BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar/Umum 2.1.1 Data dan...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar/Umum 2.1.1 Data dan...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar/Umum
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori dasar yang menjadi
landasan dalam pembuatan skripsi.
2.1.1 Data dan Informasi
Pengertian tentang data oleh beberapa ahli didefinisikan sebagai berikut :
a. Menurut Turban (2009, p7), data adalah mengacu pada deskripsi dasar hal-
hal, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan dan
disimpan tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang lebih khusus.
b. Menurut Mcleod (2007, p10), data terdiri dari fakta dan gambar, umumnya
sulit dimanfaatkan karena volumenya yang besar dan belum terolah.
c. Menurut O’brien (2005, p26), data merupakan fakta mentah atau
pengamatan, biasanya mengenai sekitar fenomena fisik atau transaksi
bisnis.
Sedangkan pengertian tentang informasi oleh beberapa ahli didefinisikan
sebagai berikut :
a. Menurut Mcleod (2007, p11), informasi adalah data yang telah diolah
sehingga lebih bermakna. Informasi juga biasanya menyampaikan sesuatu
yang baru dan belum diketahui oleh pengguna.
b. Menurut Turban (2009, p6), informasi mengacu pada data yang telah
diorganisir sehingga memiliki makna dan nilai kepada pengguna.
9
Jadi dapat disimpulkan, data adalah sekumpulan fakta mentah tentang organisasi
dan transaksi bisnisnya. Data merupakan sesuatu yang relatif tidak bernilai bagi
pengguna. Sementara informasi merupakan data yang telah diproses, atau data
yang telah memiliki arti.
2.1.2 Sistem dan Sistem Informasi
Definisi Sistem menurut O’Brien (2005, p22) adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai
suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses
transformasi yang terorganisir. Sedangkan, Sistem informasi menurut O’Brien
(2005, p6) adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan komunikasi, dan sumber data yang dapat mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Definisi sistem informasi menurut Turban (2009, p31) memiliki beberapa
komponen dasar yaitu perangkat keras, perangkat lunak, database, jaringan,
prosedur, dan manusia.
2.1.3 Sistem Informasi Manajemen
Menurut O’Brien (2005, p14) sistem informasi manajemen dapat
menyediakan informasi dalam bentuk laporan kepada manajer dan profesional
bisnis lainnya .
Menurut Mcleod (2007, p11) sistem informasi manajemen adalah sebagai
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pengguna yang
memiliki kebutuhan yang sama.
10
Jadi, dapat disimpulkan sistem informasi manajemen adalah suatu sistem
yang menyediakan informasi dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan
manajer dan profesional bisnis lainnya.
2.1.4 Teknologi Informasi
Menurut Turban (2009, p6), teknologi informasi berhubungan dengan
setiap alat berbasis komputer yang digunakan manusia untuk bekerja dan
mendukung informasi serta pengolahannya untuk kebutuhan organisasi
2.1.5 Proses Bisnis
Menurut Laudon dan Laudon (2005,p54), proses bisnis merupakan cara-
cara yang unik dimana sebuah organisasi mengkoordinasi dan mengatur
pekerjaan, informasi dan pengetahuan untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bernilai.
2.1.6 Investasi
Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2009, p1), investasi adalah komitmen
pada saat uang atau sumber daya lain dapat memenuhi harapan dan manfaat
masa depan.
Menurut Sutojo (1993, p11), investasi adalah usaha menanamkan faktor-
faktor produksi langka dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama
sekali atau perluasan proyek atau pabrik yang sudah ada.
11
2.1.7 Strategi
Menurut Steiner dan Miner (1997, p6) strategi mengacu kepada
perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi; strategi kebijakan dan program
pokok untuk mencapainya; dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa
strategi telah diimplementasikan untuk mencapai tujuan akhir organisasi.
2.1.8 Investasi Teknologi Informasi
Definisi Investasi Teknologi Informasi menurut Sutojo (1993, p1),
merupakan usaha menanamkan faktor-faktor produksi langka dalam proyek
tertentu. Tujuan utama dari investasi adalah memperoleh berbagai macam
manfaat yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat tersebut dapat berupa laba,
manfaat non keuangan atau kombinasi dari keduanya.
Investasi Teknologi Informasi meliputi :
a. Hardware, adalah semua mesin dan peralatan dalam sistem komputer.
Contoh PC, mouse, keyboard, dan sebagainya.
b. Software, adalah instruksi elektronik step-by-step yang memberitahukan
perangkat keras komputer apa untuk melakukan sebuah tugas. Contoh
operating system, utility system, dan application software.
c. Network/jaringan, adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan
dua atau lebih komputer; internet adalah jaringan terbesar. Contoh LAN,
WAN dan MAN
d. Brainware, adalah pemakai komputer atau orang yang mengoperasikan
komputer (user) maka komputer tersebut dapat digunakan. Contoh
operator, programmer, system analyst, database administrator.
