ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

152
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN : NYERI DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER “HIPERTENSI” DI WILAYAH RT 07 RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT Tanggal 22 Maret 2018 28 Maret 2018 Disusun Oleh : RIDHA AZKIA 2015750037 PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH JAKARTA TAHUN 2018

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA

TN. M DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA

AMAN NYAMAN : NYERI DENGAN GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER “HIPERTENSI” DI WILAYAH RT 07

RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN

KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

Tanggal 22 Maret 2018 – 28 Maret 2018

Disusun Oleh :

RIDHA AZKIA

2015750037

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH JAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

i

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

ii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikumWr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

―Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Khususnya Tn. M Dengan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Aman Dan Nyaman Dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskuler “HIPERTENSI” Di Wilayah Rt 07 Rw 002

Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat‖

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan

maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam

penyeleasaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan, saran dan data-data baik secara penulisan maupun secara lisan, maka

pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku Ka. Prodi D III Keperawatan

FIK UMJ

3. Ibu Ns. Nurhayati, Sp.Kep.Kom. selaku pembimbing keperawatan keluarga

yang telah banyak memberi bantuan, bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes. selaku wali akademik sekaligus penguji

sidang

5. Seluruh dosen dan staff pendidikan akademik yang telah memberikan

dukungan dalam menyusun kara tulis ilmiah

6. Ibu Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat dan

seluruh ibu kader yang telah memberikan bimbingan, arahan serta dukungan

selama praktek lahan dan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini

7. Keluarga Tn. M yang telah besikap kooperatif dan dapat bekerjasama dengan

baik selama dilakukan pembinaan dan dalam menyusun karya tulis ilmiah

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

iv

8. Kedua orang tua (Agusli Rosidin I. S. & Rosmanila Dewi), kakak dan adik,

yang selalu memberikan semua hal yang saya butuhkan dari awal hingga

akhir

9. Aplikasi wetppad, joox yang menjadi hiburan dikala lelah sehingga dapat

kembali bersemangat menyususun karya tulis ilmiah

10. Dan yang terakhir untuk semua yang saya sayangi, maaf tidak dapat

menyebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi, arahan,

dukungan dan doa untuk keberhasilan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini

Akhir kata penulis menyadari dari karya tulis ini banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran ataupun

kritik yang membangun dari semua pihak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kesehatan.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAAN

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….… v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………...... 1

B. Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 6

1. Tujuan Umum ………………………….…………………..... 6

2. Tujuan Khusus ………………………………..……………... 6

C. Ruang Lingkup …………………………..…………………….... 7

D. Metode Penulisan ………..…………………………………….... 7

E. Sistematis Penulisan ……..…………………………………….... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan ……………..……………... 10

1. Pengertian ……………………………………………………... 10

2. Etiologi ………………………………………………………... 11

3. Klasifikasi ……………………………………………………... 12

4. Factor resiko …………………………………………………... 13

5. Patofisiologi …………………………………………………… 15

6. Manifestasi klinik ……………………………………………... 15

7. Komplikasi ……………………………………………………. 16

8. Penatalaksanaan ………………………………………………. 17

9. Pemeriksaan penunjang ……………………………………….. 23

B. Pemenuhan Kebutuhan dasar rasa Aman Nyaman : Nyeri ……….. 23

1. Kebutuhan keamanan …………………………………………. 23

a. Definisi keamanan ………………………………………… 23

b. Klasifikasi kebutuhan keamanan …………………………. 24

c. Lingkup kebutuhan keamanan ……………………………. 25

d. Cara meningkatkan keamanan ……………………………. 26

2. Kebutuhan Aman Nyaman : Nyeri ……………………………. 26

a. Fisiologi nyeri …………………………………………….. 26

b. Jenis nyeri …………………………………………………. 27

c. Bentuk nyeri ………………………………………………. 29

d. Factor yang mempengaruhi nyeri …………………………. 30

C. Asuhan Keperawatan Keluarga …………………………………… 33

1. Konsep Keluarga ……………………………………………… 33

a. Pengertian …………………………………………………. 33

b. Jenis/Tipe Keluarga ……………………………………….. 34

c. Struktur dan fungsi Keluarga ……..….…………………… 37

d. Peran Keluarga ……………………………………………. 39

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

vi

e. Tahap dan tugas perkembangan keluarga ………………… 40

2. Konsep Proses KeperawatanKeluarga ……………………….... 43

a. Pengkajian Keperawatan ………………………………….. 44

b. Diagnosa Keperawatan ……………………………………. 46

c. Perencanaan Keperawatan ………………………………… 50

d. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………… 54

e. Evaluasi Keperawatan …………………………………….. 55

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ………………………………………….. 58

B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………. 75

C. Perencanaan Keperawatan ………………………………………… 79

D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………………… 90

E. Evaluasi Keperawatan ……………………………………..……… 98

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan …………………………………... ……... 102

B. Diagnosa Keperawatan…………………………………………….. 105

C. Perencanaan Keperawatan ………………………………………… 105

D. Pelaksanaan Keperawatan ...………………………………………. 107

E. Evaluasi Keperawatan ……………………………………………... 108

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………… 109

B. SARAN …………………………………………………………… 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi

penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara

berkembang lebih dari delapan decade terakhir. Hipertensi merupakan

gangguang sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah

di atas nilai normal yaitu 140/90 mmHg. (Triyanto Endang, 2014).

Berdasarkan 2x pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan

cukup istirahat/tenang. (Kemenkes, 2014). Hipertensi merupakan suatu

keadaan ketika tekanan darah dipembuluh darah meningkat secara kronis.

(Riskesdas, 2013)

Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO (World Health

Organization) pada tahun 2012, hipertensi menyebabkan 51% kematian

akibat stroke dan 45% kematian akibat jantung koroner. Hipertensi yang tidak

diobati dapat menyebabkan kebutaan, irama jantung tidak beraturan, dan gagal

jantung. Hipertensi dapat mengakibatkan kematian pada 45% penderita

penyakit jantung dan 51% kematian penderita stroke pada tahun 2008. (WHO,

2013). Sedangkan pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 972 juta kasus

Hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 atau

sekitarn 29% dari total penduduk dunia menderita hipertensi, dimana 333 juta

berada di negara maju dan 639 sisanya berada dinegara berkembang.termasuk

Indonesia, Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit

terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia. penderitanya

lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%) sekitar 80 % kenaikan kasus

hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang. (Triyanto, 2014)

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5

juta jiwa, namun hampir sekitar 90 – 95% kasus tidak diketahui penyebabnya.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

2

Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2017 mencapai 31,7% dari populasi

usia 18 tahun ke atas (berdasarkan pengukuran). Secara nasional, 10

kabupaten/kota dengan prevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18

Tahun tertinggi adalah Natuna (53,3%), Mamasa (50,6%), Katingan (49,6%),

Wonogiri (49,5%), Hulu Sungai Selatan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%),

Kuantan Senggigi (46,3%), Bener Meriah (46,1%), Tapin (46,1%), dan Kota

Salatiga (45,2%). Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di

Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). (Riskesdas,

2007). Sedangkan pada tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia

mencapai 25,8% dari populasi usia 18 tahun ke atas. Tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). (Riskesdas, 2013). Dari hasil tersebut

menunjukan bahwa prevalensi hipertensi terjadi penurunan sebesar 5,9% dari

31,7% tahun 2007 menjadi 25,8% tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa

bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai pada

kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan.

(Riskesdas, 2013)

Hasil pengkajian berdasarkan data di puskesmas kelurahan utan panjang tahun

2017 hipertensi termasuk urutan no 2 setelah ispa yang mengancam angka

harapan hidup yaitu sebanyak 2980 orang (21,8%) dari 13.641 orang.

