ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

113
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA DIAGNOSA MEDIS ASMA DI DESA MBALONG KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO OLEH : NAMA : FACHRUDIN ALBAR NIM : 1801027 PROGRAM DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN

MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA DIAGNOSA

MEDIS ASMA DI DESA MBALONG KECAMATAN SIDOARJO

KABUPATEN SIDOARJO

OLEH :

NAMA : FACHRUDIN ALBAR

NIM : 1801027

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN MASALAH

POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA DIAGNOSA MESDIS

ASMA DI DESA MBALONG KECAMATAN SIDOARJO

KABUPATEN SIDOARJO

OLEH :

NAMA : FACHRUDIN ALBAR

NIM : 1801027

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : FACHRUDIN ALBAR

NIM : 1801027

Tempat, Tanggal Lahir : 12 JANUARI 1997

Institusi : POLITEKNIK KESEHATAN KERTA

CENDEKIA SIDOARJO

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul: “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN MASALAH POLA NAFAS

TIDAK EFEKTIF PADA DIAGNOSA MESDIS ASMA DI DESA MBALONG

KECAMATA SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO” adalah bukan Karya

Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Sidoarjo, 29 Maret 2021

Yang Menyatakan,

FACHRUDIN ALBAR

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Kusuma Wijaya Ridi Putra,S Kep.Ns.,Mns Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep

NIDN. 0731108603 NIDN 0704068901

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : FACHRUDIN ALBAR

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN

MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DIAGNOSA MESDIS

ASMA DI DESA MBALONG KECAMATAN SIDOARJO

KABUPATEN SIDOARJO.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

pada tanggal: 29 - 03 - 2021

Oleh :

Pembimbing 1

Kusuma Wijaya Ridi Putra,S Kep.Ns.,MNS Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep

NIDN. 0731108603 NIDN 0704068901

Mengetahui,

Direktur

Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

NIDN. 0703087801

Pembimbing 2

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pad sidang di Program D3

Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Tanggal: …....................2021

Tanggal : 29 maret 2021

TIM PENGUJI Tanda Tangan

Ketua : Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes (………………….)

Anggota : 1. Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep (………………….)

2. Kusuma Wijaya Ridi Putra,S Kep.Ns.,Mns (………………….)

Mengetahui,

Direktur

Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

NIDN. 0703087801

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

vi

HALAMAN MOTTO

Jatuh dan Bangun dalam Kehidupan adalah

Fitrah dari Perjuangan”

"Tetaplah berpegang teguh pada kebesaran Allah SWT

karenaDialah yang Maha Kuasa dan Maha Segala-galanya.

Dan, tetaplah percaya pada kemampuan diri sendiri,

karena sebutir kepercayaan diri,

lebih besar nilainya dari pada sekarung bakat yang tertidur.

Orang yang tidak yakin bahwa tujuannya akan tercapai,

sesungguhnya ia telah jatuh sebelum melangkah.

Yakin kepada Allah

Dan

percaya diri

menciptakan mukjizat di atas dunia."

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

vii

Yang Utama Dari Segalanya...

Tetes peluh yang membasahi asa, ketakutan yang memberatkan langkah, tangis

keputus asaan yang sulit dibendung, dan kekecewaan yang pernah menghiasi hari-

hari kini menjadi tangisan penuh kesyukuran dan kebahagiaan yang tumpah dalam

sujud panjang.Alhamdulillah maha besar Allah SWT,

sembah sujud sedalamqalbu hamba haturkanatas karunia dan rizki yang

melimpah, kebutuhan yag tercukupi, dan kehidupan yang layak..Serta Sholawat

dan salam selalu terlimpahkan keharibaan

Rasullah Muhammad SAW.

Instansi Pedidikan

Semoga Tugas Akhir yang telah saya selesaikan dapat bermanfaat untuk

menambah wawasan tentang ilmu keperawatan,Khususnya bagi instansi

pendidikan dalam bidang keperawatan.

Dosen Pembimbing Tgas Akhirku...

Kepada Bapak Wijaya Kusuma Putra , S.Kep.,Ns.,M.Kes dan ibu Dini Prasetyo

Wijaya, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing tugas akhirku, semoga

Allah SWT selalu melindungi dan meninggikan derajat beliau di dunia mauun di

akhirat, terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama ini. Semoga ilmu yang

telah diajarkan menuntunku menjadi manusia yang berharga di dunia dan bernilai

di akhirat.Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin...

Seluruh Dosen Pengajar di akademi keperawatan kerta cendekia sidoarjo

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yg sangat berarti yang telah

kalian berikan …

Teman-teman Mahasiswa Diploma III Keperawatan Angkatan 2018...

Atas segala bantuan da dukungannya penulis ucapkan terima kasih, semoga kalian selalu

mendapatkan limpahan Rahmat dan Kenikmatan dari-Nya. Canda tawa kalian akan

menjadikenangan terindah bagi penulis.…

Serta semua pihak yg sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini...

.”your dreams today, can be your future tomorrow”

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

TN S YANG MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DENGAN

DIAGNOSA MESDIS ASMA DI DESA MBALONG KECAMATAN

SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO “ ini dengan tepat waktu sebagai

persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di Akademi

Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

berbagi pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT telah memberikan kemudahan, kesehatan dan memberikan

kesabaran untuk mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

2. Orang Tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga semua bisa

berjalan lancar.

3. Direktur Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes selaku Direktur Akademi

Keperawatan Kerta Cendekia. Yang dengan penuh perhatian telah meluangkan

kesempatan dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Kusuma Wijaya Ridi Putra,S Kep.Ns.,Mns. selaku pembimbing I.

5. Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep.selaku pembimbing II.

6. Sahabat dan teman seperjuangan yang saling mendukung.

7. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya Tulis Ilmiah ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,

sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca

berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Sidoarjo, 2021

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan i

Lembar Judul ............................................................................................ ii

Lembar Pengesahan .................................................................................. iii

Kata Pengantar .......................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................... v

Daftar Tabel .............................................................................................. vi

Daftar Gambar .......................................................................................... vii

Daftar Lampiran ........................................................................................ viii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

1.5 Metode Penulisan ................................................................................ 5

1.5.1 Metode ................................................................................. 6

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 7

1.5.3 Sumber Data ........................................................................ 8

1.5.4 Studi Kepustakaan ............................................................... 9

1.6 Sistematika Penulisan ……………………………………...………….10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................... 2

2.1 Konsep Penyakit .................................................................................... 11

2.2 Konsep Penderita ................................................................................... 12

2.3 Konsep Hospitalisasi .............................................................................. 13

2.4 Konsep Solusi ........................................................................................ 14

2.5 Konsep Masalah yang Berkaitan dengan Penderita .............................. 15

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................ 16

2.6.1 Pengkajian .................................................................................. 17

2.6.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................. 18

2.6.3 Perencanaan ................................................................................ 19

2.6.4 Pelaksanaan ................................................................................ 20

2.6.5 Evaluasi ...................................................................................... 21

2.7 Kerangka Masalah ................................................................................. 22

BAB 3 TINJAUAN KASUS ........................................................................ 3

3.1 Pengkajian .............................................................................................. 21

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

xi

3.2 Analisa Data ........................................................................................... 22

3.3 Diagnosa Keperawatan sesuai dengan Prioritas Masalah ....................... 23

3.4 Rencana Keperawatan ........................................................................... 24

3.5 Tindakan Keperawatan .......................................................................... 25

3.6 Catatan Perkembangan .......................................................................... 26

3.7 Evaluasi .................................................................................................. 27

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................... 4

4.1 Pengkajian .............................................................................................. 28

4.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 29

4.3 Perencanaan ........................................................................................... 30

4.4 Pelaksanaan ............................................................................................ 31

4.5 Evaluasi .................................................................................................. 32

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 5

5.1 Simpulan ................................................................................................ 33

5.2 Saran ...................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35

LAMPIRAN ................................................................................................ 36

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

xii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Tabel Intervensi .......................................................................... 41

Tabel 3.1 Tabel Indeks Katz ........................................................................ 54

Tabel 3.2 Tabel Barthel Indeks .................................................................... 55

Tabel 3.3 Tabel SPMSQ .............................................................................. 57

Tabel 3.4 Tabel Analisa Data ....................................................................... 59

Tabel 3.5 Tabel Intervensi Keperawatan ..................................................... 63

Tabel 3.6 Tabel Implementasi Keperawatan ................................................ 65

Tabel 3.7 Tabel Catatan Perkembangan....................................................... 70

Tabel 3.8 Tabel Evaluasi Keperawatan ....................................................... 72

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Kerangka Masalah .............................................................................. 45

Gambar 3.1 Genogram ........................................................................................... 47

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran Lembar Informed Consent ................................................................. I

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

xv

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang bersifat kronis.

Kondisi ini disebabkan oleh peradangan saluran pernapasan yang

menyebabkan hipersensitivitas bronkus terhadap rangsang dan obstruksi pada

jalan napas (Global Initiative for Asthma, 2020). Gejala klinis dari penyakit

asma yang biasanya muncul berupa mengih (wheezing), sesak napas, sesak

dada dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dengan keterbatasan aliran

udara ekspirasi (Baptist & Paula, 2018). Penyakit Asma hingga kini masih

menjadi permasalahan kesehatan yang menjadi ancaman serius bagi

masyarakat di seluruh dunia. Penderita asma memiliki angka kesakitan dan

kematian yang tinggi. Kejadian asma mengalami peningkatan pada usia lansia

(Global Asthma Report, 2018). Anggapan masyarakat tentang penyakit asma

ini kurang begitu dipahami, meskipun asma merupakan penyakit yang sudah

dikenal cukup luas oleh masyarakat namun sebagian masyarakat menganggap

bahwa asma merupakan penyakit yang sederhana dan mudah diobati.

Pengetahuan tentang asma yang minim membuat penyakit ini seringkali tidak

tertangani dengan baik. (Dinas kesehatan, 2006).

Saat ini diperkirakan sebanyak 235 juta orang menderita asma didunia

(World Health Organization). Berdasarkan laporan WHO Desember 2016,

tercatat pada tahun 2015 sebanyak 383.000 orang meninggal karena asma.

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2018 jumlah

pasien asma di Indonesia sebesar 2,4 % (Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Kemudian menurut data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Timur (2018),

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

2

terdapat 98.566 pasien yang tercatat menderita asma. Sedangkan berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar Kota Sidoajo (2018), tercatat sebanyak 5.518

(1.91%) penduduk yang menderita Asma (Kementrian Kesehatan RI, 2018)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Mbalong

terdapat sebanyak 7 lansia penderita asma pada tahun 2020 ( Laili, 2021 )

Sesak napas pada penderita asma terjadi karena obstruksi saluran

pernapasan yang disebabkan oleh menebalnya dinding saluran napas yang

ditimbulkan oleh peradangan dan edema yang dipicu oleh pengeluaran zat

histamine, tersumbatnya saluran napas oleh sekresi berlebihan mukus kental,

hiperresponsitivitas saluran napas yang ditandai oleh konstriksi hebat saluran

napas kecil akibat spasme otot polos di dinding saluran napas (Baptist & Paula,

2018). Obstruksi bertambah berat saat melakukan ekspirasi karena fisiologis

pernapasan menyempit pada fase tersebut. Diameter bronkiolus lebih banyak

berkurang pada saat ekspirasi daripada selama inspirasi karena terjadi

peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa sehingga menekan

bagian luar bronkiolus dan menutupnya saluran napas cenderung sangat

meningkat karena tekanan positif dalam dada selama eskpirasi. Hal ini

menyebabkan udara distal tempat terjadinya obstruksi tidak dapat

diekspirasikan sehingga volume udara yang masuk dan keluar tidak seimbang.

