BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN...

27
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Konsep Industri Pariwisata a. Definisi Pariwisata Secara etimologi kata “Pariwisata” berasal dari bahasa Sansakerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang. Menurut KBBI, Pariwisata; Pelancong; Turism adalah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Menurut Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan juga pengusaha. Menurut WTO (World Tourism Organization), pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1997), pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang kemudian akan mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri yang meliputi pendiaman dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beragam dengan apa yang dialaminya.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Industri Pariwisata

a. Definisi Pariwisata

Secara etimologi kata “Pariwisata” berasal dari bahasa

Sansakerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan

“Wisata”. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan

wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti

perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Menurut KBBI, Pariwisata; Pelancong; Turism adalah kegiatan

yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Menurut

Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan juga

pengusaha.

Menurut WTO (World Tourism Organization), pariwisata

adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal

di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.

Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1997), pariwisata

merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar

yang kemudian akan mendapat pelayanan secara bergantian

diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri yang meliputi

pendiaman dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari

kepuasan yang beragam dengan apa yang dialaminya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

11

Menurut A. J. Burkart dan S. Malik dalam bukunya yang

berjudul Tourism, Past, Present, and Future, berbunyi “Pariwisata

berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka

waktu yang pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka

bekerja dan tinggal” (Soekadijo, 2000: 3).

Sedangkan, menurut Suwantoro (2002) pariwisata didefinisikan

sebagai bentuk suatu proses kepergian sementara dari seorang,

lebih menuju ke tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial,

budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain dan

bukan untuk melakukan kepergian yang menghasilkan uang.

Maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata itu merupakan

kegiatan bepergian seseorang dari satu tempat ketempat lain dalam

waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencari hiburan dari

kesibukan yang ada. Selain itu, pariwisata juga merupakan salah

satu kegiatan yang bersifat dinamis yang dapat melibatkan banyak

orang dalam menghidupkan berbagai bidang usaha.

Konsep dan definisi mengenai pariwisata, wisatawan serta

klasifikasinya itu perlu ditetapkaan dikarenakan sifatnya yang

dinamis. Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al

(1998:5) ada tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan

pariwisata itu bisa terjadi, yaitu sebagai berikut:

1) Wisatawan

Menurut Soekadijo (2001) wisatawan adalah orang yang

mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa

menetap di tempat yang didatanginya, atau hanya untuk

sementara waktu saja tinggal ditempat yang didatanginya.

2) Elemen Geografi

Pergerakan wisatawan dapat berlangsung pada tiga area

geografi, seperti berikut ini.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

12

(a) Daerah Asal Wisatawan (DAW) yaitu tempat dimana

seseorang melakukan aktivitas keseharian, seperti bekerja,

belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain.

(b) Daerah Transit (DT) yaitu tempat dimana wisatawan akan

melalui daerah tersebut.

(c) Daerah Tujuan Wisata (DTW) yaitu tempat yang ditujuoleh

wisatawan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas

pariwisata.

3) Industri Pariwisata

Industri pariwisata ini akan menyediakan jasa, daya tarik, dan

juga sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha

atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area

geografi tersebut. Contohnya seperti, biro perjalanan wisata.

Tempat-tempat yang dijadikan sebagai tujuan wisata disebut

objek wisata. Dalam hal ini objek wisata dibedakan menjadi tiga

macam yaitu sebagai berikut:

1) Objek wisata alam, antara lain pemandangan alam pegunungan,

cagar alam, danau, pantai, kawah gunung api, sumber air panas,

flora, dan fauna.

2) Objek wisata rekreasi, antara lain kolam luncur, kolam renang,

waduk, dan taman rekreasi.

3) Objek wisata budaya, antara lain benteng kuno, masjid kuno,

gereja kuno, museum, keraton, monumen, candi, kesenian

daerah, rumah adat, dan upacara adat.

Dari sisi kepentingan nasional, Menurut Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011: 11)

menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya

ditujukan untuk beberapa tujuan pokok, yaitu sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Pariwisata itu dianggap mampu memberikan perasaan

bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

13

oleh penduduknya keseluruh penjuru negeri. Dampak yang

diharapkan dengan banyaknya warganegara yang melakukan

kunjungan wisata diwilayah-wilayah selain tempat tinggalnya

akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap

sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi

sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

nasional.

2) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Allevation)

Dengan adanya pembangunan pariwisata ini diharapkan

dapat mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat

Indonesia untuk berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan

kesuatu daerah diharapkan mampu memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development)

Dengan kegiatan pariwisata yang bersifat menawarkan

keindahan alam, kekayaan budaya dan keramah tamahan dan

pelayanan, sedikit sekali sumberdaya yang habis digunakan

untuk menyokong kegiatan ini. artinya penggunaan sumber

daya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika

dilihat dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah

untuk dikelola dalam waktu yang relative lama.

4) Pelestarian Budaya (Culture Preservation)

Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu

berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya

suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah.

5) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Asasi Manusia

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan yang

dasar bagi kehidupan masyarakat modern. Pada beberapa

kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

14

khususnya melalui pemberian waktu libur panjang dan skema

paid holidays.

6) Peningkatan Ekonomi dan Industri

Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan

diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya

ekonomi disuatu destinasi pariwisata. Penggunaan bahan dan

produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata juga

akan memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk

berperan dalam penyediaan barang dan jasa.

7) Pengembangan Teknologi

Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat

persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi,

kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi insudtri

akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan

kemampuan penerapan teknologi terkini.

b. Jenis Pariwisata

Menurut S. Nyoman Pendit (1999) ada beberapa jenis

pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:

1) Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang

dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke

luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat

istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni

mereka.

2) Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan

dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat

sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat

baginya dalam arti jasmani dan rohani.

3) Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan

perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja

bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di

suatu tempat atau negara.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

15

4) Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk

mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat

komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan

sebagainya.

5) Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh

rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke

suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan

tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

6) Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak

dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau pantai atau laut.

7) Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak

diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang

mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke

tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah

pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi

oleh undang-undang.

8) Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan

bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang

berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri

demi kenikmatan perjalanan.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33

Tahun 2009. Secara umum menyatakan bahwa objek kegiatan

ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa,

namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi

terhadap objek wisatanya (Sapta, 2011).

1) Wisata pemandangan:

(a) Objek-objek alam (Pantai, Air Terjun, Terumbu Karang)

(b) Flora (Hutan, Tumbuhan Langka, Tumbuhan Obat-obatan)

(c) Fauna (Hewan Langka dan Endemik)

(d) Perkebunan (Teh, Kopi)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

16

2) Wisata Petualangan:

(a) Kegiatan Alam Bebas (Lintas Alam, Berselancar)

(b) Ekstrem (Mendaki Gunung, Paralayang)

(c) Berburu

3) Wisata Kebudayaan dan Sejarah:

(a) Suku Terasing (Orang Rimba, Orang Kanekes)

(b) Kerajinan Tangan (Batik, Ukiran)

(c) Peninggalan Bersejarah (Candi, Batu Tertulis, Benteng

Kolonial)

4) Wisata Penelitian:

(a) Pendataan Spesies

(b) Pendataan Kerusakan Alam

(c) Konservasi (Reboisasi, Lokalisasi Pencemaran)

5) Wisata Sosial, Konserbasi dan Pendidikan:

(a) Pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata

(b) Reboisasi lahan-lahan gundul dan pengembang biakan

hewan langka

(c) Pendidikan dan pengembangan sumber daya masyarakat di

dekat objek ekowisata

c. Macam-macam Pariwisata

Tujuan pariwisata ternyata tidak hanya untuk berlibur atau

rekreasi saja, melainkan juga dapat berhubungan dengan olah raga,

pekerjaan, dan tujuan pendidikan. Berdasarkan batasan tersebut,

secara umum sektor pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu sebagai berikut.

1) Darmawisata, yaitu berbagai jenis pariwisata yang bertujuan

untuk mencari kesenangan yang biasa berhubungan dengan:

(a) menikmati perjalanan,seperti mendaki gunung, menjelajah

rimba (cross country), dan napak tilas.

(b) rekreasi, misalnya kunjungan ke objek wisata taman-taman

wisata, pantai, gunung, dan danau.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

17

(c) wisata budaya, misalnya kunjungan ke objek candi,

keraton, upacara keagaman area upacara tradisi setempat,

dan kesenian daerah.

2) Widyawisata, yaitu jenis pariwisata yang bertujuan

memperdalam ilmu pengetahuan, baik untuk belajar misalnya

kunjungan ke museum, Taman Mini untuk mempelajari budaya

Indonesia, planetarium, ataupun untuk tujuan penelitian,

misalnya meneliti keanekaragaman terumbu karang di Taman

Bunaken.

3) Karyawisata, yaitu jenis pariwisata yang berhubungan dengan

tugas pekerjaan, misalnya pariwisata sambil menghadiri tugas

dari tempat pekerjaan (rapat, seminar), atau pariwisata sambil

berdagang (niaga).

