BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol....

23
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkohol 2.1.1 Pengertian Alkohol Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih gugus alkohol (Dorland, 2002). 2.1.2 Farmakologi Ethanol Jenis alkohol yang paling banyak digunakan dalam industri minuman adalah etanol (C 2 H 5 O H) (Brothers, 2011). Etanol (C 2 H 5 OH) ialah suatu molekul kecil, larut dalam air, dan diserap dengan sempurna dari saluran pencernaan. Uap etanol dapat juga diserap melalui paru-paru. Setelah menelan alkohol dalam keadaan puasa, maka kadar puncak dalam darah dapat dicapai dalam 30 menit. Adanya makanan dalam usus memperlambat serapan. Distribusinya cepat, konsentrasi dalam jaringan lebih kurang sama dengan konsentrasi plasma. Volume distribusi 0,7 l/kg (Lee, 1998). Menurut Geokas (1984) dalam Lee (1998), lebih dari 90% alkohol yang dikonsumsi, dioksidasi dalam hati, sisanya diekskresikan dalam paru-paru dan urin. Pada dosis klinik yang biasa, kecepatan oksidasi mengikuti zero order kinetic yaitu tidak tergantung pada waktu, sesuai dengan berat badan atau hati, dan jumlah hilangnya alkohol dalam tubuh sangat berkurang atau tertahan seluruhnya pada individu yang mengalami hepatektomi atau kerusakan hati. Namun , seorang dewasa dapat memetabolisme 7-10 gram (0,15-0,22 mol) alkohol setiap jam. Dua jalur alkohol menjadi aldehid telah diajukan. Aldehid kemudian dioksidasi oleh proses metabolisme ketiga. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol....

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol

2.1.1 Pengertian Alkohol

Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk

dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil

dengan atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk

berbagai hasil pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih

gugus alkohol (Dorland, 2002).

2.1.2 Farmakologi Ethanol

Jenis alkohol yang paling banyak digunakan dalam industri minuman adalah

etanol (C2H5OH) (Brothers, 2011).

Etanol (C2H5OH) ialah suatu molekul kecil, larut dalam air, dan diserap

dengan sempurna dari saluran pencernaan. Uap etanol dapat juga diserap melalui

paru-paru. Setelah menelan alkohol dalam keadaan puasa, maka kadar puncak

dalam darah dapat dicapai dalam 30 menit. Adanya makanan dalam usus

memperlambat serapan. Distribusinya cepat, konsentrasi dalam jaringan lebih

kurang sama dengan konsentrasi plasma. Volume distribusi 0,7 l/kg (Lee, 1998).

Menurut Geokas (1984) dalam Lee (1998), lebih dari 90% alkohol yang

dikonsumsi, dioksidasi dalam hati, sisanya diekskresikan dalam paru-paru dan

urin. Pada dosis klinik yang biasa, kecepatan oksidasi mengikuti zero order

kinetic yaitu tidak tergantung pada waktu, sesuai dengan berat badan atau hati,

dan jumlah hilangnya alkohol dalam tubuh sangat berkurang atau tertahan

seluruhnya pada individu yang mengalami hepatektomi atau kerusakan hati.

Namun , seorang dewasa dapat memetabolisme 7-10 gram (0,15-0,22 mol)

alkohol setiap jam. Dua jalur alkohol menjadi aldehid telah diajukan. Aldehid

kemudian dioksidasi oleh proses metabolisme ketiga.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

5

a. Jalur Alkohol Dehidrogenase

Menurut Frezza et al (1990) dalam Lee (1998), jalur utama metabolisme

melibatkan alkohol dehidrogenase, suatu enzim sitolitik yang mengandung seng

dan mengkatalisis perubahan alkohol menjadi aldehid, menurut reaksi berikut :

C2H5OH + NAD+ CH3CHO + NADH + H

+

Enzim ini terutama berada dalam hati, namun dapat juga dijumpai dalam

organ lain seperti otak dan lambung.

Alkohol dalam jumlah yang bermakna dimetabolisir oleh alkohol

dihidrogenase lambung dalam perut pada orang laki-laki tapi pada wanita lebih

sedikit, akibatnya wanita memiliki kadar alkohol dalam darah lebih tinggi

daripada laki-laki setelah pemberian dosis etanol per oral, tetapi setelah pemberian

intravena tidak ada perbedaan antara kedua jenis kelamin

Baud et al (1986) dalam Lee (1998) menyatakan bahwa dalam reaksi di atas,

ion hidrogen dipindahkan dari alkohol ke faktor nikotinamida adenin dinukleotid

(NAD) untuk membentuk NADH. Sebagai hasil akhir, oksidasi alkohol

menyebabkan berlebihan zat yang bersifat mereduksi di dalam hati terutama

NADH. Terdapat sejumlah kontroversi tentang apakah konsumsi alkohol kronis

mempengaruhi aktivitas alkohol dihidrogenase hati. Sebenarnya, alkohol

dihidrogenase sendiri bukan pembatas kecepatan, tetapi kecepatan oksidasi

mungkin tergantung pada tersedianya kofaktor NAD; karena itu meningkatnya

kecepatan bersihan alkohol pada pecandu alkohol mungkin bukan disebabkan oleh

peningkatan aktivitas alkohol dihidrogenase. 4-Metilpirazol (fomepizol), suatu

persenyawaan dengan statu orphan drug digunakan sebagai antidotum dalam

keracunan metanol dan etilen glikol, merupakan inhibitor yang kuat untuk alkohol

dehidrogenase.

