VENTILASI PERFUSI DIFUSI

39
VENTILASI PERFUSI DIFUSI Rr. Retnaningtyas Sugma Y. dr.

description

Rr . Retnaningtyas Sugma Y. dr. VENTILASI PERFUSI DIFUSI. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of VENTILASI PERFUSI DIFUSI

Page 1: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

VENTILASI PERFUSI DIFUSIRr. Retnaningtyas Sugma Y. dr.

Page 2: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

PENYAMPAIAN OKSIGEN KE JARINGAN TUBUH DITENTUKAN OLEH

1. Sistem respirasi / pernapasanSistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.

Page 3: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

BERNAFAS Bernafas adalah pergerakan udara dari

atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

Page 4: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

A. VENTILASI Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara

dari dan ke paru. Ventilasi paru mencakup gerakan dasar atau

kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena

adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.

Page 5: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

HUKUM BOYLE’S Jika volume meningkat maka tekanan

menurunJika volume menurun maka tekanan meningkat

Page 6: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

INSPIRASI Selama inspirasi terjadi kontraksi otot

diafragma dan intercosta eksterna, hal ini akan meningkatkan volume intrathorak → menurunkan tekanan intratorak → tekanan intrapleural makin negatif → paru berkembang → tekanan intrapulmonary menjadi makin negatif → udara masuk paru.

Page 7: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

EKSPIRASI Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot

diafragma dan interkosta eksterna, hal ini akan menurunkan volume intratorak → meningkatkan tekanan intratorak → tekanan intrapleural makin positif → paru mengempis → tekanan intrapulmonal menjadi makin positif → udara keluar paru.

Page 8: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

KEPATENAN VENTILASI TERGANTUNG PADA FAKTOR

Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.

Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-

paru Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma,

eksternal interkosta, internal interkosta, otot abdominal.

Page 9: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

B. PERFUSI PARU Perfusi paru adalah gerakan darah

yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung..

Page 10: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik

Page 11: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

RASIO VENTILASI DIFUSI Adekuatnya pertukaran gas dalam paru

dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt

Page 12: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

KESEIMBANGAN PERTUKARAN GAS Besarnya rasio ini menunjukkan adanya

keseimbangan pertukaran gas. Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan menurun sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen. Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan rendah.

Page 13: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

C. DIFUSI Difusi adalah pergerakan molekul dari

area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli.

Page 14: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.

Page 15: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

MISALNYA pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli

sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

Page 16: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

2. SISTEM KARDIOVASKULER Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat

dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transpor oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudin dari aorta darah disalurkanke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian di alirkan ke jantung melalui atrium kanan.

Page 17: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonaris melalui katup pulmonaris untu kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada kemampuan transpor gas oksigen dan karbondioksida.

Page 18: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

3. HEMATOLOGI Oksigen membutuhkan transpor dari

paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma.

Page 19: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb + O2 - HbO2. Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transpor gas.

Page 20: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

JENIS – JENIS RESPIRASI :1. Pernapasan Eupnoe 2. Pernapasan Cheyne stokes 3. Pernafasan Biot :4. Pernafasan Kussmaul :

Page 21: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

PROSES PERNAPASAN NORMAL TERDIRI DARI :

IRV (Inspiration Reserve Volume)Jumlah udara yang masuk paru pada pernapasan normal, kurang lebih 1500 cc.

TV (Tidal Volume)Jumlah udara yang keluar masuk paru pada pernafasan normal 500 cc.

Page 22: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

ERV (Expiration Reserve Volume)Jumlah udara yang keluar dari paru setelah ekspirasi 1000 cc

RV (Residual Volume)Jumlah udara yang tertinggi dalam paru setelah ekspirasi maksimum 1200 cc

Page 23: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAFASAN

Page 24: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

1. FAKTOR FISIOLOGI Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada

anemia Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti

pada obstruksi saluran napas bagian atas. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun

mengakibatkan transpor O2 terganggu. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,

demam, ibu hamil, luka dan lain-lain. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding

dada seperti kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru.

Page 25: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

2. FAKTOR PERKEMBANGAN Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan

surfactan Bayi dan anak : adanya risiko infeksi saluran pernapasan

akut Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi saluran

pernapasan dan merokok Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat,

kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

Page 26: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

3. FAKTOR PERILAKU Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan

ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.

Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah perifer dan koroner. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan

intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernapasan.

Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkatkan

Page 27: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

4. FAKTOR LINGKUNGAN Tempat kerja Suhu lingkungan Ketinggian tempat dari permukaan laut

Page 28: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

5. FAKTOR EMOSI Percepatan frekuensi nadi merupakan suatu

reaksi tubuh terhadap emosi seperti takut, cemas dan marah. Menerangkan bahwa kerja jantung dipengaruhi oleh impuls dari pusat yang lebih tinggi di otak dengan jalan hypotalamus yang menstimulasi pusat cardiac (Penghambat dan pemacu jantung) di medulla otak. Jaringan penggerak pusat tersebut membawa impuls ke para sympatis nerves dan sympatis yang kemudian mengirim impuls ke jantung.

Page 29: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

6. FAKTOR KESEHATAN Pada orang sehat, sistem cardio

vaskuler sering mempengaruhi distribusi oksigen dalam sel tubuh. Penyakit sistem pernafasan dapat menyebabkan hypoxemia, karena hemoglobin membawa oksigen dan karbondioksida.

Page 30: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

7. FAKTOR LATIHAN Latihan fisik atau aktifitas

meningkatnya pernafasan dan kebutuhan oksigen dalam tubuh. Mekanisme yang mendasarinya tidak banyak diketahui. Walaupun demikian hal ini menerangkan bahwa beberapa faktor yang terlibat didalamnya antara lain kimiawi, neural dan perubahan

Page 31: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

8. FAKTOR GAYA HIDUP Penting untuk mengkaji gaya hidup

seseorang khususnya kebutuhan oksigen. Data menunjukkan bahwa merokok dan penghisapan udara berpolusi dapat memberikan indikasi atau gambaran keadaan paru seseorang.

Page 32: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI : Gangguan konduksi sepeti disritmia

(takikardia/bradikardia) Perubahan cardiac output. Menurunnya cardiac output

seperti pada pasien decom menimbulkan hipoksia jaringan.

Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras

Myocardial iskhemia infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.

Page 33: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN :

Hiperventilasi Hipoventilasi hipoksia

Page 34: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

1. HIPERVENTILASI Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan

jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.

Hiperventilasi dapat disebabkan karena :- Kecemasan- Infeksi/sepsis- Keracunan obat-obatan- Ketidakseimbangan asam basa

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinitus.

Page 35: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

2. HIPOVENTILASI Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar

tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest

Page 36: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

3. HIPOKSIA Tidak adekuatnya pemenuhan O2

seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler.

Page 37: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

HIPOKSIA DAPAT DISEBABKAN OLEH Menurunnya haemoglobin Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada

keracunan sianida Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti

pada pnemonia Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok Kerusakan/gangguan ventilasi

Tanda-tanda hipoksia antaralain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapsan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas dan clubbing.

Page 38: VENTILASI PERFUSI DIFUSI
Page 39: VENTILASI PERFUSI DIFUSI

TERIMAKASIH