Penyempitan pada saluran napas ini akan mengakibatkan kesulitan dalam

ekspirasi (Nanda et al, 2019). Tingkat kematian karena asma banyak terjadi

pada usia lanjut. Hal ini disebabkan karena berbagai hal, seperti: perubahan

paru akibat proses penuaan berupa penurunan elastisitas atau kelemahan otot

nafas, proses penuaan secara umum hal ini menjadikan penurunan imun pada

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

3

usia lanjut, polifarmasi terapi farmakologi asma pada lansia membutuhkan

pengalaman dan kewaspadaan yang tinggi mengingat efek samping dan reaksi

pada obat dan sehubungan dengan proses penuaan secara umum terkadang

pada lansia sering lupa minum obat, dan ko-morbid yang terjadi dikarenakan

pada usia lanjut rentan sekali terjadi komplikasi jika tidak ditangani dengan

tepat (IGP Suka Aryana, 2016)

Upaya promotif perawat dengan melakukan edukasi penderita asma

untuk meganjurkan senam asma. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan

meningkatkan kemampuan pernafasan, dan menjadi salah satu penunjang

keberhasilan pengobatan asma karena tidak hanya ditentukan dengan obat

obatan namun juga karena faktor olahraga dan gizi (Somantri, 2012). Upaya

preventif perawat dengan mengajarkan latihan pernapasan, batuk efektif,

menghindari pemicu alergi, dan juga latiha fisik teratur seperti senam

(Mumpuni, 2013). Upaya kuratif perawat pada pederita asma dengan

pemberian obat secara teratur seperti obat bronkodilator, steroid inhalasi, dan

sebagainya (Somantri, 2012). Tujuan jangka panjang penanggulangan penyakit

Asma yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian. Dengan mengetahui

pencegahan serta penanganan penyakit asma merupakan upaya yang paling

efektif untuk menurunkan angka kesakitan penyakit Asma (Gajanan et al,

2015). Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien lansia terhadap penyakit

asma merupakan tindakan yang harus dilakukan agar tidak mengakibatkan

prognosis yang buruk pada lansia. Sehingga diharapkan tidak lagi menjadi

permasalahan kesehatan bagi masyarakat (Dunn, Busse & Wechsler, 2017).

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan lebih

lanjut mengenai “Asuhan keperawatan lansia dengan diagnosa asma gangguan

pola nafas tidak efektif di desa mbalong kecamatan sidoarjo, kabupaten

sidoarjo.Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

sebagai berikut: Bagaimana asuhan keperawatan lansia dengan diagnosa asma

gangguan pola nafas di desa mbalong kecamtan sidoarjo,

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan

1.3.1.1Tujuan umum

Tujuan umum mengindetifikasi asuhan keperawatan lansia pada

klien dengan diagnosa asma di desa mbalong kecamatan sidoarjo

kabupaten sidoarjo

1.3.1.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengkaji klien dengan Diagnose Asma di desa mbalong

Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

1.3.2.2.Merumuskan Asuhan Keperawatan dengan Asma Di Desa

mbalong Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

1.3.2.3 Merencanakan Tindakan Asuhan keperawatan dengan Asma Di

Desa mbalong Kecamatan sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

1.3.2.4. Melaksanakan Tindakan Keperawatan dengan Asma Di Desa

mbalong Kecamatan Sidoarjo Kab Sidoarjo

1.3.2.5. Mengevaluasi Tindakan Keperawatan dengan Diagnosa Asma

Di Desa mbalong Kec sidoarjo Kab Sidoarjo

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

5

1.3.2.6. Mengdokumentasi Asuhan Keperawatan pada klien dengan

Diagnosa asma Di Desa Mbalong Kecamatan Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Posyandu

Memberikan masukan bagi tim kesehatan di posyandu desa mbalong

dalam memberikan Asuhan keperawatan pada klien dengan asma.

1.4.2. Bagi Institusi Akademik

Sebagai penyambung Ilmu Asuhan Keperawatan dengan klien asma

sehingga dapat menambah referensi dan acuan dalam memahami

Asuhan Keperawatan pada klien dengan asma.

1.4.3 Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman bagi

penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada

klien dengan asma.

1.4.4. Bagi Prifesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi kesehatan keperawatan dan

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan asma.

1.5. Metode penulisan

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya megungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi

kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan

studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

6

1.6 Teknik pengumpulan data

1.6.1 Wawancara

Data diambil atau diperoleh melalui percakapan baik dengan klien,

keluarga maupun tim kesehatan lain.

1.6.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan pada klien, Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang

menegakkan diagnosa penanganan selanjutnya.

1.7 Sumber Data

1.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh klien

1.8 Sistematika Penulisan.

Supaya Lebih Jelas Dan Lebih Mudah Dalam Mempelajari Dan

Memahami Studi Kasus Ini. Secara Keseluruhan Di Bagi Menjadi Tiga Bagian,

Yaitu :

1.8.1 Bagian Awal, Memuat Halaman Judul, Perstujuan Pembimbing,

Pengesahan, Motto Dan Persembahaan, Kata Pengantar, Daftar Isi.

1.8.2 Bagian Inti, Terdiri Dari Lima BAB, Yang Masing Masing Bab Terdiri

Dari Sub Bab Berikut Ini :

Bab 1 : Pendahuluan, Berisi Latar Belakang masalah, Tempat, Tujuan,

Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Studi Kasus.

Bab 2 : Tinjauan Kasus, Berisi Tentang Konsep Penyakit Dari Sudut

Medis Dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Diagnose asma

Serta Kerangka Masalah.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

7

Bab 3 : Tinjauan Kasus, Berisi Tentang Diskripsi Data Hasil Pengkajian,

Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi.

Bab 4 : Pembahasan, Berisi Tentang Perbandingan Antara Teori Dengan

Kenyataan Yang Ada Di Lapangan.

Bab 5 : Pengumpulan, Berisi Tentang Simpulan Dan Saran.

1.9 Bagian Akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Konsep penyakit asma

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang

menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat berulang namun

reversible, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat

keadaan ventilasi yang lebih normal (sylvia A.dkk, yang dikutip oleh Amin

Huda Nurarif, 2015)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan napas dimana

banyak sel memainkan peranan, terutama sel mast, eosinofil, dan limfosit T.

Pada individu yang rentan, inflamasi ini menyebabkan episode rekuren dari

mengi, sulit bernapas, dada terasa sesak, dan batuk terutama pada malam/dan

atau pagi hari. Gejala-gejala ini biasanya berhubungan dengan terbatasnya

aliran udara yang meluas tetapi bervariasi, yang reversibel setidaknya

sebagian baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga

menyebabkan peningkatan responsivitas jalan napas terhadap berbagai

rangsangan. (International Consensus Report on the Diagnosis and

Management of Asthma 1992, yang dikutip oleh Caia Francis,2011 ).

Menurut NHLBI (Expert Panel Report 3:Guidelines for the Diagnosis

and Management of Asthma 2007) asma adalah penyakit inflamasi kronik

8

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

9

saluran napas dimana banyak sel berperan terutama sel mast, eosinofil,

limfosit T, makrofag, neutrofil, dan sel epitel (Slamet Hariadi,dkk, 2010)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian asma

adalah suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi yang meningkat dari

trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi

berupa kesukaran bernapas yang disebabkan oleh penyempitan yang

menyeluruh dari saluran pernapasan.

2.2 Etiologi Asma

2.2.1 Obstruksi jalan napas pada asma disebabkan oleh:

1) Kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan napas.

2) Pembengkakan membrane bronkus

3) Bronkus berisi mucus yang kental

2.2.2 Adapun faktor predisposisi pada asma yaitu:

1. Genetik

Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat

alergi ini penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan

faktor pencetus.

2.2.3 Adapun faktor pencetus dari asma adalah:

2.2.3.1 Alergen

Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi

tiga, yaitu:

1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu

binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

10

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan

tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya.

3) Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya

yang masuk melalui kontak dengan kulit.

4) Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan terutama disebabkan oleh virus.

Virus Influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling

sering menimbulkan asma bronkhial, diperkirakan dua pertiga

penderita asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi

saluran pernapasan (Nurarif & Kusuma, 2015)

(1) Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi

asma, perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma.

(2) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang

menyumbang 2-15% klien asma. Misalnya orang yang bekerja di

pabrik kayu, polisi lalu lintas, penyapu jalanan.

(3) Olahraga

Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan

serangan asma bila sedang bekerja dengan berat/aktivitas berat.

Lari cepat paling mudah menimbulkan asma

(4) Stress

Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya

serangan asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma

yang sudah ada. Disamping gejala asma harus segera diobati

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

11

penderita asma yang mengalami stres harus diberi nasehat untuk

menyelesaikan masalahnya (Wahid & Suprapto, 2013).

2.3 Patofisiologi Asma

Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap

rokok, bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Bendabenda

tersebut setelah terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh

penderita sehingga dianggap sebagai benda asing (antigen). Anggapan itu

kemudian memicu dikeluarkannya antibody yang berperan sebagai respon

reaksi hipersensitif seperti neutropil, basophil, dan immunoglobulin E.

masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan

menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key

and lock (gembok dan kunci).

Ikatan antigen dan antibody akan merangsang peningkatan

pengeluaran mediator kimiawi seperti histamine, neutrophil chemotactic

show acting, epinefrin, norepinefrin, dan prostagandin. Peningkatan

mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan permiabilitas

kapiler, pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan (terutama

bronkus). Pembengkakan yang hampir merata pada semua bagian pada

semua bagian bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus

(bronkokontrikis) dan sesak nafas.

Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar yang

masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi

ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita

pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

12

sekres mucus dan meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita

jadi sering batuk dengan produksi mucus yang cukup banyak (Harwina

Widya Astuti 2010).

2.4 Manifestasi Klinis

2.4.1 Stadium dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol

1) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

2) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang

timbul

3) Whezing belum ada

4) Belum ada kelainan bentuk thorak

5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

6) BGA belum patologis

2.4.2 Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

2) Whezing

3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

4) Penurunan tekanan parsial O2

2.4.3 Stadium lanjut/kronik

1) Batuk, ronchi

2) Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan

3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

5) Thorak seperti barel chest

6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus Sianosis h. BGA Pa O2

kurang dari 80% i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran

bronchovaskuler kanan dan kiri

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

13

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Asma

2.5.2 Pemeriksaan laboratorium

2.5.2.1 Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan untuk melihat adanya:

1) Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dan kristal

eosinopil.

2) Spiral curshman, yakni merupakan castcell (sel cetakan) dari cabang

bronkus.

3) Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus

4) Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat

mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat muscus

plug.

2.5.2.2 Pemeriksaan darah

Analisa Gas Darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi

hipoksemia, hipercapnia, atau sianosis.

1) Kadang pada darah terdapat peningkatan SGOT dan LDH

2) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang diatas 15.000/mm3

yang menandakan adanya infeksi.

3) Pemeriksaan alergi menunjukkan peningkatan IgE pada

waktu serangan dan menurun pada saat bebas serangan

asma.

2.6 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien asma dapat dilakukan

berdasarkan manifestasi klinis yang terlihat, riwayat, pemeriksaan fisik, dan tes

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

14

laboratorium (Sujono riyadi & Sukarmin, 2009). Adapun pemeriksaan

penunjang yang dilakukan adalah:

Tes Fungsi Paru

Menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara tepat

diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum atau sesudah pemberian aerosol

bronkodilator (inhaler atau nebulizer), peningkatan FEV1 atau FCV

sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Dalam

spirometry akan mendeteksi:

1) Penurunan forced expiratory volume (FEV)

2) Penurunan paek expiratory flow rate (PEFR)

3) Kehilangan forced vital capacity (FVC)

4) Kehilangan inspiratory capacity (IC) (Wahid & Suprapto, 2013)

5) Pemeriksaan Radiologi

Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiper

inflamasi paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga

intercostalis, serta diagfragma yang menurun. Pada penderita dengan

komplikasi terdapat gambaran sebagai berikut:

(1). Bila disertai dengan bronchitis, maka bercak-bercak di hilus akan

bertambah

(2). Bila ada empisema (COPD), gambaran radiolusen semakin bertambah

(3). Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrase paru.

