Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
-
Upload
agung-aryono -
Category
Documents
-
view
2.385 -
download
0
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 1/16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN MASALAH UTAMA
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL TIDAK EFEKTIF
PADA STROKE DI IGD RSUD SARAS HUSADA
PURWOREJO
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Tugas Praktik
Program Prpfesi Ners Stase Kegawatdaruratan
Disusun oleh :
AGUNG ADI ARYONO
A21100397
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2013
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 2/16
PENGESAHAN
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Tn S Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan
Cerebral Tidak Efektif Pada Stroke Di IGD RSUD Saras Husada
Purworejo
Telah disetujui pada tanggal :
Mengetahui :
Pembimbing Klinik
RUWIYAH, S.Kep.Ns
Pembimbing Akademik
M. MADKHAN ANIS S.Kep.Ns
Ka Prodi S1 Keperawatan
HERNIYATUN, M.Kep, Sp. Mat
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 3/16
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Tujuan.. ................................................................................................ 4
1. Tujuan Umum ............................................................................... 4
2. Tujuan Khusus............................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian ............................................................................................. 5
B. Etiologi ................................................................................................. 5
C. Batasan Karakteristik ......................................................................... 6
D. Patofisiologi ........................................................................................ 7
E. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan ................................................ 8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengkajian. ........................................................................................... 10
B. Masalah Keperawatan ......................................................................... 10
C. Rencana Keperawatan ......................................................................... 11
D. Implementasi ....................................................................................... 11
E. Evaluai ................................................................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 4/16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sroke(bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu
kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi
biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian
jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan
itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak
negara industri di Eropa (Jauch, 2005).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan StrokeIndonesia,
masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke
di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama diAsia. Jumlah yang
disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan
urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius
menetap no 1 di seluruh dunia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan GADAR dengan gangguan perfusi
jaringan cerebral di IGD RSUD Saras Husada Purworejo.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien pada pasien stroke dengan
masalah utama gangguan perfusi jaringan di IGD RSUD Saras Husada
Purworejo
b. Mampu menganalisis dan merumuskan masalah keperawatan
berdasarkan kegawatdaruratan pada pasien dengan masalah keperawatan
gangguan perfusi jaringan otak di IGD RSUD Saras Husada Purworejo
c. Mengetahui efektifitas tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan otak di IGD
RSUD Saras Husada Purworejo
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 5/16
BAB II
PENGERTIAN
A. PENGERTIAN
Definisi gangguan perfusi jaringan: Pengurangan/penurunan dalam sirkulasi darah
ke perifer yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan/ membahayakan kesehatan.
Gangguan perfusi jaringan serebral: Penurunan kadar oksigen sebagai akibat dari
kegagalan dalam memelihara jaringan ditingkat kapiler.
B. ETIOLOGI
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedangtidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda
dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut :
Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus)
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 6/16
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli :
Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
Myokard infark
Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali
dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraseam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga
otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah
arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
4. Hypoksia Umum
Hipertensi yang parah.
Cardiac Pulmonary Arrest
Cardiac output turun akibat aritmia
5. Hipoksia setempat
Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
Sehingga pada masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan ini dapat berhubungan dengan:
Aliran arteri terhambat.
Reduksi mekanis dari aliran vena / arteri.
Kerusaan transportasi oksigen melewati kapiler / alveolar.
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 7/16
C. BATASAN KARAKTERISTIK
ditandai oleh
Abnormalitas berbicara
Perubahan reaksi pupil
Kelemahan ekstrem (plegi) atau paralisis.
Perubahan status mental
Perubahan respon motorik.
Sulit menelan.
D. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah
dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada
gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau olehkarena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus
dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang
stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat
pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.
Thrombus mengakibatkan ;
Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
Edema dan kongesti disekitar area.Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi
perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan
edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa
infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi
aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika
aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi
pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menyebabkan
kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi
serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 8/16
anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.
Pada patofisiologi keperawatan dapat digambarkan sebagai berikut. adanya
thrombosis atau embolisme akan mengakibatkan aliran darah ke otak terganggu
sehingga supali oksigen berkurang. Hal ini mengakibatkan terjadi perfusi jaringan
otak tidak efektif. Setelah terjadi masalah keperawatan tersebut dapat terjadi
masalah kerusakan mobilitas fisik yang diakibatkan ada gangguan perfusi pada
lobus lobus otak yang bekaitan dengan syaraf motorik ekstremitas. Setelah terjadi
kerusakan fisik akan mempengaruhi aktifitas pasien sehingga menimbulkan kurang
perawatan diri pada pasien. Aliran darah pada otak terganggu akan menimbulkan
rasa nyeri dikepala sehingga dapat muncul masalah keperawatan nyeri.