12
e. Fasilitas. Contoh ruangan, AC dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan investasi teknologi informasi adalah cara
penanaman modal di bidang teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dalam memproses dan menyimpan informasi, sehingga bisa didapatkan manfaat
tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut.
2.1.9 Analisis SWOT
Menurut Robbins dan Coulter (2002, p229) Analisis SWOT adalah
analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan
kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkunganya.
Peranan SWOT pada Information Economic adalah untuk membantu
menentukan strategi bisnis pada perusahaan. SWOT terdiri dari strength,
weakness, opportunity, dan threat. Pengertian dari strength, weakness,
opportunity, dan threat adalah sebagai berikut :
a. Strength (kekuatan)
Kekuatan (strength) adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan
baik atau sumber daya yang dikendalikan.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan (weakness) adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan
tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
c. Opportunity (peluang)
Peluang (opportunity) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.
13
d. Threat (ancaman)
Ancaman (threat) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
2.2 Teori – Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
Teori berikut merupakan teori pendukung dari berbagai sumber yang
menjadi landasan analisis.
2.2.1 Information Economics
Menurut Parker (1988, p5), Information Economics yaitu sekumpulan
alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya proyek teknologi informasi.
Ekonomi informasi melihat pada analisis manfaat dan biaya yang berhubungan
dengan nilai dari kinerja bisnis.
Pada tingkat awal, Information Economics (IE) adalah sebuah kumpulan
dari peralatan komputasional untuk mengkuantifikasikan manfaat-manfaat dan
biaya-biaya proyek sistem informasi (Parker et al., 1988, p5). IE merupakan
dasar dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biaya - manfaat
tradisional) yang berhubungan dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja
bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan dampak strategis pada
perusahaan. Pada tingkat lebih lanjut, Information economics adalah sebuah
proses pembuatan keputusan. Setiap investasi (pemrogram, aplikasi, perangkat
keras) harus dijustifikasi, tetapi setiap investasi yang potensial memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda terhadap nilai, biaya, dan risikonya.
Dalam analisis information economics digunakan analisis dua prespektif
dalam pengambilan keputusan. Yang pertama perspektif bisnis, yaitu dilihat dari
14
nilai bisnis yang dicapai, melalui performa dari bisnis tersebut. Yang kedua,
perspektif teknologi informasi yaitu dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk
investasi teknologi informasi
Menurut Parker (1988, p102), terdapat tiga komponen utama untuk
menghitung score dari suatu proyek investasi, yaitu:
1. Perhitungan ROI,
2. Penilaian pada business domain,
3. Penilaian pada teknologi domain.
Dalam metode Information economics dikenal empat tahapan yang dapat
dilakukan dalam mendapatkan keputusan terbaik untuk investasi produk IT
(Parker, 1988, p11), yaitu:
1. Identifikasi nilai dan total biaya dari setiap proyek.
2. Menerapkan kriteria ekonomi sementara dalam proses pembuatan
keputusan.
3. Memperkirakan alternatif-alternatif yang mungkin terjadi.
4. Alokasi sumber daya yang berharga untuk proyek yang bernilai.
2.2.2 Nilai (Value)
Menurut Parker (1988, p64), nilai didasarkan pada keuntungan dari
persaingan yang dicerminkan dalam kinerja masa sekarang dan masa yang akan
datang. Nilai dapat dikatakan sebagai subtitusi untuk manfaat (benefit). Nilai
(value) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu :
15
1. Return on Investment, diperoleh dari analisis biaya-manfaat tradisional dan
merefleksikan usulan lanjutan dalam menggambarkan efek-efek finansial
(baik biaya dan manfaat) dan teknologi informasi.
2. Strategic Match, merupakan nilai yang diperoleh dan strategi unit bisnis
saat ini yang didukung secara langsung.
3. Competitive Advantage, merupakan nilai yang diperoleh dan menciptakan
strategi bisnis baru, produk baru, atau pendekatan baru dalam menghadapi
tekanan persaingan.
4. Management Information Support, merupakan nilai yang diperoleh dan
dukungan informasi terhadap critical success factor (CSF) perusahaan atau
lini bisnis perusahaan.
5. Competitive Risk, merefleksikan proyek teknologi informasi yang bertujuan
untuk mengejar pesaing.
6. Strategic IS Architecture, merupakan investasi yang memungkinkan
munculnya proyek lain
2.2.3 Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit)
Menurut Parker (1988, p90), biaya merupakan sebuah pengukuran atas
sejumlah sumber daya yang diperlukan dalam menghasilkan produk. Biaya
dalam pengukuran Information economics terdapat dua macam yaitu, biaya
pengembangan dan biaya berjalan. Biaya pemeliharaan termasuk dalam biaya
berjalan.