Alkohol

Dehidrogenase

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

6

b.Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom (SOEM)

Sistem enzim ini juga dikenal sebagai sistem oksidase dengan fungsi

campuran, menggunakan NADPH pengganti NAD sebagai kofaktor dalam reaksi

sebagai berikut :

C2H5OH + NADPH + H+ + O2 CH3CHO +

NADP+ + 2H2O

Karena Km bervariasi dari 0,26 sampai 2 mmol/L untuk alkohol

dihidrogenase dan dari 8-10 mmol/L untuk SOEM, maka diperkirakan untuk

alkohol dengan konsentrasi di bawah 100 mg% (22 mmol/L), alkohol

dihidrogenase merupakan sistem oksidasi utama, sedangkan untuk konsentrasi

alkohol yang lebih tinggi SOEM memegang peranan yang lebih berarti. Selama

konsusmsi alkohol yang kronis maka aktivitas SOEM meningkat dengan

bermakna. Induksi oleh aktivitas ini disertai dengan peningkatan bermakna dalam

bersihan obat yang dimetabolisir oleh sistem enzim mikrosom hati. Demikian juga

obat yang bersifat ―penginduksi‖ seperti barbiturat dapat juga meningkatkan

sedikit kecepatan bersihan alkohol darah. Namun efek dari obat-obat lain dalam

bersihan etanol kurang penting, karena SOEM bukanlah jalur utama untuk etanol

(Lee, 1998).

c. Metabolisme Asetaldehid

Sekarang pada umumnya telah diterima bahwa lebih dari 90 % asetaldehid

yang terbentuk dari alkohol juga dioksidasi di dalam hati, sementara beberapa

enzim mungkin bertanggung jawab untuk reaksi ini, observasi menunjukkan

bahwa kadar asetaldehid di dalam hati setelah pemberian alkohol hanya 100-350

µmol/L, memberikan kesimpulan bahwa aldehid dehidrogenase yang bergantung

pada NAD mitokondria (Km untuk aldehid kira-kira 10 mmol/L) merupakan jalur

utama untuk metabolisme asetaldehid. Hasil dari reaksi ini adalah asetat, yang

dapat dimetabolisir lebih lanjut menjadi CO2 dan air. Konsumsi alkohol yang

SOEM

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

7

kronis menyebabkan penurunan jumlah oksidasi asetaldehid di dalam mitokondria

yang sehat, meskipun aktivitas enzim tidak terpengaruh (Lee, 1998).

2.1.3 Efek Konsumsi Alkohol

2.1.3.1 Efek pada Susunan Saraf Pusat

Sekitar 35 % peminum alkohol mengalami blackout , suatu episode amnesia

anterograde temporer, di mana penderitanya tidak mampu mengingat keseluruhan

atau sebagian kejadian pada saat minum. Gangguan lain yang paling sering adalah

gangguan tidur (Schuckit , 2005).

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan waktu lama ( biasanya bertahun-

tahun) dapat juga menyebabkan sejumlah gangguan neurologis. Pasien mungkin

mengalami kelemahan fungsi intelektual dan motorik, emosi labil, penurunan

ketajaman, persepsi dan amnesia. Kelainan neurologis yang paling sering

dijumpai pada pecandu alkohol kronis adalah kerusakan saraf perifer simetris

yang merata, dimulai dengan parestesia pada bagian distal tangan dan kaki. Bila

tidak ada penyebab yang lain yang diketahui menyebabkan neuropati perifer,

maka neuropati seperti ini biasanya berhubungan dengan penggunaan alkohol

yang kronis (Lee, 1998).

2.1.3.2 Efek pada Sistem Kardiovaskuler

Konsumsi alkohol akut mengakibatkan penurunan kontraktilitas miokard

dan mengakibatkan vasodilatasi perifer, yang akhirnya akan menghasilkan sedikit

penurunan pada tekanan darah dan mekanisme kompensasi dengan peningkatan

curah jantung. Konsumsi oksigen jantung meningkat pada pasien yang meminum

alkohol setelah berolahraga ringan. Hal ini mungkin tidak akan berpengaruh

secara signifikan pada peminum yang sehat pada umumnya, namun pada wanita

dan pria dengan penyakit jantung menetap hal ini dapat berbahaya (Schuckit ,

2005).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

8

Alkohol mengubah sistem kardiovaskular dalam beberapa cara. Kerusakan

langsung pada otot jantung akibat penyalahgunaan alkohol diduga disebabkan

karena kekurangan tiamin atau karena zat yang mencemari minuman alkohol.

