BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia saat ini telah banyak dijumpai industri-industri rumahan
atau yang lebih dikenal dengan home indsutry. Home indsutry saat ini
sangat membantu pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian
negara khususnya masalah pengangguran. Biasanya industri-industri
rumahan merekrut para karyawan dari lingkungan tempat tinggal mereka
sendiri atau bisa juga karyawan dari luar kota. Perusahaan-perusahaan
ataupun industri-industri yang telah didirikan harus mempunyai strategi
ataupun metode yang tepat agar produk-produk yang dihasilkan tetap bisa
bersaing dan hendak bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan,
karena kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat,
baik dalam skala besar maupun kecil serta banyaknya industri yang terus
bermunculan akan menimbulkan persaingan diantara industri sejenis
maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk
perusahaan tersebut.1
Tabel 1.1
Pertumbuhan Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri
(Persen)
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014
1 Industri Makanan dan
Minuman
10.98 10.33 4.07 9.54
2 Industri Pengolahan Tembakau -0.23 8.82 -0.27 8.85
3 Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi
6.49 6.04 6.58 1.53
1Sihite, Lundu Bontor dan Sudarno. 2012. “ Analisi Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Perusahaan Garam Beryodium (Studi Kasus Pada UD. Empat Mutiara)
“.Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 1 No. 2, 1-15.
2
4 Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki
10.94 -5.43 5.23 5.51
5 Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan
Barang Anyaman dari Bambu,
Rotan dan
Sejenisnya
-2.72 -0.80 6.19 6.07
6 Industri Kertas dan Barang
dari Kertas;
Percetakan dan Reproduksi
Media Rekaman
3.89 -2.89 -0.53 3.43
7 Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional
8.66 12.78 5.10 3.89
8 Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik
2.08 7.56 -1.86 1.16
9 Industri Barang Galian bukan
Logam
7.78 7.91 3.34 2.39
10 Industri Logam Dasar 13.56 -1.57 11.63 5.89
11 Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik
8.79 11.64 9.22 2.92
12 Industri Mesin dan
Perlengkapan
8.53 -1.39 -5.00 8.80
13 Industri Alat Angkutan 6.37 4.26 14.95 3.94
14 Industri Furnitur 9.93 -2.15 3.64 3.58
15 Industri Pengolahan Lainnya;
Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan
-1.09 -0.38 -0.70 7.30
Industri Non Migas 7.46 6.98 5.45 5.61
PRODUK DOMESTIK
BRUTO
6.17 6.03 5.58 5.02
Sumber: BPS diolah Kemenprin tahun 2015
Menurut Ilham dan Sudarno2 perkembangan sektor home indsutry
yang ada di Indonesia menyiratkan adanya potensi yang besar jika dapat
dikelola maupun dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Home indsutry
yang telah dikembangkan, menampilkan hasil positif yang signifikan
anatara lain berupa penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan
2Ilham dan Sudarno “ Penentuan HPP Percetakan Sablon Otakkanan Production
di Yogyakarta “. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 2 No. 2, 2013. 1-14.
3
daerah. Dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk dapat menciptakan
produk-produk yang inovatif.
Sektor industri memiliki peran yang penting dalam memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita, menumbuhkan
keahlian, menunjang pembangunan daerah, serta memanfaatkan Sumber
Daya Alam (SDA), energi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Jenis
industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi kedalam tiga kategori yaitu
industri kecil, industri sedang dan industri besar atau dengan kata lain,
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peranan usaha kecil atau
home indsutry dalam perekonomian Indonesia dapat ditinjau dari empat
aspek, (1) Usaha kecil atau home indsutry merupakan bagian terbesar dari
seluruh unit usaha yang ada di Indonesia, (2) Usaha kecil atau home
indsutry berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja, (3) Usaha kecil
atau home indsutry memberi kontribusi yang cukup besar terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB), (4) Usaha kecil atau home indsutry memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ekspor.3
Home indsutry di Indonesia memang sangat penting, pernyataan
tersebut bukan tanpa alasan, fakta menunjukan bahwa memang
kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut jauh lebih
banyak dibandingkan tenaga kerja yang bisa diserap oleh usaha besar.
Selain itu, melihat kenyataan bahwa sebagian besar usaha mikro kecil
menengah di Indonesia terdapat dipedesaan, kelompok usaha tersebut
sangat diharapkan sebagai penggerak utama dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi pedesaan, yang berarti juga mengurangi
kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan, terutama
berperan sebagai pendorong diversifikasi kegiatan ekonomi di luar sektor
pertanian, dan ini sangat penting karena kapasitas penyerapan tenaga kerja
dari sektor pertanian semakin menurun dikarenakan oleh banyak faktor.
Jika usaha kecil menengah dipedesaan tumbuh pesat, tidak hanya dalam
3 Nurhajati, Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil Menengah untuk
Meningktakan Daya Saing Ekonomi, (Malang: UNISMA. 2005), 2.
4
jumlah unit tetapi juga dalam produktivitasnya meningkat maka
migrasi penduduk dari pedesaan keperkotaan bisa berkurang secara
signifikan.4
Seperti halnya di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon, sebelum mengalami krisis ekonomi masyarakat sempat menjadi
pengusaha dan pengrajin sandal. Tetapi setelah krisis ekonomi kejayaan itu
hilang pengusaha dan pengrajin sandal banyak yang gulung tikar sehingga
kesejahteraan ekonomi yang pernah mereka rasakan harus kembali memulai
dari awal, banyak masyarakat yang merasakan dampak krisis ekonomi
sehingga tingkat kesejahteraan di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon menurun drastis karena usaha sandal yang mereka rintis
menjadi gulung tikar.
Menurut Wawan salah satu tokoh Desa Kebarepan, jumlah perajin
sandal merosot tajam. Semula dari jumlah penduduk sekitar 2.600-an orang,
sekitar 90 % penduduknya adalah perajin sandal. Namun sekarang, dari
jumlah penduduk 4.000-an orang jumlah perajin hanya, 2 orang perajin
besar dan 17 perajin kecil. Salah satu persoalannya adalah dari segi
permodalan dan marketing, selain dibukanya produk import dari Negeri
China. Para perajin dan tokoh masyarakat sepakat, perlu adanya perhatian
dari pemerintah, termasuk provinsi.5
Masyarakat berusaha untuk mengatasi masalah perekonomian
keluarganya dan untuk mencapai kesejahteraan dengan ada yang tetap
menjadi pengrajin sandal atau bahkan menjadi pegawai pengrajin sandal.
Seperti halnya di daerah lain, di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon sebenarnya banyak sekali potensi sumber daya yang
berkualitas banyak juga sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon masyarakatnya sudah bisa
4Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, Cet.2, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2013), 46. 5Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa2 Desember 2015 pukul 10.02 WIB.
5
memanfaatkan potensi yang ada dan menjadikannya sebuah peluang untuk
meningkatkan perekonomian mereka. Dengan potensi dan kreatifitas yang
ada di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sandal dari
karet tersebut dijadikan sesuatu yang bernilai tinggi.
Dari paparan diatas maka peneliti menganggap perlu dilakukan
penelitian terkait “home indsutry sandal dan dampaknya terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat” karena menurut peneliti home indsutry
sandal merupakan salah satu kerajinan yang sudah “dilupakan” oleh
masyarakat untuk itu masyarakat hendaknya mencintai produk lokal, agar
produk lokal dapat bersaing dengan produk yang lain atau serupa. Padahal
apabila home indsutry sandal mendapatkan dukungan dan perhatian oleh
pemerintah dan mampu membaca potensi yang ada, home indsutry tersebut
akan menjadi besar seperti sebelum krisis pada tahun 1998. Home indsutry
sandal juga memiliki manfaatkan untuk meningkatkan perekonomian
keluarga dan meningkatkan pendapatan ekonomi bagi keluarga, menyerap
tenaga kerja, membuka lapangan pekerjaan baru, mengurangi tingkat
kriminalitas dan mengurangi pengangguran.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah, peneliti membagi dalam tiga bagian
yaitu ;
a. Wilayah Kajian
Penelitian ini masuk ke dalam wilayah kajian
pengembangan atau pemberdayaan ekonomi lokal.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang yang dialami oleh subjek penelitian.6
6 Lexy J. Meolong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007), 6.
6
2. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan pembahasan dan
agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah serta agar yang
dibahas dapat memberikan pemahaman yang terarah serta sesuai dengan
yang diharapkan, maka peneliti memberikan pembatasan masalah. Dalam
hal ini peneliti menitik beratkan pada home indsutry sandal di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dan dampaknya
terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang ada di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana keberadaan atau kondisi home indsutry sandal di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon ?
b. Bagaimana peran home indsutry sandal di Desa Kebarepan terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat ?
c. Bagaimana dampak home indsutry sandal di Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat ?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan home indsutry sandal di Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mendeskripsikan peran home indsutry sandal di Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
3. Untuk mendeskripsikan dampak home indsutry sandal di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Sangat diharapkan peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan
wawasan yang mendalam mengenai peran home indsutry sandal dan
dampaknya dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sehingga mudah-
mudahan dapat diimplementasikan nantinya dalam hidup bermasyarakat.
2. Bagi Praktisi
Penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui home indsutry
sandal dan dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat,
dimana para praktisi khususnya pengrajin home indsutry sandal di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dapat mengetahui
home indsutry sandal yang mempengaruhi kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
3. Bagi akademik
Penelitian ini sebagai perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi
di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Khususnya program studi Muamalah
Fakultas Ekonomi dan Ekonomi Syariah.
E. Penelitian Terdahulu
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti telah mencari beberapa
literatur yang menyangkut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Skripsi “Peran Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Desa Roworna Kecamatan Ende Selatan Kabupaten
Ende”, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana peran industri tenun dalam
peningkatan pendapatan masyarakat desa Roworena Kecamatan Ende
Selatan Kabupaten Ende mampu mendatangkan penghasilan sebesar Rp
8
300.00 s/d Rp 600.000. peran industri ini terasa sekali, ketika Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Ended dan Bank BRI serta LPM
(Lembaga Pengabdian Masyarakat) bersinggungan dengan mereka.
Bahwa keinginan mereka untuk lebih mengembangkan industri ini
menjadi lebih besar. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari mereka
tidak bisa dilepaskan dari industri tenun ini. Karena memang disinilah
mereka menggantungkan hidup dan satu-satunya usaha yang masih
menjadi sumber pendapatan mereka selain bertani.7
2. Skripsi “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sebagai Upaya
Perluasan Kesempatan Kerja (Studi pada Pemerintah Kota Malang)”,
Fakultas Ilmu Administarasi Universitas Brawidjaya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
UKM yang ada di Kota Malang mampu menyerap tenaga kerja dalam
jumlah signifikan hampir 1,5% dari jumlah penduduk di Kota Malang,
dengan nilai usaha pertahun mencapai 10-5 juta per unit usaha, modal
yang digunakan untuk membuka usaha merupakan modal pribadi,
segmentasi pasaranya menjangkau semua kalangan baik kalangan
menengah ke bawahmaupun kalangan menengah ke atas baik yang ada
di dalam maupun di luar kota.8
3. Skripsi “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten
Sidrap”, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin
Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini
menganalisis strategi dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan
Perdagangan di Kabupaten Sidenreng Rampang dalam memberdayakan
koperasi pertanian dilihat melalui tiga fase yakni fase inisial, fase
7 Sartini Pawe, “Peran Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Desa Roworna Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende” (Malang:
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,
2007), 17. 8 Evanofalita, “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sebagai Upaya
Perluasan Kesempatan Kerja (Studi pada Pemerintah Kota Malang)” (Malang: Fakultas
Ilmu Administarasi Universitas Brawidjaya, 2007), 21.
9
partisipatoris, dan fase emansipatoris. Dan hasil dari analisis tersebut
adalah strategi yang dimiliki oleh Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, dan Perdagangan secara sederhana, strategi dalam
pemberdayaan sudah cukup bagus, namun implementasinya masih perlu
dibenahi. Karena masih belum terjalin kordinasinya yang baik sehingga
dalam menjalankan strategi tersebut masih sangat sulit untuk mencapai
kata yang optimal dalam pemberdayaan usaha kecil menengah serta
yang lainnya.9
4. Skripsi “Peran Pendamping dalam Industri Kerajinan Gerabah dan
Peningkatan Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga di Desa Panjangrejo
Kecamatan Pundong”, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Skripsi ini
membahas tentang peran pendamping dalam industri kerajinan gerabah
yang ada di Desa Panjangrejo sangat membantu masyarakat dan
menguntungkan masyarakat diantaranya melakukan pendampingan
kepada masyarakat dengan mengadakanpenyuluhan tentang kerajinan
gerabah selain itu juga memberikan modal usaha masyarakat sehingga
masyarakat bisa berwirausaha.10
5. Skripsi “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Melalui Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgedu Wanasari
Brebes”, Fakultas Dakhwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Skripsi ini membahas
tentang upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi dengnan penyediaan
modal bagi petani, mengadakan penyuluhan pertanian tentang bawang
merah, manajemen usaha dan pemasaran hasil usaha pertanian,
pemasaran hasil pertanian. Skrip ini juga menyajikan hasil yang dicapai
oleh petani bawang merah lebih meningkat setelah diadakannya
9Sri Wahyuni, “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sidrap”, (Makassar: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makassar, 2013), 17. 10Sulasmiyati, “Peran Pendamping dalam Industri Kerajinan Gerabah dan
Peningkatan Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga di Desa Panjangrejo Kecamatan
Pundong”, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2004), 11.
10
penyuluhan pertanian dari pada sebelum diadakannya penyuluhan.
Selanjutnya skripsi ini juga mengungkapkan faktor pendukung usaha
pertanian bawang merah diantaranya adalah mudah mendapatkan bibit
bawang merah, adanya etos kerja yang tinggi dari masyarakat,
melanjutkan warisan pertanian bawang merah dari orangtuanya.11
Dari beberapa hasil penelitian diatas, penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya baik dari
segi judul penelitian, tempat penelitian maupun fokus penelitian.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikirian disini bahwa yang menjadi dasar
pemikiran yaitu bahwa Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampung
halaman. Sedangkan industry diartikan sebagai kerajinan, usaha produk
barang. Singkatnya, home indsutry adalah rumah usaha produk barang atau
perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan
ekonomi ini dipusatkan di rumah.Penegrtian usaha kecil tercantum dalam
UU No.9 Tahun 1995, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan
bersih maksimal Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan
penjualan tahunan maksimal Rp. 1 Milyar.12
Sejahtera sebagaimana dikemukakan dalam Kamus Besar Indonesia
adalah aman, sentosa, damai, makmur, dan selamat (terlepas) dari segala
macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya. Pengertian ini sejalan dengan
pengertian Islam yang berarti selamat, sentosa, aman, dan damai. Dari
pengertiannya ini dapat dipahami bahwa masalah kesejahteraan sosial
sejalan dengan misi Islam itu sendiri yaitu maslahah.13 Misi inilah yang
11Warkonah, “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui
Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgedu Wanasari Brebes”, (Yogyakarta:
Fakultas Dakhwah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2011), 9. 12
Saifuddin Zuhri, Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar
Ayam Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan,(Jurnal Manajemen Dan Akuntansi , FE
Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan, 2013), 2-3. 13 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok: Gramata Publishing,
2010), 256.
11
sekaligus menjadi misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Al-Anbiya ayat 107.
Teori yang mengatakan bahwa home indsutry berdampak pada
kesejahteraan ekonomi adalah Tulus T.H Tambun yang menyatakan bahwa
usaha mikro, kecil, dan menengah memainkan suatu peran yang sangat vital
di dalam pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya
dinegara sedang berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju.14 Usaha
kecil atau home indsutry merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar
dibandingkan usaha besar.15Muhammad juga mengatakan bahwa Home
indsutry sebagai jantung ekonomi kreatif yang memiliki arti dan nilai
penting dalam beberapa hal yaitu salah satunya adalah dalam kontribusi
ekonomi dimana dapat mengatasi permasalahan ekonomi yaitu
pengangguran, selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan,
kemakmuran, pendapatan juga member kontribusi terhadap nilai tukar
rupiah.16UK Departement of Culture, Media and Sport mendefinisikan
home indsutry atau industri kreatif yang dikutip oleh Muhammad adalah
industri yang berbasis kreativitas, keterampilan dan talenta yang memiliki
potensi peningkatan kesejahteraan serta penciptaan tenaga kerja dengan cara
menciptakan dang mengekspoitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI).17
Pengertian Industri Rumah Tangga Menurut Muliawan bahwa
industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala
kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu.18Muliawan juga
menjelaskan bahwa beberapa manfaat dan keutamaan nyata yang dapat
diperoleh dari pertumbuhan home indsutry secara khusus untuk tingkat
kesejahteraan masyarakat.19 Hal tersebut secara tidak langsung bahwa
14Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 15Ibid., 59. 16 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta : Graha
Ilmu,2009),96. 17 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, 95. 18Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, (Yogyakarta: Banyu Media, 2008), 3. 19Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, 3.
12
menurut Muliawan home indsutry berdampak pada kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
Dalam hal ini Peneliti menggunakan teori pendekatan Muliawan
yang menyatakan bahwa home indsutry berdampak pada kesejahteraan
ekonomi masyrakat seperti yang dijelaskan pada gambar 1.1 kerangka
konseptual dibawah ini :
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
Home indsutry:
Industri yang dikerjakan di
rumah biasanya dilakukan
oleh keluarga.
Dimensi :
1. Padat Karya
2. Modal Kecil
3. Teknologi
Sederhana
4. Pemerataan
manfaat terhadap kesejahteraan
ekonomi :
1. Memberikan penghasilan tambahan
bagi masyarakat
2. Penyerapan tenaga kerja
3. Pembukaan lapangan kerja baru
4. Mengurangi Pengangguran
5. Mengurangi tingkat Kriminalitas
Menciptakan Individu yang
Mandiri dan Kreatif agar
terciptanya kesejahteraan
13
G. Metodologi Penelitian
Di dalam suatu penelitian, peneliti pasti akan menggunakan suatu
metode di dalam melakukan penelitian. Diantara metodologi penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian home indsutry sandal yang bertempat di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi ini
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek serta segala potensi
yang ada pada home indsutry sandal dan dampaknya terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat sekitar. Lokasi yang strategis dalam artian dapat
dengan mudah dijangkau oleh peneliti dan mempunyai potensi dan
manajemen yang baik sehingga dapat berkembang dipedesaan, pemilihan
home indsutry sandal di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon sebagai tempat penelitian juga mempertimbangkan berbagai
keterbatasan dari peneliti sendiri seperti tenaga, biaya, dan jangka waktu.
Dengan jumlah penduduk sekitar 4000-an untuk saat ini home indsutry
sandal Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon hanya
mampu menyerap setiap home indsutry sandal sekitar 1-5 orang saja dengan
jumlah home indsutry yang masih aktif sekitar 17 home indsutry sandal.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam sebuah karya ilmiah diperlukan sebuah metode agar karya
ilmiah yang dibuat lebih terarah. Dengan adanya metode tersebut akan lebih
mengarahkan sebuah penelitian agar mendapatkan hasil yang optimal.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
kualitatif.Menurut Lexy J. Meleong,Metode kualitatif adalah suatu
penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.20
20 Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial.(Jakarta: Salemba Humanika), 9.
14
3. Jenis Penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif.21 Alasan menggunakan metode
kualitatif deskriptif adalah pertama, pendekatan ini sebagai sumber untuk
mendiskripsikan tentang home indsutry sandal yang berdampak pada
kesejahteraan ekonomi masyrakat yang mendetail, terarah dan runtut.
Kedua, pendekatan dengan cara ini dilakukan agar dapat mempermudah
dalam penelitian sehingga mampu membuat hubungan lebih akrab dengan
subyek-subyek yang akan menjadi target sasaran dalam penelitian ini.
Ketiga, pendekatan ini diharapkan agar mempermudah peneliti dalam
mendeskripsikan mengenai peranan home indsutry sandal terhadap
kesejahteraan masyarakat, menilai sesuai dengan fakta-fakta yang berada di
lapangan. Keempat, dengan pendekatan kualitatif deskriptif ini akan lebih
mampu menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
4. Data dan Sumber Data
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau uraian,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar
yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif
berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami
kualitas dari objek yang akan diteliti. Data merupakan keterangan-
keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatuyang diketahui atau
yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat
angka, simbol, kode dan lain-lain.22
21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), 6. 22M Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
(Jakarta:Ghalia Indonesia,2002),82.
