembangunan, peningkatan volume dan frekuensi lalu

lintas uang dan barang-barang dari daerah itu, ataupun penambahan jumlah

uang yang beredar. Selain itu, akan terlihat pula peningkatan kegiatan usaha

pemberian jasa (bank, transportrasi).39

Menurut Tulus T.H Tambun yang menyatakan bahwa usaha mikro,

kecil, dan menengah memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam

pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara

sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju.40 Usaha kecil atau

home indsutry mempunyai manfaat dalam penyerapan tenaga kerja terbesar

dibandingkan usaha besar.41

Muhammad juga mengatakan bahwa home indsutry atau industri kecil

sebagai jantung ekonomi kreatif yang memiliki arti atau manfaat dan nilai

penting dalam beberapa hal yaitu salah satunya adalah dalam kontribusi

ekonomi dimana dapat mengatasi permasalahan ekonomi yaitu

pengangguran, selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan,

kemakmuran, pendapatan juga member kontribusi terhadap nilai tukar

rupiah.42

Dari penjelasan diatas menurut peneliti bahwa home indsutry banyak

memiliki manfaat terutama dalam kesejahteraan ekonomi misalnya :

1. Home indsutry Sebagai Alternatif Penghasilan Bagi Keluarga

Kegiatan ekonomi rumah tangga ini membantu meningkatkan

pendapatan keluarga karena merupakan usaha sampingan yang tidak banyak

menyita waktu.

2. Home indsutry Berpeluang Untuk Mengurangi Angka Kemiskinan.

Kegiatan ekonomi home indsutry secara tidak langsung membuka

lapangan kerja bagi anggota keluarga ataupun tetangga yang berada di

39 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha di Tengah

Krisis, 40Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 41Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59. 42 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

2009), 96.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

28

sekitar tempat tinggal, oleh karena itu home indsutry dapat membantu

mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Dengan adanya manfaat dari home indsutry tersebut diharapkan

masyarakat dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam bewirausaha

sehingga bisa merintis usaha dari home indsutry yang akan membantu

ekonomi keluarga sehingga terciptanya kesejahteraan ekonomi.

3. Karakteristik Home indsutry

Menurut Mentri Perindustrian karakteristik home indsutry adalah

sebagai berikut43 :

a. Padat Karya

Dengan sifatnya yang padat karya sehingga industri kecil dapat

menyerap banyak tenaga kerja, khususnya tenaga kerja daerah, sehingga

dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam kondisi pertambahan

penduduk yang cukup tinggi sedangkan lapangan kerja terbatas sekali, maka

kegiatan-kegiatan yang mampu menyerap tenaga kerja mempunyai peran

penting.

b. Modal Kecil

Mayoritas usaha kecil memiliki modal yang relatif kecil. Faktor yang

menyebabkan kecilnya modal yang dimiliki oleh sektor usaha kecil adalah

karena modalnya bersumber dari keuangan pribadi. Faktor yang kedua

adalah karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi apabila

mengajukan permohonan kepada pihak bank.

c. Teknologi Sederhana

Teknologi yang digunakan dalam usaha kecil biasanya secara

sederhana. Penggunaan teknologi secara sederhana ini selain disebabkan

oleh minimnya dana, tapi juga karena proses produksinya tidak

membutuhkan teknologi tinggi.

43 www.mendagri.go.id

Page 29: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

29

d. Pemerataan

Sifatnya resmi dengan kondisi daerah maka Home indsutry dapat

dikembangkan di daerah.

Menurut Abrianto kriteria-kriteria suatu usaha dikatakan home indsutry

yaitu44 :

1. Kegiatan Industri dilakukan di rumah

2. Tenaga kerja yang dipekerjakan tidak lebih dari 3 orang

3. Peralatan pengolahan yang digunakan mulai dari manual hingga alat

semi otomatis.

4. Macam-macam Home indsutry

Ada beberapa bentuk dan jenis Home indsutry yang dikenal oleh

masyarakat, seperti45 :

a. Home indsutry bidang kosmetik (alat-alat kecantikan), contoh : Face

Lotion (Lotion Muka), Skin Tonic Lotion, Cleansing Cream, Bedak

Powder, Minyak Rambut Kental, Minyak Rambut Hair Cream.

b. Home indsutry bidang kebutuhan sehari-hari, contoh : sabun mandi,

sabun cuci batangan, sabun cuci deterjen, pasta gigi.

c. Home indsutry bidang obat-obatan ringan, contoh : minyak angin, obat

gosok, obat kutu busuk, obat nyamuk.

d. Home indsutry bidang makanan, contoh : keripik ubi, keripik pisang,

emping.

e. Home indsutry bidang minuman, contoh : soda, jus buah.

f. Home indsutry bidang kerajinan, contoh : sandal, rotan, kayu, dll.

44Abrianto, Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga

(Home indsutry) Tanpa Izin Dinas Kesehatan, (Makasar : Universitas Hasanuddin, 2012),

47. 45Abrianto, Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga

(Home indsutry) Tanpa Izin Dinas Kesehatan, 48.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

30

5. Kriteria Keberhasilan Home indsutry

Gambar 2.2

Faktor Keberhasilan Home indsutry

Sumber : laporan departemen perindustrian tahun 2015

Menurut Departemen Perindustrian bahwa home indsutry memiliki

kriteria dalam mencapai keberhasilan, yaitu :

a. Bahan Baku : Ketersediaan bahan baku akan mempengaruhi produksi

suatu home indsutry. Bahan baku tersebut baik dari segi kualitas,

maupun kelangsungan dan asal bahan baku yang harus ditentukan agar

sewaktu-waktu bahan baku tetap terpenuhi untuk keberlangsungan

produksi.

b. Proses Produksi : Standar, inspeksi, pencegahan, bukan perbaikan,

perawatan, kemudahan akses memperoleh energi (listrik, air, dll).

c. Produk : Orientasi pelanggan, penyesuaian produk, penentuan harga,

kualitas produk.

d. Sumber Daya Manusia : Ketersediaan tenaga kerja, tingkat

keterampilan (kualitas), tingkat upah, uraian pekerjaan.

Program Pembinaan

Keberhasilan

Home indsutry

Teknologi

Pemasaran

Kewirausahaan Produk

Bahan Baku

Modal &

Keuangan

Sumber Daya

Manusia

Proses Produksi

Page 31: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

31

Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan

yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja

dibedakan kepada tiga golongan berikut46 :

1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau

rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu

bidang pekerjaan.

2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian

dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang

kayu dan ahli mereparasi TV dan radio.

3. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan

cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan,

ahli ekonomi dan insinyur.

e. Modal dan Keuangan : Arus kas yang sehat, perencanaan keuangan,

kelansungan mendapatkan dana (milik sendiri, kredit, dll.)

f. Kewirausahaan : Perilaku wirausaha (mengorganisasikan, mengatur,

mengasumsikan resiko, dll.), keberhasilan menyesuaikan diri, mampu

mengenali konsumen.

g. Pemasaran : Lokasi pabrik dekat dengan pasar (hemat biaya), analisa

perilaku pembeli, pemahaman daerah pemasaran, promosi.

Pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh Philip kotler

yang sebagaimana dikutip oleh Kasmir dan Jakfar bahwa pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butukan dan inginkan dengan cara

menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak

lain.47 Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan

dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.

Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik

barang atau jasa kepada konsumen di pasar. Menurut Suyadi

Prawirosentono pemasaran secara harfiah berkaitan dengan usaha atau

46 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroe konomi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), 7. 47 Kasmir dan Jafra, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, 2006), 74.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

32

kegiatan memasarkan suatu barang atau jasa yang dilakukan produsen

terhadap konsumen. Dalam hal ini memasarkan berarti menjual barang

atau jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen.48 Memasarkan

atau menjual suatu barang atau jasa berkaitan dengan harga barang atau

jasa tersebut. Setelah harga ditentukan, kegiatan berikutnya adalah usaha

mengenalkan barang atau jasa tersebut agar dikenal oleh konsumen.

Tujuan kegiatan memperkenalkan barang atau jasa tersebut sangat

penting agar konsumen mengetahui adanya barang tersebut di pasar dan

mengetahui kegunaannya. Setelah konsumen mengetahui dan mengenal

barang tersebut, langkah berikutnya adalah mendistribusikan barang atau

jasa tersebut, langkah berikutnya adalah mendistribusikan barang atau

jasa tersebut agar dapat mencapai tangan konsumen.49

h. Teknologi : Inovasi teknologi dan kemajuan teknologi.

i. Program Pembinaan : Perencanaan pelatihan tenaga kerja, pembinaan

secara proaktif, pelayanan konsultasi (informasi pasar, dukungan

keuangan, promosi, dll.)

B. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Permasalahan yang dihadapi negara-negara yang sedang

berkembang adalah kesejahteraan warga negaranya. Kesejahteraan telah

menjadi bagian penting dari sebuah negara. Bahkan, didirikannya atau

dibentuknya sebuah negara adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakatnya. Berbagai cara, metode, aturan, alat pendekatan, ataupun

kebijakan telah dipilih dan dilakukan oleh sebuah negara dalam rangka

untuk mencapai tujuan tersebut. Berbagai nilai dan institusi sosial tersebut

dapat menjadi instrumen bagi terciptanya kehidupan yang lebih teratur dan

lebih baik. Demikian juga dengan dorongan untuk membentuk negara.

Negara dibutuhkan dan dibentuk untuk mewujudkan ketertiban dan

kehidupan yang lebih baik yang juga biasa disebut kesejahteraan. Dengan

48 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), 24. 49 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi, 25.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

33

demikian, kesejahteraan menjadi idaman setiap orang dan setiap

masyarakat, bahkan setiap negara. Kondisi kehidupan bermasyarakat dan

bernegara yang sejahtera menjadi sesuatu yang diidealkan.50

Indonesia adalah termasuk diantara negara yang menjadikan

kesejahteraan bangsanya sebagai tujuannya. Rumusan kesejahteraan

dituangkan dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Selain itu,

komitmen tersebut juga dijabarkan dalam batang tubuhnya, yakni Bab XIV

pasal 33 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial. Oleh

karenanya, ciri dari tercapainya tujuan tersebut menurut Bung Karno dalam

buku Lahirnya Pancasila adalah tidak adanya kemiskinan. Untuk

memastikannya, para pendiri bangsa ini menegaskannya dalam Pasal 34

tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dipelihara oleh negara.

Namun demikian, hingga saat ini kesejahteraan yang dicita-citakan

berjumlah tercapai bahkan masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh

masyarakatnya maupun oleh pendiri bangsa ini. Kondisi inilah yang

kemudian melahirkan konsep ketimpangan atau kesenjangan. Kesenjangan

terjadi apabila 20 persen penduduk yang tergolong kaya meraih lebih dari

50 persen GNP. Di Indonesia, kesenjangan spasial terjadi antara desa dan

kota, antara Jakarta dan luar Jakarta, antara Jawa dan luar Jawa, antara

Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Akhirnya muncul

kesadaran bahwa penerapan strategi growth first distribution later tidak

sesuai untuk negara-negara berkembang. Kesejahteraan telah dipersepsikan

sebagai sebuah pertumbuhan yang tinggi dalam pembangunan ekonomi.

Pendekatan ini telah banyak membuat negara berhasil mencapainya.

Indikator keberhasilan tersebut adalah meningkatnya akumulasi kapital dan

pendapatan per kapita. Namun keberhasilan ini hanya dinikmati oleh

pemilik modal dan kelompok elit nasional.

Pada tahun 1998 Indonesia mengalami puncak krisis dan mengalami

krisis yang berkepanjangan, sampai sekarang krisis tersebut masih dirasakan

50Soetomo, Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif

Masyarakat Lokal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 1.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

34

oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat menengah kebawah yang

kehidupannya sanagt sulit. Krisis yang dialami masyarakat sudah

berdampak buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat antara lain

kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, dan ketahanan pangan dalam

jangka pendek. Dalam hal ini yang dialami oleh industri kecil adalah

dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan

ekonomi masyarakat semakin menurun karena pendapatan yang diterima

juga mengalami penurunan. Tetapi walaupun mengalami krisis, industri

kecil masih tetap bertahan dan juga ada beberapa strategi yang dilakukan

industri kecil untuk bertahan dalam masa krisis tersebut antara lain:

pertama, menaikan harga jual. Kedua, mengurangi ukuran barang produksi.

Ketiga, mengurangi takaran dari bahan baku. Keempat, mengurangi jumlah

produksi barang.Kelima, mengurangi jumlah tenaga kerja.Keenam,

meningkatkan intensitas tenaga kerja.51

Dengan adanya krisis yang dialami oleh warga Indonesia terutama

pada pengusaha kecil menyebabkan banyak kemiskinan yang melanda

masyarakat Indonesia. Menurut Reitsma dan Kleimpenning yang

sebagaimana dikutip oleh Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek

perekonomian Indonesia dalam rangka globalisasi mengungkapkan bahwa

kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan

seseorang baik secara material ataupun nonmaterial.52 Seperti halnya

beberapa dampak krisis di atas yang berdampak pada perekonomian

masyarakat dan menurut definisi kemiskinan yang sudah disebutkan,

masyarakat masih merasakan kesulitan dalam mencukupi kebutuhan

materialnya seperti pendidikan, kesehatan dan juga untuk meningktakan dan

memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga mereka.

Kemiskinan ini sangat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah

dan masyarakat karena kemiskinan ini merupakan kondisi yang

51 Soetomo, Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif

Masyarakat Lokal , .29. 52 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia dalam

rangka globalisasi, 70.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

35

mengakibatkan akses terhadap perubahan politik dan institusional sangat

terbatas, kemiskinan ini sering kali membuat orang berada pada tindakan

kriminalitas, bagi pembuat kebijaksanaan kemiskinan mencerminkan

kegagalan dari kebijaksanaan pembangunan.53 Dengan adanya perhatian

mengenai kemiskinan ini setidaknya bisa mewujudkan kesejahteraan untuk

masyarakat tetapi selama ini masyarakat masih sulit untuk mendapatkan

kesejahteraan apalagi untuk pedagang kecil. Para pedagang kecil harus

berusaha dalam menghadapi krisis yang membuat mereka sulit untuk

mendapatkan kesejahteraan. Masyarakat akan mendapatkan kesejahteraan

apabila kehidupan mereka membaik, pedagang-pedagang kecil bisa

mengembangkan usahanya juga bisa menanggulangi krisis yang sedang

mereka alami.54

1. Pengertian Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Kesejahteraan ekonomi merupakan suatu kondisi dan tata kehidupan

sosial ekonomi yang sejahtera, yaitu yang memungkinkan setiap orang,

kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani

yang dikenal sebagai dasar manusia dengan sebaik-baiknya. Secara singkat

kesejahteraan mengandung dua pengertian, pertama adalah segala aturan

atau tatanan untuk memudahkan seseorang atau kelompok dalam memenuhi

kebutuhan hidup jasmani, rohani, dan sosial, sedangkan yang kedua adalah

kondisi atau keadaan yang dapat mempermudah seseorang, kelompok, atau

masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi pangan, sandang,

papan, pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya. Jadi untuk

menilai kesejahteraan seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada tatanan

yang berlaku dalam masyarakat serta kondisi masyarakat tersebut. Untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan sosial yang tertuang

dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: ”Tiap-tiap warga negara

53 53 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia

dalam rangka globalisasi,., 71 54 54 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia

dalam rangka globalisasi, 73.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

36

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”,

maka mengatasi pengangguran merupakan prioritas utama dalam

pembangunan nasional, sehingga kesejahteraan sosial ekonomi dapat

terwujud. 55

Kata masyarakat dalam bahasa Inggris di identikkan dengan Society

(Latin) “Society” yang berarti kawan. Pengertian ini ternyata sesuai dengan

kenyataan bahwa masyarakat itu tidak daripada sekelompok manusia yang

saling berhubungan dan bergaul. Berkaitan dengan pengertian tersebut

menurut Ralph Lington sebagaimana yang dikutip dalam skripsi Andi Ripai

menjelaskan sebagai berikut :

“Masyarakat adalah merupakan kelompok manusia yang telah hidup

dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri

mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah di

tentukan”.56

Berdasarkan pengertian ini maka dapat dipahami bahwa untuk dapat

dikatakan sebagai masyarakat maka harus merupakan kelompok manusia

yang telah bermukim dan bekerja sama dalam suatu wilayah (tempat)

tertentu. Lebih lanjut kemudian dijelaskan oleh Andi Ripai bahwa

Koentjaraningrat mengatakan :

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berintegrasi

menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan

terkait oleh suatu identitas bersama”.57

Defenisi diatas menunjukkan bahwa dalam hidup bermasyarakat

manusia selalu diatur oleh adanya cara-cara tertentu yang merupakan aturan.

Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia lain, karena

tidak semua kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi sendiri begitupun

sebaliknya pada orang lain. Saling ketergantungan ini menimbulkan

55 Lilik Siswanta, Jurnal Ekonomi “Kontribusi Home indsutry dalam

meningkatkan kesejahteraan social ekonomi keluarga”,(Yogyakarta: akmenika Universitas

PGRI Yogyakarta,2008), 2. 56 Andi Ripai, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013),

47. 57 Andi Ripai, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, 48.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

37

interaksi sosial. Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat

diketahui melalui adanya kontak sosial (Social Contact) dan komunikasi

yang terjadi di antara masyarakat. Adanya kontak sosial dan komunikasi itu

sehingga masyarakat selalu kelihatan hidup penuh dengan kebersamaan.

Kesejahteraan merupakan tujuan dari ajaran Islam dalam bidang

ekonomi. Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan lil alamin yang

diajarkan oleh Agama Islam ini. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan

dalam Al-Qur’an bukanlah tanpa syarat untuk mendapatkannya.

Kesejahteraan akan diberikan oleh Allah SWT jika manusia melaksanakan

apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Seiring

dengan semangat umat Islam untuk berusaha menerapkan ajaran agamanya,

muncullah kajian tentang kesejahteraan dalam perekonomian yang

berbasiskan Islam. Paradigma ini menjelaskan bahwa kesejahteraan

masyarakat akan dapat tercapai bila seluruh aktivitas manusia berlandaskan

syariah atau hukum-hukum Islam.58 Meskipun belum semua meyakini akan

keampuhannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perekonomian,

sosial, politik, hukum, budaya, dan berbagai masalah alam, namun

paradigma ini memberikan pemahaman yang sempurna tentang alam

semesta, yakni : langit, bumi, dan segala isinya termasuk manusia sebagai

khalifah didalamnya. Dalam kehidupan memang akan terjadi perbedaan dan

kesenjangan ekonomi atau rezeki diantara pelaku ekonomi, karena hal

tersebut merupakan sunnatullah. Kondisi inilah yang secara religius akan

menciptakan mekanisme ekonomi, yang berkelebihan menolong yang

kekurangan sehingga kesenjangan akan semakin menyempit walaupun tidak

bisa dihilangkan sama sekali. Dengan demikian hanya dengan tolong

menolong dan saling memberilah, maka kebutuhan manusia itu dapat

58 Muhammad Nafik HR, Benarkah Bunga Haram ? Perbandingan Sistem Bunga

dengan Bagi Hasil & Dampaknya pada Perekonomian (Surabaya : Amanah Pustaka, 2009),

16.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

38

terpenuhi, karena yang kaya membutuhkan yang miskin dan sebaliknya

yang miskin membutuhkan yang kaya.59

Dalam perspektif ide atau gagasan, ternyata konsep kesejahteraan

banyak mengadopsi pada paham kapitalisme dan sosialisme.60 Paham ini

telah terbukti membawa banyak kegagalan dalam mengantarkan

pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena

itu, munculah sebuah alternatif konsep kesejahteraan yang mengacu pada

nilai-nilai ajaran syariah Islam. Pada saat krisis ekonomi moneter melanda

dunia, lembaga-lembaga ekonomi di negara-negara berkembang yang

menerapkan mekanisme syariah terbukti dapat bertahan dan bahkan

disebagiannya mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sehingga

berawal dari keberhasilannya ini mulailah banyak dikaji tentang konsep

kesejahteraan yang berlandaskan pada ekonomi syariah Islam.61

Dalam teori-teori ekonomi, nilai-nilai yang ditawarkan ekonomi

Islam tergolong hal yang baru. Meskipun pada kenyataannya ajaran Islam

memberikan petunjuk-petunjuknya dalam beraktivitas ekonomi tetapi secara

bangunan ilmu masih membutuhkan proses untuk menjadi mapan. Muncul

dan berkembangnya ilmu ekonomi Islam ini turut memberikan alternatif

pemecahan masalah yang berlarut-larut akibat dari mengusung ide atau

gagasan kapitalisme maupun sosialisme yang mengalami kegagalan. Di sisi

lain, ajaran syariah Islam memang menuntut para pemeluknya untuk berlaku

secara profesional yang dalam prosesnya menampilkan kerapian, kebenaran,

ketertiban, dan keteraturan.62 Tuntutan inilah yang mendorong untuk

menunjukkan tentang bagaimana ekonomi Islam memberikan dalam

kejelasan konsep kesejahteraan tersebut.

59 Muhammad Nafik HR, Benarkah Bunga Haram ? Perbandingan Sistem Bunga

dengan Bagi Hasil & Dampaknya pada Perekonomian 16. 60 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta : Gema Insani Press,

2000), 6. 61 M. Lutfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah,(Jakarta: Senayan Abadi

Publising, 2003), 47. 62 Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek

(Jakarta : Gema Insani Press, 2003), 1.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

39

2. Standar Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

a. Kesejahteraan Menurut Al-Qur’an

Ayat Al-Qur’an yang memberikan penjelasan tentang kesejahteraan

ada yang secara langsung (tersurat) dan ada yang secara tidak langsung

(tersirat) berkaitan dengan permasalahan ekonomi. Salah satu ayat yang

menjelaskan tentang konsep kesejahteraan yaitu :

a. Qs. Thaha 117-119

”Kemudian Kami berfirman, ”Wahai Adam, sungguh (ini) iblis

musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia

mengeluarkan kamu berdua dari surga, nanti kamu celaka.

Sungguh, ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak akan

kelaparan dan tidak akan telanjang. Dan sungguh, disana engkau

tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari.”

Kesejahteraan menurut pengertian Al-Qur’an tercermin di Surga

yang dihuni oleh Nabi Adam dan isterinya sesaat sebelum mereka bertugas

sebagai khalifah di bumi. Kesejahteraan yang digambarkan dalam ayat ini

menjamin adanya pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan

tidak kelaparan, tidak merasa dahaga, tidak telanjang, dan tidak kepanasan

oleh matahari. Sedangkan kebalikan darinya adalah kehidupan yang sempit,

yakni jauh dari tentram dan tenang, selalu tidak puas, dadanya sesak dan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

40

gelisah walaupun lahirnya tampak mewah, serba ada, cukup pakaian dan

tempat tinggalnya.63

b. surat An – Nisa ayat 9. Allah SWT berfirman :

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya

mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu,

hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka

berbicara dengan tutur kata yang benar.” (An-Nisa : 9)

Kesejahteraan dapat diperoleh hanya dengan ketaqwaan kepada

Allah SWT dan juga berbicara secara jujur dan benar. Pada ayat ini, Allah

SWT meminta kepada hamba-Nya untuk memperhatikan kesejahteraan

generasi yang akan datang. Oleh karenanya harus dipersiapkan generasi

yang kuat akan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Bahkan Nabi

Muhammad SAW juga melarang untuk memberikan seluruh hartanya

kepada orang lain dengan meninggalkan warisannya.64

c. Qs. Al-Nahl : 97

63 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 175.

64Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Singkat IbnuKatsir Jilid II

(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), 314-315.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

41

”Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan

dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

kerjakan.”

Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT yang

diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman kepada-Nya.

Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-orang

yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari amalnya. Kehidupan yang

baik adalah kehidupan yang bahagia, santai, dan puas dengan rezeki yang

halal, termasuk didalamnya mencakup seluruh bentuk ketenangan apapun

dan bagaimanapun bentuknya.65

d. Qs. Al-A’raaf ayat 10

”Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana

Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit

kamu bersyukur.”

Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan kepada hambaNya untuk

mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat itu adalah sarana

untuk mendapatkan kesejahteraan yang berupa bumi yang diciptakan-Nya

65 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: PT Pustaka

Panji Mas, 1998), 292.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

42

untuk tempat tinggal, tempat memenuhi segala hajat hidup, menguasai

tanah, hasil tanamannya, binatang-binatangnya, dan tambang-tambangnya.66

e. Qs. Al-Baqarah: 126

”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah

(negeri Mekkah) ini, negeri yang aman, dan berilah rezeki berupa

buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dia (Allah) berfirman:

“Dan kepada orang kafir, Aku beri kesenangan sementara,

kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah

seburuk-buruk tempat kembali.”

Kesejahteraan hanya diperoleh dengan penyerahan diri sepenuhnya

kepada Allah SWT. Ajaran Islam mengajarkan juga tentang konsep untuk

berbagi, membagi nikmat, membagi kebahagian dan ketenangan tidak hanya

untuk individu namun untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia.67

66 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 190. 67 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 263.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

43

b. Kesejahteraan Di Masa Rasulullah Dan Para Sahabatnya

Ajaran ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dari sumber utamanya,

yakni Al-Qur’an, Sunnah, dan khazanah Islam lainnya. Konsep-konsep

ekonomi Islam yang didalamnya membahas tentang kesejahteraan individu,

keluarga, masyarakat, dan negara telah tergambar secara jelas dalam ayat-

ayat Al-Qur’an. Kesejahteraan dalam perspektif ekonomi Islam tidak hanya

berhenti pada tataran konsep tetapi telah terwujud dalam praktek kehidupan

Rasulullah dan para sahabatnya. Implementasi nilai-nilai kesejahteraan ini

tidak hanya dirasakan oleh umat Islam saat itu tetapi juga umat non muslim,

bahkan rahmat bagi seluruh alam hingga masa modern saat ini.68

Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa sesungguhnya tujuan dasar

Islam adalah terwujudnya kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat.

Dalam prakteknya, Rasulullah SAW. membangun suatu perekonomian yang

dulunya dari titik nol menjadi suatu perekonomian raksasa yang mampu

menembus keluar dari jazirah Arab. Pemerintahan yang dibangun

Rasulullah SAW di Madinah mampu menciptakan suatu aktivitas

perekonomian yang membawa kemakmuran dan keluasan pengaruh pada

masa itu.69 Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian

kesejahteraan atau kemakmuran. Nabi Muhammad SAW memperkenalkan

sistem ekonomi Islam. Hal ini berawal dari kerja sama antara kaum

Muhajirin dan Anshar. Sistem ekonomi Islam yang diperkenalkan, antara

lain, syirkah, qirad, dan khiyar dalam perdagangan. Selain itu, juga

diperkenalkan sistem musaqah, mukhabarah, dan muzara’ah dalam bidang

pertanian dan perkebunan. Para sahabat juga melakukan perdagangan

dengan penuh kejujuran. Mereka tidak mengurangi timbangan dalam

berdagang. Semenjak hijrah ke Madinah, kehidupan telah banyak berubah.

68Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Singkat IbnuKatsir Jilid I

(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), 223.

69 Muhammad Sholahuddin, World Revolution With Muhammad (Sidoarjo:

Mashun, 2009), 46.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

44

Para sahabat Nabi Muhammad SAW dari kaum Muhajirin bahu-membahu

dengan penduduk lokal Madinah dari kaum Anshar dalam membangun

kegiatan ekonomi. Berbagai bidang digeluti oleh beliau dan para

sahabatnya, baik itu pertanian, perkebunan, perdagangan maupun

peternakan. Pasar-pasar dibangun di Madinah. Kebun-kebun kurma

menghasilkan panenan yang melimpah. Peternakan kambing menghasilkan

susu yang siap dipasarkan maupun hanya sekedar untuk diminum. Dalam

sejarah, dikenal tokoh Islam yang terkenal dengan kekayaannya dan

kepiawaiannya dalam berdagang dan berbagai bidang lainnya. Mereka

adalah Abdurahman bin Awf, Abu Bakr, ‘Umar bin Khattab, dan

sebagainya. Mereka sadar akan dapat hidup di Madinah hanya dengan usaha

mereka sendiri. Masyarakat Madinah terus berupaya meningkatkan aktivitas

ekonomi dengan etos kerja yang tinggi. Ibadah dan kerja adalah dua jenis

aktivitas ukhrawi dan duniawi yang menghiasi hari-hari mereka silih

berganti. Pada awal tahun kedua Hijrah, Allah swt sudah mewajibkan kaum

muslimin membayar zakat. Tentu saja, zakat yang diwajibkan hanya bagi

mereka yang telah berkecukupan.70

c. Konsep Kesejahteraan Menurut Umar Chapra

Umar Chapra menggambarkan secara jelas bagaimana eratnya

hubungan antara Syariat Islam dengan kemaslahatan. Ekonomi Islam yang

merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas

dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah

merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-

tayyibah).71 Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam,

yang tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan

dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik.

70Zainal Abidin Ahmad, Negara Adil Makmur Menurut Ibnu Siena, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1974), 11. 71M. B. Hendrie Anto. Pengantar Ekonomika Mikro Islami. (Yogyakarta:

Ekonisia 2003), 7.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

45

Secara terperinci, tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.

Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan

negara.

2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum,

pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem

negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara

adil dibidang ekonomi.72

3. Penggunaansum berdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan

tidak mubazir.

4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan dan hasil pembangunan secara

adil dan merata.

5. Menjamin kebebasan individu.

6. Kesamaan hak dan peluang.

7. Kerjasama dan keadilan.

Umar Chapra ingin menegaskan (dengan membuat pemaparan cukup

komprehensif terutama atas dasar dan dengan landasan filosofis dan

teoritis), bahwa umat Islam tidak usah berpaling ke Timur atau ke Barat

dalam mewujudkan kesejahteraan, khususnya dalam bidang ekonomi tetapi

berpaling pada Islam. Dia mengamati bahwa banyak negara-negara Islam

atau yang berpenduduk mayoritas Islam telah mengambil pendekatan

pembangunan ekonomi dari Barat dan Timur, dengan menerapkan sistem

kapitalis, sosialis atau negara kesejahteraan.

Umar Chapra menekankan bahwa selama negara-negara muslim

terus menggunakan strategi kapitalis dan sosialis, mereka tidak akan

mampu, berbuat melebihi negara-negara kapitalis dan sosialis, mencegah

penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan

72 Warkum Sumito. Asas-asas Perbankan Islam& Lembaga-lembaga Terkait. Cet

keempat, (Jakarta: Raja grafindo Persada), 17.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

46

dengan demikian akan ditekan secara otomatis, menjadikannya sulit untuk

merealisasikan maqashid meskipun terjadi pertumbuhan kekayaan.73

Sementara itu konsep negara sejahtera, yang mencoba

menggabungkan mekanisme harga dengan sejumlah perangkat lainnya.

Terutama pembiayaan kesejahteraan oleh negara untuk menjamin keadilan,

pada mulanya menimbulkan sebuah euphoria (Europhia merupakan sebuah

rasa bahwa masalah alokasi dan distribusi telah diatasi secara ideal), tetapi

ternyata tidak. Penambahan pengeluaran untuk sektor publik tidak dibarengi

dengan suatu pengurangan ganti rugi dalam klaim-klaim lain atas sumber-

sumber, dengan defisit anggaran yang membengkak meskipun telah

ditetapkan beban pajak yang berat. Keadaan itu menimbulkan pemakaian

sumber-sumber daya semakin memburuk, meningkatkan ketidakseim-

bangan internal dan eksternal. Masalah kemiskinan tetap ber-lanjut dan

bahkan semakin dalam. Kebutuhan-kebutuhan tetap tak terpenuhi. Ketidak

adilan justru semakin bertambah. Problem yang dihadapi negara sejahtera

adalah bagaimana menghapuskan ketidakseimbangan yang diciptakannya.