Hasil penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu primer dan

sekunder. Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karna tidak

diketahui peyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetika,

lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis, sistem renin. Faktor yang

meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia. Sedangkan

hipertensi sekunder penyebabnya yaitu penggunann estrogen, penyakit ginjal,

sindrom cushing, penyakit renovaskuler, aldosteronism, dan hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan. (Nanda NIC NOC, 2015) Hipertensi

ditemukan pada semua populasi dengan angka kejadian yang berbeda – beda,

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

3

sebab ada factor – factor genetika, ras, social budaya yang juga menyangkut

gaya hidup yang juga berbeda. Hipertensi akan makin meningkat bersama

dengan bertambahnya umur (Setiati siti, 2015)

Menurut penelitian Herwati dan Wiwi sartika tahun 2011, Tingginya

prevalensi ini disebabkan beberapa faktor penyebab hipertensi yaitu yang

tidak dapat dimodifikasi adalah factor genetika, usia, etnis dan faktor

lingkungan. Sedangkan yang dapat dimodifikasi adalah pola diet, kegemukan,

merokok dan stres. Para ahli umumnya bersepakat bahwa faktor resiko yang

utama meningkatnya hipertensi adalah perilaku atau gaya hidup (life style),

prilaku di Indonesia pada umumnya kurang makan buah dan sayur 93,6 % dan

24,5 % yang berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari,

ini merupakan salah satu penyebab dan faktor resiko meningkatnya penderita

hipertensi.

Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik

sistem kardiovaskular, yang mana patofisiologinya adalah multi factor,

sehingga tidak bisa diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal.

(Setiati Siti dkk, 2015 ). Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang

sering disebut silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui

bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu

tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi (Chobanian dkk. 2004).

Pada umumnya tanda dan gejala hipertensi dijumpai yaitu : pusing, mudah

marah, telinga berdenging, mimisan, sukar tidur, sesak napas, rasa berat

ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang – kunang. Kadang – kadang

hipertensi berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung

(Purnama Basuri T, 2008). Hipertensi dapat mengakibatkan stroke, gagal

ginjal, penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan yang paling parah bisa

mengakibatkan kematian.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

4

Tanda gejala dan akibat yang dirasakan oleh penderita hipertensi dapat

meyebabkan masalah atau gangguan kebutuhan rasa Aman dan Nyaman :

Nyeri. Kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda pada tiap orang.

Dalam konteks asuhan keperawatan ini, maka perawat harus memerhatikan

dan memenuhi rasa nyaman. Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan

klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, dan bersifat

individual. Nyeri juga dapat diartikan sebagai suatu sensasi yg tidak

menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan

dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain, sehingga individu

merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari –

hari, psikis, dan lain – lain. Nyeri yang dirasakan dikarenakan adanya

peningkatan darah yang tinggi yang menimbulkan rasa nyeri pada leher bagian

belakang dan nyeri pada kepala. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak

menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf

dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional.

Pada penderita hipertensi dapat mengakibatkan nyeri akut atau sementara yang

bersifat melindungi, memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respon

emosional. Itu disebabkan karna nyeri akut dapat diprediksi waktu

penyembuhan dan penyebabnya dapat diidentifikasi. (Potter & Perry, 2010).

Tingginya angka hipertensi baik di Dunia maupun di Indonesia yang berakibat

pada menurunnya angka harapan hidup. Oleh karna itu pemerintah

mempunyai peran yang besar melalui kebijakan kementrian kesehatan yaitu:

dengan cara Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini

hipertensi secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan deteksi dini melalui kegiatan Posbindu PT, meningkatkan akses

penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk

pengendalian PTM melalui Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang

profesional dan kompenten dalam upaya pengendalian PTM khususnya

tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas;

Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif

(terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta Peningkatkan

ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

5

prasarana diagnostik dan pengobatan (Depkes, 2012). Upaya yang dilakukan

oleh pemerintah melalui pelayaanan kesehatan baik tenaga medis maupun para

medis, salah satunya perawat.

Perawat mempunyai tanggung jawab untuk membantu menurunkan angka

kesakitan akibat hipertensi. Menekankan masalah hipertensi. Peran perawat

melalui upaya promotif (promosi), preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan), dan rehabilitas (setelah pengobatan). Aplikasi yang dilakukan

perawat dalam upaya promotif adalah melakukan penyuluhan tentang penyakit

hipertensi. Upaya preventif (pencegahan) adalah menganjurkan keluarga

apabila pusing, lemas dan nyeri pada leher bagian belakang segera istirahat,

upaya kuratif (pengobatan) adalah menganjurkan keluarga untuk berobat ke

puskesmas dan minum obat antihipertensi (penurun darah tinggi) secara

teratur, upaya rehabilitative adalah menganjurkan keluarga apabila sudah

mendapatkan obat penurun darah tinggi. (Setadi, 2008). Upaya yang telah

dilakukan dalam rangka menurunkan prevelensi hipertensi tidak hanya

menjadi tanggung jawab perawat tetapi perlu peran serta keluarga.