Menurut Wahab (1997) mengemukakan bahwa bentuk

pariwisata dapat di bagi sebagai berikut :

1) Menurut jumlah orang yang berpergian, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata individu, wisatawan yang melakukan kegiatan

pariwisata ini secara mandiri (seorang diri) atau satu

keluarga yang berwisata bersama.

(b) Pariwisata rombongan, perjalanan wisata yang terdiri dari

beberapa orang yang tergabung dalam satu rombongan atau

kelompok yang biasanya diorganisir oleh satu pihak

tertentu.

2) Menurut maksud berpergian, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai, pariwisata yang

dilakukan dengan tujuan untuk rekreasi atau untuk bersantai

sejenak.

(b) Pariwisata budaya, jenis pariwisata yang dilakukan karena

adanya motivasi untuk melihat daya tarik dari seni budaya

suatu tempat atau daerah.

(c) Pariwisata kesehatan, tujuan wisatawan untuk melakukan

pariwisata ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

18

(d) Pariwisata sport, wisata yang bertujuan untuk olahraga.

(e) Pariwisata pendidikan, jenis pariwisata yang bertujuan

untuk studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu

pengetahuan.

(f) Pariwisata bisnis, yaitu jenis pariwisata yang bertujuan

untuk dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan

pekerjaan.

3) Menurut alat transportasi, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata darat, jenis pariwisata yang menggunakan

kendaraan darat seperti, (angkot, mobil pribadi, kereta api).

(b) Pariwisata tirta, jenis pariwisata yang menggunakan alat

transportasi laut atau air seperti, Kapal laut.

(c) Pariwisata dirgantara, jenis pariwisata yang menggunakan

pengangkutan udara (pesawat, heli kopter).

4) Menurut letak geografis, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata lokal, pariwisata setempat yang mempunyai

ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-

tempat tertentu saja. Misalnya: pariwisata kota Bandung,

Jakarta, dan lain-lain.

(b) Pariwisata regional, pariwisata yang berkembang disuatu

tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila

dibandingkan local tourism. Misalnya: pariwisata Sumatera

Utara, Bali, dan lain-lain.

(c) Pariwisata nasional, kegiatan pariwisata yang berkembang

dalam wilayah suatu negara.

(d) Pariwisata internasional, kegiatan pariwisata yang

berkembang disuatu wilayah internasional yang terbatas,

tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara

dalam wilayah tersebut.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

19

5) Menurut umur (umur membedakan kebutuhan dan kebiasaan),

dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata remaja, jenis pariwisata yang dikembangkan

bagi para remaja yang senang melakukan perjalanan wisata

dengan harga yang relatif murah.

(b) Pariwisata dewasa, jenis pariwisata yang diikuti oleh orang-

orang yang berusia lanjut.

6) Menurut jenis kelamin, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata pria, jenis pariwisata yang kegiatannya hanya

diikuti oleh kaum pria.

(b) Pariwisata wanita, jenis pariwisata yang kegiatannya hanya

diikutu oleh kaum wanita saja.

7) Menurut tingkat harga dan tingkat sosial, dibedakan menjadi:

(a) Pariwisata taraf lux, perjalanan wisata yang menggunakan

fasilitas standard lux.

(b) Pariwisata taraf menengah, perjalanan wisata yang

diperuntukkan bagi mereka yang menginginkan fasilitas

dengan harga yang tidak terlalu mahal, tapi tidak juga

terlalu jelek pelayanannya.

(c) Pariwisata sosial, jenis pariwisata yang penyelenggaraannya

dilakukan secara bersama dengan biaya yang

diperhitungkan semurah mungkin dengan fasilitas yang

memadai.

d. Faktor Pendukung Pariwisata

Saat ini diharapkan sektor pariwisata dapat berkembang dengan

baik dan optimal, sudah barang tentu perlu didukung oleh berbagai

faktor atau komponen yang secara langsung maupun tidak

berkaitan dengan aktivitas kepariwisataan. Misalnya, kondisi objek

wisata, fasilitas-fasilitas sosial dalam objek wisata, kemudahan

transportasi untuk pencapaian ke objek wisata, keamanan dan

ketertiban di objek wisata, dan kebijakan pemerintah yang

berhubungan dengan sektor pariwisata.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

20

Objek wisata yang baik adalah berbagai objek wisata yang

menarik dan memiliki, serta didukung oleh fasilitas-fasilitas sosial

yang dibutuhkan pada objek wisata antara lain sebagai berikut.

1) Penginapan yang memadai serta terjangkau oleh berbagai

lapisan rnasyarakat dengan latar belakang sosial ekonomi yang

berbeda.

