BAB 1 PKN Good Governance

22
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan paper tentang Good Governance ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Udayana yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemerintahan yang seharusnya ada di Indonesia untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan paper yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. i

description

pembahasan good governance

Transcript of BAB 1 PKN Good Governance

Page 1: BAB 1 PKN Good Governance

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,

serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan paper tentang Good Governance ini

dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada

Bapak I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA selaku Dosen mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan Udayana yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai pemerintahan yang seharusnya ada di Indonesia untuk menuju

Indonesia yang lebih baik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan

usulan demi perbaikan paper yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak

ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan

saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, 9 Desember 2015

( I GEDE INDRA RUDYARTA )

i

Page 2: BAB 1 PKN Good Governance

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3. Tujuan.............................................................................................................................2

1.4. Batasan Masalah.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1. Landasan Teoritis...........................................................................................................3

2.2. Pengertian Good Governance.........................................................................................4

2.3. Prinsip Prinsip Good Governance..................................................................................5

2.4. Konsep Good Governance.............................................................................................7

2.5. Penerapan Good Governance.........................................................................................8

BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................10

3.1. Simpulan.......................................................................................................................10

3.2. Saran.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

LAMPIRAN...............................................................................................................................13

ii

Page 3: BAB 1 PKN Good Governance

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini menyentuh berbagai bidang kehidupan di pemerintahan ini ,dan

salah satu efek dari arus globalisasi ini yaitu terjadinya krisis ekonomi di Indonesia akibat

adanya penyelenggaraan pemerintah yang pengelolaan dan pengaturannya kurangbaik.

Adanya Korupsi ,Kolusi , dan Nepotisme ( KKN ) yang marak terjadi belakangan ini

merupakan salah satu akibat dari pemerintahan yang kurang baik. Selain itu ada juga masalah

penegakan hukum yang tidak berjalan lancar ,serta kualitas pelayanan masyarakat yang

mengalami penurunan.

Hal hal itu pun menyebabkan penghambatan dalam meningkatkan kualitas ekonomi

Indonesia yang cenderung menurun contohnya saja baru baru ini harga rupiah kembali

mengalami penurunan terhadap dollar amerika hingga mencapai angka 14.000 rupiah. Dan

itupun menyebabkan harga produksi barang naik ,hingga ada beberapa perusahaan yang

beberapa pegawainya dirumahkan atau diberhentikan sementara untuk menutupi biaya

produksi tersebut. Dengan itu bertambahnya pengangguran yang juga menyebabkan

bertambahnya jumlah penduduk miskin di Indonesia. Selain itu penghambatan itu juga

menyebabkan kualitas kesehatan menurun dan bahkan telah menyebabkan munculnya

konflik konflik di berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan Negara

Republik Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintah yang baik adalah landasan bagi pembuatan dan penerapan

kebijakan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena

demokrasi ditandai dengan menguatnya control masyarakat terhadap penyelenggaraan

pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan saling ketergantungan antar

bangsa, terutama dalam pengelolaan sumber – sumber ekonomi dan aktivitas dunia usaha

( bisnis ).

1

Page 4: BAB 1 PKN Good Governance

Oleh karena itu ,penyelenggaraan pemerintah yang baik perlu dilakukan segera agar

masalah masalah yang timbul dalam Negara ini dapat segera berkurang dan juga proses

peningkatan kualitas ekonomi Indonesia dapatdilanjutkan dengan baik dan dibutuhkan juga

kerjasama tiga pilar penting berbangsa dan bernegara yaitu aparatur negara , pihak swasta ,

dan masyarakat madani untuk membentuk tatanan pemerintah yang baik dengan tujuan

membangun Indonesia yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :

i. Apa pengertian Good Governance ?

ii. Apa saja prinsip prinsip dari Good Governance ?

iii. Bagaimana konsep dari Good Governance ?

iv. Bagaimana penerapan Good Governance ?

