Bab 1 2 EDITAN SIERRA Fix Proposal

83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah-masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan laju kependudukan yang relatif tinggi, persebaran penduduk yang tidak merata, struktur muda dan kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan. Keluarga Berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah penduduk. Selain itu Keluarga Berencana juga bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Keberhasilan Keluarga Berencana juga akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan (Suwono, 2005). Pemerintah telah melaksanakan pembangunan ekonomi dan program Keluarga Berencana secara 1

description

CSR SPOTING

Transcript of Bab 1 2 EDITAN SIERRA Fix Proposal

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada umumnya masalah-masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan laju kependudukan yang relatif tinggi, persebaran penduduk yang tidak merata, struktur muda dan kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan. Keluarga Berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah penduduk. Selain itu Keluarga Berencana juga bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Keberhasilan Keluarga Berencana juga akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan (Suwono, 2005). Pemerintah telah melaksanakan pembangunan ekonomi dan program Keluarga Berencana secara bersamaan untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa. Bila gerakan Keluarga Berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan seakan tidak mempunyai arti. Program KB harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu makna dari NKKBS adalah tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja. Kontrasepsi hormon merupakan kelompok kontrasepsi yang pemakaiannya berada pada urutan ke tiga diseluruh dunia. Sebagian besar (85 %) menggunakan kontrasepsi oral sedangkan implant hanya 15% namun beberapa negara mungkin banyak mengandalkan salah satu metode tertentu (Glasier,2009). Dari hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012) memperlihatkan proporsi peserta KB aktif di Indonesia untuk semua tercatat sebesar 98,91 %. Bila dirinci lebih lanjut proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (48,23%), diikuti oleh pil (25,81%), IUD (11,28%), implant (8,28%) sterilisasi wanita (3,49%), kondom (2,96%), sterilisasi pria (0,71%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisional masing masing menggunakan cara tradisional, pantang berkala maupun senggama terputus. Di dalam Al-Quran telah terdapat ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB, yaitu:

Artinya:Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Qs. An-Nisa : 9) Ayat-ayat al-quran diatas meunjukkan bahwa islam mendukung adanya keluargaberencana karena dalam QS. An-Nisa ayat 9 dinyatakan bahwa hendaklah takut kepada Alloh SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Anak lemah yang dimaksud adalah generasi penerus yang lemah agama, ilmu, pengetahuan sehingga KB menjadi upaya agar mewujudkan keluarga yang sakinah. Data Kependudukan dan Keluarga Berencana Indonesia menyebutkan bahwa KB suntik menduduki urutan tertinggi dalam pemilihan metode kontrasepsi efektif terpadu karena selain mudah KB suntik juga mempunyai angka kegagalan yang sangat rendah. Menurut BKBN 2011, akseptor KB aktif di Yogyakarta pada tahun 2010 suntik mencapai 45,84%, pil 12,88%, IUD 24,17%, MOW 5,02%, MOP 0,66% dan implant mencapai 5,65%. Menurut BKKBN 2013, capaian akseptor KB aktif di Sleman Suntik 6.935, Pil 2.409, IUD 2.996, MOW 376, MOP 98, CO 2.503. Berdasarkan data yang diperoleh penulis melalui studi pendahuluan di BPS Mei Suwarsono dari bulan Januari sampai Desember 2013, telah tercapai 2.302 akseptor, meliputi akseptor baru 132 akseptor, dan akseptor lama yang melakukan kunjungan ulang sejumlah 2070 yaitu suntik 2.058 akseptor, pil 65akseptor, IUD 145 akseptor, implant 34 akseptor. Akseptor KB suntik terdiri dari: suntik 3 bulan (Deppo Progestine) 1.355 akseptor dan suntik 1 bulan (Cycloginon) 703 akseptor. KB suntik adalah salah satu metode kontrasepsi hormonal untuk wanita yang mampu melindungi seorang wanita terhadap kemungkinan hamil yang diberikan secara hormonal (Hartanto,2004). KB suntik Deppo Progestin yaitu mengandung 150 mg medroksi progeston asetatyang diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik intramuskular. Efek samping yang sering ditemukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa amenorhoe, perdarahan ireguler dan spotting. Selain itu terdapat juga efek samping dari kardiovaskuler, efek metabolic dan efek pada system reproduksi ( Speroff & Darney, 2005). Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kassa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya (Hartanto, 2004). Apabila spotting cukup mengganggu misal spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama bahkan terjadi perdarahan maka perlu diberi terapi untuk menghentikan perdarahan dan apabila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan anemia sehingga dalam keadaaan itu penambahan preparat zat besi sangat diperlukan atau makan-makanan yang banyak mengandung zat besi (Sulistyawati, 2011). Berdasarkan hasil data yang diperoleh penulis melalui studi pendahuluan di BPS Mei Suwarsono dari bulan Januari sampai Desember 2013, akseptor KB Suntik Deppo Progestin mencapai 1.355 terdiri dari akseptor lama dan akseptor baru. Dari data tersebut efek paling banyak terjadi yaitu Spotting mencapai 137 akseptor. Penanganan khusus untuk menghentikan spotting antara lain adalah konseling, pemberian 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 ugEtinilestradiol), ibuproven (sampai 800mg, 3x/hari untuk 5hari). Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2tablet pil kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan siklus pil hormonal, atau diberi 50 ug Etinilestradiol atau 1,25 estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari (Saifuddin, 2006). Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 1464/MENKES?PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, di dalam BAB III pasal 12 dijelaskan tentang tentang kewenangan bidan dalam menjelaskan praktik bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, bidan berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak serta konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga erencana. Selain itu bidan berwenang menjalankan program Pemerintah yaitu melakukan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, yaitu Bidan yang menjalankan Program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit Dalam hal ini bidan berperan untuk memberikan asuhan kepada akseptor dengan memberikan koseling bahwa perdarahan ringan sering kali dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah yang serius biasanya tidak memerlukan pengobatan. Kemudian bidan juga memberikan konseling pada ibu tentang vulva higyene yang bertujuan agar tidak terjadi infeksi pada vulva dengan cara membersihkan vulva dari arah depan kebelakang dan tetap menjaga kelembaban vulva dengan mengganti celana dalam 3-4 kali dalam sehari.B. Rumusan Masalah Berdasarkan data dalam latar belakang masalah diatas penulis mengambil remusan masalah Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB suntik Deppo Progestin dengan Spotting Di BPS Mei SuwarsonoC. Manfaat Studi Kasus. 1. Bagi ProfesiSebagai bahan masukan atau infprmasi bagi pelayanan kebidanan pada akseptor KB suntik Deppo Progestin dengan Spotting.2. Bagi Instansia. BPSHasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebaga tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Deppo Progestin dengan Spotting. b. Institusi Pendidikan KebidananSebagai bentuk pengetahuan atau referensi tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Deppo Progestin dengan Spotting.