Kardiomiopati alkohol sekarang diduga terjadi pada manusia dengan riwayat

episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa memperhatikan kekurangan

vitamin atau makanan. Aritmia telah dilaporkan terjadi pada peminum alkohol

―dalam pergaulan‖ dan selama putus alkohol (Schuckit , 2005).

Konsumsi alkohol kronis bisa jadi memiliki beberapa efek menguntungkan.

Suh, et al (1992) dalam Lee (1998) menyatakan bahwa konsumsi satu sampai tiga

gelas minuman beralkohol per hari dapat menurunkan insidens penyakit jantung

koroner dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak minum alkohol.

Haskell, et al (1984) dalam Lee (1998) membuktikan bahwa alkohol

meningkatkan kadar fraksi HDL3 dari high density lipoprotein. Namun, HDL2

yang kurang kental, secara epodemiologis berkaitan dengan penurunan risiko

penyakit jantung. Bila penggunaan alkohol disertai dengan penyakit hati, maka

fraksi HDL menurun.

Arti klinis dari pernyataan ini tidak dimengerti sepenuhnya. Efek

melindungi sistem kardiovaskular dari minuman yang spesifik, seperti anggur

merah, memerlukan penelitian lebih lanjut (Lee, 1998).

Meskipun beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi alkohol dalam

kadar sedang menurunkan resiko penyakit jantung koroner, konsumsi alkohol

berat akan meningkatkan resiko kematian akibat stroke, hipertensi, dan alcoholic

cardiomyopathy (Pearson, 1996).

Zakhari (1997) menyatakan bahwa selain peningkatan kadar HDL, beberapa

mekanisme yang diajukan sebagai mekanisme efek protektif konsumsi alkohol

sedang terhadap penyakit jantung koroner adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

9

Pembentukan kompleks asam lemak etil ester: ditemukan bahwa inhibisi

atherogenesis dari etanol mungkin diperantarai oleh pembentukan kompleks

asam lemak etil ester yang ditemukan pada pemeriksaan in vitro, dapat

menginhibisi esterifikasi kolesterol (Lange, 1982).

Pengurangan stress : efek konsumsi akut alkohol pada reaktivitas sistem

kardiovaskuler terhadap stress diteliti pada mahasiswa yang memiliki pola

―kerentanan koroner‖. Ditemukan bahwa setelah konsumsi ethanol 1 g/kg

ethanol meningkatkan daya tahan terhadap stress , terutama pada para

peminum jangka panjang (Zakhari, 1997).

Peningkatan diameter koroner : peminum alkohol dalam jumlah sedang

ditemukan memiliki diameter arteri koroner sirkumfleksia sinistra dan arteri

sinistra anterior desendens dibandingkan dengan yang bukan peminum.

Lebih lanjut, ditemukan hubungan berkebalikan antara oklusi arteri dengan

jumlah alkohol yang dikonsumsi. Alkohol meningkatkan aliran darah

koroner pada manusia dengan kadar alkohol dalam darah antara 25-65 mg/

100 ml. pada penelitian in vivo, ditemukan bahwa alkohol menyebabkan

dilatasi pembuluh darah koroner (Zakhari, 1997).

Mekanisme lain yang mungkin menyebabkan efek protektif alkohol terhadap

penyakit jantung koroner adalah efek inhibisi alkohol pada aggregasi platelet

dan penurunan fibrinogen plasma, dan peningkatan aktivitas fibrinolitik

(Zakhari, 1997).

Pasien yang menghentikan konsumsi alkohol dapat mengalami aritmia berat

yang mungkin merupakan akibat adanya kelainan metabolisme kalsium dan

magnesium. Serangan jantung dan sinkop serta juga kematian mendadak sewaktu

penghentian alkohol mungkin disebabkan oleh aritmia ini (Budzikowski, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

10

2.1.3.3 Efek pada Hati dan Saluran Gastrointestinal

Insidensi pankreatitis akut tiga kali lebih tinggi pada para peminum alkohol

dibandingkan populasi umum. Alkohol mengganggu proses glukoneogenesis pada

hati, yang mengakibatkan penurunan produksi glukosa dari glikogen, yang

mengakibatkan peningkatan produksi laktat dan penurunan oksidasi asam lemak.

Hal ini berpengaruh pada peningkatan timbunan lemak pada sel hati. Pada orang

normal, hal ini bersifat reversibel, namun dengan pajanan berulang terhadap

etanol, beberapa perubahan berat di hati muncul, termasuk hepatitis yang

diinduksi oleh alkohol, perivenular sclerosis, dan cirrhosis, yang ditemui pada 15

% pasien alkoholik (Schuckit , 2005).