15
a. Data
Data dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang belum tersedia dan untuk
memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan beberapa
instrument penelitian seperti kuisioner, wawancara, observasi dan
sebagainya, maka data tersebut dinamakan data primer.23Data yang
diperoleh secara langsung dari tempat penelitian, berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan,
dan difikirkan oleh informan/sumber data.24
Data primer diperoleh dari beberapa pihak yang terkait dengan
penelitian, dalam hal ini adalah pemilik usaha home indsutry sandal,
masyarakat yang terlibat langsung artinya masyarakat yang menjadi
karyawan di home indsutry sandal tersebut, dan masyarakat di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon pada umumnya
yang tidak ikut terlibat langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu mengambil data secara tidak langsung dari
perusahaan atau data diambil dari pihak ketiga, data ini bersifat runtutan
waktu (time series).Dan juga dari berbagai literature yang ada seperti
buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian skripsi ini.Data yang sudah siap
dipublikasikan oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat
dimanfaatkan oleh peneliti.25 Dalam hal ini peneliti mengambil data dari
literature-literatur yang berkaitan dengan home indsutry sandal dan
dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.
23 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metododlogi Penelitian Ekonomi Islam,
(Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 76-77. 24Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 213. 25 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metododlogi Penelitian Ekonomi Islam,
(Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 77.
16
b. Sumber Data
1. Sumber Data Teoritik
Hal-hal yang bersifat teoritik, peneliti mengambil dari buku-
buku dan dokumen yang ada relevansinya dengan pembahasan yang
berhubungan dengan skripsi ini.
2. Suumber Data Empirik
Sumber data empirik diperoleh dari berbagai informasi dari
informan yang ada dilokasi penelitian yaitu pengrajin sandal, tenaga
kerja, masyarkat maupun perangkat desa, dengan menggunakan teknik
observasi dan wawancara.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang dilakukan oleh
peneliti untuk memudahkan peneliti dalam mencari data yang akan
digunakan untuk membuat karya ilmiah. Ada beberapa teknik
pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan dua pihak
dengan maksud tertentu yaitu pewawancara sebagai pemberi pertanyaan
dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban.26Wawancara juga
merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara
Wawancara atau Interview ditunjukan kepada masyarakat yang
mempunyai home indsutry sandal dan masyarakat di Desa Kebarepan
26 Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 127.
17
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Masyarakat yang dijadikan
informan bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang gambaran
umum home indsutry sandal serta dampaknya terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon.
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.27Dalam hal ini
peneliti mengamati home indsutry sandal dan dampaknya terhadap
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan Kecamatan
Plumbon Kabupaten Cirebon, kemudian mencatat hal-hal yang
berhubungan dengan gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi ini menggunakan teknik observasi nonpartisipan yang
dilakukan secara cermat.Dalam hal ini peneliti tidak terlibat langsung
dalam kegiatan masyarakat namun melakukan pengamatan secara
langsung.Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin
sandal yang ada di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon.Peneliti juga melakukan observasi kepada masyarakat umum di
Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.Metode
observasi yang digunakan untuk melengkapi data yang tidak diperoleh
dengan metode wawancara.
c. Dokumentasi
Selain metode wawancara dan observasi, data hasil penelitian
juga dikumpulkan melalui dokumen.Dokumen resmi yang relevan
dengan masalah penelitian.Metode ini digunakan untuk menggali data
yang bersumber dari dokumen-dokumen seperti profil di Desa
Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon serta foto-foto yang
diperlukan sebagai bukti dari hasil observasi dan wawancara.
27Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 128
18
6. Instrumen Penelitian
Menurut Lexy J. Meleong seperti yang dikutip oleh Basrowi dan
Suwardi dalam buku memahami penelitian kualitatif mengungkapkan
bahwa subyek atau instrumen penelitian dalam metode kualitatif adalah
orang yang ada pada latar penelitian yaitu peneliti.Secara lebih tegas
Meolong mengungkapkan bahwa mereka orang yang dimafaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian.28
7. Teknik validitas data
Cara untuk memperoleh kredibilitas dan atau tingkatkeabsahan
data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi, sedangkan
triangulasi dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode yang
dipakai adalah membandingkan data hasil observasi dengan
wawancara.29
Triangulasi di bagi menjadi tiga yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan triangulasi teknik karena dalam Triangulasi teknik untuk
menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain. Atau mungkin semua benar, karena sudut pandangnya
berbeda-beda.
28 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, 88. 29 Lexy J. Meolong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 331.
19
8. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif model miles dan huberman yang terkenal dengan analisis
interaktif.30 Sedangkan analisis interaktif ini meliputi tiga hal yaitu:
1. Mereduksi data (membuang data yang tidak penting)
Mereduksi data merupakan bagian dari pemilihan data yang
penting. Dalam mereduksi data ini peneliti mencari data yang benar-
benar valid dan membuang data yang tidak penting.
2. Menyajikan data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis
data kualitatif.Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat
digunakan untuk mengambil tindakan.
H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini tersusun atas lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan maslah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan. Babi ini bertujuan untuk mengantarkan pembahasan skripsi secara
keseluruhan.
BAB II Kajian Teori, landasan teori perlu dikemukakan definisi
setiap fokus yang akan diteliti, ruang lingkup keluasan serta kedalamannya.
Bab ini terdiri dari beberapa sub, yaitu penngertian home indsutry sandal,
dan konsep kesejahteraan ekonomi masyarakat.
30 Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, 206.
20
BAB III Kondisi Objektif home indsutry sandal di Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, yang berisi tentang profil desa,
sejarah home indsutry sandal di Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon, perkembangan home indsutry sandal baik dari
perkembangan pengrajin maupun dari aspek pekerja, modal, produksi,
distribusi maupun konsumen.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mendeskripsikan tentang
keberadaan dan kondisi home industry sandal di Desa Kebarepan, peran
home industry sandal terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa
Kebarepan, dan dampak home industry sandal terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan.
BAB V Penutup, dalam bab ini mengemukakan kesimpulan yang
dapat ditarik dari keseluruhan pembahasan, juga dikemukakan saran dan
catatan penyusun.
21
BAB II
HOME INDSUTRY
TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT
A. Home indsutry
1. Pengertian Home indsutry
Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 41/M-
IND/PER/6/2008 Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya. Pengertian usaha kecil tercantum dalam UU No. 9 Tahun
1995, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih maksimal
Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan penjualan tahunan
maksimal Rp 1 Milyar. Kriteria lainnya dalam UU tersebut adalah: milik
WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung/tidak langsung dengan usaha
menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, maupun tidak
berbadan hukum.31
Pengertian Industri Rumah Tangga atau home indsutry menurut
Muliawan bahwa industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau
perusahaan dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu.
Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedangkan
industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan
ataupun perusahaan.32Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang
berbasis di rumah adalah keluarga itu sendiri dengan mengajak orang di
sekitarnya sebagai karyawan. Meskipun dalam skala kecil, namun kegiatan
ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk
31 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, (Yogyakarta: Banyu Media, 2008), 2. 32 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, 3.
22
sanak saudara ataupun tetangganya. Dengan begitu, perusahaan kecil ini
membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran, otomatis
jumlah penduduk miskinpun akan berangsur menurun. Sedangkan menurut
Tulus T.H Tambun Home indsutry atau usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha
mikro atau usaha besar dengan nilai asset lebih Rp 50 juta sampai dengan
paling banyak Rp 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp 300 juta hingga maksimum Rp 2,5 Milliar.33
Adapun pengertian Home indsutry atau industri kecil menurut
berbagai ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Industri Kecil adalah industri perdagangan yang mempunyai tenaga
kerja antara 5-19 orang.
b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Industri Kecil adalah sebuah perusahaan dengan jumlah tenaga
kerja kurang dari 20 orang, termasuk yang dibayar, pekerja pemilik dan
pekerja keluarga yang tidak dibayar. Selanjutnya BPS memberikan kriteria
yang sederhana berdasarkan jumlah tenaga kerja atau unit usaha seperti
berikut:
a). Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.
b). Industri kecil dengan tenaga kerja 5-19orang.
c). Industri sedang denga tenagakerja 20-99orang.
d). Industri besar dengan tenaga kerja 100 oranglebih.
c. Menurut Departemen Keuangan.
Usaha kecil adalah usaha produksi milik keluarga atau perorangan
Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki asset penjualan paling
banyak Rp1Milyar/tahun.
33Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 16.
23
d. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM.
Usaha Kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan
maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-
banyaknya Rp200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output
penjualan paling banyak Rp1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri
sendiri.
e. Menurut Komite Penanggulangan Kemiskinan
Usaha kecil adalah pemilik atau pelaku kegiatan usaha skala mikro
di semua sektor ekonomi dengan kekayaan di luar tanah dan bangunan
maksimal Rp 25.000.000
f. Menurut Asian Develovement Bank (ADB)
Usaha kecil adalah usaha-usaha non pertanian yang mempekerjakan
kurang dari 10 orang termasuk pemilik usaha dan anggota keluarga.
g. Menurut Bank Dunia (World Bank)
Usaha kecil merupakan usaha gabungan atau usaha keluarga
dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang, termasuk di dalamnya usaha
yang hanya dikerjakan oleh satu orang yang sekaligus bertindak sebagai
pemilik. Usaha kecil merupakan usaha untuk mempertahankan hidup
(survival activities) yang kebutuhan keuangannya dipenuhi oleh tabungan
dan pinjaman berskala kecil.
h. Menurut ILO (International Labour Organization)
Home indsutry atau usaha kecil adalah usaha yang memperkerjakan
maksimal 10 orang dan menggunakan teknologi sederhana, asset minim
dan kemampuan manajerial rendah serta tidak membayar pajak.
Home indsutry merupakan salah satu dari perniagaan atau
perdagangan seperti yang di sebutkan dalam Al-Qur’an yaitu:
Allah SWT berfirman didalam surat An-Nissa ayat 29 :
24
Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan
harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali
dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah
kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha
Kasih Sayang kepada kalian.
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus
kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah SWT
mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan,
menggunakan, (dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain dengan
jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita boleh
melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan perdagangan
dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dan dalam ayat ini Allah juga
melarang untuk bunuh diri, baik membunuh diri sendiri maupun saling
membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai wujud dari kasih
sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kita.34
Penyebutan transaksi perdagangan (bisnis) secara tegas dalam ayat
ini menegaskan keutamaan berbisnis, berdagang atau berkarya. Dalam
bayak hadist diterangkan tentang keutamaan berdagang dan berkarya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
34 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 49.
25
رسول لله صلى ال عن أبيه قال قال عن عاصم بن عب يد الله عن س
ب المؤمن المحتف )أخرجه البيهقى( الله عليه وسلم إن الله ي“Dari ‘Ashim Ibn‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata
bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai
orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).35
Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha
merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.
Kreatifitas adalah mampu menangkap dan menciptakan peluang-peluang
bisnis yang bisa dikembangkan. Di tengah persaingan bisnis yang ketat
sekalipun seorang wirausaha tetap mampu menangkap dan menciptakan
peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan
lahan. Sedangkan inovasi adalah mampu melakukan pembaruan-pembaruan
dalam menangani bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang
dilakukannya tidak pernah usang dan selalu dapat mengikuti perkembangan
zaman. Sifat inovatif ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan
untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.36 Jadi orang yang berkarya akan
memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak dengan kreatifitas dan
inovasinya untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya
Dari pengertian home indsutry diatas menurut peneliti singkatnya
home indsutry adalah usaha kecil yang mengolah bahan baku atau setengah
jadi menjadi produk jadi yang kegiatan usahanya dipusatkan di rumah yang
dikelola oleh keluarga yang biasanya tidak memiliki badan hukum. Menurut
peneliti home indsutry merupakan sebuah bisnis berskala kecil. Dimana
35 Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press,
1991), hlm. 182. 36 H.M. Ma’ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari
Press, 2011), hlm. 7.
26
didalam menjalankan sebuah bisnis harus memiliki etika. Dalam Islam ada
etika bisnis Islam maka bisnis harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral
yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam
pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup
pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan untuk
ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhir.37
2. Manfaat Home indsutry
Bertambahnya jumlah keluarga akan menambah jumlah kebutuhan
dalam anggota keluarga itu. Kebutuhan keluarga ini akan terasa ringan
terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau penghasilan
keluarga untuk menutupi kebutuhan tersebut. Home indsutry yang pada
umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun menurun dan pada
akhirnya meluas ini dapat bermanfaat menjadi mata pencaharian penduduk
kampung.
Muliawan menjelaskan bahwa beberapa manfaat dan keutamaan
nyata yang dapat diperoleh dari pertumbuhan industri rumah tangga secara
khusus untuk tingkat kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut38:
a. Menambah pendapatan ekonomi keluarga;
b. Penyerapan tenaga kerja;
c. Pembukaan lapangan kerja baru;
d. Mengurangi tingkat pengangguran;
e. Mengurangi tingkat kriminalitas
Keberadaan industri tentunya akan memberikan pengaruh dan
membawa suatu perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
setempat, baik itu yang berskala besar, sedang, maupun kecil. Perubahan
tersebut bersifat holistik bagi kehidupan, seperti yang diungkapkan oleh
Hartono yang dikutip Oleh Muliawan yang menyatakan bahwa adanya
industri di suatu daerah biasanya akan meningkatkan volume perdagangan,
37 Abdul Azis, Etika Bisnis Persfektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 97-98. 38 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha di Tengah
Krisis, 8.
27
peningkatan kegiatan pembangunan, peningkatan volume dan frekuensi lalu
lintas uang dan barang-barang dari daerah itu, ataupun penambahan jumlah
uang yang beredar. Selain itu, akan terlihat pula peningkatan kegiatan usaha
pemberian jasa (bank, transportrasi).39
Menurut Tulus T.H Tambun yang menyatakan bahwa usaha mikro,
kecil, dan menengah memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara
sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju.40 Usaha kecil atau
home indsutry mempunyai manfaat dalam penyerapan tenaga kerja terbesar
dibandingkan usaha besar.41
Muhammad juga mengatakan bahwa home indsutry atau industri kecil
sebagai jantung ekonomi kreatif yang memiliki arti atau manfaat dan nilai
penting dalam beberapa hal yaitu salah satunya adalah dalam kontribusi
ekonomi dimana dapat mengatasi permasalahan ekonomi yaitu
pengangguran, selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan,
kemakmuran, pendapatan juga member kontribusi terhadap nilai tukar
rupiah.42
Dari penjelasan diatas menurut peneliti bahwa home indsutry banyak
memiliki manfaat terutama dalam kesejahteraan ekonomi misalnya :
1. Home indsutry Sebagai Alternatif Penghasilan Bagi Keluarga
Kegiatan ekonomi rumah tangga ini membantu meningkatkan
pendapatan keluarga karena merupakan usaha sampingan yang tidak banyak
menyita waktu.
2. Home indsutry Berpeluang Untuk Mengurangi Angka Kemiskinan.
Kegiatan ekonomi home indsutry secara tidak langsung membuka
lapangan kerja bagi anggota keluarga ataupun tetangga yang berada di
39 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha di Tengah
Krisis, 40Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 41Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59. 42 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2009), 96.
28
sekitar tempat tinggal, oleh karena itu home indsutry dapat membantu
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Dengan adanya manfaat dari home indsutry tersebut diharapkan
masyarakat dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam bewirausaha
sehingga bisa merintis usaha dari home indsutry yang akan membantu
ekonomi keluarga sehingga terciptanya kesejahteraan ekonomi.
3. Karakteristik Home indsutry
Menurut Mentri Perindustrian karakteristik home indsutry adalah
sebagai berikut43 :
a. Padat Karya
Dengan sifatnya yang padat karya sehingga industri kecil dapat
menyerap banyak tenaga kerja, khususnya tenaga kerja daerah, sehingga
dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam kondisi pertambahan
penduduk yang cukup tinggi sedangkan lapangan kerja terbatas sekali, maka
kegiatan-kegiatan yang mampu menyerap tenaga kerja mempunyai peran
penting.
b. Modal Kecil
Mayoritas usaha kecil memiliki modal yang relatif kecil. Faktor yang
menyebabkan kecilnya modal yang dimiliki oleh sektor usaha kecil adalah
karena modalnya bersumber dari keuangan pribadi. Faktor yang kedua
adalah karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi apabila
mengajukan permohonan kepada pihak bank.
c. Teknologi Sederhana
Teknologi yang digunakan dalam usaha kecil biasanya secara
sederhana. Penggunaan teknologi secara sederhana ini selain disebabkan
oleh minimnya dana, tapi juga karena proses produksinya tidak
membutuhkan teknologi tinggi.
43 www.mendagri.go.id
29
d. Pemerataan
Sifatnya resmi dengan kondisi daerah maka Home indsutry dapat
dikembangkan di daerah.
Menurut Abrianto kriteria-kriteria suatu usaha dikatakan home indsutry
yaitu44 :
1. Kegiatan Industri dilakukan di rumah
2. Tenaga kerja yang dipekerjakan tidak lebih dari 3 orang
3. Peralatan pengolahan yang digunakan mulai dari manual hingga alat
semi otomatis.
4. Macam-macam Home indsutry
Ada beberapa bentuk dan jenis Home indsutry yang dikenal oleh
masyarakat, seperti45 :
a. Home indsutry bidang kosmetik (alat-alat kecantikan), contoh : Face
Lotion (Lotion Muka), Skin Tonic Lotion, Cleansing Cream, Bedak
Powder, Minyak Rambut Kental, Minyak Rambut Hair Cream.
b. Home indsutry bidang kebutuhan sehari-hari, contoh : sabun mandi,
sabun cuci batangan, sabun cuci deterjen, pasta gigi.
c. Home indsutry bidang obat-obatan ringan, contoh : minyak angin, obat
gosok, obat kutu busuk, obat nyamuk.
d. Home indsutry bidang makanan, contoh : keripik ubi, keripik pisang,
emping.
e. Home indsutry bidang minuman, contoh : soda, jus buah.
f. Home indsutry bidang kerajinan, contoh : sandal, rotan, kayu, dll.
44Abrianto, Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga
(Home indsutry) Tanpa Izin Dinas Kesehatan, (Makasar : Universitas Hasanuddin, 2012),
47. 45Abrianto, Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga
(Home indsutry) Tanpa Izin Dinas Kesehatan, 48.
30
5. Kriteria Keberhasilan Home indsutry
Gambar 2.2
Faktor Keberhasilan Home indsutry
Sumber : laporan departemen perindustrian tahun 2015
Menurut Departemen Perindustrian bahwa home indsutry memiliki
kriteria dalam mencapai keberhasilan, yaitu :
a. Bahan Baku : Ketersediaan bahan baku akan mempengaruhi produksi
suatu home indsutry. Bahan baku tersebut baik dari segi kualitas,
maupun kelangsungan dan asal bahan baku yang harus ditentukan agar
sewaktu-waktu bahan baku tetap terpenuhi untuk keberlangsungan
produksi.
b. Proses Produksi : Standar, inspeksi, pencegahan, bukan perbaikan,
perawatan, kemudahan akses memperoleh energi (listrik, air, dll).
c. Produk : Orientasi pelanggan, penyesuaian produk, penentuan harga,
kualitas produk.
d. Sumber Daya Manusia : Ketersediaan tenaga kerja, tingkat
keterampilan (kualitas), tingkat upah, uraian pekerjaan.
Program Pembinaan
Keberhasilan
Home indsutry
Teknologi
Pemasaran
Kewirausahaan Produk
Bahan Baku
Modal &
Keuangan
Sumber Daya
Manusia
Proses Produksi
31
Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan
yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
dibedakan kepada tiga golongan berikut46 :
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau
rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu
bidang pekerjaan.
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang
kayu dan ahli mereparasi TV dan radio.
3. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan
cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan,
ahli ekonomi dan insinyur.
e. Modal dan Keuangan : Arus kas yang sehat, perencanaan keuangan,
kelansungan mendapatkan dana (milik sendiri, kredit, dll.)
f. Kewirausahaan : Perilaku wirausaha (mengorganisasikan, mengatur,
mengasumsikan resiko, dll.), keberhasilan menyesuaikan diri, mampu
mengenali konsumen.
g. Pemasaran : Lokasi pabrik dekat dengan pasar (hemat biaya), analisa
perilaku pembeli, pemahaman daerah pemasaran, promosi.
Pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh Philip kotler
yang sebagaimana dikutip oleh Kasmir dan Jakfar bahwa pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butukan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain.47 Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan
dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.
Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik
barang atau jasa kepada konsumen di pasar. Menurut Suyadi
Prawirosentono pemasaran secara harfiah berkaitan dengan usaha atau
46 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroe konomi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), 7. 47 Kasmir dan Jafra, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, 2006), 74.
32
kegiatan memasarkan suatu barang atau jasa yang dilakukan produsen
terhadap konsumen. Dalam hal ini memasarkan berarti menjual barang
atau jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen.48 Memasarkan
atau menjual suatu barang atau jasa berkaitan dengan harga barang atau
jasa tersebut. Setelah harga ditentukan, kegiatan berikutnya adalah usaha
mengenalkan barang atau jasa tersebut agar dikenal oleh konsumen.
Tujuan kegiatan memperkenalkan barang atau jasa tersebut sangat
penting agar konsumen mengetahui adanya barang tersebut di pasar dan
mengetahui kegunaannya. Setelah konsumen mengetahui dan mengenal
barang tersebut, langkah berikutnya adalah mendistribusikan barang atau
jasa tersebut, langkah berikutnya adalah mendistribusikan barang atau
jasa tersebut agar dapat mencapai tangan konsumen.49
h. Teknologi : Inovasi teknologi dan kemajuan teknologi.
i. Program Pembinaan : Perencanaan pelatihan tenaga kerja, pembinaan
secara proaktif, pelayanan konsultasi (informasi pasar, dukungan
keuangan, promosi, dll.)
B. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Permasalahan yang dihadapi negara-negara yang sedang
berkembang adalah kesejahteraan warga negaranya. Kesejahteraan telah
menjadi bagian penting dari sebuah negara. Bahkan, didirikannya atau
dibentuknya sebuah negara adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakatnya. Berbagai cara, metode, aturan, alat pendekatan, ataupun
kebijakan telah dipilih dan dilakukan oleh sebuah negara dalam rangka
untuk mencapai tujuan tersebut. Berbagai nilai dan institusi sosial tersebut
dapat menjadi instrumen bagi terciptanya kehidupan yang lebih teratur dan
lebih baik. Demikian juga dengan dorongan untuk membentuk negara.
Negara dibutuhkan dan dibentuk untuk mewujudkan ketertiban dan
kehidupan yang lebih baik yang juga biasa disebut kesejahteraan. Dengan
48 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), 24. 49 Suyadi Prawirosentono, Manajemen Operasi, 25.
33
demikian, kesejahteraan menjadi idaman setiap orang dan setiap
masyarakat, bahkan setiap negara. Kondisi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang sejahtera menjadi sesuatu yang diidealkan.50
Indonesia adalah termasuk diantara negara yang menjadikan
kesejahteraan bangsanya sebagai tujuannya. Rumusan kesejahteraan
dituangkan dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Selain itu,
komitmen tersebut juga dijabarkan dalam batang tubuhnya, yakni Bab XIV
pasal 33 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial. Oleh
karenanya, ciri dari tercapainya tujuan tersebut menurut Bung Karno dalam
buku Lahirnya Pancasila adalah tidak adanya kemiskinan. Untuk
memastikannya, para pendiri bangsa ini menegaskannya dalam Pasal 34
tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dipelihara oleh negara.
Namun demikian, hingga saat ini kesejahteraan yang dicita-citakan
berjumlah tercapai bahkan masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh
masyarakatnya maupun oleh pendiri bangsa ini. Kondisi inilah yang
kemudian melahirkan konsep ketimpangan atau kesenjangan. Kesenjangan
terjadi apabila 20 persen penduduk yang tergolong kaya meraih lebih dari
50 persen GNP. Di Indonesia, kesenjangan spasial terjadi antara desa dan
kota, antara Jakarta dan luar Jakarta, antara Jawa dan luar Jawa, antara
Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Akhirnya muncul
kesadaran bahwa penerapan strategi growth first distribution later tidak
sesuai untuk negara-negara berkembang. Kesejahteraan telah dipersepsikan
sebagai sebuah pertumbuhan yang tinggi dalam pembangunan ekonomi.
Pendekatan ini telah banyak membuat negara berhasil mencapainya.
Indikator keberhasilan tersebut adalah meningkatnya akumulasi kapital dan
pendapatan per kapita. Namun keberhasilan ini hanya dinikmati oleh
pemilik modal dan kelompok elit nasional.
Pada tahun 1998 Indonesia mengalami puncak krisis dan mengalami
krisis yang berkepanjangan, sampai sekarang krisis tersebut masih dirasakan
50Soetomo, Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif
Masyarakat Lokal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 1.
34
oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat menengah kebawah yang
kehidupannya sanagt sulit. Krisis yang dialami masyarakat sudah
berdampak buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat antara lain
kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, dan ketahanan pangan dalam
jangka pendek. Dalam hal ini yang dialami oleh industri kecil adalah
dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan
ekonomi masyarakat semakin menurun karena pendapatan yang diterima
juga mengalami penurunan. Tetapi walaupun mengalami krisis, industri
kecil masih tetap bertahan dan juga ada beberapa strategi yang dilakukan
industri kecil untuk bertahan dalam masa krisis tersebut antara lain:
pertama, menaikan harga jual. Kedua, mengurangi ukuran barang produksi.
Ketiga, mengurangi takaran dari bahan baku. Keempat, mengurangi jumlah
produksi barang.Kelima, mengurangi jumlah tenaga kerja.Keenam,
meningkatkan intensitas tenaga kerja.51
Dengan adanya krisis yang dialami oleh warga Indonesia terutama
pada pengusaha kecil menyebabkan banyak kemiskinan yang melanda
masyarakat Indonesia. Menurut Reitsma dan Kleimpenning yang
sebagaimana dikutip oleh Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek
perekonomian Indonesia dalam rangka globalisasi mengungkapkan bahwa
kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan
seseorang baik secara material ataupun nonmaterial.52 Seperti halnya
beberapa dampak krisis di atas yang berdampak pada perekonomian
masyarakat dan menurut definisi kemiskinan yang sudah disebutkan,
masyarakat masih merasakan kesulitan dalam mencukupi kebutuhan
materialnya seperti pendidikan, kesehatan dan juga untuk meningktakan dan
memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga mereka.
Kemiskinan ini sangat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah
dan masyarakat karena kemiskinan ini merupakan kondisi yang
51 Soetomo, Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif
Masyarakat Lokal , .29. 52 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia dalam
rangka globalisasi, 70.
35
mengakibatkan akses terhadap perubahan politik dan institusional sangat
terbatas, kemiskinan ini sering kali membuat orang berada pada tindakan
kriminalitas, bagi pembuat kebijaksanaan kemiskinan mencerminkan
kegagalan dari kebijaksanaan pembangunan.53 Dengan adanya perhatian
mengenai kemiskinan ini setidaknya bisa mewujudkan kesejahteraan untuk
masyarakat tetapi selama ini masyarakat masih sulit untuk mendapatkan
kesejahteraan apalagi untuk pedagang kecil. Para pedagang kecil harus
berusaha dalam menghadapi krisis yang membuat mereka sulit untuk
mendapatkan kesejahteraan. Masyarakat akan mendapatkan kesejahteraan
apabila kehidupan mereka membaik, pedagang-pedagang kecil bisa
mengembangkan usahanya juga bisa menanggulangi krisis yang sedang
mereka alami.54
1. Pengertian Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Kesejahteraan ekonomi merupakan suatu kondisi dan tata kehidupan
sosial ekonomi yang sejahtera, yaitu yang memungkinkan setiap orang,
kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani
yang dikenal sebagai dasar manusia dengan sebaik-baiknya. Secara singkat
kesejahteraan mengandung dua pengertian, pertama adalah segala aturan
atau tatanan untuk memudahkan seseorang atau kelompok dalam memenuhi
kebutuhan hidup jasmani, rohani, dan sosial, sedangkan yang kedua adalah
kondisi atau keadaan yang dapat mempermudah seseorang, kelompok, atau
masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi pangan, sandang,
papan, pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya. Jadi untuk
menilai kesejahteraan seseorang atau masyarakat dapat dilihat pada tatanan
yang berlaku dalam masyarakat serta kondisi masyarakat tersebut. Untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan sosial yang tertuang
dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: ”Tiap-tiap warga negara
53 53 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia
dalam rangka globalisasi,., 71 54 54 Prijono Tjiptoherijanto dalam bukunya prospek perekonomian Indonesia
dalam rangka globalisasi, 73.
36
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”,
maka mengatasi pengangguran merupakan prioritas utama dalam
pembangunan nasional, sehingga kesejahteraan sosial ekonomi dapat
terwujud. 55
Kata masyarakat dalam bahasa Inggris di identikkan dengan Society
(Latin) “Society” yang berarti kawan. Pengertian ini ternyata sesuai dengan
kenyataan bahwa masyarakat itu tidak daripada sekelompok manusia yang
saling berhubungan dan bergaul. Berkaitan dengan pengertian tersebut
menurut Ralph Lington sebagaimana yang dikutip dalam skripsi Andi Ripai
menjelaskan sebagai berikut :
“Masyarakat adalah merupakan kelompok manusia yang telah hidup
dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah di
tentukan”.56
Berdasarkan pengertian ini maka dapat dipahami bahwa untuk dapat
dikatakan sebagai masyarakat maka harus merupakan kelompok manusia
yang telah bermukim dan bekerja sama dalam suatu wilayah (tempat)
tertentu. Lebih lanjut kemudian dijelaskan oleh Andi Ripai bahwa
Koentjaraningrat mengatakan :
“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berintegrasi
menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan
terkait oleh suatu identitas bersama”.57
Defenisi diatas menunjukkan bahwa dalam hidup bermasyarakat
manusia selalu diatur oleh adanya cara-cara tertentu yang merupakan aturan.
Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia lain, karena
tidak semua kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi sendiri begitupun
sebaliknya pada orang lain. Saling ketergantungan ini menimbulkan
55 Lilik Siswanta, Jurnal Ekonomi “Kontribusi Home indsutry dalam
meningkatkan kesejahteraan social ekonomi keluarga”,(Yogyakarta: akmenika Universitas
PGRI Yogyakarta,2008), 2. 56 Andi Ripai, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013),
47. 57 Andi Ripai, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, 48.
37
interaksi sosial. Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
diketahui melalui adanya kontak sosial (Social Contact) dan komunikasi
yang terjadi di antara masyarakat. Adanya kontak sosial dan komunikasi itu
sehingga masyarakat selalu kelihatan hidup penuh dengan kebersamaan.
Kesejahteraan merupakan tujuan dari ajaran Islam dalam bidang
ekonomi. Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan lil alamin yang
diajarkan oleh Agama Islam ini. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan
dalam Al-Qur’an bukanlah tanpa syarat untuk mendapatkannya.
Kesejahteraan akan diberikan oleh Allah SWT jika manusia melaksanakan
apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Seiring
dengan semangat umat Islam untuk berusaha menerapkan ajaran agamanya,
muncullah kajian tentang kesejahteraan dalam perekonomian yang
berbasiskan Islam. Paradigma ini menjelaskan bahwa kesejahteraan
masyarakat akan dapat tercapai bila seluruh aktivitas manusia berlandaskan
syariah atau hukum-hukum Islam.58 Meskipun belum semua meyakini akan
keampuhannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perekonomian,
sosial, politik, hukum, budaya, dan berbagai masalah alam, namun
paradigma ini memberikan pemahaman yang sempurna tentang alam
semesta, yakni : langit, bumi, dan segala isinya termasuk manusia sebagai
khalifah didalamnya. Dalam kehidupan memang akan terjadi perbedaan dan
kesenjangan ekonomi atau rezeki diantara pelaku ekonomi, karena hal
tersebut merupakan sunnatullah. Kondisi inilah yang secara religius akan
menciptakan mekanisme ekonomi, yang berkelebihan menolong yang
kekurangan sehingga kesenjangan akan semakin menyempit walaupun tidak
bisa dihilangkan sama sekali. Dengan demikian hanya dengan tolong
menolong dan saling memberilah, maka kebutuhan manusia itu dapat
58 Muhammad Nafik HR, Benarkah Bunga Haram ? Perbandingan Sistem Bunga
dengan Bagi Hasil & Dampaknya pada Perekonomian (Surabaya : Amanah Pustaka, 2009),
16.
38
terpenuhi, karena yang kaya membutuhkan yang miskin dan sebaliknya
yang miskin membutuhkan yang kaya.59
Dalam perspektif ide atau gagasan, ternyata konsep kesejahteraan
banyak mengadopsi pada paham kapitalisme dan sosialisme.60 Paham ini
telah terbukti membawa banyak kegagalan dalam mengantarkan
pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena
itu, munculah sebuah alternatif konsep kesejahteraan yang mengacu pada
nilai-nilai ajaran syariah Islam. Pada saat krisis ekonomi moneter melanda
dunia, lembaga-lembaga ekonomi di negara-negara berkembang yang
menerapkan mekanisme syariah terbukti dapat bertahan dan bahkan
disebagiannya mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sehingga
berawal dari keberhasilannya ini mulailah banyak dikaji tentang konsep
kesejahteraan yang berlandaskan pada ekonomi syariah Islam.61
Dalam teori-teori ekonomi, nilai-nilai yang ditawarkan ekonomi
Islam tergolong hal yang baru. Meskipun pada kenyataannya ajaran Islam
memberikan petunjuk-petunjuknya dalam beraktivitas ekonomi tetapi secara
bangunan ilmu masih membutuhkan proses untuk menjadi mapan. Muncul
dan berkembangnya ilmu ekonomi Islam ini turut memberikan alternatif
pemecahan masalah yang berlarut-larut akibat dari mengusung ide atau
gagasan kapitalisme maupun sosialisme yang mengalami kegagalan. Di sisi
lain, ajaran syariah Islam memang menuntut para pemeluknya untuk berlaku
secara profesional yang dalam prosesnya menampilkan kerapian, kebenaran,
ketertiban, dan keteraturan.62 Tuntutan inilah yang mendorong untuk
menunjukkan tentang bagaimana ekonomi Islam memberikan dalam
kejelasan konsep kesejahteraan tersebut.
59 Muhammad Nafik HR, Benarkah Bunga Haram ? Perbandingan Sistem Bunga
dengan Bagi Hasil & Dampaknya pada Perekonomian 16. 60 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta : Gema Insani Press,
2000), 6. 61 M. Lutfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah,(Jakarta: Senayan Abadi
Publising, 2003), 47. 62 Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek
(Jakarta : Gema Insani Press, 2003), 1.
39
2. Standar Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
a. Kesejahteraan Menurut Al-Qur’an
Ayat Al-Qur’an yang memberikan penjelasan tentang kesejahteraan
ada yang secara langsung (tersurat) dan ada yang secara tidak langsung
(tersirat) berkaitan dengan permasalahan ekonomi. Salah satu ayat yang
menjelaskan tentang konsep kesejahteraan yaitu :
a. Qs. Thaha 117-119
”Kemudian Kami berfirman, ”Wahai Adam, sungguh (ini) iblis
musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, nanti kamu celaka.
Sungguh, ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak akan
kelaparan dan tidak akan telanjang. Dan sungguh, disana engkau
tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari.”
Kesejahteraan menurut pengertian Al-Qur’an tercermin di Surga
yang dihuni oleh Nabi Adam dan isterinya sesaat sebelum mereka bertugas
sebagai khalifah di bumi. Kesejahteraan yang digambarkan dalam ayat ini
menjamin adanya pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan
tidak kelaparan, tidak merasa dahaga, tidak telanjang, dan tidak kepanasan
oleh matahari. Sedangkan kebalikan darinya adalah kehidupan yang sempit,
yakni jauh dari tentram dan tenang, selalu tidak puas, dadanya sesak dan
40
gelisah walaupun lahirnya tampak mewah, serba ada, cukup pakaian dan
tempat tinggalnya.63
b. surat An – Nisa ayat 9. Allah SWT berfirman :
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar.” (An-Nisa : 9)
Kesejahteraan dapat diperoleh hanya dengan ketaqwaan kepada
Allah SWT dan juga berbicara secara jujur dan benar. Pada ayat ini, Allah
SWT meminta kepada hamba-Nya untuk memperhatikan kesejahteraan
generasi yang akan datang. Oleh karenanya harus dipersiapkan generasi
yang kuat akan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Bahkan Nabi
Muhammad SAW juga melarang untuk memberikan seluruh hartanya
kepada orang lain dengan meninggalkan warisannya.64
c. Qs. Al-Nahl : 97
63 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 175.
64Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Singkat IbnuKatsir Jilid II
(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), 314-315.
41
”Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT yang
diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman kepada-Nya.
Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-orang
yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari amalnya. Kehidupan yang
baik adalah kehidupan yang bahagia, santai, dan puas dengan rezeki yang
halal, termasuk didalamnya mencakup seluruh bentuk ketenangan apapun
dan bagaimanapun bentuknya.65
d. Qs. Al-A’raaf ayat 10
”Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana
Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit
kamu bersyukur.”
Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan kepada hambaNya untuk
mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat itu adalah sarana
untuk mendapatkan kesejahteraan yang berupa bumi yang diciptakan-Nya
65 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: PT Pustaka
Panji Mas, 1998), 292.
42
untuk tempat tinggal, tempat memenuhi segala hajat hidup, menguasai
tanah, hasil tanamannya, binatang-binatangnya, dan tambang-tambangnya.66
e. Qs. Al-Baqarah: 126
”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah
(negeri Mekkah) ini, negeri yang aman, dan berilah rezeki berupa
buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dia (Allah) berfirman:
“Dan kepada orang kafir, Aku beri kesenangan sementara,
kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali.”
Kesejahteraan hanya diperoleh dengan penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT. Ajaran Islam mengajarkan juga tentang konsep untuk
berbagi, membagi nikmat, membagi kebahagian dan ketenangan tidak hanya
untuk individu namun untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia.67
66 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 190. 67 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, 263.
43
b. Kesejahteraan Di Masa Rasulullah Dan Para Sahabatnya
Ajaran ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dari sumber utamanya,
yakni Al-Qur’an, Sunnah, dan khazanah Islam lainnya. Konsep-konsep
ekonomi Islam yang didalamnya membahas tentang kesejahteraan individu,
keluarga, masyarakat, dan negara telah tergambar secara jelas dalam ayat-
ayat Al-Qur’an. Kesejahteraan dalam perspektif ekonomi Islam tidak hanya
berhenti pada tataran konsep tetapi telah terwujud dalam praktek kehidupan
Rasulullah dan para sahabatnya. Implementasi nilai-nilai kesejahteraan ini
tidak hanya dirasakan oleh umat Islam saat itu tetapi juga umat non muslim,
bahkan rahmat bagi seluruh alam hingga masa modern saat ini.68
Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa sesungguhnya tujuan dasar
Islam adalah terwujudnya kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat.
Dalam prakteknya, Rasulullah SAW. membangun suatu perekonomian yang
dulunya dari titik nol menjadi suatu perekonomian raksasa yang mampu
menembus keluar dari jazirah Arab. Pemerintahan yang dibangun
Rasulullah SAW di Madinah mampu menciptakan suatu aktivitas
perekonomian yang membawa kemakmuran dan keluasan pengaruh pada
masa itu.69 Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian
kesejahteraan atau kemakmuran. Nabi Muhammad SAW memperkenalkan
sistem ekonomi Islam. Hal ini berawal dari kerja sama antara kaum
Muhajirin dan Anshar. Sistem ekonomi Islam yang diperkenalkan, antara
lain, syirkah, qirad, dan khiyar dalam perdagangan. Selain itu, juga
diperkenalkan sistem musaqah, mukhabarah, dan muzara’ah dalam bidang
pertanian dan perkebunan. Para sahabat juga melakukan perdagangan
dengan penuh kejujuran. Mereka tidak mengurangi timbangan dalam
berdagang. Semenjak hijrah ke Madinah, kehidupan telah banyak berubah.
68Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Singkat IbnuKatsir Jilid I
(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), 223.
69 Muhammad Sholahuddin, World Revolution With Muhammad (Sidoarjo:
Mashun, 2009), 46.