2) Fasilitas olah raga dan sarana ibadah yang layak.

3) Fasilitas pemandu wisata, yang senantiasa siap untuk

mengantar dan memberikan penjelasan kepada para wisatawan.

4) Keamanan dan kenyamanan para wisatawan senantiasa terjaga.

5) Terdapatnya areal penjualan cenderamata (souvenir), baik

berupa barang-barang maupun makanan khas yang dapat dibeli

untuk oleh-oleh wisatawan.

6) Keramahan penduduk yang tinggal di sekitar objek wisata.

Prasarana transportasi darat terdiri atas jalur kereta api, dan

jalan raya. Berdasarkan keterhubungannya jalur jalan raya

dibedakan menjadi:

(a) Jalan negara, yaitu jalan yang menghubungkan antar

ibukota provinsi

(b) Jalan provinsi, yaitu jalan yang menghubungkan ibukota

provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota

(c) Jalan kabupaten atau kota, yaitu jalan yang menghubungka

ibukota kabupaten atau kota dengan ibukota kecamatan

(d) Jalan desa, yaitu jalan yang menghubugkan ibukota

kecamatan dengan desa-desa di sekitarnya.

Adapun sarana transportasi darat dapat berupa kendaran roda

empat, roda dua, atau kereta api. Prasarana transportasi air bisa

memanfaatkan sumber daya sungai, danau, dan laut. Sungai-sungai

yang biasa dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas antara lain

sungai-sungai basar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua, seperti

Sungai Musi, Batanghari, Indragiri, Mahakam, Kapuas, Barito, dan

Membramo. Adapun pelayaran laut terdiri atas pelayaran lokal

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

21

(antar pelabuhan dalam satu wilayah), interinsuler (antar pulau),

dan pelayaran samudra. Untuk menghubungkan daerah-daerah

terpencil dan sulit dijangkau, kita dapat memanfaatkan pelayaran

perintis. Jenis sarana transportasi perairan yang bisa kita jumpai

antara lain menggunakan kapal feery, Pelni (pelayaran nasional

Indonesia), kapal penyebrangan lokal yang dikelola oleh

masyarakat setempat.

Saran tansportasi yang paling cepat dan nyaman adalah jalur

udara, namun biaya atau ongkosnya jauh relatif mahal. Beberapa

perusahaan nasional yang melayant Jalur penerbangan antara lain

Garuda, Merpati, Mandala, Bouraq, dan Batavia Air.

2. Dampak Industri Pariwisata

a. Lingkungan

Dampak terhadap lingkungan di kawasan wisata adalah

penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan wisata.

Adapun dampak lingkungan terhadap pemukiman di kawasan

wisata sebagaimana Soemarwoto (2001) dalam jurnal Rusdin

tegaskan bahwa dampak fisik diperlihatkan oleh peningkatan

kondisi kualitas lingkungan fisik yang bersih, nyaman dan bebas

banjir melalui penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana

dasar bagi pemukiman yang memadai. Dampak pariwisata

terhadap lingkungan pemukiman di kawasan wisata adalah

penyediaan prasarana dan sarana dalam menunjang kegiatan

pemukiman di kawasan wisata. Prasarana pemukiman yang harus

dilengkapi di dalam kawasan wisata adalah kelengkapan dasar fisik

lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat

berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu seperti :

1) Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan menciptakan

bangunan yang teratur

2) Jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan

masyarakat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

22

Sedangkan sarana lingkungan permukiman sebagai fasilitas

penunjang yang dapat berfungsi untuk penyelengaraan dan

pembangunan pengembangan ekonomi, sosial dan budaya yaitu:

1) Jaringan saluran pembuangan air limbah

2) Tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan dan

jaringan

3) Saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegahan

banjir

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan yang dapat

diperoleh penduduk yang tinggal pada suatu obyek wisata, manfaat

ini dapat berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum dan tempat

pemasaran bagi produk-produk yang diusahakan oleh masyarakat

setempat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dirjen

Pariwisata (1996 : 45) bahwa bagi Indonesia tujuan utama

pengembangan pariwisata adalah untuk meningkatkan pembinaan

potensi dalam lingkup nasional yang sekaligus dapat memberikan

berbagi manfaat bagi perkembangan daerah.

Menurut Beatley (1997) mengatakan bahwa para perencana

pembangunan sering mengemukakan argumentasi bahwa untuk

meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar hutan, diman

sebagian besar adalah kawasan lindung atau kawasan dengan

tingkat keanekaragaman tinggi, para pemerhati lingkungan,

konservasionis, dan pihak-pihak pelestari lingkungan hidup

melihat bahwa pembangunan yang akan dilakukan merupakan

ancaman nyata terhadap keanekaragaman hayati yang ada didalam

atau sekitar kawasan yang akan dikembangkan.