Toriola et al (2009) mengemukakan bahwa konsumsi alkohol kronis

meningkatkan resiko kanker paru. Selain itu Schatzkin et al (1987) dalam Lee

(1998) menyatakan bahwa penggunaan alkohol kronis meningkatkan risiko

kanker pada mulut, farings, larings, esofagus, dan hati. Beberapa bukti

menyatakan ada suatu peningkatan insidens kanker payudara pada pecandu

alkohol.

Walaupun persoalan metodologi penelitian yang menghubungkan kanker

dengan penggunaan alkohol termasuk sulit, tetapi hasilnya yang konsisten, cukup

mengesankan. Lebih banyak lagi informasi diperlukan sebelum suatu batas

ambang konsumsi alkohol yang dihubungkan dengan kanker dapat ditentukan.

Pada kenyataannya, alkohol sendiri tidak bersifat karsinogen dalam berbagai

sistem percobaan. Namun, minuman alkohol dapat mengandung zat-zat bersifat

karsinogen yang terbentuk pada waktu fermentasi atau proses pembuatannya

serrta dapat mengubah fungsi hati dan selanjutnya aktivitas zat karsinogen yang

potensial meningkat (Lee, 1998).

2.1.3.4 Sindroma Alkohol pada Janin

Abel (1981) dan Ernhart et al (1987) dalam Lee (1998) mengemukakan

bahwa penyalahgunaan alkohol pada ibu selama masa kehamilan disertai dengan

efek teratogenik yang penting pada anaknya. Kelainan yang telah dinyatakan

sebagai sindrom alkohol pada janin termasuk : (1) terhambatnya pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

11

tubuh; (2) mikrosefali (ukuran kepala relatif kecil); (3) koordinasi kurang; (4)

bagian tengah wajah kurang berkembang; dan (5) anomali pada sendi-sendi kecil.

Kasus yang lebih berat dapat berupa kelainan jantung kongenital dan retardasi

mental. Tampaknya minum alkohol yang berlebihan pada trimester pertama

kehamilan mempunyai akibat yang besar pada kelainan perkembangan janin ;

konsumsi alkohol berlebihan pada akhir kehamilan efeknya lebih besar pada gizi

janin dan berat waktu lahir

.

2.1.4 Konsumsi Alkohol

Minuman beralkohol dikonsumsi hampir di seluruh bagian dunia, mulai dari

minuman beralkohol yang diolah secara tradisional seperti arak, tuak, dan tuak

bali, hingga minuman yang diolah secara modern seperti bir dan anggur. Berikut

ini adalah gambaran demografi konsumsi alkohol secara global menurut WHO

pada tahun 2005.

Gambar 2.1. Gambaran Demografi Konsumsi Alkohol Global.

(sumber : WHO Global Status Report on Alcohol and Health, 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

12

Gambar 2.2 Gambaran Konsumsi Alkohol Indonesia

(sumber : WHO Global Status Report on Alcohol and Health, 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

13

Data tersebut adalah data mengenai konsumsi alkohol Indonesia berdasarkan

laporan PBB sejak tahun 1990-2006.

Berdasarkan data tersebut, Indonesia merupakan salah satu negara yang

memiliki tingkat konsumsi alkohol paling rendah jika dibandingkan dengan

negara lain.

Namun, meskipun Indonesia merupakan salah satu negara yang paling

rendah tingkat konsumsi alkoholnya, angka tersebut sebenarnya belum bisa

dipastikan mengingat bahwa di Indonesia juga beredar minuman beralkohol yang

ilegal secara luas, dan minuman beralkohol tradisional yang sering luput dari

pendataan (International SOS, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

14

2.2 Metabolisme Lipid

2.2.1 Pencernaan

Mulut Mengunyah berperan dalam memisahkan lemak.

Kelenjar Ebner mengeluarkan enzim lipase lingual

yang memulai proses hidrolisis lemak.

Lambung Asam hidroklorid memisahkan lemak dari makanan.

Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam jumlah

terbatas.

Kandung Empedu Empedu mengemulsikan dan memecah lemak lebih

jauh sehingga enzim bereaksi terhadap trigliserida

dan melepaskan asam lemak.

Pankreas Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi

digliserid, monogliserid dan asam lemak.

Usus Halus Digliserid dan monogliserid dihidrolisis menjadi

komponen-komponen : Asam lemak dan Gliserol

Asam lemak rantai pendek (sampai 12 karbon)

tertarik oleh air dan diabsorbsi secara langsung. Asam

lemak rantai panjang, digliserid dan monogliserid

direkonversi menjadi asam lemak dan lifosfogliserida.

