Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

36
PEMBERIAN ASUPAN GIZI PADA BAYI Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi Tugas mata kuliah Gizi Dalam Kebidanan Disusun Oleh: Inna Fortuna Venturini (120098 / IIC) Putri Handyani (120099 / IIC) Ananda Wiedya Agustin (120100 / IIC) Galih Puspita Sari (120101 / IIC) Laila Nur Fauziah (120102 / IIC) Retno Ambarwati (120103 / IIC) Niken Rokhini Rahayu (120104 / IIC) Solikhah Nur Azizah (120105 / IIC) Asti Reswari Dewi (120106 / IIC) Beni Setya Anjani (120107 / IIC) Anggita Dwi Lestari (120108 / IIC) Akademi Kebidanan Yogyakarta

Transcript of Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

Page 1: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

PEMBERIAN ASUPAN GIZI PADA BAYI

Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi

Tugas mata kuliah Gizi Dalam Kebidanan

Disusun Oleh:

Inna Fortuna Venturini (120098 / IIC)

Putri Handyani (120099 / IIC)

Ananda Wiedya Agustin (120100 / IIC)

Galih Puspita Sari (120101 / IIC)

Laila Nur Fauziah (120102 / IIC)

Retno Ambarwati (120103 / IIC)

Niken Rokhini Rahayu (120104 / IIC)

Solikhah Nur Azizah (120105 / IIC)

Asti Reswari Dewi (120106 / IIC)

Beni Setya Anjani (120107 / IIC)

Anggita Dwi Lestari (120108 / IIC)

Akademi Kebidanan Yogyakarta

Yogyakarta

2013

Page 2: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucap alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat

Allah SWT berkat rahmat dan karuniaNya kepada kami sebagai penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberian Asupan Gizi pada Bayi” yang

disusun guna memenuhi syarat tugas mata kuliah Gizi Dalam Kebidanan di

Akademi Kebidanan Yogyakarta.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,

petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini

membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga

kami dapat memperbaiki bentuk maupin isi makalah ini, sehingga kedepannya

dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis sangat menyadari

bahwa banyak kekurangan kerena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.

Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 17 Maret 2013

Tim Penyusun

ii

Page 3: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Prinsip Gizi Bagi Bayi..................................................................................6

1. Energi....................................................................................................6

2. Protein...................................................................................................6

3. Lemak....................................................................................................7

4. Karbohirat.............................................................................................8

5. Vitamin..................................................................................................8

6. Mineral..................................................................................................8

7. Air.........................................................................................................9

B. Macam-Macam Makanan Bagi Bayi............................................................9

1. Air Susu Ibu (ASI eksklusif).................................................................9

2. Makanan Pendamping ASI.................................................................10

a. Makanan Lumat...........................................................................11

iii

Page 4: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

b. Makanan Lunak............................................................................12

c. Makanan Padat.............................................................................12

C. Pengelolaan Makanan Bayi.........................................................................12

1. Pemberiaan Makanan Bayi Umur 6-9 bulan.......................................12

2. Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan......................................12

3. Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan.....................................13

D. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Bayi.........................................13

E. Kesehatan, Status Gizi, dan Praktik Pemberian Makanan..........................16

1. Energi dan Zat Gizi Makro.................................................................17

2. Vitamin................................................................................................18

3. Mengontrol kekurangan zat besi.........................................................19

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

A. Kesimpulan.................................................................................................21

B. Kritik dan Saran..........................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................v

iv

Page 5: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan orang untuk fungsi

normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan, dan kesehatan. Pada

bayi membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Bayi

membutuhkan gizi lebih banyak dari orang dewasa, karena pertumbuhan bayi

lebih cepat daripada orang dewasa. Menurut data UNICEF, kekurangan gizi

pada bayi menempati urutan keempat. Upaya untuk memperbaiki kekurangan

gizi pada bayi dapat dilakukan melalui menyusui, terapi, program pemberian

makanan, pemeriksaan, dan penyuluhan tentang gizi.

Prinsip gizi yang harus diberikan kepada bayi seperti energi, protein,

lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral agar pertumbuhan bayi optimal.

