Atopic dermatitis

22
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. R Umur : 48 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Pekerjaan : Pedagang Status marital : Menikah Alamat : Bandung ANAMNESA Keluhan Utama : Beruntus-beruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua tangan, lengan, dan kedua tungkai bawah Anamnesa Khusus : ± Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh timbul beruntus-beruntus yang terasa gatal pada kedua tangan, lengan, dan kedua tungkai bawah. Awalnya keluhan sebesar gigitan nyamuk yang awalnya ada di lipat sikut kanan sejak 5 hari yang lalu kemudian meluas dan menyebar ke kedua lengan, tangan dan lipat lutut. Keluhan gatal dirasakan terutama saat menjelang sore hari dan saat pasien sedang berkeringat sehingga pasien sering menggaruknya. Tidak ada keluhan keluar nanah dari beruntus. Keluhan seperti ini adalah keluhan yang pertama kali dirasakan pasien. Pasien juga mengeluhkan kulitnya terasa kering.

Transcript of Atopic dermatitis

Page 1: Atopic dermatitis

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. R

Umur : 48 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Status marital : Menikah

Alamat : Bandung

ANAMNESA

Keluhan Utama :

Beruntus-beruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua tangan, lengan, dan

kedua tungkai bawah

Anamnesa Khusus :

± Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh timbul beruntus-beruntus yang terasa

gatal pada kedua tangan, lengan, dan kedua tungkai bawah. Awalnya keluhan sebesar

gigitan nyamuk yang awalnya ada di lipat sikut kanan sejak 5 hari yang lalu kemudian

meluas dan menyebar ke kedua lengan, tangan dan lipat lutut. Keluhan gatal dirasakan

terutama saat menjelang sore hari dan saat pasien sedang berkeringat sehingga pasien

sering menggaruknya. Tidak ada keluhan keluar nanah dari beruntus. Keluhan seperti ini

adalah keluhan yang pertama kali dirasakan pasien. Pasien juga mengeluhkan kulitnya

terasa kering.

Tidak ada keluhan sering bersin-bersin saat pagi hari atau saat terkena debu.

Pasien mengaku memiliki riwayat kaligata setelah makan udang. Saat ini pasien mengaku

tidak sedang stres.

Karena keluhannya, pasien membeli salicyl talk untuk menghilangkan rasa

gatalnya. Keluhan gatal dirasakan pasien sedikit berkurang namun tetap ada sehingga

pasien memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Pasundan.

Pasien mandi 2x sehari dengan handuk dan alat mandi sendiri. Kebiasaan

bertukar pakaian dengan orang lain disangkal. Pasien tinggal serumah dengan 3 orang

Page 2: Atopic dermatitis

dan tidak ada keluarga yang mengalami riwayat penyakit yang sama. Riwayat gigi

berlubang dan sakit tenggorokan sebelumnya disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis

Status gizi : Baik

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 18x/menit

Suhu : Afebris

Status Generalis

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hertoge Sign (-)

Dennie Morgan fold (-)

Orbital Darkening (-)

Fascial Pallor (-)

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak : Bentuk dan gerak simetris

Pulmo: VBS ki=ka, ronki-/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, lembut, hepar dan lien tidak teraba membesar, BU (+)N

Ekstremitas : Edema/clubbing/cyanosis : -/-/-

Hiperlinearity (-)

Kulit : lihat status dermatologikus

Status Dermatologikus

a. Distribusi lesi : Regioner

b. Ad regio : Kedua tangan, lengan, lipat ketiak kanan, dan kedua tungkai

bawah

Page 3: Atopic dermatitis

c. Karakteristik lesi : Multiple, diskret, bentuk bulat sampai ireguler, ukuran terkecil

0,1x0,1 cm, ukuran terbesar 2x1 cm, batas tegas, sebagian menimbul, kering

d. Efloresensi : Makula eritem, papula eritem, krusta, skuama

USULAN PEMERIKSAAN

- Konsul ke bagian Gigi dan Mulut serta THT

- Pemeriksaan Laboratorium

DIAGNOSA BANDING

- Dermatitis Atopik

- Skabies dengan eksematisasi

- Dermatitis nummularis

DIAGNOSA

Dermatitis atopik

PENATALAKSANAAN

1. Umum :

- Penderita diberi penerangan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit

yang bersifat kronis residif dan sebaiknya penderita menghindari faktor

pencetus

- Penderita diberi penerangan tentang cara pengobatan yang harus dilakukan

secara menyeluruh, tekun, dan konsisten

2. Khusus :

- Topikal :

o Salep Imerson dipakai 2 kali sehari

o Dequbal lotion dipakai setiap hari sehabis mandi

- Sistemik

o Celestamin Syrup 5 ml diminum 1 kali sehari dan dihentikan jika

keluhan gatal sudah tidak dirasakan

PROGNOSA

Quo ad Vitam : ad bonam

Page 4: Atopic dermatitis

Quo ad Functionam : ad bonam

Quo ad Sanationam : dubia ad malam

DERMATITIS ATOPIK

Definisi

Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit kronik residif yang ditandai dengan

rasa gatal dan distribusi lesi yang khas serta berhubungan dengan keadaan atopi. Atopi

artinya kurang lebih sebagai suatu hipersensitivitas atau keadaan alergi yang dapat

bermanifestasi sebagai penyakit asma dan hay fever serta keadaan yang pada saat itu

disebutnya sebagai pruritic rash. Atopi dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu

yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya, misalnya asma bronkhial, rhinitis

alergi, dermatitis atopik. Para peneliti berpendapat bahwa untuk terjadinya DA

dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan merupakan suatu rantai, sehingga

penyakit ini dianggap merupakan suatu penyakit multifaktorial. Faktor tersebut dapat dari

tubuh (intrinsik) maupun dari luar tubuh (ekstrinsik).

Epidemiologi

Umumnya wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan dengan laki-laki

dengan rasio 1,3 : 1.

Etiopatogenesis

Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam patogenesis DA seperti :

- Faktor genetik

- Lingkungan

- Sawar kulit

- Imunologi

Dermatitis atopik dan penyakit atopi lainnya termasuk dalam reaksi

hipersensitivitas tipe I, dimana hal ini tergantung dari aktivasi sel-sel mastosit atau

basofil dan pelepasan mediator-mediator. Pada rangsangan antigen atau alergen yang

Page 5: Atopic dermatitis

pertama kali akan terbentuk antibodi homositotropik atau disebut juga antibodi reagenik,

berupa antibodi kelas IgE. Antibodi ini akan berikatan dengan sel mastosit dan basofil

melalui reseptor Fc pada permukaan sel, sambil mengaktivasi pembentukan granula sel

tersebut. Bila ada antigen yang sama kemudian memasuki tubuh kembali maka antigen

tersebut akan berikatan dengan bagian Fab IgE yang telah melekat pada permukaan sel

mastosit dan basofil, sehingga akan mengakibatkan terjadinya degranulasi dari granula-

granula sel tersebut, dan selanjutnya akan melepaskan bahan-bahan vasoaktif amin oleh

granula-granula tersebut sehingga timbul berbagai macam reaksi.

Namun, dapat ditemukan juga respon lambat yang terjadi akibat induksi melalui

jalur metabolisme asam arakhidonat yang mengakibatkan timbulnya mediator fase lambat

yaitu leukotrienes (LT), prostaglandin (PGs), dan Tromboksan. Respon ini biasanya

terjadi 6-8 jam pasca paparan antigen.

TYPE 1 - Inflamasi imunologik tipe homositotrofik

Produk ataumetabolit obat

Basofil

Sekresihistamin

Peningkatanpermeabilitas

kapiler

Kontraksi ototpolos

Page 6: Atopic dermatitis

Klasifikasi

1. Tipe infantil (lahir-2 tahun)

Eksema akut sampai subakut

Distribusi : wajah terutama dahi, pipi, skalp, bagian lateral lengan dan tungkai

2. Tipe anak (2-12 tahun)

Eksema subakut sampai kronik, sering disertai infeksi sekunder oleh bakteri.

Distribusi : lipat siku, lipat lutut, leher, pergelangan tangan dan kaki

3. Tipe Dewasa (>12 tahun)

Eksema kronik

Page 7: Atopic dermatitis

Distribusi : dahi, kelopak mata, leher, lipat siku dan lipat lutut, pergelangan

tangan, punggung tangan dan kaki, daerah sekitar areola mamae (terutama pada

wanita muda) serta bibir.