Menurut friedman (1998) bahwa keluarga berperan dalam memelihara

kesehatan anggota keluarganya. Tugas keluarga dalam kesehatan yaitu

mengenal masalah penyakit hipertensi yang diderita oleh anggota keluarganya,

kemampuan keluarga mengambil keputusan bagian anggota keluarga yang

menderita hipertensi, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi, keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga

yang menderita hipertensi dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan bagi penderita hipertensi. (Setiadi, 2008).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang

asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn. R dengan

pemenuhan kebutuhan dasar rasa Aman Nyaman : Nyeri pada gangguan

sistem kardiovaskular ―HIPERTENSI‖ di wilayah Rt 007 Rw 02 Kelurahan

Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

6

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan umum

Penulis mampu mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan

―hipertensi‖.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga

dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada

gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada asuhan

keperawatan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman

dan nyaman pada gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada asuhan

keperawatan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman

dan nyaman pada gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada asuhan keperawatan

keluarga dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman

pada gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

e. Mampu melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan keluarga

dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada

gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

f. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan

keluarga dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman

pada gangguan sistem kardiovaskuler ―hipertensi‖.

g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan

kasus.

h. Mampu mengidentifikasi factor – factor pendukung, penghambat

serta dapat mencari solusi.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

7

C. Ruang Lingkup

Mengingat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat terutama

pada sistem kardiovaskular, maka penulis membatasi makalah ini pada

pembahasan mengenai pemberian asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M

khususnya Tn. M dan Tn. R dengan pemenuhan kebutuhan dasar pada

gangguan sistem kardiovaskular ―HIPERTENSI‖ di wilayah rt.07 rw.02

Keluarahan Utan Panjang Kecamata Kemayoran Jakarta Pusat

D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah metode

deskriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa, dan menarik

kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil studi keperpustakaan.

Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:

1. Studi kepustakaan

Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku-buku

dan literature yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dan

keperawatan sistem kardiovaskular : Hipertensi.

2. Studi kasus

a. Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang

bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan serta

hasil tindakan yang dilakukan.

b. Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga

memperoleh data-data khususnya yang terkait dengan HIPERTENSI

dan tugas-tugas kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai

dengan masalah yang dihadapi.

c. Pemeriksaan fisik Yaitu dilakukan pada seluruh anggota keluarga,

akan tetapi difokuskan pada anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

8

E. Sitematis Penulis

Makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,

ruang lingkup, dan sistem penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

A. Konsep dasar terdiri dari : pengertian, etiologi,tanda gejela,

factor resiko, patofisiologi, klasifikasi, menifestasi klinik,

komplikasi, penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang.

B. Pemenuhan Kebutuhan (rasa Aman dan Nyaman)

1. Kebutuhan Keamanan: Definisi Keamanan, Klasifikasi

Kebutuhan Keamanan, Lingkup Kebutuhan Keamanan dan

Cara Meningkatkan Keamanan

2. Kebutuhan aman dan nyaman : Nyeri : Fisiologi Nyeri,

Jenis Nyeri, Bentuk Nyeri dan Factor yang mempengaruhi

Nyeri

C. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :

1. Konsep keluarga terdiri dari : pengertian, jenis/tipe

keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi

keluarga, tahap perkembangan dan tugas perkembangan

keluarga.

2. Konsep keperawatan keluarga terdiri dari : pengkajian,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan

BAB III : Tinjauan Kasus

A. Pengkajian Keperawatan

B. Diagnose Keperawatan

C. Perencanaan Keperawatan

D. Pelaksanaan Keperawatan

E. Evaluasi Keperawatan

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

9

BAB IV : Pembahasan

Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab II dan Bab III

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi

keperawatan.