Dampak dari industri pariwisata terhadap lingkungan, yaitu

sebagai berikut:

1) Gangguan ekosistem kawasan wisata

2) Dampak terhadap satwa dan kehidupan liar

3) Krisis sumber daya air

4) Dampak spesies eksotik

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

23

b. Sosial dan Budaya

Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan yang menyangkut

manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan dan

sebagainya. Kajian sosial terhadap kepariwisataan belum begitu

lama, hal ini disebabkan pada awalnya pariwisata itu lebih

dipandang sebagai kegiatan ekonomi dan tujuan pengembangan

kepariwisataan adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,

baik untuk pemerintah maupun masyarakat karena kepariwisataan

menyangkut manusia dan masyarakat maka kepariwisataan dalam

laju pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek

sosial (I Gusti Bagus, 2016).

Menurut Cohen (dalam jurnal M. Kharis Ja’far 2017) dampak

sosial pariwisata dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh kelompok

besar, yaitu antara lain :

1) Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara

masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas,

termasuk tingkat otonomi dan ketergantungan

2) Dampak terhadap hubungan interpersonal antar anggota

masyarakat

3) Dampak terhadap dasar- dasar organisasi kelembagaan sosial

4) Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata

5) Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat

6) Dampak terhadap pola pembagian kerja

7) Dampak terhadap statifikasi dan mobilisasi sosial

8) Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan

9) Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-

penyimpangan sosial

10) Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

24

c. Ekonomi

Dampak pariwisata dalam bidang ekonomi pariwisata adalah

suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat, dan ada pula dampak ekonomi yang secara tidak

langsung dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena

permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah,

sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat.

Cohen (2008) dalam jurnal M. Kharis Ja’far 2017 juga

mengelompokkan dampak ekonomi pariwisata, meliputi:

1) Dampak terhadap penerimaan devisa

2) Dampak terhadap pendapatan masyarakat

3) Dampak terhadap kesempatan kerja

4) Dampak terhadap harga-harga

5) Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan

6) Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol

7) Dampak terhadap pembangunan pada umumnya

8) Dampak terhadap pendapatan pemerintah.

Berdasarkan dari pemaparan di atas maka dapat di simpulkan

dampak positif dan dampak negatif dari adanya aktivitas industri

pariwisata dilihat dari bidang lingkungan, bidang sosial dan budaya

dan bidang ekonomi, yaitu sebagai berikut:

1) Dampak Positif

(a) Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang

pariwisata seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan lain-

lain.

(b) Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik

demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara

langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh

penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan

lain-lain.

(c) Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui

pertukaran mata uang asing (foreign exchange).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

25

(d) Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha,

contoh : pedagang kerajinan, penyewaan papan selancar,

pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.

(e) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan

pemerintah.

(f) Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan

restaurant. Contohnya, wisatawan yang pergi berwisata

bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan

makanan yang lebih banyak.

(g) Negara bisa mendapatkan keuntungan dari investasi luar

negeri baik di sektor pariwisata atau sektor pendukung

lainnya.

(h) Pariwisata dapat membantu untuk melestarikan budaya dan

kearifan masyarakat setempat, karena mereka menjadi

obyek wisata.

2) Dampak Negatif

(a) Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap

pariwisata.

(b) Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

(c) Meningkatkan impor barang dari luar negeri, terutama alat-

alat teknologi modern yang digunakan untuk memberikan

pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-biaya

pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.

(d) Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya

tingkat pengembalian modal awal.

(e) Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya

kesenjangan pendapatan antara beberapa kelompok

masyarakat.

(f) Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya

ekonomi.

(g) Banyaknya wisatawan yang masuk menambah besar

kerusakan lingkungan terutama dari sampah.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

26

3. Peningkatan Ekonomi

Menurut Sukirno (2000) peningkatan ekonomi berarti

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga peningkatan ekonomi

dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan

nasional.

Peningkatan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses naiknya

kapasitas produksi perekonomian dengan perwujudan dalam bentuk

naiknya pendapatan nasional (Ardi Surwiyanta, 2003).

Adanya peningkatan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi. Teori dibangun berdasarkan pengalaman

empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk

memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Secara umum teori

peningkatan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Teori Ekonomi Historis

Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya

merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang

menyatakan bahwa peningkatan ekonomi dapat dipercepat dengan

revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa

peningkatan ekonomi dilakukan secara bertahap.

