BAB 2 LANDASAN TEORI -...

57
22 BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori yang dibahas pada bab ini adalah teori-teori yang mendukung dalam pembahasan ekonomi informasi. 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (p131, 2001), data adalah fakta mentah (kasar) atau deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian, dan transaksi yang diambil, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang lebih khusus. 2.1.2 Pengertian Sistem Menurut McLeod (p9, 2001), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam mencapai sebuah tujuan bersama. Menurut O’Brien dan Marakas (p22, 2005), sistem adalah sekelompok komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah output dalam proses perubahan yang teratur.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

22

BAB 2

LANDASAN TEORI

Teori-teori yang dibahas pada bab ini adalah teori-teori yang mendukung dalam

pembahasan ekonomi informasi.

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Pengertian Data

Menurut Turban (p131, 2001), data adalah fakta mentah (kasar) atau

deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian, dan transaksi yang diambil, direkam,

disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang

lebih khusus.

2.1.2 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (p9, 2001), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri

dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam

mencapai sebuah tujuan bersama.

Menurut O’Brien dan Marakas (p22, 2005), sistem adalah sekelompok

komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah

output dalam proses perubahan yang teratur.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

23

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (p15, 2001), informasi adalah data yang telah diproses

atau data yang memiliki arti.

Menurut O’Brien (p13, 2003), informasi adalah data yang diubah ke

dalam konteks yang berarti dan berguna bagi penggunaan akhir. Jadi informasi

adalah data yang telah diolah, memiliki arti dan berguna bagi penggunanya.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Turban, Rainer, Potter (p17, 2001), sistem informasi adalah

sebuah sistem dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganaliasa, dan

menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik.

Menurut O’Brien (p7, 2003), sistem informasi adalah kombinasi dari

manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan

komunikasi, dan sumber data yang dapat mengumpulkan dan memindahkan

informasi dalam sebuah organisasi.

2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Alter (p42, 1999), teknologi informasi merupakan perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh

seperangkat sistem informasi.

Menurut Haag, Cummings, McCubbrey (p14, 2005), teknologi informasi

adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan oleh orang

untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan proses

informasi dari sebuah organisasi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

24

2.1.6 Kerangka Kerja Sistem Informasi

O’Brien (p9, 2005), kerangka kerja sistem informasi merupakan

gambaran umum area-area utama pengetahuan sistem informasi yang dibutuhkan

oleh praktisi bisnis. Kerangka kerja sistem informasi menekankan pada lima area

pengetahuan sistem informasi, yaitu:

1. Konsep-konsep dasar

Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial termasuk

mengenai berbagai komponen dan peran para sistem.

2. Teknologi Informasi

Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen

teknologi informasi, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak,

jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet.

3. Aplikasi Bisnis

Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen, dan

keunggulan kompetitif bisnis.

4. Proses Pengembangan

Bagaimana para praktisi dan pakar informasi merencanakan,

mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk

memenuhi peluang bisnis.

5. Tantangan Manajemen

Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi

pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

25

Gambar 1 Kerangka Kerja Sistem Informasi

2.1.7 Elemen-elemen Lingkungan Perusahaan

Menurut McLeod (p35, 2001), elemen-elemen lingkungan ini adalah

organisasi atau individu yang berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh

langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Elemen-elemen ini ada delapan

dan berada dalam sistem yang lebih luas, yang disebut masyarakat. Gambar 2

menggambarkan perusahaan dalam konteks lingkungannya.

Sistem Informasi

Aplikasi Bisnis

Tantangan Manajemen

Teknologi Informasi

Proses Pengembangan

Konsep-konsep Dasar

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

26

Gambar 2 Elemen-elemen lingkungan perusahaan

Pemasok menyediakan material, mesin, jasa, dan informasi yang

digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa

ini dipasarkan kepada para pelanggan perusahaan yang mencakup pemakai saat

ini dan calon pemakai. Serikat pekerja adalah organisasi bagi tenaga kerja

terampil maupun tenaga kerja tidak terampil. Masyarakat keuangan terdiri dari

lembaga-lembaga yang mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi

perusahaan. Contohnya, meliputi bank dan lembaga peminjaman lainnya, serta

perusahaan-perusahaan investasi. Pemegang saham atau pemilik adalah orang-

orang yang menanamkan modal di perusahaan dan mewakili tingkat manajemen

tertinggi. Pesaing mencakup semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan

di pasar. Pemerintah pada tingkat pusat, daerah dan lokal, memberikan kendala-

kendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan, tetapi juga memberikan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

27

bantuan dalam bentuk pembelian, informasi dan dana. Masyarakat global

adalah wilayah geografis tempat perusahaan melaksanakan operasinya.

Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya pada masyarakat global dengan

memperhatikan lingkungan alam, menyediakan produk dan jasa yang

meningkatkan kualitas hidup, dan beroperasi secara etis.

2.1.8 Analisis Sistem

Menurut McLeod (p128, 2001), analisis sistem merupakan suatu

pembelajaran atau pengertian terhadap sistem yang telah ada yang akan

digunakan dalam menciptakan sebuah sistem yang baru atau yang telah

diperbaharui.

Menurut Marakas (p23, 2005), analisis sistem merupakan pembelajaran

secara keseluruhan mengenai proses, prosedur dan sistem yang ada dan saling

terkait dalam suatu perusahaan.

2.1.9 Analisis SWOT

Menurut Robbins dan Coulter(p229, 2002), analisis SWOT adalah

analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan

kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkungannya. Analisis

SWOT mempunyai peranan yang penting untuk mengetahui posisi perusahaan

dalam lingkungannya, dan demikian dapat ditentukan strategi yang tepat untuk

memenangkan posisi tersebut.

SWOT terdiri dari empat bagian, yaitu:

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

28

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan dengan baik

atau sumber daya yang dikendalikan.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan

baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak diliki

oleh perusahaan.

3. Peluang (Opportunity)

Peluang merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai pengaruh

positif terhadap perusahaan.

4. Ancaman (Treaths)

Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai

pengaruh negatif terhadap perusahaan.

Berikut merupakan diagram dari analisis SWOT :

Gambar 3 Diagram analisis SWOT

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

29

Kuadran 1 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana

perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus

strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal.

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah

matrik SWOT. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Matrik ini dapat menghasilkan empat

set kemungkinan alternatif strategi, seperti yang terdapat dalam tabel berikut.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

30

Gambar 4 Matriks SWOT

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memamfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memamfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

31

2.1.10 Investasi

Menurut Sutojo (2000, p1), investasi merupakan upaya menanamkan

faktor-faktor produksi langka pada proyek tertentu. Proyek tersebut dapat

bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang sudah ada. Faktor-faktor

produksi langka itu dapat berbentuk:

1. Dana

2. Kekayaan Alam (natural resources)

3. Tenaga ahli dan terampil

4. Teknologi tingkat tinggi

Investasi mempunyai tujuan utama untuk memproleh berbagai macam

manfaat baik dari segi kuantitatif (manfaat finansial dan makro ekonomi),

kualitatif (manfaat politis, sosial, dan budaya), atau kombinasi dari keduanya.

Menurut Reilly (1986, p708), investasi merupakan komitmen pendanaan

untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi

bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu

tersebut dan risiko yang termasuk di dalamnya.