1.3 Tujuan

Tujuan daripada pembuatan paper ini adalah mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan

pentingnya prinsip prinsip good governance dalam tata kelola pemerintahan dan dapat

menerapkannya kelak untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

1.4 Batasan Masalah

Batasan permasalahan yang dibahas di paper ini meliputi tentang pengertian Good

Governance , Prinsip – prinsip dari Good Governance , konsep dari Good Governance sendiri

serta penerapannya untuk menuju pemerintahan yang lebih baik.

2

Page 5: BAB 1 PKN Good Governance

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis

Istilah “Governance” menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur

ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan

untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi, dan untuk

kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan

negara sangat tergantung pada kualitas tata kepemerintahan di mana pemerintah melakukan

interaksi dengan sektor swasta dan masyarakat (Thoha; 2000, 12).

Sedangkan United Nations Development Programme (UNDP) mendefinisikan

governance sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority to

manage a nation’s affair at all levels”. Menurut definisi ini, governance mempunyai tiga

kaki (three legs), yaitueconomic, political, dan administrative. Economics

governance meliputi proses-proses pembuatan keputusan (decision-making processes) yang

memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara

ekonomi. Economic governancemempunyai implikasi terhadap equity, poverty dan quality of

life. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi

kebijakan, sedangkan administrative governance adalah sistem implementasi proses

kebijakan. Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara

atau pemerintahan), private sector(sektor swasta atau dunia usaha), dan society (masyarakat),

yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing (LAN, 2000 : 5).

Konsep good governance sejak tahun 1991 dipromosikan oleh beberapa agensi

multilateral dan bilateral seperti JICA, OECD, GTZ (Keban ; 2000, 52). Mereka memberikan

tekanan pada beberapa indikator, antara lain : (1) demokrasi, desentralisasi dan peningkatan

kemampuan pemerintah; (2) hormat terhadap hak asasi manusia dan kepatuhan terhadap

hukum yang berlaku; (3) partisipasi rakyat; (4) efisiensi, akuntabilitas, transparansi dalam

pemerintah dan administrasi publik; (5) pengurangan anggaran militer; dan (6) tata ekonomi

3

Page 6: BAB 1 PKN Good Governance

yang berorientasi pasar. OECD dan World Bank (LAN; 2000, 6) mensinonimkan good

governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan

bertanggungjawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran

salah alokasi dana investasi yang langka, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun

administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frameworks

bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. 

2.2 Pengertian Good Governance

Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid

dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,

penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik

maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan

politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses

pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara

bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor

swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

Good Governance di Indonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak

meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem

pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance

merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan

tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15 tahun ini,

penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai

dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan

kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama

Good Governance.

4

Page 7: BAB 1 PKN Good Governance

2.3 Prinsip Prinsip Good Governance

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Berikut sembilan aspek fundamental ( asas )

dalam perwujudan good governance, yaitu :

1. Partisipasi ( participation )

Semua warga negara berhak terlibat dalam keputusan,baik langsung maupun melalui

lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka. Paradigma sebagai

center for public harus diikuti dengan berbagai aturan sehingga proses sebuah usaha

dapat dilakukan dengan baik dan efisien. Selain itu, pemerintah juga harus menjadi public

server dengan memberikan pelayanan yang baik, efektive, efisien, tepat waktu serta

dengan biaya yang murah, sehingga mereka memiliki kepercayaan partisipasi dari

masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat berperan besar dalam pembangunan, salah

satunya diwujudkan dengan pajak.

2. Penegakan hukum ( rule of law )

Penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintah yang profesional dan harus

didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Penegakan hukum sangat berguna

untuk menjaga stabilitas nasional. Karena suatu hukum bersifat tegas dan mengikat.