Kolesterol esterase berasal dari pankreas

menghidrolisis ester kolesterol

Tabel 2.1. Pencernaan Lipid

(Sumber : Chandra, 2007)

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

15

2.2.2 Absorbsi

Absorpsi lipid terutama terjadi di duodenum. Sebagian besar hasil

pencernaan diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi

pasif. Perbedaan konsentrasi diperoleh dengan cara :

1. Adanya protein pengikat asam lemak yang segera mengikat asam

lemak yang masuk sel.

2. Esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida di jejunum,

yaitu produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus.

Sebelum diabsorpsi kolesterol mengalami esterifikasi kembali oleh

katalisator enzim asetil-Koenzim A dan kolesterol asetiltransferase.

Pembentukan enzim-enzim ini dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol

makanan.

Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam

lemak rantai panjang (C12 atau lebih) di dalam membran mukosa usus diubah

kembali menjadi trigliserida. Interaksi misel (produk dari pencernaan sebagian

lipid terdidri dari 2-monoasilgliserol, lisolesitin, kolesterol dan asam lemak

bergabung dengan garam empedu membentuk konjugasi polimolekuler bermuatan

negatif pada brush border dari sel. Kandungan lipid keluar masuk dari misel

dengan cara berdifusi. Meskipun proses terjadi di bagian distal duodenum dan

jejunum, garam empedu tidak diabsorbsi di sini, tetapi sebaliknya diabsorbsi di

segmen ileum dari usus halus. Mereka kembali ke hepar melalui vena porta untuk

diresekresi dalam kandung empedu. Sirkuit ini disebut sebagai sirkulasi

enterohepatik dari garam empedu. Efisiensi resirkulasi ini sekitar 97-98%

(Chandra, 2007).

Setelah diabsorbsi, asam lemak bebas, 2-monoasilgliserol, kolesterol dan

lifosfoatidilkolin menuju ke enterosit, terjadi resintesis intraseluler dari TG,

fosfatidilkolin (FK), dan kolesterol ester (KE). Asam lemak rantai panjang

pertama kali diaktifkan berikatan dengan koenzim A melalui enzim asil coA

sintetase kemudian mengalami reesterifikasi menjadi TG, FK, dan KE. Asam

lemak rantai pendek sebaliknya melalui sel langsung ke darah portal. Dalam

darah, asam lemak rantai pendek berikatan dengan albumin untuk ditranspor ke

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

16

jaringan lain. Perbedaan nasib antara asam lemak rantai panjang dan asam lemak

rantai pendek adalah bahwa spesifitas dari asil KoA sintetase hanya untuk asam

lemak rantai panjang (Chandra, 2007).

Kolesterol diresintesis dalam eritrosit, bersama dengan vitamin larut dalam

lemak, dukumpulkan dalam retikulum endoplasma sebagai partikel lemak yang

besar. Ketika masih dalam retikulum endoplasma, kolesterol menerima lapisan

protein pada permukaannya, untuk menstabilkannya dalam lingkungan berair

ketika masuk sirkulasi. Kolesterol kemudian diambil oleh vesikel lemak yang

kemudian menyatu dengan aparatus Golgi membentuk kilomikron (KM), yang

ditransportasikan ke membran sel dan keluar menuju sirkulasi untuk ditranspor

lebih lanjut (Chandra, 2007).

2.2.3 Transportasi

Terdapat dua jalur transfer lipid fisiologik, yaitu :

2.2.3.1. Jalur eksogen : dari usus ke hati

2.2.3.2. Jalur endogen : dari hati ke jaringan perifer serta sebaliknya.

Transpor sebagian besar lipid hidrofobik dalam sirkulasi ini dicapai dengan

konjugasi lipid dan protein yang disebut lipoprotein. Komponen lipoprotein pada

prinsipnya adalah : Triasligliserol (TG), Kolesterol Bebas (K), Kolesterol Ester

(KE) dan fosfolipid (FL) (Chandra, 2007).

2.2.3.1. Jalur eksogen :

Dalam sehari lipoprotein mengangkut minimal 100 gram triasilgliserol (TG)

dan satu gram kolesterol (K) dari makanan. Di dalam usus TG dan K dikemas

dalam partikel lipoprotein besar yang disebut kilomikron (KM) yang mengandung

apo B48 , apo C-11, apoA dan apoE. Sebagian TG dipecah menjadi asam lemak

dengan perantaraan lipoprotein lipase. Asam lemak rantai panjang akan diangkut

oleh pembuluh limfe. Asam lemak bebas ini masuk ke otot sebagai sumber energi.

ApoA dan apoC akan membentuk kolesterol HDL, TG yang tidak dipecah akan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

17

menjadi chylomicron remnant (KMr) yang mengandung apo B48 dan apoE, yang

kemudian diikat oleh reseptor KMr masuk dalam hati dipecah menjadi asam

lemak dan kolesterol. Sebagian besar kolesterol akan memasuki sirkulasi

enterohepatik (Botham, 2006).