2.1.11 Pengertian Proses Bisnis

Proses bisnis adalah sebuah kelompok aktivitas yang saling berkaitan

yang menggunakan sumber daya organisasi untuk mendukung hasil yang telah

menjadi tujuan organisasi.

Sebuah proses bisnis yang baik tidak hanya sebuah proses bisnis yang

menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

32

lebih terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan

dalam proses bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang

semakin baik, afiliasi yang buruk akan memberikan nilai minus terhadap proses

bisnis yang bernilai plus.

2.1.12 Skala Pengukuran

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen akan digunakan untuk

mengumpulkan data. Masing-masing instrumen memiliki skala pengukuran.

Menurut Sugiyono (2005, P84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang

ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap atau pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel

kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif yang dapat berupa

kata-kata antara lain :

1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif

2. Setuju / Sering / Positif

3. Ragu-ragu / Kadang-kadang / Netral

4. Tidak setuju / Hampir tidak pernah / Negatif

5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah / Sangat negatif

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

33

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberikan

skor, misalnya:

1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif = 5

2. Setuju / Saling / Positif = 4

3. Ragu-ragu / Kadang-kadang/ Netral = 3

4. Tidak setuju / Tidak pernah/ Negatif = 2

5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/Sangat negatif = 1

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 RCS Sound Broadcast System

RCS adalah nama dari vendor penyedia aplikasi pendukung penyiaran

radio. Produk yang keluarkan oleh vendor ini adalah RCS Sound Broadcast

System. RCS Sound Broadcast System terbagi dari beberapa modul. PT Radio

Attahiriyah menggunakan RCS Sound Broadcast System, tetapi hanya empat

modul. Keempat itu adalah:

2.2.1.1 Modul Master Control

Modul master control berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:

1. Sebagai Player Audio

2. Melakukan recording voice

3. Melakukan insert audio

4. Melakukan integrasi selector dan linker hingga menjadi

playlist yang akan on-air.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

34

2.2.1.2 Modul Linker

Modul linker berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:

1. Melakukan insert iklan

2. Melakukan insert program yang terdiri dari :

a. Adblibs

b. Tips

c. ID Radio

d. Sweeper

e. Image Promo Radio

3. Database iklan

4. Insert audio, dan lain-lain

5. Pelaporan iklan.

2.2.1.3 Modul Selector

Modul selector berfungi untuk melakukan tugas-tugas berikut:

1. Untuk melakukan inserting lagu.

2. Melakukan penjadwalan lagu.

3. Merekam voice track.

4. Pengkocokan lagu dengan aturan-aturan yang dapat disesuaikan.

5. Pelaporan lagu tayang.

2.2.1.4 Modul Air Wave

Modul air wave berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:

1. Melakukan penjadwalan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

35

2. Input database : data klien, booking iklan, space iklan

3. Membangkitkan bukti siar dan laporan iklan lainnya.

2.2.2 Analisis Biaya Manfaat

Menurut Roy Sembel dan Sandra Sembel dalam artikelnya yang berjudul

”Strategi Mengambil Keputusan Instan”, analisis biaya manfaat adalah salah satu

strategi dalam pengambilan keputusan yang digunakan sebagai petunjuk untuk

melihat biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang bisa dipetik, dimana

analisis ini dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang ditetapkan.

Beberapa pendekatan untuk mengembangkan hubungan biaya manfaat

(cost-benefit) adalah:

2.2.2.1 Simple Return on Invesment (ROI)

Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI ini

merupakan pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada

perusahaan, dengan cara rasio rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap

tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek. Metode ini merupakan

metode yang biasa digunakan dalam pengolahan data dan proyek sistem

informasi.

2.2.3 Analisis Investasi

Investasi Sistem Informasi (SI) / Teknologi Informasi (TI) seringkali

hanya dipandang sebagai suatu biaya yang harus dikeluarkan tanpa tahu manfaat

apa yang akan diperoleh. Akan tetapi investasi terhadap suatu sistem aplikasi

terus dilakukan karena perusahaan melihat bahwa ada hubungan antara biaya TI

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

36

dengan performa ekonomi dari perusahaan. Biaya lebih mudah diidentifikasikan

dan dihitung dibandingkan manfaat, khususnya untuk manfaat yang sifatnya

tidak nyata (intangible). Sebagian besar manajer SI/TI dan perusahaan cenderung

tidak masuk ke dalam detil jika berbicara tentang manfaat tidak nyata karena

kedalaman analisisnya tidak jelas. Kebanyakan, cara praktis dalam menggunakan

pendekatan finansial berfokus pada manfaat nyata (tangible benefit), seperti

penghematan biaya, pengurangan pegawai dan sebagainya. Sayangnya,

pengurangan atau bahkan pengeliminasian kontribusi manfaat tidak nyata

terhadap implementasi SI/TI telah menurunkan nilai ekonomis dari investasi.

Berdasarkan persoalan ini, beberapa ahli memperkenalkan cara yang lebih

praktis untuk manajer SI/TI dan perusahaan untuk mendapatkan gambaran

tentang bagaimana investasi diukur, contohnya dengan menggunakan pendekatan

non-finansial. Beberapa orang percaya bahwa dua pendekatan harus digabungkan

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat. Pada karya tulis ini, akan

digunakan metodologi ekonomi informasi yang menggabungkan kedua

pendekatan baik finansial maupun non-finansial untuk menilai dan melakukan

justifikasi terhadap investasi SI/TI.

2.2.4 Ekonomi Informasi (Information Economics)

2.2.4.1 Pengertian Ekonomi Informasi

Feasibility assessment merupakan suatu metode untuk mengevaluasi

kelayakan suatu proyek dengan melihat aspek finansial maupun non-finansial

terhadap kebutuhan organisasi yang telah ditetapkan, dan menilai prioritas

proyek-proyek yang ditawarkan. Menurut Graeser et al, kelayakan dapat saja

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

37

dalam bentuk biaya, manfaat, nilai, atau hal-hal yang berkaitan dengan sosial

teknikal (1998, p90). Menurut Adrian M, McDonough, ekonomi informasi

adalah sebuah pembelajaran tentang pengalokasian dari sumber daya langka

dalam organisasi. Ekonomi informasi, terutama berkonsentrasi pada

pengalokasian sumber daya pengetahuan penyimpanan barang (inventory).

Untuk memperoleh informasi melalui pemrosesan data dan untuk penggunaan

yang efektif dari kedua pengetahuan akan penyimpanan barang (inventory) dan

pemrosesan informasi oleh masing-masing individu dalam sebuah perusahaan /

organisasi. Sedangkan menurut Robson (1997, p237), ekonomi informasi secara

eksplisit mengevaluasi alternatif investasi dengan mengidentifikasi, dan lalu

mengevaluasi, memberikan skor, dan memberikan peringkat faktor positif yang

potensial (nilai) dan faktor negatif (risiko atau ketidakpastian) yang potensial,

dari sekumpulan kandidat investasi.

Salah satu metode untuk melakukan penilaian terhadap kelayakan proyek

adalah ekonomi informasi, yang dikembangkan oleh Parker untuk

menghubungkan kinerja bisnis dengan teknologi informasi. Menurut Parker (p5,

1988), ekonomi informasi merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur

manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi. Dalam analisis ekonomi

informasi digunakan Analisis dua segi, yaitu segi bisnis dan segi teknologi,

sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional yang berangkat dari

analisis biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).

Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga

hal penting yang saling berhubungan yaitu:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

38

1. Biaya (Cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya

variabel yang diperlukan untuk membangun sistem.