Manfaat yang dapat diambil dari IE menurut Parker et al (1988, p92)
yaitu:
16
a. Tangible Benefits, merupakan keuntungan nyata dan dapat dikalkulasikan
secara keuangan.
b. Quasi-Tangible Benefits, merupakan keuntungan yang mengacu pada
peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam
perusahaan.
c. Intangible Benefits, keuntungan yang mengacu pada efektifitas proses kerja
yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
2.2.4 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA)
Menurut Parker (1988,p89), Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA)
merupakan titik awal untuk memeriksa dampak ekonomis yang sesuai dengan
tujuan Information economics. Dalam menggunakan TCBA, tentukan cakupan
biaya dan manfaat yang sesuai. TCBA dilakukan ketika terdapat keterkaitan
antara biaya dan manfaat yang menjadi masukan untuk proses pengambilan
keputusan.
2.2.5 Analisis Dua Domain
Perusahaan digambarkan dalam dua bagian yaitu aktivitas bisnis dan
aktivitas teknologi pendukung. Istilah “domain” digunakan untuk
mengkarakteristikkan kedua aktivitas yang berbeda tersebut. Tujuan pembagian
ini adalah untuk menekankan perbedaan peran manajemen dan perencanaan
dalam bisnis dan teknologi. Domain bisnis adalah pengguna teknologi informasi
(user). Domain teknologi adalah penyedia layanan teknologi informasi.
17
Information economics mendasari justifikasinya dalam domain-domain
secara vertikal, memisahkan justifikasi dan kelayakan domain bisnis dan
justifikasi dan viabilitas domain teknologi.
Analisis dua domain merupakan model yang menekankan perbedaan
biaya (cost) dan nilai (value) dalam dua domain. Dari perspektif domain bisnis,
value diciptakan dengan penggunaan teknologi informasi untuk menghasilkan
pendapatan, mengurangi biaya, meningkatkan keefektifan. Dari perspektif
domain teknologi, value merupakan investasi pada domain teknologi yang
dibutuhkan untuk menciptakan layanan.
Biaya dalam domain bisnis didefinisikan sebagai pembayaran untuk
penggunaan surnber daya teknologi yang diaplikasikan untuk memproduksi
value, termasuk risiko. Biaya yang dimaksud dalam domain bisnis adalah biaya
atas sumber daya proyek yang digunakan bersama dengan proyek lainnya
(shared resource), rnisalnya penggunaan jaringan komunikasi data atau
komputer main-frame.
Sedangkan biaya dalam domain teknologi didefinisikan sebagai biaya
atas penggunaan sumber daya sebenarnya yang digunakan langsung untuk
layanan ke domain bisnis, termasuk risiko.
Biasanya setelah melewati waktu 1 (satu) tahun total biaya dari domain
teknologi diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan
yang dibebankan (charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang
dilakukan oleh domain bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain
teknologi.
18
Pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah substitusikan nilai
untuk manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang
berlangsung dalam domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain
bisnis. Maka para manajer bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para
manajer TI dapat mengatur ketersediaan teknologi.
Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada gambar di
bawah. Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI
untuk menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektifitas atau
nilai. Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis
adalah sama seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna TI.
Gambar 2.1 Model Dua Domain Information economics
Menurut Parker (1988,p76), gambar di atas menunjukkan hubungan yang
sangat erat antara biaya domain teknologi dengan manfaat domain bisnis, juga
merupakan cerminan value yang diperoleh atas pengaplikasian TI. Gambar 2.1 di
19
atas, menjelaskan pula adanya perbedaan antara biaya (cost) dengan nilai (value)
kedua domain tersebut.
Dari sisi domain bisnis, value dapat tercipta dengan adanya penggunaan TI
yang menghasilkan revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja.
Sedangkan dari sisi domain teknologi, value dilihat dari manfaat dalam domain
bisnis, yaitu adanya pembiayaan kembali atau investasi lebih lanjut terhadap
teknologi informasi. Value ini kemudian digunakan kembali untuk menciptakan
manfaat terhadap domain bisnis.
Biaya (cost) dalam domain bisnis merupakan semacam pembayaran atas
digunakannya pelayanan dari suatu domain teknologi (merupakan nilai bagi
domain teknologi) dan biaya pada domain teknologi merupakan penggunaaan
sumber daya teknologi informasi.
2.2.5.1 Domain Bisnis
Business domain adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung
nilai total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari
proyek menjadi realistis. Variabel ini di tambahkan untuk menghitung faktor-
faktor yang tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan
kata lain untuk menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible.
