BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

28
Makalah Ilmu Gizi Kebutuhan Gizi pada Bayi dan Anak Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Adela Sari 2. Elba Habiburrahma 3. Dita Rinasairi Siregar 4. Iis Tiwi 5. Putri Sri Utami 6. Windi Fibraili Tingkat : II.A Dosen : Prahardian Putri, S.Kp., M.Kes.

description

gizi pada bayi dan anak

Transcript of BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Page 1: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Makalah Ilmu Gizi

Kebutuhan Gizi pada Bayi dan Anak

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Adela Sari

2. Elba Habiburrahma

3. Dita Rinasairi Siregar

4. Iis Tiwi

5. Putri Sri Utami

6. Windi Fibraili

Tingkat : II.A

Dosen : Prahardian Putri, S.Kp., M.Kes.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBNG

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

2015-2016

Page 2: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.2. RUMUSAN MASALAH 1

1.3. TUJUAN MASALAH 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN GIZ 2

2.2. KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI 2

2.3. KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK 7

2.4. PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL 12

2.5. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI BAYI DAN BALITA 14

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

Page 3: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal itu

tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya adalah karena

faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam masyarakat, dan hal lain

yang mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta proses metabolisme dalam tubuh

maupun proses pembuangannya.

Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai kebutuhan dan peran

gizi dan keperluan gizi bagi tubuh manusia, khususnya bagi bayi dan hingga

balita. Suatu fenomena pada jaman sekarang ini, adalah ketidakmampuan atau

ketidaktahuan, bahkan ketidakpedulian terhadap pemenuhan kebutuhan yang

memang harus dipenuhi dalam fase pertumbuhan bayi dan balita.

Sehingga beberapa kasus, penyakit yang diderita pada usia dewasa dapat

terjadi pada usia bayi dan balita. Kesalahan pemikiran dan penanganan dapat

berpengaruh. Misalnya saja pada bayi berusia 1-2 tahun yang tidak lagi

memperoleh ASI, dan telah diberikan asupan makanan. Pada masa kanak-kanak,

tidak menutup kemungkinan anak itu akan lebih beresiko mengidap penyakit

maag, daripada seorang anak yang memperoleh asupan makanan pada usia yang

tepat.

1.2. RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut:1. Apa pengertian gizi?

2. Bagaimana kebutuhan gizi pada bayi?

3. Bagaimana kebutuhan gizi pada balita?

1.3. TUJUANAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memahami:1. Pengertian gizi,

Page 4: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

2. Kebutuhan gizi pada bayi,

3. dan Kebutuhan gizi pada balita.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Gizi

Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu “Ghidza”. Sedangkan Didalam bahasa

inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi

atau sering diartikan ilmu gizi. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang

dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan

untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan funsi normal dari organ-organ, serta

menghasilkan energi.

Sedangkan ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmuyang mempelajari

zat-zat pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak

dikonsumsi, dicerna, diserap sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya terhdapt

pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta faktor yang

mempengaruhinya.

2.2. Kebutuhan Gizi pada Bayi

1. Prinsip Gizi pada Bayi

Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan dewasa. Bayi

memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang

berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-

5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam

susu matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor,

kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan pada perkembangan si bayi.

Sedangkan untuk vitamin bervariasi sesuai dengan diet ibu. Setelah umur 6 bulan, setiap

bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke

makanan keluarga. pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap

baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak.

Pada keadaan biasa, MP-ASI dibuat dari makanan pokok yang disiapkan secara

khusus untuk bayi, dan diberikan 2-3 kali sehari sebelum anak berusia 12 bulan.

Page 5: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Kemudian pemberian ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan. MP-

ASI harus bergizi tinggi dan mempunyai bentuk yang sesuai dengan umur bayi dan anak

baduta. Sementara itu ASI harus tetap diberikan secara teratur dan sering.

Dalam keadaan darurat, bayi dan balita seharusnya mendapat MP-ASI untuk

mencegah kekurangan gizi. Untuk memperoleh MP-ASI yang baik dibuat secara lokal,

perlu diberi tambahan vitamin dan mineral pada makanan waktu akan dihidangkan.

Variasi bahan makanan yang cukup untuk kebutuhan bayi, variasi bahan makanan yang

diberikan sejak bayi akan diingat sampai dewasa, mengatasi bayi susah makan karena

variasi makanan tidak akan menyebabkan bayi bosan.

Kebutuhan akan kalori yang diperlukan oleh bayi adalah 45% dari susu matur.

Mayoritas proteinnya yaitu lemak yang mudah dicerna. Lemak yang diperlukan kira-kira

58% dari kalori total dalam susu matur. Kadar kolestrol diyakini membantu bayi

mengembangkan sistem enzim yang dapat mengontrol kadar kolestrol setelah dewasa.