2. Manfaat (Benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan

atau peningkatan kinerja atau revenue.

3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI,

yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang

maupun masa yang akan datang.

i. Biaya (Cost)

Cost adalah akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam

mencapai suatu tujuan tertentu, semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk

suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar

yang berlaku baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Menurut Parker (p90, 1988), biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas

jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam

ekonomi informasi terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya pengembangan

(development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan

(maintenance) termasuk dalam biaya berjalan.

ii. Manfaat (Benefit)

Menurut Remenyi (p40, 1995), manfaat (benefit) dari teknologi informasi

merupakan suatu keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi

informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas

penggunaan teknologi informasi tersebut.

iii. Nilai (Value)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

39

Nilai (value) didasarkan atas manfaat yang diperoleh dari kinerja bisnis

saat ini dan di masa mendatang (Parker,1988 p64). Manfaat yang akan

meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan merupakan value yang mana

perusahaan berkeinginan untuk menginvestasikannya.

Pada model ini, manfaat ditentukan melalui kombinasi dari analisis enhanced

ROI, penilaian bidang bisnis, dan penilaian bidang teknologi.

2.2.4.2 Kerangka Ekonomi Informasi

Gambar 5 Kerangka Ekonomi Informasi

Gambar 1 (Ranti, 2005) menunjukkan kerangka penilaian investasi

dengan menggunakan metodologi ekonomi informasi (information economics),

dimana pada akhir penilaian akan didapatkan sebuah skor angka yang

menunjukkan nilai ekonomis dari suatu investasi SI/TI. Dari Gambar 5, di atas

dapat dilihat bahwa Parker menglasifikasikan manfaat SI/TI ke dalam tiga bagian

(Parker, 1988) yaitu:

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

40

1. Tangible benefit

Manfaat nyata atau yang berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan

perusahaan. Contohnya, meningkatkan produktivitas, mengurangi

penggunaan kertas, dan sebagainya. Analisis terhadap tangible benefit atau

yang bersifat kuantitatif menggunakan perhitungan dengan metode ROI

sederhana - Traditional Cost-Benefit Analysis (TCBA).

2. Quasi benefit

Manfaat yang berada di ruang “abu-abu”, atau yang berpengaruh langsung

terhadap keuntungan tetapi susah dihitung ataupun sebaliknya, tidak

berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan tetapi dapat dihitung.

Contohnya memperbaiki proses perencanaan, perbaikan pengambilan

keputusan, dan sebagainya. Analisis terhadap quasi benefit menggunakan

perhitungan dengan:

a. Value acceleration (VA): percepatan perolehan manfaat dan

penghematan biaya karena hubungan dua fungsi dalam hubungan sebab

akibat, biasanya dipicu oleh suatu waktu atau perbaikan di bagian lain

(ripple effect).

b. Value linking (VL) : sama dengan value acceleration tetapi tidak

bergantung pada waktu.

c. Value restructuring (VR): mengacu pada nilai yang berhubungan

dengan suatu pekerjaan atau fungsi bagian, diukur dengan peningkatan

produktivitas yang didapat dari usaha pada suatu bagian dari aktivitas

dengan manfaat yang lebih rendah menjadi meningkat lebih tinggi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

41

d. Innovation valuation : aplikasi SI/TI yang inovatif menjadi penggerak

dalam perubahan strategi bisnis, produk dan layanan, serta domain

bisnis dari organisasi.

3. Intangible benefit

Manfaat tidak nyata atau yang dapat dilihat mempunyai dampak positif bagi

perusahaan, tetapi tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan.

Contohnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan moral pegawai,

dan sebagainya. Analisis terhadap intangible benefit menggunakan dua

penilaian yaitu:

a. Domain Bisnis (Business Domain)

Menurut Parker (1988, p144) faktor-faktor unik dalam domain bisnis,

diantaranya adalah:

i. Strategic Match (SM)

Strategic Match memfokuskan diri pada keterkaitan antara

teknologi informasi, dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan.

Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai atau

skor dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam

pencapaian tujuan bisnis.

ii. Competitive Advantage (CA)

Competitive Advantage termasuk strategi utama yang diikuti oleh

bisnis dan termasuk sebuah implementasi dari cost leadership,

differentiation atau fokus gradasi penilaian sangat berbeda untuk

setiap tipe strategi.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

42

Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan

menginginkan peningkatan competitive advantages

1. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur

industri, contoh mengubah kapasitas industri,

2. Perusahaan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis

yang dijalani. Artinya perusahaan harus mendukung inisiatif

yang dapat membedakan produk perusahaan atau pelayanannya

atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis tersebut.

Menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan produk

tersebut harus menjadi nilai lebih di mata pelanggan.

3. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. ada

beberapa cara yang dapat dikontribusikan untuk sebuah inisiatif

untuk competitive advantage, termasuk inisiatif untuk teknologi

informasi untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai

hasil tambahan dari bisnis sekarang ini.

iii. Competitive Response (CR)

Competitive Response mengukur tingkat dimana kegagalan sistem

dapat menyebabkan ancaman persaingan bagi perusahaan. Hal ini

dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan

pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh

industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem sebagai

kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

43

iv. Management Information (MI)

Management Information berfokus pada seberapa jauh proyek

teknologi informasi atau sistem informasi akan menyediakan

informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau line of

business perusahaan.

v. Project or Organization Risk (OR)

Organization Risk berfokus pada tingkat dimana organisasi mampu

membawa perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi

berfokus pada pemakai atau domain bisnis organisasi, bukan pada

organisasi teknikal. Komponen dari kapasitas organisasi meliputi

dukungan manjemen untuk berubah, kedewasaan dalam

komputerisasi di dalam organisasi, penilaian realistis atas tugas-tugas

yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek melalui pemahaman

atas proses dan fungsi bisnis yang penting.

b. Technology Domain

Komponen-komponen penilaian dari domain ini antara lain:

i. Strategic IS architecture : manfaat proyek SI/TI diukur melalui

tingkat kesesuaian proyek tersebut terhadap perencanaan SI/TI secara

keseluruhan.

ii. Definitional Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa

besar ketidakpastian akibat perubahan dari target.

iii. Technical Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa

besar ketergantungan proyek terhadap keahlian, perangkat keras,

perangkat lunak dan sistem.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

44

iv. Infrastructure Risk : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa

pentingnya investasi non proyek untuk mengakomodasi proyek ini.

Kategori manfaat 1 (tangible) dan 2 (quasi tangible) menggunakan

pendekatan finansial enhanced ROI, dimana hasil penilaiannya menghasilkan

suatu nilai moneter dan skor angka sedangkan kategori manfaat ketiga

menggunakan pendekatan non finansial (domain bisnis dan teknologi), dimana

hasil penilaiannya adalah sebuah skor angka. Pada kategori ketiga ini, skor

berkisar dari 0-5.

Dengan demikian, nilai proyek SI/TI diukur dengan formula berikut ini (Parker,

1988, p102):

Skor Proyek = Enhanched ROI + bobot bidang bisnis + bobot bidang

teknologi

Enhanched ROI = Traditional ROI + Value Linking + Value

Acceleration + Value Restructuring + Innovation

Valuation

2.2.4.3 Evaluasi Ekonomi Informasi

Berikut merupakan gambar dari evaluasi ekonomi informasi (Parker,

1988, p198):

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

45

Gambar 6 Evaluasi Ekonomi Informasi

Dari gambar di atas, dapat dilihat langkah-langkah untuk mengevaluasi

ekonomi informasi atas investasi suatu perusahaan terhadap suatu produk dan

jasa.