2.2.3.3. Jalur endogen

Hati mempunyai peran penting dalam metabolisme lemak, antara lain

mensintesis garam empedu yang penting untuk pencernaan dan penyerapan

lemak, serta memegang peran kunci dalam transport lemak karena hepar tempat

sintesis lipoprotein dari lemak endogen. Jalur endogen lipid terdiri dari tiga

komponen yang saling berhubungan (Botham, 2006).

Komponen pertama adalah very low density lipoprotein (kolesterol VLDL),

intermediate density lipoprotein (kolesterol IDL) dan low density lipoprotein

(kolseterol LDL), mentranspor lipid ke perifer.

Komponen ke dua adalah high density lipoprotein (kolesterol HDL) yang

mentranspor kolesterol dari jaringan perifer ke hepar.

Komponen ke tiga dari sistem ini adalah komponen tanpa lipoprotein, yang

mempengaruhi asam lemak bebas dari simpanan ke organ untuk dimetabolisme.

Sistem dimulai dengan kumpulan partikel kolesterol VLDL di hepar. Kolesterol

VLDL terdiri dari K, KE, dan TG yang terikat dengan apo B-100, apo C dan apo

E. sebagian dari kolesterol, baik yang berasal dari makanan ataupun yang

disintesis di hati juga dimasukkan dalam partikel kolesterol VLDL dan kemudian

diekskresikan ke plasma. Dalam plasma, sebagian TG yang ada di dalam

kolesterol VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase membentuk asam lemak

bebas yang kemudian dibawa ke jaringan-jaringan sebagai sumber energi.

Sebagian kolesterol VLDL diubah menjadi kolesterol IDL setelah kehilangan

apoC. Dalam keadaan normal kadar kolesterol IDL plasma sangat rendah, karena

mereka dengan cepat diubah menjadi kolesterol IDL setelah kehilangan apo E.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

18

kolesterol LDL kemudian mengikatkan diri pada reseptor-reseptor kolesterol

LDL.

Kompenen ke dua dari sistem transport endogen disebut dengan istilah

transpor balik kolesterol, yakni gerakan kembalinya kolesterol dari jaringan

perifer ke hepar. Partikel kolesterol HDL mempunyai heterogenitas tinggi dengan

subkomponen berasal dari kedua traktus intestinalis dan hepar. Kolesterol HDL

mengandung apo A, apo C dan apo E. kolesterol HDL berperan dalam transport

balik kolesterol dari jaringan menuju hepar untuk diekskresi. Lingkaran kejadian

ini menegaskan bahwa peningkatan kolesterol HDL berhubungan dengan

pengurangan risiko koroner pada manusia. (Botham, 2006)

Komponen ke tiga dari sistem transpor endogen lipid melibatkan non

lipoprotein berhubungan dengan asam lemak bebas dalam sirkulasi. Asam lemak

dihasilkan dari hidrolisis TG seluler yang disekresikan dari jaringan adiposa

menuju plasma di mana mereka berikatan dengan albumin (Botham, 2006).

2.3. Lipoprotein Plasma

Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipid dan protein. Seperempat

sampai sepertiga bagian dari lipoprotein adalah protein dan selebihnya adalah

lipid. Lipoprotein mempunyai fungsi mengangkut lipid di dalam plasma ke

jaringan-jaringan yang mmebutuhkannya sebagai sumber energi, sebagai

komponen membran sel atau sebagai prekursor metabolit aktif (Botham, 2006).

Friday (2002) dalam Chandra (2007) menyatakan bahwa kelainan

lipoprotein merupakan hasil dari sintesis, proses atau katabolisme partikel

lipoprotein plasma yang abnormal. Partikel-partikel tersebut berintikan kolesterol

dan trigliserida yang diselubungi oleh fosfolipid dan apolipoprotein. Lebih dari

50% penderita dengan PJK sebelum 60 tahun mempunyai kelainan lipoprotein

familial. Semakin muda usia penderita, semakin besar faktor genetik.

Hiperlipidemia berat (kolesterol total > 300 mg/dl atau trigliserida > 500 mg/dl)

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

19

mengindikasikan kelainan genetik dengan xantoma sebagai signalnya, sehingga

memerlukan skrining pada keturunan pertama penderita.

Terdapat lima jenis utama lipoprotein yaitu : kilomikron (KM), very low

density lipoprotein (kolesterol VLDL), intermediate density lipoprotein

(kolesterol IDL), low density lipoprotein (kolesterol LDL) dan high density

lipoprotein (kolesterol HDL). Klasifikasi ini berdasarkan kenaikan densitasnya,

dengan KM mempunyai densitas paling rendah sedangkan kolesterol HDL

mempunyai densitas paling tinggi. Perlu diingat bahwa protein mempunyai

densitas lebih tinggi daripada lipid sehingga kolesterol HDL dengan densitas

paling tinggi mengandung paling banyak protein (Botham, 2006).