D. Tujuan Studi Kasus1. Tujuan UmumPenulis dapat melakasanakan tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Deppo Progestin dengan Spotting.2. Tujuan Khususa. Penulis mampu: 1). Melaksanakan pengkajian data pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting. 2). Melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting. 3). Merumuskan diagnosa potensial pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.4). Mengidentifikasi tindakan segera yang akan dilaksanakan pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.5). Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.6). Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.7). Melakukan evaluasi secara teliti dan cermat pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.c. Mampu memberikan alternative pemecahan permasalahan dalam asukan kebidananan pada Akseptor Kb suntik Deppo Progestin dengan Spotting.E. Ruang LingkupDalam proposal ini peneliti membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu luas yang meliputi ruang lingkup materi, ruang lingkup responden, dan ruang lingkup waktu dan tempat. 1. Ruang Lingkup MateriRuang lingkup materi penelitian ini merupakan obyek/ variabel yang diteliti mengenai Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik dengan Spotting. Materi Penelitian ini dibatasi pada akseptor KB suntik dengan Spotting dan Asuhan Kebidanan Pada akseptor KB suntik dengan Spotting.2. Ruang Lingkup RespondenRuang lingkup responden penelitian ini adalah akseptor KB suntik dengan Spotting.3. Ruang Lingkup WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Juli 2014, dari pengambilan data studi pendahuluan sampai penulisan hasil penelitian dan hasil studi kasus.4. Ruang Lingkup TempatPenelitian ini dilakukan di BPS Mei Suwarsono. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada akseptor KB suntik dengan Spotting di BPS Mei Suwarsono Yogyakarta. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan penulisan kepustakaan ada beberapa karya tulis tentang Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB suntik Deppo Progestine dengan Spotting yang pernah dilakukan :1. Yus Feni Setyorini (tahun 2005), dengan judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.E Akseptor KB suntik Deppo Progestine dengan Spotting di Asrama Polri Panularan Surakarta. Asuhan yang diberikan berupa pil KB kombinasi 3x1 tablet sehari, selama 7 hari dan pemberian konseling tentang efek kontrasepsi suntik Deppo progestine. Hasilnya Spotting dapat diatasi selama 8 hari keadaan ibu membaik dan klien tetap menggunakan kontrasepsi suntik Deppo progestine. 2. Sri Wahyu Urip Wulandari (tahun 2009), dengan judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.E Akseptor KB suntik Deppo Progestine dengan Spotting di BPS Yuli Prasetyo Ningsih Kebak Kramat. Asuhan yang diberikan berupa pil KB 3x1 tablet sehari, selama 7 hari dengan dukungan moril, KIE personal hygiene. Hasilnya Spotting teratasi dalam 7 hari keadaan ibu membaik dan tetap menggunakan alat kontrasepsi suntik Deppo Progestine. 3. Dewi Puspitasari (tahun 2010), dengan judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.D Akseptor KB suntik Deppo Progestine dengan Spotting di BPS Delima Gayaman Sambung Macan Sragen. Asuhan yang diberikan berupa pil kontrasepsi kombinasi 30-35 ug etiniestradiol dengan dosis 3x1/ hari, Vit K dengan dosis 3x1/ hari, pemberian KIE tentang efek samping dari penggunaan KB suntik Deppo Progestine. Hasilnya Spotting dapat teratasi 6 hari, keadaan ibu membaik dan tetap menggunakan alat kontrasepsi suntik Deppo Progestine. Perbedaan kasus dan keaslian terletak pada subyek studi kasus, tempat pengambilan kasus, waktu pengambilan kasus, lama asuhan dan terapi yang diberikan.