Faktor–faktor dalam bisnis domain antara lain:
a. Financial Values
Financial values merupakan manfaat yang dapat diukur dengan dasar
akuntansi. Nilai yang terdapat pada domain bisnis adalah business based
financial value (nilai keuangan berbasis bisnis). Business based financial
20
value memperhitungkàn biaya dan manfaat yang tangible. Manfaat dan biaya
yang diharapkan dalam implementasi suatu sistem harus ditentukan.
b. Strategic Values
Strategic values merupakan ni1ai yang didapat dari tindakan yang
mengkontribusi pencapaian tujuan perusahaan yang bersifat eksternal. Nilai-
nilai ini adalah orientasi pasar dan produk, yang sering kali dideskripsikan
sebagai pangsa pasar, penciptaan pasar, diferensiasi produk, hubungan
dengan pelanggan, dan lain-lain. Strategic values berfokus pada pencapaian
pasar-pasar spesifik, strategi produk dan pelanggan (strategic match),
penciptaan pasar baru atau memperluas pangsa pasar yang ada (competitive
advantage), dan mempertahankan pangsa pasar yang ada (competitive
response), juga ketersediaan informasi berkualitas untuk pengambilan
keputusan (management information), serta project organization risk.
1. Strategic Match (SM)
SM lebih fokus pada keterkaitan antara IT dalam pencapaian tujuan
strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam
meningkatkan nilai dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung
langsung dalam pencapaian tujuan bisnis.
2. Competitive Advantage (CA)
CA termasuk strategi utama yang di ikuti oleh bisnis dan termasuk
sebuah implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus.
Gradasi penilaian sangat berbeda untuk setiap tipe strategi.
Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan
menginginkan peningkatan CA :
21
a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur
industri. Contoh: mengubah kapasitas industri.
b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis
dijalani. Perushaan harus mendukung inisiatif yang dapat
membedakan produk perusahaan atau pelayanan atau bahkan
merubah lingkup persaingan dari bisnis, Contoh : menciptakan sebuah
produk yang unik dan keunikan tersebut harus menjadi nilai utama
dimata pelanggan.
c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa
cara yang dapat di kontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA,
termasuk inisiatif TI untuk menjual atau menggunakan informasi
sebagai by-product (hasil tambahan) dari bisnis sekarang ini.
3. Competitive Response (CR)
CR mengukur akibat atau kerugian dari di tundanya implementasi
proyek IT terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul
dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk,
pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa
etoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu
aktivitas bisnis.
4. Management Information (MI)
MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan
menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau
Line of Business perusahaan. (Management Information Support of Core
Activities). Penilaian (skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat
22
dimana inisiatif dalam menyediakan informasi manajemen yang
mengizinkan pembuat keputusan untuk menaksir operasi dan untuk
membuat mereka menjadi lebih efektif, dan menguntungkan bagi
perusahaan secara materiil.
5. Project Organization Risk
Berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi mampu membawa
perubahan yang dibutuhkan oleh sistem informasi. Kemampuan
organisasi itu meliputi keahlian yang dimiliki dalam organisasi,
kemampuan manajerial, atau pengalaman.
2.2.5.2 Domain Teknologi
Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada
resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah
proyek. Terdapat 3 (tiga) faktor dalam domain teknologi yang digunakan untuk
menghitung manfaat-manfaat maupun resiko yang bersifat intangible yaitu :
a. Strategic Values
1) Strategic IS Architecture
Berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah
dilakukan dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara
keseluruhan. Aliansi ini direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint),
yang menyediakan struktur kedalam data masa depan, sistem, kecocokan
inisiatif dan mengidentifikasikan prioritas. Suatu implementasi TI yang
baik harus mampu menunjang strategi sistem informasi secara
23
keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
b. Organization Strategy Risk and Uncertainty
1) Definitional Uncertainty
Berfokus pada resiko yang mungkin timbul akibat adanya
ketidakpastian akan kebutuhan. Umumnya mendefinisikan ketidakpastian
yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (user atau bisnis)
yang dikomunikasikan pada staf proyek TI. Ketika user tidak dapat
mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus berubah secara
konstan, kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawabab yang
benar dan layak.jika kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa
terjadi perubahan lagi, maka akan lebih mudah bagi staf TI untuk
menyediakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan para user.
2) Technical Uncertainty
Technical Uncertainty menilai kesiapan domain teknologi untuk
menjalankan proyek. Ada empat penilaian yang meliputi Technical
Uncertainty, yaitu kemampuan yang dibutuhkan, ketergantungan
perangkat keras, ketergantungan perangkat lunak dan aplikasi perangkat
lunak. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui resiko dan
menekankan pada kesiapan dan persiapan yang dibutuhkan untuk
kesuksesan proyek. Semakin besar angka negatifnya maka technical
uncertainty semakin tinggi.
24
3) IS Infrastructure Risk
Menilai tingkat investasi nonproyek yang perlu segera dilakukan
untuk mengakomodasi proyek. Hal ini merupakan sebuah penilaian
lingkungan yang meliputi faktor-faktor seperti administrasi data
(seperti kebutuhan kamus data), komunikasi (seperti adanya bentuk
komunikasi yang baru), dan sistem yang tersebar (seperti kebutuhan
metode akses data yang baru). Penekanannya pada organisasi SI yang
meliputi hardware, software dan staff, dimana investasi ini dibutuhkan
untuk mengakomodasi proyek yang ingin ditetapkan.