1. Mendefinisikan dan mengidentifikasi para partisipan yang mempunyai

peranan yang penting dalam proses evaluasi ekonomi informasi perusahaan

yang terkait dengan investasi proyek. Partisipan ini sangat penting untuk

evaluasi ekonomi informasi, karena akan menjadi narasumber akan data

dan informasi. Proses ini sangat penting dilakukan untuk membuat ukuran

akan nilai, biaya yang dibutuhkan dab sumber daya potensial akan

kegagalan atau resiko yang akan dihadapi. Hasil dari proses ini berupa

kesepakatan para partisipan akan nilai yang diperoleh.

2. Evaluasi yang dilakukan mencakup kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi dalam bisnis yang dijalani (business feasibility), berupa nilai dan

pengaruh dari investasi terhadap performansi perusahaan. Evaluasi ini

menyangkut strategic match, competitive advantage, competitive response,

dan lain-lain.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

46

3. Evaluasi terhadap technical viability, termasuk identifikasi resiko-resiko

yang mungkin terjadi. Evaluasi ini menyangkut strategic IT architecture,

IT strategic risk, dan lain-lain.

4. Dari nilai atau bobot yang sudah ditentukan sebagai hasil kesepakatan yang

diberikan oleh para partisipan, diperoleh nilai dan manfaat dari investasi

dan predikat yang dicapai.

2.2.5 Analisis Bisnis Domain dan Teknologi Domain

Biasanya setelah melewati waktu satu tahun total biaya dari domain

teknologi diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan

yang dibebankan (charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang

dilakukan oleh domain bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain

teknologi.

Pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah substitusikan nilai

untuk manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang

berlangsung dalam domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain

bisnis. Maka para manajer bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para

manajer TI dapat mengatur ketersediaan teknologi.

Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada Gambar 6.

Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk

menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektivitas atau nilai.

Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis

adalah sama seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna sistem

informasi.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

47

H

H

H

H

Hubungan antara biaya domain teknologi yang terkait erat dengan

manfaat Domain Bisnis (seperti ditunjuk pada Gambar 6) merupakan cerminan

value yang diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada Gambar 6 ini, menjelaskan

pula adanya perbedaan antara biaya dan value pada kedua domain. Dari sisi

Domain Bisnis, value dapat tercipta dengan adanya TI yang menghasilkan

revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan dari sisi

domain teknologi, value domain bisnis tersebut sama saja, yang merupakan

manfaat atas pelayanan TI.

2.2.5.1 Bisnis Domain

Domain bisnis adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung nilai

total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek

menjadi realistis. Variabel ini ditambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang

Gambar 7 Model Analisis Dua Domain Dalam Information Economics

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

48

tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan kata lain untuk

menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible.

Faktor – faktor dalam business domain antara lain :

A. Strategic Values

1. Strategic Match (SM)

SM lebih fokus pada keterkaitan antara sistem informasi dalam

pencapaian tujuan strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan

dalam meningkatkan nilai dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung

langsung dalam pencapaian tujuan bisnis.

2. Competitive Advantage (CA)

CA termasuk strategi utama yang diikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah

implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi penilaian

sangat berbeda untuk setiap tipe strategi.

Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan

menginginkan peningkatan CA :

a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri.

Contoh : mengubah kapasitas industri.

b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam menjalani bisnis.

Perusahaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk

perusahaan atau pelayanan atau bahkan merubah lingkup persaingan dari

bisnis. Contoh : menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut

harus menjadi nilai utama di mata pelanggan.

c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara

yang dapat dikontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA, termasuk inisiatif

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

49

TI untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil

tambahan) dari bisnis sekarang ini.

3. Competitive Response (CR)

CR mengukur akibat atau kerugian dari ditundanya implementasi proyek

sistem informasi terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul

dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk,

pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas

dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.

4. Management Information for CSF’s (MI)

MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan

informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business

perusahaan. (Management Information Support of Core Activities). Penilaian

(skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam

menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk

menaksir operasi dan untuk membuat mereka menjadi lebih efektif, dan

menguntungkan bagi perusahaan secara materiil.

B. Stakeholder Values

1. Service and Quality (SQ)

SQ berfokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas perusahaan. Pada

awal 1990, bermunculan buku yang berisi tentang pentingnya inisiatif SQ.

Dalam setiap perusahaan, inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki tingkatan

SQ sangat banyak. Masalahnya adalah perusahaan bekerja terisolasi, masing-

masing fungsi, departemen, bekerja sendiri-sendiri. Kurangnya koordinasi antar

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

50

departemen tersebut dapat mengakibatkan penurunan pelayanan terhadap

pelanggan dan penurunan kualitas kerja perusahaan.

2. Agility, Learning & Empowerment (ALE)

ALE memfokuskan diri dalam membuat pekerja dan proses bisnis

menjadi lebih fleksibel dan lebih murah beradaptasi terhadap perubahan yang

terjadi didalam perusahaan. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pekerja

sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena tinggi rendahnya tingkat ALE

pekerja dapat mempengaruhi kemampuan kompetitif atau bersaing perusahaan.

Oleh karena itu, perlu selalu diadakan pelatihan kualitas pengetahuan pekerja

bisa menjadi semakin baik.

3. Cycle Time (CT)

CT memfokuskan diri pada setiap elemen dalam proses, dari menciptakan

sebuah budaya inovatif yang menstimulasi ide adanya produk baru sampai

dengan pengembangan sukses, produksi, dan pengiriman ke pelanggan pada

sekali waktu yang akan menciptakan standar industri baru atau pelatihan yang

terbaik. Hal ini diterjemahkan ke dalam produk yang bergerak dari R&D ke

dalam produksi yang lebih cepat, produk yang bergerak dari produsen sampai

dengan produksi menuju permintaan pelanggan lewat teknis mass customization

lebih cepat daripada supplier pesaing. Semua elemen dari CT memfokuskan diri

pada CT sebagai strategi kompetitif.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

51

C. Competitive Strategy Risk

1. Business Strategy Risk (BSR)

BSR berfokus pada identifikasi risiko bisnis yang muncul akibat suatu

implementasi TI. Risiko ini bersifat jangka panjang yang dapat mempengaruhi

strategi dan proses bisnis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

D. Organization Strategy Risk and Uncertainty

1. Business Organization Risk (BOR)

BOR memfokuskan diri pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi

dengan perubahan atas perencanaan bisnis organisasi. BOR ini merupakan risiko

jangka pendek yang cocok dengan BPR (Business Proses Reenginering) dan

restrukturasi organisasi. Hal tersebut merefleksikan tingkatan dari sejumlah

komponen bisnis organisasi yang terkait. Ini termasuk rencana bisnis in-place,

perubahan sistem manajemen, rencana kontigensi, dan kebutuhan pasar yang

telah didefinisikan dan dimengerti dengan baik.

2.2.5.2 Teknologi Domain

Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada

risiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah

proyek. Menurut Parker (1996, p324), terdapat empat variabel dalam domain

teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun risiko

yang bersifat intangible yaitu :

A. Strategic Values

1. Strategic IT Architecture (SITA)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

52

SITA berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah

dilakukan dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara keseluruhan. Aliansi

ini direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint), yang menyediakan struktur ke

dalam data masa depan, sistem, kecocokan inisiatif dan mengidentifikasikan

prioritas. Suatu implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi

sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan.