Selain prinsip gizi, terdapat juga macam-macam makanan dan

pengelolaannya. Makanan yang baik untuk bayi agar pertumbuhannya

optimal, bayi harus diberikan makanan seperti sayuran, buah-buahan, dan

daging agar kebutuhan gizinya tercukupi. Dalam pengelolaannya juga harus

hati-hati, agar kandungan gizi yang terdapat pada makanan tersebut tidak

hilang. Pemilihan bahan makanan, peralatan memasak, tempat,

pengolahannya, dan tempat penyimpanannya juga sangat berpengaruh.

Di awal kehidupannya, lambung dan usus bayi belum sepenuhnya

matang. Ia bisa mencerna laktosa (gula dalam susu) namun belum mampu

menghasilkan amilase dalam jumlah yang cukup. Ini berarti, bayi tidak dapat

mencerna tepung sampai paling tidak usia tiga bulan (Arisman 2002).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemberian makanan.

Dan pentingnya pengaruh status gizi pertumbuhan dan pekembangan bayi.

Status gizi pertumbuhan dan perkembangan ditinjau dari pola makan dan gizi

yang terdapat pada makanan tersebut.

5

Page 6: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

6

Page 7: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Gizi Bagi Bayi

Prinsip gizi atau kebutuhan gizi bayi berbeda dengan orang dewasa.

Kebutuhan gizi bayi cenderung lebih besar dikarenakan proses pertumbuhan

bayi lebih cepat daripada orang dewasa. Tujuan pemberian makanan bayi

adalah untuk tumbuh kembang, untuk memenuhi kebutuhan psikologis,

keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan makan yang baik.

Untuk itu, ada beberapa prinsip gizi bagi bayi agar bayi dapat tumbuh dengan

optimal. Berikut prinsip gizi atau kebutuhan gizi yang harus diberikan kepada

bayi :

1. Energi

Kebutuhan energi dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak, protein

yang terkandung di dalam makanan. Kebutuhan energi akan terus

meningkat sejalan dengan kenaikan berat badan si bayi. Proses

pertumbuhan bayi yang sangat cepat membutuhkan energi yang besar.

Kebutuhan energi 2 bulan pertama adalah 120 kkal/kg BB. Selama 6 bulan

pertama membutuhkan 115-120 kkal/kg BB. Sedangkan bayi usia 6-12

bulan rata-rata membutuhkan energi 105-110 kkal/kg BB. Kebutuhan

energi bayi ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan, meningkatkan berat badan, mengatur suhu tubuh,

metabolisme makanan, melakukan aktivitas fisik ketika tidur dan bangun,

serta untuk proses penyembuhan dari sakit.

2. Protein

Protein berperang penting untuk tumbuh kembang bayi sejak dari

kandungan sang ibu. Asupan protein pada bayi sejak lahir sampai usia 6

7

Page 8: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

bulan adalah 2,2 gram/kg BB, sedangkan bayi usia 6-12 bulan adalah 1,6

gram/kg BB. Kurangnya asupan protein pada bayi dapat menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan jaringan dan organ, selain itu juga dapat

menghambat pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Bukan hanya kekurangan protein saja yang tidak baik untuk bayi,

kelebihan protein juga dapat menyebabkan kelebihan asam amino yang

harus dimetabolisme dan di eliminasi sehingga akan memperberat kerja

ginjal dan hati. Menurut Nurachman (2001) kegunaan protein bagi tubuh

bayi adalah :

a. Menjaga proses fisiologis tubuh karena protein merupakan bahan baku

pembentukan hormon, protein plasma, antibodi, dan kromosom.

b. Berperan dalam perkembangan tubuh.

c. Berperan dalam metabolisme tubuh sebagai enzim, mempercepat, dan

terlibat aktif dalam reaksi biologis dan kimiawi dalam tubuh.

d. Memelihara keseimbangan cairan dan asam basa. Molekul protein

merupakan sistem penyangga yang efektif dalam mengontrol

keseimbangan asam basa.

e. Sebagai sumber energi.

f. Sebagai detoksifikasi.

3. Lemak

Lemak sangat penting bagi bayi untuk metabolisme pada sistem

reproduksi (gonad) dan perkembangan otak. Lemak dibutuhkan bayi untuk

memberikan energi pada proses metabolisme di hati, otak, dan jantung.