Gejala Klinis

Gejala utama DA adalah kulit kering, gatal dan eksim, yang berjalan kronik

residif. Tempat predileksi utama di lipat siku dan lipat lutut. Pada penderita DA dapat

terjadi eksaserbasi penyakitnya, oleh karena dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan

misalnya debu, temperatur atau iklim, berbagai stres fisik atau jiwa. Gejala klinis yang

dianggap sebagai gejala yang sering ditemukan adalah gatal yang hilang timbul dan

kronik, selain itu terdapat pula gejala kulit kering, kasar, bersisik dan permukaan tidak

mengkilat.

Gejala kulit kering ini sering kali tampak pada kulit yang tidak dalam keadaan

inflamasi. Kelain kulit yang timbul sebagai akibat rasa gatal yang diderita akan

menimbulkan kelainan kulit sekunder yaitu bekas garukan dan diikuti oleh likenifikasi.

Secara klinis papul yang timbul pada penderita Da ditandai dengan rasa gatal yang hebat

dan dikenal sebagai “prurigo papel”.

1. Gejala Pada Bayi

Bentuk lesi pada bayi dan anak sering kali susah dibedakan dengan lesi dermatitis

seboroika, sehingga pada fase awal sering kali DA pada bayi dianggap sebagai dermatitis

seboroika. Pada saai ini berkembang suatu pendapat bahwa dermatitis seboroik pada bayi

merupakan petanda awal adanya DA pada masa kanak. Lesi kulit biasanya berbentuk

sebagai lesi dermatitis pada umumnya, terutama menyerang daerah muka dengan

kelainan beruypa eriteme, erosi dan krusta sehingga kelainanya tampak basah.

2. Gejala Pada Anak

Lesi DA pada anak yang berjalan kronik, akan melanjut sampai usia sekolah. Lesi

kulit sudah tidak tampak akut, tetapi gejala klinis yang tampak adalah sisa dari dermatitis

yang timbul pada masa anak. Pada umumnya lesi pada usia ini sudah lebih kering

dibandingkan lesi pada usia bayi. Predileksi lesi pada umumnya terdapat pada lipat siku

Page 8: Atopic dermatitis

dan lipat lutut. Kedalam fase ini dibagi dalam 2 golongan yaitu fase “child hood” yaitu

antara 4-8 tahun, merupakan kelajutan dari fase infantil dan fase adolescent yang terjadi

pada usia 8-12 tahun yang gejala klinis dan predileksinya mirip dengan fase dewasa.

3. Gejala Pada Dewasa

Pada fase ini lesi kulit sudah lebih sering didapatkan pada regio fleksuralis,

terutam daerah lipatan siku, lutu dan leher. Lesi pada muka berangsur mengurang dan

diganti lesi daerah fleksural dan akan diganti dengan “prurigeneus papula” pada daerah

ekstremitas, lesinya kering dan terjadi likenifikasi.

Diagnosa

Pada awalnya diagnosis didasarkan pada berbagai fenomena klinis yang tampak

menonjol yaitu gatal, kemudian adanya hubungan dengan faktor turunan (familiar) dan

akhirnya berhubungan dengan faktor alergi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

awalnya diagnosa DA dimulai dari gambaran klinik dan akhirnya dilanjutkan dengan

menggunakan kaidah imunologi.

I. Diagnosa klinis

Hubungan antara faktor alergi dan lingkungan diajukan pertama kali oleh Coca &

Cooke dan selanjutnya penyakit yang tampak sebagai penyakit gatal, dipengaruhi faktor

alergi dan keturunan yang timbulnya sering kali bersamaan dengan penyakit asma dan

rhinitis disebutnya sebagai dermatitis atopik.

II. Diagnosa Imunologi

Adanya keadaan atopi yang mendorong timbulnya lesi kulit ini dapat ditemukan

dengan pemeriksaan :

1. Penentuan kadar IgE total dalam serum

Penentuan kadar IgE total dalam serum sangat berguna untuk menegakkan

diagnosis penyakit alergi. Namun peninggian IgE ini bukan hanya spesifik

untuk penyakit atopi, tetapi dapat terjadi pula pada penyakit yang lainnya.

Walaupun kadar IgE didapatkan meningkat pada DA, namun untuk

menentukan adanya alergi terhadap bahan alergen lingkungan masih perlu

konfirmasi lebih lanjut dengan memeriksa kadar IgE spesifik.