B. Competitive Strategy Risk

1. IT Strategic Risk (ITSR)

ITSR memfokuskan diri pada competitive strategy risk yang ada sebagai

hasil dari perubahan struktur bisnis, termasuk aliansi, joint venture, dan kebutuhan

untuk mendukung perusahaan selama menyesuaikan dengan permintaan baru dari

pasar. ITSR menilai risiko yang mungkin terjadi dari strategi risiko jangka

panjang, dilihat dari segi arsitektur, ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis.

Ketepatan pengaturan strategi TI sangat dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu

terjadi perubahan atas struktur perusahaan atau proses bisnis, TI tersebut bisa

beradaptasi dengan baik.

C. Organization Strategy Risk & Uncertainty

1. IT Definitional Uncertanty (ITDU)

ITDU berfokus pada risiko yang mungkin timbul akibat adanya

ketidakpastian akan kebutuhan. Umumnya, ITDU mendefinisikan ketidakpastian

yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (pengguna atau bisnis) yang

dikomunikasikan pada staff proyek TI. Ketika pengguna tidak dapat

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

53

mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus berubah secara konstan,

kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawaban yang benar dan layak. Jika

kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan

lebih mudah bagi staff TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan

kebutuhan para pengguna.

2. IT Technical and Implementation

Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam

mengimplementasikan proyek teknologi informasi, ada lima komponen utama

dalam sistem informasi technical and implementation risk (ITTR) yaitu :

keterampilan yang dibutuhkan, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan

perangkat lunak (selain perangkat lunak aplikasi), ketergantungan perangkat lunak

aplikasi, dan ketergantungan implementasi aplikasi itu sendiri.

3. IT Service Delivery Risk (ISDR)

ISDR memfokuskan diri pada rencana jangka pendek organisasi dalam

computer service delivery. ISDR ini berfokus untuk mengukur dan mengetahui

seberapa besar risiko yang akan dihadapi perusahaan dengan adanya sistem baru.

Risiko ini bersifat jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan dari sistem

baru tersebut maupun karena belum beradaptasinya pengguna terhadap sistem

yang baru.

2.2.6 Lembar Kerja untuk Menghitung ROI

Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja :

1. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

54

Lembar kerja yang berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada

tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima

kategori : (1) usaha pengembangan; (2) perangkat keras baru; (3) pembelian

perangkat lunak baru; (4) pelatihan pengguna; dan (5) biaya lain-lain.

Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan

programming, dan dukungan staff tambahan seperti data administrasi. Perangkat

keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan, printer, dan

komunikasi. Perangkat lunak baru meliputi pembelian perangkat lunak atau

penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan pengguna merefleksikan biaya

pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-lain, termasuk pengujian,

merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus dikembangkan setiap

tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan.

Gambar 8 Development Cost Worksheet

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

55

2. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan)

Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari awal

proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi menjadi lima

kategori, yaitu :

(1) Pemeliharaan aplikasi perangkat lunak;

(2) Penambahan biaya data storage;

(3) Penambahan komunikasi;

(4) Penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras;

(5) Persediaan;

Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari penghitungan

jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Biaya

penambahan data storage adalah hasil dari penghitungan jumlah megabytes

dengan penghitungan biaya megabytes. Biaya penambahan komunikasi adalah

biaya yang berhubungan dengan sambungan telepon, pesan-pesan, dan

sebagainya. Biaya yang berhubungan dengan penyewaan perangkat lunak dan

perangkat keras yang baru diketahui bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya

lainnya. Seperti lembar kerja biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan

harus dikembangkan setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat

diperoleh.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

56

3. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis)

Lembar kerja ke-3 merangkum dampak ekonomis dari proyek. Penilaian

dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk menghitung ROI

sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun.

Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih

investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari

Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan (yearly cash

flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net economic

benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional (operating cost

reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax income). Lalu

dikurangi ongoing expenses. Simple ROI dikalkulasi dari pembagian rata-rata net

Gambar 9 Ongoing Expenses Worksheet

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

57

cash flow selama 5 tahun dibagi net investment required. Setelah mendapat

simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan.

Gambar 10 Economic Impact worksheet

2.2.7 Faktor-faktor dalam Menghitung Skor Proyek

Dalam memperoleh skor proyek diperlukan pembobotan dari tiga

faktor (gambar 10 ), yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain,

dan Weighted Technology Domain.

Weighted Weighted Weighted Simple + Business + Technology = PROJECT ROI Domain Domain SCORE (Quantification) (Assessment) (Assessment)

Gambar 11 Faktor-faktor dalam menghitung project score

Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang

digunakan untuk mengukur dan menetapkan aplikasi teknologi informasi yang

potensial. Lima variabel yang dipertimbangkan dalam menghitung ROI

Sederhana, yaitu Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking,

Value Acceleration, Value Restructuring, Innovation Valuation. Traditional

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

58

Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat variabel lainnya

dapat dilakukan setelah implementasi proyek.

Gambar 12 Weighted Simple ROI

Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi faktor-faktor

penentuan seperti Management Information, Competitive Response, dan

Organizational Risks.

Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi meliputi faktor-

faktor penentuan seperti nilai dan risiko untuk Strategic IS Architecture,

Definition Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk.

Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa

variabel yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui lembaran

kuesioner maupun wawancara.

2.2.8 Value Linking dan Value Acceleration

Value Linking dan Value Acceleration merupakan teknik dan konsep

yang sangat berkaitan erat. Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara

keuangan kombinasi dampak dan fungsi peningkatan kinerja dan hasil yang tetap

dari fungsi-fungsi yang terpisah. Hal tersebut menunjukkan dampak perubahan

dalam suatu fungsi atau proses.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

59

Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan

akselerasi dari manfaat dan biaya setiap waktu, karena terhubungnya dua

departemen atau fungsi dalam hubungan sebabakibatnya. Teknik ini merujuk

pada masalah ketergantungan waktu, seperti menyebabkan pendapatan manfaat

lebih awal.

2.2.9 Value Restructuring

Value Restructuring merupakan gabungan value dengan restrukturisasi

kerja maupun fungsi dari departmen. Value restructuring mengukur peningkatan

produktifitas yang dihasilkan dari perubahan organisasi. Value Restructuring

berkaitan dengan dampak teknologi informasi untuk menghasilkan pengukuran

melalui peningkatan produktivitas.

2.2.10 Innovation Value

Inovasi menciptakan fungsi baru bersamaan dengan domain bisnis.

Sehingga mengubah cara perusahaan dalam mengendalikan bisnis. Teknik

penilaian inovasi ini diaplikasikan ketika masalah keuangan berubah dari cara

pengukuran biasa ke cara alternatif pengukuran yang lain.

2.2.11 Penilaian Domain Bisnis

Beberapa nilai dan biaya tidak direfleksikan dalam penghitungan ROI

sederhana. Sebagian termasuk dalam domain bisnis, dan sebagian lagi termasuk

di dalam domain teknologi. Faktor-faktor tersebut diteliti dalam hubungannya

dengan ROI sederhana yang memberikan perspektif yang lebih seimbang dari

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

60

alternatif investasi dalam perusahaan. Konsep baru berdasarkan kinerja bisnis,

dan biaya berdasarkan risiko bisnis dan teknik, melengkapi kesesuaian teknik

baru yang digunakan untuk membuat ROI sederhana.