ASI menyiapkan 55% energi yang bersal dari lemak. Kebutuhan lemak

pada bayi semuanya berasal dari ASI, ataupun susu formula, serta

makanan pendamping ASI. ASI lebih banyak mengandung lemak tak

jenuh yang proses penyerapannya di dalam alat pencernaan bayi akan

lebih cepat dibandingkan asam lemak jenuh yang berasal dari susu sapi.

ASI juga mengandung omega 3 yang dibutuhkan untuk perkembangan

otak. Maka untuk memenuhi asupan lemak yang cukup, bayi usia 0-6

8

Page 9: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

bulan sebaiknya hanya di beri ASI saja, kemudian selanjutnya baru diberi

makanan pendamping. Kebutuhan lemak bagi bayi akan berubah dan

menurun ketika si bayi sudah bertumbuh besar dan sudah dapat menerima

makanan padat.

4. Karbohirat

Karbohidrat sebagai sumber energi dibutuhkan dalam jumlah yang

besar untuk proses pertumbuhan bayi. Sumber karbohidrat utama bagi bayi

adalah Laktosa yang terdapat di dalam ASI. Laktosa dalam ASI

mengandung 7%. Kadar laktosa yang tinggi akan menumbuhkan

lactobacillus dalam usus bayi sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi.

selain itu, kadar laktosa yang tinggi juga dapat memperbaiki penahanan

beberapa mineral penting untuk pertumbuhan bayi seperti kalium, fosfor,

dan magnesium. Bayi yang sudah menerima makanan padat akan

memperoleh karbohidrat dari makanan jenis buah-buahan (glukosa), madu

(fruktosa), serta gula pasir (sukrosa).

5. Vitamin

Vitamin adalah suatu zat organik yang tidak dapat dibuat oleh

tubuh, tetapi diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan

tubuh, dan pemeliharaan kesehatan kecuali vitamin D, semua vitamin yang

dibutuhkan bayi dapat diperoleh dari ASI. Kebutuhan vitamin D dapat

terpenuhi dengan cara penyinaran sinar matahari cukup dengan 10-15

menit penyinaran dari sinar matahari sudah mecukupi kebutuhan vitamin

D bagi bayi sebesar 5 micogram (200IU) per hari. Setelah bayi mulai

memakan makanan padat, vitamin akan diperoleh dari makanan yang ia

makan tersebut.

6. Mineral

9

Page 10: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

Manfaat mineral secara umum adalah untuk membangun jaringan

tulang dan gigi, mengatur tekanan osmose dalam tubuh, memberikan

elektrolit untuk keperluan otot-otot dan syaraf, dan membuat berbagai

enzim. Kebutuhan mineral bagi bayi dapat dipenuhi dari ASI. Setelah bayi

sudah mmulai makan makanan padat, mineral dapat diperoleh dari

makanan tersebut.

7. Air

Kebutuhan air bagi bayi sangatlah penting, karena resiko

kehilangan air melalui kulit dan ginjal lebih besar dari pada orang dewasa.

Kebutuhan air pada bayi usia 3 bulan sebanyak 150 ml/kg BB. Angka

tersebut dapat dipenuhi dari mengonsumsi ASI. Kekurangan air dapat

mengakibatkan diare, demam, dan mutah-muntah pada bayi tersebut.

B. Macam-Macam Makanan Bagi Bayi

Bayi memerlukan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang dengan

baik. Perkembangan otaknya akan optimal bila terpenuhi kebutuhan

nutrisinya baik dari segi mutu ataupun jumlah.

1. Air Susu Ibu (ASI eksklusif)

Kolostrum merupakan ASI yang pertama kali keluar berwarna

kekuningan dan kental. Walau jumlah sedikit namun kolostrom kaya akan

gizi dan sangat baik untuk bayi. Kolostrom mengandung karotin dan

vitamin A yang sangat tinggi, protein, immunoglobin A, vitamin A,

natrium, seng, dan laktoferrin, namun kurang dalam hal lemak dan

laktosa.

Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain selain ASI, karena

pada saat itu saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI

yang mampu dicerna dan diserap usus. ASI eksklusif adalah bayi hanya

10

Page 11: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk

madu, air, teh, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,

bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim sampai dengan usia 6 bulan.

Departemen Kesehatan RI , menerangkan bahwa manfaat ASI

adalah dapat diberikan setiap saat, mengandung zat kekebalan terhadap

penyakit, dan mempererat hubungan kasih saying antara ibu dan bayi.