2.2.6 Analisis Biaya Manfaat
Analisis biaya manfaat merupakan langkah awal untuk Information
economics dalam menetapkan alternatif-alternatif dan mengukur pengeluaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat
ini. Pertama adalah studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir
proyek. Dan terakhir kepentingan bagi proyek besar. Analisis biaya manfaat ini
dikerjakan setelah pengimplementasian untuk menilai keberhasilan finansial
suatu proyek.
Analisis cost-benefit merupakan teknik yang paling umum digunakan
untuk mengkuantifikasi biaya dan manfaat suatu proyek TI. Untuk melakukan
analisis cost-benefit, harus terlebih dahulu menentukan biaya dan manfaat
apakah yang layak untuk diperhitungkan, bagaimana biaya dan manfaat dibobot,
dan untuk mencapai itu semua, hambatan apa saja yang kiranya muncul.
25
Analisis biaya manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang pertama
adalah sebagai alat perencana yang membantu dalam pengambilan keputusan
apakah suatu sistem layak atau tidak layak. Kedua, analisis biaya manfaat
digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnnya.
Biaya (Cost) merupakan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan atau
dihabiskan untuk membiayai proyek yang dibangun. Manfaat lebih berupa suatu
bentuk penghematan, pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan
efektifitas atau produktivitas kerja para karyawan.
Menurut Parker (1988, p92) terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan
metode Information economics, yaitu:
1. Biaya pengembangan sistem (development cost)
2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expenses)
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan
hubungan antara biaya dan manfaat, di antaranya: Simple Return on Investment
(Simple ROI).
2.2.6.1 Value Linking
Menurut Parker (1988,p111), Value linking dan value acceleration adalah
teknik dan konsep yang saling berkaitan. Kedua teknik ini membantu dalam
mengidentifikasi efek samping dan perubahan teknologi di organisasi. Value
linking digunakan untuk mengevaluasi secara finansial dampak kombinasi dan
peningkatan performa suatu fungsi terhadap fungsi yang lain.
26
2.2.6.2 Value Acceleration
Menurut Parker (1988,p111), Value acceleration digunakan untuk
mengevaluasi secara finansial percepatan waktu yang terjadi dan manfaat karena
mengaitkan (linking) dua departemen atau fungsi dalam hubungan sebab akibat.
2.2.6.3 Value Restructuring
Menurut Parker (1988,p122), Value restructuring mengevaluasi nilai
(va1ue) yang terjadi karena restrukturisasi sebuah fungsi pekerjaan atau
departemen. Value restructuring mengukur nilai dan peningkatan produktivitas
yang dihasilkan dan perubahan organisasional. Salah satu contoh dari value
restructuring ini adalah terjadinya peningkatan produktifitas dalarn suatu fungsi
atau departemen karena penerapan aplikasi office automation. Peningkatan
produktifitas merupakan perpindahan kemampuan organisasi dan kegiatan yang
bernilai lebih rendah ke nilai yang lebih tinggi.
2.2.6.4 Innovation Valuation
Menurut Parker (1988,p134), Innovation Valuation menciptakan fungsi-
fungsi baru dalam organisasi. Inovasi rnerubah pola atau cara bagairnana
organisasi menjalankan bisnisnya. Aplikasi teknologi informasi yang inovatif
merupakan alat untuk merubah strategi bisnis, jasa, dan produk lini bisnis, dan
domain bisnis organisasi. Akhimya, teknik innovation valuation berfokus pada
organisasional ketimbang biaya dan resiko teknologi.
27
2.2.6.5 Simple Return on Investment (Simple ROI)
Menurut Parker (1988, p93), teknik ini disebut juga dengan accounting
rate of return. Simple ROI adalah rasio pendapatan bersih rata-rata proyek
terhadap investasi internal proyek itu. Metode ini sangat baik untuk proyek
pemrosesan data atau sistem informasi. Biaya implementasi dan operasional serta
manfaat yang diharapkan akan ditentukan untuk tahun-tahun mendatang. Titik
ketika akumulatif manfaat melebihi akumulatif biaya adalah titik dimana dasar
ROI diperoleh.
2.2.6.6 Lembar Kerja untuk Menghitung ROI
Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja :
a. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan)
Menurut Parker (1988, p95), lembar kerja berisi semua biaya awal
pembangunan proyek pada tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya
pengembangan ini, terdiri atas lima kategori:
1. Development Effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan
sistem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan,
seperti administrasi data.
2. New Hardware (perangkat keras baru), mencakup biaya-biaya tambahan
untuk berbagai peralatan, misalnya terminal, printer, monitor, jaringan
komunikasi, dan sebagainya.
3. New Purchased Software ( pembelian perangkat lunak baru), mencakup
semua biaya yang berkaitan dengan adanya tambahan software baru
dalam perusahaan.