44
Para sahabat Nabi Muhammad SAW dari kaum Muhajirin bahu-membahu
dengan penduduk lokal Madinah dari kaum Anshar dalam membangun
kegiatan ekonomi. Berbagai bidang digeluti oleh beliau dan para
sahabatnya, baik itu pertanian, perkebunan, perdagangan maupun
peternakan. Pasar-pasar dibangun di Madinah. Kebun-kebun kurma
menghasilkan panenan yang melimpah. Peternakan kambing menghasilkan
susu yang siap dipasarkan maupun hanya sekedar untuk diminum. Dalam
sejarah, dikenal tokoh Islam yang terkenal dengan kekayaannya dan
kepiawaiannya dalam berdagang dan berbagai bidang lainnya. Mereka
adalah Abdurahman bin Awf, Abu Bakr, ‘Umar bin Khattab, dan
sebagainya. Mereka sadar akan dapat hidup di Madinah hanya dengan usaha
mereka sendiri. Masyarakat Madinah terus berupaya meningkatkan aktivitas
ekonomi dengan etos kerja yang tinggi. Ibadah dan kerja adalah dua jenis
aktivitas ukhrawi dan duniawi yang menghiasi hari-hari mereka silih
berganti. Pada awal tahun kedua Hijrah, Allah swt sudah mewajibkan kaum
muslimin membayar zakat. Tentu saja, zakat yang diwajibkan hanya bagi
mereka yang telah berkecukupan.70
c. Konsep Kesejahteraan Menurut Umar Chapra
Umar Chapra menggambarkan secara jelas bagaimana eratnya
hubungan antara Syariat Islam dengan kemaslahatan. Ekonomi Islam yang
merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas
dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah
merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-
tayyibah).71 Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam,
yang tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan
dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik.
70Zainal Abidin Ahmad, Negara Adil Makmur Menurut Ibnu Siena, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1974), 11. 71M. B. Hendrie Anto. Pengantar Ekonomika Mikro Islami. (Yogyakarta:
Ekonisia 2003), 7.
45
Secara terperinci, tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.
Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan
negara.
2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum,
pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem
negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara
adil dibidang ekonomi.72
3. Penggunaansum berdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan
tidak mubazir.
4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan dan hasil pembangunan secara
adil dan merata.
5. Menjamin kebebasan individu.
6. Kesamaan hak dan peluang.
7. Kerjasama dan keadilan.
Umar Chapra ingin menegaskan (dengan membuat pemaparan cukup
komprehensif terutama atas dasar dan dengan landasan filosofis dan
teoritis), bahwa umat Islam tidak usah berpaling ke Timur atau ke Barat
dalam mewujudkan kesejahteraan, khususnya dalam bidang ekonomi tetapi
berpaling pada Islam. Dia mengamati bahwa banyak negara-negara Islam
atau yang berpenduduk mayoritas Islam telah mengambil pendekatan
pembangunan ekonomi dari Barat dan Timur, dengan menerapkan sistem
kapitalis, sosialis atau negara kesejahteraan.
Umar Chapra menekankan bahwa selama negara-negara muslim
terus menggunakan strategi kapitalis dan sosialis, mereka tidak akan
mampu, berbuat melebihi negara-negara kapitalis dan sosialis, mencegah
penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
72 Warkum Sumito. Asas-asas Perbankan Islam& Lembaga-lembaga Terkait. Cet
keempat, (Jakarta: Raja grafindo Persada), 17.
46
dengan demikian akan ditekan secara otomatis, menjadikannya sulit untuk
merealisasikan maqashid meskipun terjadi pertumbuhan kekayaan.73
Sementara itu konsep negara sejahtera, yang mencoba
menggabungkan mekanisme harga dengan sejumlah perangkat lainnya.
Terutama pembiayaan kesejahteraan oleh negara untuk menjamin keadilan,
pada mulanya menimbulkan sebuah euphoria (Europhia merupakan sebuah
rasa bahwa masalah alokasi dan distribusi telah diatasi secara ideal), tetapi
ternyata tidak. Penambahan pengeluaran untuk sektor publik tidak dibarengi
dengan suatu pengurangan ganti rugi dalam klaim-klaim lain atas sumber-
sumber, dengan defisit anggaran yang membengkak meskipun telah
ditetapkan beban pajak yang berat. Keadaan itu menimbulkan pemakaian
sumber-sumber daya semakin memburuk, meningkatkan ketidakseim-
bangan internal dan eksternal. Masalah kemiskinan tetap ber-lanjut dan
bahkan semakin dalam. Kebutuhan-kebutuhan tetap tak terpenuhi. Ketidak
adilan justru semakin bertambah. Problem yang dihadapi negara sejahtera
adalah bagaimana menghapuskan ketidakseimbangan yang diciptakannya.
Sistem ini tidak memiliki mekanisme filter yang disepakati selain harga
untuk mengatur permintaan secara agregat, dunia hanya bersandar
sepenuhnya kepada mekanisme pasar untuk menghapuskan
ketidakseimbangan yang ada.74
d. Konsep Kesejahteraan Menurut Ibn Khaldun
Kesejahteraan dan pembangunan, menurut Ibn Khaldun bergantung
pada aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga kerja, luasnya pasar,
tunjangan dan fasilitas yang disediakan negara, serta peralatan. Pada
gilirannya tergantung pada surplus yang dihasilkan setelah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka
73 Umer Chapra. Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin
Basri, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), 304.
74 Umer Chapra, Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin
Basri, 373-374.
47
negara akan semakin besar. Pendapatan yang besar akan memberikan
kontribusi terhadap tingkat tabungan yang lebih tinggi dan investasi yang
lebih besar untuk peralatan dan dengan demikian akanada kontribusi yang
lebih besar di dalam pembangunan dan kesejahteraan.75
Ketika tingkat pendapatan dan kesejahteraan tinggi, hal ini akan
memberikan kontribusi terhadap kenaikan pendapatan pajak sehingga
memungkinkan pemerintah mengeluarkan anggaran yang lebih untuk
kesejahteraan rakyat. Implikasinya berdampak pada perluasan di dalam
lapangan ekonomi dan meningkatkan pembangunan. Ini mengakibatkan
kenaikan jumlah penduduk, juga tingkat migrasi tenaga kerja dan orang
terpelajar dari satu tempat ke tempat lain, pada akhirnya semua itu akan
memperkuat modal intelektual dan sumber daya manusia dalam masyarakat.
Kenaikan jumlah penduduk akan mendorong tingkat permintaan barang dan
jasa yang tinggi, sehingga terjadi kenaikan tingkat industri, kenaikan tingkat
industri akan meningkatkan pendapatan, memajukan ilmu pengetahuan dan
mempercepat laju pembangunan. Alat untuk mencapai kesejahteraan dan
pembangunan yang paling utama menurut Ibn Khaldun adalah masyarakat,
pemerintah dan keadilan.76 Di dalam masyarakat, solidaritas diperlukan
untuk meningkatkan kerjasama, sehingga akan meningkatkan produktivitas,
solidaritas akan menguat jika ada keadilan. Dalam kesempatan lain, Ibn
Khaldun juga mengungkapkan bahwa faktor ekonomi, kebersihan, moral
dan sosial mempengaruhi jumlah populasi masyarakat, dan populasi yang
besar akan menciptakan kesejahteraan.
Ibn khaldun mengelompokan kekuasaan menjadi tiga jenis, Laissez
Faire, Welfare State Sekuler, dan Welfare State Islami atau Khilafah.
Welfare State Sekuler, pemerintah hendaknya menggunakan kekuasaannya
untuk membuat fungsi pasar berjalan lancar, dengan membuat berbagai
infrastruktur yang berfungsi memperlancar kegiatan ekonomi. Negara juga
75 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok : Gramata Publishing,
2010), 249. 76 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 250.
48
harus berorientasi pada kesejahteraan, rakyat, memiliki kebijakan anggaran,
menghargai hak milik masyarakat dan menghindari pungutan pajak yang
memberatkan. Ibn Khaldun mendukung negara yang mengutamakan
keadilan, pembangunan dan kemakmuran serta menginginkan negara yang
menjamin penerapan syariah dan negara yang berfungsi sebagai instrument
pembanguna dan kesejahteraan masyarakat.77
e. Konsep Kesejahteraan Ekonomi Menurut Imam as-Syatibi
Islam menginginkan setiap individu memperhatikan kesejahteraan
mereka. Imam as-Syatibi menggunakan istilah maslahah untuk
menggambarkan tujuan Islma ini. Dengan kata lain, manusia senantiasa
dituntut untuk mencari kemaslahatan.78 Aktivitas ekonomi produksi,
konsumsi, dan pertukaran yang menyertakan kemaslahatan seperti
didefinisikan Islam harus diikuti sebagai kewajiban agama untuk
memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Dengan demikian, seluruh
aktivitas ekonomi yang mengandung kemaslahatan bagi umat manusia
disebut sebagai kebutuhan. Kebutuhan inilah yang harus dipenuhi.
Pemenuhan kebutuhan tujuan aktivitas ekonomi, dan pencarian terhadap
tujuan ini adalah kewajiban agama. Oleh karena itu, manusia berkewajiban
untuk memecahkan berbagai permasalahan ekonominya. Pendekatan bahwa
keinginan tidak terbatas sehubungan dengan kelangkaan sumber daya alam
yang menetapkan problematika ekonomi manusia mungkin menjelaskan
perilaku ekonomi suatu masyarakat kapitalis, akan tetapi secara meyakinkan
gagal utnuk menjelaskan perilaku beberapa masyarakat dunia tradisional.
Para anggota masyarakat tradisional tidak merasa termotivasi untuk
memaksimalkan kepuasan dari keinginan mereka dengan sumber daya alam
yang tersedia bagi mereka karena mendapatkan kebutuhan mereka telah
terpenuhi secara mencukupi dan tidak merasa diwajibkan untuk memelihara
77 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 250. 78 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256.
49
kepuasan dari keinginan mereka melebihi kebutuhan yang didefinisikan oleh
diri mereka sendiri atau lingkungan mereka.79
Di sisi lain, teori ekonomi Islam mendefinisikan problematika
ekonomi dalam persfektif tujuan tersebut. Pemenuhan tujuan tersebut
menjadi kewajiban agama. Oleh karena itu, Islam menjadi sebuah kekuatan
peembangunan ekonomi, sekalipun terhadap beberapa masyarakat
tradisional yang tidak termotivasi oleh pendekatan materialis, untuk
memaksimalkan the satisfaction of wants. Dengan demikian, problematika
ekonomi manusia adalah pemenuhan kebutuhan dengan sumber daya alam
yang tersedia.80 Teori ekonomi konvensional menggambarkan utility (nilai
guna) sebagai sifat suatu barang atau jasa untuk memuaskan keinginan
manusia. Ini berarti bahwa setiap orang harus menentukan tingkat
kepuasannya berdasarkan kriteria yang diciptakannya sendiri. Dengan kata
lain, kepuasan ditentukan secara subjektif. Aktivitas ekonomi untuk
mendapatkan atau memproduksi sesuatu didorong oleh utility tersebut.81
Dalam ekonomi Islam, yang menjadi sifat atau kekuatan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunnia dalah maslahah.
Seperti yang diungkapkan imam as-syatibi, kemaslahatan hanya dapat
dicapai dengan memelihara lima unsur pokok kehidupan, yaitu agama, jiwa,
akal keturunan, dan harta. Dengan demikian seorang muslim termotivasi
secara keagamaan untuk memperoleh atau memproduksi setiap barang atau
jasa yang memiliki maslahah tersebut. Beberapa barang atau jasa akan
memiliki maslahah yang lebih besar dan yang lainnya memiliki maslahah
yang lebih kecil, tergantung pada perhatian barang atau jasa tersebut dalam
mempertimbangkan lima unsur pokok dalam kehidupan. Barang atau jasa
yang menjaga kelima unsur tersebut akan memiliki maslahah yang lebih
besar daripada barang atau jasa yang hanya berfungsi sebagai penghias
kelima unsur tersebut. Dengan demikian konsep maslahah merupakan
79 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256. 80 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 257. 81 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 258.
50
konsep yang objektif terhadap perilaku konsumen karena ditentukan oleh
tujuan (maqashid) syariah.82
3. Tahapan Keluarga Sejahtera
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, berdasarkan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah
mengadakan program yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Pendataan
ini bertujuan untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan
keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Adapun pentahapan keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut83:
a. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
(basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan,
sandang, papan, kesehatan dan KB.
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga
2. Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih
dalam sehari.
3. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah,
bekerja, sekolah atau berpergian.
4. Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.
5. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke
sasaran kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya
secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi
lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I
82 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 258 – 259. 83 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 9.
51
kebutuhan dasar (1 s/d 5) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial
psikologi belum terpenuhi yaitu84:
6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
7. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan
atau telur.
8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian
baru pertahun
9. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap
pengguna rumah
10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat
11. Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.
12. Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis
huruf latin.
13. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini
14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
c. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya
seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada
keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah
terpenuhi (1 s/d 14 telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan
belum yaitu85:
15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
16. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan
kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga.
84 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 10. 85 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 12.
52
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.
19. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali
perbulan.
20. Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau
majalah.
21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai
kondisi daerah.
d. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi
masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.86
e. Keluarga Sejahtera Plus
yaitu keluarga yang sudah mampu melaksanakan seluruh
indikator keluarga sejahtera yang berjumlah 23.87
C. Peran Home indsutry terhadap kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Home indsutry mempunyai peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Pengembangan usaha kecil di Indonesia merupakan
salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini karena usaha
tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak
hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antara golongan
pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu
memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dalam mempercepat perubahan sktuktural, yakni meningkatnya
perekonomian dan ketahanan ekonomi nasional. Tulus T.H Tambun yang
menyatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah memainkan suatu
peran yang sangat vital di dalam pembangunan ekonomi dan pertumbuhan
86 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 13. 87 Henny Permatasari, Konsep Keluarga Sejahtera, 14.
53
ekonomi, tidak hanya dinegara sedang berkembang, tetapi juga di negara-
negara maju.88 Usaha kecil atau home indsutry merupakan penyerapan
tenaga kerja terbesar dibandingkan usaha besar.89
Menurut peneliti home indsutry merupakan bagian usaha kreatif
dimana home indsutry ini akan menghasilkan individu yang kreatif yang
mampu bersaing dengan pangsa pasar. Dengan terbentuknya individu yang
kreatif maka individu tersebut bisa mandiri dalam melakukan kegiatan
ekonomi dengan dibekali skill atau kreatifitas yang mereka miliki sehingga
akan menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi pelakunya.90
88 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 1. 89 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59. 90 Menciptakan Industri Kreatif, BUMN.go.id
54
BAB III
HOME INDSUTRY SANDAL
DESA KEBAREPAN KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN
CIREBON
A. Sejarah Singkat Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada hari senin
tanggal 14 Desember 2015 pada pukul 16.00 kepada Bapak Udi Hartoyo
selaku Kepala Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon
tentang sejarah desa kebarepan yaitu91:
Pada Abad ke- 14 yang sekarang nama Desa Kebarepan adalah salah
satu bagian dari wilayah yang bernama Blok Sikalong yang merupakan
daerah yang sangat subur diantara blok-blok yang lain. Selain dialiri oleh
sungai Pulosari yang dapat mengairi beberapa perkebunan, pertanian dan
perikanan, juga letaknya strategis, tanahnya datar dibawah jalan raya
Deanles yang memotong wilayah ini, airnya tetap mengalir walaupun
kemarau. Karena suburnya blok ini tentunya bukan sembarangan orang yang
memimpin kampung ini. Pada saat itu pimpinan kampung yang sangat
ditakuti dan disegani ialah seorang bernama Ki Banas Patih yang terkenal
selain gagah berani dia juga sangat sakti mandraguna dan berasal dari tanah
galuh Pasundan serta memiliki pasukan yang sangat kuat khususnya
pasukan dedemit dan peri. “Waktu itu agama yang dianut oleh Ki Banas
Patih ialah agama Hindu, sehingga pada masa itu perkembangan agama
Islam diwilayah Cirebon khususnya agak terlambat karena Ki Banas Patih
beserta pasukannya tidak mau tunduk masuk agama Islam”. Jelas beliau
91 Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14
Desember 2015 pukul 16.00 WIB
55
Pada suatu saat Sunan Gunung Jati, Ratu Auliya/wali dari Cirebon
mencoba memecahkan masalah ini agar perkembangan agama Islam di
Tanah Jawa khususnya di wilayah Cirebon dapat cepat berkembang dengan
lancar. Musyawarah diadakan dan keputusan pun diambil dengan
menyebarkan sebuah maklumat yang isinya sebuah sayembara bagi umum.
“Barang siapa dapat menaklukkan Ki Banas Patih, akan diberi hadiah yaitu
diangkat menjadi Ki Gede atau penguasa di Kampung ini”. Dahulu disebuah
wilayah lain nun disemailah barat ada blok yang bernama Bagusan.
Pemimpin blok tersebut adalah seorang yang beragama Islam dan bernama
Ki Gede Bagusan. Beliau memiliki beberapa Putera dan Puteri. Salah satu di
antaranya Ki Agus Mungkad. Ki Gede Bagusan mendengar sayembara yang
menarik tersebut, selain sayembara tersebut untuk pengembangan agama
Islam juga sangat tertarik untuk mencoba ilmu yang diturunkan kepada
anaknya Ki Agus Mungkad. Maka dengan tekad yang mulia Ki Gede
Bagusan mengutus anaknya Ki Agus Mungkad bersama pengawalnya untuk
mengikuti sayembara di Blok Sikalong tersebut.92 Pada suatu saat yang telah
ditentukan yaitu pada malam Jum’at Kliwon, masyarakat sudal berjejal
untuk menyaksikan bagaimana sayembara yang akan menentukan suatu
pimpinan yang bakal mengganti Ki Banas Patih dilaksanakan. Sayembara
ini menurut pengamatan sesepuh sudah cukup dianggap adil, sebab yang
bertanding hanya selain pimpinannya saja, juga yang kalah harus tunduk
dan menurut sesuai aturan yang telah ditentukan.93 Dengan hadirnya
rombongan Sunan Gunung Jati/Ratu para aulia wali dari Cirebon,
lengkaplah sudah. Acara siap untuk dimulai, ribuan orang sudah berkumpul
dan melingkar disuatu tempat terbuka yang disediakan untuk sayembara adu
kesaktian tersebut. Sebelum sayembara dimulai, ratu para aulia memberikan
sambutan dan acara pertandingan yang disetujui oleh kedua belah pihak
yang disaksikan oleh ribuan orang dengan berdebar-debar. Acara yang
dinanti-nantikan tiba, pertandingan dimulai. Ki Agus Mungkad kelihatan
92 Sumber Dokumen Desa Kebarepan 2015 93 Wawancara dengan Kepala Desa Kebarepan Bapak Udi Hartoyo pada senin, 14
Desember 2015 pukul 16.00 WIB
56
tenang sekali, lain dengan Ki Banas Patih yang kelihatannya garang dan
ganas. Pukulan demi pukulan telah dilancarkan, kesaktianpun dikeluarkan.
Banyak penonton merasa ngeri, suasana goncang, angin berdatangan, suara
bersuitan, sauatu tanda adu kesaktian saling bertemu silih berganti. Ratu
Aulia menafsirkan bahwa malam Jum’at Kliwon yang diminta Ki Bansa
Patih, justru malam yang menguntungkan baik dari segu perhitungannya
maupun penggunaan ilmu kesaktian bagi Ki Agus Mungkad. Kedua belah
pihak saling menguras tenaga, keringat bercucuran, kesaktian sudah banyak
dikeluarkan tetapi tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Disana
sini para penonton sudah mulai banyak yang cemas akan keberhasilan
pemuda tersebut, sebab kelihatannya Ki Banas Patih masih kelihatan segar
dan tertawa penuh kesombongan. Pertandingan adu ilmu kanuragan berjalan
alot, memakan waktu semalam suntuk.94
Pada saat yang genting, melengkinglah Ki Banas Patih dengan
loncatan yang garang menerkam Ki Agus Mungkad. Dengan
mengumpulkan seluruh kekuatannya Ki Agus mungkad menahan serangan
lawan tersebut. Akan tetapi tetap saja Ki Agus Mungkad terpelanting jauh
dalam keadaan duduk, tetapi Ki Banas Patih hanya tergoyang sedikit sambil
tertawa-tawa. Ratu Auliya dan penonton sangat kaget dan khawatir akan
keselamatan pemuda tersebut, tetapi lain hal kenyataannya bahkan orang–
orang pada melongo keheranan. Ki Bnaas Patih tertawanya diam bahkan
badanya sempoyongan ke belakang dan mulutnya mengeluarkan darah,
akhirnya Ki Banas Patih roboh tidak berkutik lagi. Luapan kegembiraan
penonton dan teriakan –teriakan histeris di sana-sini terdengar mengelu-
elukan Ki Agus Mungkad atas kemenangannya. Ki Banas patih telah
dirobohkan bersama pasukannya oleh ratu auliya diberi kebebasan untuk
masuk Islam, berhubung Ki Banas Patih bersama rombongannya pergi ke
daerah Cirebon Selatan yaitu Cirebon Girang. Dengan demikian Ki Agus
Mungkad berhak untuk menjadi pemimpin di Blok Sikalong dengan julukan
94 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
57
Ki Bagus Pangaten atau Ki Tuan Barep, karena baru kali inilah seseorang
pimpinan dilaksanakan melalui pilihan sayembara dan karena desa ini
adalah paling depan (Pembarep) didirikan, maka desanya pun dinamai Desa
Kebarepan.95
Penghidupan rakyatnya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan,
bercocok tanam dan perkebunan pun sudah mulai digarap, sehingga Blok
Sikalong yang tadinya terdiri dari hutan menjelma menjadi sebuah pedesaan
yang asri. Ketika Ki Bagus Pengaten memegang pimpinan di Desa
Kebarepan, beliau memerlukan seorang wakil untuk membantu
pekerjaannya. Diangkatlah seorang muslim yang bernama Ki Abdullah yang
kemudian berjuluk Ki Buyut Buluh yang kelak beristrikan Nyi Mas Mentok.