Sistem ini tidak memiliki mekanisme filter yang disepakati selain harga

untuk mengatur permintaan secara agregat, dunia hanya bersandar

sepenuhnya kepada mekanisme pasar untuk menghapuskan

ketidakseimbangan yang ada.74

d. Konsep Kesejahteraan Menurut Ibn Khaldun

Kesejahteraan dan pembangunan, menurut Ibn Khaldun bergantung

pada aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga kerja, luasnya pasar,

tunjangan dan fasilitas yang disediakan negara, serta peralatan. Pada

gilirannya tergantung pada surplus yang dihasilkan setelah memenuhi

kebutuhan masyarakat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka

73 Umer Chapra. Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin

Basri, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), 304.

74 Umer Chapra, Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin

Basri, 373-374.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

47

negara akan semakin besar. Pendapatan yang besar akan memberikan

kontribusi terhadap tingkat tabungan yang lebih tinggi dan investasi yang

lebih besar untuk peralatan dan dengan demikian akanada kontribusi yang

lebih besar di dalam pembangunan dan kesejahteraan.75

Ketika tingkat pendapatan dan kesejahteraan tinggi, hal ini akan

memberikan kontribusi terhadap kenaikan pendapatan pajak sehingga

memungkinkan pemerintah mengeluarkan anggaran yang lebih untuk

kesejahteraan rakyat. Implikasinya berdampak pada perluasan di dalam

lapangan ekonomi dan meningkatkan pembangunan. Ini mengakibatkan

kenaikan jumlah penduduk, juga tingkat migrasi tenaga kerja dan orang

terpelajar dari satu tempat ke tempat lain, pada akhirnya semua itu akan

memperkuat modal intelektual dan sumber daya manusia dalam masyarakat.

Kenaikan jumlah penduduk akan mendorong tingkat permintaan barang dan

jasa yang tinggi, sehingga terjadi kenaikan tingkat industri, kenaikan tingkat

industri akan meningkatkan pendapatan, memajukan ilmu pengetahuan dan

mempercepat laju pembangunan. Alat untuk mencapai kesejahteraan dan

pembangunan yang paling utama menurut Ibn Khaldun adalah masyarakat,

pemerintah dan keadilan.76 Di dalam masyarakat, solidaritas diperlukan

untuk meningkatkan kerjasama, sehingga akan meningkatkan produktivitas,

solidaritas akan menguat jika ada keadilan. Dalam kesempatan lain, Ibn

Khaldun juga mengungkapkan bahwa faktor ekonomi, kebersihan, moral

dan sosial mempengaruhi jumlah populasi masyarakat, dan populasi yang

besar akan menciptakan kesejahteraan.

Ibn khaldun mengelompokan kekuasaan menjadi tiga jenis, Laissez

Faire, Welfare State Sekuler, dan Welfare State Islami atau Khilafah.

Welfare State Sekuler, pemerintah hendaknya menggunakan kekuasaannya

untuk membuat fungsi pasar berjalan lancar, dengan membuat berbagai

infrastruktur yang berfungsi memperlancar kegiatan ekonomi. Negara juga

75 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok : Gramata Publishing,

2010), 249. 76 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 250.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

48

harus berorientasi pada kesejahteraan, rakyat, memiliki kebijakan anggaran,

menghargai hak milik masyarakat dan menghindari pungutan pajak yang

memberatkan. Ibn Khaldun mendukung negara yang mengutamakan

keadilan, pembangunan dan kemakmuran serta menginginkan negara yang

menjamin penerapan syariah dan negara yang berfungsi sebagai instrument

pembanguna dan kesejahteraan masyarakat.77

e. Konsep Kesejahteraan Ekonomi Menurut Imam as-Syatibi

Islam menginginkan setiap individu memperhatikan kesejahteraan

mereka. Imam as-Syatibi menggunakan istilah maslahah untuk

menggambarkan tujuan Islma ini. Dengan kata lain, manusia senantiasa

dituntut untuk mencari kemaslahatan.78 Aktivitas ekonomi produksi,

konsumsi, dan pertukaran yang menyertakan kemaslahatan seperti

didefinisikan Islam harus diikuti sebagai kewajiban agama untuk

memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Dengan demikian, seluruh

aktivitas ekonomi yang mengandung kemaslahatan bagi umat manusia

disebut sebagai kebutuhan. Kebutuhan inilah yang harus dipenuhi.

Pemenuhan kebutuhan tujuan aktivitas ekonomi, dan pencarian terhadap

tujuan ini adalah kewajiban agama. Oleh karena itu, manusia berkewajiban

untuk memecahkan berbagai permasalahan ekonominya. Pendekatan bahwa

keinginan tidak terbatas sehubungan dengan kelangkaan sumber daya alam

yang menetapkan problematika ekonomi manusia mungkin menjelaskan

perilaku ekonomi suatu masyarakat kapitalis, akan tetapi secara meyakinkan

gagal utnuk menjelaskan perilaku beberapa masyarakat dunia tradisional.

Para anggota masyarakat tradisional tidak merasa termotivasi untuk

memaksimalkan kepuasan dari keinginan mereka dengan sumber daya alam

yang tersedia bagi mereka karena mendapatkan kebutuhan mereka telah

terpenuhi secara mencukupi dan tidak merasa diwajibkan untuk memelihara

77 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 250. 78 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

49

kepuasan dari keinginan mereka melebihi kebutuhan yang didefinisikan oleh

diri mereka sendiri atau lingkungan mereka.79

Di sisi lain, teori ekonomi Islam mendefinisikan problematika

ekonomi dalam persfektif tujuan tersebut. Pemenuhan tujuan tersebut

menjadi kewajiban agama. Oleh karena itu, Islam menjadi sebuah kekuatan

peembangunan ekonomi, sekalipun terhadap beberapa masyarakat

tradisional yang tidak termotivasi oleh pendekatan materialis, untuk

memaksimalkan the satisfaction of wants. Dengan demikian, problematika

ekonomi manusia adalah pemenuhan kebutuhan dengan sumber daya alam

yang tersedia.80 Teori ekonomi konvensional menggambarkan utility (nilai

guna) sebagai sifat suatu barang atau jasa untuk memuaskan keinginan

manusia. Ini berarti bahwa setiap orang harus menentukan tingkat

kepuasannya berdasarkan kriteria yang diciptakannya sendiri. Dengan kata

lain, kepuasan ditentukan secara subjektif. Aktivitas ekonomi untuk

mendapatkan atau memproduksi sesuatu didorong oleh utility tersebut.81

Dalam ekonomi Islam, yang menjadi sifat atau kekuatan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunnia dalah maslahah.

Seperti yang diungkapkan imam as-syatibi, kemaslahatan hanya dapat

dicapai dengan memelihara lima unsur pokok kehidupan, yaitu agama, jiwa,

akal keturunan, dan harta. Dengan demikian seorang muslim termotivasi

secara keagamaan untuk memperoleh atau memproduksi setiap barang atau

jasa yang memiliki maslahah tersebut. Beberapa barang atau jasa akan

memiliki maslahah yang lebih besar dan yang lainnya memiliki maslahah

yang lebih kecil, tergantung pada perhatian barang atau jasa tersebut dalam

mempertimbangkan lima unsur pokok dalam kehidupan. Barang atau jasa

yang menjaga kelima unsur tersebut akan memiliki maslahah yang lebih

besar daripada barang atau jasa yang hanya berfungsi sebagai penghias

kelima unsur tersebut. Dengan demikian konsep maslahah merupakan

79 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256. 80 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 257. 81 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 258.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

50

konsep yang objektif terhadap perilaku konsumen karena ditentukan oleh

tujuan (maqashid) syariah.82

3. Tahapan Keluarga Sejahtera

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, berdasarkan Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah

mengadakan program yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Pendataan

ini bertujuan untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan

keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Adapun pentahapan keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut83:

a. Keluarga pra sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

(basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan,

sandang, papan, kesehatan dan KB.

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota

keluarga

2. Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih

dalam sehari.

3. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah,

bekerja, sekolah atau berpergian.

4. Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke

sasaran kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya

secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial

psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi

lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I

82 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 258 – 259. 83 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 9.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

51

kebutuhan dasar (1 s/d 5) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial

psikologi belum terpenuhi yaitu84:

6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

7. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan

atau telur.

8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian

baru pertahun

9. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap

pengguna rumah

10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat

11. Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.

12. Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis

huruf latin.

13. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur

memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

c. Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan

dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya

seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada

keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah

terpenuhi (1 s/d 14 telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan

belum yaitu85:

15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.

16. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan

kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga.

84 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 10. 85 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 12.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

52

18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.

19. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali

perbulan.

20. Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau

majalah.

21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai

kondisi daerah.

d. Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya,

tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi

masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan

kemasyarakatan.86

e. Keluarga Sejahtera Plus

yaitu keluarga yang sudah mampu melaksanakan seluruh

indikator keluarga sejahtera yang berjumlah 23.87

C. Peran Home indsutry terhadap kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Home indsutry mempunyai peran penting dalam pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Pengembangan usaha kecil di Indonesia merupakan

salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini karena usaha

tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak

hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antara golongan

pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu

memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang

signifikan dalam mempercepat perubahan sktuktural, yakni meningkatnya

perekonomian dan ketahanan ekonomi nasional. Tulus T.H Tambun yang

menyatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah memainkan suatu

peran yang sangat vital di dalam pembangunan ekonomi dan pertumbuhan

86 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 13. 87 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 14.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

53

ekonomi, tidak hanya dinegara sedang berkembang, tetapi juga di negara-

negara maju.88 Usaha kecil atau home indsutry merupakan penyerapan

tenaga kerja terbesar dibandingkan usaha besar.89

Menurut peneliti home indsutry merupakan bagian usaha kreatif

dimana home indsutry ini akan menghasilkan individu yang kreatif yang

mampu bersaing dengan pangsa pasar. Dengan terbentuknya individu yang

kreatif maka individu tersebut bisa mandiri dalam melakukan kegiatan

ekonomi dengan dibekali skill atau kreatifitas yang mereka miliki sehingga

akan menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi pelakunya.90

88 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 89 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59. 90 Menciptakan Industri Kreatif, BUMN.go.id

Page 54: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

54

BAB III

HOME INDSUTRY SANDAL

DESA KEBAREPAN KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN

CIREBON

A. Sejarah Singkat Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten

Cirebon

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada hari senin

tanggal 14 Desember 2015 pada pukul 16.00 kepada Bapak Udi Hartoyo

selaku Kepala Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon

tentang sejarah desa kebarepan yaitu91:

Pada Abad ke- 14 yang sekarang nama Desa Kebarepan adalah salah

satu bagian dari wilayah yang bernama Blok Sikalong yang merupakan

daerah yang sangat subur diantara blok-blok yang lain. Selain dialiri oleh

sungai Pulosari yang dapat mengairi beberapa perkebunan, pertanian dan

perikanan, juga letaknya strategis, tanahnya datar dibawah jalan raya

Deanles yang memotong wilayah ini, airnya tetap mengalir walaupun

kemarau. Karena suburnya blok ini tentunya bukan sembarangan orang yang

memimpin kampung ini. Pada saat itu pimpinan kampung yang sangat

ditakuti dan disegani ialah seorang bernama Ki Banas Patih yang terkenal

selain gagah berani dia juga sangat sakti mandraguna dan berasal dari tanah

galuh Pasundan serta memiliki pasukan yang sangat kuat khususnya

pasukan dedemit dan peri. “Waktu itu agama yang dianut oleh Ki Banas

Patih ialah agama Hindu, sehingga pada masa itu perkembangan agama

Islam diwilayah Cirebon khususnya agak terlambat karena Ki Banas Patih

beserta pasukannya tidak mau tunduk masuk agama Islam”. Jelas beliau

91 Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14

Desember 2015 pukul 16.00 WIB

Page 55: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

55

Pada suatu saat Sunan Gunung Jati, Ratu Auliya/wali dari Cirebon

mencoba memecahkan masalah ini agar perkembangan agama Islam di

Tanah Jawa khususnya di wilayah Cirebon dapat cepat berkembang dengan

lancar. Musyawarah diadakan dan keputusan pun diambil dengan

menyebarkan sebuah maklumat yang isinya sebuah sayembara bagi umum.

“Barang siapa dapat menaklukkan Ki Banas Patih, akan diberi hadiah yaitu

diangkat menjadi Ki Gede atau penguasa di Kampung ini”. Dahulu disebuah

wilayah lain nun disemailah barat ada blok yang bernama Bagusan.

Pemimpin blok tersebut adalah seorang yang beragama Islam dan bernama

Ki Gede Bagusan. Beliau memiliki beberapa Putera dan Puteri. Salah satu di

antaranya Ki Agus Mungkad. Ki Gede Bagusan mendengar sayembara yang

menarik tersebut, selain sayembara tersebut untuk pengembangan agama

Islam juga sangat tertarik untuk mencoba ilmu yang diturunkan kepada

anaknya Ki Agus Mungkad. Maka dengan tekad yang mulia Ki Gede

Bagusan mengutus anaknya Ki Agus Mungkad bersama pengawalnya untuk

mengikuti sayembara di Blok Sikalong tersebut.92 Pada suatu saat yang telah

ditentukan yaitu pada malam Jum’at Kliwon, masyarakat sudal berjejal

untuk menyaksikan bagaimana sayembara yang akan menentukan suatu

pimpinan yang bakal mengganti Ki Banas Patih dilaksanakan. Sayembara

ini menurut pengamatan sesepuh sudah cukup dianggap adil, sebab yang

bertanding hanya selain pimpinannya saja, juga yang kalah harus tunduk

dan menurut sesuai aturan yang telah ditentukan.93 Dengan hadirnya

rombongan Sunan Gunung Jati/Ratu para aulia wali dari Cirebon,

lengkaplah sudah. Acara siap untuk dimulai, ribuan orang sudah berkumpul

dan melingkar disuatu tempat terbuka yang disediakan untuk sayembara adu

kesaktian tersebut. Sebelum sayembara dimulai, ratu para aulia memberikan

sambutan dan acara pertandingan yang disetujui oleh kedua belah pihak

yang disaksikan oleh ribuan orang dengan berdebar-debar. Acara yang

dinanti-nantikan tiba, pertandingan dimulai. Ki Agus Mungkad kelihatan

92 Sumber Dokumen Desa Kebarepan 2015 93 Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14

Desember 2015 pukul 16.00 WIB

Page 56: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

56

tenang sekali, lain dengan Ki Banas Patih yang kelihatannya garang dan

ganas. Pukulan demi pukulan telah dilancarkan, kesaktianpun dikeluarkan.

Banyak penonton merasa ngeri, suasana goncang, angin berdatangan, suara

bersuitan, sauatu tanda adu kesaktian saling bertemu silih berganti. Ratu

Aulia menafsirkan bahwa malam Jum’at Kliwon yang diminta Ki Bansa

Patih, justru malam yang menguntungkan baik dari segu perhitungannya

maupun penggunaan ilmu kesaktian bagi Ki Agus Mungkad. Kedua belah

pihak saling menguras tenaga, keringat bercucuran, kesaktian sudah banyak

dikeluarkan tetapi tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Disana

sini para penonton sudah mulai banyak yang cemas akan keberhasilan

pemuda tersebut, sebab kelihatannya Ki Banas Patih masih kelihatan segar

dan tertawa penuh kesombongan. Pertandingan adu ilmu kanuragan berjalan

alot, memakan waktu semalam suntuk.94

Pada saat yang genting, melengkinglah Ki Banas Patih dengan

loncatan yang garang menerkam Ki Agus Mungkad. Dengan

mengumpulkan seluruh kekuatannya Ki Agus mungkad menahan serangan

lawan tersebut. Akan tetapi tetap saja Ki Agus Mungkad terpelanting jauh

dalam keadaan duduk, tetapi Ki Banas Patih hanya tergoyang sedikit sambil

tertawa-tawa. Ratu Auliya dan penonton sangat kaget dan khawatir akan

keselamatan pemuda tersebut, tetapi lain hal kenyataannya bahkan orang–

orang pada melongo keheranan. Ki Bnaas Patih tertawanya diam bahkan

badanya sempoyongan ke belakang dan mulutnya mengeluarkan darah,

akhirnya Ki Banas Patih roboh tidak berkutik lagi. Luapan kegembiraan

penonton dan teriakan –teriakan histeris di sana-sini terdengar mengelu-

elukan Ki Agus Mungkad atas kemenangannya. Ki Banas patih telah

dirobohkan bersama pasukannya oleh ratu auliya diberi kebebasan untuk

masuk Islam, berhubung Ki Banas Patih bersama rombongannya pergi ke

daerah Cirebon Selatan yaitu Cirebon Girang. Dengan demikian Ki Agus

Mungkad berhak untuk menjadi pemimpin di Blok Sikalong dengan julukan

94 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 57: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

57

Ki Bagus Pangaten atau Ki Tuan Barep, karena baru kali inilah seseorang

pimpinan dilaksanakan melalui pilihan sayembara dan karena desa ini

adalah paling depan (Pembarep) didirikan, maka desanya pun dinamai Desa

Kebarepan.95

Penghidupan rakyatnya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan,

bercocok tanam dan perkebunan pun sudah mulai digarap, sehingga Blok

Sikalong yang tadinya terdiri dari hutan menjelma menjadi sebuah pedesaan

yang asri. Ketika Ki Bagus Pengaten memegang pimpinan di Desa

Kebarepan, beliau memerlukan seorang wakil untuk membantu

pekerjaannya. Diangkatlah seorang muslim yang bernama Ki Abdullah yang

kemudian berjuluk Ki Buyut Buluh yang kelak beristrikan Nyi Mas Mentok.