(4)Dapat menimbulkan gambaran atelektasis paru

(5). Bila terjadi pneumonia gambarannya adalah radiolusen pada paru.

6). Pemeriksaan Tes Kulit

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

15

Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif

pada asma secara spesifik

7). Elektrokardiografi

(1). Terjadi right axis deviation

(2). Adanya hipertropo otot jantung Right Bundle Branch Bock

(3). Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi

segmen ST negatif

8). Scanning paru

Melalui inhilasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama

serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru (Wahid & Suprapto, 2013)

Penilaian Derajat Serangan Asma

Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) penilaian derajat serangan asma

yaitu :

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

16

Tabel 1

Penilaian derajat serangan penyakit asma

Parameter Ringan Sedang Berat Ancaman

Henti Napas

1 2 3 4 5

Aktivitas Berjalan Bayi:

menangis

keras

Berbicara

Bayi: tangis

pendek &

lemah

Istirahat

Bayi:berhenti

makan

Bicara Kalimat Penggal

kalimat

Kata-kata

Posisi Bisa berbaring Lebih suka

duduk

Duduk

bertopeng

lengan

Kesadaran Mungkin

teragitasi

Biasanya

teragitasi

Biasanya

teragitasi

Kebingungan

Mengi Sedang,sering

hanya pada

akhir ekspirasi

Nyaring,

sepanjang

ekspirasi

+

inspirasi

Sangat

nyaring,

terdengar

tanpa

stetoskop

Sulit/ tidak

terdengar

Sesak napas Minimal Sedang Berat

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

17

Otot bantu

napas

Biasanya

tidak

Biasanya ya Ya Gerakan

paradoks torako

abdominal

Retraksi Dangkal,

retraksi

interkostal

Sedang

ditambah

retraksi

supertermal

Dalam

ditambah

napas cuping

hidung

Dangkal/hilang

Laju napas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun

Sumber: Wahid & Suprapto, keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan

pada gangguan

sistem respirasi, 2013

Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk pasien asma

yaitu:

1). Prinsip umum dalam pengobatan asma:

(1). Menghilangkan obstruksi jalan napas.

(2). Menghindari faktor yang bisa menimbulkan serangan asma.

(3). Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit asma

dan pengobatannya.

2) Pengobatan pada asma

1) Pengobatan farmakologi

2). Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran napas. Terbagi menjadi

dua golongan, yaitu:

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

18

(1) Adrenergik (Adrenalin dan Efedrin),

misalnya terbutalin/bricasama.

(2) Santin/teofilin (Aminofilin)

3). Kromalin

Bukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma

pada penderita anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat

anti asma dan efeknya baru terlihat setelah satu bulan.

4). Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan

dalam dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungannya adalah obat

diberikan secara oral.

5). Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg jika tidak ada respon maka

segera penderita diberi steroid oral.

2) Pengobatan non farmakologi

(1) Memberikan penyuluhan

Menghindari faktor pencetus

(2) Pemberian cairan

(3) Fisioterapi napas (senam asma)

(4) Pemberian oksigen jika perlu

(Wahid & Suprapto, 2013)

(5) Pengobatan selama status asmathikus

(6) Infus D5:RL = 1 : 3 tiap 24 jam

(7) Pemberian oksigen nasal kanul 4 L permenit

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

19

(8) Aminophilin bolus 5mg/ KgBB diberikan pelan-pelan selama

20 menit dilanjutkan drip RL atau D5 mentenence (20 tpm)

dengan dosis 20 mg/kg bb per 24 jam

(9) Terbutalin 0.25 mg per 6 jam secara sub kutan

(10) Dexametason 10-2- mg per 6 jam secara IV

(11) Antibiotik spektrum luas (Padila, 2013)

2.7 Konsep Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)

UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008)

Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur

60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan

tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan

yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam

menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan

kematian (Padila, 2013).

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat

mencapai usia tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan

keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat

menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia

(Maryam dkk, 2008).

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

20

Perubahan-perubahan fisiologis sistem pernafasan

Perubahan fisiologik (fungsi) pada sistem pernafasan yang terjadi antara

lain :

Gerak pernafasan

Distribusi gasadanya perubahan hentuk, ukuran dada, maupun volume

rongga dada akan merubah mekanika pernafasan, amplitudo pernafasan

menjadi dangkal, timbul keluhan sesak nafas. Kelemahan otot pernafasan

menimbulkan penurunan kekuatan gerak nafas, lebih-Iebih apabila terdapat

deformitas rangka dada akibat penuaan.Perubahan struktur anatomik

saluran nafas akan menimbulkan penumpukan lendir dalam alveolus (air

trapping) ataupun gangguan pendistribusian udara nafas dalam cabang-

cabang bronkus.

Volume dan kapasitas paru menurun

Hal ini disebabkan karena beberapa faktor: kelemahan otot nafas,

elastisitas jaringan parenkim paru menurun, resintensi saluran nafas. Secara

umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru.

Gangguan transport gas

Pada usia lanjut terjadi penurunan Pa02 secara bertahap, yang

penyebabnya terutama disebabkan adanya ketidakseimhangan ventilasi-

perfusi. Selain itu diketahui bahwa pengambilan 02 oleh darah dari alveoli

(difusi) dan transport 02 ke jaringan-jaringan berkurang, terutama terjadi

pada saat melakukan olah raga. Penurunan pengambilan 02 maksimal

disebabkan antara lain karena berbagai perubahan pada jaringan paru yang

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

21

menghambat difusi gas, dan berkurangnya aliran darah ke paru akibat

turunnya curah jantung.

Gangguan perubahan ventilasi pain

Pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibat

adanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral

ataupun pusat-pusat pernafasan di medulla oblongata dan pons terhadap

rangsangan berupa penurunan Pa02, peninggian PaCO2, perubahan pH

darah arteri dan sebagainya.

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Pengertian Lansia

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang

ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan

stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres

fisiologis (Effendi, 2009).

Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak

berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari (Ratnawati, 2017).

Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia

adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan

kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari seorang diri.

2.2.2 Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

22

1) Young old (usia 60-69 tahun)

2) Middle age old (usia 70-79 tahun)

3) Old-old (usia 80-89 tahun)

4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)

2.2.3 Karakteristik Lansia

Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo & Martono (2006)

yaitu :

1) Usia

Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut

usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60

tahun (Ratnawati, 2017).

2) Jenis kelamin

Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin

perempuan. Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang

paling tinggi adalah perempuan (Ratnawati, 2017).

3) Status pernikahan

Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk

lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus

kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu

lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari

keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus

kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

23

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup

laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus cerai

mati lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin

lagi (Ratnawati, 2017). 4) Pekerjaan

Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat

berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik,

sosial dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan

tetap berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup

sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan

Informasi Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar

pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah

tabungan, saudara atau jaminan sosial (Ratnawati, 2017).

5) Pendidikan terakhir

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan

bahwa pekerjaan lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat

sedikit yang bekerja sebagai tenaga professional. Dengan kemajuan

pendidikan diharapkan akan menjadi lebih baik (Darmojo &

Martono, 2006).

6) Kondisi kesehatan

Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes

RI (2016) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

24

kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin

baik.

Angka kesehatan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05%,

artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di

antaranya mengalami sakit. Penyakit terbanyak adalah penyakit

tidak menular (PTM) antar lain hipertensi, artritis, strok, diabetes

mellitus (Ratnawati, 2017).

2.2.4 Perubahan pada Lanjut Usia

Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan

terjadinya banyak perubahan pada lansia yang meliputi :

1) Perubahan Fisiologis

Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada

persepsi pribadi atas kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang

memiliki kegiatan harian atau rutin biasanya menganggap dirinya

sehat, sedangkan lansia yang memiliki gangguan fisik,

emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan

menganggap dirinya sakit.

Perubahan fisiologis pada lansia bebrapa diantaranya, kulit

kering, penipisan rambut, penurunan pendengaran, penurunan

refleks batuk, pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan

sebagainya. Perubahan tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat

membuat lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Perubahan

tubuh terus menerus terjadi seiring bertambahnya usia dan

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

25

dipengaruhi kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor, dan

lingkungan.

2) Perubahan Fungsional

Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial,

kognitif, dan sosial. Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia

biasanya berhubungan dengan penyakit dan tingkat

keparahannya yang akan memengaruhi kemampuan fungsional

dan kesejahteraan seorang lansia.

Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan perilaku

aman dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk

menentukan kemandirian lansia. Perubahan yang mendadak dalam

ADL merupakan tanda penyakit akut atau perburukan masalah

kesehatan.

3) Perubahan Kognitif

Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan

gangguan kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar

neurotransmiter) terjadi pada lansia yang mengalami gangguan

kognitif maupun tidak mengalami gangguan kognitif. Gejala

gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan keterampilan

berbahasa dan berhitung, serta penilaian yang buruk bukan

merupakan proses penuaan yang normal.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

26

4) Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan

proses transisi kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia

seseorang, maka akan semakin banyak pula transisi dan kehilangan

yang harus dihadapi. Transisi hidup, yang mayoritas disusun oleh

pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan perubahan

keadaan finansial, perubahan peran dan hubungan, perubahan

kesehatan, kemampuan fungsional dan perubahan jaringan sosial.

Menurut Ratnawati (2017) perubahan psikososial erat kaitannya

dengan keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia

yang memasuki masa-masa pensiun akan mengalami kehilangan-

kehilangan sebagai berikut:

(1) Kehilangan finansial (pedapatan berkurang).

(2) Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas).

(3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi

(4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan. Kehilangan ini erat kaitannya

dengan beberapa hal sebagai berikut:

1) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan

cara hidup (memasuki rumah perawatan, pergerakan lebih

sempit).

2) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.

Biaya hidup meningkat padahal penghasilan yang sulit,

biaya pengobatan bertambah.

3) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.

4) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

27

5) Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan

kesulitan.

6) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

7) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman dan keluarga.

8) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan

terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri)

2.2.5 Permasalahan Lanjut Usia

Menurut Suardiman (2011), Kuntjoro (2007), dan Kartinah

(2008) usia lanjut rentan terhadap berbagai masalah kehidupan.

Masalah umum yang dihadapi oleh lansia diantaranya:

1) Masalah ekonomi

Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja,

memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi

lain, usia lanjut dihadapkan pada berbagai kebutuhan yang semakin

meningkat seperti kebutuhan akan makanan yang bergizi seimbang,

pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan rekreasi.

Lansia yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih baik karena

memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak

memiliki pensiun, akan membawa kelompok lansia pada kondisi

tergantung atau menjadi tanggungan anggota keluarga (Suardiman,

2011).

2) Masalah sosial

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

28

Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya

kontak sosial, baik dengan anggota keluarga atau dengan

masyarakat. kurangnya kontak sosial dapat menimbulkan perasaan

kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah

menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu

dengan orang lain sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil

(Kuntjoro, 2007).

3) Masalah kesehatan

Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya

masalah kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi

fisik dan rentan terhadap penyakit (Suardiman, 2011).