Selain itu ASI juga benar-benar bergizi sehingga tidak memerlukan

tambahan. Komposoisinya juga unik bagi bayi dan bervariasi sesuai

dengan pertumbuhan. ASI mudah dicerna dan langsung terserap,

kekurangan gizi, alergi, kolik, kontipasi (sembelit), dan obesitas, tampak

lebih kecil kemungkinannya terjadi pada bayi yang mengkonsumsi ASI.

Pemberian makanan lain selain ASI terlalu dini dapat mengganggu

pemberian ASI eksklusif serta mengganggu kesehatan bayi misalnya,

meningkatkan infeksi pada bayi yang sangat berpengaruh terhadap status

gizi pada bayi. Karena setelah menginjak usia 6 bulan ke atas, ASI sebagai

sumber nutrisi sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus

berkembang, sehingga anak perlu diberi makanan pendamping ASI.

2. Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi

bayi. Makanan ini harus jadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan

bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI berguna

untuk mencukupi kebutuhan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI,

karena setelah usia bayi diatas 6 bulan, kebutuhan akan gizi dalam ASI

tidak mencukupi untuk tumbuh kembangnya. Makanan pendamping ASI

dilaksanakan secara bertahap, beri makanan bayi sedikit demi sedikit dari

bentuk yang encer berangsur kebentuk yang lebih kental.

11

Page 12: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

Urutan pemberian makanan pelengkap yaitu buah-buahan, tepung-

tepungan, sayur, daging. Perhatikan kebersihan perorangan dan

lingkungan.

Antara usia 6-24 bulan,anak tumbuh dengan cepat sehingga

kebutuhan akan energi, vitamin, dan mineralnya meningkat. Saat ini yang

dipakai adalah konsep makanan sehat seimbang, seperti yang dituangkan

dalam piramida makanan berikut.

Posisi terbesar makanan adalah yang tertera di paling bawah

piramida makanan, yaitu beras dan sereal, sedangkan makanan yang

kebutuhannya sangat sedikit adalah yang ada di puncak piramida yaitu

lemak dan gula.

Makanan pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan

makanan segar seperti: tempe, kacang – kacangan, telur ayam, hati ayam,

ikan, sayur mayur dan buah – buahan. Jenis- jenis MP-ASI yang dapat

diberikan adalah:

a. Makanan Lumat

12

Page 13: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

Makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan

bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: bubur susu,

bubur sumsum, pisang saring atau dikerok, pepaya saring, tomat

saring, nasi tim saring dll.

b. Makanan Lunak

Makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contoh:

bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri dll.

c. Makanan Padat

Makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut

makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit

dll. pengelolaan makanan bayi.

C. Pengelolaan Makanan Bayi

Pengelohan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya.

Ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan kemampuan sistem

pencernaannya berbeda-beda. Berikut pengelolaan bahan makanan

berdasarkan umur:

1. Pemberiaan Makanan Bayi Umur 6-9 bulan

a. Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI diteruskan.

b. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi oleh karena itu

bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.

c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit

demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/

margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi,

memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.

2. Pemberian Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan

13

Page 14: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

a. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalakan dengan makanan

keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus

diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.

b. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilih makanan selingan yang

bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang hijau atau buah. Usahakan

agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihan terjamin.

c. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.

Campurkanlah kedalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan

sayuran secara bergantian. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak

dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makanan yang sehat

dikemudian hari.

3. Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan

a. Pemberian ASI diterusakan.

b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang kurangnya 2 kali

sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.

Selain itu tetap diberikan makanan selingan 2 kali sehari.

c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan

makanan misalnya nasi dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang

hijau, telur atau ikan. Bayam dapat diganti dengan daun kangkung,

wortel, tomat. Bubur susu dapat diganti dengan bubur kacang hijau,

bubur sumsum, biskuit.

d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secra tiba – tiba.

Kurangi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Bayi

Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak

masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

peningkatan kualitas manusia adalah pemberian air susu ibu (ASI).

Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam

14

Page 15: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (usu.online,

2007). Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI

mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain ASI, bayi juga membutuhkan

makanan pendamping. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi asupan gizi,

diantaranya :

1. Umur

2. Berat badan

3. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan)

4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan

5. Kebiasaan makan, kesukaan, dan ketidaksukaan, akseptabilitas terhadap

jenis makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang dilberikan

6. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan

7. Kapan saat yang tepat pemberian makanan

8. Faktor Ekonomi

9. Besar Keluarga

10. Pembagian dalam Keluarga

11. Pengetahuan

Selain faktor-faktor diatas, asupan gizi pada bayi juga dipengaruhi

oleh gangguan atau kelainan nafsu makan, diantaranya :

1. Anoreksia

Anoreksia adalah keadaan nafsu makan yang buruk atau sama

sekali tidak ada nafsu makan. Merupakan keluhan yang sering

dikemukakan oleh banyak orang tua mengenai anaknya. Anoreksia

disebabkan oleh berbagai faktor, bisa berupa penyakit organis, psikologis

atau pengaturan makanan yang kurang baik.

Keluhan anoreksia tanpa penyakit organis yang nyata lebih sering

ditemukan pada anak tunggal tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda

dengan kakaknya dan pada anak yang orang tuanya telah berusia lanjut.

Anoreksia yang menyertai penyakit organis akan menghilangkan bila anak

15

Page 16: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

telah sembuh dari penyakit primernya. Berbagai penyakit infeksi baik

yang mendadak maupun yang menahun, kelainan bawaan misalnya pada

jantung dan saluran pencernaan serta mungkin pula karena defisiensi gizi

sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi penyebab anoreksia

pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang sedang

mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang

menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa

makan-makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat

perhatian karena mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang harus

segera diobati. Anoreksi mungkin hanya bersifat sementara, sebagai

variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari. Anoreksia munkin bersifat

sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya masih menyukai jenis makanan

yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang hanya menyukai jenis

makanan tertentu dan tidak bernafsu untuk mencoba makanan baru, lebih-

lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak dalam hal warna,

bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang disukainya.

Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:

a. Memperbaiki faktor penyebabnya, baik karena gangguan organis

maupun psikolosis.

b. Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan

makanan yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.

c. Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine,

Pizotifen dan sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak

ditemukan penyebab yang nyata dari anoreksia tersebut.

2. Pika

Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan

nafsu makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan

tergolong makanan, misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol,

pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing, dingding tembok dan sebagainya.

Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun,

16

Page 17: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak sapihan, wajar bila

memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam mulutnya.

Keadaan tersebut merupakan gejala normal, sebagai suatu tahap

perkembangan oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan

mengadakan eksporasi dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya.

Pada penderita pika, tingkah laku demikian sering disertai kesukaan untuk

bermain dengan benda-beda kotor termasuk eksterna. Pika mungkin

terdapat penderita yang menderita defisiensi gizi, mungkin pula pada

penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri pengawasan yang ketat agar

penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin berbahaya untuk

kesehatannya, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi. Selain itu

kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat

digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan

mulutnya. Bila terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang

sesuai.

3. Diare

Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus

maupun diluar usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang

cocok komposisinya. Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan

balita yang minum susu botol karena kontaminasi.

4. Kolik

Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan

paroksiamal dari perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah

kemerahan atau kebiruan. Kelaian ini dapat terjadi pada masa bayi muda,

biasanya dibawah 3 bulan. Penyebabnya mungkin terlalu banyak

mengandung karbohidrat, gangguan emosi dan lain-lain.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor

tersebut diatas, umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam

mengatur makanan untuk seorang bayi maupun anak balita.

E. Kesehatan, Status Gizi, dan Praktik Pemberian Makanan

17

Page 18: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

Setiap negara menetapkan data gizi bayi dan anak-anak sebagai

bagian integral dari sistem informasi kesehatan. Praktik menyusui, pola

makan, dan status gizi pada bayi dan anak-anak harus dipantau secara teratur

untuk memungkinkan masalah yang harus diidentifikasi dan pengembangan

strategi untuk mencegah sakit dan pertumbuhan yang buruk.