Setelah Ki Bagus Penganten meninggal dunia, maka pimpinan dipegang

langsung oleh Ki Buyut Buluh, saat itu masyarakatnya dalam keadaan

aman, tenteram dan makmur sentosa.

Pada saat pimpinan Desa Kebarepan di pegang Ki Buyut Buluh

diadakanlah musyawarah untuk mengadakan pemilihan Kepala Desa. Waktu

itu pemimpin yang terpilih ialah Ki Marsijan yang berasal dari Blok Cibiuk

dengan julukan Kim Kuwu Marsijan. Dengan adanya julukan Ki Kuwu

yang tentunya sebagai penyandang jabatan yang mempunyai organisasi

Pekuwon, maka organisasi Pekuwon sedikit demi sedikit mulai mengalami

perubahan walaupun waktu itu masih sangat sederhana, khususnya

mengikuti jejak pemerintahan Ki Kuwu Cirebon.

B. Letak Geografis Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten

Cirebon

Desa kebarepan termasuk salah satu desa yang berada di kecamatan

Plumbon kabupaten Cirebon dengan luas wilayah + 103,93 Ha dan jumlah

penduduknya sebanyak 4.215 jiwa yang terdiri dari laki- laki 2.118 jiwa dan

95 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 58: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

58

perempuan 2.097 jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.232

jiwa.96

a. Sebelah Utara : Desa Pesanggrahan Kecamatan Jamblang

b. Sebelah Selatan : Desa Purbawinangun Kecamatan Sumber

c. Sebelah Timur : Desa Plumbon Kecamatan Weru

d. Sebelah Barat : Desa Kasugengan Lor Kecamatan Depok

1) Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Kebarepan tahun 2015 tercatat

sebanyak 4.215 jiwa, terdiri dari laki- laki 2.118 jiwa dan perempuan

2.097 jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.232 jiwa.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 2.118

2. Perempuan 2.097

Jumlah 4.215

(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

Dengan demikian jumlah penduduk RW 03 Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon jumlah penduduk laki- laki lebih

banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.

Mata pencaharian penduduk masyarakat Desa Kebarepan di sini

mayoritas adalah pengrajin sandal, adapun mata pencaharian penduduk

menurut data tahun 2015 adalah97 :

96 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015 97 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 59: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

59

Tabel 2.2

Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki- laki Perempuan

1. Petani 5 orang -

2. Buruh Tani 22 orang 30 orang

3. Buruh Migran - 20 orang

4. Pegawai Negeri Sipil 65 orang 59 orang

5. Pengrajin Sandal 56 orang 4 orang

6. Peternak 30 orang -

7. Montir 2 orang -

8. Dokter swasta 2 orang 1 orang

9. Perawat swasta 1 orang 2 orang

10. TNI 16 orang -

11. POLRI 5 orang -

12. Pengusaha Kecil, Menengah

dan Besar 11 orang 1 orang

13. Guru swasta 3 orang 4 orang

14. Karyawan Perusahaan Swasta 21 orang 20 orang

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

2) Kesehatan

Prasarana kesehatan yang terdapat di desa kebarepan balai

pengobatan, posyandu dan rumah bersalin. Untuk mengetahui lebih jelasnya

prasarana kesehatan di Desa Kebarepan dapat dilihat pada tabel berikut98 :

98 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 60: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

60

Tabel 2.3

Prasarana Kesehatan

No Nama Jumlah

1. Balai Pengobatan 1 unit

2. Posyandu 2 unit

3. Rumah Bersalin 1 unit

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

3) Kondisi Pendidikan

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan suatu masyarakat merupakan

salah satu indikasi dari maju atau mundurnya kehidupan masyarakat yang

bersangkutan karena tingkat pendidikan mencerminkan kesadaran bagi

peningkatan pengetahuan untuk meraih segala bidang.99

Adapun lembaga pendidikan formal dan non formal yang ada di

Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebagai berikut:

Tabel 2.4

Pendidikan Formal dan Non Formal

No Nama Jumlah Status Kepemilikan

1. PAUD 3 Terdaftar Swasta

2. Taman Kanak-

Kanak

2 Terdaftar Swasta

3. SD 1 Terdaftar Pemerintah

4. SMP 1 Terdaftar Swasta

5. SMK 1 Terdaftar Swasta

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

99 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 61: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

61

Berdasarkan keadaan lembaga pendidikan yang terdapat di RW 003

Desa Kebarepan dapat diketahui lembaga pendidikan cukup memadai untuk

kelancaran dalam bidang pendidikan agama islam.

4) Kondisi Keagamaan

Disamping dari lembaga- lembaga diatas yang bersifat non formal,

ada juga tempat ibadah dan oganisasi dalam bidang keagamaan yang

mengolah acara pendidikan non formal adalah DKM (Dewan Kemakmuran

Masjid) dan IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) di bidang keagamaan masih

melakukan program terdahulu yaitu melaksanakan pengajian rutin dan

marhabanan, pelaksanaan ini masih berjalan. Adapun kegiatan rutin

keagamaan di RW 003 di Masjid Al- Iman sebagai berikut100 :

Tabel 2.5

Kegiatan DKM di Masjid Al-Iman

No Hari Waktu Kegiatan

Rutin

Pelaksanaan

1. Kamis 19.30 – 20.30 Marhabanan Remaja

Masjid

2. Jumat 13.00 – 16.00 Pengajian Ibu- ibu

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

Kehidupan beragama masyarakat pada umumnya dapat dilihat

dengan tersedianya sarana peribadatan, yaitu masjid dan mushola yang

merupakan tempat suci untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan

lainnya untuk menunjang kehidupan beragama di RW 003 Desa Kebarepan

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

100 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 62: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

62

Tabel 2.6

Sarana Peribadatan

No Nama Jumlah

1. Masjid 1 buah

2. Mushola 1 buah

Jumlah 2 buah

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

Sarana keagamaan yang ada di RW 003 Desa Kebarepan hanya

Masjid 1 buah dan Mushola 1 buah. Dengan melihat keadaan sarana

peribadatan yang terdapat di Desa Kebarepan RW 003, dapat diketahui

sarana peribadatan cukup memadai untuk memenuhi kenyamanan

peribadatan masyarakat.101

C. Sejarah Home indsutry Sandal Kebarepan

Sandal Barepan merupakan kerajinan tangan yang sudah hampir

setengah abad dijalankan oleh tangan-tangan trampil pada zaman dulu.

Dahulu sandal Barepan terbuat dari bahan karet mentah yang biasa kita

lihat pada sebuah ban mobil ataupun motor, dengan tangan-tangan trampil

tersebut jadilah sandal yang berkualitas dan tahan lama, dengan sedikit

bahan-bahan lainnya seperti paku dan lem khusus, sandal itu pun diberi

nama trumpah. Seiring waktu berjalan, dari generasi ke generasi, dari

keturunan berpindah ke keturunan, dan beragam jenis dan model sandal,

zaman kian modern, akhirnya Sandal yang terbuat dari karet mentah

tersebut luntur dan menghilang ditelan zaman, Desa Kebarepan bisa

dibilang Desa dengan maskotnya Sandal, karena walaupun sandal trumpah

lenyap ditelan waktu, tapi Desa Barepan mampu menciptakan karya-karya

tangan trampil dengan sebuah model Sandal yang tak kalah pesatnya dengan

sandal trumpah, dari hasil tangan-tangan trampil penduduk pribumi Desa

Kebarepan terciptalah sandal yang enteng, nyaman dan kuat, dengan julukan

101 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015

Page 63: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

63

Sandal Obregan, adapun bahan untuk Sandal Obregan ini hanyalah karet

bekas pabrik yang di impor langsung dari kota Tanggerang, adapun bahan

untuk penguat kaki atau yang disebut Tali Sandal, di impor langsung dari

kota Jakarta dan Surabaya, tidak banyak bahan yang digunakan untuk model

Sandal ini.102

Salah seorang Perangkat Desa Kebarepan, Ridwan sebagai sekertaris

Desa Kebarepan, belum lama ini menjelaskan, keberadaan kerajinan ini

konon bermula dari sebuah keisengan segelintir orang di sekitar tahun

1950-an yang memanfaatkan limbah karet ban yang diubah menjadi

sepasang sandal jepit. Dahulu, lebih dikenal dengan sebutan sandal Bandol

alias Ban Bodol. Dari keisengan itu, sandal yang dibuat ternyata mendapat

respon positif dari masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke

bawah. Selain harganya murah, bahan bakunya mudah didapat, praktis dan

dijamin kuat karena karet ban punya daya tahan yang mumpuni. Akibatnya,

satu persatu, masyarakat belajar membuat kerajinan sandal berbahan baku

karet dari bekas ban. Desa yang berada di pinggiran Sungai Pulosari ini

kemudian tumbuh menjadi sentra kerajinan sandal jepit sampai dengan

sekarang. “Saat itu pemasarannya masih seputar Cirebon dan sekitarnya,”

imbunya.103 Selanjutnya, sekitar tahun 1980-an, kerajinan sandal jepit

Kebarepan mulai menampakkan tajinya. Para perajin tidak hanya mengolah

ban bekas menjadi sandal, tapi sudah dipasok bahan baku karet dari

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Peralihan bahan baku ke karet

mentah membuat para perajin bisa leluasa berkreasi. Variasi desain tidak

monoton karena bahan bakunya tak memiliki pola lingkaran seperti ban

mobil. Variasi desain ini membuat dunia luar melirik. Alhasil, sandal jepit

ini diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Sampai dengan era 1990-an,

industri kerajinan ini terus menggeliat. Dari jumlah pengrajin yang hanya

102 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Senin 14 Desember 2015 pukul 15.00 WIB 103 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Senin 14 Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 64: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

64

puluhan, pada saat itu bengkak menjadi ratusan. Meski perajin ratusan,

namun persaingan usaha tidak terlalu tampak. Para perajin memiliki

pelanggan sendiri, bahkan mereka kesulitan memenuni order yang dating.

Kemudian, saat itu mayoritas penduduk Desa Kebarepan berprofesi sebagai

perajin sandal. Lain lagi dengan para pemilik modal, mereka ramai-ramai

membeli peralatan dan membuka usaha sendiri. Namun, bencana datang

ketika krisis moneter menerpa Indonesia di tahun 1997 dan 1998. Hampir

60 persen perajin kolaps karena tidak kuat terdampak krisis moneter.

Lambat laun, industri ini ditinggalkan dan banyak pemilik modal yang

bangkrut. Ribuan tenaga ahli dan pekerja kerajinan sandal jepit melakukan

eksodus besar-besaran ke wilayah Tangerang. Di sana, mereka ditawari

bekerja di industri yang sama dengan gaji yang jauh lebih besar. Tidak

hanya tenaga ahli, mesin-mesin pencetak alas kaki pun diboyong. “Dari

ratusan pengrajin, kini hanya tinggal beberapa orang saja,” terangnya.104

D. Keadaan Keluarga Pengrajin Sandal

Kondisi keluarga di desa kebarepan secara keseluruhan adalah

pengrajin sandal. Penduduk Kebarepan yang lebih dari 2.000 orang itu pun

menggantungkan nafkah hidupnya dari industri ini. Dari rumah-rumah

penduduk setempat pun, lahir sandal-sandal karya penghuninya, mengikuti

produk pabrik di kawasan itu. Berkembangnya Desa Kebarepan menjadi

sentra produksi sandal, sebenarnya tidak diduga penduduk desa itu sendiri,

sebab cikal bakal yang mengarah ke lahirnya industri itu hanyalah dari

keahlian segelintir penduduk setempat yang mengubah ban-ban bekas mobil

menjadi

sandal jepit murah yang layak di pasarkan. Penduduk setempat menyebut

industri sandal Kebarepan sekarang adalah karya beberapa penduduk berupa

sandal

104 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 65: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

65

bandol. Ini merupakan akronim dari ban bodol, yang artinya ban bekas

dan butut yang sudah tidak terpakai lagi.105

Konon sekitar tahun 1950-an sejumlah penduduk setempat membuat

sandal jepit dari ban bekas itu. Ketika sandal jenis ini dijual ternyata laku,

hingga akhirnya tidak hanya segelintir orang yang berkarya membuat sandal

bandol. Penduduk lainnya pun mengikuti, sehingga Kebarepan pun tumbuh

menjadi produsen sandal jepit murahanitu. Pemasarannya masih di daerah

Cirebon dan sekitarnya. Kreativitas perajin pedesaan ini ternyata malah

merupakan awal dari tumbuhnya industri sandal Kebarepan. Sandal baru

yang tidak lagi menggunakan bahan ban-ban bekas atau sandal bandil ini

laku di pasaran . Permintaan khalayak semakin berkembang. Tidak hanya

penduduk sekitar yang menyukai sandal Kebarepan. Ketika sandal mereka

dipasarkan ke daerah lain, masyarakat pun menyukainya.Perkembangan ini

semakin menarik minat penduduk setempat, mencari nafkah dari

memproduksi sandal. Sebagian besar penduduk Kebarepan membuatnya di

rumah mereka masing-masing. Sejumlah penduduk lainnya bahkan mampu

membuat pabrik cukup besar. Sedangkan sebagian lainnya mencoba

peruntungannya dengan menjadi penjual produk itu ke daerah lain. Sampai

sekarang ini sandal Kebarepan telah menyerbu pasar sampai ke luar Pulau

Jawa, seperti propinsi-propinsi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Di

Jawa sebagian besar sandal Kebarepan tersedot di pasar Jawa Tengah dan

Jawa Timur.106

E. Perkembangan Home indsutry Sandal Kebarepan

Industri Sandal Barepan merupakan industri yang diusahakan oleh

sebagian masyarakat Desa Kebarepan. Sepanjang perkembangannya,

industri tersebut telah mengalami dinamika yang pasang surut. Dimulai

pada sekitar tahun 1970 dengan produknya yang lebih dikenal sebagai

Sandal Bandol (ban bodol). Hal yang paling menarik dari perkembangan

105 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015 106 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 66: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

66

industri Sandal Barepan adalah potensi yang tersimpan di industri tersebut.