4) Masalah psikososial

Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan

gangguan keseimbangan sehingga membawa lansia kearah

kerusakan atau kemrosotan yang progresif terutama aspek

psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik, depresif, dan

apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor

psikososial yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup,

kematian sanak saudara dekat, atau trauma psikis. (Kartinah, 2008).

5) Pengertian Psikososial

Psikososial berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko

mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan

perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal individu

dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI

dalam Yuanita, 2016).

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

29

Psikososial merupakan hubungan antara kondisi sosial

seseorang dengan kesehatan mental atau emosionalnya yang melibatkan

aspek psikologis dan aspek sosial. Psikososial menunjuk pada hubungan

yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi

dan memengaruhi satu sama lain.

6) Teori Perubahan Psikososial Lansia

Teori yang berkaitan dengan perubahan psikososial lansia

menurut

Aspiani (2014) yaitu:

1) Teori Psikologi

2.2.6 Teori Tugas Perkembangan

Menurut Havigurst (1972) Teori ini menyatakan bahwa tugas

perkembangan pada masa tua adalah :

1) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan

kesehatan

2) Menyesuaikan diri dengan masa

pensiun dan berkurangnya penghasilan

3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

4) Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

5) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang

memuaskan

6) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

Penyesuaian diri yang dilakukan lansia yakni untuk

beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang harus dilalui

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

30

oleh seorang lansia sehingga dapat mencapai tugas

perkembangan yang sesuai.

(1) Teori Individual Jung

Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran

seseorang dan ketidaksadaran bersama. Kepribadian

digambarkan terhadap dunia luar atau kearah subjektif dan

pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).

Keseimbangan antara kekuatan tersebut merupakan hal penting

bagi kesehatan mental.

(2) Teori Delapan Tingkat Kehidupan

Tugas perkembangan pada usia tua yang harus dijalani

adalah untuk mencapai keseimbangan hidup atau timbulnya

perasaan putus asa. Teori perkembangan

menurut Erickson tentang penyelarasan integritas diri

dapat dipilih dalam tiga tingkat yaitu pada perbedaan ego

terhadap peran perkerjaan preokupasi, perubahan tubuh

terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego

preokupasi. Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan

preokupasi, tugas perkembangan yang harus dijalani oleh lansia

adalah menerima identitas diri sebagai orang tua dan

mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan untuk

menghadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi).

Adanya pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal

yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan dan

menimbulkan penurunan

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

31

harga diri.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan psikososial lansia menurut Kuntjoro (2002),

antara lain:

1) Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya penurunan kondisi fisik yang berganda (multiple pathology).

Menurut Ratnawati (2017) perubahan

fisik terdiri dari:

(1) Perubahan pada kulit: kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi

lebih kering dan keriput. Kulit dibagian bawah mata berkantung dan

lingkaran hitam dibawah mata menjadi lebih jelas dan permanen.

Selain itu warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di

tengah tengkuk. Rambut rontok, warna berubah menjadi putih, kering

dan tidak mengkilap.

(2) Perubahan otot: otot orang yang berusia madya menjadi lembek

dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas dan perut.

(3) Perubahan pada persendian: masalah pada persendian terutama

pada bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi

agak sulit berjalan.

(4) Perubahan pada gigi: gigi menjadi kering, patah, dan tanggal

sehingga lansia kadang-kadang menggunakan gigi palsu.

(5) Perubahan pada mata: mata terlihat kurang bersinar dan

cenderung mengeluarkan kotoran yang menumpuk di sudut

mata, kebanyakan menderita presbiopi, atau kesulitan melihat

jarak jauh, menurunnya akomodasi karena penurunan elastisitas

mata.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

32

(6) Perubahan pada telinga: fungsi pendengaran sudah mulai

menurun, sehingga tidak sedikit yang menggunakan alat bantu

pendengaran.

(7) Perubahan pada sistem pernapasan: napas menjadi lebih pendek

dan sering tersengal-sengal, hal ini akibat penurunan kapasitas

total paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen nasal,

ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas paru.

2) Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti:

(1) Gangguan jantung.

(2) Gangguan metabolisme.

(3) Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi

(4) Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu

makan sangat kurang.

(5) Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antihipertensi atau

golongan steroid.

3) Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain:

(1) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada

lansia.

(2) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta

diperkuat oleh tradisi dan budaya.

(3) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam

kehidupannya.

(4) Pasangan hidup telah meninggal.

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

33

(5) Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah

kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan

sebagainya.

4) Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.

Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat

menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyatannya

sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,

jabatan, peran, kegitan, harga diri dan status. Lansia yang memiliki

agenda kerja yang tidak terselesaikan dan menganggap pensiun

sebagai sesuatu yang tidak mungkin.

Pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa. Orang-orang lanjut usia yang menunjukkan penyesuaian

yang paling baik terhadap pensiun, adalah mereka yang sehat,

memiliki keuangan yang memadai, aktif, lebih terdidik, memiliki

jaringan sosial yang luas yang meliputi kawan-kawan dan keluarga,

serta biasanya puas dengan kehidupannya sebelum mereka pensiun

(Santrock, 2012)

5) Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat

Peran merupakan kumpulan dari perilaku yang secara relatif

homogen dibatasi secara normative dan diharapkan dari seseorang

yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan

pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja

yang harus dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

34

memenuhi pengharapan diri atau orang lain terhadap mereka

(Friedman, 2014). Peran dapat diartikan sebagai seperangkat tingkah

laku yang diharapkan oleh orang lain.

Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan

kabur, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan

fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia, dan sebagainya

sehingga menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah

dengan selalu mengajak lansia melakukan aktivitas, selama lansia

masih sanggup, agar tidak merasa diasingkan. Keterasingan yang

terjadi pada lansia dapat membuat lansia semakin menolak untuk

berkomunikasi dengan orang lain dan dapat muncul perilaku regresi,

seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-

barang tidak berguna, dan merengek-rengek seperti anak kecil

sehingga lansia tidak bisa menjalankan peran sosialnya dengan baik

(Kuntjoro, 2007).

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

35

Kerangka Teori

Lansia

Perubahan Psikososial

Perubahan Fungsional

Perubahan Kognitif

Perubahan Fisiologis

Faktor yang Mempengaruhi

Psikososial Lansia

1. Penurunan kondisi fisik

2. dan Perubahan fungsi

potensial seksual

3. yang berkaitan Perubahan

dengan pekerjaan

4. Perubahan dalam peran

sosial di masyarakat

Perubahan pada

lansia

Permasalahan pada

lansia

Masalah Ekonomi

Masalah Sosial

Masalah Kesehatan

Masalah Psikososial

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

36

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian Keperawatan

Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) Pengkajian asuhan keperawatan

pada pasien asthma dimulai dari pengumpulan data seperti identitas

klien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

kesehatan keluarga, riwayat psikososial.

2.3.2 Identitas klien

Pengumpulan data identitas klien adalah pengkajian mengenai

nama, umur, jenis kelamin perlu di kaji pada pasien asthma. serangan

asthma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin

terdapat stautus atopi. sedangkan serangan asthma pada usia dewasa di

mungkinkan karna adanya faktor atropi. alamat menggambarkan kondisi

lingkungan tempat klien berada, dapat mengetahui kemungkinan faktor

penecetus serangan asthma. status perkawinan gangguan emosional yang

timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor penecetus

serangan asthma, pekerjaan, serts bangsa juga perlu di kaji untuk

mengetahui adanya pemaparan bahan elergan.

2.3.3 Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan serangan asthma datang mencari pertolongan

dengan keluhan terutama sesak nafas yang hebat dan mendadak

kemudian di ikuti dengan gejala-gejala lain yaitu: wheezing,

penggunaaan alat bantu pernafasan, kelelahan, gangguan kesadaran,

sianosis, serta perubahan tekanan darah. perlu juga di kaji kondisi awal

terjadinya serangan.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

37

2.3.3 Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti

adanya infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel,

sinusitis, dan polip hidung. Riwayat serangan asthma, frekuensi,

waktu, dan alergen-alergen dicurigai sebagai pencetus serangan,

serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala

asthma.

1) Riwayat kesehatan keluarga

Pada klien asma perlu di kaji tentang riwayat penyakit

asthma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya

karena hipersensitifitas pada penyakit asthma ini lebih di tentukan

oleh faktor genetik.

2) Riwayat psikososial

Gangguan emosional sering di pandang sebagai salah satu

pencetus bagi serangan asthma, baik gangguan itu berasal dari rumah

tangga, lingkungan sekitar samapai lingkungan kerja. seorang yang

mempunya beban hidup yang lebih berat berpotensial terjadi

serangan asthma. Yatim piatu, ketidakharmonisan hubungan dengan

orang lain sampai ketakutan tidak bias menjalankan peran seperti

semula.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

38

2.3.4 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik secara head to toe / per system wajib dilakukan

meskipun tidak ada keluhan yang berarti agar mengantisipasi

penyakit degenerative (Azizah, 2010).

1) Keadaan umum: hal yang perlu dikaji perawat mengenai tentang

kesadaran klien

2) Kepala

Pada lansia umumnya rambut nampak beruban, perlu

diperhatikan pada lansia ada sakit kepala atau tidak, apakah ada

trauma pada masa lalu, apakah klien mengeluh pusing atau tidak

3) Mata

Pada lansia umumnya mengalami perubahan penglihatan

dan kebanyakan lansia memakai kacamata akibat dari

perubahan penglihatan

4) Telinga

Pada lasia umumnya mengalami perubahan pendengaran,

sebagian lansia biasanya mengalami vertigo, dan mengalami

sensitivitas pendengaran

5) Hidung

Pada lansia yang memiliki asma umumnya memiliki

alergi terhadap debu

6) Mulut dan Tenggorokan

Pada lansia umumnya mengalami perubahan suara

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

39

7) Leher

Pada sebagian lansia umumnya tidak terdapat kekakuan,

tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan, dan tidak ada

keterbatasan gerak

8) Payudara

Pada sebagian lansia terutama wanita biasanya terjadi

perubahan pada puting susu

9) Pernafasan

Pada lansia asma terdapat sesak nafas, terkadang di ikuti

dengan batuk, mengi serta terdapat alergi pada pernafasan

10) Kardiovaskuler

Pada lansia terutama yang mengalami sesak nafas, dispnea

pada saat aktifitas sebagian lansia mengalami ketidaknnyamanan

pada dada

11) Intestinal

Pada sebagian lansia umumya tidak terdapat masalah yang

cukup berarti pada gastro intestinal

12) Perkemihan

Pada sebagian lansia umumya tidak terdapat masalah yang

cukup berarti pada system perkemihan

13) Genito Reproduksi Wanita

Pada lansia wanita biasanya terjadi menopause (berhentinya

menstruasi)

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

40

14) Muskuloskeletal

Pada lansia umumnya tidak terdapat masalah pada

musculoskeletal, hanya saja perlu diperhatikan pola olahraga pada

lansia

15) Sistem Saraf Pusat

Pada lansia asma umumnya tidak terdapat masalah pada

system saraf pusat

16) Sistem Endokrin

Pada system endokrin biasanya terdapat perubahan rambut

pada lansia

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis

mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan yang dialami baik

secara aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk

dapat menguraikan berbagai respon klien baik individu, keluarga dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI,

2016).

1.3.2.1 Gangguan pertukaran gas

1.3.2.2 Pola napas tidak efektif

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

41

Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.1 Gangguan pertukaran gas b.d ketidakmampuan keluarga memberikan

perawatan bagi anggota yang sakit

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1. Ganggu

an

pertuka

ran gas

b.d

ketidak

mampu

an

keluarg

a

membe

rikan

perawa

tan

bagi

anggot

a yang

sakit

Setelah

dilakukan

kunjungan 2

x24 jam

diharapkan

pernapasan

pasien

membaik

dengan K. H (

Kriteria Hasil :

1.tingkat

kesadaran

pasien

meningkat

2.bunyi nafas

tambahan

menurun

3.nafas cuping

hidung

1.berikan semi

flower atau

posisi nyaman

pada pasien

2.ajarkan teknik

realisasi nafas

dalam

3.ajarkan

tekknik batuk

efektif

4.pertahankan

kepatennan

jalan nafas.