2. Pemeriksaan IgE spesifik

Page 9: Atopic dermatitis

Pemeriksaan IgE spesifik yang terdapat di dalam serum terhadap alergen

lingkungan terutama terhadap tungau debu rumah saat ini dapat dipakai

sebagai petunjuk adanya alergi terhadap alergen lingkungan. Banyak ahli

membuktikan kaitan tungau debu rumah dengan kekambuhan DA, terlebih

lagi setelah diketahui adanya sel langerhan epidermal yang mempunyai

IgE spesifik pada permukaan membran selnya. Dengan ditemukannya IgE

pada jaringan epidermis maka dapat dipakai sebagai patanda

patognomonik adanya DA.

3. Uji kulit

Uji kulit untuk menentukan adanya respon imun terhadap alergen inhalan

dapat dikerjakan dengan 2 jalan tergantung respon imun yang akan

diperiksa. Untuk melihat respon seluler dapat diperiksa dengan jalan uji

tempel menggunakan alergen TDR konsentrat 1% di dalam larutan vaselin

album dibaca 48-72 jam pasca penempelan alergen. Untuk memeriksa

adanya respon humoral dilakukan dengan uji tusuk dan dibaca setelah 15-

20 menit pasca tusukan.

4. Pemeriksaan IgE pada epidermis

Pemeriksaan adanya IgE dalam jaringan epidermis merupakan

pemeriksaan yang dapat diandalkan sebagai alat bantu diagnosis DA.

Dengan menemukan adanya IgE pada lapisan epidermis merupakan

petunjuk bahwa pada epidermis terdapat sel langerhan epidermal yang

membawa IgE pada permukaan selnya. Sedangkan sel langerhan

epidermal yang mengandung IgE ini khas hanya didapatkan pada orang

DA, tidak pada kelompok atopi yang lainnya.

KRITERIA KLINIS DARI RAJKA

KRITERIA MAYOR

1. Adanya riwayat atopi pada keluarga.

2. Kombinasi gatal hebat dan menetap, prurigo, likenifikasi serta eksim pada

predileksi sesuai umur

3. Kulit kering dan gatal apabila berkeringat

Page 10: Atopic dermatitis

4. Adanya penyakit atopik saluran pencernaan, iktiosis, katarak, dan kelainan sekitar

mulut.

5. Peninggian kadar IgE dan riwayat alergi terhadap bahan hisapan.

6. Lebih dari satu tes kulit yang positif

KRITERIA MINOR

1. Perjalan penyakit dipengaruhi oleh faktor panas, emosi dan infeksi.

2. “Hertog sign” infra orbital fold dan facial palor

3. Riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, daya tahan yang menurun

terhadap infeksi bakteri dan virus.

4. Adanya gangguan saluran pencernaan

5. Onset yang cepat

6. Tidak tahan terhadap wol dan pakaian tertutup

7. adanya eosinofilia

Diagnosa DA ditegakan apabila pada penderita terdapat :

- Min 3 kriteria mayor

- 2 kriteria mayor dan beberapa kriteria minor

KRITERIA HANIFIN

Kelompok 1 :

1. Rasa gatal

2. Morfologi dan distribusi yang khas

a. Lichenifikasi pada daerah lipatan orang dewasa

b. Pada daerah muka dan ekstensor pada bayi

3. Perjalanan penyakit yang kronik atau kronik eksaserbasi

Kelompok 2 :

1. Riwayat penyakit atopi (asma, rinitis, dermatitis atopi) pada penderita atau

keluarganya

2. Tes kulit yang positif

3. White dermatografisme

4. Katarak

Kelompok 3 :

Page 11: Atopic dermatitis

1. Xerosis atau ichtiosis

2. Pityriasis alba

3. Keratosis pilaris

4. Fasial palor/ infraorbital darkning

5. Peninggian IgE

6. Dennie Morgan Fold

7. Hand dermatitis

8. Infeksi kulit yang berulang

Diagnosis ditegakkan apabila pada penderita terdapat :

- Salah satu kelompok 1+2 atau lebih kelompok 2

- Salah satu kelompok 1+4 atau lebih kelompok 3

KRITERIA SVENSSONS

Kelompok 1 (p < 0,001, bernilai 3) :

1. Perjalanan penyakitnya dipengaruhi musim

2. Xerosis

3. diperburuk dengan tegangan jiwa

4. kulit kering secara berlebihan atau terus menerus

5. Gatal pada kulit yang sehat apabila berkeringat

6. Serum IgE 80 iu/ml

7. menderita rinitis alergik

8. Riwayat rinitis alergika pada keluarga

9. Iritasi dengan tekstil

10. Hand Eczema pada waktu anak-anak

11. Dermatitis atopik pada keluarga

Kelompok 2 (p < 0,001, bernilai 2) :