Berdasarkan teori di atas sehingga dapat di gambarkan sebagai berikut :
Pathways stroke
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Perfusi jaringan: Cerebral tidak efektif
Outcome:
Status neurologi: Kesadaran.
Kemampuan membuka mata terhadap stimulus baik
Respon motorik terhadap styiulus baik
Verbalisasi baik.
Orientasi baik
Menuruti perintah.
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 9/16
Perhatian terhadap lingkungan baik.
Perfusi jaringan: Cerebral:
Tekanan intra kranial DBN
Tidak ada nyeri kepala
Tidak gelisah.
Tidak lesu.
Tidak ada kecemasan
Tidak ada agitasi
Tidak mual / muntah
Tidak ada cegukan / tersedak
Intervention:
Peningkatan perfusi cerebral (2550)
Berikan rheologic agents (mannitol) sesuai order dokter.
Monitor mean arterial pressure (MAP)Monitor stats respirasi.
Monitor intake dan output.
Monitoring neurologi
Monitor ukuran, kesimetrisan dan reaksi pupil.
Monitor tingkat kesadaran.
Monitor tingkat orientasi.
Monitor trend GCS
Monitor vital sign
Kerusakan Mobilitas Fisik Outcome:
Keseimbangan cairan
Intervention:
Managemen cairan
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 10/16
BAB III
TINJAUN KASUSU
Telah dilakukan pengkajian pada tuan S berusia 25 tahuan alamat kaligesing
purworejo agama islam pekerjaan tani status perkawinan belum menikah dan register
pelayanan medis di RSUD Saras Husada Purworejo 1110xxxxx.
Klien datang ke IGD pada tanggal 18 April 2013 jam 11.00 WIB dengan keluhan klien
tidak dapat mengerakkan semua tangan dan kaki. Kien mengatakan setelah bagun tidur
tadi pagi tiba tiba tidak dapat mengerakkan tangan dan kaki. Klien belum pernah
mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Klien mengatakan pernah mengalami
tekanan darah tinggi. Klien belum pernah dirawat di RS dengan dengan keluhan lain
atau sama dengan yang sekarang. TD 190/100 mmHg N 96 RR 24X/menit reguler S
35,7C Klien tidak mengalami sesak nafas. Klien tidak mengalami nyeri dengan sekala
2. Klien masih merasakan sentuhan tetapi tidak dapat mengerakkan anggota extremitas.
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul setelah dilakuakn pengkajian pada tuan S terdapat
masalah utama
1. Gangguan perfusi jarian cerebral berhubungan dengan kerusakan jaringan otak.
S : klien mengatakan tidak dapat mengerakkan aggaota gerak
O : klien tidak dapat mengerakakan kedua tangan dan kedua kakinya. Klien
dapat merasakan sentuhan.
TD 190/100 mmHg
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kriteria hasil Rencana keperawatan
Gangguan perfusi jarian
cerebral berhubungan
dengan kerusakan jaringan
otak
Seielah dilakukan tindakan
keperawatan selam 45
menit diharapkan masalah
keperawatan dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Respon motorik
terhadap styiulus
baik
- Verbalisasi baik.
- Orientasi baik
- Menuruti perintah
- Monitor stats
respirasi.
- Monitoring
neurologi
- Monitor ukuran,
kesimetrisan dan
reaksi pupil.
- Monitor tingkat
kesadaran.
- Monitor tingkat
orientasi.
- Monitor trend GCS
- Monitor vital sign
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 11/16
Implementasi di IGD
Waktu Diagnose
keperawatan
Implementasi Respon
18 April 2013
11.00
Gangguan perfusi
jarian cerebral
berhubungan
dengan
kerusakan
jaringan otak
- Monitor stats
respirasi.
- Monitoring
neurologi
- Monitor
ukuran,
kesimetrisan
dan reaksi
pupil.
- Monitor
tingkatkesadaran.
- Monitor
tingkat
orientasi.
- Monitor trend
GCS
- Monitor vital
sign
TD 190/100 RR
96 pupil simetris
reaksi 2
composmentis
klien merasakan
sentuhan GCS 15
11.20 memasang infuse RL
line
Terpasang infuse
RL di tanggan
sebelah kiri
11.25 memasang DC Dc terpasang
dengan nomor 16.
Tanpa ada
penolakan, urin
jernih warna
kuning keemasan
11.35 Motivasi keluarga dan
pesien pindah ruangan perawatan.