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

LAMPIRAN

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Menurut World Health Organization (WHO) dan The International

Society of Hypertension (ISH)

Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah sistolik > 140 mmHg

diastolic >90 mmHg. Nilai ini merupakan hasil rerata minimal 2x

pengukuran setelah melakukan 2x atau lebih kontak dengan petugas

kesehatan.

Menurut Endang Triyanto, 2014

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dang angka kematian (mortilitas).

Menurut Brunner & Suddarth, 2013

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada 2x

pengkuran atau lebih.

Diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Normal : sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kuran dari 80

mmHg.

b. Prahipertensi : sistolik 120 – 139 mmHg diastolic 80 – 89 mmHg.

c. Stadium 1 : sistolik 140 – 159 mmHg diastolic 90 – 99 mmHg.

d. Stadium 2 : sistolik >160 mmHg diastolic >100 mmHg.

Semua definisi hipertensi adalah angka kesepakatan berdasarkan bukti

klinis (evidence based) atau berdasarkan epidemologi studi meta analisis.

Sebab bila tekanan darah lebih tinggi dari angka normal yang disepakati,

maka resiko morbiitas dan mortilitas kejadian kardiovaskular akan

meningkat. Yang paling penting ialah tekanan darah harus persistens di

atas atau sama dengan 140/90 mmHg. (Siti Setiati dkk, 2015).

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

11

2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi juga dapat diklasifikasikan menjadi

hipertensi primer dan hipertensi sekunder. (rencana askep medical bedah,

2017).

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer atau hipertensi esensial ini merupakan jenis

hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Ini merupakan jenis

hipertensi yang paling banyak yaitu sekitar 90 – 95% dari insidensi

hipertensi secara keseluruahn. Hipertensi primer ini sering tidak

disertai dengan gejala dan biasanya gejala baru mucul saat hipertensi

sudah berat atau sudah menimbulkan komplikasi. Hipertensi adalah

factor resiko utama pada penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal

jantung. Genetic dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab

timbulnya hipertensi primer, termasuk factor lain yang diantaranya

adalah factor stress, intake alcohol moderat, merokok, lingkungan,dan

gaya hidup. Hal inilah yang kemudian menyebabkan hipertensi

dijuluki sebagai silent kiler.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah yang terjadi akibat

proses dasar yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini sekitar 5 – 10%

dari kasus hipertensi yang diidentifikasi. Seperti penyempitan arteri

renalis, penyakit kelenjar tiroid, hiperaldosteronisme (kelenjar

adrenal), medikasi tertentu, kehamilan, dan koarktasi aorta. Penyakit

ginjal adalah penyebab tersering tekanan darah tinggi yang

diidentifikasi baik pada dewasa maupun anak – anak (Huether &

McCance, 2008) Hipertensi jenis ini merupakan dampak sekunder dari

penyakit tertentu. Berbagai kondisi yang bisa menyebabkan hipertensi

antara lain penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,

hiperaldosteron maupun kehamilan. Selain itu, obat – obatan tertentu

bisa juga menjadi pemicu jenis hipertensi sekunder.

Jadi hipertensi disebut primer bila penyebabnya tidak diketahui (90%),

bila ditemukan sebabnya disebut sekunder (10%). (Siti Setiati dkk, 2015)

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

12

3. Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic

Normal <130 mmHg <85 mmHg

Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Stadium 3 (Hipertensi berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg

Stadium 4 (Hipertensi Maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO – ISH, ESH – ESC, JNC 7

Klasifikasi tekanan

darah

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic

WHO-

ISH

ESH-

ESC JNC 7

WHO-

ISH

ESH-

ESC JNC 7

Optimal <120 <120 <80 <80

Normal <130 120-129 <120 <85 80-84 <80

Tinggi – normal 130–139 130-139 85-89 85-89

Hipertensi kelas 1

(ringan) 140-159 140-159 90-99 90-99

Hipertensi kelas 2

(sedang) 160-179 160-179 100-109 100-109

Hipertensi kelas 3

(berat) >180 >180 >110 >110

Hipertensi sistolik

terisolasi >140 >180 <90 <90

Pre- hipertensi 120-139 80-89

Tahap 1 140-159 90-99

Tahap 2 >160 >100

JNC V menggolongkan hipertensi menjadi hipertensi emergensi dan

hipertensi urgensi/

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

13

a. Hipertensi emergensi. Kondisi ini ditandai oleh beberapa hal, antara

lain :

1) Tekanan darah diastolic >120 mmHg

2) Terdapat kerusakan organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau

lebih penyakit atau kondisi akut tertentu.

b. Hipertensi urgensi. Kondisi ini ditandai oleh beberapa hal antara lain :

1) Tekanan dara diastolic >120 mmHg

2) Tidak terdapat kerusakan serius pada organ sasaran, kalaupun ada

derajatnya masih ringan

Tekanan darah harus diturunkan dalam waktu 24 jam.