Potensi tersebut jelas terlihat ketika Sandal Barepan mampu menuju puncak

kejayaan pada tahun sekitar tahun 1996 sampai 2000. Pada masa puncak

kejayaannya, industri Sandal Barepan menjadi andalan utama sebagian

besar masyarakat Desa Kebarepan untuk mendapatkan penghidupan. Namun

sangat disayangkan potensi tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara

maksimal oleh pihak-pihak yang berkepentingan (pengusaha dan

pemerintah), sehingga puncak kejayaan industri Sandal Barepan

berlangsung sangat singkat (sekitar 4 tahun). Pada perkembangan

selanjutnya, tahun 2000 hingga 2008 industri Sandal Barepan mengalami

keterpurukan. Keberadan industri Sandal Barepan di Desa Kebarepan

ternyata mampu memberikan kontribusi bagi perubahan kehidupan sosial

ekonomi masyarakat sekitar. Perubahan sosial masyarakat sekitar dapat dari

beberapa hal, seperti; perubahan pekerjaan dari petani menjadi pengrajin

Sandal Barepan. Perubahan tersebut kemudian berimbas kepada perubahan-

perubahan lain, seperti pada etos kerja dan gaya hidup masyarakat Desa

Kebarepan. Etos kerja petani yang cenderung monoton kini berubah menjadi

etos kerja pengrajin yang lebih mengedepankan kreativitas, inovasi dan

persaingan. Perubahan gaya hidup terlihat dari semakin bersifat

konsumtifnya masyarakat Desa Kebarepan.107

Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berada di

jalur utama Cirebon-Jakarta dan Cirebon-Bandung. Sekitar 12 kilometer

dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Desa Kebarepan termasuk

salah satu desa di Kecamatan Plumbon yang masyarakatnya memiliki

keahlian khusus, membuat sandal atau membuat kursi dari ban bekas.

Sekitar tahun 1998, nama Desa Kebarepan terkenal di kalangan pengusaha

Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Bagaimana tidak? Keahlian

masyarakatnya membuat sandal dengan beragam warna dan bahan dasarnya

dari plastik/karet bekas, membuahkan hasil yang luar biasa bagi peningkatan

107 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 67: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

67

ekonomi masyarakat sekitar. “Setidaknya pada tahun itulah pengusaha

sandal yang tertarik dengan ajakan pengusaha Afrika dan negara Timur

Tengah lainnya untuk membuat sandal sebanyak-banyaknya dan menjual

dengan harga murah kepada mereka, benar-benar dilimpahi keuntungan.

Tidak sedikit masyarakat yang tertarik ke dalam bisnis ini. Dari pengusaha

besar sampai mereka yang hanya mampu bermain di home indsutry.

Semuanya hampir rata mendapat penghasilan yang berlimpah karena

pesanan pengusaha Afrika,” tutur Ridwan108 Akibat tingginya pesanan dari

para pengusaha Afrika, para pengusaha sandal kebarepan nyaris tak

menyentuh pasar lokal. Mereka mengabaikan pesanan dari pasar lokal.

Semua perhatian dan konsentrasi hanya jatuh untuk memenuhi pesanan dari

para pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Tutur Ridwan,

salah seorang pengusaha Didi (almarhum) sempat mengenyam manisnya

pesanan dari Afrika, bahkan keberhasilan itu meningkat tajam pada kondisi

ekonominya yang sangat mapan. Sayangnya, anak-anaknya tidak tertarik

untuk meneruskan usahanya. Kejayaan sandal kebarepan mencapai

puncaknya pada tahun 1999. “Bahkan saat permintaan para pengusaha

Afrika semakin tinggi dan unsur kualitas tidak lagi jadi bahan pertimbangan,

para pengusaha sandal kebarepan terus saja memenuhinya. Dari sinilah titik

kejatuhan dimulai, setelah para pengusaha dari Timur Tengah tidak lagi

menjatuhkan pesanan pada sandal kebarepan. Berbarengan dengan itu, jatuh

pula para pengusaha sandal kebarepan termasuk home indsutry yang

awalnya hanya memenuhi pesanan untuk ekspor,” kata Ridwan109

Seiring dengan semakin langkanya pesanan dari Timur Tengah dan

tidak tergarapnya pasar lokal, satu persatu pengusaha dan home indsutry

sandal di Desa Kebarepan hancur. Kehancuran itu berlanjut dengan mulai

maraknya pengusaha sejenis di Bogor dan Bandung serta kota-kota lainnya.

Perajinnya, tentu saja warga Desa Kebarepan yang telah memiliki keahlian

108 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB 109 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 68: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

68

terhantam kehancuran karena tidak lagi memiliki pasar dan pembeli.

“Kondisi ini hampir merata dialami para pengusaha dan home indsutry

sandal yang semula hanya mengandalkan pasar ekspor. Kalaupun sekarang

ini produksi sandal kebarepan masih bertahan itu pun jumlahnya sudah

sangat sedikit. Bahkan, hanya ada beberapa home indsutry yang membuat

satu jenis sandal saja, untuk kepentingan hotel,” tutur Ridwan110

F. Home indsutry Sandal

Tabel 2.7

Home indsutry Sandal di Desa Kebarepan

No Nama Berdi

ri

Skala Pemilik Kemampuan

Produksi

(Bulan)

Alamat

1. GE GT

Collection

2004 Kecil Tati 12 Kodi RT 02 RW 02

2. MD Sandal 2008 Kecil Maysaroh 40 Kodi RT 01 RW 01

3. Cekerman

Sandal

1950 Kecil Kastari 30 Kodi RT 01 RW 04

4. Sandal Hello

Kitty

1996 Kecil Yuyun 30 Kodi RT 03 RW 03

5. Clarissa Sandal 2009 Sedang Jamali 60 Kodi RT 02 RW 04

6. Yeni Sandal 1996 Sedang Askinah 120 Kodi RT 01 RW 05

7. SaBa (Sandal

Barepan)

1991 Sedang Junaedi 450 Kodi RT 02 RW 05

8. The Princess

Sandal

1990 Sedang Iin 150 Kodi RT 01 RW 06

9. Smile Sandal 2012 Sedang Ari dan

Murni

60 Kodi RT 02 RW 05

110 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14

Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Page 69: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

69

10. BX Sandal 2007 Sedang Mang

Borax

60 Kodi RT 01 RW 02

11. Hasna Sandal 2009 Sedang Amir 60 Kodi RT 01 RW 02

12. Lk Sandal 2011 Sedang Dodo 90 Kodi RT 03 RW 05

13. Diman Sandal 2003 Sedang Diman 70 Kodi RT 02 RW 04

14. Nadi Sandal 1997 Sedang Nadi 65 Kodi RT 02 RW 03

15. Basuni Sandal 2000 Sedang Basuni 60 Kodi RT 03 RW 03

16. Sifa Cirebon 1998 Besar Toni 4500 Kodi RT 02 RW 01

17. El - Tiga 2001 Besar Hendra 5.600Kodi RT 02 RW 01

Berikut ini adalah beberapa home indsutry sandal yang peneliti teliti di

Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

1. GE GT Collection

Pemilik home indsutry sandal GE GT collectin ini adalah Tati Winarti

(53th) tamatan SMP bertempat di blok desa Rt 02 Rw 02 Desa Kebarepan.

Tati memiliki 4 orang anak. Usaha GE GT Collection ini sudah berjalan

selama 12 tahun.111 Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini

semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari,

disamping itu Ia mengatakan “usaha ini sedikit demi sedikit untuk

membantu biaya anak-anaknya sekolah, Alhamdulillah anak saya ada yang

sampai kuliah” ujarnya.

Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu yang

dikenal dengan sandal karakter seperti keropi, hello kitty, spiderman dan

banyak sandal karakter-karakter lainnya yang Ia produksi. Selanjutnya

dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang

merupakan amggota keluarganya dengan upah sesuai dengan pendapatan

atau laba yang dihasilkan. Setiap pekerja mendapatkan upah Rp 25rb sampai

Rp 3rb setiap harinya.

111 Wawancara dengan Ibu Tati pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 13.35 WIB

Page 70: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

70

Modal awal yang digunakan Tati adalah sebesar Rp 350rb (bahan

baku) Rp 10jt (alat-alat produksi) dengan omset penjualan Rp 4jt/bulan

dengan rincian 250 pasang sandal karakter dikali dengan Rp 16rb/pasang

dengan laba bersih sekitar Rp 3jt/bulan. Didalam proses produksinya Ia

menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang dibuatnya tahan lama

dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali sandalnya dan cetakan yang

diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang yang berfungsi mencetak

huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu karet 5ml dengan harga Rp

40rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 52rb/kg. bahan baku tersebut

dulunya Ia dapatkan dari Tangerang tetapi sekarang Ia cukup membelinya

didaerah Plered Cirebon atau di Blok Kavling Desa Kebarepan yang

merupakan central karet untuk sandal khusus Desa Kebarepan.

“Proses produksi yang pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal

karakter selanjutnya mengukir sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri

karet yang tebalnya 6ml dengan menggunakan lem lalu sandal yang

setengah jadi itu di cetak sesuai dengan karakter dan di presskan

menggunkan mesin press lalu diberi tali pada sandal dan dirapihkan dengan

menggunakan cutter sesuai dengan bentukan pola yang telah diukir” ujar

Tati

Proses produksi ini berlangsung pukul 08.00 s/d 17.00 WIB. Selain itu

sandal ini tidak dipasarkan oleh Tati melainkan ada konsumen yang sudah

berlangganan yaitu dari daerah Subang, Jambi, Riau, Karawang, Kuningan

sedangkan konsumen eceran biasanya berasal dari daerah Cirebon. Home

indsutry sandal ini belum memiliki legalitas usaha, karena menurut tati hal

tersebut tidak terlalu penting dalam usahanya karena usahanya berskla kecil

sehingga ia tidak memerlukan legalitas usaha.

Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini

menurutnya tidaklah sulit untuk dirinya karena kesulitannya hanya jika

bahan baku tidak ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak

maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam

menghadapi pesaing Ia memiliki startegi sendiri yaitu Ia selalu

Page 71: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

71

mementingkan kualitas sandalnya meski bahan baku naik itu tidak serta

merta Ia menaikan juga harga sandal per pasangnya itu bertujuan agar

konsumennya bisa merasa puas dan agar usahanya lancer untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari serta karakter atau gambar yang Ia buat selalu

mengikuti trend yang sedang naik daun.

2. MD Sandal

Tidak jauh berbeda dengan home indsutry Maysaroh, Pemilik home

indsutry sandal MD Sandal ini adalah Maysaroh (40th) bertempat di blok

desa Rt 01 Rw 01 Desa Kebarepan. Maysaroh memiliki 2 orang anak. 112

Usaha MD Sandal ini sudah berjalan selama 8 tahun. Motif atau latar

belakang Ia menjalankan usaha ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan

ekonominya sehari-hari, disamping itu Ia mengatakan “usaha ini untuk

menyekolahkan anak saya yang masih duduk dibangku kelas 6 SD” ujarnya.

Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu

sandal karakter yang tidak jauh berbeda dengan yang di produksi MD

Sandal seperti tom and jerry dan banyak sandal karakter-karakter lainnya

yang Ia produksi. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya hanya dikerjakan

oleh 2 orang yaitu Ia dan suaminya. Ia tidak menggunakan tenaga kerja

orang lain karena merasa Ia dan suaminya saja sudah cukup itu juga bisa

dilakukan sambil melakukan pekerjaan rumah tangga. Modal awal yang

digunakan Maysaroh adalah sebesar Rp 4jt (bahan baku) Rp 25jt (alat-alat

produksi) dengan omset penjualan Rp 14,4jt/bulan dengan rincian 800

pasang sandal karakter dikali dengan Rp 18rb/pasang dengan laba bersih

sekitar Rp 2,4jt/bulan. Didalam proses produksinya sama halnya dengan GE

GT Collection yaitu menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang

dibuatnya tahan lama dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali

sandalnya dan cetakan yang diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang

yang berfungsi mencetak huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu

karet 5ml dengan harga Rp 42rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 55rb/kg.

112 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01

WIB

Page 72: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

72

Bahan baku tersebut Ia cukup membelinya didaerah Plered Cirebon atau di

Blok Kavling Desa Kebarepan yang merupakan central karet untuk sandal

khusus Desa Kebarepan.113

Dalam proses produksinya sama dengan GE GT Collection yaitu

pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal karakter selanjutnya mengukir

sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri karet yang tebalnya 6ml

dengan menggunakan lem lalu sandal yang setengah jadi itu di cetak sesuai

dengan karakter dan di presskan menggunkan mesin press lalu diberi tali

pada sandal dan dirapihkan dengan menggunakan cutter sesuai dengan

bentukan pola yang telah diukir. Proses produksi ini berlangsung tidak

terpaku pada waktu karena Ia dan suaminya bisa kapan saja

mengerjakannya. Selain itu sandal ini tidak dipasarkan oleh Maysaroh

melainkan ada konsumen yang sudah berlangganan yaitu dari daerah

Kuningan, Indramayu, Cilegon, Serang, bahkan ada yang memesan untuk

dipasarkan di Papua. Home indsutry sandal ini belum memiliki legalitas

usaha, karena menurut Maysaroh, Ia maupun suaminya tidak mengerti

masalah izin tersebut karena pendidikannya hanya sampai SMP. Kesulitan

yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini sama saja

dengan yang dialami oleh GE GT Collection yaitu jika bahan baku tidak

ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak maka ia tidak bisa

memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam menghadapi pesaing

Ia tidak ragu dengan produksi sandal miliknya.114

“Alhamdulillah konsumen selalu datang sendiri karena rezeki Allah

yang mengatur” tegas maysaroh

3. Cekerman Sandal

Pemilik home indsutry sandal Cekerman Sandal ini adalah Kastari

(75th) bertempat di blok Kadiwangsan Rt 04 Rw 01 Desa Kebarepan. Usaha

Cekerman Sandal ini sudah berjalan selama 66 tahun. Motif atau latar

113 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01

WIB 114 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01

WIB

Page 73: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

73

belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu meneruskan almarhum ayahnya

sbelum menjadi pengrajin Ia terlebih dahulu mencoba menjadi seorang

petani lalu Ia belajar dari pamannya sehingga Ia menjadi pengrajin sandal

yang diberi nama Cekerman Sandal.115

Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu

sandal jepit, sebelumnya Ia pernah memproduksi sandal bandol yaitu sandal

bodol yang terbuat dari karet ban. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya

hanya Ia kerjakan sendiri setiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan.

“Dulu home indsutry cekerman ini di kerjakan lebih dari 20 pekerja tetapi

karena krisis ekonomi moneter jadi banyak pekerja yang pindah ke luar

kota” ujarnya.

Modal awal yang digunakan Kastari Ia tidak mengetahui pasti karena

menurutnya “itu sudah lama sekali jadi saya lupa, saya lahir ketika jepang

juga dating sekitar taun 1941” tegas Kastari.

Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk meminjam modal dari

perbankan karena menurutnya Ia pernah ingin meminjam permodalan

dengan syarat-syarat yang menurut Kastari sulit dan harus melewati

beberapa tahap yang rumit. Pendidik yang sempat Ia rasakan hanya Sekolah

Rakyat (SR). Omset penjualan yang Ia peroleh yaitu sebesar Rp 1,8jt/bulan

dengan rincian 20 pasang sandal jepit per hari dikali dengan Rp 3rb/pasang

dengan satu pasang sandal Ia hanya mendapat keuntungan Rp 500/pasang

itu berarti dalam satu bulan Ia hanya mendapatkan Rp 300rb/bulan. Menurut

Kastari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dirasanya cukup

karena dalam satu hari ia hanya menghabiskan uang Rp 10rb untuk membeli

makan. Didalam proses produksinya semuanya Ia yang mengerjakan dari

mulai membuat pola sandal, member lem pada sandal sampai mengukir dan

mengepress sandal sampai jadi itu semua ia lakukan sendiri. Bahan baku

yang ia gunakan yaitu karet atay spon 5ml dengan harga Rp 10,5rb/kg Ia

115 Wawancara dengan Bapa Kastari pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 09.47

WIB

Page 74: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

74

memperolehnya di Plered Cirebon sedangkan tali sandal jepit dengan harga

Rp 20rb/kodi.

Untuk cara pemasarannya pun Ia berikan kepada Ibu Weni untuk

memasarkan sandalnya ke pasar karena menurut Kastari usha ini hanya

untuk menyambung hidupnya saja Ia tidak memiliki tujuan lain. Ibu weni

setiap harinya bisa mendpatakan sekitar Rp 30rb. Saat Ia menjadi pengrajin

yang sukses pada tahun 1997 Ia berhasail membangun musholah yang diberi

nama musholah as salam disebelah Ia tinggal. Kesulitan yang Ia alami

tentunya hambatan modal yang sangat berpengaruh pada home indsutry.