1.agar

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

42

2. Pola nafas

tidak

efektif

berhubung

an dengan

ketidakma

mpuan

keluarga

memberika

n

perawatan

bagi

oanggota

yang sakit

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2x 24

jam diharapkan

pola pasien

kembali

normal

K H

1.tekanan

expilasi dan

inspirasi

meningkat

.2.penggunaan

otot bantu

nafas menurun

3.kedalaman

nafas membaik

4.perfusi nafas

membaik

1.membangun

hubungan saling

percaya

2.berikan posisi

semi flower atau

flower

3.ajarkan teknik

batuk efektif

4.ajarkan teknik

realasasi nafas

dalam

5.ciptakan

lingkungan

yang aman

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

43

Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tindakan yang dilaksanakan dalam fase

intervensi yang telah ditetapakan sebelumnya (Tarwoto & Wartonah,

2015). Pada pasien asthma dengan defisit pengetahuan implementasi

disesuaikan dengan intervensi atau rencana keperawatan yang telah

ditetapkan yaitu edukasi kesehatan.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil yang teramati dan tujuan

atau kriterial hasil yang di buat pada tahap perencanaan

Evaluasi formatif

Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat

setelah dilakukan tindakan keperawatan di tulis pada catatan perawatan , di lakukan

setiap selesai melakukan tindakan keperawatan

Evaluasi sumatif soap

Rekapitulasi dan kesimpulan dari obsepasi dari analisa status kesehatan

sesuai waktu tujuan di tulis pada catatan perkembangan merupakan repap akhir

secara paripuna catatan naratif , penderita pulang atau pindah

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

44

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

45

BAB III

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan

pada klien dengan Asma, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati

mulai tanggal 10 Maret 2021 sampai 14 Maret 2021 dengan data pengkajian pada

tanggal 9 Maret 2021 pukul 9.00. Analisa data yang diperoleh dari klien dan

keluarga sebagai berikut

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas

Klien bernama Tn. S berusia 64 tahun dan beragam islam. Pedidikan

terakhir klien SD, klien bekerja sebagai polisi cepek dan bertempat tinggal

di Desa Kombes Pol M Duryat RT 5 RW 01 Kabupaten Sidoarjo.

3.1.2 Riwayat Kesehatan Saat ini

Status kesehatan umum klien selama 4 tahun yang lalu adalah klien

memiliki riwayat asma Keluhan kesehatan utama klien adalah klien

mengatakan sering sesak nafas pada saat beraktifitas berat,Pada

pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan klien mengatakan

tidak mengerti tentang penyakitnya, saat ditanya tentang penyebab, tanda

gejala, komplikasi, dan penanganan dari penyakit asma klien tampak

bingung. dan Klien juga sering bertanya-tanya tentang penyakit yang

dideritanya.

45

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

46

3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien tidak memliki trauma apapaun dan tidak memiliki riwayat operasi.

Klien mengatakan terakhir control kesehatan pada tanggal 8 februari 2021

di Rumah Sakit umum sidoarjo.

3.1.4 Riwayat Keluarga

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

47

3.1.5 Riwayat Pekerjaan

Status pekerjaan klien sebelumnya dan saat ini adalah sebagai Polisi cepek

Klien mengatakan sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap

kebutuhannya berasal dari hasil ngebrakan kendaraan di jalan hari setiap hari.

3.1.6 Riwayat Lingkungan Hidup

Klien tinggal bersama istri, anak.Jenis bangunan yang ditempati adalah

bangunan permanen dengan luas bangunan 9 x 4 m2. Untuk kamar mandi sudah

tersedia jamban jongkok, sandal antislip bagi lansia dan keset antislip didepan

kamar mandi. Lantai kamar mandi terbuat dari keramik.

3.1.7 Riwayat Rekreasi

Klien mengatakan memiliki hoby nonton dangdut Keanggotaan organisasi

saat ini klien tidak mengikuti keanggotaan organisasi apapun, Klien mengatakan

sering memanfaatkan waktu liburannya dengan jalan-jalan bersama anaknya.

3.1.8 Sumber/Sistem Pendukung

Klien memilih fasilitas kesehatan Rumah Sakit untuk memeriksakan

kesehatannya.

3.1.9 Obat-obatan

Klien mengkonsumsi obat kortikosteroid dengan dosis 5-60 mg diminum

2x4hari setelah makan, fungsi obat tersebut adalah untuk menjaga agar gejala asma

tidak kambuh,salmeterol xinafaate

3.1.10 Nutrisi

Klien mengatakan ada pembatasan makanan yaitu menghindari buah-buah

kering(termasuk kismis dan jus anggur dalam kemasan Klien mengatakan ada

penurunan berat badan yaitu berat badan yang semula 69 kg turun menjadi 60 kg

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

48

dalam waktu dua bulan dari bulan Desember 2020 sampai bulan Februari 2021.

Pola konsumsi makanan klien adalah 3x sehari dan biasaya makan bersama

istri,anaknya. Klien mengatakan ada masalah yang mempengaruhi masukan

makanan yaitu klien kesulitan menelan makanan karena tenggorokannya sakit.

3.1.11 Tinjauan Sistem

3.1.11.1 Umum

Klien mengatakan sering mengalami kelelahan, apalagi setelah

melakukan aktifitas yang berat terjadi perubahan berat badan dari 69 kg

menjadi 60 kg dan terjadi perubahan nafsu makan karena tenggorokannya

sakit. Klien tidak mengalami demam, keringat malam dan tidak pilek.

Klien mengatakan kesulitan tidur karena sesak napas dan dadanya

berdebar-debar.

3.1.11.2 Sistem Integumen

1) Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak pruritas dan tidak memar, tidak terjadi

perubahan pigmentasi kulit dan perubahan pada kuku. Kulit tampak

kering dan rambut klien terlihat memutih/beruban.

2) Palpasi : Pada pemeriksaan palapsi ditemukan perubahan tekstur pada

kulit klien yaitu kulit kendur dan tidak elastis. Pada pemeriksaan

rambut ditemukan rambut klien tipis dan banyak yang rontok

3.1.11.3 Hemopoietik

Pada pemeriksaan hemopoietik tidak ada perdarahan/memar pada

abdomen, tidak ada pembekakan kelenjar limfa, dan klien tidak anemia.

Klien mengatakan tidak memliki riwayat transfusi darah.

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

49

3.1.11.4 Kepala

Pada pemeriksaan kepala klien tidak merasakan sakit kepala, pusing

dan tidak terjadi trauma yang berarti dimasa lalu

3.1.11.5 Mata

1) Inpeksi :tidak Terjadi perubahan penglihatan, klien tidak

menggunakan kaca mata,klien sering mengalami nyeri pada

dada,mata klien tidak mengeluarkan air mata berlebihan pruritis,tidak

mengalami bengkak sekitar mata,tidak mengalami diplopia,mata klien

tidak kabur,klien tidak mengalami foto pobia

2) Palpasi : tidak terjadi nyeri pada area mata

3.1.11.6 Telinga

Pada pemeriksaan telinga tidak terjadi perubahan pendengaran,

tidak terdapat alat-alat protesa, titinus (telinga berdengung), kebiasaan

perawatan telinga klien biasanya membersihkan menggunakan cotton bud

3.1.11.7 Hidung dan Sinus

Pada pemeriksaan hidung tidak terjadi rinorea (pilek), tidak terjadi

penyempitan pada pernafasan, tidak mendengkur, tidak terjadi nyeri, dan

tidak memiliki alergi

3.1.11.8 Mulut dan tenggorokan

Pada pemeriksaan mulut ditemukan membrane mukosa kering, klien

mengatakan menggosok gigi 2x sehari, tidak ada lesi, tidak ada gigi palsu,

tidak terdapat alat protesa, tidak ada riwayat infeksi dan tidak terjadi

perubahan suara pada klien. Pada tenggorokan klien mengatakan

tenggorokannya sakit sehingga sulit menelan makanan.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

50

3.1.11.9 Leher

1) Inspeksi : Tidak terjadi kekakuan dan tidak mengalami keterbatasan

gerak

2) Palpasi : tidak terjadi nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan

3.1.11.10 Payudara

1) Inspeksi : Pada payudara terjadi penegnduran, tidak ada cairan yang

keluar dari puting susu dan tidak mengalami perubahan pada puting

susu

2) Palpasi : pada payudara tidak mengalami nyeri tekan dan tidak

terdapat benjolan

3.1.11.11 Sistem Pernafasan

1) Inspeksi : Klien batuk dan mengatakan mempunyai secret. Tidak

terjadi hemopteses (batuk berdarah).

3.1.11.12 Sistem Kardiovaskuler

1) Inspeksi : Klien mengatakan sesak napas. Terjadi dipsnea saat klien

beraktifitas. tidak terjadi ortopnea (bernafas tidak nyaman saat

berbaring) tidak terjadi perubahan warna pada kaki, tidak terjadi

varises, dan tidak terjadi kesemutan

2) Palpasi : Pada sistem kardiovaskuler tidak terjadi nyeri pada dada,

tidak mengalami edema

3) Auskultasi : Pada sistem kardiovaskuler tidak ada bunyi jantung

tambahan yaitu murmur

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

51

3.1.11.13 Sistem Gastrointestinal

Pada sistem Gastrointestinal terjadi Disfagia (kesulitan menelan),

terjadi perubahan nafsu makan pada klien, tidak mengalami nyeri ulu hati,

tidak terjadi mual/muntah, tidak terjadi Hematemesis (muntah darah),

tidak mengalami nyeri, tidak ada benjolan/ massa, tidak mengalami diare,

tidak mengalami konstipasi, tidak terjadi melena, tidak megalami

Hemoroid (wasir), tidak menglami perdaran rektum.

3.1.11.14 Sistem Perkemihan

Pada sistem perkemihan tidak terjadi disuria disuria, hematuria,

poliuria, oliguria, dan nokturia. Klien tidak mengalami nyeri saat

berkamih, tidak memiliki riwayat batu saluran kemih, dan tidak terjadi

infeksi saluran kemih. Frekuensi berkemih klien antara 4-7 kali dalam

sehari.

3.1.11.15 Genito Reproduksi

Pada sistem genitor reproduksi tidak ada lesi, tidak terjadi rabas dan

nyeri pelvis. Klien tidak memiliki penyakit kelamin dan tidak terjadi

infeksi.

3.1.11.16 Sistem Muskuluskeletal

Pada pemeriksaan muskuluskeletal sering terjadi nyeri pada

persendian yang akan menimbulkan dampak pada aktivitas kehidupan

sehari-hari karena klien sering kelelahan sehingga aktivitas klien terbatas.

3.1.11.17 Sistem Saraf Pusat

Pada pemeriksaan sistem saraf pusat klien tidak merasakan sakit

kepala, tidak terjadi kejang, tidak terjadi paralisis (hilangnya

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

52

separuh/seluruh fungsi otot), tidak terjadi paresis (badannya lemah untuk

bergerak), tidak terjadi masalah koordinasi, tidak terjadi tremor, tidak

terjadi paratesia, tidak terjadi cedera kepala, dan tidak mengalami masalah

memori.

3.1.11.18 Sistem Endokrin

Pada sistem endokrin tidak terjadi goiter (pembengkakan tiroid),

tidak terjadi polifagi (banyak makan), tidak terjadi polidipsi (banyak

minum), dan tidak terjadi poliuria (sering BAK).