1. Energi dan Zat Gizi Makro

Energi dan zat gizi makro adalah penyediaan energi dalam tubuh

yang cukup penting untuk pertumbuhan yang cepat pada masa bayi dan

anak usia dini. Perhatian harus diberikan untuk pemberian makanan yang

memaksimalkan asupan makanan padat energi tanpa mengorbankan

kepadatan nutrisi mikro. Apabila asupan energi dan zat gizi kekurangan

maka akan terjadi pemakaian cadangan zat gizi yang tersimpan dalam

tubuh. Bila hal ini berlangsung lama maka berangsur-angsur cadangan

tubuh akan berkurang dan akhirnya akan habis. Hal tersebut dilakukan

untuk mempertahankan metabolisme kehidupan sehari-hari. Diawali

dengan terjadinya mobilisasi zat-zat gizi yang berasal dari jaringan tubuh.

Sebagai akibat hal tersebut, tubuh akan mengalami penyusutan jaringan

tubuh, kelainan metabolis meoleh karena kekurangan zat-zat gizi, kelainan

fungsional, dan akhirnya kerusakan organ tubuh dengan segala keluhan,

gejala-gejala dan tanda-tanda yang timbul sesuai dengan jenis zat gizi

yang menjadi pangkal penyebabnya, bila protein penyebabnya akan terjadi

kwasiorkor, bila energi penyebabnya akan terjadi marasmus atau keduanya

sebagai penyebabakan terjadi marasmus kwasiorkor.

Asupan protein yang cukup dengan pola asam amino yang

seimbang adalah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan

anak-anak. Jika anak menerima makanan yang bervariasi, pada kuantitas

dan kualitas protein jarang ada masalah. Bayi dan anak-anak harus diberi

asupan gizi tinggi protein, karena jika tidak ini dapat menimbulkan efek

buruk. Defisiensi karbohidrat dan protein yang terus menerus terjadi pada

18

Page 19: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

bayi akan menyebabkan gizi buruk, baik itu berupa marasmus,

kwashiorkhor maupun marasmus-kwashiorkhor. Defisiensi tersebut akan

berawal pada tingkat sel, jaringan dan organ sampai akhirnya akan

menimbulkan gejala klinis. Gejala klinis yang terjadi tidak terlepas dari

fungsi dan peran penting yang dimiliki oleh karbohidrat dan protein bagi

bayi.

Selama pemberian makanan tambahan setidaknya sampai umur 2

tahun, asupan anak tidak boleh terlalu rendah (karena ini dapat

mengurangi asupan energi) atau terlalu tinggi lemak (karena ini dapat

mengurangi kepadatan nutrisi mikro). Asupan lemak menyediakan

sekitar30%-40% dari total energi. Karbohidrat sebagai energi utama dan

protein sebagai zat pembangun yang sangat dibutuhkan oleh bayi.

Konsumsi gula tambahan harus dibatasi sekitar 10% dari total energi,

karena asupan tinggi gula dapat membahayakan status gizi mikro.

2. Vitamin

a. Vitamin A

Pada negara-negara yang ada prevalensi tinggi penyakit

menular masa kanak-kanak, penting untuk menentukan apakah

kekurangan vitamin A sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Masalah KVA (Kekurangan Vitamin A), menurut WHO merupakan

masalah kesehatan masyarakat.

Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali

terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak,

cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun.

Namun masalah kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada

keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya

pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik. Gangguan

penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin

A.

19

Page 20: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

b. Vitamin B

Kekurangan vitamin B 12 pada anak tampak dalam berbagai

bentuk. Secara khusus, vitamin B 12 sangat mempengaruhi sistem

saraf, fungsi otak, dan jantung. Tanda-tanda vitamin B 12 anak tidak

tercukupi meliputi sakit perut, edema, lemah lesu, insomnia, dan

kedepannya anak dapat kehilangan suara mereka.

Kurangnya vitamin B 6 pada anak dapat dilihat dari seringnya

mereka mengalami diare, anemia, lemah lesu, mudah iritasi, dan

kejang.

c. Vitamin C

Mudah memar adalah salah satu tanda anak tidak mendapatkan

vitamin C yang cukup. Selain itu mereka bisa saja mengalami nyeri

sendi, kulit kering, dan nafsu makan berkurang. Sering mimisan,

infeksi, dan sakit-sakitan juga diawali dari kekurangan vitamin C.

d. Vitamin D

Defisiensi vitamin D juga merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang ada di setiap negara, Tanda-tandanya bisa terlihat

dari pertumbuhan gigi anak yang terlambat, gampang iritasi,

pertumbuhan lambat, dan kram otot. Sering kejang dan susah bernafas

juga dapat disebabkan vitamin D yang tak cukup, bahkan anak bisa

menderita penyakit rakhitis. Maka dari itu semua bayi harus menerima

suplemen vitamin D serta paparan sinar matahari yang cukup.