Setelah Ki Bagus Penganten meninggal dunia, maka pimpinan dipegang
langsung oleh Ki Buyut Buluh, saat itu masyarakatnya dalam keadaan
aman, tenteram dan makmur sentosa.
Pada saat pimpinan Desa Kebarepan di pegang Ki Buyut Buluh
diadakanlah musyawarah untuk mengadakan pemilihan Kepala Desa. Waktu
itu pemimpin yang terpilih ialah Ki Marsijan yang berasal dari Blok Cibiuk
dengan julukan Kim Kuwu Marsijan. Dengan adanya julukan Ki Kuwu
yang tentunya sebagai penyandang jabatan yang mempunyai organisasi
Pekuwon, maka organisasi Pekuwon sedikit demi sedikit mulai mengalami
perubahan walaupun waktu itu masih sangat sederhana, khususnya
mengikuti jejak pemerintahan Ki Kuwu Cirebon.
B. Letak Geografis Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten
Cirebon
Desa kebarepan termasuk salah satu desa yang berada di kecamatan
Plumbon kabupaten Cirebon dengan luas wilayah + 103,93 Ha dan jumlah
penduduknya sebanyak 4.215 jiwa yang terdiri dari laki- laki 2.118 jiwa dan
95 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
58
perempuan 2.097 jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.232
jiwa.96
a. Sebelah Utara : Desa Pesanggrahan Kecamatan Jamblang
b. Sebelah Selatan : Desa Purbawinangun Kecamatan Sumber
c. Sebelah Timur : Desa Plumbon Kecamatan Weru
d. Sebelah Barat : Desa Kasugengan Lor Kecamatan Depok
1) Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Kebarepan tahun 2015 tercatat
sebanyak 4.215 jiwa, terdiri dari laki- laki 2.118 jiwa dan perempuan
2.097 jiwa. Sementara jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.232 jiwa.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 2.118
2. Perempuan 2.097
Jumlah 4.215
(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
Dengan demikian jumlah penduduk RW 03 Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon jumlah penduduk laki- laki lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Mata pencaharian penduduk masyarakat Desa Kebarepan di sini
mayoritas adalah pengrajin sandal, adapun mata pencaharian penduduk
menurut data tahun 2015 adalah97 :
96 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015 97 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
59
Tabel 2.2
Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Laki- laki Perempuan
1. Petani 5 orang -
2. Buruh Tani 22 orang 30 orang
3. Buruh Migran - 20 orang
4. Pegawai Negeri Sipil 65 orang 59 orang
5. Pengrajin Sandal 56 orang 4 orang
6. Peternak 30 orang -
7. Montir 2 orang -
8. Dokter swasta 2 orang 1 orang
9. Perawat swasta 1 orang 2 orang
10. TNI 16 orang -
11. POLRI 5 orang -
12. Pengusaha Kecil, Menengah
dan Besar 11 orang 1 orang
13. Guru swasta 3 orang 4 orang
14. Karyawan Perusahaan Swasta 21 orang 20 orang
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
2) Kesehatan
Prasarana kesehatan yang terdapat di desa kebarepan balai
pengobatan, posyandu dan rumah bersalin. Untuk mengetahui lebih jelasnya
prasarana kesehatan di Desa Kebarepan dapat dilihat pada tabel berikut98 :
98 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
60
Tabel 2.3
Prasarana Kesehatan
No Nama Jumlah
1. Balai Pengobatan 1 unit
2. Posyandu 2 unit
3. Rumah Bersalin 1 unit
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
3) Kondisi Pendidikan
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan suatu masyarakat merupakan
salah satu indikasi dari maju atau mundurnya kehidupan masyarakat yang
bersangkutan karena tingkat pendidikan mencerminkan kesadaran bagi
peningkatan pengetahuan untuk meraih segala bidang.99
Adapun lembaga pendidikan formal dan non formal yang ada di
Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebagai berikut:
Tabel 2.4
Pendidikan Formal dan Non Formal
No Nama Jumlah Status Kepemilikan
1. PAUD 3 Terdaftar Swasta
2. Taman Kanak-
Kanak
2 Terdaftar Swasta
3. SD 1 Terdaftar Pemerintah
4. SMP 1 Terdaftar Swasta
5. SMK 1 Terdaftar Swasta
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
99 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
61
Berdasarkan keadaan lembaga pendidikan yang terdapat di RW 003
Desa Kebarepan dapat diketahui lembaga pendidikan cukup memadai untuk
kelancaran dalam bidang pendidikan agama islam.
4) Kondisi Keagamaan
Disamping dari lembaga- lembaga diatas yang bersifat non formal,
ada juga tempat ibadah dan oganisasi dalam bidang keagamaan yang
mengolah acara pendidikan non formal adalah DKM (Dewan Kemakmuran
Masjid) dan IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) di bidang keagamaan masih
melakukan program terdahulu yaitu melaksanakan pengajian rutin dan
marhabanan, pelaksanaan ini masih berjalan. Adapun kegiatan rutin
keagamaan di RW 003 di Masjid Al- Iman sebagai berikut100 :
Tabel 2.5
Kegiatan DKM di Masjid Al-Iman
No Hari Waktu Kegiatan
Rutin
Pelaksanaan
1. Kamis 19.30 – 20.30 Marhabanan Remaja
Masjid
2. Jumat 13.00 – 16.00 Pengajian Ibu- ibu
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
Kehidupan beragama masyarakat pada umumnya dapat dilihat
dengan tersedianya sarana peribadatan, yaitu masjid dan mushola yang
merupakan tempat suci untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan
lainnya untuk menunjang kehidupan beragama di RW 003 Desa Kebarepan
Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
100 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
62
Tabel 2.6
Sarana Peribadatan
No Nama Jumlah
1. Masjid 1 buah
2. Mushola 1 buah
Jumlah 2 buah
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
Sarana keagamaan yang ada di RW 003 Desa Kebarepan hanya
Masjid 1 buah dan Mushola 1 buah. Dengan melihat keadaan sarana
peribadatan yang terdapat di Desa Kebarepan RW 003, dapat diketahui
sarana peribadatan cukup memadai untuk memenuhi kenyamanan
peribadatan masyarakat.101
C. Sejarah Home indsutry Sandal Kebarepan
Sandal Barepan merupakan kerajinan tangan yang sudah hampir
setengah abad dijalankan oleh tangan-tangan trampil pada zaman dulu.
Dahulu sandal Barepan terbuat dari bahan karet mentah yang biasa kita
lihat pada sebuah ban mobil ataupun motor, dengan tangan-tangan trampil
tersebut jadilah sandal yang berkualitas dan tahan lama, dengan sedikit
bahan-bahan lainnya seperti paku dan lem khusus, sandal itu pun diberi
nama trumpah. Seiring waktu berjalan, dari generasi ke generasi, dari
keturunan berpindah ke keturunan, dan beragam jenis dan model sandal,
zaman kian modern, akhirnya Sandal yang terbuat dari karet mentah
tersebut luntur dan menghilang ditelan zaman, Desa Kebarepan bisa
dibilang Desa dengan maskotnya Sandal, karena walaupun sandal trumpah
lenyap ditelan waktu, tapi Desa Barepan mampu menciptakan karya-karya
tangan trampil dengan sebuah model Sandal yang tak kalah pesatnya dengan
sandal trumpah, dari hasil tangan-tangan trampil penduduk pribumi Desa
Kebarepan terciptalah sandal yang enteng, nyaman dan kuat, dengan julukan
101 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015
63
Sandal Obregan, adapun bahan untuk Sandal Obregan ini hanyalah karet
bekas pabrik yang di impor langsung dari kota Tanggerang, adapun bahan
untuk penguat kaki atau yang disebut Tali Sandal, di impor langsung dari
kota Jakarta dan Surabaya, tidak banyak bahan yang digunakan untuk model
Sandal ini.102
Salah seorang Perangkat Desa Kebarepan, Ridwan sebagai sekertaris
Desa Kebarepan, belum lama ini menjelaskan, keberadaan kerajinan ini
konon bermula dari sebuah keisengan segelintir orang di sekitar tahun
1950-an yang memanfaatkan limbah karet ban yang diubah menjadi
sepasang sandal jepit. Dahulu, lebih dikenal dengan sebutan sandal Bandol
alias Ban Bodol. Dari keisengan itu, sandal yang dibuat ternyata mendapat
respon positif dari masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke
bawah. Selain harganya murah, bahan bakunya mudah didapat, praktis dan
dijamin kuat karena karet ban punya daya tahan yang mumpuni. Akibatnya,
satu persatu, masyarakat belajar membuat kerajinan sandal berbahan baku
karet dari bekas ban. Desa yang berada di pinggiran Sungai Pulosari ini
kemudian tumbuh menjadi sentra kerajinan sandal jepit sampai dengan
sekarang. “Saat itu pemasarannya masih seputar Cirebon dan sekitarnya,”
imbunya.103 Selanjutnya, sekitar tahun 1980-an, kerajinan sandal jepit
Kebarepan mulai menampakkan tajinya. Para perajin tidak hanya mengolah
ban bekas menjadi sandal, tapi sudah dipasok bahan baku karet dari
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Peralihan bahan baku ke karet
mentah membuat para perajin bisa leluasa berkreasi. Variasi desain tidak
monoton karena bahan bakunya tak memiliki pola lingkaran seperti ban
mobil. Variasi desain ini membuat dunia luar melirik. Alhasil, sandal jepit
ini diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Sampai dengan era 1990-an,
industri kerajinan ini terus menggeliat. Dari jumlah pengrajin yang hanya
102 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Senin 14 Desember 2015 pukul 15.00 WIB 103 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Senin 14 Desember 2015 pukul 15.00 WIB
64
puluhan, pada saat itu bengkak menjadi ratusan. Meski perajin ratusan,
namun persaingan usaha tidak terlalu tampak. Para perajin memiliki
pelanggan sendiri, bahkan mereka kesulitan memenuni order yang dating.
Kemudian, saat itu mayoritas penduduk Desa Kebarepan berprofesi sebagai
perajin sandal. Lain lagi dengan para pemilik modal, mereka ramai-ramai
membeli peralatan dan membuka usaha sendiri. Namun, bencana datang
ketika krisis moneter menerpa Indonesia di tahun 1997 dan 1998. Hampir
60 persen perajin kolaps karena tidak kuat terdampak krisis moneter.
Lambat laun, industri ini ditinggalkan dan banyak pemilik modal yang
bangkrut. Ribuan tenaga ahli dan pekerja kerajinan sandal jepit melakukan
eksodus besar-besaran ke wilayah Tangerang. Di sana, mereka ditawari
bekerja di industri yang sama dengan gaji yang jauh lebih besar. Tidak
hanya tenaga ahli, mesin-mesin pencetak alas kaki pun diboyong. “Dari
ratusan pengrajin, kini hanya tinggal beberapa orang saja,” terangnya.104
D. Keadaan Keluarga Pengrajin Sandal
Kondisi keluarga di desa kebarepan secara keseluruhan adalah
pengrajin sandal. Penduduk Kebarepan yang lebih dari 2.000 orang itu pun
menggantungkan nafkah hidupnya dari industri ini. Dari rumah-rumah
penduduk setempat pun, lahir sandal-sandal karya penghuninya, mengikuti
produk pabrik di kawasan itu. Berkembangnya Desa Kebarepan menjadi
sentra produksi sandal, sebenarnya tidak diduga penduduk desa itu sendiri,
sebab cikal bakal yang mengarah ke lahirnya industri itu hanyalah dari
keahlian segelintir penduduk setempat yang mengubah ban-ban bekas mobil
menjadi
sandal jepit murah yang layak di pasarkan. Penduduk setempat menyebut
industri sandal Kebarepan sekarang adalah karya beberapa penduduk berupa
sandal
104 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB
65
bandol. Ini merupakan akronim dari ban bodol, yang artinya ban bekas
dan butut yang sudah tidak terpakai lagi.105
Konon sekitar tahun 1950-an sejumlah penduduk setempat membuat
sandal jepit dari ban bekas itu. Ketika sandal jenis ini dijual ternyata laku,
hingga akhirnya tidak hanya segelintir orang yang berkarya membuat sandal
bandol. Penduduk lainnya pun mengikuti, sehingga Kebarepan pun tumbuh
menjadi produsen sandal jepit murahanitu. Pemasarannya masih di daerah
Cirebon dan sekitarnya. Kreativitas perajin pedesaan ini ternyata malah
merupakan awal dari tumbuhnya industri sandal Kebarepan. Sandal baru
yang tidak lagi menggunakan bahan ban-ban bekas atau sandal bandil ini
laku di pasaran . Permintaan khalayak semakin berkembang. Tidak hanya
penduduk sekitar yang menyukai sandal Kebarepan. Ketika sandal mereka
dipasarkan ke daerah lain, masyarakat pun menyukainya.Perkembangan ini
semakin menarik minat penduduk setempat, mencari nafkah dari
memproduksi sandal. Sebagian besar penduduk Kebarepan membuatnya di
rumah mereka masing-masing. Sejumlah penduduk lainnya bahkan mampu
membuat pabrik cukup besar. Sedangkan sebagian lainnya mencoba
peruntungannya dengan menjadi penjual produk itu ke daerah lain. Sampai
sekarang ini sandal Kebarepan telah menyerbu pasar sampai ke luar Pulau
Jawa, seperti propinsi-propinsi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Di
Jawa sebagian besar sandal Kebarepan tersedot di pasar Jawa Tengah dan
Jawa Timur.106
E. Perkembangan Home indsutry Sandal Kebarepan
Industri Sandal Barepan merupakan industri yang diusahakan oleh
sebagian masyarakat Desa Kebarepan. Sepanjang perkembangannya,
industri tersebut telah mengalami dinamika yang pasang surut. Dimulai
pada sekitar tahun 1970 dengan produknya yang lebih dikenal sebagai
Sandal Bandol (ban bodol). Hal yang paling menarik dari perkembangan
105 Dokumen RPJMDes Desa Kebarepan tahun 2015 106 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB
66
industri Sandal Barepan adalah potensi yang tersimpan di industri tersebut.
Potensi tersebut jelas terlihat ketika Sandal Barepan mampu menuju puncak
kejayaan pada tahun sekitar tahun 1996 sampai 2000. Pada masa puncak
kejayaannya, industri Sandal Barepan menjadi andalan utama sebagian
besar masyarakat Desa Kebarepan untuk mendapatkan penghidupan. Namun
sangat disayangkan potensi tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh pihak-pihak yang berkepentingan (pengusaha dan
pemerintah), sehingga puncak kejayaan industri Sandal Barepan
berlangsung sangat singkat (sekitar 4 tahun). Pada perkembangan
selanjutnya, tahun 2000 hingga 2008 industri Sandal Barepan mengalami
keterpurukan. Keberadan industri Sandal Barepan di Desa Kebarepan
ternyata mampu memberikan kontribusi bagi perubahan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat sekitar. Perubahan sosial masyarakat sekitar dapat dari
beberapa hal, seperti; perubahan pekerjaan dari petani menjadi pengrajin
Sandal Barepan. Perubahan tersebut kemudian berimbas kepada perubahan-
perubahan lain, seperti pada etos kerja dan gaya hidup masyarakat Desa
Kebarepan. Etos kerja petani yang cenderung monoton kini berubah menjadi
etos kerja pengrajin yang lebih mengedepankan kreativitas, inovasi dan
persaingan. Perubahan gaya hidup terlihat dari semakin bersifat
konsumtifnya masyarakat Desa Kebarepan.107
Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berada di
jalur utama Cirebon-Jakarta dan Cirebon-Bandung. Sekitar 12 kilometer
dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Desa Kebarepan termasuk
salah satu desa di Kecamatan Plumbon yang masyarakatnya memiliki
keahlian khusus, membuat sandal atau membuat kursi dari ban bekas.
Sekitar tahun 1998, nama Desa Kebarepan terkenal di kalangan pengusaha
Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Bagaimana tidak? Keahlian
masyarakatnya membuat sandal dengan beragam warna dan bahan dasarnya
dari plastik/karet bekas, membuahkan hasil yang luar biasa bagi peningkatan
107 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB
67
ekonomi masyarakat sekitar. “Setidaknya pada tahun itulah pengusaha
sandal yang tertarik dengan ajakan pengusaha Afrika dan negara Timur
Tengah lainnya untuk membuat sandal sebanyak-banyaknya dan menjual
dengan harga murah kepada mereka, benar-benar dilimpahi keuntungan.
Tidak sedikit masyarakat yang tertarik ke dalam bisnis ini. Dari pengusaha
besar sampai mereka yang hanya mampu bermain di home indsutry.
Semuanya hampir rata mendapat penghasilan yang berlimpah karena
pesanan pengusaha Afrika,” tutur Ridwan108 Akibat tingginya pesanan dari
para pengusaha Afrika, para pengusaha sandal kebarepan nyaris tak
menyentuh pasar lokal. Mereka mengabaikan pesanan dari pasar lokal.
Semua perhatian dan konsentrasi hanya jatuh untuk memenuhi pesanan dari
para pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Tutur Ridwan,
salah seorang pengusaha Didi (almarhum) sempat mengenyam manisnya
pesanan dari Afrika, bahkan keberhasilan itu meningkat tajam pada kondisi
ekonominya yang sangat mapan. Sayangnya, anak-anaknya tidak tertarik
untuk meneruskan usahanya. Kejayaan sandal kebarepan mencapai
puncaknya pada tahun 1999. “Bahkan saat permintaan para pengusaha
Afrika semakin tinggi dan unsur kualitas tidak lagi jadi bahan pertimbangan,
para pengusaha sandal kebarepan terus saja memenuhinya. Dari sinilah titik
kejatuhan dimulai, setelah para pengusaha dari Timur Tengah tidak lagi
menjatuhkan pesanan pada sandal kebarepan. Berbarengan dengan itu, jatuh
pula para pengusaha sandal kebarepan termasuk home indsutry yang
awalnya hanya memenuhi pesanan untuk ekspor,” kata Ridwan109
Seiring dengan semakin langkanya pesanan dari Timur Tengah dan
tidak tergarapnya pasar lokal, satu persatu pengusaha dan home indsutry
sandal di Desa Kebarepan hancur. Kehancuran itu berlanjut dengan mulai
maraknya pengusaha sejenis di Bogor dan Bandung serta kota-kota lainnya.
Perajinnya, tentu saja warga Desa Kebarepan yang telah memiliki keahlian
108 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB 109 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB
68
terhantam kehancuran karena tidak lagi memiliki pasar dan pembeli.