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

53

3.1.12 Pengkajian fungsional klien

INDEKS KATZ

(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari – hari)

Nama Klien : Tn. S Tanggal : 21 Februari 2021

Jenis Kelamin : Laki-Laki TB/BB : 150 Cm/60 Kg

Agama : Islam Umur : 64 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Ds. Kombes pol M duryat Rt 05/Rw 01 Kec.Sidoarjo Kab.

Sidoarjo

Skore Kriteria

A √

Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB),

menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi

B Mandiri, semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas

C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D Mandiri, kecuali mandi berpakaian dan satu fungsi yang lain

E Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet dan satu fungsi

yang lain

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan

satu fungsi yang lain

G Ketergantungan untuk semua fungsi

H Lain-lain : tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak

diklarifikasikan sebagai C, D, A atau F

Keterangan :

Mandiri tanpa pengawasan pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.

Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan

fungsi meskipun ia anggap mampu.

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

54

3.1.13 Barthel indeks

Termasuk manakah klien ?

NO KRITERIA

DENGAN

BANTUAN

MANDIRI SKORE

1 Makan 5 10 10

2 Minum 5 10 10

3

Berpindah dari

kursi roda ke

tempat tidur,

sebaliknya

5 15 15

4

Personal toilet

(cuci muka,

menyisir rambut,

gosok gigi)

0 5 5

5

Keluar masuk

toilet (mencuci

pakaian. Menyeka

tubuh, menyiram)

5 10 10

6 Mandi 5 15 15

7

Jalan di

permukaan datar

0 5 5

8 Naiki turun tangga 5 10 5

9

Mengenakan

pakaian

5 10 10

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

55

10

Kontrol Bowel

(BAB)

5 10 10

11

Kontrol Bladder

(BAK)

5 10 10

12

Olahraga atau

Latihan

5 10 10

13

Rekreasi atau

pemantapan waktu

luang

5 10 10

JUMLAH 125

Keterangan :

1) 130 : Mandiri

2) 65 – 125 : Ketergantungan Sebagian

3) 60 : Ketergantungan Total

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

56

3.1.14 Pengkajian Status Mental Gerontik

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short

Portabel Mental Status Quesioner (SPMSQ)

Instruksi :

Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar dan catat semua jawaban :

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

BENAR SALAH N

O

PERTANYAAN

√ 0

1

Tanggal berapa hari ini ?

√ 0

2

Hari apa sekarang ?

√ 0

3

Apa nama tempat ini ?

√ 0

4

Di mana alamat anda ?

√ 0

5

Berapa umur anda ?

√ 0

6

Kapan anda lahir ? ( minimal tahun

lahir )

√ 0

7

Siapa presiden Indonesia sekarang ?

√ 0

8

Siapa presiden Indonesia

sebelumnya ?

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

57

√ 0

9

Siapa nama ibu anda ?

√ 1

0

Kurangi 3 dari 20 dan tetap

pengurangan 3 dari setiap angka baru,

semua secara menurun.

JUMLAH Salah 2

Interpretasi Hasil

1) Salah 0 -3 : Fungsi Intelektual Utuh

2) Salah 4 – 5 : Kerusakan Intelektuan Ringan

3) Salah 6 – 5 : Kerusakan Intelektual Sedang

4) Salah 9 -10 : Kerusakan Intelektual Berat

Sidoarjo, ..........................................

Mahasiswa

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

58

3.2 Analisa Data

Nama : Tn S Umur : 64

Tahun

N

o

Analisa Data Etiologi Masalah

1 Ds : klien mengatakan

kadang-kadang

mengeluh sesak nafas

Do :

- Kelelahan

- Dipsnea setelah

aktivitas

- TTV

TD : 150/90

mmHg

N : 98x/menit

RR : 23x/menit

Ekstrinsik

Respon

alergi/hiperaktivitas

Inflamasi

dinding bronchus

Obstruksi saluran

nafas

Penyempitan jalan

nafas

Peningkatan kerja

pernafasan

Peningkatan

kebutuhan oksigen

Hiperventilasi

Pola nafas tidak

efektif

Pola Nafas

Tidak Efektif

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

59

2 DS : Pasien

mengatakan asupan

makan dan minum nya

berkurang

DO : - Mata tampak

cowong

Turgor kulit

tampak kering

Makan 2 sdm /

hari

MInum 250 cc /

hari

Berat badan

60kg

Instrinsik / idiopatik

Kecemasan

Spasme otot bronchus

Ketegangan di seluruh

tubuh

Penerapan teknik

relaksasi otot progresif

Penurunan nafsu

makan

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Ketidakseimbang

an nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

60

3.3 Format Skoring Dan Prioritas Masalah

1) Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi

sekret

No Kriteria B

obot

Perhitu

ngan

N

ilai

Pembenaran

1 Sifat masalah :

3 Aktual

2 Resiko

tinggi

1 Potensial 1

Skor x

bobot x Bobot

Angka

Tertinggi

Skor

3/3x1=

1

Tn. S sering mengalami

sesak nafas saat melakukan

aktifitas sehari-hari

2 Kemungkinan

masalah dapat

di ubah :

2 Tinggi

1 Sedang

0 Rendah

2

Skor x

bobot x Bobot

Angka

Tertinggi

Skor

2/2x2=

2

Masalah dapat dirubah

dengan

memdemonstrasikan cara

latihan fisik kepada Tn. S

3 Potensi

masalah untuk

di cegah :

3 Tinggi

2 Cukup

1 Rendah

1

Skor x

bobot x

Bobot

Angka

Tertinggi

Skor

3/3x1=

1

Masalah dapat

dicegah jika Tn. S

mengetahui pentingnya

mengurangi aktifitas

berlebihan

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

61

4 Menonjolnya

masalah :

2 Masalah

berat, harus

segera

ditangani

1 Ada masalah,

tetapi tidak

perlu

ditanggapi

0 Masalah

tidak dirasakan

1

Skor x

bobot x Bobot

Angka

Tertinggi

Skor

2/2x1=

1

Tn. S menyadari masalah

dan ingin segera menangani

agar bisa melakukan

aktivitas seperti biasanya

Total

nilai

5

Prioritas Masalah Keperawatan:

1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen

2. Ketidakseimbangan nutrisi b.d kurang dari kebutuhan tubuh

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

62

3.4 Intervensi Keperawatan

Nama :Tn S Umur : 64 Tahun

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan 2x24 jam

kunjungan diharapkan pasien

memperlihatkan frekuensi

napas yang efektif dan

mengalami pertukaran gas

pada paru dengan Kriteria

Hasil :

- TTV dalam batas normal

TD : 130-150/80-90 mmHg

RR : 14 – 16x/menit

N : 60 - 70 x/menit

Nadi teraba kuat dan reguler

Retraksi dada ringan

Tidak menggunakan otot

bantu pernapasan

Wheezing (-)

-

1. Jelaskan pada

pasien tentang

penyebab dan

cara mengatasi

ketidakefektifan

pola pernapasan

2) Dorong pasien

berpartisipasi

selama latihan

napas dalam

3) Beri posisi

semifowler

4) Tekankan pada

pasien untuk

menahan dada

dengan bantal

selama napas

dalam atau batuk

5) Catat adanya

derajat dispnea,

ansietas, disstres

pernapasan serta

penggunaan otot

bantu pernapasan

1. Meningkatkan

sikap kooperatif

dari pasien

2. Mempertahankan

patensi jalan

napas kecil

3. Memudahkan

fungsi

pernapasan

dengan

menggunakan

gravitasi,

meningkatkan

ekspansi paru

4. Meningkatkan

ekspansi paru

maksimal serta

meningkatkan

upaya batuk

efektif

5. Sebagai indikasi

keberhasilan dari

tindakan

keperawatan

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

63

3.5 Implementasi Keperawatan

Nama : Tn. S Umur : 64 Tahun

N

o Dx Tanggal

J

am Implementasi

Nama/

Tanda tangan

1 11 Februari

2021

19.10

19.12

19. 15

1. Menjelaskan kepada klien

penyebab asma

2. Menganjurkan pasien

untuk istirahat dan nafas

dalam

3. Memposisikan pasien

untuk memaksimalkan

ventilasi

4. Melakukan fisioterapi

dada jika perlu

5. Mengeluarkan secret

dengan batuk

6. Melakukan auskultasi

suara nafas,catat adanya

suara tambahan

7. Melakukan kolaborasi

pemberian bronkodilator

8. Memonitor respirasi

9. Menganjurkan klien

untuk posisi semi flower

2 12

Februari 2021

19.30

1. Menjelaskan pentingnya

melakukan aktivitas

fisik/olahraga secara rutin

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

64

19.40

Respon : Klien dapat

menjelaskan pentingnya

melakukan aktivitas fisik

dengan bahasanya sendiri

2. Mengajarkan pasien untuk

mengidentifikasikan

target dan jenis aktivitas

yang mampu dilakukan

Respon : Klien mengerti

dan bisa menentukan

aktivitas yang mampu

dilakukan

3. Mengajarkan latihan

pemanasan dan

pendinginan yang tepat

Respon : Klien mengerti

dan memahami cara

melakukan pemanasan

dan pendinginan

4. Mengajarkan teknik

pernapasan yang tepat

untuk memaksimalkan

penyerapan oksigen

selama latihan fisik

Respon : Klien mau

mendeminstrasikan

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

65

5. Mengobservasi TTV

sebelum dan sesudah

latihan fisik

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi TTV

3 13

februari 2021

06.30

06.40

06.45

2. Mengajarkan pasien untuk

mengidentifikasikan

target dan jenis aktivitas

yang mampu dilakukan

Respon : Klien bisa

menentukan aktivitas

yang mampu dilakukan

dan klien mau melakukan

latihan fisik

3. Mengajarkan latihan

pemanasan dan

pendinginan yang tepat

Respon : Klien mengerti

dan memahami cara

melakukan pemanasan

dan pendinginan

4. Mengajarkan teknik

pernapasan yang tepat

untuk memaksimalkan

penyerapan oksigen

selama latihan fisik

Respon : Klien mau

mendeminstrasikan

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

66

5. Mengobservasi TTV

sebelum dan sesudah

latihan fisik

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi TTV

4 14

Februari 2021

19.00

19.05

19.15

1. Menjelaskan kepada klien

tentang tujuan kepatuhan

diet

Respon : Klien dapat

menjelaskan pentingnya

kepatuhan diet dengan

bahasanya sendiri

2. Memberikan informasi

tentang makanan yang

harus dihindari dan

dianjurkan untuk penyakit

jantung koroner dan nyeri

telan

Respon : Klien

memahami penjelasan

dan mau

mendomonstrasikannya

3. Mengobservasi Intake

makanan

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi intake

makanannya

4. Mengobservasi berat

badan klien

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

67

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi berat

badannya

5 15

Februari 2021

19.00

19.05

3.Mengobservasi Intake

makanan

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi intake

makanannya

5. Mengobservasi berat

badan klien

Respon : Klien bersedia

untuk diobservasi berat

badannya

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

68

3.6 Catatan Perkembangan

Nama : Tn. S Umur : 64 Tahun

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Catatan Perkembangan Paraf

11 februari

2021

Pola nafas tidak efektif S : Klien mengatakan

sesak nafas sudah sedikit

berkurang

O : - klien tampak sedikit

rileks dan sesak sudah

berkurang

TD : 130/80 mmHg

Rr : 25x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi ke

1,2,3,4,5,6,7,8,9

11 februari

2021

Kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

S : Klien

mengatakan kesulitan

menelan saat makan

karena tenggorokannya

sakit

O :

- Penurunan berat

badan 10% dari 68

kg menjadi 61 kg

dalam waktu 2 bulan

- Nafsu makan

menurun

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

69

- Membran mukosa

kering

Rambut rontok

berlebihan

A : Masalah belum

teratasi

P : Iintervensi ke 3 dan 4

dilanjutkan

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

70

3.7 Evaluasi Keperawatan

Nama : Tn S Umur :64 Tahun

Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Paraf

12 februari

2021

Pola nafas tidak

efektif

Ds : Klien

mengatatakan sudah

mengerti tentang

penyakitnya

Do :

- Saat ditanya tentang

pengertian,

penyebab, tanda

gejala, komplikasi,

dan penanganan

penyakit Asma klien

dapat menjawab

dengan bahasanya

sendiri

- klien tidak bertanya-

tanya lagi tentang

penyakitnya karena

sudah mengerti

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

12 februari

2021

Pola nafas tidak

efektif

S : Klien mengatakan

badannya sudah tidak

gemetar, dadanya tidak

berdebar-debar dan

tidak sesak napas

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

71

O :

1. Tidak kelelahan

2. Tidak dipsnea

3. TTV

TD : 120/70 mmHg

N : 72x/menit

RR : 18x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

12 februari

2021

Kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

S : Klien mengatakan

sudah tidak mengalami

kesulitan menelan saat

makan dan

tenggorokannya tidak

sakit

O :

- Berat badan

meningkat

- Nafsu makan

meningkat

- Membran mukosa

lembab

- Rambut tidak rontok

berlebihan

A : Masalah teratasi

P : Iintervensi ke 3 dan

4 dilanjutkan

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan antara kesenjangan dengan teori dan

asuhan kperawatan langsung pada Tn S dengan diagnose medis Asma yang meliputi

pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.