Menurut Werner Sombart, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa

dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu sebagai berikut:

1) Masa perekonomian tertutup, pada masa ini semua kegiatan

manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen

sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang

atau jasa.

2) Masa kerajinan sama pertukangan, dimana pada masa ini

kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif

maupun kualitatif akibat perkembangan peradaban. Pertukaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

27

barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk

mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling

memenuhi kebutuhan.

3) Masa kapitalis, pada masa ini muncul kaum pemilik modal

(kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis

memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang

dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekadar

memenuhi kebutuhannya, tetapi sudah bertujuan untuk

mencari laba.

b. Teori Ekonomi Klasik dan Neoklasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor

yang mempengaruhi peningkatan ekonomi, yaitu: jumlah

penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan

kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.

Sedangkan, dalam teori ekonomi meoklasik melihat dari sudut

pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori

ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow peningkatan

ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan ekonomi

yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses

pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung

kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek

pembangunan yang memiliki kompetensi yang memadai untuk

melaksanakan proses pembangunan dengan membangun

infrastruktur di daerah-daerah.

b. Faktor Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya adalah kesuburan

tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan juga

kekayaan laut.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

28

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

pesat akan mendorong adanya percepatan proses pembangunan,

pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia

digantikan oleh mesin-mesin canggih yang berdampak kepada

aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas

pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya

berakibat pada percepatan laju peningkatan perekonomian.

d. Faktor Budaya

Faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong

proses pembangunan tetapi juga dapat menjadi penghambat

pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan

diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan

sebagainya. Sedangkan, budaya yang dapat menghambat proses

pembangunan yaitu sikap anarkis, egois, boros, korupsi, kolusi dan

nepotisme.

e. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal ini dibutuhkan manusia untuk mengelola SDA

dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa

barang-barang sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran

pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat

meningkatkan produkstivitas.

Peningkatan ekonomi merupakan salah satu hal yang sangat

penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Karena,

peningkatan ekonomi ini menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan

ekonomi disuatu negara, juga menjelaskan mengenai kemajuan

ekonomi, perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, serta

perubahan fundamental perekonomian suatu negara dalam jangka

waktu yang relatif panjang.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

29

Ada beberapa indikator untuk mengetahui tingkat pertumbuhan

ekonomi suatu negara, yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan Nasional

Suatu negara dapat dikatakan mengalami peningkatan ekonomi

jika pendapatan nasionalnya meningkat dari periode sebelumnya.

Peningkatan pendapatan nasional ini menandakan adanya

peningkatan output secara keseluruhan.

b. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu

negara pada periode teretentu. Jika suatu negara memiliki

pendapatan per kapita yang meningkat daripada periode

sebelumnya maka bisa dikatakan negara tersebut mengalami

peningkatan ekonomi.

c. Tenaga Kerja dan Pengangguran

Tenaga kerja adalah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun orang lain. Sedangkan, pengangguran

merupakan kebalikan dari tenaga kerja. Suatu negara dikatakan

mengalami peningkatan ekonomi apabila jumlah tenaga kerjanya

lebih tinggi dari jumlah penganggurannya.

d. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat ini bisa dilihat dari tingkat kemiskinan

yang semakin berkurang dan daya beli masyarakat yang semakin

meningkat.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

30

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian relevan atau penelitian terdahulu adalah penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan erat kaitannya dengan

masalah penelitian yang akan dilakukan.

Setelah melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian

terdahulu yang masalahnya dapat dikaitkan dengan masalah yang akan

diteliti, ditemukan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil Penelitian