Dalam bersaing dengan pasar pun Ia tidak memiliki trik khusus menurutnya

“bapa yakin rezeki, hidup dan mati Allah yang mengatur. Jadi tidak usah

takut tidak usah ragu semua-Nya sudah diatur oleh-Nya” ujar Kastari

4. Clarissa Sandal

Pemilik home indsutry sandal Clarisaa ini adalah Jamali (40th)

tamatan SD bertempat di Rt 02 Rw 04 Desa Kebarepan. Usaha ini sudah

berjalan selama 7 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini

untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari. Sebelum mendirikan

home indsutry sandal Clarissa, Ia sebelumnya bekerja pada home indsutry

sandal milik oranglain setelah Ia cukup memiliki modal lalu Ia mendirikan

home indsutry sandal sendiri.116

“kerja dengan orang lain mah di atur-atur terus, jadi pilih kerja sendiri

aja waktu kerjanya juga bebas” ujar Jamali.

Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam sandal yaitu

sandal bandol dan sandal batik. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh

1 orang pekerja dengan upah Rp 45rb per hari. Modal awal yang digunakan

Jamali adalah sebesar Rp 100rb (bahan baku). Dengan omset penjualan

untuk sandal batik Rp 6jt/bulan dengan rincian 20 pasang sandal batik dikali

dengan Rp 10rb/pasang dengan setiap pasang sandal mengambil keuntungan

Rp 3rb/pasang. Sedangkan untuk sandal bandol Rp 3,9jt/bulan dengan

116 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17

WIB

Page 75: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

75

rincian 20 pasang dikali dengan Rp 6,5rb dengan setiap pasang sandal

mengambil keuntungan Rp 2rb/pasang. Bahan baku untuk sandal batik yang

ia gunakan yaitu 1kg bahan spon isi 6 dengan harga Rp 15rb dan kait batik

Rp 23rb/meter. Sedangkan bahan baku sandal badol yaitu ban mobil yang

reject dari pabriknya harus memesan 3 bulan terlebih dahulu dengan harga

Rp 1,8rb s/d rp 2rb per kg.sedangkan tali untuk keduanya dibeli di Desa

Kebarepan dengan harga Rp 20rb/kodi. Keuntungan dari hasil penjualan

tersebut Jamali gunakan sedikit demi sedikit membeli peralatan untuk

keperluan produksi home indsutry miliknya sehingga sekarang Jamali dalam

Produksinya sudah menggunakan Mesin seperti mesin press, mesin molen,

mesin bor dan mesin ungkit.

Proses produksi untuk sandal batik yaitu mencetak bahan spon dengan

menggunakan cetakan yang sudah ada lalu memberika lem serta

menempelkan kain batik yang sudah d gunting dan di ukur sesuai nomor

sandal dan diberi tali sampai tahap finishing. Sedangkan untuk sandal

bandol yaitu pertama harus memotong-motong karet ban lalu membentuk

pola sandal sesuai ukuran dan memotong sandal yang sudah dipola

menggunakan pisau berukuran besar atau biasa disebut oleh Jamali “bedog”

dan menempelkan tali pada sandal. Sandal batik maupun sandal bandol

sebelum dikemas menggunakan plastik dirapihkan terlebih dahulu

menggunakan mesin gerindra agar bentuk tidak kasar. Dalam hal pemasaran

Jamali mengirim produknya ke Subang dan Karawang serta Cirebon.

Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry ini Ia anggap

tidak ada, karena menurut Jamali sepi dan ramainya konsumen itu yang

menentukan keuntungan. Sedangkan dalam menghadapi pesaing Ia tidak

memikirkan hal itu.117 “menurutnya bahwa produk sandal Clarissa akan

terus terjual apabila selalu mementingkan kepuasan konsumen dan

mengedepankan kualitas”. tegas Jamali

117 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17

WIB

Page 76: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

76

5. Yeni Sandal

Askinah (62th) adalah pemilik home indsutry Yeni sandal tamatan

SMP bertempat di Rt 01 Rw 05 Desa Kebarepan. Askinah memiliki 7 orang

anak. Home indsutry ini sudah berjalan selama 20 tahun. Motif atau latar

belakang Ia menjalankan usaha ini mulanya meneruskan warisan dari

kakeknya Askinah lalu kemudian tujuan home indsutry sandal ini semata-

mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari dan

menyambung hidupnya.118

Didalam usahanya ini Ia menjual satu macam sandal yaitu yang

dikenal dengan sandal jepit yeni. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia

dibantu oleh 5 orang pekerja yang Ia beri upah Rp 35rb samapi Rp 40rb

setiap harinya. Sebelum mengalami kebangkrutan yeni sempat

memperkerjakan 30 orang pekerja untuk bekerja di home indsutry

sandalnya. Kebangkrutan yang di alami Askinah terjadi karena Ia

mengalami giro kosong dimana ia harus menjual semua assetnya hingga

yang tertinggal hanya gudang bekas penyimpanan sandal yang sekarang Ia

tempati untuk tempat tinggal bersama keluarganya. Modal awal yang

digunakan Askinah adalah sebesar Rp 15jt (bahan baku) Rp 12jt (alat-alat

produksi) dengan omset penjualan sekarang Rp 15,6jt/bulan dengan perhari

Ia memproduksi 4 kodi sandal yang di jual seharga Rp 130rb dan setiap

kodinya Ia mendapat keuntungan Rp10rb. Bahan baku Ia dapatkan di Plered

Cirebon dengan harga Rp 12rb/kg. Pemasarannya produk sandalnya ini

dilakukan oleh suami Askinah ke pasar-pasar yang ada di daerah Cirebon.

Kesulitan yang Ia alami adalah dalam kendala modal dan lat-alat yang

belum komplit.

“Usaha Ibu tidak punya modal, butuh alat-alat yang komplit juga biar

usaha lancar”. tegas Askinah

118 Wawancara dengan Ibu Askinah pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 13.26

WIB

Page 77: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

77

6. Sandal Hello Kitty

Pemilik home indsutry sandal Hello Kitty ini adalah Yuyun (42th)

tamatan SMA Sederajat. bertempat di blok desa Rt 03 Rw 06 Desa

Kebarepan. Usaha sandal Hello Kitty ini sudah berjalan selama 20 tahun.

Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, utamanya adalah meneruskan usaha orang tuanya.

Dari hasil sandal hello kitty selama 20 tahun ini Ia bisa membangun sebuah

rumah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya.119

Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu

sandal Hello Kitty. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh

5 orang pekerja yang diberikan upah sekitar Rp 30rb sampai Rp 45rb per

hari, dimulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB. Modal awal yang digunakan

Yuyun adalah sebesar Rp 1jt(bahan baku) dengan omset penjualan

mencapai Rp 16jt/bulan dengan rincian 20 kodi per 3 hari dikali dengan Rp

80rb/kodi dan setiap 1 kodi Ia mendapat keuntungan Rp 10rb/kodi. Bahan

baku yang Ia gunakan adalah karet yang Ia beli di Plered seharga Rp

15rb/lembar. Biaya yang Ia harus keluarkan lagi yaitu untuk membayar

Orang yang menyablon sandalnya sebesar Rp 1500/kodi sedangkan untuk

menjahit slopan sandalnya Ia harus membayar Rp 20rb/kodi. Hasil sandal

miliknya Ia berikan kepada distributor yang ada di blok dukuh dalem Desa

Kebarepan untuk selanjutnya dikirim ke Bandung dan Jakarta. Kesulitan-

kesulitan yang dihadapi Yuyun adalah mengenai modal dan pekerja yang

ahli dalam membuat kerajinan sandal.

7. SaBa (Sandal Barepan)

SaBa merupakan home indsutry milik Junaedi (48th) pendidikan

akhirnya hanya sampai Sekolah Dasar (SD), Ia adalah ketua RW 05 Desa

Kebarepan. Home indsutry miliknya sudah berjalan 25 tahun. Home

indsutry ini merupakan usaha turun temurun dari orangtuanya. Motif Ia

119 Wawancara dengan BaIbu Yuyun pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 15.09

WIB

Page 78: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

78

menjadi seorang pengrajin karena Ia ingin mengembangkan kreatifitas yang

ada pada dirinya, memberikan lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar

dan melestarikann usaha sandal ini dari nenek moyang.120 Didalam

usahanya ini Ia hanya menjual duamacam sandal yaitu model lokal dan

model hotel. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja

yang merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para

pekerjanya sebesar Rp 35rb untuk wanita dan Rp 45rb untuk laki-laki.

Produksinya dimulai pukul 07.30 s/d 16.30 WIB dengan jam istirahat 1 jam.

Dalam proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu

pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra, mesin oven

sandal dan cetakan sandal. Modal awal yang Ia gunakan adalah

kepercayaan. “saya tidak menggunakan modal. Dulu dimulai dengan

kepercayaan jadi kalau ada konsumen yang pesen konsumen tersebut

memberikan uang muka untuk pembuatan sandal selanjutnya begitu sampai

sekarang” ujar Junaedi

Omset penjualannya mencapai Rp 19jt per 2 minggu. Untuk sandal

model hotel Ia memberikan harga untuk ketebalan 6ml Rp 3000/pasang,

8ml Rp 3250/pasang dan 10ml Rp 3.500/pasang sedangkan untuk sandal

model lokal untuk laki-laki Rp 4500/pasang dan wanita Rp 7500/pasang.

Sandal-sandal yang ia produksi sudah ada disributornya yaitu untuk sandal

model lokal akan dikirim ke JABODETABEK sedangkan sandal model

hotel dikirim hingga keluar Jawa. Usahanya ini tidak memiliki legalita atau

izin usaha karena menurut Junaedi kapasitas produksinya belum banyak.

Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini

terletak pada modal dan tenaga kerja yang belum terampil. Yang membuat

home indsutry SaBa bertahan karena pemasarannya sudah ada, bahan baku

selalu terpenuhi, serta kualitas produk SaBa selalu dijaga dan yangh paling

penting menurut Junaedi adalah bahwa home indsutry sandal di Desa

Kebarepan ini jangan sampai punah.

120 Wawancara dengan Bapa Junaedi pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 09.03 WIB

Page 79: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

79

8. The Princess Sandal

Pemilik home indsutry sandal The Princess adalah Iin Winarti (43th)

Home indsutry sandal ini sudah berjalan 26 tahun. Motif atau latar belakang

Ia menjalankan usaha ini karena mayoritas di Desa Kebarepan dan untuk

kesejahteraan ekonomi kehidupannya. Didalam usahanya ini Ia menjual satu

macam sandal.121

Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja dengan

upah Rp 30rb/hari untuk wanita dan Rp 40rb/hari untuk laki-laki. Modal

awal yang Ia gunakan adalah kepercayaan, jadi kalau ada konsumen yang

pesen konsumen tersebut memberikan uang muka untuk pembuatan sandal

selanjutnya Ia memproduksinya. Dalam satu hari Ia dan pekerjanya mampu

memproduksi 5 kodi dengan harga Rp 140rb/kodi, sedangkan

keuntungannya Ia ambil 10% sari setiap kodinya. Untuk bahan baku nya Iin

memeblinya di Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg dan Rp

8500/lembarnya. Pemasarannya di kirim ke Pamanukan, Palembang,

Jakarta, Tangerang, Cilegon. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan

home indsutry sandal ini menurutnya adalah modal, Ia bahkan pernah

meminjam ke perbankan tetapi hanya beberapa saat saja. Iin mengatakan

alasannya mengapa Ia tetap bertahan pada home indsutry sandal. “saya

bertahan karena untuk kebutuhan ekonomi, kalau tidak begini nanti tidak

bisa makan”. Ujar Iin

9. Smile Sandal

Ari (30th) dan Murni (26th) adlah pemilik home indsutry Smile

sandal. Mereka memiliki 1 orang anak yang masih berumur 4 tahun. Home

indsutry miliknya sudah berjalan lancar selama 4 tahun. Meskipun terbilang

baru tetapi mereka yakin bahwa usahanya bisa bersaing dengan pasar.

Motif Ia menjadi seorang pengrajin karena itu merupakan mata pencaharian

121 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 10.47

WIB

Page 80: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

80

utama keluarganya. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam

sandal yaitu sandal jepit dan sandal slop.122

Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang

merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para pekerjanya

sebesar Rp 30rb untuk wanita dan Rp 40rb untuk laki-laki. Produksinya

dimulai pukul 07.30 s/d 16.30 WIB dengan jam istirahat 1 jam. Dalam

proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu

pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra. Modal awal

yang Ia gunakan sebesar Rp 4jt. Produk sandal jepit diberi harga Rp

120rb/kodi dan sandal slop Rp 75rb/kodi. Dengan setiap kodinya Ia

mengambil keuntungan Rp20rb/kodi. Untuk bahan baku Ia membelinya di

Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg. Omset penjualannya 60 kodi

untuk sandal jepti dan sandal slop perbulannya.

Sandal-sandal yang ia produksi Ia pasarkan sendiri ke pasar Jamblang,

pasar Plered dan Serang Depok Cirebon. Kesulitan yang Ia alami selama

menjalankan home indsutry sandal ini terletak apabila bahan baku langka,

untuk modal sendiri Ia yakin mampu mengtasinya. Yang membuat Ari dan

Murni bertahan dari home indsutry sandal ini karena skill yang mereka

miliki hanya dalam kerjainnan sandal. Hal lain yang mereka perhitungkan

dalam bersaing dengan pasar adalah selalu memperhatikan kepuasan

konsumennya.123

10. El – Tiga

Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Hendra (40th). Home indsutry ini

sudah mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah berdiri selama 15 tahun

dengan omset penjualan Rp 250jt/bulan. Bahkan pemasarannya pun

menurut Hendra sudah seluruh Indonesia.124 Dalam satu harinya El -Tiga

bisa memproduksi 200 kodi. Hendra mempekerjakan 80 orang, dengan upah

122 Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 13.31

WIB 123 Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 13.31

WIB 124 Wawancara dengan Bapa Hendra pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 10.03

WIB

Page 81: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

81

Rp 35rb samapi rp 50rb per orang. Pekerja juga bisa mendapat uanng

tambahan jika lembur yaitu ½ dari upah yang didapatkan.

“sandal ukuran anak kecil, remaja, dan dewasa di hargai Rp 60rb

sampai Rp 100rb per kodi” ujar Hendra.

Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari

Jakarta Rp 8500/lembar dan Rp 8000/kg. Modal awal yang ia gunakan

adalah komitmen dan kepercayaan. Home indsutry ini awalnya memang

usaha kecil-kecilan dengan 3 pekerja saja namun pada tahun 2010 usaha ini

menjadi besar dan mencapai puncak kejayaannya hingga sekarang. El -Tiga

sering mengikuti workshop kewirausahaan. Ia mengungkapkan bahwa

kesulitannya dalam menjalankan usaha ini adalah faktor modal, meskipun

begitu Ia tetap optimis usahanya akan terus berkembang dengan tetap

meningkatkan kualitasnya.

11. Sifa Cirebon

Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Toni (52th). Home indsutry ini sudah

mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah sejak 1988 dengan omset

penjualan Rp 195jt/bulan. Toni memproduksi khusus sandal hotel saja.

Konsumen yang di utamakan adalah hotel-hotel yang ada di Daerah

Cirebon, konsumen lainnya seperti Yogyakarta dan sidoarjo.125 Dalam satu

harinya Sifa Cirebon bisa memproduksi 150 kodi. Toni mempekerjakan 20

orang, dengan upah Rp 40rb samapi Rp 45rb per hari.

Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari

Jakarta Rp 15rb/lembar dan Rp 12rb/kg. Modal awal yang Ia gunakan

sebesar Rp 700rb. Home indsutry ini awalnya memang usaha kecil-kecilan

dengan 2 pekerja saja namun home indsutry ini semakin meningkat karena

prinsip yang Ia pegang yaitu jujur, sabar, dan ulet. Dan setiap apa yang Ia

hasilkan 2,5% wajib Ia keluarkan untuk zakat, bukan hanya itu setiap

1pasang sandal Rp 100 Ia niatkan untuk shadaqoh yang Ia bagikan setiap 1

tahun sekali. Ia mengungkapkan bahwa kesulitannya dalam menjalankan

125 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 09.19

WIB

Page 82: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

82

usaha ini adalah konsumen yang menggunakan pembayaran dengan tempo

sehingga Ia menemukan ide untuk mengatur keuangannya dari 100% modal

yang kembali 35% digunkan saat itu, 35% untuk bulan depan dan 30%

untuk investasi atau saving sehingga Ia tidak selalu dipusingkan oleh faktor

modal. Agar ushanya berjalan Ia memili trik dalam mempertahankan

produknya yaitu harus jeli mengolah bahan baku, produksi yang harus

dibatasi, dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua

konsumennya.126

Dari beberapa home indsutry diatas dpat disimpulkan bahwa home

indsutry sandal merupakan mata pencaharian utama di Desa Kebarepan.

Semua home indsutry sandal pada umumnya memproduksi sandal yang

berbahan baku karet tetapi masih ada yang memproduksi sandal berbahan

ban bekasa yaitu Jamali. Jamali beralsan bahwa sandal dari bahan ban bekas

yang dulunya diberi nama bandol itu karena tidak ingin melupakan warisan

nenek moyang dan tidak ingin melupakan sejarah sandal pertama di Desa

Kebarepan. Untuk cara memproduksinya hampir sama karena kebanyakan

menggunakan karet. Dalam menjaklankan usahanya banyak pengrajin yang

mengalami kendala dalam modal. Mereka mengharapkan adanya peran

pemerintah untuk membantu agar usahanya terus berjalan untuk

kesejahteraan hidupnya. Karena rata-rata masyarakatnya menggantungkan

kehidupannya pada kerajinan sandal. Pemerintahan desa adalah harapan

pengrajin untuk membantu usahanya, tetapi mereka mengakui bahwa belum

ada bantuan modal untuk kerajinnan sandalnya. Tetapi meski begitu mereka

tetap optimis untuk terus melanjutkan usahanya. Meski hanya tinggal

beberapa home indsutry sandal di Desa Kebarepan namun itu tak menjadi

halangan untuk terus berkarya.

126 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 09.19

WIB

Page 83: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

83

BAB IV

DAMPAK HOME INDSUTRY SANDAL TERHADAP

KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT

DI DESA KEBAREPAN

A. Gambaran Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Desa Kebarepan

Gambaran kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan

secara umum akan dijelaskan berdasarkan tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan

No Keterangan Kepala Keluarga

1. Keluarga Pra Sejahtera 265

2. Keluarga Sejahtera I, II, III+ 967

Jumlah 1.232

(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

Kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan sesuai

dengan klasifikasi tingkat kesejahteraan127, 21,5% merupakan keluarga pra

sejahtera dan 78,5% merupakan Keluarga Sejahtera I, II, III+. Tabel diatas

menujukan bahwa 21,5% masyarakat di Desa Kebarepan belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti dari sisi

ekonomi belum bisa memenuhi kebutuhan pangan dua kali dalam satu hari,

dari sisi pendidikan banyak yang tidak tamat lulus sekolah dasar, serta dari

sisi lingkungan masih tinggi kriminalitasnya. Sedangkan pengrajin dan

pekerja home indsutry sandal termasuk dalam keluarga sejahtera I dan II,

karena pendapatan yang mereka dapatkan minimalnya sudah bisa memenuhi

127 Sumber dokumen Desa Kebarepan tahun 2015

Page 84: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

84

kebutuhan pokoknya yaitu makan dua kali sehari, dan berpendidikan

minimal SLTP.128

Tabel 4.2

Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki- laki Perempuan

1. Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk TK 140 orang 164 orang

2. Usia 3 - 6 tahun yang sedang TK/play

group 73 orang 80 orang

3. Usia 7 - 18 tahun yang sedang sekolah 298 orang 325 orang

4. Tamat SD/sederajat 33 orang 34 orang

5. Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP 408 orang 414 orang

6. Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA 363 orang 355 orang

7. Tamat SMP/sederajat 29 orang 31 orang

8. Tamat SMA/sederajat 41 orang 33 orang

9. Tamat D-1/sederajat 44 orang 36 orang

10. Tamat D-2/sederajat 33 orang 30 orang

11. Tamat D-3/sederajat 44 orang 42 orang

12. Tamat S-1/sederajat 16 orang 19 orang

13. Tamat S-2/sederajat 1 orang 1 orang

(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

128 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

85

Berdasarkan tabel diatas bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh

masyarakat yang terbanyak adalah SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama) yang tidak tamat dan seterusnya yang terkecil adalah S2 (strata).129

Keadaan semacam ini sangat memprihatinkan pendidikan, karena

pendidikan wajib minimal adalah 12 tahun.

Tabel 4.3

Tingkat Pendapatan Per bulan

No Pendapatan Persantase Kepala

Keluarga

1. ≤ Rp 100.000 - -

2. 100.000 – Rp 500.000 5% 62

3. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 35% 431

4. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 15% 184

5. ≥ Rp 2.000.000 45% 555

Jumlah 1.232

Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir

pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Tabel diatas menujukan bahwa 5% masyarkat di Desa Kebarepan

bekerja sebagai buruh serabutan, 35% bekerja sebagai buruh tani dan pekrja

(wanita) home indsutry sandal Kebarepan , 15% bekerja sebagai wiraswasta,

buruh pabrik, dan pekerja (laki-laki) home indsutry sandal, sedangkan 45%

bekerja sebagai PNS.130

129 Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015

130 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

86

Tabel 4.4

Keadaan Penduduk yang mengikuti Asuransi Kesehatan

No Alamat Jumlah

1. RW 01 23

2. RW 02 9

3. RW 03 9

4. RW 04 17

5. RW 05 39

6. RW 06 47

7. RW 07 -

8. RW 08 -

Jumlah 144

( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)

Berdasarkan tabel diatas keadaan penduduk yang mengikuti asuransi

kesehatan,131 bahwa masyarakat di Desa Kebarepan masih belum sejahtera

sehingga masyarakat belum mampu untuk mendaptarkan diri mereka ke

asuransi kesehatan dikarenakan belum memiliki pendapatan yang cukup

untuk hal tersebut.

Tabel 4.5

Tingkat Kriminalitas

Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan

Khidir pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

131 Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015

Page 87: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

87

Tabel di atas menunjukan bahwa di Desa Kebarepan mengalami

penurunan dalam tingkat kriminalitas dalam tahun terakhir.132 Menurut

Ridhwan itu dikarenakan banyak pemuda yang mencari pekerjaan keluar

kota untuk mencukupi kesejahteraan ekonomi kehidupannya, selain itu

pemuda di Desa Kebarepan juga mendapatkan pekerjaan dari home indsutry

sandal yang ada sehingga mengurangi tingkat kriminalitas, jadi keberadaan

home indsutry di Desa Kebarepan mempengaruhi tingkat kriminalitas.

B. Peran Home indsutry Sandal Terhadap Kesejahteraan Ekonomi

Masyarakat Di Desa Kebarepan

Home indsutry mempunyai peran penting dalam pertumbuhan

ekonomi di Desa Kebarepan. Pengembangan home indsutry sandal di Desa

Kebarepan merupakan salah satu cara yang dilakukan masyarakatnya agar

menjadi masyarakat yang sejahtera. Ini karena home indsutry sandal di Desa

Kebarepan merupakan mata pencaharian utama masyarakatnya yang tidak

hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antara golongan

pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu

memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang

signifikan dalam mempercepat ekonomi keluarga. Home indsutry sandal

mampu menyerap tenaga kerja masyarakat yang ada di Desa Kebarepan

dibandingkan dengan usaha besar yang ada disekitar Desa Kebarepan.

Menurut peneliti Home indsutry sandal yang ada di Desa

Kebarepan merupakan bagian usaha kreatif dimana home indsutry sandal ini

akan menghasilkan individu yang kreatif yang mampu bersaing dengan

pangsa pasar. Dengan terbentuknya individu yang kreatif maka individu

tersebut bisa mandiri dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan dibekali

skill atau kreatifitas yang mereka miliki sehingga akan menciptakan

kesejahteraan ekonomi bagi pelakunya.

132 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

88

Tabel-tabel di bawah ini menunjukan bahwa home indsutry sandal

memiliki peran dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Tabel 4.6

Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pengangguran

No Pengangguran Porsentase

1. Terdidik 9,70%

2. Tidak Terdidik 0,30%

Jumlah 10%

Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir

pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Berdasarkan tabel diatas bahwa masih banyak yang belum memiliki

pekerjaan, 9,70% dari 10% masyarakat di Desa Kebarepan merupakan

masyarakat yang terdidik.133 Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat

belum mampu menyalurkan keahliannya sehingga mendapatkan pekerjaan

yang sesuai. Home indsutry sandal di Desa Kebarepan mampu menyerap

tenaga kerja terdidik. Hal ini di buktikan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Pekerja home indsutry sandal berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Pekerja

1. Tamat SD / Sederajat 11 orang

2. Tidak tamat SLTP / Sederajat 57 orang

133 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

89

3. Tamat SLTP / Sederajat 63 orang

4. Tidak tamat SLTA / Sederajat 3 orang

5. Tamat SLTA / Sederajat -

Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 –

29 Desember 2015

Para pekerja home indsutry berdasarkan tabel di atas bahwa

kebanyakan pekerja berlatar belakang tamat SLTP/Sederajat, dan pekerja

home indsutry sandal minimal berpendidikan SD / Sederajat. Ini

menunjukan bahwa home indsutry sandal mampu menyerap tenaga kerja

terdidik sebanyak 134 pekerja dan mengurangi tingkat pengangguran yang

ada di Desa Kebarepan.

Tabel 4.8

Upah Pekerja

No Upah Pekerja

(perbulan) Jumlah

1. Rp 750.000 3 orang

2. Rp 900.000 13 orang

3. Rp 1.050.000 56 orang

4. Rp 1.200.000 39 orang

5. Rp 1.350.000 13 orang

6. Rp 1.500.000 10 orang

Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 –

29 Desember 2015

Pekerja home indsutry sandal berpendapatan berkisar Rp750.000 per

bulan sampai Rp 1.500.000 per bulan. Berdasarkan Upah Minimum

Kabupaten (UMK) Cirebon pada tahun 2015 adalah Rp 1.592.220.134 Upah

minimum merupakan standar sejahtera dalam sisi ekonomi. Tabel di atas

menunjukan bahwa pekerja home indsutry sandal di Desa Kebarepan belum

mencapai tingkat sejahtera sesuai dengan standar UMK Cirebon. Akan

134 Sumber www.fokusjabar.com

Page 90: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

90

tetapi menurut Hendra pemilik home indsutry sandal El-Tiga yang berskala

besar menurutnya “kami akan terus berusaha meningkatkan kualitas dan

upah yang mereka dapatkan agar sesuai dengan upah minimum yang telah

di tetapkan oleh Kabupaten Cirebon” Ujar Hendra135

Tabel 4.9

Pekerja yang mengiikuti Asuransi

No Nama Home

indsutry Jumlah

1. GE GT Collection -

2. MD Sandal -

3. Cekermen Sandal -

4. Sandal Hello Kitty -

5. Clarissa Sandal -

6. Yeni Sandal 1 orang

7. SaBa (Sandal

Barepan)

2 orang

8. The Princess Sandal 2 orang

9. Smile Sandal 2 orang

10. Sifa Cirebon 5 orang

11. El-Tiga 9 orang

Jumlah 21 orang

Pekerja home indsutry sandal ini hanya 12% dari 144 orang yang

mengikuti asuransi kesehatan atau 16 – 20 orang saja dari 134 orang pekerja

home indsutry sandal yang mengikuti asuransi kesehatan.136 Dari hasil

wawancara dengan pemilik home indsutry bahwa ada 21 pekerja yang

mengikuti asuransi BPJS Kesehatan, itu berarti bahwa home indsutry sandal

135 Wawancara dengan Hendara pemiliik home indsutry sandal El-Tiga pada

tanggal 29 Desember 2105 pukul 10.03 136 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

91

mampu memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonominya

khususnya kesehatan sehingga pekerja mampu meningkatkan taraf hidupnya

menajdi lebih baik.

Tabel 4.10

Pekerja home indsutry berdasarkan jenis kelamin dan status keluarga

No Nama Home indsutry

Pekerja Status

Laki-Laki Perempuan Menikah Belum

Menikah

1. GE GT Collection 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang

2. MD Sandal 1 orang 1 orang 2 orang

3. Cekermen Sandal 1 orang 1 orang

4. Sandal Hello Kitty 2 orang 3 orang 3 orang 2 orang

5. Clarissa Sandal 1 orang 1 orang

6. Yeni Sandal 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang

7. SaBa (Sandal

Barepan)

2 orang 3 orang 5 orang

8. The Princess Sandal 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang

9. Smile Sandal 3 orang 2 orang 2 orang 3 orang

10. Sifa Cirebon 9 orang 11 orang 13 orang 7 orang

11. El-Tiga 18 orang 62 orang 60 orang 20 orang

Jumlah 42 orang 92 orang 93 orang 41 orang

Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 – 29

Desember 2015

Tabel di atas menunjukan bahwa home indsutry sandal ini memang

terbukti menambah pendapatan ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf

hidupnya menjadi lebih baik serta membantu memenuhi kebutuhan

ekonominya.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

92

Tabel 4.11

Usia Pekerja Home indsutry Sandal

No Usia Pekerja Jumlah

1. 15 – 20 tahun 25 orang

2. 21 – 25 tahun 19 orang

3. 26 – 30 tahun 1 orang

4. 30 – 35 tahun 2 orang

5. 36 – 40 tahun 19 orang

6. 41 – 45 tahun 11 orang

7. 45 – 50 tahun 54 orang

8. 50 – 55 tahun 3 orang

9. 55 tahun ke atas -

Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26

– 29 Desember 2015

Tabel di atas menunjukan bahwa usia remaja 15 – 20 tahun yang

rentan akan tindakan kriminalitas mampu di serap oleh home indsutry

sandal untuk bekerja. Hal tersebut menunjukan bahwa home indsutry sandal

mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada dan menyerp tenaga kerja

dalam usia yang masih produktif di Desa Kebarepan.

C. Dampak Home indsutry Sandal Terhadap Kesejahteraan Ekonomi

Masyarakat di Desa Kebarepan

Desa Keabrepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebagian

besar masyarakatnya memiliki keahlian khusus dalam membuat beragam

sandal. Pangsa pasarnya telah merambah hingga mancanegara. Bahkan Desa

Kebarepan yang berada di jalur pantura ini produk sandalnya menjadi salah

satu ikon Cirebon. Pada masa kejayaannya home indsutry sandal di Desa

Kebarepan menjadi andalan utama sebagian besar masyarakatnya untuk

mendapatkan penghidupan yang layak. Namun sangat disayangkan potensi

Page 93: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

93

tersebut tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak-pihak yang

berkepentingan (pengusaha dan pemerintah). Karena banyak pengusaha

yang tidak mementingkan kualitas yang mereka produksi sehingga masa

kejayaan sandal kebarepan sangat singkat sekitar 4 tahun saja.137

Home indsutry sandal ini berdampak pada kesejahteraan ekonomi

masyarakatnya, karena mampu memberikan penghasilan tambahan bagi

masyarakat dan peneyerapan tenaga kerja, serta mengurangi tingkat

kriminalitas masyarakatnya.138 Tidak sedikit home indsutry yang

membutuhkan tenaga pekerja meskipun pekerjanya berasal dari sanak

saudaranya sendiri tetapi itu membantu ekonomi orang lain sehingga orang

tersebut mendapatkan pekerjaan. Home indsutry sandal ini membuka

lapangan pekerjaan baru, banyak petani yang beralih profesi menjadi

pengrajin home indsutry sandal karena pekerjaannya banyak menarik minat

masyarakat apalagi saat home indsutry sandal dalam masa kejayaannya,

hampir semua masyarakat membuat kerajinan sandal. Home indsutry sandal

menuntut masyarakat agar terus berkarya, berinovasi dan kretif untuk

membantu kesejahteraan ekonominya karena home indsutry sandal

merupakan mata pencaharian utama.