3. Mengontrol kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak yang luas akan

memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan anak. Pencegahan kekurangan

zat besi harus diberikan prioritas tinggi. Ketika makanan pendamping

diperkenalkan pada sekitar usia 6 bulan, penting bahwa makanan kaya zat

besi seperti hati, daging, ikan, dan kacang-kacangan atau makanan

pendamping yang diperkaya zat besi diberikan untuk memenuhi asupan

gizi kepada bayi. Defisiensi zat besi pada bayi akan mempengaruhi

20

Page 21: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

gangguan pengendalian diri, perasaan, pemusatan perhatian, pembelajaran,

dan perilaku.

Pengenalan produk susu sapi yang terlalu awal yang dimodifikasi

adalah sebuah faktor risiko yang penting bagi bayi yang menyebabkan

anemia dan kekurangan zat besi. Susu sapi seharusnya tidak dimodifikasi,

karena itu diperbolehkan sebagai pengganti minuman atau ASI mulai usia

9 bulan dan dapat ditingkatkan secara bertahap.

Cadangan zat besi yang optimal pada ibu penting untuk

pencegahan kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak. Maka dari itu

untuk membantu memastikan cadangan zat besi yang baik pada bayi, ibu

harus makan kaya zat besi selama kehamilan.

21

Page 22: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan orang untuk fungsi

normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan, dan kesehatan. Pada

bayi membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Bayi

membutuhkan gizi lebih banyak dari orang dewasa, karena pertumbuhan bayi

lebih cepat daripada orang dewasa.

Pada masa bayi juga perlu ditekankan pemberian ASI dan MP-ASI

yang bergizi,karena pada masa bayi pertumbuhan anak sangat pesat dan

merupakan masa transisi dari ASIke makanan dewasa. Prinsip gizi yang harus

diberikan kepada bayi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan

mineral agar pertumbuhan bayi optimal. Selain prinsip gizi, terdapat juga

macam-macam makanan dan pengelolaannya. Makanan yang baik untuk bayi

agar pertumbuhannya optimal, bayi harus diberikan makanan seperti sayuran,

buah-buahan, dan daging agar kebutuhan gizinya tercukupi.

Oleh karena itu gizi bayi sangat berperan penting bagi pertumbuhan

dan perkembangan bayi, terutama dari segi pengelolaan makanan, macam-

macam makanan dan prinsip gizi yang diberikan pada bayi. Hal tersebut

merupakan upaya untuk meningkatakan gizi bayi, agar dapat tumbuh dan

berkembang dengan optimal dan menjadi generasi penerus yang sehat jasmani

mental dan social serta berguna bagi nusa dan bangsa.

22

Page 23: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

B. Kritik dan Saran

Pada makalah yang telah kami susun sedemikian rupa dengan judul

“Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi” dapat bermanfaat bagi seluruh

komponen masyarakat, khususnya makalah ini kami tujukan untuk para Bidan

dalam menangani masalah kesehatan yang tertuju pada pemberian nutrisi atau

gizi pada bayi. Makalah ini tidak luput akan kesalahan baik dari segi bahasa,

penyusunan maupun referensi yang kami buat, untuk itu kami harap masukan

saran guna dalam memperbaiki makalah ini.

23

Page 24: Pemberian Asupan Gizi Pada Bayi

DAFTAR PUSTAKA

Fleischer Michaelsem, Kim et all, 2003, Feeding and Nutrition of Infants and

Young Children No.87, WHO Regional Publication, European Series.

Dinkes Jatim, 2011, Vitamin A Jurnal Kesehatan, DinasKesehatan, JawaTimur.

Muherdyatiningsihet all, 2003, Kekurangan Vitamin A pada Kelompok Bayi,

PGM, Bogor.

Soedjatmiko, 2012, Dampak Kurang Zat Besi Pada Fungsi Otak, FKUI-RSCM,

Jakarta.

Wirda Aslis H, 2009, Buku Saku Gizi Bayi, EGC, Jakarta.

Waryana, 2010, Gizi Reproduksi, Pustaka Rihama, Yogyakarta.

v