28
4. User Training (pelatihan user), mencakup keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi pengguna dengan adanya
suatu sistem yang baru.
5. Other Costs (biaya lain-lain), mencakup semua biaya lain yang
dikeluarkan, termasuk juga biaya pengujian sistem baru pada saat sistem
tersebut diimplementasikan.
Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan
programming, dan dukungan staf tambahan seperti data administration.
Perangkat keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan,
printer, dan komunikasi. Perangkat lunak baru meliputi pembelian perangkat
lunak atau penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan user
merefleksikan biaya pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-lain,
termasuk testing, merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus
dikembangkan setiap tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan.
Gambar 2.2 Development Cost Worksheet
29
b. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan)
Menurut Parker (1988, p95), lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya
yang akan datang dari awal proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk
biaya berjalan, dibagi menjadi enam kategori, yaitu :
1. Apllication Software Maintenance (pemeliharaan aplikasi perangkat
lunak);
2. Incramental Data Storage Expanses (penambahan biaya data storage);
3. Incramental Communications (penambahan komunikasi);
4. New Software and Hardware Leases (penyewaan perangkat lunak dan
perangkat keras);
5. Supplies (persediaan);
6. Others (lainnya).
Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari
penghitungan jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya
pengembangan). Biaya penambahan data storage adalah hasil dari
penghitungan jumlah megabytes dengan penghitungan biaya megabytes.
Biaya penambahan komunikasi adalah biaya yang berhubungan dengan
sambungan telepon, pesan-pesan, dan sebagainya. Biaya yang berhubungan
dengan penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras yang baru diketahui
bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya lainnya. Seperti lembar kerja
biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan harus dikembangkan
setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat diperoleh.
30
Gambar 2.3 Ongoing Expenses Worksheet
c. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis)
Menurut Parker (1988, p97), lembar kerja ke tiga merangkum dampak
ekonomis dari proyek. Penilaian dampak ekonomis didasarkan pada
hubungan garis lurus untuk menghitung ROI sederhana dari periode aliran
kas bersih selama 5 tahun.
Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih
investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung
dari Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan
(yearly cash flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net
economic benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional
(operating cost reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax
income). Lalu di kurangi ongoing expenses. Simple ROI dikalkulasi dari
31
pembagian rata-rata net cash flow selama 5 tahun dibagi net investment
required. Setelah mendapat simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan.
Gambar 2.4 Economic Impact Worksheet
2.2.6.7 Faktor – faktor dalam Perhitungan Skor Proyek
Menurut Parker (1988, p102), ada tiga variabel yang akan dijumlahkan
untuk memperoleh skor proyek, yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business
Domain, dan Weighted Technology Domain
Gambar 2.5 Faktor perhitungan skor sebuah proyek
Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang
digunakan untuk mengukur dan menetapkan aplikasi teknologi informasi yang
32
potensial. Lima variabel yang dipertimbangkan dalam menghitung Simple ROI,
yaitu Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking, Value
Acceleration, Value Restructuring, Innovation Valuation.
Traditional Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat
variabel lainnya dapat dilakukan setelah proyek TI diimplementasikan.
Gambar 2.6 Perhitungan ROI
Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi penentuan yang
Management Information, Competitive Response, dan Organizational Risks.
Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi meliputi faktor-faktor
penentuan seperti nilai dan resiko untuk Strategic IS Architecture, Definition
Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk. Untuk
mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa variabel yang
perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui kuesioner maupun
wawancara.
2.2.7 Pembobotan Korporasi (Corporate Values)
Pembobotan korporasi adalah pembagian sistem yang dipercaya yang
konsisten pada sejarah organisasi, kepercayaan dan nilai. Itu juga termasuk
pandangan poin dan penilaian pada manajemen senior. Pembobotan korporasi
menyertakan kekuatan, dan biasanya tetap, elemen keorganisasian.
Menurut Parker (1988, p180), perlu dibangun nilai relatif untuk setiap
kelas, yang adalah kepentingan relatif untuk setiap kategori bagi suatu
33
perusahaan. Terdapat tiga cara untuk mendefinisikan nilai atau bobot yang tepat
untuk disatukan dengan nilai-nilai dan risiko-risiko dalam teknologi informasi
yaitu:
a. Nilai berdasarkan budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah sebuah sistem kepercayaan yang dibagi
merata yang terdiri dari sejarah, kepercayaan, dan nilai-nilai organisasi
(Parker, 1988, p180-p181). Budaya perusahaan juga mewakili sudut pandang
dan nilai-nilai dari manajemen senior (perspektif dan gaya utama pemimpin-
pemimpin dalam perusahaan). Budaya perusahaan mewakili elemen
organisasional yang kuat dan selalu kokoh. Penanaman budaya perusahaan
harus dimengerti dan diintegrasikan dengan keputusan alokasi sumber daya
sistem informasi. Berikut adalah beberapa dari aspek budaya perusahaan
yang telah umum dikenal, yaitu organisasi, sistem, sumber daya, dan budaya.
b. Nilai berdasarkan fungsi dari misi perusahaan
Menurut Parker (1988, pp181-182), cara kedua untuk memutuskan
apa yang penting dan menerjemahkan ke dalam bobot adalah dengan misi
perusahaan yang tertulis. Pedoman bisa didapatkan dari pernyataan-
pernyataan misi tersebut. Misalnya, kita bisa menentukan kalau sistem
informasi keuangan dalam suatu perusahaan penting dari pernyataan bahwa
unit bisnis akan menyediakan informasi kinerja keuangan kepada para staf di
perusahaan.