Indri

Nurafyani,

Analisis

Pengelolaan

Agrowisata Kebun

Raya Kuningan

Perspektif hukum

Ekonomi Islam

dan Dampak pada

Lingkungan

Sekitarnya

Agrowisata Kebun Raya Kuningan adalah

pengembangan industri wisata alam yang

bertumpu pada pembudidayaan kekayaan

alam, seperti kawasan yang ada di Kebun

Raya Kuningan yaitu Taman Tematik

Bebatuan, Taman Kuning, Taman Awi

Sieugeug (bambu), Situ Cibuntu dan Situ

Lurah. Pengelola melaksanakan tugasnya

dengan melaksanakan kegiatan

operasionalnya adalah penyiapan bahan

perumusan kebijakan, penyususnan

pedoman, pemberian bimbingan teknis,

penyusunan rencana dan program, dan

pelaksanaan program kegiatan serta evaluasi

dan pelaporan. Sementara, untuk dampak

positif dari adanya Kebun Raya Kuningan di

lingkungan sekitarnya adalah mengelola dan

melestarikan lingkungan, membuka

lapaangan pekerjaan, menunjang

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

31

perekonomian, mengkoleksi flora-flora yang

mengalami kepunahan, memberikan sarana

pendidikan dan penelitian dalam hal

konservasi ex-situ, dan membuka peluang

usaha bagi masyarakat sekitar. Sedangkan,

dampak negatif dari adanya Kebun Raya

Kuningan

Ferry

Pleanggra,

2012

Analisis Pengaruh

Jumlah Obyek

Wisata, Jumlah

Wisatawan Dan

Pendapatan

Perkapita Terhadap

Pendapatan

Retribusi Obyek

Pariwisata 35

Kabupaten/Kota Di

Jawa Tengah

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya pengembangan pariwisata

pada dasarnya dapat membawa berbagai

manfaat bagi masyarakat di daerah bagi

masyarakat lokal, antara lain: pariwisata

memungkinkan adanya kontak antara orang-

orang dari bagian-bagian dunia yang paling

jauh, dengan berbagai bahasa, ras,

kepercayaan, paham, politik dan tingkat

perekonomian. Manfaat yang lain adalah

pariwisata menyumbang kepada neraca

pembayaran, karena wisatawan

membelanjakan uang yang diterima di negara

yang dikunjunginya maka dengan sendirinya

penerimaan dari wisatawan mancanegara itu

merupakan faktor yang penting agar neraca

pembayaran menguntungkan yaitu

pemasukan lebih besar dari pengeluaran.

Wawan

Kurniawan,

2015

Dampak Sosial

Ekonomi

Pembangunan

Pariwisata Umbul

Sidomukti

Kecamatan

Bandungan

Peluang usaha di sekitar objek pariwisata

umbul sidomukti termasuk dalam kategori

tinggi. Masyarakat sekitar memanfaatkan

situasi ini untuk berdagang, jasa tourleader

hingga menjadi karyawan objek pariwisata

umbul sidomukti. Pembangunan umbul

sidomukti berhasil menyerap banyak tenaga

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

32

Kabupaten

Semarang

kerja dan tidak hanya tenaga kerja di sektor

pariwisata saja yang terserap, kenaikan omset

penjualan yang dialami para pedagang di

sekitar umbul sidomukti juga memaksa para

pedagang untuk menambah karyawannya,

lambat laun jumlah pengangguran di sekitar

objek wisata umbul sidomukti mulai

menurun.

Rusdin, 2016 Dampak

Pengembangan

Wisata Bahari

Pantai Toronipa

Terhadap

Perekonomian

Masyarakat Di

Kelurahan

Toronipa

Kecamatan

Soropia Kabupaten

Konawe

Pengembangan obyek wisata pantai toronipa

memberikan dampak positif terhadap

aktivitas perekonomian masyarakat. Sebelum

pengembangan wisata pantai toronipa,

sebagian besar masyarakat bekerja sebagai

petani dan nelayan, namun sesudah

pengembangan obyek wisata pantai aktivitas

ekonomi masyarakat menjadi meningkat.

Masyarakat mendapat pekerjaan tambahan

sebagai pedagang makanan dan minuman

serta penyedia jasa berupa fasilitas yang di

sewakan untuk wisatawan seperti gazebo,

ruang bilas, ban pelampung, banana boat dan

penginapan.

Achadiat

Dritasto Dan

Annisa Ayu

Anggraeni

(2013)

Analisis Dampak

Ekonomi Wisata

Bahari Terhadap

Pendapatan

Masyarakat Di

Pulau Tidung

Pulau tidung merupakan salah satu pulau di

kabupaten administrasi kepulauan seribu

yang dalam perkembangannya dikelola

langsung oleh masyarakat setempat. Dengan

terkaitnya masyarakat dalam kegiatan wisata

di pulau tidung maka dapat memberikan

dampak ekonomi masyarakat yaitu berupa

pendapatan. Secara umum kegiatan wisata

yang ada di pulau tidung telah memberikan

dampak ekonomi kepada masyarakat

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

33

walaupun dampak yang dirasakan terbilang

cukup kecil. Dampak ekonomi ini terjadi

karena adanya perputaran uang antara

wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja.

Semakin banyaknya wisatawan yang dapatng

ke pulau tidung memberikan dampak berupa

pendapatan yang lebih banyak kepada unit

usaha.