“Kondisi ini hampir merata dialami para pengusaha dan home indsutry
sandal yang semula hanya mengandalkan pasar ekspor. Kalaupun sekarang
ini produksi sandal kebarepan masih bertahan itu pun jumlahnya sudah
sangat sedikit. Bahkan, hanya ada beberapa home indsutry yang membuat
satu jenis sandal saja, untuk kepentingan hotel,” tutur Ridwan110
F. Home indsutry Sandal
Tabel 2.7
Home indsutry Sandal di Desa Kebarepan
No Nama Berdi
ri
Skala Pemilik Kemampuan
Produksi
(Bulan)
Alamat
1. GE GT
Collection
2004 Kecil Tati 12 Kodi RT 02 RW 02
2. MD Sandal 2008 Kecil Maysaroh 40 Kodi RT 01 RW 01
3. Cekerman
Sandal
1950 Kecil Kastari 30 Kodi RT 01 RW 04
4. Sandal Hello
Kitty
1996 Kecil Yuyun 30 Kodi RT 03 RW 03
5. Clarissa Sandal 2009 Sedang Jamali 60 Kodi RT 02 RW 04
6. Yeni Sandal 1996 Sedang Askinah 120 Kodi RT 01 RW 05
7. SaBa (Sandal
Barepan)
1991 Sedang Junaedi 450 Kodi RT 02 RW 05
8. The Princess
Sandal
1990 Sedang Iin 150 Kodi RT 01 RW 06
9. Smile Sandal 2012 Sedang Ari dan
Murni
60 Kodi RT 02 RW 05
110 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada Senin 14
Desember 2015 pukul 15.00 WIB
69
10. BX Sandal 2007 Sedang Mang
Borax
60 Kodi RT 01 RW 02
11. Hasna Sandal 2009 Sedang Amir 60 Kodi RT 01 RW 02
12. Lk Sandal 2011 Sedang Dodo 90 Kodi RT 03 RW 05
13. Diman Sandal 2003 Sedang Diman 70 Kodi RT 02 RW 04
14. Nadi Sandal 1997 Sedang Nadi 65 Kodi RT 02 RW 03
15. Basuni Sandal 2000 Sedang Basuni 60 Kodi RT 03 RW 03
16. Sifa Cirebon 1998 Besar Toni 4500 Kodi RT 02 RW 01
17. El - Tiga 2001 Besar Hendra 5.600Kodi RT 02 RW 01
Berikut ini adalah beberapa home indsutry sandal yang peneliti teliti di
Desa Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
1. GE GT Collection
Pemilik home indsutry sandal GE GT collectin ini adalah Tati Winarti
(53th) tamatan SMP bertempat di blok desa Rt 02 Rw 02 Desa Kebarepan.
Tati memiliki 4 orang anak. Usaha GE GT Collection ini sudah berjalan
selama 12 tahun.111 Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini
semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari,
disamping itu Ia mengatakan “usaha ini sedikit demi sedikit untuk
membantu biaya anak-anaknya sekolah, Alhamdulillah anak saya ada yang
sampai kuliah” ujarnya.
Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu yang
dikenal dengan sandal karakter seperti keropi, hello kitty, spiderman dan
banyak sandal karakter-karakter lainnya yang Ia produksi. Selanjutnya
dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang
merupakan amggota keluarganya dengan upah sesuai dengan pendapatan
atau laba yang dihasilkan. Setiap pekerja mendapatkan upah Rp 25rb sampai
Rp 3rb setiap harinya.
111 Wawancara dengan Ibu Tati pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 13.35 WIB
70
Modal awal yang digunakan Tati adalah sebesar Rp 350rb (bahan
baku) Rp 10jt (alat-alat produksi) dengan omset penjualan Rp 4jt/bulan
dengan rincian 250 pasang sandal karakter dikali dengan Rp 16rb/pasang
dengan laba bersih sekitar Rp 3jt/bulan. Didalam proses produksinya Ia
menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang dibuatnya tahan lama
dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali sandalnya dan cetakan yang
diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang yang berfungsi mencetak
huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu karet 5ml dengan harga Rp
40rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 52rb/kg. bahan baku tersebut
dulunya Ia dapatkan dari Tangerang tetapi sekarang Ia cukup membelinya
didaerah Plered Cirebon atau di Blok Kavling Desa Kebarepan yang
merupakan central karet untuk sandal khusus Desa Kebarepan.
“Proses produksi yang pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal
karakter selanjutnya mengukir sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri
karet yang tebalnya 6ml dengan menggunakan lem lalu sandal yang
setengah jadi itu di cetak sesuai dengan karakter dan di presskan
menggunkan mesin press lalu diberi tali pada sandal dan dirapihkan dengan
menggunakan cutter sesuai dengan bentukan pola yang telah diukir” ujar
Tati
Proses produksi ini berlangsung pukul 08.00 s/d 17.00 WIB. Selain itu
sandal ini tidak dipasarkan oleh Tati melainkan ada konsumen yang sudah
berlangganan yaitu dari daerah Subang, Jambi, Riau, Karawang, Kuningan
sedangkan konsumen eceran biasanya berasal dari daerah Cirebon. Home
indsutry sandal ini belum memiliki legalitas usaha, karena menurut tati hal
tersebut tidak terlalu penting dalam usahanya karena usahanya berskla kecil
sehingga ia tidak memerlukan legalitas usaha.
Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini
menurutnya tidaklah sulit untuk dirinya karena kesulitannya hanya jika
bahan baku tidak ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak
maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam
menghadapi pesaing Ia memiliki startegi sendiri yaitu Ia selalu
71
mementingkan kualitas sandalnya meski bahan baku naik itu tidak serta
merta Ia menaikan juga harga sandal per pasangnya itu bertujuan agar
konsumennya bisa merasa puas dan agar usahanya lancer untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari serta karakter atau gambar yang Ia buat selalu
mengikuti trend yang sedang naik daun.
2. MD Sandal
Tidak jauh berbeda dengan home indsutry Maysaroh, Pemilik home
indsutry sandal MD Sandal ini adalah Maysaroh (40th) bertempat di blok
desa Rt 01 Rw 01 Desa Kebarepan. Maysaroh memiliki 2 orang anak. 112
Usaha MD Sandal ini sudah berjalan selama 8 tahun. Motif atau latar
belakang Ia menjalankan usaha ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya sehari-hari, disamping itu Ia mengatakan “usaha ini untuk
menyekolahkan anak saya yang masih duduk dibangku kelas 6 SD” ujarnya.
Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu
sandal karakter yang tidak jauh berbeda dengan yang di produksi MD
Sandal seperti tom and jerry dan banyak sandal karakter-karakter lainnya
yang Ia produksi. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya hanya dikerjakan
oleh 2 orang yaitu Ia dan suaminya. Ia tidak menggunakan tenaga kerja
orang lain karena merasa Ia dan suaminya saja sudah cukup itu juga bisa
dilakukan sambil melakukan pekerjaan rumah tangga. Modal awal yang
digunakan Maysaroh adalah sebesar Rp 4jt (bahan baku) Rp 25jt (alat-alat
produksi) dengan omset penjualan Rp 14,4jt/bulan dengan rincian 800
pasang sandal karakter dikali dengan Rp 18rb/pasang dengan laba bersih
sekitar Rp 2,4jt/bulan. Didalam proses produksinya sama halnya dengan GE
GT Collection yaitu menggunakan mesin press berfungsi agar sandal yang
dibuatnya tahan lama dan mesin jahit sebagai alat untuk menjahit tali
sandalnya dan cetakan yang diberi nama cetakan plong yaitu cetakan yang
yang berfungsi mencetak huruf A-Z. Bahan baku yang ia gunakan yaitu
karet 5ml dengan harga Rp 42rb/kg dan karet 6ml dengan harga Rp 55rb/kg.
112 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01
WIB
72
Bahan baku tersebut Ia cukup membelinya didaerah Plered Cirebon atau di
Blok Kavling Desa Kebarepan yang merupakan central karet untuk sandal
khusus Desa Kebarepan.113
Dalam proses produksinya sama dengan GE GT Collection yaitu
pertama yaitu Ia harus mebuat pola sandal karakter selanjutnya mengukir
sandal yang telah diberi pola tadi lalu di beri karet yang tebalnya 6ml
dengan menggunakan lem lalu sandal yang setengah jadi itu di cetak sesuai
dengan karakter dan di presskan menggunkan mesin press lalu diberi tali
pada sandal dan dirapihkan dengan menggunakan cutter sesuai dengan
bentukan pola yang telah diukir. Proses produksi ini berlangsung tidak
terpaku pada waktu karena Ia dan suaminya bisa kapan saja
mengerjakannya. Selain itu sandal ini tidak dipasarkan oleh Maysaroh
melainkan ada konsumen yang sudah berlangganan yaitu dari daerah
Kuningan, Indramayu, Cilegon, Serang, bahkan ada yang memesan untuk
dipasarkan di Papua. Home indsutry sandal ini belum memiliki legalitas
usaha, karena menurut Maysaroh, Ia maupun suaminya tidak mengerti
masalah izin tersebut karena pendidikannya hanya sampai SMP. Kesulitan
yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini sama saja
dengan yang dialami oleh GE GT Collection yaitu jika bahan baku tidak
ada atau langka dipasaran sedangkan pesanan banyak maka ia tidak bisa
memenuhi kebutuhan konsumennya. Sedangkan dalam menghadapi pesaing
Ia tidak ragu dengan produksi sandal miliknya.114
“Alhamdulillah konsumen selalu datang sendiri karena rezeki Allah
yang mengatur” tegas maysaroh
3. Cekerman Sandal
Pemilik home indsutry sandal Cekerman Sandal ini adalah Kastari
(75th) bertempat di blok Kadiwangsan Rt 04 Rw 01 Desa Kebarepan. Usaha
Cekerman Sandal ini sudah berjalan selama 66 tahun. Motif atau latar
113 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01
WIB 114 Wawancara dengan Ibu Maysaroh pada tanggal 26 Desember 2015 Pukul 15.01
WIB
73
belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu meneruskan almarhum ayahnya
sbelum menjadi pengrajin Ia terlebih dahulu mencoba menjadi seorang
petani lalu Ia belajar dari pamannya sehingga Ia menjadi pengrajin sandal
yang diberi nama Cekerman Sandal.115
Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu
sandal jepit, sebelumnya Ia pernah memproduksi sandal bandol yaitu sandal
bodol yang terbuat dari karet ban. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya
hanya Ia kerjakan sendiri setiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan.
“Dulu home indsutry cekerman ini di kerjakan lebih dari 20 pekerja tetapi
karena krisis ekonomi moneter jadi banyak pekerja yang pindah ke luar
kota” ujarnya.
Modal awal yang digunakan Kastari Ia tidak mengetahui pasti karena
menurutnya “itu sudah lama sekali jadi saya lupa, saya lahir ketika jepang
juga dating sekitar taun 1941” tegas Kastari.
Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk meminjam modal dari
perbankan karena menurutnya Ia pernah ingin meminjam permodalan
dengan syarat-syarat yang menurut Kastari sulit dan harus melewati
beberapa tahap yang rumit. Pendidik yang sempat Ia rasakan hanya Sekolah
Rakyat (SR). Omset penjualan yang Ia peroleh yaitu sebesar Rp 1,8jt/bulan
dengan rincian 20 pasang sandal jepit per hari dikali dengan Rp 3rb/pasang
dengan satu pasang sandal Ia hanya mendapat keuntungan Rp 500/pasang
itu berarti dalam satu bulan Ia hanya mendapatkan Rp 300rb/bulan. Menurut
Kastari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dirasanya cukup
karena dalam satu hari ia hanya menghabiskan uang Rp 10rb untuk membeli
makan. Didalam proses produksinya semuanya Ia yang mengerjakan dari
mulai membuat pola sandal, member lem pada sandal sampai mengukir dan
mengepress sandal sampai jadi itu semua ia lakukan sendiri. Bahan baku
yang ia gunakan yaitu karet atay spon 5ml dengan harga Rp 10,5rb/kg Ia
115 Wawancara dengan Bapa Kastari pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 09.47
WIB
74
memperolehnya di Plered Cirebon sedangkan tali sandal jepit dengan harga
Rp 20rb/kodi.
Untuk cara pemasarannya pun Ia berikan kepada Ibu Weni untuk
memasarkan sandalnya ke pasar karena menurut Kastari usha ini hanya
untuk menyambung hidupnya saja Ia tidak memiliki tujuan lain. Ibu weni
setiap harinya bisa mendpatakan sekitar Rp 30rb. Saat Ia menjadi pengrajin
yang sukses pada tahun 1997 Ia berhasail membangun musholah yang diberi
nama musholah as salam disebelah Ia tinggal. Kesulitan yang Ia alami
tentunya hambatan modal yang sangat berpengaruh pada home indsutry.
Dalam bersaing dengan pasar pun Ia tidak memiliki trik khusus menurutnya
“bapa yakin rezeki, hidup dan mati Allah yang mengatur. Jadi tidak usah
takut tidak usah ragu semua-Nya sudah diatur oleh-Nya” ujar Kastari
4. Clarissa Sandal
Pemilik home indsutry sandal Clarisaa ini adalah Jamali (40th)
tamatan SD bertempat di Rt 02 Rw 04 Desa Kebarepan. Usaha ini sudah
berjalan selama 7 tahun. Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini
untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari. Sebelum mendirikan
home indsutry sandal Clarissa, Ia sebelumnya bekerja pada home indsutry
sandal milik oranglain setelah Ia cukup memiliki modal lalu Ia mendirikan
home indsutry sandal sendiri.116
“kerja dengan orang lain mah di atur-atur terus, jadi pilih kerja sendiri
aja waktu kerjanya juga bebas” ujar Jamali.
Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam sandal yaitu
sandal bandol dan sandal batik. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh
1 orang pekerja dengan upah Rp 45rb per hari. Modal awal yang digunakan
Jamali adalah sebesar Rp 100rb (bahan baku). Dengan omset penjualan
untuk sandal batik Rp 6jt/bulan dengan rincian 20 pasang sandal batik dikali
dengan Rp 10rb/pasang dengan setiap pasang sandal mengambil keuntungan
Rp 3rb/pasang. Sedangkan untuk sandal bandol Rp 3,9jt/bulan dengan
116 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17
WIB
75
rincian 20 pasang dikali dengan Rp 6,5rb dengan setiap pasang sandal
mengambil keuntungan Rp 2rb/pasang. Bahan baku untuk sandal batik yang
ia gunakan yaitu 1kg bahan spon isi 6 dengan harga Rp 15rb dan kait batik
Rp 23rb/meter. Sedangkan bahan baku sandal badol yaitu ban mobil yang
reject dari pabriknya harus memesan 3 bulan terlebih dahulu dengan harga
Rp 1,8rb s/d rp 2rb per kg.sedangkan tali untuk keduanya dibeli di Desa
Kebarepan dengan harga Rp 20rb/kodi. Keuntungan dari hasil penjualan
tersebut Jamali gunakan sedikit demi sedikit membeli peralatan untuk
keperluan produksi home indsutry miliknya sehingga sekarang Jamali dalam
Produksinya sudah menggunakan Mesin seperti mesin press, mesin molen,
mesin bor dan mesin ungkit.
Proses produksi untuk sandal batik yaitu mencetak bahan spon dengan
menggunakan cetakan yang sudah ada lalu memberika lem serta
menempelkan kain batik yang sudah d gunting dan di ukur sesuai nomor
sandal dan diberi tali sampai tahap finishing. Sedangkan untuk sandal
bandol yaitu pertama harus memotong-motong karet ban lalu membentuk
pola sandal sesuai ukuran dan memotong sandal yang sudah dipola
menggunakan pisau berukuran besar atau biasa disebut oleh Jamali “bedog”
dan menempelkan tali pada sandal. Sandal batik maupun sandal bandol
sebelum dikemas menggunakan plastik dirapihkan terlebih dahulu
menggunakan mesin gerindra agar bentuk tidak kasar. Dalam hal pemasaran
Jamali mengirim produknya ke Subang dan Karawang serta Cirebon.
Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry ini Ia anggap
tidak ada, karena menurut Jamali sepi dan ramainya konsumen itu yang
menentukan keuntungan. Sedangkan dalam menghadapi pesaing Ia tidak
memikirkan hal itu.117 “menurutnya bahwa produk sandal Clarissa akan
terus terjual apabila selalu mementingkan kepuasan konsumen dan
mengedepankan kualitas”. tegas Jamali
117 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17
WIB
76
5. Yeni Sandal
Askinah (62th) adalah pemilik home indsutry Yeni sandal tamatan
SMP bertempat di Rt 01 Rw 05 Desa Kebarepan. Askinah memiliki 7 orang
anak. Home indsutry ini sudah berjalan selama 20 tahun. Motif atau latar
belakang Ia menjalankan usaha ini mulanya meneruskan warisan dari
kakeknya Askinah lalu kemudian tujuan home indsutry sandal ini semata-
mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari dan
menyambung hidupnya.118
Didalam usahanya ini Ia menjual satu macam sandal yaitu yang
dikenal dengan sandal jepit yeni. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia
dibantu oleh 5 orang pekerja yang Ia beri upah Rp 35rb samapi Rp 40rb
setiap harinya. Sebelum mengalami kebangkrutan yeni sempat
memperkerjakan 30 orang pekerja untuk bekerja di home indsutry
sandalnya. Kebangkrutan yang di alami Askinah terjadi karena Ia
mengalami giro kosong dimana ia harus menjual semua assetnya hingga
yang tertinggal hanya gudang bekas penyimpanan sandal yang sekarang Ia
tempati untuk tempat tinggal bersama keluarganya. Modal awal yang
digunakan Askinah adalah sebesar Rp 15jt (bahan baku) Rp 12jt (alat-alat
produksi) dengan omset penjualan sekarang Rp 15,6jt/bulan dengan perhari
Ia memproduksi 4 kodi sandal yang di jual seharga Rp 130rb dan setiap
kodinya Ia mendapat keuntungan Rp10rb. Bahan baku Ia dapatkan di Plered
Cirebon dengan harga Rp 12rb/kg. Pemasarannya produk sandalnya ini
dilakukan oleh suami Askinah ke pasar-pasar yang ada di daerah Cirebon.
Kesulitan yang Ia alami adalah dalam kendala modal dan lat-alat yang
belum komplit.
“Usaha Ibu tidak punya modal, butuh alat-alat yang komplit juga biar
usaha lancar”. tegas Askinah
118 Wawancara dengan Ibu Askinah pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 13.26
WIB
77
6. Sandal Hello Kitty
Pemilik home indsutry sandal Hello Kitty ini adalah Yuyun (42th)
tamatan SMA Sederajat. bertempat di blok desa Rt 03 Rw 06 Desa
Kebarepan. Usaha sandal Hello Kitty ini sudah berjalan selama 20 tahun.
Motif atau latar belakang Ia menjalankan usaha ini yaitu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, utamanya adalah meneruskan usaha orang tuanya.
Dari hasil sandal hello kitty selama 20 tahun ini Ia bisa membangun sebuah
rumah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya.119
Didalam usahanya ini Ia hanya menjual satu macam sandal yaitu
sandal Hello Kitty. Selanjutnya dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh
5 orang pekerja yang diberikan upah sekitar Rp 30rb sampai Rp 45rb per
hari, dimulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB. Modal awal yang digunakan
Yuyun adalah sebesar Rp 1jt(bahan baku) dengan omset penjualan
mencapai Rp 16jt/bulan dengan rincian 20 kodi per 3 hari dikali dengan Rp
80rb/kodi dan setiap 1 kodi Ia mendapat keuntungan Rp 10rb/kodi. Bahan
baku yang Ia gunakan adalah karet yang Ia beli di Plered seharga Rp
15rb/lembar. Biaya yang Ia harus keluarkan lagi yaitu untuk membayar
Orang yang menyablon sandalnya sebesar Rp 1500/kodi sedangkan untuk
menjahit slopan sandalnya Ia harus membayar Rp 20rb/kodi. Hasil sandal
miliknya Ia berikan kepada distributor yang ada di blok dukuh dalem Desa
Kebarepan untuk selanjutnya dikirim ke Bandung dan Jakarta. Kesulitan-
kesulitan yang dihadapi Yuyun adalah mengenai modal dan pekerja yang
ahli dalam membuat kerajinan sandal.
7. SaBa (Sandal Barepan)
SaBa merupakan home indsutry milik Junaedi (48th) pendidikan
akhirnya hanya sampai Sekolah Dasar (SD), Ia adalah ketua RW 05 Desa
Kebarepan. Home indsutry miliknya sudah berjalan 25 tahun. Home
indsutry ini merupakan usaha turun temurun dari orangtuanya. Motif Ia
119 Wawancara dengan BaIbu Yuyun pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 15.09
WIB
78
menjadi seorang pengrajin karena Ia ingin mengembangkan kreatifitas yang
ada pada dirinya, memberikan lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar
dan melestarikann usaha sandal ini dari nenek moyang.120 Didalam
usahanya ini Ia hanya menjual duamacam sandal yaitu model lokal dan
model hotel. Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja
yang merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para
pekerjanya sebesar Rp 35rb untuk wanita dan Rp 45rb untuk laki-laki.