Ross (1995) dalam Chandra (2007) menyatakan bahwa kilomikron dari usus

halus dan kolesterol VLDL hati dapat membentuk prekursor kolesterol HDL

diskoidal bebas, tetapi kolesterol HDL dapat juga dilepaskan langsung dari hati

dalam bentuk partikel-partikel diskoidal (HDL nascent). Esterifikasi dari

kolesterol bebas yang diakumulasi dalam prekursor ini selanjutnya menyebabkan

pembentukan partikel-partikel kolesterol HDL spherical. Kolesterol HDL

berperan sebagai penerima lipid terutama kolesterol bebas dari bermacam-macam

jaringan. Protein utama kolesterol HDL adalah apoprotein A-I dan A-II.

Kolesterol HDL berperan sebagai pembuangan kolesterol dari bermacam-macam

jaringan. Kadar plasmanya berbanding terbalik dengan risiko penyakit arteri

koronaria. Kolesterol HDL yang tinggi dikatakan sebagai faktor protektif

fisiologis atau faktor anti aterogenik.

Kolesterol low density lipoprotein (LDL), mengandung 22% protein dan

78% lemak yang merupakan sumber utama kolesterol yang terikat dengan

apoprotein (Chandra, 2007).

Kolesterol LDL bereperan dalam transport lemak melalui jalur endogen

(nondietetik) dan dibentuk melalui peran lipase pada partikel prekursor.

Banyaknya karbohidrat atau lemak pada hati akan diikat dengan apolipoprotein

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

20

dan disekresi sebagai Kolesterol VLDL. Lipoprotein Lipase (LPL), yang terdapat

dalam endotel kapiler jaringan lemak dan otot skeletal, akan menghidrolisis

kolesterol VLDL yang berintikan trigliserida dengan bantuan apo CII sebagai

kofaktor , sehingga menjadi kolesterol IDL. Asam lemak yang dibebaskan akan

dire-esterifikasi menjadi trigliserida di jaringan lemak atau dioksidasi untuk

menghasilkan energi di otot. Kolesterol IDL dibersihkan dari plasma oleh reseptor

kolesterol LDL atau menjadi kolesterol LDL setelah melepas apo E pada

permukaan kolesterol IDL. Permukaan kolesterol LDL terdiri dari apo B 100

(Botham, 2006).

Peningkatan apo B (>130 mg/dl) terjadi pada 1/3 pasien dengan prematur

CAD. Kolesterol LDL lebih dari persentil ke 95 terjadi pada 15 % pasien dengan

MI sebelum usia 60 tahun, sedangkan kadar apo B di atas persentil 95 terjadi pada

35%. Pengukuran kadar apo B plasma sangat berguna untuk penderita

hipertrigliseridemia atau PJK (Botham, 2006)

Havel (1995) dalam Chandra (2007) menyatakan bahwa fungsi utama

kolesterol LDL adalah meneruskan kolesterol ke jaringan ekstrahepatik yang

mempunyai afinitas spesifik yang tinggi, yang disebut reseptor LDL. Melalui

reseptor inilah kebutuhan kolesterol tubuh akan terpenuhi dan akan merupakan

faktor penghambat sintesis kolesterol di dalam sel-sel tubuh. Kolesterol

dihantarkan ke hepatosit dan sel perifer untuk sintesis membran sel dan hormon

steroid. Pengikatan terhadap reseptor kolesterol LDL disebabkan oleh apoprotein

B-100 yang terkandung dalam partikel kolesterol LDL. Secara langsung kadar

kolesterol LDL plasma berhubungan dengan risiko penyakit arteri koronaria.

Potensi aterogenik sangat tinggi.

Havel (1995) dalam Chandra (2007) juga menyatakan bahwa kolesterol

HDL, mengandung 52% protein dan 48% lemak, merupakan lipoprotein terkecil

dibentuk di dalam sel-sel hati dan sel-sel usus kecil. Fungsi utama mengnagkut

kolesterol dan fosfolipid dari jaringan atau sel perifer ke hati untuk dirombak

sehingga mencegah penumpukan kolesterol di sel perifer. Kolesterol HDL

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

21

membawa kurang lebih ¼ kolesterol dalam plasma. Pada penyakit jantung

koroner, kadar kolesterol HDL akan menurun. Penurunan kolesterol HDL sampai

<35 mg/dl merupakan faktor risiko potensial yang independen terjadinya PJK.