3. Transparasi ( transparency )

Akibat tidak ada prinsip transparasi ini bangsa indonesia terjebak dalam kubangan

korupsi yang sangat parah. Salah satu yang dapat menimbulkan dan memberi ruang gerak

kegiatan korupsi adalah manajemen pemerintahan yang tidak baik.dalam pengelolaan

negara, bahwa terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara transparan, yaitu :

Penetapan posisi dan jabatan

Kekayaan pejabat publik

Pemberian penghargaan

Penetapan kebijakan yang terkait denganpencerahan kehidupan

Kesehatan

5

Page 8: BAB 1 PKN Good Governance

Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik

Keamanan dan ketertiban

Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

4. Responsif ( responsiveness )

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-persoalan

masyarakat secara umum. Pemerintah harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya, bukan

menunggu masyarakat menyampaikan aspirasinya, tetapi pemerintah harus proaktif

dalam mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

5. Asas Konsensus

Asas konsensus adalah bahwa setiap keputusan apapun harus dilakukan melalui

proses musyawarah. Cara pengambilan keputusan secara konsensus akan mengikat

sebagian yang bermusyawarah dalam upaya mewujudkan efektifitas pelaksanaan

keputusan. Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka

akan semakin banyak yang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-

kebijakan umum maka akan semakin tinggi tingkat kehati-hatiannya dan akuntabilitas

pelaksanaannya dapat di pertanggungjawabkan.

6. Keadilan dan kesetaraan ( equity )

Asas keadilan dan kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan

publik. Pemerintah harus bersikap dan berprilaku adil dalam memberikan pelayanan

terhadap publik tanpa mengenal perbedaan kedudukan, keyakinan, suku, dan kelas sosial.

7. Efektivitas ( effectifeness ) dan efiensi ( effiency )

Yaitu pemerintah harus berdaya guna dan behasil guna. Kriteria efektivitas biasanya

diukur engan prameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan

masyarakat dari berbagai kelopak dan lapisan sosial. Sedangkan asas efisiensi umumnya

diukur dengan rasionalita biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Semakin kecil biaya yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sarana maka pemerintah

dalam kategori efisien.

6

Page 9: BAB 1 PKN Good Governance

8. Akuntabilitas ( accountability)

Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat

yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.

Dituntut untuk memepertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral,

maupun netralitas sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas

akuntabilitas dalam upaya menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

9. Visi srategis ( strategic vision )

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi asa yang akan

datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi good governance. Dengan

kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya

pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Tidak sekedar memiliki agenda strategis

untuk masa yang akan datang, seorang yang menempati jabatan publik atau lembaga

profesional lainnya harus mempunyai kemampuan menganalisis persoalandan tantangan

yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinanya.

2.4 Konsep Good Governance

Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur

hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat yang

saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara serta

pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa

setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau

kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap

kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa yang

namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan

melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang membuat sulit tercapainya kata

“sepakat”.

Konsep Good Governance sebenarnya telah lama dilaksanakan oleh semua pihak yaitu

Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, namun demikian masih banyak yang rancu memahami

7

Page 10: BAB 1 PKN Good Governance

konsep Governance. Secara sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance sebagai

Tata Pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur dan

manajemen lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah salah

satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua aktor lain

adalah private sektor (sektor swasta) dan civil society (masyarakat madani). Karenanya

memahami governance adalah memahami bagaimana integrasi peran antara pemerintah

(birokrasi), sektor swasta dan civil society dalam suatu aturan main yang disepakati bersama.

Lembaga pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya,

hukum dan keamanan yang kondusif. Sektor swasta berperan aktif dalam menumbuhkan

kegiatan perekonomian yang akan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan, sedangkan civil society harus mampu berinteraksi secara aktif dengan berbagai

macam aktifitas perekonomian, sosial dan politik termasuk bagaimana melakukan kontrol

terhadap jalannya aktifitas-aktifitas tersebut. Dalam konsep ini, Negara berperan memberikan

pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem

pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di

dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu

pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan

semua unsur prinsip-prinsip good governance.

2.5 Penerapan Good Governance

Menerapkan praktik good governance dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan

kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis

untuk menerapkan good governance di Indonesia adalah melalui penyelenggaraan pelayanan

publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi strategis untuk

memulai menerapkan good governance.