Produksinya dimulai pukul 07.30 s/d 16.30 WIB dengan jam istirahat 1 jam.
Dalam proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu
pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra, mesin oven
sandal dan cetakan sandal. Modal awal yang Ia gunakan adalah
kepercayaan. “saya tidak menggunakan modal. Dulu dimulai dengan
kepercayaan jadi kalau ada konsumen yang pesen konsumen tersebut
memberikan uang muka untuk pembuatan sandal selanjutnya begitu sampai
sekarang” ujar Junaedi
Omset penjualannya mencapai Rp 19jt per 2 minggu. Untuk sandal
model hotel Ia memberikan harga untuk ketebalan 6ml Rp 3000/pasang,
8ml Rp 3250/pasang dan 10ml Rp 3.500/pasang sedangkan untuk sandal
model lokal untuk laki-laki Rp 4500/pasang dan wanita Rp 7500/pasang.
Sandal-sandal yang ia produksi sudah ada disributornya yaitu untuk sandal
model lokal akan dikirim ke JABODETABEK sedangkan sandal model
hotel dikirim hingga keluar Jawa. Usahanya ini tidak memiliki legalita atau
izin usaha karena menurut Junaedi kapasitas produksinya belum banyak.
Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan home indsutry sandal ini
terletak pada modal dan tenaga kerja yang belum terampil. Yang membuat
home indsutry SaBa bertahan karena pemasarannya sudah ada, bahan baku
selalu terpenuhi, serta kualitas produk SaBa selalu dijaga dan yangh paling
penting menurut Junaedi adalah bahwa home indsutry sandal di Desa
Kebarepan ini jangan sampai punah.
120 Wawancara dengan Bapa Junaedi pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 09.03 WIB
79
8. The Princess Sandal
Pemilik home indsutry sandal The Princess adalah Iin Winarti (43th)
Home indsutry sandal ini sudah berjalan 26 tahun. Motif atau latar belakang
Ia menjalankan usaha ini karena mayoritas di Desa Kebarepan dan untuk
kesejahteraan ekonomi kehidupannya. Didalam usahanya ini Ia menjual satu
macam sandal.121
Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja dengan
upah Rp 30rb/hari untuk wanita dan Rp 40rb/hari untuk laki-laki. Modal
awal yang Ia gunakan adalah kepercayaan, jadi kalau ada konsumen yang
pesen konsumen tersebut memberikan uang muka untuk pembuatan sandal
selanjutnya Ia memproduksinya. Dalam satu hari Ia dan pekerjanya mampu
memproduksi 5 kodi dengan harga Rp 140rb/kodi, sedangkan
keuntungannya Ia ambil 10% sari setiap kodinya. Untuk bahan baku nya Iin
memeblinya di Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg dan Rp
8500/lembarnya. Pemasarannya di kirim ke Pamanukan, Palembang,
Jakarta, Tangerang, Cilegon. Kesulitan yang Ia alami selama menjalankan
home indsutry sandal ini menurutnya adalah modal, Ia bahkan pernah
meminjam ke perbankan tetapi hanya beberapa saat saja. Iin mengatakan
alasannya mengapa Ia tetap bertahan pada home indsutry sandal. “saya
bertahan karena untuk kebutuhan ekonomi, kalau tidak begini nanti tidak
bisa makan”. Ujar Iin
9. Smile Sandal
Ari (30th) dan Murni (26th) adlah pemilik home indsutry Smile
sandal. Mereka memiliki 1 orang anak yang masih berumur 4 tahun. Home
indsutry miliknya sudah berjalan lancar selama 4 tahun. Meskipun terbilang
baru tetapi mereka yakin bahwa usahanya bisa bersaing dengan pasar.
Motif Ia menjadi seorang pengrajin karena itu merupakan mata pencaharian
121 Wawancara dengan Bapa Jamali pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 10.47
WIB
80
utama keluarganya. Didalam usahanya ini Ia hanya menjual dua macam
sandal yaitu sandal jepit dan sandal slop.122
Dalam kegiatan produksinya ia dibantu oleh 5 orang pekerja yang
merupakan tetangga rumahnya. Upah yang diberikan untuk para pekerjanya
sebesar Rp 30rb untuk wanita dan Rp 40rb untuk laki-laki. Produksinya
dimulai pukul 07.30 s/d 16.30 WIB dengan jam istirahat 1 jam. Dalam
proses produksinya Ia menggunakan mesin-mesin yang membantu
pekerjaannya seperti mesin press, mesin molen, mesin gerindra. Modal awal
yang Ia gunakan sebesar Rp 4jt. Produk sandal jepit diberi harga Rp
120rb/kodi dan sandal slop Rp 75rb/kodi. Dengan setiap kodinya Ia
mengambil keuntungan Rp20rb/kodi. Untuk bahan baku Ia membelinya di
Plered Cirebon dengan harga Rp 11rb/kg. Omset penjualannya 60 kodi
untuk sandal jepti dan sandal slop perbulannya.
Sandal-sandal yang ia produksi Ia pasarkan sendiri ke pasar Jamblang,
pasar Plered dan Serang Depok Cirebon. Kesulitan yang Ia alami selama
menjalankan home indsutry sandal ini terletak apabila bahan baku langka,
untuk modal sendiri Ia yakin mampu mengtasinya. Yang membuat Ari dan
Murni bertahan dari home indsutry sandal ini karena skill yang mereka
miliki hanya dalam kerjainnan sandal. Hal lain yang mereka perhitungkan
dalam bersaing dengan pasar adalah selalu memperhatikan kepuasan
konsumennya.123
10. El – Tiga
Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Hendra (40th). Home indsutry ini
sudah mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah berdiri selama 15 tahun
dengan omset penjualan Rp 250jt/bulan. Bahkan pemasarannya pun
menurut Hendra sudah seluruh Indonesia.124 Dalam satu harinya El -Tiga
bisa memproduksi 200 kodi. Hendra mempekerjakan 80 orang, dengan upah
122 Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 13.31
WIB 123 Wawancara dengan Ibu Murni pada tanggal 28 Desember 2015 Pukul 13.31
WIB 124 Wawancara dengan Bapa Hendra pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 10.03
WIB
81
Rp 35rb samapi rp 50rb per orang. Pekerja juga bisa mendapat uanng
tambahan jika lembur yaitu ½ dari upah yang didapatkan.
“sandal ukuran anak kecil, remaja, dan dewasa di hargai Rp 60rb
sampai Rp 100rb per kodi” ujar Hendra.
Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari
Jakarta Rp 8500/lembar dan Rp 8000/kg. Modal awal yang ia gunakan
adalah komitmen dan kepercayaan. Home indsutry ini awalnya memang
usaha kecil-kecilan dengan 3 pekerja saja namun pada tahun 2010 usaha ini
menjadi besar dan mencapai puncak kejayaannya hingga sekarang. El -Tiga
sering mengikuti workshop kewirausahaan. Ia mengungkapkan bahwa
kesulitannya dalam menjalankan usaha ini adalah faktor modal, meskipun
begitu Ia tetap optimis usahanya akan terus berkembang dengan tetap
meningkatkan kualitasnya.
11. Sifa Cirebon
Pemilik Sifa Cirebon ini adalah Toni (52th). Home indsutry ini sudah
mencapai skala besar. Sifa Cirebon sudah sejak 1988 dengan omset
penjualan Rp 195jt/bulan. Toni memproduksi khusus sandal hotel saja.
Konsumen yang di utamakan adalah hotel-hotel yang ada di Daerah
Cirebon, konsumen lainnya seperti Yogyakarta dan sidoarjo.125 Dalam satu
harinya Sifa Cirebon bisa memproduksi 150 kodi. Toni mempekerjakan 20
orang, dengan upah Rp 40rb samapi Rp 45rb per hari.
Bahan baku yang digunakan Hendra langsung membelinya dari
Jakarta Rp 15rb/lembar dan Rp 12rb/kg. Modal awal yang Ia gunakan
sebesar Rp 700rb. Home indsutry ini awalnya memang usaha kecil-kecilan
dengan 2 pekerja saja namun home indsutry ini semakin meningkat karena
prinsip yang Ia pegang yaitu jujur, sabar, dan ulet. Dan setiap apa yang Ia
hasilkan 2,5% wajib Ia keluarkan untuk zakat, bukan hanya itu setiap
1pasang sandal Rp 100 Ia niatkan untuk shadaqoh yang Ia bagikan setiap 1
tahun sekali. Ia mengungkapkan bahwa kesulitannya dalam menjalankan
125 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 09.19
WIB
82
usaha ini adalah konsumen yang menggunakan pembayaran dengan tempo
sehingga Ia menemukan ide untuk mengatur keuangannya dari 100% modal
yang kembali 35% digunkan saat itu, 35% untuk bulan depan dan 30%
untuk investasi atau saving sehingga Ia tidak selalu dipusingkan oleh faktor
modal. Agar ushanya berjalan Ia memili trik dalam mempertahankan
produknya yaitu harus jeli mengolah bahan baku, produksi yang harus
dibatasi, dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua
konsumennya.126
Dari beberapa home indsutry diatas dpat disimpulkan bahwa home
indsutry sandal merupakan mata pencaharian utama di Desa Kebarepan.
Semua home indsutry sandal pada umumnya memproduksi sandal yang
berbahan baku karet tetapi masih ada yang memproduksi sandal berbahan
ban bekasa yaitu Jamali. Jamali beralsan bahwa sandal dari bahan ban bekas
yang dulunya diberi nama bandol itu karena tidak ingin melupakan warisan
nenek moyang dan tidak ingin melupakan sejarah sandal pertama di Desa
Kebarepan. Untuk cara memproduksinya hampir sama karena kebanyakan
menggunakan karet. Dalam menjaklankan usahanya banyak pengrajin yang
mengalami kendala dalam modal. Mereka mengharapkan adanya peran
pemerintah untuk membantu agar usahanya terus berjalan untuk
kesejahteraan hidupnya. Karena rata-rata masyarakatnya menggantungkan
kehidupannya pada kerajinan sandal. Pemerintahan desa adalah harapan
pengrajin untuk membantu usahanya, tetapi mereka mengakui bahwa belum
ada bantuan modal untuk kerajinnan sandalnya. Tetapi meski begitu mereka
tetap optimis untuk terus melanjutkan usahanya. Meski hanya tinggal
beberapa home indsutry sandal di Desa Kebarepan namun itu tak menjadi
halangan untuk terus berkarya.
126 Wawancara dengan Bapa Toni pada tanggal 29 Desember 2015 Pukul 09.19
WIB
83
BAB IV
DAMPAK HOME INDSUTRY SANDAL TERHADAP
KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT
DI DESA KEBAREPAN
A. Gambaran Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Desa Kebarepan
Gambaran kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan
secara umum akan dijelaskan berdasarkan tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan
No Keterangan Kepala Keluarga
1. Keluarga Pra Sejahtera 265
2. Keluarga Sejahtera I, II, III+ 967
Jumlah 1.232
(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
Kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Kebarepan sesuai
dengan klasifikasi tingkat kesejahteraan127, 21,5% merupakan keluarga pra
sejahtera dan 78,5% merupakan Keluarga Sejahtera I, II, III+. Tabel diatas
menujukan bahwa 21,5% masyarakat di Desa Kebarepan belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti dari sisi
ekonomi belum bisa memenuhi kebutuhan pangan dua kali dalam satu hari,
dari sisi pendidikan banyak yang tidak tamat lulus sekolah dasar, serta dari
sisi lingkungan masih tinggi kriminalitasnya. Sedangkan pengrajin dan
pekerja home indsutry sandal termasuk dalam keluarga sejahtera I dan II,
karena pendapatan yang mereka dapatkan minimalnya sudah bisa memenuhi
127 Sumber dokumen Desa Kebarepan tahun 2015
84
kebutuhan pokoknya yaitu makan dua kali sehari, dan berpendidikan
minimal SLTP.128
Tabel 4.2
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Laki- laki Perempuan
1. Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk TK 140 orang 164 orang
2. Usia 3 - 6 tahun yang sedang TK/play
group 73 orang 80 orang
3. Usia 7 - 18 tahun yang sedang sekolah 298 orang 325 orang
4. Tamat SD/sederajat 33 orang 34 orang
5. Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP 408 orang 414 orang
6. Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA 363 orang 355 orang
7. Tamat SMP/sederajat 29 orang 31 orang
8. Tamat SMA/sederajat 41 orang 33 orang
9. Tamat D-1/sederajat 44 orang 36 orang
10. Tamat D-2/sederajat 33 orang 30 orang
11. Tamat D-3/sederajat 44 orang 42 orang
12. Tamat S-1/sederajat 16 orang 19 orang
13. Tamat S-2/sederajat 1 orang 1 orang
(Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
128 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
85
Berdasarkan tabel diatas bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh
masyarakat yang terbanyak adalah SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama) yang tidak tamat dan seterusnya yang terkecil adalah S2 (strata).129
Keadaan semacam ini sangat memprihatinkan pendidikan, karena
pendidikan wajib minimal adalah 12 tahun.
Tabel 4.3
Tingkat Pendapatan Per bulan
No Pendapatan Persantase Kepala
Keluarga
1. ≤ Rp 100.000 - -
2. 100.000 – Rp 500.000 5% 62
3. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 35% 431
4. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 15% 184
5. ≥ Rp 2.000.000 45% 555
Jumlah 1.232
Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir
pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
Tabel diatas menujukan bahwa 5% masyarkat di Desa Kebarepan
bekerja sebagai buruh serabutan, 35% bekerja sebagai buruh tani dan pekrja
(wanita) home indsutry sandal Kebarepan , 15% bekerja sebagai wiraswasta,
buruh pabrik, dan pekerja (laki-laki) home indsutry sandal, sedangkan 45%
bekerja sebagai PNS.130
129 Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015
130 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
86
Tabel 4.4
Keadaan Penduduk yang mengikuti Asuransi Kesehatan
No Alamat Jumlah
1. RW 01 23
2. RW 02 9
3. RW 03 9
4. RW 04 17
5. RW 05 39
6. RW 06 47
7. RW 07 -
8. RW 08 -
Jumlah 144
( Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015)
Berdasarkan tabel diatas keadaan penduduk yang mengikuti asuransi
kesehatan,131 bahwa masyarakat di Desa Kebarepan masih belum sejahtera
sehingga masyarakat belum mampu untuk mendaptarkan diri mereka ke
asuransi kesehatan dikarenakan belum memiliki pendapatan yang cukup
untuk hal tersebut.
Tabel 4.5
Tingkat Kriminalitas
Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan
Khidir pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
131 Sumber : Data Desa Kebarepan, 2015
87
Tabel di atas menunjukan bahwa di Desa Kebarepan mengalami
penurunan dalam tingkat kriminalitas dalam tahun terakhir.132 Menurut
Ridhwan itu dikarenakan banyak pemuda yang mencari pekerjaan keluar
kota untuk mencukupi kesejahteraan ekonomi kehidupannya, selain itu
pemuda di Desa Kebarepan juga mendapatkan pekerjaan dari home indsutry
sandal yang ada sehingga mengurangi tingkat kriminalitas, jadi keberadaan
home indsutry di Desa Kebarepan mempengaruhi tingkat kriminalitas.
B. Peran Home indsutry Sandal Terhadap Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat Di Desa Kebarepan
Home indsutry mempunyai peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi di Desa Kebarepan. Pengembangan home indsutry sandal di Desa
Kebarepan merupakan salah satu cara yang dilakukan masyarakatnya agar
menjadi masyarakat yang sejahtera. Ini karena home indsutry sandal di Desa
Kebarepan merupakan mata pencaharian utama masyarakatnya yang tidak
hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antara golongan
pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu
memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dalam mempercepat ekonomi keluarga. Home indsutry sandal
mampu menyerap tenaga kerja masyarakat yang ada di Desa Kebarepan
dibandingkan dengan usaha besar yang ada disekitar Desa Kebarepan.
Menurut peneliti Home indsutry sandal yang ada di Desa
Kebarepan merupakan bagian usaha kreatif dimana home indsutry sandal ini
akan menghasilkan individu yang kreatif yang mampu bersaing dengan
pangsa pasar. Dengan terbentuknya individu yang kreatif maka individu
tersebut bisa mandiri dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan dibekali
skill atau kreatifitas yang mereka miliki sehingga akan menciptakan
kesejahteraan ekonomi bagi pelakunya.
132 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
88
Tabel-tabel di bawah ini menunjukan bahwa home indsutry sandal
memiliki peran dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Tabel 4.6
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pengangguran
No Pengangguran Porsentase
1. Terdidik 9,70%
2. Tidak Terdidik 0,30%
Jumlah 10%
Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir
pada tanggal Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
Berdasarkan tabel diatas bahwa masih banyak yang belum memiliki
pekerjaan, 9,70% dari 10% masyarakat di Desa Kebarepan merupakan
masyarakat yang terdidik.133 Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat
belum mampu menyalurkan keahliannya sehingga mendapatkan pekerjaan
yang sesuai. Home indsutry sandal di Desa Kebarepan mampu menyerap
tenaga kerja terdidik. Hal ini di buktikan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 4.7
Pekerja home indsutry sandal berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Pekerja
1. Tamat SD / Sederajat 11 orang
2. Tidak tamat SLTP / Sederajat 57 orang
133 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
89
3. Tamat SLTP / Sederajat 63 orang
4. Tidak tamat SLTA / Sederajat 3 orang
5. Tamat SLTA / Sederajat -
Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 –
29 Desember 2015
Para pekerja home indsutry berdasarkan tabel di atas bahwa
kebanyakan pekerja berlatar belakang tamat SLTP/Sederajat, dan pekerja
home indsutry sandal minimal berpendidikan SD / Sederajat. Ini
menunjukan bahwa home indsutry sandal mampu menyerap tenaga kerja
terdidik sebanyak 134 pekerja dan mengurangi tingkat pengangguran yang
ada di Desa Kebarepan.
Tabel 4.8
Upah Pekerja
No Upah Pekerja
(perbulan) Jumlah
1. Rp 750.000 3 orang
2. Rp 900.000 13 orang
3. Rp 1.050.000 56 orang
4. Rp 1.200.000 39 orang
5. Rp 1.350.000 13 orang
6. Rp 1.500.000 10 orang
Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 –
29 Desember 2015
Pekerja home indsutry sandal berpendapatan berkisar Rp750.000 per
bulan sampai Rp 1.500.000 per bulan. Berdasarkan Upah Minimum
Kabupaten (UMK) Cirebon pada tahun 2015 adalah Rp 1.592.220.134 Upah
minimum merupakan standar sejahtera dalam sisi ekonomi. Tabel di atas
menunjukan bahwa pekerja home indsutry sandal di Desa Kebarepan belum
mencapai tingkat sejahtera sesuai dengan standar UMK Cirebon. Akan
134 Sumber www.fokusjabar.com
90
tetapi menurut Hendra pemilik home indsutry sandal El-Tiga yang berskala
besar menurutnya “kami akan terus berusaha meningkatkan kualitas dan
upah yang mereka dapatkan agar sesuai dengan upah minimum yang telah
di tetapkan oleh Kabupaten Cirebon” Ujar Hendra135
Tabel 4.9
Pekerja yang mengiikuti Asuransi
No Nama Home
indsutry Jumlah
1. GE GT Collection -
2. MD Sandal -
3. Cekermen Sandal -
4. Sandal Hello Kitty -
5. Clarissa Sandal -
6. Yeni Sandal 1 orang
7. SaBa (Sandal
Barepan)
2 orang
8. The Princess Sandal 2 orang
9. Smile Sandal 2 orang
10. Sifa Cirebon 5 orang
11. El-Tiga 9 orang
Jumlah 21 orang
Pekerja home indsutry sandal ini hanya 12% dari 144 orang yang
mengikuti asuransi kesehatan atau 16 – 20 orang saja dari 134 orang pekerja
home indsutry sandal yang mengikuti asuransi kesehatan.136 Dari hasil
wawancara dengan pemilik home indsutry bahwa ada 21 pekerja yang
mengikuti asuransi BPJS Kesehatan, itu berarti bahwa home indsutry sandal
135 Wawancara dengan Hendara pemiliik home indsutry sandal El-Tiga pada
tanggal 29 Desember 2105 pukul 10.03 136 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
91
mampu memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonominya
khususnya kesehatan sehingga pekerja mampu meningkatkan taraf hidupnya
menajdi lebih baik.