51

42

BAB IITINJAUAN TEORIA. Teori Medis1. Tinjauan tentang Keluarga Berencanaa. Pengertian Menurut WHO (Hanafi, 2003) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara keahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubugan dengan umur suami istri dan menentukkan jumlah anak dalam keluarga.b. Manfaat keluarga berencana1). Bagi Ibua. Perbaikan keselamatan dengan jalanmencegah kehamilan yang berulang kali dalam jumlah waktu yang terlalu pendek dan mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah, mudah terserang penyakit infeksi dan kelelahan.b. Meningkatkan kesehatan mental dan emosi dengan dimungkinkannya adanya cukup waku untuk mengasuh anak-anaknya yang lain, untuk istirahat, menikmati waktu luang dan untuk melakukan kegiatan lain.2). Bagi Anaka. Perkembangan fisik yang lebih baik, karena setiap anak memperoleh jatah yang cukup dari sumber-sumber yang tersedia.b. Perkembangan emosi dan mental yang lebih baik, karena pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.3). Bagi Suamia. Meningkatkan kesehatan fisik, karena tuntutan atas enaga fisiknya berkurangb. Memperbaiki kesehatan mental dan emosi, karena mempunyai banyak waktu untuk keluarga4). Bagi Keluarga dan NegaraMeningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.2. Tinjauan tentang Kontrasepsia. Pengertian Kontrasepsiadalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan alat maupun dengan obat. Salah satu alat kontrasepsi yang menggunakanobat yaitu kontrasepsi suntik berupa obat yang berisi hormon yang diberikan secara suntikan pada seorang wanita sehingga mampu melindungi ibu terhadap kemungkinan hamil.b. Macam-macam metode Kontrasepsi Metode kontrasepsi ada 2 macam yaitu metode sederhana dan metode efektif. Metode sederhana terdiri dari tanpa alat yang meliputi KB alamiah dan coitus interuptus. Sedangkan dengan alat yaitu secara mekanis dan kimiawi. Metode kontrasepsiefektif terdiri dari kontrasepsi hormonal, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan kotrasepsi matap. Jenis kontrasepsi hormonal meliputi injeksi, pil, dan AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit). Sedangkan kotrasepsi mantap terdiri dari MOW (Metode Operatif Wanita) dan MOP (Metode Operatif Pria).3. Tinjauan tentang Kontrasepsi Suntika. Kontrasepsi suntik terdiri atas :1). DMPA (Deppo medroksiprogesteron asetat) adalah kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin dengan dosis 150mg yang diberikan setiap 3bulan dengan cara disuntikkan intramuscular atau didaerah bokong.2). Suntik Kombinasi adalah 25 mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5 mg ekstradiol yang diberikan secara injeksi IM (intra muscular) sebulan sekali.b. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik Adanya umpan balik hormone estrogen dan progesterone terhadap kelompok hipofisis melalui hipotalamus terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi.Melalui hipotalamus danhipofisis estrogen dapat menghambat pengeluaran follicle stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan follikel de graaf tidak terjadi. Di samping itu progesterone dapat menghambat pengeluaran lutheinizing hormone (LH). Estrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus. Endometrium belum siap menerima implantasi.

Mekanisme kerja suntik yaitu :1). Mencegah ovulasi2).Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma3). Menjadikan selaput lendir rahim tipis4). Menghambat transportasi gamet oleh tuba. c. EfektifitasKontrasepsi suntik memiliki keefektivitasan yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka penggunaan kegagalannya lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu mengingat untuk meminum pil dan tidak ada penurunan efektifitas yang disebabkan oleh diare atau muntah (Everett: 2007).d. Keuntungan dan kerugian kontasepsi suntik Menurut Suzanne (2007: 169), keuntungan kontrasepsi suntik yaitu efektifitas tinggi, bertahan 8-12 minggu, penurunan disminorhea dan menoraghea sehingga anemia berkurang, penurunan gejala premenstruasi, penyakit radang panggul berkurang, kemungkinan penurunan endometriosis karena pengentalan lendir serviks, efektifitas tidak berkurang karena diare, muntah atau penggunaan antibiotic, dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause. Sedangkan kerugian dari kontrasepsi suntik yaitu sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) bahkan tidak haid sama sekali,klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan, permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikkan), pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang terjadi), sakit kepala, jerawat.

e. Indikasi dan kontraindikasi pemakaian kontrasepsi suntik Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik yaitu perempuan usia reproduksi, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok, sering lupa mengkonsumsi kb pil, tekanan darah