Sekitar 50% populasi dengan kelainan kolesterol HDL disebabkan oleh faktor

genetik. Terdapat dua macam partikel kolesterol HDL, yaitu kolesterol HDL 3 dan

kolesterol HDL 2 yang lebih besar. Kolesterol HDL diproduksi oleh liver dan

usus halus, yang terdiri oleh bahan primer yakni fosfolipid dan apo A I, yang

remodelling-nya terjadi di dalam plasma. Kolesterol HDL mengikat kolesterol

bebas dari sel ekstrahepatal dan partikel lipoprotein lain. Kolesterol diesterifikasi

oleh enzim lesitin-kolesterol asiltransferase (LCAT), dengan apo A I sebagai

kofaktor, dan menghasilkan kolesterol ester yang masuk dalam inti kolesterol

HDL sehingga meningkatkan ukuran partikel kolesterol HDL. Perubahan ester

kolesterol dalam kolesterol HDL dengan trigliserida dalam kolesterol VLDL dan

kolesterol IDL yang diperantarai kolesteril ester transfer protein (CETP) akan

mengecilkan ukuran kolesterol.

Defisiensi enzim LCAT menyebabkan partikel lipoprotein abnormal pada

semua tipe yang mengakibatkan ketidak mampuan untuk mengesterifikasi

kolesterol bebas sehingga terakumulasi di plasma.

Pada defisiensi lipase hepar, terjadi prematur CAD meskipun terjadi

peningkatan kolesterol HDL. Kelainan yang jarang ini ditandai dengan kegagalan

remodelling kolesterol HDL 2 menjadi kolesterol HDL 3 akibat mutasi gen lipase

hepar pada kromosom 15 (Chandra, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

22

Gambar 2.3. Skema Perjalanan Kilomikron Secara Metabolik.

(sumber : Botham, 2006)

Gambar 2.4. Skema Perjalanan VLDL Secara Metabolik .

(sumber : Botham, 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

23

Gambar 2.5. Skema Perjalanan HDL Secara Metabolik

(sumber : Botham , 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

24

Gambar 2.5. Skema Sintesis VLDL di Hati.

(sumber : Botham, 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

25

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Profil Lipid

2.4.1.Diet

Faktor diet merupakan salah satu faktor paling penting yang

mempengaruhi gambaran profil lipid. Diet rendah lemak; diet tinggi protein

kedelai, serat, atau phytosterols; makanan yang mengandung gandum utuh ,

dan suplementasi asam lemak omega-3 berperan baik dalam menurunkan

resiko Miokard Infark melalui modulasi terhadap gambaran profil lipid, yakni

dengan meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL, total kolesterol,

trigliserida, dan VLDL. Konsumsi kacang-kacangan, modifikasi diet dengan

kacang-kacangan, tinggi karbohidrat dan protein, teh hijau dan anggur merah,

sama seperti suplementasi policosanol dan ekstrak beras merah juga memiliki

efek protektif terhadap serangan miokard infark melalui modulasi pada

gambaran profil lipid dengan mekanisme yang sama (J. Huang, 2011).

2.4.2. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik menengah-reguler dapat menurunkan kadar trigliserida dan

kolesterol secara bermakna. Olahraga berupa senam dan lari ringan selama 3 x

45 menit selama 8 minggu dapat menurunkan kadar trigliserida dan total

kolesterol pada anak obesitas dan anak dengan BMI normal (Anam, 2010).

2.4.3. Merokok

Pada dua kelompok sampel penelitian yang dengan karakteristik pria

dengan indeks masa tubuh pada rentang yang sama dan tanpa sejarah

penyalahgunaan alkohol serta tanpa riwayat diabetes melitus, Sinha et al

(1995) menemukan bahwa dibandingkan dengan kelompok yang tidak

merokok , kelompok perokok memiliki kadar trigliserida, LDL, dan total

kolesterol yang secara signifikan lebih tinggi dan memiliki kadar HDL yang

lebih rendah. Pada keadaan puasa, dan diet tanpa penghentian rokok, kelompok

perokok menunjukkan peningkatan kadar HDL yang lebih rendah

dibandingkan dengan dengan kelompok yang tidak merokok (Sinha et al,1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39311/4/Chapter ll.pdf · Alkohol. 2.1.1 Pengertian Alkohol. ... episode peminum berat untuk waktu yang lama tanpa

26

2.4.4. Faktor Fisik dan Genetik

Faktor fisik dan genetik juga memiliki peranan penting dalam gambaran

profil lipid seseorang. Cugnetto et al (2007) menyatakan bahwa pria dengan

indeks massa tubuh lebih tinggi cenderung memiliki gambaran profil lipid yang

lebih buruk dibandingkan pria dengan indeks massa tubuh normal. Gambaran

profil lipid yang buruk adalah gambaran profil lipid dimana kadar total

kolesterol, trigliserida, dan LDL yang lebih tinggi dibandingkan normal dan

rasio perbandingan total kolesterol dan HDL lebih rendah dibandingkan

normal.

Gambaran trigliserida dan HDL dipengaruhi oleh faktor genetik.

Hal ini terkait dengan produksi lipoprotein lipase yang berbeda pada beberapa

kelompok ras yang diatur pada lokus tertentu di kromosom X (Deo et al, 2009).

Universitas Sumatera Utara