Tabel 4.10
Pekerja home indsutry berdasarkan jenis kelamin dan status keluarga
No Nama Home indsutry
Pekerja Status
Laki-Laki Perempuan Menikah Belum
Menikah
1. GE GT Collection 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang
2. MD Sandal 1 orang 1 orang 2 orang
3. Cekermen Sandal 1 orang 1 orang
4. Sandal Hello Kitty 2 orang 3 orang 3 orang 2 orang
5. Clarissa Sandal 1 orang 1 orang
6. Yeni Sandal 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang
7. SaBa (Sandal
Barepan)
2 orang 3 orang 5 orang
8. The Princess Sandal 2 orang 3 orang 2 orang 3 orang
9. Smile Sandal 3 orang 2 orang 2 orang 3 orang
10. Sifa Cirebon 9 orang 11 orang 13 orang 7 orang
11. El-Tiga 18 orang 62 orang 60 orang 20 orang
Jumlah 42 orang 92 orang 93 orang 41 orang
Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26 – 29
Desember 2015
Tabel di atas menunjukan bahwa home indsutry sandal ini memang
terbukti menambah pendapatan ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf
hidupnya menjadi lebih baik serta membantu memenuhi kebutuhan
ekonominya.
92
Tabel 4.11
Usia Pekerja Home indsutry Sandal
No Usia Pekerja Jumlah
1. 15 – 20 tahun 25 orang
2. 21 – 25 tahun 19 orang
3. 26 – 30 tahun 1 orang
4. 30 – 35 tahun 2 orang
5. 36 – 40 tahun 19 orang
6. 41 – 45 tahun 11 orang
7. 45 – 50 tahun 54 orang
8. 50 – 55 tahun 3 orang
9. 55 tahun ke atas -
Sumber : Wawancara dengan pemilik home indsutry pada tanggal 26
– 29 Desember 2015
Tabel di atas menunjukan bahwa usia remaja 15 – 20 tahun yang
rentan akan tindakan kriminalitas mampu di serap oleh home indsutry
sandal untuk bekerja. Hal tersebut menunjukan bahwa home indsutry sandal
mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada dan menyerp tenaga kerja
dalam usia yang masih produktif di Desa Kebarepan.
C. Dampak Home indsutry Sandal Terhadap Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat di Desa Kebarepan
Desa Keabrepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebagian
besar masyarakatnya memiliki keahlian khusus dalam membuat beragam
sandal. Pangsa pasarnya telah merambah hingga mancanegara. Bahkan Desa
Kebarepan yang berada di jalur pantura ini produk sandalnya menjadi salah
satu ikon Cirebon. Pada masa kejayaannya home indsutry sandal di Desa
Kebarepan menjadi andalan utama sebagian besar masyarakatnya untuk
mendapatkan penghidupan yang layak. Namun sangat disayangkan potensi
93
tersebut tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (pengusaha dan pemerintah). Karena banyak pengusaha
yang tidak mementingkan kualitas yang mereka produksi sehingga masa
kejayaan sandal kebarepan sangat singkat sekitar 4 tahun saja.137
Home indsutry sandal ini berdampak pada kesejahteraan ekonomi
masyarakatnya, karena mampu memberikan penghasilan tambahan bagi
masyarakat dan peneyerapan tenaga kerja, serta mengurangi tingkat
kriminalitas masyarakatnya.138 Tidak sedikit home indsutry yang
membutuhkan tenaga pekerja meskipun pekerjanya berasal dari sanak
saudaranya sendiri tetapi itu membantu ekonomi orang lain sehingga orang
tersebut mendapatkan pekerjaan. Home indsutry sandal ini membuka
lapangan pekerjaan baru, banyak petani yang beralih profesi menjadi
pengrajin home indsutry sandal karena pekerjaannya banyak menarik minat
masyarakat apalagi saat home indsutry sandal dalam masa kejayaannya,
hampir semua masyarakat membuat kerajinan sandal. Home indsutry sandal
menuntut masyarakat agar terus berkarya, berinovasi dan kretif untuk
membantu kesejahteraan ekonominya karena home indsutry sandal
merupakan mata pencaharian utama.
Uraian-uraian di bawah ini menunjukan bahwa home indsutry sandal
memiliki dampak terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat, yaitu :
1. Memberikan pendapatan tambahan untuk masyarakat
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, home
indsutry khususnya home indsutry sandal yang ada di Desa Kebarepan
memiliki peran yang sangat penting mengingat berbagai potensi yang
dimilikinya. Potensi tersebut diantaranya yaitu menambah pendapatan
bagi keluarga. Bertambahnya jumlah keluarga tentu saja akan
menambah jumlah kebutuhan dalam memenuhi keperluan anggota
keluarga itu sendiri semakin meningkat kebutuhan keluarga ini akan
137 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB. 138 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, 3.
94
terasa ringan terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau
penghasilan keluarga untuk menutupi kebutuhan dan memenuhi
kebetuhan tersebut.139 Home Industri sandal di Desa Kebarepan yang
pada umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun menurun dan
pada akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat menjadi
mata pencaharian utama masyarakat di Desa Kebarepan. Kegiatan
ekonomi home indsutry ini biasanya tidak begitu menyita waktu,
sehingga memungkinkan pelaku usaha membagi waktunya untuk
keluarga dan pekerjaan rumah lainnya tetap ia lakukan.
Jumlah pekerja home indsutry sandal di Desa Kebarepan
sebanyak 134 pekerja dan 93 diantaranya sudah memiliki keluarga.
Dengan adanya home indsutry sandal ini para pekerja home indsutry
sandal memiliki pekerjaan sehingga menambah pendapatan keluarga
yang akan menjadikan taraf hidup mereka dalam keluarga sehingga para
pekerja yang sudah memiliki keluarga dapat memenuhi kebutuhan
ekonominya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Allah SWT berfirman dalam Surat Qs. Al-Nahl : 97
”Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan
139 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Home Industri Peluang Usaha diTengah
Krisis, 7.
95
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT
yang diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman
kepada-Nya. Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan
baik orang-orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari
amalnya. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, santai,
dan puas dengan rezeki yang halal, termasuk didalamnya mencakup
seluruh bentuk ketenangan apapun dan bagaimanapun bentuknya.140
2. Penyerapan tenaga kerja
Dari 14 subsektor home indsutry diantaranya industry kreatif yang
berkembang di Indonesia, tak bisa kita pungkiri bila home indsutry
kreatif atau kerajinan memberikan kontribusi yang paling besar. Bahkan
sekarang ini perkembangan home industry kreatif bisa mencapai kurang
lebih sekitar 54,32%, dengan angka penyerapan tenaga kerja sebanyak
4,13 juta orang atau setara dengan 4,22% dari angka penyerapan tenaga
kerja tingkat nasional.141
Home indsutry memiliki potensi yang besar dalam penyerapan
tenaga kerja. Tiap unit investasi pada sektor home indsutry atau usaha
kecil dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila
dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar maupun
menengah.142
Home indsutry sandal yang ada di Desa Kebarepan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 134 pekerja. Itu menunjukan bahwa
jika semakin berkembangnya home indsutry yang ada di Desa
Kebarepan dengan bantuan atau perhatian dari pemerintah serta para
pengrajin yang meningkatkan kualitas produknya, home indsutry sandal
ini mampu memberikan pekerjaan untuk masyarkat di Desa Kebarepan
140 Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: PT Pustaka
Panji Mas, 1998), 292. 141 www.BPS.co.id diunduh pada tanggal 06 februari 2016 pukul 15.32 WIB 142 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 59.
96
bahkan tidak memungkinkan jika home indsutry sandal ini berkembang
home indsutry sandal bisa menyerap pekerja dari luar Desa Kebarepan
dan semakin banyak lagi menyerap tenaga kerja.
Menurut Ibn Khaldun bahwa alat untuk mencapai kesejahteraan
itu adalah masyarakat, pemerintah dan keadilan.143 Menurut Ibn
Khaldun masyarakat harus meningkatkan kerjasama agar tercapai
produktivitas, dan solidaritas terbentuk jika adanya keadilan. hal ini
sesuai dengan pernyataan siatas bahwa pemerintahan Desa Kebarepan
juga memiliki andil untuk ikut membantu dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat serta memberikan bimbingan, saran
atau solusi agar masyarakat di Desa Kebarepan bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya melalui home indsutry sandal agar terciptanya
masyarakat yang sejahtera, karena home indsutry sandal merupakan
pencaharian utama di Desa Kebarepan.
3. Membuka lapangan pekerjaan baru
Home indsutry di Indonesia harus dikembangkan karena home
indsutry dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan dan
menciptakan bisnis yang positif serta membangun citra serta identitas
bangsa. Di sisi lain, home indsutry berbasis pada sumber daya yang
terbaru, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan
keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak ekonomi
dan sosial yang positif. Peluang usaha dan lapangan kerja industri kreatif
memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain. Di era saat ini,
setelah terjadinya pergantian masa dari pertanian dan mekanisasi lalu
industrialisasi, dengan adanya kemajuan perkembangan informasi dan
teknologi kita dituntut untuk lebih kreatif. Perkembangan home indsutry
di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan kontribusi cukup besar
143 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok : Gramata Publishing,
2010), 249.
97
bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga membukakan
lapangan kerja baru bagi para pengangguran di negara kita. 144
Home indsutry sandal ini membuka lapangan pekerjaan baru,
misalnya Jamali (40th) pemilik home indsutry sandal clarissa ini
sebelumnya adalah pekerja home indsutry sandal di salah satu home
indsutry sandal berskala besar, tetapi Jamali lebih memilih memulai
mendirikan home indsutry sandal sendiri karena menurutnya ternyata
lebih nyaman menjadi seorang pengrajin daripada pekerja karena
pertama pendapatan ekonominya bertambah, kedua pekerjaan bisa ia
lakukan kapan saja, ketiga menyerap tenaga kerja baru untuk bekerja di
home indsutry rumahnya.145
Hal tersebut sesuai dengan kesejahteraan ekonomi menurut
Imam as-Syatibi yaitu menggunakan istilah maslahah. Bahwa menurut
Imam as-Syatibi setiap individu harus mencapai kemaslahatannya atu
kesejahteraannya.146 Ini sesuai dengan masyarakat di Desa Kebarepan
yang kebanyakan masyarakatnya mencari pekerjaannya sendiri melalui
home indsutry sandal untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya agar
menjadi sejahtera. Serta dalam mencapainya harus memelihara lima
unsur pokok yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Agar
masyarakat termotivasi dalam memproduksi home indsutry sandal yang
memiliki maslahah bagi kesejahteraan ekonominya.
4. Mengurangi tingkat pengangguran
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk
yang sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang
melimpah, ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang
kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber daya alam maupun
sumber daya manusianya. Hal ini harusnya dapat memberikan
keuntungan besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun hal itu
144 Tulus T.H Tambun, UMKM di Indonesia, 49. 145 Wawancara dengan Jamali pada tanggal 27 Desember 2015 Pukul 11.17 146 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 256.
98
belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia sekarang tidak seperti
yang kita bayangkan. Ini Karena pemerintah Indonesia yang belum
dapat mengefesiensikan sumber daya alam dan manusianya yang
melimpah. Faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak
memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran di
negaranya sendiri. Semakin tingginya tingkat kelahiran warga indonesia
namun tidak dibarengi dengan banyaknya lapangan kerja yang tersedia,
membuat jumlah pengangguran di Indonesia menjadi semakin tinggi.147
Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dan terbatas nya
lapangan kerja yang memadai membuat masalah pengangguran di
Indonesia menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh pemerintah.
Lambatnya penanganan pemerintah dalam menyikapi masalah ini,
membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Sebenarnya
banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran di Indonesia, salah satunya adalah membuka lebih banyak
lapangan pekerjaan untuk warganya. Jika pemerintah dapat bergerak
cepat, tidak mustahil masalah pengangguran yang ada di Indonesia ini
akan teratasi.148
Banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia di karenakan
kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Pengangguran ini akan
berdampak pada kemiskinan. Pengangguran juga akan berdampak pada
individu misalnya karena tidak memiliki pekerjaan akhirnya tidak
memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dan
kehidupan sehari-hari, sehingga apabila kepala keluarga menganggur
dan tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
bisa menimbulkan pertengkaran bahkan berujung pada perceraian dan
pembunuhan. Pengangguran juga akan menambah tindakan kriminalitas,
karena untuk mendapatkan sesuatu biasanya orang yang tidk memiliki
147 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35 148 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35
99
pekerjaan akan melakukan berbagai cara termasuk menggunakan
tindakan kriminal.149
Home indsutry yang ada di Indonesia semakin bertambah
khususnya daerah-daerah pedesaan. Kondisi tersebut tentunya dinilai
cukup potensial, karena saat ini diperkirakan pertumbuhan home
indsutry sudah mencapai lebih dari empat juta orang pelaku usaha, yang
masing-masing dari mereka mampu menyerap minimal dua orang tenaga
kerja.150 Tidaklah heran bila sekarang ini banyak pihak yang
mengatakan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia berangsur-angsur
mulai berkurang seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan
oleh home indsutry kreatif di Indonesia yang semakin hari semkian
membaik.
Di Desa Kebarepan tingkat pengangguran masih tinggi yaitu
sekitar 10% diantaranya 9,70% dari 10% masyarakat di Desa Kebarepan
merupakan masyarakat yang terdidik.151 Hal tersebut menunjukan bahwa
masyarakat di Desa Kebarepan belum memiliki pekerjaan. Tetapi home
indsutry sandal di Desa Kebarepan mampu menyerap tenaga kerja
terdidik sebanyak 134 pekerja, karena dari semua pekerja home indsutry
sandal memiliki pendidikan minimal tamat SD/Sederajat dan
kebanyakannya pekerja home indsutry sandal berpendidikan tamat
SLTP/Sederajat.
5. Mengurangi tingkat kriminalitas
Semakin hari semakin banyak saja tingkat kriminalitas yang
terjadi di Negara ini, hamper setiap hari media-media baik media cetak
maupun elektronik selalu memberitakan tentanng kasus-kasus kriminal
yang terjadi. Tidak hanya yang terjadi di kota-kota besar tetapi kotta-
kota kecil pun tingkat kriminal ini setiap harinya selalu bertambah, baik
dari tindakan kriminal kecil seperti pencurian sampai tindakan kriminal
149 www.kompas.co.id di unduh pada tanggal 09 februari 2016 pukul 13.35 150 www.BPS.co.id diunduh pada tanggal 06 februari 2016 pukul 15.49 WIB 151 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB.
100
besar seperti pwmbunuhan, dimana kebanyakan pelakunya berasal dari
usia yang masih rentan kriminalitas. Meningkatnya tindakan kriminal
yang terjadi, ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan dan
ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Sehingga masyarakat bertanya-
tanya apa penyebab terjadinya kriminal ini. Semakin meningkatnya
tindakan kriminal yang menjadi faktor utamanya adalah pengangguran
yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan.152 Ketika uang sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan, sehingga
banayk orang-orang yang mengambil jalan cepat untuk mendapatkan
suatu uang, yaitu dengan cara melakukan tindakan kriminal. Hal ini
disebabkan karena belum banyaknya lapangan pekerjaan yang dapat
menampung semua masyarakat, jika pun ada lapangan pekerjaan itu
memiliki banyak persyaratan sehingga orang-oranf yang tak mempunyai
syarat seperti yang dibutuhkan dalam suatu lapangan pekerjaan
membuat orang-orang yang tak dapat masuk ke dalam suatu lapangan
pekerjaan tersebut memilih jalan lain untuk mendapatkan uang agar
bertahan hidup, yang salah satunya adalah tindakan kriminal. Ada
beberapa cara yang dapat membuat tindakan kriminal semakin
berkurang yaitu diantaranya pemerintah dan pihak swasta bekerja sama
untuk membuat dan menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang
melimpah, sehingga dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut dapat
membuat pra syarat yang dapat memudahi masyarakat kecil dapat
masuk ke dalam lapangan pekerjaan.
Dari 134 pekerja pada home indsutry sandal di Desa Kebarepan
25 pekerja home indsutry sandal merupakan remaja yang usianya rentan
akan kriminalitas yaitu usia 15-20 tahun. Dengan home indsutry ini
menurut Ridwan sebagai sekertaris Desa Kebarepan bahwa home
indsutry sandal ini mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada di
Desa Kabarepan karena pada usia remaja ini, mereka dapat menyalurkan
kreatifitasnya pada home indsutry sandal ini daripada harus menjadi
152 www.detiknews.com diunduh pada tanggal 10 februari 2016 pukul 19.49 WIB
101
pengangguran dan menjadi remaja yang melakukan tindak kriminalitas
seperti pencurian karena tidak memiliki pekerjaan.153
Menurut Umar Chapra kesejahteraan yang dimaksud adalah
kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta kehidupan yang baik dan
terhormat. Umar Chapra juga menjelaskan bahwa kesejahteraan
ekonomi masyarakat itu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan
dan keamanan.154 Home indsutry sandal mampu mengurangi tingkat
kriminalitas yang ada di Desa Kebarepan sehingga menciptakan rasa
aman pada masyarakatnya, hal ini berarti sesaui dengan kesejahteraan
menurut Umar Chapra bahwa kesejahteraan ekonomi masyarakat salah
satunya yaitu terciptanya rasa keamanan.
153 Wawancara dengan Sekertaris Desa Kebarepan Ridwan Khidir pada tanggal
Selasa 15 Desember 2015 pukul 13.43 WIB 154 Umer Chapra, Islam dan tantangan ekonomi edisi terjemah Ikhwan Abidin
Basri,(Jakarta : Gema Insani Press, 2000), 373.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Home indsutry sandal di Desa Kebarepan telah ada sejak tahun
1950-an yang memanfaatkan limbah karet ban yang di ubah menjadi sandal
jepit bernilai jual. Home indsutry sandal ini mencapai puncak kejayaannya
pada tahun 1996 samapi 1999. Sekarang home indsutry sandal ini
mengalami penurunan sejak adanya krisis ekonomi yang mengakibatkan
banyak pengrajin sandal yang gulung tikar karena tidak mampu
mempertahankan kualitasnya. Dahulu home indsutry sandal ini
pemasarannya sudah mencapai hingga negara-negara di timur tengah dan
Afrika, tetapi sekarang pemasarannya hanya berkisar di seluruh Indonesia.
Home indsutry sandal mempunyai peran penting dalam pertumbuhan
kesejahteraan ekonomi di Desa Kebarepan. Home indsutry sandal yang ada
di Desa Kebarepan sekitar 11 home indsutry sandal mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 134 pekerja yaitu 42 orang laki-lai dan 92 orang
perempuan dengan tingkat pendiidkan minimal tamat SD/Sederajat sampai
tamat SLPT/Sederajat sehingga mengurangi tingkat pengangguran terdidik
dan masih dalam usia yang produktif yaitu sekitar 15 tahun samapi 55
tahun. Pendapatan yang diterima oleh pekerja sekitar Rp750rb samapi Rp
1,5jt per bulan sehingga 21 pekerja diantaranya mengikuti asuransi
kesehatan untuk meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian dampak yang bisa diperoleh dari home
indsutry sandal terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah bahwa
home indsutry sandal mampu menambah pendapatan keluarga dan
meningkatkan taraf hidupnya, mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi
pengangguran dan membuka lapangan usaha baru serta home indsutry
sandal mampu meminimalisir dan mengurangi tingkat kriminalitas yang ada
di Desa Kebarepan.
103
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas menurut peneliti bahwa :
1. Home indsutry sandal di Desa Kebarepan memerlukan bantuan atau
perhatian dari pemerintah agar home indsutry tersebut berkembang.
Harusnya pemerintah mampu mengatasi masalah permodalan yang di
anggap sebagai dasar sulitnya home indsutry sandal itu berkembang.
2. Karena home indsutry di Desa Kebarepan memiliki peran serta dampak
terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat hendaknya sebagai
pengrajin mampu memeliki solusi yang tepat untuk meningkatkan home
indsutry tersebut sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat di Desa Kebarepan.
3. Masyarakat di Desa Kebarepan harus mengasah dan mengolah
kreatifitas yang ada sehingga bisa menciptakan usaha baru agar
hidupnya tidak tergantung pada home indsutry sandal yang semakin
menurun.