34
c. Nilai berdasarkan lini bisnis dan dukungan komputer
Pertanyaan pertama adalah apakah lini bisnis saat ini menghasilkan
profit dan dianggap berada pada kondisi yang prima (Parker 1988, p186).
Pertanyaan serupa adalah apakah layanan komputer yang digunakan pada lini
bisnis telah berjalan efektif atau tidak. Kedua pertanyaan ini digabung ke
dalam sebuah matriks untuk keperluan analisis.
Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah
dievaluasi diatas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasikan keterkaitan
antara tingkat kesehatan organisasi dan dengan dukungan sistem informasi
yang dimiliki. Yang dimaksud dengan organisasi sehat adalah organisasi
yang kuat, menguntungkan, kompetitif dan tidak mudah terpengaruh oleh
adanya krisis ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya
deregulasi dari pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan
sistem informasi adalah seberapa kuat pengaruhnya sistem informasi dalam
menunjang bahkan menentukan arah kegiatan organisasi.
Hal ini penting dilakukan karena nilai atau bobot domain bisnis dan
domain teknologi sangat berbeda dari organisasi yang satu dengan organisasi
yang lainnya. Seperti ditampilkan pada gambar dibawah (gambar 2.7),
kuadran A (Investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat
dengan dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya
usaha. Kuadran B (Strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat
dengan dukungan sistem informasi yang kuat juga. Kuadran C
(Infrastructure) mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan
35
dukungan sistem informasi yang lemah. Dan yang terakhir adalah peta
kuadran D (Breakthru or Management) menggambarkan sebuah organisasi
menjadi maju.
Gambar 2.7 Kuadran Nilai Garis Bisnis
Karena keempat perbedaan inilah, maka masing-masing kuadran pada
gambar 2.11 memiliki nilai relatif korporasi yang berbeda-beda.
1) Kuadran A (Investment)
Untuk organisasi pada kuadran investasi yang mempunyai dasar
bisnis yang kuat, perusahaan akan memiliki waktu, kesempatan dan
kemampuan dalam investasi, sehingga hal ini dapat mendukung bisnisnya
di masa yang akan datang. Dengan berfokus pada pertumbuhan ke depan
dan pengembangan infrastruktur yang ada sudah tepat.
Kuadran ini menunjukkan bahwa lini bisnis kuat, namun
dukungan komputer lemah. Perusahaan berada pada kuadran ini terutama
36
bila terjadi akuisisi menambah divisi baru ke dalam perusahaan yang
sebelumnya memiliki dukungan komputer yang lemah. Pendapatan dalam
jangka pendek tidak akan diperoleh hingga kualitas dukungan komputer
ditingkatkan. Dalam arti lain, perusahaan melakukan investasi ke dalam
infrastruktur dan sistem backbone. Dasar yang kuat dibangun di sini agar
kontribusi yang bersifat strategis dapat diperoleh.
Kesimpulannya, perusahaan memiliki waktu dan peluang untuk
melakukan investasi lebih di masa depan. Karena itu, sangat perlu
dilakukan fokus terhadap pertumbuhan masa depan dan pengembangan
infrastruktur yang ada sekarang. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan
nilai negatifnya adalah -10. (lihat tabel 2.1).
Tabel 2.1 Kuadran Investment (Parker, 1988, p188)
LIKELY
VALUE COMMENT
RESULTING
WEIGHT BUSINESS
DOMAIN Medium 2
B. Strategic Match Low 0 C. Competitive Advantage Low 0 D. Management Medium Strenghten 2 E. Competitive Response Highest 8 F. Project Organization Medium -2
TECHNOLOGY
DOMAINMedium -4
B. Technical Uncertainty Medium -4 C. Strategic IS High 8 D. IS Infrastructure Risk Low 0 Total Value 20
Total Risk and
Uncertainty -10
37
2) Kuadran B (Strategic)
Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai lini bisnis yang kuat
dan juga dukungan komputer yang kuat juga. Baik sistem infrastruktur
maupun sistem backbone sangat bagus. Hal yang paling utama adalah
kontribusi sistem informasi di masa depan terhadap kesehatan
perusahaan. Kontributor terhadap ROI juga penting.