1. Kulit muka yang pucat/ kemerahan

2. Knuckle dermatitis (dermatitis dengan lichenifikasi pada jari-jari)

3. Penderita menderita asma

4. Keratosis spiralis

5. Alergi terhadap makanan

Page 12: Atopic dermatitis

6. Numuler dermatitis

7. Nipple eczema

Kelompok 3 (p < 0,001, bernilai 1) :

1. Pomfolik

2. Ichtiosis

3. Dennie Morgan Fold

Diagnosis ditegakkan bila jumlah nilai ≥ 15

GRADING DERMATITIS ATOPIK

1. Luasnya kelainan kulit Nilai/ Skor

a. Fase anak-anak dan dewasa

- < 9% luas tubuh 1

- > 9% - 36% 2

- > 36% luas tubuh 3

b. Fase infantil

- 18% luas tubuh 1

- 18% - 54% 2

- 54% luas tubuh 3

2. Perjalanan penyakit

- Remisi > 3 bulan dalam 1 tahun 1

- Remisi < 3 bulan dalam 1 tahun 2

- Kambuhan 3

3. Intensitas penyakit

- Gatal ringan kadang terjadi gangguan tidur 1

- Gatal sedang 2

- Gatal hebat biasanya mengganggu tidur 3

Penilaian :

- Skor 3-4 : ringan

- Skor 4,5-7,5 : sedang

- Skor 8,5-9 : berat

Page 13: Atopic dermatitis

Minor Sign (Tanda Minor) menurut Rajka :

1. Hiperlinearity pada telapak tangan dan kaki yaitu bertambahnya garis-garis

tangan

2. Hertoge Sign adalah suatu penipisan atau pelonggaran alis di bagian lateral, hal

ini diduga suatu keadaan autonom atau akibat garukan yang terus menerus pada

DA

3. Dennie Morgan Fold adalah suatu lipatan linear masuk ke dalam kelopak mata

bawah. Merupakan tanda patognomonis untuk DA

4. Adanya kelainan respon vaskuler pada DA ditujukan dengan tes White

Dermatografisme

5. Fasial palor (pucat) yang terjadi karena peninggian tonus pembuluh darah perifer

dan terjadi kemerahan pada muka (fasial eritem) apabila kena rangsangan dari

luar terutama sinar matahari

6. Alergi terhadap berbagai makanan contohnya telur. susu, kacang-kacangan, dan

gandum

7. Orbital darkening ditandai dengan bertambah gelapnya daerah kelopak mata

terutama kelopak bawah, kadang-kadang terlihat sedikit edema

Diagnosa Banding

- Dermatitis atopik

- Dermatitis kontak

- Dermatitis numularis

Penatalaksanaan

Umum :

- Menghindari faktor pencetus

Khusus :

- Topikal :

1. Kortikosteroid topikal diberikan sampai lesi kulit sembuh

2. Pelembab, dipakai setiap habis mandi atau mencuci tangan

3. Dapat digunakan pelembab bibir yang tidak mengandung lipid

Page 14: Atopic dermatitis

- Sistemik :

1. Antibiotik : dapat diberikan bila perlu

2. Antihistamin untuk mengatasi rasa gatal dan menimbulkan rasa

mengantuk. Dapat diberikan klorpeniramin 0,2-0,4 mg/kgBB/hari, 2

sampai 3 kali sehari

3. Kortikosteroid diberikan pada lesi yang luas dan tappering off dalam 2

minggu

4. Fototerapi dengan PUVA atau UVB dapat digunakan bila gagal dengan

pengobatan standar

Komplikasi

1. Kelaianan pada mata dapat berupa dermatitis pada kelopak mata dan

blepharitis kronis

2. Infeksi kulit yang berulang baik oleh bakteri, virus, maupun jamur

3. Hand dermatitis

4. Dermatitis eksfoliatifa

Page 15: Atopic dermatitis

CASE REPORT SESSION

DERMATITIS ATOPIK

Disusun oleh :Wiyana Wulandari 1301-1207-0051Ajeng Pratiwi F. W 1301-1207-0054

Preceptor :

Inne Arline Diana, dr, SpKK

Page 16: Atopic dermatitis

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKINBANDUNG

2008