5.1 Pengkajian

Pada tahap pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena

penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud dan tujuan penulis

yaitu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga secara terbuka,

mengerti dan kooperatif.

5.1.1 Pemeriksaan fisik

5.1.1.1 Sistem Integumen

Pada pemeriksaan integumen tinjauan pustaka didpatkan data

inspeksi : Edema, purpura/ptechiae pada sela jari, telapak tangan atau kaki,

Splinter Hemorahagic pada kuku, clubbing fingers dan toes (sudut kuku

>180) karena hipoksi kronis pada dasar jaringan kuku. Selain itu pada kulit

mengalami atropi, kendur tidak elastic, kering dan berkerut. Kulit akan

kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit

disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen

berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot (Kemenkes, 2016).

Perubahan rambut pada lansia umumnya pertumbuhan menjadi lambat,

lebih halus dan jumlahnya lebih sedikit, rambut berubah menjadi warna

putih dan banyak yang rontok. Rambut pada alis dan lubang hidung sering

tumbuh lebih panjang. Perubahan kuku pada lansia pertumbuhannya lebih

73

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

73

lambat, kuku menjadi pudar, warna kuku kekuningan, kuku menjadi tebal,

keras tetapi rapuh (Tamtomo, 2016). Palpasi : Capillary Refill Time (CRT)

lebih dari 2 detik, piting edema, umunya ditemukan di ekstremitas bawah

(Udjianti, 2011). Pada pemeriksaan integument di tinjauan kasus ditemukan

data inspeksi : Tidak ada lesi, tidak gatal dan memar, tidak terjadi perubahan

pigmentasi kulit dan perubahan pada kuku. Kulit tampak kering dan rambut

klien terlihat memutih/beruban. Palpasi perubahan tekstur pada kulit klien

yaitu kulit kendur dan tidak elastis. Pada pemeriksaan rambut ditemukan

rambut klien tipis dan banyak yang rontok. Pada pemeriksaan integumen

tidak ditemukan kesenjangan karena pada tinjauan kasus tidak ditemukan

data yang menonjol.

5.1.1.2 Hemopoietik

Pada pemeriksaan hemopoietik di tinjauan pustaa didapatkan data

pada lansia umumnya aliran darah serebral menurun menjadi

30cc/100gm/menit. Dapat dikatakan bahwa sirkulasi otak pada orang tua

sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh

maupun fungsi jantung dan bahkan fungsi otak. Sedangkan pada pembuluh

daraf perifer yang terjadi arterosclerosis berat akan menyebabkan

penyumbatan arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot

tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan iskimia jaringan otot yang

menyebabkan keluhan kladikasio (2016). Pada pemeriksaan hemopoietik di

tinjauan kasus didapatkan data tidak ada perdarahan/memar pada abdomen,

tidak ada pembekakan kelenjar limfa, dan klien tidak anemia. Klien

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

74

mengatakan tidak memliki riwayat transfusi darah. Pada pemeriksaan

hemopoietik ditemukan kesenjangan.

5.1.1.3 Kepala

Pada pemeriksaan kepala ditinjauan pustaka didapatkan data

penderita penyakit jantung koroner sering megalami keluhan pusing

(Udjianti, 2011). Pada pemeriksaan kepala ditinjauan kasus ditemukan data

klien tidak merasakan sakit kepala, pusing dan tidak terjadi trauma yang

berarti dimasa lalu. Sehingga terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka

dan tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus tidak ditemukan masalah

pada tinjuan pustaka.

5.1.1.4 Mata

3) Pada pemeriksaan mata di tinjauan pustaka ditemukan data lansia

dengan penyakit asma tidak terjadi perubahan khusus yang

disebabkan. Perubahan mata pada lansia umumnya adalah kekendoran

kelopak mata, kulit pada palpebra mengalami atropi dan kehilangan

elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan kulit yang

berlebihan. Pada lansia sering dijumpai keluhan “nerocos” yang

disebabkan kegagalan fungsi pompa pada sistem kanalis lakrimalis

yang menimbulkan keluhan mata kering yaitu adanya rasa tidak enak

seperti terdapat benda asing atau seperti ada pasir. Mata terasa lelah

dan kabur, perubahan kornea terjadi arcus senilis yaitu kelainan

beberapa infiltrasi lemak berwarna keputihan berbentuk cincin

dibagian tepi kornea. Selain itu pada lansia terjadi presbiopia, terjadi

kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penurunan

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

75

kemampuan membedaan warna antara biru dan ungu. Perubahan pada

iris mengalami proses degenerasi menjadi kurang cemerlang dan

mengalami depigmentasi, tampak ada bercak berwarna merah muda

sampai putih dan strukturnya menjadi lebih tebal. Perubahan pada

pupil yaitu terjadi penurunan kemampuan akomodasi (Tamtomo,

2016). Pada pemeriksaan mata ditinjuan kasus ditemukan

inpeksi:tidak Terjadi perubahan penglihatan, klien tidak

menggunakan kaca mata,klien sering mengalami nyeri pada

dada,mata klien tidak mengeluarkan air mata berlebihan pruritis,tidak

mengalami bengkak sekitar mata,tidak mengalami diplopia,mata klien

tidak kabur,klien tidak mengalami foto pobia

Telinga

Pada pemeriksaan telinga ditinjauan pustaka secara umum pada

lansia terjadi perubahan pendengaran (prerbiakusis) karena hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga terutama terhadap nada/suara yang

tinggi dan suara yang tidak jelas atau sulit dimengerti (Udjianti, 2011).

Pada pemeriksaan telinga ditinjauan kasus didapatkan data tidak terjadi

perubahan pendengaran, tidak terdapat alat-alat protesa, titinus (telinga

berdengung), kebiasaan perawatan telinga klien biasanya membersihkan

menggunakan cotton bud. Sehingga ditemukan kesenjangan pada

pemeriksaan telinga karena tidak ditemukan masalah pada dan tinjauan

kasus.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

76

5.1.1.5 Hidung

Pada pemeriksaan hidung ditinjauan pustaka ditemukan data

inspeksi : pernapasan cuping hidung, sianosis (Udjianti, 2011). Pada

pemeriksaan hidung ditinjauan kasus ditemukan data tidak terjadi rinorea

(pilek), tidak terjadi penyempitan pada pernafasan, tidak mendengkur,

tidak terjadi nyeri, dan tidak memiliki alergi. Sehingga terjadi kesenjangan

karena tidak ditememukan masalah pada tinjaun kasus seperti ditinjauan

pustaka.

5.1.1.6 Mulut dan Tenggorokan

Pada pemeriksaan mulut dan tenggorokan ditinjaun pustaka

ditemukan data inspeksi : Bibir pucat, kebiruan pada mukosa mulut. Pada

lansia biasanya ditemukan banyak gigi yang tanggal dan sensitifitas indra

pengecap menurun. Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil

lidah dan terjadinya fisura-fisura. Sehubungan dengan ini maka terjadi

perubahan persepsi terhadap pengecapan. Akibatnya orang tua sering

mengeluh tentang kelainan yang dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya

pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan akibat kehilangan

sebagian besar gigi, lidah besentuhan dengan pipi waktu mengunyah,

menelan dan berbicara. (Tamtomo, 2016). Pada pemeriksaan mulut

ditinjaun kasus ditemukan membrane mukosa kering, klien mengatakan

menggosok gigi 2x sehari, tidak ada lesi, tidak ada gigi palsu, tidak terdapat

alat protesa, tidak ada riwayat infeksi dan tidak terjadi perubahan suara

pada klien. Pada tenggorokan klien mengatakan tenggorokannya sakit

sehingga sulit menelan makanan. Sehingga terjadi kesenjangan karena data

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

77

yang ditemukan pada tinjauan kasus tidak seperti masalah yang ditemukan

pada tinjauan pustaka.

5.1.1.7 Leher

Pada pemeriksaan leher ditinjuan pustaka ditemukan data inspeksi :

Distensi vena jugularis (Udjianti, 2011). Sedangkan ditinjuan kasus

ditemukan data inspeksi : Tidak terjadi kekakuan dan tidak mengalami

keterbatasan gerak. Palpasi : tidak terjadi nyeri tekan dan tidak terdapat

benjolan. Sehingga ditemukan kesenjangan karena pada tinjaun kasus tidak

terdapat masalah seperti ditinjuan pustaka.

5.1.1.8 Pemeriksaan payudara

Pada pemeriksaan payudara ditinjaun pustaka ditemukan data lansia

perempuan akan terjadinya pengenduran pada payudara (Udjianti, 2011).

Sedangkan ditinjauan kasus ditemukan data inspeksi : tidak terjadi masalah

Palpasi : pada payudara tidak mengalami nyeri tekan dan tidak terdapat

benjolan. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjuan pustaka dan

tinjaun kasus.

5.1.1.9 Pernapasan

Pada pemeriksaan pernapasan ditinjuan pustaka ditemukan data

lansia umumnya terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru

tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi

kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan

pada otot-otot pernapasan akibat atrofi mengalami kelemahan, kaku dan

kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga

pernafasan cepat dan dangkal (Kemenkes, 2016). Sedangkan pada lansia

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

78

dengan penyakit jantung kroner akan ditemukan data Inspeksi : Pernapasan

cepat dan dangkal, adanya otot bantu napas intercosta dan suprasternal.

Palpasi : Taktil fremitus kurang bergetar karena adanya efusi pleura. Perkusi

: Pekak karena terdapat cairan di pleura. Auskultasi : Terdengar bunyi nafas

tambahan yaitu Mengi (Udjianti, 2011). Sedangkan pada pemriksaan

pernapasan tinjauan kasus ditemukan data Inspeksi : Klien tidak batuk dan

tidak ada sputum. Ditemukan sesak napas pada klien dengan frekuensi

pernapasan 22x/menit. Tidak terjadi hemopteses (batuk berdarah), tidak

terjadi mengi dan tidak memiliki alergi pada pernapasan. Sehingga

ditemukan kesenjangan karena pada tinjauan kasus tidak didapatkan

masalah yang menonjol seperti pada tinjauan pustaka.