Dian Dinta

Herlambang

(2015)

Dampak Pariwisata

Terhadap Kondisi

Sosial Dan

Ekonomi

Penduduk Sekitar

Lokasi Wisata Air

Terjun Kedung

Pedut Di Dusun

Kembang, Desa

Jatimulyo,

Kecamatan

Girimulyo,

Kabupaten

Kulonprogo

Perubahan penggunaan bahasa sebesar

91,53% mengatakan perubahan bahasa yaitu

campuran (bahasa jawa dan bahasa

indonesia). Perubahan pergaulan mengenai

tata krama dan sikap sopan santun di sekitar

lokasi wisarta mengalami perubahan dari

baik menjadi kurang baik dengan persentase

sebesar 20,34%.

Perubahan pendapatan yang terjadi dari 59

responden sebesar 47 responden (79,66%)

responden mengalami perubahan pendapatan

yang didapat dari sektor pariwisata.

Perubahan pendapatan responden paling

banyak pada rentang 400.000 – 880.000 yaitu

sebesar 76,60%.

Muhammad

Kharis Ja’far

Ismail (2017)

Analisis Dampak

Sosial Ekonomi

Pengembangan

Pariwisata Kota

Batu Bagi

Kawasan Sekitar

(Studi Pada

Partisipasi aktif banyak dilakukan oleh

masyarakat yang memiliki stand di sekitar

fasilitas pariwisata di kecamatan

karangploso. Masyarakat ikut membuka

berbagai usaha seperti berdagang makanan,

membuka taman bermain, ataupun

menyewakan mainan untuk anak-anak.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

34

Kecamatan

Karangploso

Kabupaten

Malang)

Sedangkan partisipasi pasif masyarakat dapat

ditemukan di sebagian besar masyarakat

yang tidak memiliki stand ataupun berjualan

di sekitar fasilitas pariwisata kecamatan

karangploso. Masyarakat tersebut umumnya

merupakan masyarakat yang tinggal jauh dari

pusat kecamatan karangploso.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

35

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Toto Nasehuddien (2008) kerangka berpikir dalam sebuah

proposal atau karya tulis ilmiah merupakan gambaran pemikiran peneliti

atas masalah yang akan atau sudah ditelitinya.

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi dalam peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar

Kecamatan Pasawahan adalah dengan adanya aktivitas industri pariwisata

yang terjadi di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Walaupun

sebenarnya fungsi dari obyek wisata Kebun Raya Kuningan dan Curug

Cibuntu yang ada di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan ini yaitu

untuk pelestarian, pendidikan, konservasi dan juga penelitian. Tetapi

berhubung Kecamatan Pasawahan ini memiliki potensi sumber daya alam

yang bagus seperti pemandangan gunung yang indah. Sehingga, banyak

para wisatawan yang mengiranya bahwa obyek wisata yang ada di

Kecamatan Pasawahan ini merupakan obyek pariwisata.

Maka dari itu, tetap saja semuanya akan berdampak kepada

perekonomian masyarakat disekita. Karena, dapat dilihat dari dampak-

dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya aktivitas industri

pariwisata terutama dalam bidang ekonomi, yaitu salah satunya dapat

membuka lapangan kerja bagi penduduk lokalnya dengan begitu akan

berpengaruh pada tingkat ketenagakerjaan yang naik sehingga akan

mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di suatu daerah tersebut.

Selain itu, dapat mendorong masyarakat lokal untuk melakukan kegiatan

berwirausaha seperti berdagang disekitar obyek wisata atau bisa saja

masyarakat sekitar yang memiliki keterampilan yang kreatif dan inovatif,

sehingga dapat membuat suatu kerajinan tangan maupun makanan yang

dapat dijadikan sebagai ciri khas dari tempat wisata tersebut. Maka, para

wisatawan yang hadir dapat menjadikan ciri khas dari tempat wisata itu

sebagai buah tangan yang bisa dibawa pulang. Dengan begitu dapat

membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan juga

pemerintah. Maka dapat disimpulkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414233183.pdf10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

36

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2017).

Jika dilihat dari rumusan masalah yang berbunyi “Bagaimana

peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Pasawahan Kabupaten

Kuningan dengan adanya aktivitas industri pariwisata?”. Selanjutnya

kerangka pemikiran berbunyi “Karena dengan adanya aktivitas industri

pariwisata akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di

Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan”. Maka hipotetsisnya

berbunyi “ Terdapat peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan

Pasawahan Kabupaten Kuningan dengan adanya aktivitas industri

pariwisata tersebut”.

Ho : Tidak terdapat peningkatan ekonomi masyarakat di

Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan dengan

adanya aktivitas industri pariwisata.

Ha : Terdapat peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan

Pasawahan Kabupaten Kuningan dengan adanya aktivitas

industri pariwisata.

Dampak Industri

Pariwisata

(X)

Peningkatan Ekonomi

Masyarakat

(Y)