1. Faktor Strategic Match

Strategic Match berfokus pada tingkat TI atau MIS dalam

mendukung proyek maupun penyelarasan dalam perusahaan dan bidang

bisnis untuk menghasilkan tujuan strategis. Hal ini memberikan

kesempatan dalam menghasilkan skor dari inovasi maupun penyelarasan

aplikasi yang mendukung secara langsung dalam pencapaian tujuan

bisnis.

2. Faktor Competitive Advantage

Penilaian dalam keunggulan bersaing didasarkan pada strategi

utama yang diikuti oleh bisnis. Hal ini sebagai implementasi dari biaya

kepemimpinan, diferensiasi, atau pemfokusan. Kumpulan gradasi

penilaian sangat berbeda untuk setiap jenis strateginya.

Mekanisme penilaian untuk mendukung biaya kepemimpinan

dikumpulkan dari semua pencegahan biaya, pengurangan biaya, dan

identifikasi serta eksploitasi dari segala sumber daya keuntungan biaya.

Penilaian strategi diferensiasi harus dibuat dalam skala yang

dikumpulkan dari segala faktor yang membuat produk menjadi unik.

Sebagai tambahan, faktor unik tersebut harus dinilai oleh pelanggan. Dan

pada akhirnya, fokus dari strategi bertumpu pada segmen target

perusahaan sebagai bagian dari kumpulan keseluruhan atau total potensial

pasar (market potential). Setiap perusahaan harus mengembangkan rating

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

61

gradasi yang merefleksikan secara tepat implementasi strategi yang telah

terpilih.

Sehingga pada intinya, hal tersebut berfokus pada tingkat dimana

proyek teknologi informasi atau sistem informasi manajemen mendukung

perusahaan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan keunggulan

bersaingnya.

3. Faktor Management Information

Faktor ketiga yang diukur dalam domain bisnis ini tergantung dari

tingkat proyek dalam menyediakan informasi manajemen dalam aktivitas

inti perusahaan maupun bagi bidang bisnis. Contoh-contoh informasi

manajemen untuk aktivitas inti, meliputi :

• Perencanaan Strategis : Pelayanan, Pemasaran, Kapasitas

Perencanaan Produk, Penaksiran Fasilitas.

• Kontrol Manajemen : Budget, Target Penjualan, Kinerja

Pelayanan, Kapasitas, Pemanfaatan Fasilitas.

• Kontrol Operasional : Customer Service, Informasi, Klaim,

Kapasitas, Penjadwalan Fasilitas.

Definisi dari aktivitas inti yang spesifik bagi perusahaan

merupakan hal yang penting bagi setiap organisasi. Sebagai

konsekuensinya, walaupun definisi aktivitas inti akan berbeda, tetapi

gradasi penilaian yang diaplikasikan dengan aktivitas inti tidak akan

berbeda. Sebelum memulai prosesnya, aktivitas inti perusahaaan yang

spesifik harus ditentukan terlebih dahulu.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

62

Faktor ini memberikan kesempatan untuk mempengaruhi aplikasi

secara positif dengan penyediaan informasi manajemen yang lebih baik

dan sistem untuk mendukung strategi bisnis.

4. Faktor Competitive Response

Faktor ini mengukur tingkat untuk kerugian yang disebabkan oleh

sistem yang mengakibatkan kegagalan bersaing bagi perusahaan. Hal ini

dapat terjadi karena para pesaing telah menyediakan pelayanan, produk,

pertukaran data, maupun industri yang mendukung kemampuan maupun

pemberian mandat kepada sistem untuk kelangsungan aktivitas bisnis.

Competitive Response memberikan kesempatan dalam

mengekspresikan peluang untuk aplikasi inovatif dari keseluruhan

pengukuran ekonomi. Selain itu juga menyediakan elemen waktu sebagai

penolakan perintah untuk mengimplementasikan aplikasi strategis.

5. Faktor Project atau Organizational Risk

Risiko proyek maupun organisasi menitikberatkan pada

kemampuan organisasi dalam membuat perubahan yang dibutuhkan oleh

proyek. Evaluasi berhubungan dengan pengguna maupun organisasi

domain bisnis, bukan organisasi teknik. Komponen dari kapasitas

organisasi meliputi dukungan manajemen untuk perubahan, pendewasaan

penggunaan komputer dalam organisasi, pengukuran nyata dari tugas--

tugas penting untuk melengkapi proyek dengan pemahaman di bawah

proses bisnis dan fungsinya.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

63

Hal ini memberikan kesempatan untuk mengekspresikan risiko

proyek yang dibutuhkan oleh produk, pelanggan, atau perubahan pasar,

misalnya dampak proyek. Kesiapan dalam organisasi domain bisnis

meliputi faktor-faktor pemasaran, pendewasaan industri, dan pengalaman

terdahulu dari bisnis yang sama. Risiko proyek maupun organisasi ini

adalah faktor negatif yang berarti penilaian tertinggi merepresentasikan

risiko terbesar dan mungkin saja akan mengurangi keinginan akan proyek

tersebut.

2.2.12 Penilaian Domain Teknologi

Faktor-faktor ini menyediakan suatu konteks strategi teknologi dengan

alternatif investasi teknologi informasi.

1. Faktor Strategic IS Architecture

Strategic IS architecture mengevaluasi tingkat untuk proyek yang

diselaraskan dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Penyelarasan

ini direfleksikan dalam perencanaan sistem informasi (cetakan biru).

Cetakan biru ini dihasilkan dalam prioritas pengembangan sistem yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan rencana.

2. Faktor Definitional Uncertainty

Dengan adanya perubahan maka timbul ketidakpastian. Teknologi

berubah seiring dengan kemampuan perusahaan dalam bermanifestasi

dalam berbagai cara.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

64

Perubahan pertama, merubah elemen tunggal dalam proses yang

melibatkan risiko yang dapat diisolasi ke sebuah posisi atau posisi

tunggal.

Perubahan kedua, berhubungan dengan perubahan sejumlah

elemen dalam proses untuk menghasilkan produk akhir yang sama.

Perubahan ketiga, berhubungan dengan penyesuaian dan

pengakomodasian di dalam dan di luar perusahaan

Definitional uncertainty merupakan tingkat penyampaian dalam

berpindah target dan menilai sejauh mana tingkat suatu persyaratan atau

penspesifikasian diketahui.

3. Faktor Technical Uncertainty

Risiko lainnya yang dapat dikenali dalam domain teknologi

adalah technical uncertainty, yang menilai kesiapan domain teknologi

dalam menjalankan proyek. Penilaian terbagi menjadi empat bagian yang

terpisah, yaitu dibutuhkan keahlian, ketergantungan perangkat keras,

ketergantungan perangkat lunak, dan aplikasi perangkat lunak.

Tujuan penilaian ini bukan untuk menekan perencanaan

penolakan risiko, tetapi lebih kepada pengenalan risiko dan menekan

kesiapan dan persipan yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek.

4. Faktor IS Infrastructure Risk

Faktor ini menilai tingkat investasi non-proyek yang penting

untuk mengakomodasi proyek. Dan merupakan penilaian lingkungan

yang melibatkan faktor-faktor seperti administrasi data (misalnya

kebutuhan kamus data baru), komunikasi (misalnya kebutuhan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

65

kemampuan komunikasi dalam bentuk baru), dan sistem terdistribusi

(seperti metode akses data yang dibutuhkan). Penekanan dalam hal ini

adalah keseluruhan organisasi sistem informasi, termasuk perangkat

keras, perangkat lunak, dan staff dalam bentuk investasi penting yang

diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang diusulkan.