Keluarga setuju
dan menharap perawatan
selanjutnya
11.45 Mengukur TTV TD 190/100 N 92
RR 22 S 35,5C
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 12/16
Evaluasi
Waktu No
DX
Evaluasi
18 April
2013
11.45
1 S : klien mengatakan merasa nyaman dan tidak dapat
mengarekakan kedua tangan dan kedua kaki.
O : klien tidak dapat mengerakkan kedua tangan dan kaki
Monitor TTV TD: 190/100 mmHg N: 92 RR: 22 S:
35,5C
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dan kaji masalah keperawatan yang
lain
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 13/16
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu.
( Corwin, 2001 )
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang
normal terhadap stimulus.
Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang
mengenal / mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
( Padmosantjojo, 2000 )
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien tersebut adalah
Monitor stats respirasi.
Monitoring neurologi
Monitor ukuran, kesimetrisan dan reaksi pupil.Monitor tingkat kesadaran.
Monitor tingkat orientasi.
Monitor trend GCS
Monitor vital sign
Untuk tindakan keperawatan yang lain adalah memperhatikan perawatan kateter dan dan
personal higine. Pada pasien stroke sangat beser pengaruh dari orang lain dalam
perawatan dirinya. Untuk tindakan keperawatan yang dilakukan pada ruang IGD adalah
sudah tepat karena pasien tersebut berkaintan dengan terapi selanjutnya.
Pada khasus ini kesadaran klien dapat di nilai baik sehingga dapat di tegakkan masalah
keperawatan kerusakan mobilitas fisik karena adanya batasan karakteristik berikut :ditandai oleh: - Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktivitas rutin
- Keterbatasan kemampuan melakukan ketrampilan motorik kasar
- Tak ada koordinasi gerak
- Keterbatasan ROM
- Sulit berbalik
- Perubahan gaya berjalan
- Gerakan menjadi nafas pendek
- Usaha yang kuat untuk perubahan gerak
Dengan data klien tidak dapat mengerakkan semua tangan dan kaki.
Pemeriksaan diagnaostik stroke sudah sesuai dengan jurnal dan dapat membuktikan
adanya penelitian yang sudah dilakukannya. Untuk tanda tanda klinisnya sudah saya
tampilkan di atas. Dan untuk gambaran yang lain sebagai berikut :
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
penyakit stroke adalah:
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 14/16
1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis,
emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak
sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya
hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat
pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami
infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.
5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
6. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosisserebral.
Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan CT, EKG, MRI,RO karena tindakan
tersebut akan dilakukan di ruangan. Pada pasien tersebut sudah dapat ditegakkan
deagnaosa medis karena adanya gejala klinis yang jejas. Menurut Smeltzer & Bare
(2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala penyakit stroke adalah kelemahan
atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian
penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau
kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara
tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak
mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. Untuk pemeriksaan yang lain adalah sebagai
penunjang bukan hal yang utama dalam menegakkan diagnose.
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 15/16
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakuakn tindakan perawatan selama 45 menit di IGD pada klien Tn S dapatdisimpulkan :
1. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakuakn menunjukkan bahwa pada pasien
gangguang perfusi jaringan dapat di tegakkan dengan adanya data klien tidak
mampu memgerakkan extemitas bawah dan atas, dan orentasi klien dapat
merasakan sentuhan, adanya tekanan darah yang tinggi.
2. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan tersebut sudah efektif untuk
mengatasi masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan pada pasien stroke.
Tindakan keperawatanya di IGD adalah ; Monitor stats respirasi.
Monitoring neurologi
Monitor ukuran, kesimetrisan dan reaksi pupil.
Monitor tingkat kesadaran.
Monitor tingkat orientasi.
Monitor trend GCS
Monitor vital sign
3. Untuk menentukan diagnose medis dapat ditentukan dengan melihat tanda dan
gejala yang muncul pada pasien dan tidak harus segera dilakukan pemeriksaan
penunjang terlebih dahulu. Pada penentuan diagnose ini ada pengaruhnya
dengan tindakan keperawatan yan akan dilakukan pada pasien.
Saran pada tindakan keperawatan ini dapat di lanjutkan pada perawatan pasien di ruang
keperawatan dan dapat diopservasi keluhan pasien sehingga dapat ditegakkan diagnose
keperawatan yang lain.
7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Masalah Utama Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-masalah-utama-gangguan-perfusi-jaringan 16/16
DAFTAR PUSTAKA
Eko (2012) http://pusber.com/2012/12/asuhan-keperawatan-stroke/ Akses 07 Mei 2013
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa:
Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2011-2012, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,USA