Karbohidrat berasal dari ASI yang mengandung amilase yang dapat meningkatkan

pencernaan zat pati pada masa bayi awal ketika amilase pangkreas rendah. Mineral utama

dalam ASI yaitu kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium. Vitamin yang ada didalam

tubuh bayi menyesuaikan dengan diet yang dilakukan oleh ibu.

2. Macam-macam Makanan Bayi

Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya

demi pertumbuhan dan perkembangan diperlukan makanan pendamping air susu ibu

(MP-ASI). Makanan Pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan

segar, seperti: tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur-mayur, dan

buah-buahan. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah:

a. Makanan Saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak

kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh:

bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/ dikerok, pepaya saring, tomat

saring, nasi tim saring, dan lain-lain.

b. Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan

tampak berair, contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dan

lain-lain.

c. Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan

biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus,

biskuit, dan lain-lain.

Page 6: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

3. Cara Pengelolaan Makanan Bayi

Pengolahan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya. Ini

dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan kemampuan sistem pencernaanya

berbeda-beda. Berikut pengelolaan bahan makanan berdasarkan umur:

a. Pemberian Makanan Bayi Umur 6-9 Bulan

1) Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI diteruskan.

2) Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi

mulai diperkenalkan dengan MP-ASI 2 kali sehari.

3) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi

sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/ margarin.

Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberikan rasa

enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.

b. Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 bulan

1) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga

secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara

berangsur, mendekati makanan keluarga.

2) Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang

bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah. Usahakan agar makanan

selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

3) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.

Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran

secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini akan

berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.

c. Pemberian Makanan Anak Umur 12-24 bulan

1) Pemberian ASI diteruskan

2) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari

dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain itu

tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

3) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan

makanan, misalnya nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang ijo, telur,

Page 7: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

atau ikan. Bayam dapat diganti dengan daun kangkung, wortel, tomat. Bubur

susu dapat diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit.

4) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurang

frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan pada Bayi

Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan dapat dikelompok menjadi 3

bagian yaitu:

a. Faktor Heredokonstitunionil

Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa

embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifesta hasil perbedaan

antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai

peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulny kelainan familial,

kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dari dwarfism adalah akibat transmisi gen

yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena

konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan

genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang

diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disanksikan lagi mempunyai

peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak

dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa

hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan

lingkungan. Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan

temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan

hereditas:

1) Jenis kelamin

2) Ras atau Bangsa

3) Keluarga

4) Umur

b. Faktor Lingkungan Faktor Prenatal

1) Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain).

2) Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,

oligohidramnion).

3) Toksin kimia (propiltiourasil, aminoprotein, obat kontrasepsi dan lain-

lain)

Page 8: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

4) Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering

menunjukkan kelainan berupa makrosinoma, kardiomegali, dan

hiperplasia adrenal.

5) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain)

6) Infeksi (trimester I) : rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II

dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain.

7) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kern ikterus)

8) Anoksia embrio(gangguan fungsi plasenta)

c. Fakor Pascanatal

1) Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif)

2) Penyakit kronis dan kelainan kongenital

3) Keadaan sosial-ekonomi

4) Musim

5) Dan faktor lainnya yang ikut berpengaruh.

5. Pengaruh Status Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat hubungannya

dengan kesehatan dan kecerdasaan. Apabila seorang anak terkena defisiensi gizi

maka kemungkinan besar sekali anak akan mudah terkena infeksi. Gizi ini sangat

berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan misalnya melalui

diare dan muntah-muntah, serta metabolisme makanan pada anak. Selain itu juga

dapat diketahui bahwa infeksi menggambarkan reaksi imunologis ang normal

dengan menghabiskan sumber-sumber energi tubuh.

Penyakit kwashiorkor dan marasmus sering ditemukan dalam taraf yang

berbeda-beda. Penyakit ini menyebabkan penderita kehilangan bahan makanan,

penghancuran jaringan tubuh semakin meningkat, karena dipakai untuk

pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan

tubuh. Ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak

selanjutnya. Selain itu yang lebih parahnya lagi, kuman-kuman yang tidak

berbahaya pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan kematian bagi

Page 9: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

anak dengan gizi buruk. Gejala merupakan gejala penyakit yang penting dan dapat

disebabkan oleh banyak faktor, seperti lapar, kebanyakan makan, salah makan dan

lain-lain. Gejala penyakit ini dapat berbahaya dan menyebabkan kematian pada

penderita dengan gizi buruk.

2.3. Kebutuhan Gizi pada Balita

1. Prinsip Gizi pada Balita

Secara harfiah, balita atau anak dibawah lima tahun adalah anak usia

kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk

dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia

dibawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan

yang membedakannya. Anak usia 1-5 tahun dikatakan anak yang sudah lepas

menyusu samapai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan

perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus

disesuaikan dengan keadaannya.

Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih

dari 1-3 tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari 3-5 tahun

yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif,

sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif, yaitu mereka

sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Anak dibawah 5 tahun

merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun

kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi.

Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda

dapat berpengaruh pertumbuhan semasa balita. Bila gizi buruk maka

perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya

di usia sekolah dan prasekolah.

2. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi

ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.

Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga

Page 10: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan

menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat(KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibanding dengan orang

dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhan masih sangat besar.

Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika

dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,

kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktasi seiring dengan

bertambahnya usia.

Untuk pertumbuhan dan perkembangan, balita memerlukan enam zat

utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi

tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Agar balita

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, makan makanan yang dimakannya

tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja. Makanan yang dikonsumsi

balita seharusnya:

1) Beragam jenisnya.

2) Jumlah atau porsinya cukup(tidak kurang atau tidak berlebihan).

3) Higienis dan aman(bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak

mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan).

4) Makan dilakukan secara teratur.

5) Makan dilakukan dengan cara yang baik.

Keenam zat gizi utama yang digunakan oleh anak untuk:

1) Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan

berbagai kegiatan, seperti belajar, berolahraga, bermain, dan beraktivtas

lain(disebut zat tenaga). Zat makanan yang merupakan sumber tenaga

Page 11: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung

karbohidrat adalah: beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas,

gandum, dan sagu. Makanan yang banyak mengandung lemak adalah

lemak hewan(gajih), mentega, minyak goreng, kelapa, dan keju.

2) Membangun jaringan tubuh dan menggantikan jaringan tubuh

aus/rusak(zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat pembangun

adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein yaitu tahu,

tempe oncom, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang.

3) Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam tubuh(zat pengatur). Zat

makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin, mineral, dan air.

Makanan yang mengandung vitamin, mineral, dan air adalah sayur-

sayuran dan buah-buahan.

Kebutuhan tubuh balita akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga

fungsi tersebut tidak bisa dipenuhi hanya dari satu macam makanan saja karena

tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan gizi yang

mempunyai kandungan gizi legnkap. Jika makanan anak beragam, maka zat gizi

yang tidak terkandung atau kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh

zat gizi yang berasal dari makanan jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak

beraneka ragam, maka kita harus selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak

harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Ketiga zat ini

dapat dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Balita

Beberapa ahli mengemukakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang anak, yatu faktor genetik dan lingkungan (prenatal dan

postnatal). Faktor prenatal atau faktor sebelum lahir terdiri dari gizi ibu pada

waktu hamil, mekanis, toksin,/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, imunitas, dan

anoksia embrio. Faktor postnatal atau faktor setelah lahir terdiri dari:

a) Lingkungan biologis yaitu ras, jenis kelamin, umur, gizi, kesehatan, fungsi

metabolisme, dan hormon.

Page 12: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

b) Lingkungan fisik yaitu cuaca, sanitasai, keadaan, rumah, radiasi.

c) Psikososial yaitu stimulasi, motivasi, stress, kualitas interaksi anak dan

orangtua.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat yaitu pendapatan keluarag, pendidikan,

jumlah saudara, norma, agama, dan urbanisasi.

Menurut UNICEF(1999), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak terdiri dari sebab langsung, sebab tidak langsung, dan penyebab dasar. Sebab

langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan. Sebab tidak

langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan

pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan, dengan penyebab dasar struktur

ekonomi.

Ada 10 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu:

1) Genetik

2) Saraf

3) Hormon

4) Gizi

5) Kecenderungan sekuler

6) Status sosial ekonmi

7) Cuaca dan iklim

8) Tingkat aktivitas

9) Penyakit

10) Cacat lahir

4. Pengaruh Status Gizi pada Balita

Status gizi pada masa balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

orangtua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan

yang irreversibel(tidak dapat dipulihkan). Ukuran tubuh yang pendek merupakan

salah satu indikator kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita.

Kekurangan gizi yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak. Fase

perkembangan otak pesat pada usia 30 minggu-18 bulan. Status gizi balita dapat

diketahui dengan cara mencocokan umur anak dengan berat badan, tinggi badan,

Page 13: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

dan lingkar kepala. Lingkar kepala digunakan untuk memberikan gambaran

tentang perkembangan otak. Kurang gizi ini akan berpengaruh pada kesempatan

fisik dan mental anak.

5. Menu Seimbang untuk Balita dan Pengolaan Gizi Balita

Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.

Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar

berjalan dan berbicara dengan lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang

berbeda dari orang dewasa. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dan lebih

sedikit serat. Menu seimbang untuk balita yaitu:

a) Gula & Garam

Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang

dewasa sehari atau kurang dari 1 gram.

b) Porsi Makan

Porsi makan anak balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka

membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah

lebih kecl namun sering.

c) Kebutuhan Energi dan Nutrisi

Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta

vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi balita setiap hari.

d) Susu Pertumbuhan

Sedikitnya balita butuh 350ml atau 12 oz per hari. Susu pertumbuhan

merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi

anak usai 12 bulan keatas.

Dan yang paling pokok dan wajib dari semuanya adalah karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Hal ini untuk keseimbangan gizi dari

balita dan berdampak untuk tumbuh kembang balita tersebut.

Adapun makanan yang harus diberi perhatian lebih untuk dhindari dari

makanan yang akan dikonsumsi anak, diantaranya:

1. Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan yang

berpengawet. Gunakan bahan makanan yang segar untuk menu makan

keluarga terutama untuk balita.

Page 14: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

2. Penggunaan garam bila memang diperlukan sebaiknya digunakan garam

dalam jumlah sedkit. Dan pilihlah garam yang beryodium baik untuk

kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan juga

kandungan garamnya.

3. Aneka jajanan dipinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan

kandungan gizinya. Ibu bisa membuat jajanan sendiri balita.

4. Konsumsi telur dan kerang seringkali menimbulkan alergi bahkan

keracuna bila ibu tidak jeli memilih yang segar dan atau salah

mengelolahnya. Biasakan mengelolah telur sampai matang untuk

menghindari bakteri yang dapat menggangu pencernaan

5. Konsumsi kacang-kacangan juga dapat menjadi pecetus alergi. Sehingga

sebaiknya jangan memberikan kacang bila balita belum terampil

mengunyah karena dapat terdesak.

2.4. PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL

1.      Bayi (0-12 Bln)

a. Penentuan BBI (Berat badan Ideal)

Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :

BBI = (USIA : 2) + 3 S/D 4 kg

Bila diketahui Berat Badan Lahir :

Usia 6 bulan : 2 X BBL

Usia 12 bulan: 3 X BBL

b. Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari

1) Energi = 100-120 kalori/ kg BBI

2) Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 – 3 gr/kg BBI

3) Lemak = 10- 20 % X Energi

4) KH = 60- 70 % X Energi

2. Balita

a. Penentuan BBI (Berat badan Ideal)

Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg

b. Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari

Page 15: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Energi:

1) 1000 + (100 X usia dalam tahun)

2) Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI

3) Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI

Protein = 10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBI

Lemak = 10- 20 % X Energi

KH = 60- 70 % X Energi

Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut : anak balita usia 14 bulan,

sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan

menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan.

Karena n adalah usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan

1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:

(Usia anak dalam tahun*28)+

(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4

Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah 10,4 kg.

Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus

sebagai berikut:

1) Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus : 

BBL(gr) +(usia x 600 gram)

2) Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus 

BBL (gr) + (usia x 500 gram )

(usia/2) +3

Dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan

Page 16: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

2.5. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BAYI DAN

BALITA

Usia Berat badan

(kg)

Tinggi badan (cm) Protein (gr)

0-6   bulan

7-12 bulan

1-3   tahun

4-5   tahun

6

8,5

12

18

60

71

90

110

10

18

25

39

Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan RI,1968).

Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan

tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk semua umur.

Gol

Umur

Ca

(g)

Fe

(g)

Vit.A

sebagai

Karotin

(mg)

Tiamin

(mg)

Riboflavin

(mg)

Niasin

(mg)

Vit.C

(mg)

Vit

D

(mg

)

Bayi

6-12bln

0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40

0)

Balita

1-3 thn

4-5 thn

0,5

0,5

0,5

8

10

10

1500

1800

2400

0,5

0,6

0,8

0,7

0,9

1,0

8

9

13

30

40

50

Kebutuhan energi rata-rata dari bayi.

Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.

Page 17: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)

FAO (1971)            Nelson (1969)

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Rata-rata selama masa bayi 112                        110(100-

120)

Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun.

Umur Anak Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)

FAO (1971)            Nelson (1969)

1 112                           110

1-3 101                           100

4-5 91                              90

Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan karena hal

ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5 tahun

pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat

menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya. Hal inilah

yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar gizi balitanya

terpenuhi semaksimal mungkin.

Table 3. Keb. Energy Rata-RataTable 4. Keb. Energy Balita

Page 18: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Pemenuhan kebutuhan akan gizi harus terpenuhi karena gizi ini

dapat menunjang tumbuh kembang organ tubuh manusia. Maka dari itu sangat di

perhatikan untuk pemenuhan gizi. Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang

diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Pemenuhan gizi

berbeda-beda sesuai faktor usia, tumbuh kembang, fisik ataupun yang lainnya.

Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar gizi

balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: BAB I Gizi Pada Bayi Dan Anak (Recovered)

Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2001. Ilmu Gizi untuk Keperawatan

& Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Maha Medika.