2.2.13 Pembobotan Korporasi (Corporate Values)

Pembobotan korporasi adalah pembagian sistem yang dipercaya yang

konsisten pada sejarah organisasi, kepercayaan dan nilai. Itu juga termasuk

pandangan poin dan penilaian pada manajemen senior. Pembobotan korporasi

menyertakan kekuatan, dan biasanya tetap, elemen keorganisasian.

2.2.13.1 Membangun Pembobotan Korporasi

Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah

dievaluasi diatas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasikan keterkaitan antara

tingkat kesehatan organisasi dengan dukungan sistem imformasi yang dimiliki.

Yang dimaksud dengan organisasi sehat adalah organisasi yang kuat,

menguntungkan, kompetitif dan tidak mudah terpengaruh oleh adanya krisis

ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya deregulasi dari

pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan sistem informasi

adalah seberapa kuat pengaruh sistem informasi dalam menunjang bahkan

menentukan arah kegiatan organisasi.

Hal ini penting dilakukan karena nilai atau bobot domain bisnis dan

domain teknologi sangat berbeda dari organisasi yang satu dengan organisasi

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

66

yang lainnya. Seperti ditampilkan pada gambar di bawah (Gambar 12), kuadran

A (Investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat dengan

tingkat dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya

usaha. Kuadran B (Strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat

dengan dukungan sistem informasi yang kuat juga. Kuadran C (Infrastructure)

mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan sistem

informasi yang lemah. Dan yang terakhir adalah peta kuadran D (Breakthru or

Management) menggambarkan sebuah organisasi menjadi maju.

Gambar 13 Mendirikan Nilai Korporasi (Line Of Business)

Karena keempat perbedaan inilah, maka masing-masing kuadran pada

Gambar 12 memiliki nilai relatif korporasi yang berbeda-beda.

• Kuadran A (Investment)

Untuk organisasi pada kuadran investasi yang mempunyai dasar

bisnis yang kuat, mempunyai waktu dan kesempatan dalam

menginvestasikan masa depannya. Dengan berfokus pada pertumbuhan ke

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

67

depan dan pengembangan infrastruktur yang ada adalah tepat. Nilai

korporasi positifnya adalah 20 dan nilai negatifnya adalah -10, Parker

(p188, 1988). (lihat tabel 1)

• Kuadran B (Strategic)

Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai lini bisnis yang kuat

dan juga dukungan komputer yang kuat juga, mempunyai nilai korporasi

positif 20 dan nilai korporasi negatif –4, Parker (p188, 1988). (lihat tabel 2)

• Kuadran C (Infrastructure)

Untuk organisasi pada kuadran C mempunyai lini bisnis yang lemah

dengan dukungan komputer yang juga lemah. Nilai korporasi positifnya

adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah-10, Parker (p189,

1988).(lihat tabel 3)

• Kuadran D (Breakthru or management)

Untuk organisasi pada kuadran D memiliki lini bisnis yang lemah

dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Nilai korporasi positifnya

adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah –10, Parker (p190,

1988).(lihat tabel 4).

Tabel 1 Kuadran Investasi

BUSINESS DOMAIN LIKELYVALUE COMMENT RESULTING

WEIGHT A Return on Investment (ROI) Medium 2 B Strategic match Low 0 C Competitive advantage Low 0 D Management information Medium StrengthenManagement 2 E Competitive response Highest 8 F Project organization risk Medium -2

A TECHNOLOGY DOMAIN Definitional uncertainty Medium -4

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

68

B Technical Uncertainty Medium -4 C Strategic IS architecture High 8 D IS infrastructure risk Low 0 Total Value 20

Total Risk and Uncertainty -10

Tabel 2 Kuadran Strategi

BUSINESS DOMAIN LIKELY VALUE COMMENT RESULTING

WEIGHT A Return on Investment (ROI) Medium 2 B Strategic match High 4C Competitive advantage Highest 6D Management information Medium 2E Competitive response High 4F Project organization risk Low -1

A TECHNOLOGY DOMAIN Definitional uncertainty Medium -2

B Technical Uncertainty Low -1C Strategic IS architecture Low 1 D IS infrastructure risk Low 1 Total Value 20 Total Risk and Uncertainty -4

Tabel 3 Kuadran Infrastruktur

BUSINESS DOMAIN LIKELY VALUE

COMMENT RESULTING WEIGHT

A ReturnonInvestment (ROI) Medium 2

B Strategic match High AssumeManagementGoals 4

C Competitive advantage Low 0

D Management information High Strengthen Management 4

E Competitive response Medium 2 F Project organization

risk High Cannot Aford Risk -4

A

TECH. DOMAIN Definitional uncertainty High Cannot Aford Risk -4

B Technical Uncertainty Medium Cannot Aford Risk -2

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

69

C Strategic IS architecture Highest A crucial element 8

D IS infrastructure risk Low 0 Total Value 20 Total Risk and Uncertainty -10

Tabel 4 Kuadran Breakthru or Management

BUSINESS DOMAIN LIKELYVALUE COMMENT

RESULTING WEIGHT

A Return on Investment (ROI) High 4 B Strategic match Highest 6 C Competitive advantage Low 0 D Management information High 4 E Competitive response Low 0 F Project organization risk High -4

A TECHNOLOGY DOMAIN Definitional uncertainty Medium

-2

B Technical Uncertainty Medium -2 C Strategic IS architecture Highest 6 D IS infrastructure risk Medium

Total Value 20 Total Risk and Uncertainty -10

2.2.13.2 Information Economics Scorecard

Langkah akhir dari kerangka kerja ekonomi informasi (Information

Economics) adalah memasukkan semua nilai hasil pembobotan Simple ROI, dan

pembobotan variabel dari domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah

score card untuk mendapatkan score akhir dari proyek TI tersebut. Semua nilai

positif dan negatif yang mewakili nilai dan risiko dijumlahkan.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

70

Tabel 5 The Information Economics Scorecard Example

Evaluator Business Domain Technology DomainWeighted Score

(faktor ) ROIx SMx CAx MIx CRx ORx SAx DUx TUx IRx + + + + + - + - - -

Business Domain

Technology Domain

Weighted Value

x Where : ROI Measurement

ROI = Enhanced simple return on investment score Business Domain Assessment

SM = Strategic Match CA = Competitive Advantage MI = Management Information CR = Competitive Response OR = Project or Organizational Risk

Technology Domain Assessment SA = Strategic Advantage DU = Definitional Uncertainty TU = Technical Uncertainty IR = IS Infrastructure Risk

2.2.14 Kerangka Kerja Ekonomi Informasi

Metode yang digunakan dalam ekonomi informasi pada umumnya terbagi

dua jenis, yaitu finansial dan non-finansial. Tahap awal penelitian ditujukan

untuk mengetahui komponen-komponen yang berhubungan erat dengan investasi

teknologi informasi. Misalnya biaya pemeliharaan.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

71

Setelah itu dilakukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis)

untuk mendapatkan ROI atas investasi tersebut. Tangible benefit diperoleh dengan

menggunakan Traditional Cost Benefit Analysis, sedangkan Value Linking,

Value Acceleration, Value Restructuring, Innovaton Valuation, digunakan untuk

mengukur quasi tangible benefit.