Uraian-uraian di bawah ini menunjukan bahwa home indsutry sandal

memiliki dampak terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat, yaitu :

1. Memberikan pendapatan tambahan untuk masyarakat

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, home

indsutry khususnya home indsutry sandal yang ada di Desa Kebarepan

memiliki peran yang sangat penting mengingat berbagai potensi yang

dimilikinya. Potensi tersebut diantaranya yaitu menambah pendapatan

bagi keluarga. Bertambahnya jumlah keluarga tentu saja akan

menambah jumlah kebutuhan dalam memenuhi keperluan anggota

keluarga itu sendiri semakin meningkat kebutuhan keluarga ini akan

137 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB. 138 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, 3.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

94

terasa ringan terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau

penghasilan keluarga untuk menutupi kebutuhan dan memenuhi

kebetuhan tersebut.139 Home Industri sandal di Desa Kebarepan yang

pada umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun menurun dan

pada akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat menjadi

mata pencaharian utama masyarakat di Desa Kebarepan. Kegiatan

ekonomi home indsutry ini biasanya tidak begitu menyita waktu,

sehingga memungkinkan pelaku usaha membagi waktunya untuk

keluarga dan pekerjaan rumah lainnya tetap ia lakukan.

Jumlah pekerja home indsutry sandal di Desa Kebarepan

sebanyak 134 pekerja dan 93 diantaranya sudah memiliki keluarga.

Dengan adanya home indsutry sandal ini para pekerja home indsutry

sandal memiliki pekerjaan sehingga menambah pendapatan keluarga

yang akan menjadikan taraf hidup mereka dalam keluarga sehingga para

pekerja yang sudah memiliki keluarga dapat memenuhi kebutuhan

ekonominya dan meningkatkan kesejahteraannya.

Allah SWT berfirman dalam Surat Qs. Al-Nahl : 97

”Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan

139 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah

Krisis, 7.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

95

dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

kerjakan.”

Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT

yang diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman

kepada-Nya. Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan

baik orang-orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari

amalnya. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, santai,

dan puas dengan rezeki yang halal, termasuk didalamnya mencakup

seluruh bentuk ketenangan apapun dan bagaimanapun bentuknya.140

2. Penyerapan tenaga kerja

Dari 14 subsektor home indsutry diantaranya industry kreatif yang

berkembang di Indonesia, tak bisa kita pungkiri bila home indsutry

kreatif atau kerajinan memberikan kontribusi yang paling besar. Bahkan

sekarang ini perkembangan home industry kreatif bisa mencapai kurang

lebih sekitar 54,32%, dengan angka penyerapan tenaga kerja sebanyak

4,13 juta orang atau setara dengan 4,22% dari angka penyerapan tenaga

kerja tingkat nasional.141

Home indsutry memiliki potensi yang besar dalam penyerapan

tenaga kerja. Tiap unit investasi pada sektor home indsutry atau usaha

kecil dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila

dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar maupun

menengah.142

Home indsutry sandal yang ada di Desa Kebarepan mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 134 pekerja. Itu menunjukan bahwa

jika semakin berkembangnya home indsutry yang ada di Desa

Kebarepan dengan bantuan atau perhatian dari pemerintah serta para

pengrajin yang meningkatkan kualitas produknya, home indsutry sandal

ini mampu memberikan pekerjaan untuk masyarkat di Desa Kebarepan

140 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: PT Pustaka

Panji Mas, 1998), 292. 141 www.BPS.co.id diunduh pada tanggal 06 februari 2016 pukul 15.32 WIB 142 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

96

bahkan tidak memungkinkan jika home indsutry sandal ini berkembang

home indsutry sandal bisa menyerap pekerja dari luar Desa Kebarepan

dan semakin banyak lagi menyerap tenaga kerja.

Menurut Ibn Khaldun bahwa alat untuk mencapai kesejahteraan

itu adalah masyarakat, pemerintah dan keadilan.143 Menurut Ibn

Khaldun masyarakat harus meningkatkan kerjasama agar tercapai

produktivitas, dan solidaritas terbentuk jika adanya keadilan. hal ini

sesuai dengan pernyataan siatas bahwa pemerintahan Desa Kebarepan

juga memiliki andil untuk ikut membantu dalam meningkatkan

kesejahteraan ekonomi masyarakat serta memberikan bimbingan, saran

atau solusi agar masyarakat di Desa Kebarepan bisa mencukupi

kebutuhan hidupnya melalui home indsutry sandal agar terciptanya

masyarakat yang sejahtera, karena home indsutry sandal merupakan

pencaharian utama di Desa Kebarepan.

3. Membuka lapangan pekerjaan baru

Home indsutry di Indonesia harus dikembangkan karena home

indsutry dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan dan

menciptakan bisnis yang positif serta membangun citra serta identitas

bangsa. Di sisi lain, home indsutry berbasis pada sumber daya yang

terbaru, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan

keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak ekonomi

dan sosial yang positif. Peluang usaha dan lapangan kerja industri kreatif

memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain. Di era saat ini,

setelah terjadinya pergantian masa dari pertanian dan mekanisasi lalu

industrialisasi, dengan adanya kemajuan perkembangan informasi dan

teknologi kita dituntut untuk lebih kreatif. Perkembangan home indsutry

di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan kontribusi cukup besar

143 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok : Gramata Publishing,

2010), 249.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

97

bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga membukakan

lapangan kerja baru bagi para pengangguran di negara kita. 144

Home indsutry sandal ini membuka lapangan pekerjaan baru,

misalnya Jamali (40th) pemilik home indsutry sandal clarissa ini

sebelumnya adalah pekerja home indsutry sandal di salah satu home

indsutry sandal berskala besar, tetapi Jamali lebih memilih memulai

mendirikan home indsutry sandal sendiri karena menurutnya ternyata

lebih nyaman menjadi seorang pengrajin daripada pekerja karena

pertama pendapatan ekonominya bertambah, kedua pekerjaan bisa ia

lakukan kapan saja, ketiga menyerap tenaga kerja baru untuk bekerja di

home indsutry rumahnya.145

Hal tersebut sesuai dengan kesejahteraan ekonomi menurut

Imam as-Syatibi yaitu menggunakan istilah maslahah. Bahwa menurut

Imam as-Syatibi setiap individu harus mencapai kemaslahatannya atu

kesejahteraannya.146 Ini sesuai dengan masyarakat di Desa Kebarepan

yang kebanyakan masyarakatnya mencari pekerjaannya sendiri melalui

home indsutry sandal untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya agar

menjadi sejahtera. Serta dalam mencapainya harus memelihara lima

unsur pokok yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Agar

masyarakat termotivasi dalam memproduksi home indsutry sandal yang

memiliki maslahah bagi kesejahteraan ekonominya.

4. Mengurangi tingkat pengangguran

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk

yang sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang

melimpah, ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang

kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber daya alam maupun

sumber daya manusianya. Hal ini harusnya dapat memberikan

keuntungan besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun hal itu

144 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 49. 145 Wawancara dengan Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17 146 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

98

belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia sekarang tidak seperti

yang kita bayangkan. Ini Karena pemerintah Indonesia yang belum

dapat mengefesiensikan sumber daya alam dan manusianya yang

melimpah. Faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak

memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran di

negaranya sendiri. Semakin tingginya tingkat kelahiran warga indonesia

namun tidak dibarengi dengan banyaknya lapangan kerja yang tersedia,

membuat jumlah pengangguran di Indonesia menjadi semakin tinggi.147

Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dan terbatas nya

lapangan kerja yang memadai membuat masalah pengangguran di

Indonesia menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh pemerintah.

Lambatnya penanganan pemerintah dalam menyikapi masalah ini,

membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Sebenarnya

banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah

pengangguran di Indonesia, salah satunya adalah membuka lebih banyak

lapangan pekerjaan untuk warganya. Jika pemerintah dapat bergerak

cepat, tidak mustahil masalah pengangguran yang ada di Indonesia ini

akan teratasi.148

Banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia di karenakan

kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Pengangguran ini akan

berdampak pada kemiskinan. Pengangguran juga akan berdampak pada

individu misalnya karena tidak memiliki pekerjaan akhirnya tidak

memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dan

kehidupan sehari-hari, sehingga apabila kepala keluarga menganggur

dan tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

bisa menimbulkan pertengkaran bahkan berujung pada perceraian dan

pembunuhan. Pengangguran juga akan menambah tindakan kriminalitas,

karena untuk mendapatkan sesuatu biasanya orang yang tidk memiliki

147 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35 148 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35

Page 99: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

99

pekerjaan akan melakukan berbagai cara termasuk menggunakan

tindakan kriminal.149

Home indsutry yang ada di Indonesia semakin bertambah

khususnya daerah-daerah pedesaan. Kondisi tersebut tentunya dinilai

cukup potensial, karena saat ini diperkirakan pertumbuhan home

indsutry sudah mencapai lebih dari empat juta orang pelaku usaha, yang

masing-masing dari mereka mampu menyerap minimal dua orang tenaga

kerja.150 Tidaklah heran bila sekarang ini banyak pihak yang

mengatakan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia berangsur-angsur

mulai berkurang seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan

oleh home indsutry kreatif di Indonesia yang semakin hari semkian

membaik.

Di Desa Kebarepan tingkat pengangguran masih tinggi yaitu

sekitar 10% diantaranya 9,70% dari 10% masyarakat di Desa Kebarepan

merupakan masyarakat yang terdidik.151 Hal tersebut menunjukan bahwa

masyarakat di Desa Kebarepan belum memiliki pekerjaan. Tetapi home

indsutry sandal di Desa Kebarepan mampu menyerap tenaga kerja

terdidik sebanyak 134 pekerja, karena dari semua pekerja home indsutry

sandal memiliki pendidikan minimal tamat SD/Sederajat dan

kebanyakannya pekerja home indsutry sandal berpendidikan tamat

SLTP/Sederajat.

5. Mengurangi tingkat kriminalitas

Semakin hari semakin banyak saja tingkat kriminalitas yang

terjadi di Negara ini, hamper setiap hari media-media baik media cetak

maupun elektronik selalu memberitakan tentanng kasus-kasus kriminal

yang terjadi. Tidak hanya yang terjadi di kota-kota besar tetapi kotta-

kota kecil pun tingkat kriminal ini setiap harinya selalu bertambah, baik

dari tindakan kriminal kecil seperti pencurian sampai tindakan kriminal

149 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35 150 www.BPS.co.id diunduh pada tanggal 06 februari 2016 pukul 15.49 WIB 151 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

100

besar seperti pwmbunuhan, dimana kebanyakan pelakunya berasal dari

usia yang masih rentan kriminalitas. Meningkatnya tindakan kriminal

yang terjadi, ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan dan

ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Sehingga masyarakat bertanya-

tanya apa penyebab terjadinya kriminal ini. Semakin meningkatnya

tindakan kriminal yang menjadi faktor utamanya adalah pengangguran

yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan.152 Ketika uang sangat

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan, sehingga

banayk orang-orang yang mengambil jalan cepat untuk mendapatkan

suatu uang, yaitu dengan cara melakukan tindakan kriminal. Hal ini

disebabkan karena belum banyaknya lapangan pekerjaan yang dapat

menampung semua masyarakat, jika pun ada lapangan pekerjaan itu

memiliki banyak persyaratan sehingga orang-oranf yang tak mempunyai

syarat seperti yang dibutuhkan dalam suatu lapangan pekerjaan

membuat orang-orang yang tak dapat masuk ke dalam suatu lapangan

pekerjaan tersebut memilih jalan lain untuk mendapatkan uang agar

bertahan hidup, yang salah satunya adalah tindakan kriminal. Ada

beberapa cara yang dapat membuat tindakan kriminal semakin

berkurang yaitu diantaranya pemerintah dan pihak swasta bekerja sama

untuk membuat dan menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang

melimpah, sehingga dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut dapat

membuat pra syarat yang dapat memudahi masyarakat kecil dapat

masuk ke dalam lapangan pekerjaan.

Dari 134 pekerja pada home indsutry sandal di Desa Kebarepan

25 pekerja home indsutry sandal merupakan remaja yang usianya rentan

akan kriminalitas yaitu usia 15-20 tahun. Dengan home indsutry ini

menurut Ridwan sebagai sekertaris Desa Kebarepan bahwa home

indsutry sandal ini mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada di

Desa Kabarepan karena pada usia remaja ini, mereka dapat menyalurkan

kreatifitasnya pada home indsutry sandal ini daripada harus menjadi

152 www.detiknews.com diunduh pada tanggal 10 februari 2016 pukul 19.49 WIB

Page 101: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

101

pengangguran dan menjadi remaja yang melakukan tindak kriminalitas

seperti pencurian karena tidak memiliki pekerjaan.153

Menurut Umar Chapra kesejahteraan yang dimaksud adalah

kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta kehidupan yang baik dan

terhormat. Umar Chapra juga menjelaskan bahwa kesejahteraan

ekonomi masyarakat itu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu

meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan

dan keamanan.154 Home indsutry sandal mampu mengurangi tingkat

kriminalitas yang ada di Desa Kebarepan sehingga menciptakan rasa

aman pada masyarakatnya, hal ini berarti sesaui dengan kesejahteraan

menurut Umar Chapra bahwa kesejahteraan ekonomi masyarakat salah

satunya yaitu terciptanya rasa keamanan.

153 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal

Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB 154 Umer Chapra, Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin

Basri,(Jakarta : Gema Insani Press, 2000), 373.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Home indsutry sandal di Desa Kebarepan telah ada sejak tahun

1950-an yang memanfaatkan limbah karet ban yang di ubah menjadi sandal

jepit bernilai jual. Home indsutry sandal ini mencapai puncak kejayaannya

pada tahun 1996 samapi 1999. Sekarang home indsutry sandal ini

mengalami penurunan sejak adanya krisis ekonomi yang mengakibatkan

banyak pengrajin sandal yang gulung tikar karena tidak mampu

mempertahankan kualitasnya. Dahulu home indsutry sandal ini

pemasarannya sudah mencapai hingga negara-negara di timur tengah dan

Afrika, tetapi sekarang pemasarannya hanya berkisar di seluruh Indonesia.

Home indsutry sandal mempunyai peran penting dalam pertumbuhan

kesejahteraan ekonomi di Desa Kebarepan. Home indsutry sandal yang ada

di Desa Kebarepan sekitar 11 home indsutry sandal mampu menyerap

tenaga kerja sebanyak 134 pekerja yaitu 42 orang laki-lai dan 92 orang

perempuan dengan tingkat pendiidkan minimal tamat SD/Sederajat sampai

tamat SLPT/Sederajat sehingga mengurangi tingkat pengangguran terdidik

dan masih dalam usia yang produktif yaitu sekitar 15 tahun samapi 55

tahun. Pendapatan yang diterima oleh pekerja sekitar Rp750rb samapi Rp

1,5jt per bulan sehingga 21 pekerja diantaranya mengikuti asuransi

kesehatan untuk meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian dampak yang bisa diperoleh dari home

indsutry sandal terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah bahwa

home indsutry sandal mampu menambah pendapatan keluarga dan

meningkatkan taraf hidupnya, mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi

pengangguran dan membuka lapangan usaha baru serta home indsutry

sandal mampu meminimalisir dan mengurangi tingkat kriminalitas yang ada

di Desa Kebarepan.

Page 103: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalahsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB114122220906.pdf · 2016. 2. 22. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... menjadi sumber

103

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas menurut peneliti bahwa :

1. Home indsutry sandal di Desa Kebarepan memerlukan bantuan atau

perhatian dari pemerintah agar home indsutry tersebut berkembang.

Harusnya pemerintah mampu mengatasi masalah permodalan yang di

anggap sebagai dasar sulitnya home indsutry sandal itu berkembang.

2. Karena home indsutry di Desa Kebarepan memiliki peran serta dampak

terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat hendaknya sebagai

pengrajin mampu memeliki solusi yang tepat untuk meningkatkan home

indsutry tersebut sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi

masyarakat di Desa Kebarepan.

3. Masyarakat di Desa Kebarepan harus mengasah dan mengolah

kreatifitas yang ada sehingga bisa menciptakan usaha baru agar

hidupnya tidak tergantung pada home indsutry sandal yang semakin

menurun.