Secara garis besar, permasalahan penerapan Good Governance meliputi :

1. Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat;

2. Tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi perbaikan;

8

Page 11: BAB 1 PKN Good Governance

3. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktek KKN, dan masih

lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur;

4. Makin meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik;

5. Meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik antara

lain transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta taat pada hukum;

6. Meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan

keputusan dalam era desentralisasi;

7. Rendahnya kinerja sumberdaya manusia dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan

(organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan daerah yang belum memadai.

9

Page 12: BAB 1 PKN Good Governance

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Simpulan

Good Governance berasal dari bahasa Inggris yaitu governing yang berarti mengarhkan

atau mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik dalam suatu negara. Good

governance dapat juga diartikan sebagai tindakan atau atau tingkah laku yang didasarkan

pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan mengendalikan atau mempengaruhi masalah

public untuk mewujudkan nilai-nilai itu di dalam tindakan dan keseharian. Dari berbagai

hasil kajiannya, Lembaga Administrasi negara (LAN) telah mengumpulkan Sembilan aspek

fundamental dalam perwujudan good governance. Yaitu:

1. Partisipasi (participation)

2. Penegakan hukum (rule of law)

3. Transparansi (transparency)

4. Responsive (responsiveness)

5. Orientasi kesepakatan

6. Keadilan (equity)

7. Efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)

8. Akuntabiilitas (accountability)

9. Visi strategis (strategic vision)

3.2 Saran

Berbagai permasalahan nasional menjadi alasan belum maksimalnya good governance.

Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah,

korporasi, dan masyarakat sipil saling menjaga, support dan berpatisipasi aktif dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan. Terutama antara pemerintah dan

masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance. Tanpa good governance

sulit bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling mengawasi. Good

governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas pemerintah dalam menjalankan

pemerintah tidak dapat dijamin. Hukum hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik

menyerang negara dan pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana

10

Page 13: BAB 1 PKN Good Governance

mestinya. Konsistensi pemerintah dan masyarakat harus terjamin sebagai wujud peran

masing-masing dalam pemerintah. Setiap pihak harus bergerak dan menjalankan tugasnya

sesuai dengan kewenangan masing-masing.

11

Page 14: BAB 1 PKN Good Governance

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Gadjah

Mada University Press. 2005.

Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance. Makalah

Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor Menteri

Negara PAN 22 September 2005.

Lase, Rhius , Pengertian dan Konsep Good Governance.

http://celotehlestarius.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-konsep-good-

governance.html. Diakses pada tangal 9 Desember 2015.

12

Page 15: BAB 1 PKN Good Governance

LAMPIRAN

KASUS FREEPORT JUGA MEMBUKTIKAN MANAJEMEN ISU DI PEMERINTAHAN

BURUK

SELASA, 24 NOVEMBER 2015 , 06:14:00 WIB

RMOL. Kasus rekaman dan pencatutan nama Presiden dan

Wakil Presiden terkait dengan Freeport membuktikan bahwa

manajemen isu di tataran pemerintah tidak tertata dengan

baik, atau dengan kata lain buruk.

Lebih-lebih setelah Menko Polhukam Luhut Pandjaitan

membantah laporan Menteri ESDM Sudirman Said.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Pusat Studi

Keamanan dan Politik Universitas Padjadjaran (Unpad)

Bandung, Muradi, Senin malam (23/11).

"Karena itu Jokowi harus membenahi tata kelola isu. Ini sebenarnya lebih pada tugasnya Kantor

Staf Presiden, Setneg, dan Setkab agar isu tidak liar. Kecuali memang by design, karena tidak

mungkin semua dilimpahkan ke Presiden," kata Muradi.

Muradi menilai ada tiga faktor yang diduga melatarbelakangi sikap Luhut yang terkesan

meninggikan diri, dan menunjukkan adanya pergesekan kekuatan yang belum selesai di internal

kabinet.

"Pertama karena merasa punya power, Kedua karena direkaman itu ada nama dia sehingga

merasa bersalah dan ketiga mungkin minder politik. Presiden harus mampu mengendalikan

Luhut. Apa motif dia? Luhut ini memperkeruh. Dia mestinya banyak menahan diri," tegas

Muradi. [ysa]

13

JOKOWI/NET