Pada kuadran ini, perusahaan memiliki kesempatan untuk berinvestasi
dalam keunggulan kompetitif dan sistem aplikasi yang besar. Tujuan
investasi adalah untuk meningkatkan kekuatan perusahaan di masa yang
akan datang. Kuadran ini mempunyai nilai korporasi positif 20 dan nilai
korporasi negatif –4. (lihat tabel 2.2).
Tabel 2.2 Kuadran Strategic (Parker, 1988, p188)
LIKELY COMMENT RESULTING BUSINESS DOMAIN A. Return on Investment (ROI)
Medium
2
B. Strategic Match High 4 C. Competitive Advantage Highest 6 D. Management Medium 2 E. Competitive Response High 4 F. Project Organization Low -1 TECHNOLOGY DOMAINA. Definitional Uncertainty
Medium -2
B. Technical Uncertainty Low -1 C. Strategic IS ArchitectureLow 1 D. IS Infrastructure Risk Low 1 Total Value 20 Total Risk and Uncertainty -4
38
3) Kuadran C (Infrastructure)
Untuk organisasi pada kuadran C mempunyai lini bisnis yang
lemah dan dengan dukungan komputer yang juga lemah. Yang harus
diperhatikan perusahaan pada kuadran ini adalah kelangsungan untuk
bertahan hidup. Komputerisasi dapat membantu dengan membangun
kemampuan perusahaan untuk mengarahkan bisnisnya secara efektif dan
efisien.
Peluang investasi sebaiknya dilakukan di area back-office dan
infrastrukur terlebih dahulu. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai
korporasi negatifnya adalah -10.(lihat tabel 2.3).
Tabel 2.3 Kuadran Infrastructure (Parker, 1988, p189)
LIKELY COMMENT RESULTING
BUSINESS DOMAIN
A. Return on Investment Medium
2
B. Strategic Match High Assume Management 4 C. Competitive Low 0 D. Management High Strenghten Management 4 E. Competitive Response Medium 2 F. Project Organization High Cannot afford risk -4
TECHNOLOGY
DOMAINHigh Cannot afford risk -4
B. Technical Uncertainty Medium Cannot afford risk -2 C. Strategic IS Highest A crucial element 8 D. IS Infrastructure Risk Low 0 Total Value 20 Total Risk and Uncertainty -10
39
4) Kuadran D (Breakthru or management)
Untuk organisasi pada kuadran D memiliki lini bisnis yang lemah
dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Biasanya terjadi pada
divisi perusahaan yang mana divisi lainnya telah mengakibatkan
kemampuan komputer secara signifikan muncul.
Tujuan dari bisnis ialah untuk bertahan hidup, namun berkat
adanya kemampuan komputer yang kuat telah membuka peluang
investasi dan pengembangan yang bisa secara signifikan memperkuat
potensi bisnis. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai korporasi
negatifnya adalah –10. (lihat tabel 2.4).
Tabel 2.4 Kuadran Breakthru or Management (Parker, 1988, p190)
LIKELY
VALUE
COMMENT RESULTING
WEIGHT BUSINESS DOMAIN
A. Return on Investment (ROI) High
4
B. Strategic Match Highest 6 C. Competitive Advantage Low 0 D. Management Information High 4 E. Competitive Response Low 0 F. Project Organization Risk High -4
TECHNOLOGY DOMAIN
A. Definitional Uncertainty Medium
-2
B. Technical Uncertainty Medium -2 C. Strategic IS Architecture Highest 6 D. IS Infrastructure Risk Medium -2 Total Value 20
Total Risk and
Uncertainty -10
40
2.2.8 Information economics Scorecard
Langkah akhir dari kerangka kerja Information economics adalah
memasukkan semua nilai hasil pembobotan simple ROI, dan pembobotan
variable dari domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah scorecard
untuk mendapatkan score akhir dari proyek TI tersebut, seperti yang tampak
pada gambar 2.8. Semua nilai positif dan negatif yang mewakili nilai dan risiko
dijumlahkan.
Bobot dari perhitungan simple ROI, bersama dengan pengukuran dari
domain bisnis dan teknologi, akan digabung dengan menggunakan Information
economics Scorecard (Parker., 1988, p145). Proyek teknologi informasi atau
sistem informasi dapat diurut berdasarkan skor mereka, yang menyediakan
pengukuran yang lebih seimbang mengenai nilai ekonomis sebenarnya dari
suatu perusahaan. Tabel di bawah ini merupakan contoh dari Information
economics scorecard.
Gambar 2.8 Information economics Scorecard
41
2.2.9 Skala Likert
Menurut Sugiyono (2004, p86) skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Kuesioner dengan skala Likert adalah instrumen yang umumnya
digunakan untuk meminta responden agar memberikan respon terhadap beberapa
statement dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, tidak
menentukan, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap tiap-tiap statement
(Sumanto, 1995 : 66). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel dan kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradiasi sangat positif sampai sangat negatif. Skala
likert dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.9 Skala Likert