5.1.1.10 Kardiovaskuler

Pada pemeriksaan kardiovaskuler ditinjuan pustaka ditemukan data

lansia akan terjadi katub jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas aorta

menurun , ventrikel kiri menebal sehingga menurunnya kekuatan kontraksi

dan kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah

berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya. Sedangkan pada lansia dengan penyakit jantung kroner akan

ditemukan data Inspeksi : Pola napas tidak normal, adanya tanda-tanda

retraksi otot intercosta dan suprasternal, CRT lebih dari 2 detik. Palpasi :

Lokasi denyut arteri teraba. Perkusi : Pekak. Auskultasi : Terdengar suara

napas tambahan seperti ronkhi, crackles, wheezing dan pleural friction rub

(Udjianti, 2011). Pada tinjuan kasus ditemukan Inspeksi : Klien mengatakan

dadanya berdebar-debar dan sesak napas. Terjadi dipsnea saat klien

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

79

beraktifitas. tidak terjadi ortopnea (bernafas tidak nyaman saat berbaring)

tidak terjadi perubahan warna pada kaki, tidak terjadi varises, dan tidak

terjadi kesemutan. Palpasi : Pada sistem kardiovaskuler tidak terjadi nyeri

pada dada, klien mengalami edema. Auskultasi : Pada sistem kardiovaskuler

tidak ada bunyi jantung tambahan yaitu murmur. Sehingga tidak ditemukan

kesenjangan antara tinjuan pustaka dan tinjaun kasus karena tidak

didapatkan masalah yang menonjol pada tinjuan kasus.

5.1.1.11 Perkemihan

Pada pemeriksaan perkemihan ditinjaun pustaka ditemukan data

pasien penyakit asma akan terjadi penurunan eliminasi BAK dan BAB

akibat menurunnya intake nutrisi. Selain itu pada sistem perkemihan terjadi

prubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi yaitu tidak bisa menahan

BAK, sering BAK pada malam hari dan nyeri saat berkemih. Pada fungsi

ginjal akan mengalami kemunduran, sepertia laju filtrasi, ekskresi, dan

reabsorpsi oleh ginjal (Udjianti, 2011). Sedangkan pada tinjaun kasus pada

sistem perkemihan tidak terjadi disuria disuria, hematuria, poliuria, oliguria,

dan nokturia. Klien tidak mengalami nyeri saat berkamih, tidak memiliki

riwayat batu saluran kemih, dan tidak terjadi infeksi saluran kemih.

Frekuensi berkemih klien antara 4-7 kali dalam sehari. Sehingga terjadi

kesenjangan karena pada tinjaun kasus tidak ditemukan masalah seperti

ditinjauan pustaka.

5.1.1.12 Gastrointestinal

Pada pemeriksaan gastrointestinal ditinjuan pustaka

ditemukan data lansia umumnya akan mengalami perubahan pada :

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

80

Lambung (Ventriculus) terjadi atrofi mukosa, atrofi sel kelenjar dan ini

menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik

berkurang. Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga

daya tampung makanan berkurang. Proses pengubahan protein menjadi

pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa

lapar juga berkurang. Absobsi kobalamin menurun sehingga konsentrasi

kobalamin lebih rendah. Usus halus (Intestinum Tenue) mengalami atrofi,

sehingga luas permukaan berkurang jumlah vili berkurang yang

menyebebabkan penurunan proses absorbsi. Di daerah duodenum enzim

yang dihasilkan oleh pancreas dan empedu menurun, sehingga

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu

muda. Keadaan seperti ini menyebabkan gangguan yang disebut sebagai

maldigesti dan mal absorbsi. Pankreas (Pancreas) terjadi produksi ensim

amylase, tripsin dan lipase menurun sehingga kapasitas metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak juga menurun. Pada lansia sering terjadi

pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang

menyumbat ampula vateri menyebabkan oto-digesti parenkim pankreas

oleh ensim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan/atau

asam empedu. Hati (Hepar) akan mengecil dan sirkulasi portal juga

menurun pada usia kurang dari 40 tahun 740 ml/menit, pada usia diatas 70

tahun menjadi 595 ml/menit. Hati berfungsi sangat penting dalam proses

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Disamping juga memegang

peranan besar dalam proses detoksikasi, sirkulasi, penyimpanan vitamin,

konyugasi, bilirubin dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya usia

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

81

secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi

sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous sehingga

menyebabkan penurunan fungsi hati. Hal ini harus di ingat terutama dalam

pemberian obat-obatan. Usus Besar dan Rektum (Colon dan Rectum) Pada

colon pembuluh darah menjadi ber kelok-kelok yang menyebabkan

motilitas colon menurun, berakibat absobsi air dan elektrolit meningkat

sehingga faeses menjadi lebih keras sering terjadi konstipasi (Tamtomo,

2016). PadA tinjauan pustaka ditemukan data terjadi Disfagia (kesulitan

menelan), terjadi perubahan nafsu makan pada klien, tidak mengalami

nyeri ulu hati, tidak terjadi mual/muntah, tidak terjadi Hematemesis

(muntah darah), tidak mengalami nyeri, tidak ada benjolan/ massa, tidak

mengalami diare, tidak mengalami konstipasi, tidak terjadi melena, tidak

megalami Hemoroid (wasir), tidak menglami perdarahan rektum.

Sehingga terjadi kesenjangan karena pada tinjaun kasus tidak ditemukan

masalah seperti ditinjauan pustaka.

5.1.1.13 Reproduksi

Pada pemeriksaan genoto reproduksi ditemukan data secara

umum perubahan reproduksi yang terjadi pada lansia laki-laki adalah

berkurangnya kemampuan untuk mengontrol buang air kecil (Udjianti,

2011). Pada sistem genito reproduksi ditinjuan kasus ditemukan data

tidak ada lesi, tidak terjadi rabas, tidak megalami perdarahan pacsa

senggama dan nyeri pelvis. Klien tidak memiliki penyakit kelamin dan

tidak terjadi infeksi. Sehingga terjadi kesenjangan karena pada tinjaun

kasus tidak ditemukan masalah seperti ditinjauan pustaka.

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

82

5.1.1.14 Muskuluskeletal

Pada pemeriksaan muskuluskeletal ditinjauan pustaka

ditemukan data pada lansia akan terjadi penurunan suplai darah ke otot

sehingga mengakibatkan massa otot dan kekuatannya menurun. Tulang

kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,

persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami

sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot

mudah kram dan tremor (Udjianti, 2011). Pada pemeriksaan

muskuluskeletal ditinjaun kasus ditemukan data sering terjadi nyeri

pada persendian yang akan menimbulkan dampak pada aktivitas

kehidupan sehari-hari karena klien sering kelelahan sehingga aktivitas

klien terbatas. Sehingga ditemukan kesenjangan karena pada tinjuan

kasus tidak didapatkan masalah seperti pada tinjuan pustaka.

5.1.1.15 Sistem saraf

Pada sistem saraf pusat ditinjauan puastaka ditemukan data pada

lansia akan terjadi penurunan jumlah sel pada otak yang mengaibatkan

penurunan reflex dan penurunan kognitif. Respon menjadi lambat dan

hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%,

mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya

respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman

dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap

dingin rendah, kurang sensitive terhadap sentuhan (Kemenkes, 2016).

Pada pemeriksaan sistem saraf pusat ditinjuan kasus ditemukan data

klien tidak merasakan sakit kepala, tidak terjadi kejang, tidak terjadi

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

83

paralisis (hilangnya separuh/seluruh fungsi otot), tidak terjadi paresis

(badannya lemah untuk bergerak), tidak terjadi masalah koordinasi,

tidak terjadi tremor, tidak terjadi paratesia, tidak terjadi cedera kepala,

dan tidak mengalami masalah memori. Sehingga ditemukan

kesenjangan karena pada tinjuan kasus tidak didapatkan masalah seperti

pada tinjuan pustaka.

5.1.1.16 Sistem Endokrin

Pada sistem endokrin ditinjuan pustaka ditemukan data pada lansia

akan mengalami produksi hormone paratiroid yang menurun yang dapat

menurunkan kadar kalsium sehingga dapat terjadi osteoporosis (Udjianti,

2011). Sedangkan pada tinjuan kasus sistem endokrin tidak terjadi goiter

(pembengkakan tiroid), tidak terjadi polifagi (banyak makan), tidak terjadi

polidipsi (banyak minum), dan tidak terjadi poliuria (sering BAK).

Sehingga ditemukan kesenjangan karena pada tinjuan kasus tidak

didapatkan masalah seperti pada tinjuan pustaka.

5.2 Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi secret

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

84

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mekakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis Asma di Desa

Mbalong Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dan meningkatkan mutu asuhan

keperawatan pada klien Asma.

1.1 Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan

pada pasien Asma, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut : pada pengkajian pada tinjauan kasus didapatkan keluhan utama pada

pengkajian, Pasien Asma di sertai Sesak Nafas . Diagnosa keperawatan yang

muncul adalah pola nafas tidak efektif .

Pada diagnosa keperawatan prioritas yang di angkat adalah sesak nafas

Berhubungan pola nafas tidak efektif dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan diharapkan pengetahuan

pasien tentang Asma meningkat.

1.2 Saran

Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut :

untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan

yang baik dan keterlibatan klien dan keluarga.

84

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

85

1.2.1 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, ketrampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan

tim kesehatan lainnya dengan memberikan asuhan keperawatan pada

klien Asma .

1.2.2 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional

alangkah baiknya memberikan informasi tentang bahaya Sesak Nafas

dan memberikan cara yang benar untuk perawatan Asma agar bisa

melakukan tindakan mandiri saat dirumah.

1.2.3 Pendidikan pengetahuna perawat secara berkelanjutan perlu

ditingkatkan baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan

dalam bidang pengetahuan ilmu kesehatan.

1.2.4 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep

manusia secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan

keperawatan dengan baik.

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

86

DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, Dan Praktik, Edisi 4, Vol. 2. Jakarta: EGC.

A, Nurarif . H. K (2015). Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan diagnose

medis dan nanda nic, Jogjakarta: mediaction publishing

Bahar, Ardiansyah. (2009). Sekilas Tentang Penyakit (Online). Lihat di

http://arbaafivone.blogspot.com/2009/02/sekilastentang-penyakit.html.

diakses pada tanggal 09 oktober 2015 pada pukul 09.00 WIB

Bambang sawedo, (2004). Hipertensi. Jakarta: Gramedia pustaka utama.

Brumer & Sudarttah, (2002), keperawatan medical bedah. Vol. 2. jakarta.

Doegoes, (2009).Rencana asuhan keperawatan, BBC,Jakarta.

Irianto, Koes. (2014), Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular,

Panduan Klinis, Bandung: Alfa Beta.

National Committee. (2003). Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of

High Blood Pressure.7 th report. Maryland : U.S. Departement of Health

and Human Services.

Puspitorini, Myra. (2009). HIPERTENSI Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah

Tinggi. Yogyakarta: Image Press.

Smeltzer, Suzanne C., & Bare, Brenda G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-

Bedah Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Slemtzer, Susan C. (2014). Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: ECG

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta : EGC.

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …

87

Slamet Suyono, (2001), 100 Question & Answer Asma. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Triyanto Endang .(2014) pelayanan Keperawatan bgi penderita asma secara

terpadu Yogyakarta: graha ilmu .

Joyce Giger, Ruth E. Davidhizar, Larry Purnell, J. Taylor Harden, Janice ... 2004;

Lewis, 1997)

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …
Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN S DENGAN …