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis dua domain perusahaan

(two domain analysis), yaitu domain teknologi dan domain bisnis. Hal ini

dilakukan karena perhitungan ROI belum merefleksikan nilai dan risiko tertentu.

Ada beberapa yang unik di domain bisnis dan di domain teknologi. Analisis ini

dilakukan untuk intangible benefit investasi teknologi informasi tersebut.

Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil dari analisis ROI, domain

bisnis dan domain teknologi inilah yang memberikan satu skor yang

menunjukkan besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap

perusahaan.

2.2.15 Strategi Bersaing

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bilamana

memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen dan

mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan

perusahaan. Strategi bersaing perusahaan merupakan langkah – langkah strategis

yang terencana maupun yang tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan

bersaing sehingga dapat menarik perhatian dari konsumen.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

72

Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan perusahaan untuk

meraih keuntungan lebih besar daripada pesaing dan memberikan kesempatan

hidup lebih lama dalam persaingan.

Menurut Michael E. Porter yang dikutip dalam buku Hariadi, Bambang

(2003, p49) pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima

kekuatan yang masing – masing saling menekan untuk memperoleh keuntungan

yang maksimal. Kekuatan-kekuatan tersebut berasal dari Lima Kekuatan

Persaingan Dalam Industri:

1. Ancaman Pendatang Baru (The Threat Of New Entrants)

2. Daya Tawar Pelanggan (The Bargaining Power Of Costumers)

3. Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power Of Suppliers)

4. Ancaman Produk atau Jasa Substitusi (The Threat Of Substitutes Products Or

Services)

5. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada (The Jockeying Among Current

Contestants or Rivalry Among Existing Firms)

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

73

Gambar 14 Lima Daya Porter

Sumber : Hariadi, Bambang (2003, p50)

Tunggal, Amin Widjaja (2004, p53) berpendapat bahwa kekuatan –

kekuatan bersaing yang terbesar menentukan kemampulabaan dari suatu industri,

dengan demikian merupakan kepentingan yang paling besar dalam formulasi

strategi. Setiap industri mempunyai struktur yang mendasar atau sekumpulan

karakteristik ekonomi teknis dasar yang menimbulkan kekuatan bersaing

tersebut. Beberapa karakteristik adalah kritikal terhadap kekuatan dari setiap

kekuatan bersaing. Karakteristik – karakteristik tersebut akan didiskusikan di

bawah ini:

1. Ancaman masuknya pendatang baru

Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru,

keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang

substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan

Ancaman Pendatang Baru

Ancaman Produk Substitusi

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan Tawar Menawar Supplier

Persaingan Dikalangan Anggota Industri Persaingan Diantara Sesama Penjual

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

74

yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada, yang pendatang baru dapat

perkirakan. Apabila hambatan untuk masuk adalah tinggi dan pendatang

baru mendapatkan pembalasan yang tajam dari pesaing yang telah berurat

akar, sudah jelas pendatang baru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman

masuk yang serius.

2. Pemasok (Suppliers) yang berpengaruh

Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta

dalam industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutu barang

atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat

menekan kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat menutup

kenaikan biaya melalui harga jualnya.

3. Pembeli (Costumers) yang berpengaruh

Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas

lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota

industri. Suatu kelompok pembeli adalah berpengaruh apabila:

a. Pembeli terkonsentrasi dan pembelian dalam volume besar.

Pembeli dengan volume besar khususnya merupakan kekuatan

besar.

b. Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak

berdiferensiasi.

c. Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan

insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian.

d. Mutu produk pembeli sangat besar dipengaruhi oleh produk

industri, pembeli pada umumnya kurang sensitif harga.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

75

e. Produk industri tidak menghemat uang pembeli.

f. Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya

melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri.

4. Ancaman Produk Substitusi

Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan

produk dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen

untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti bagi

produk lain jika konsumen menganggap produk – produk tersebut

mempunyai fungsi yang serupa.

Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu

perusahaan menjalankan strategi untuk meyakinkan pelanggan bahwa

produk mereka berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai bentuk

differentiate strategy seperti harga yang bersaing, kualitas yang beda,

pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan

konsumen atau kombinasi.

5. Perebutan Posisi (Jockeying For Position)

Persaingan di antara pesaing yang ada mengambil bentuk yang sama

dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti :

kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan advertensi.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

76

2.3 Singkatan dan Definisi

2.3.1 Singkatan

Berikut merupakan daftar dari singkatan-singkatan yang digunakan dalam

penggunaan skripsi ini.

Tabel 6 Daftar Singkatan

Singkatan Kata Lengkap ALE Agility, Learning & Empowerment BOR Business Organization Risk BSR Business Strategy Risk CA Competitive Advantages CBA Cost Benefit Analysis CD Compact Disk CD-ROM Compact Disk- Read Only Memory CR Competitive Response CT Cycle Time DVD Digital Video Disk EVA Economic Value Added FM Frequency Modulation GB Giga Byte HP Hewlett Packard’s IE Information Economics IR Infrastructure Risk ISDR IT Service Delivery Risk IT Information Technology ITDU ITDefitional Uncertainty ITSR IT Strategic Risk ITTI IT Technical and Implementation IV Innovation Valuation LAN Local Area Network MB Mega Byte MI Management Information NAS Network Area Storage NOA Net Operating Asset NOI Net Operating Income OR Organization Risk OS Operating System PC Personal Computer RAM Random Access Memory RCS Radio Computing Services

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

77

ROI Return On Investment SI Sistem Informasi SITA Strategic IT Architecture SM Strategic Match SO Strengths Opportunities SQ Services and Quality ST Strengths Threats SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats TCBA Traditional Cost Benefit Analysis TI Teknologi Informasi TU Technical Uncertainty UPS Uninterruptible Power Supply VA Value Acceleration VL Value Linking VR Value Restructuring WO Weaknesses Opprortunities WT Weaknesses Threats

2.3.2 Definisi

Berikut merupakan daftar dari definisi dari istilah-istilah yang digunakan

dalam penggunaan skripsi ini.

Tabel 7 Daftar Istilah

Istilah DefinisiAdlibs Iklan radio sifatnya langsung dibaca oleh penyiar

tanpa melalui proses produksi. Booking Merupakan proses pemesanan iklan, baik waktu

maupun durasi iklan. LAN Merupakan jaringan lokal yang menghubungkan

alat-alat komputer seperti, PC, server, printer, CCTV, dan lain-lain.

Off Air Semua kegiatan yang dilakukan diluar studio penyiaran seperti event konser, mengadakan kuis keliling, dan lain-lain.

On Air Semua kegiatan penyiaran radio hingga sampai di penerima (receiver).

Play list Space Merupakan besarnya data yang bisa disimpan di

dalam storage seperti hardisk, CD, data storage, dan lain-lain.

Space Iklan

Unit waktu dalam suatu play list yang digunakan untuk pemutaran iklan.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00827-SIAS Bab 2.pdfKonsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial

78

Spot Jenis iklan radio yang berupa file audio melalui proses radio.

Spot Promo

Iklan yang sifat nya untuk promo radio.

Storage Merupakan alat yang digunakan untuk penyimpanan (backup) data.

Sweeper Efek suara khusus yang dibuat pada setiap peralihan suatu lagu atau audio lainnya.