4. Factor risiko

a. Factor genetic mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.

Hipertensi banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu

telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini

menyokong bahwa jika seorang dari orangtua kita memiliki hipertensi

maka sepanjang hidup kita memilik kemungkinan 25% terkena

hipertensi.

b. Factor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi ini sering

disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang

mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone. Hipertensi pada

usia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri

koroner dan kematian premature (julianti, 2005).

c. Factor lingkungan seperti stress berpengaruh terhadap timbulnya

hipertensi esensial. Apabila stress berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum

terbukti, tetapi angka kejadian masyarakat perkotaan lebih tinggi

dibandingkan di pedesaan.

d. Kegemukan merupakan ciri khas dari hipertensi. Karna daya pompa

jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan

hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang

mempunyai berat badan normal.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

14

e. Pola makan tinggi kolesterol serta tinggi kandungan natrium atau

garam

f. Rendahnya aktivitas fisik dan olahraga

g. Kebiasaan merokok

h. Konsumsi alcohol yang berlebihan

i. Akibat lanjut dari hipertensi adalah gangguan fungsi ginjal hingga

gagal ginjal, dan stroke hingga kelumpuhan.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

15

5. Patofisologi

6. Manifestasi klinik

Menurut Adinil (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita

hipertensi biasanya berupa : pusing, mudah marah, telinga berdengung,

sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata

berkunang – kunang, dan mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang

menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun –

tahun. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai

nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma peningkatan

nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin. Keterlibatan pembuluh darah

otak dapat menimbulkan stroke atau seragan iskemik transien yang

bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau

gangguan tajam penglihatan (wijayakusuma, 2000).

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

16

Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul

setelah mengalami hipertensi bertahun – tahun berupa nyeri kepala saat

terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan

tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan

apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),

penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema

pada diskus optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita

hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari

hidung secara tibe – tibe, tengkuk terasa pegal dan lain – lain.

(Endang Triyanto, 2014)

7. Komplikasi

a. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri – arteri yang

memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran

darah ke daerah – daerah yang diperdarahinya berkurang.

b. Gagal jantung (kiri) yaitu ketidakmampuan jantung dalam memompa

darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan

terkumpul di paru, kaki dan jaringan lainnya. Cairan di dalam paru –

paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai

menyebabkan kaki bengkak atau edema. Tekanan yang tinggi pada

kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong

cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat.

Neuron – neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.

c. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila

terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh

darah tersebut.

d. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler – kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya

membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

17

tekanan osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang

sering dijumpai pada hipertensi kronik.

(Endang Triyanto, 2014)

8. Penatalaksanaan

WHO memberi rekomendasi diuretic dosis kecil sebagai pilihan pertama

untuk pengobatan hipertensi dengan alasan sangat cost effective. Pilihan

obat pertama antihipertensi adalah golongan thiazid, dapat dikombinasi

dengan golongan antihipertensi lain, terutama apabila ada situasi yang

disebut dengan high risk condition, yang disertai compelling indication.

Pengobatan selalu dimulai denga cara modifikasi gaya hidup, kemudian

dilanjutkan dengan farmakoterapi secara individualistic sesuai dengan

komorbid atau compeling indication yang ada pada penderita. (Siti Setiati,

2015)

Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah,

menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan,

dengan menerapkan sebuah intervensi yang telah dibuktikan efektif.

a. Tahap Primer

Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi insiden

penyakit hipertensi dengan cara mengendalikan factor – factor resiko

agar tidak terjadi penyakit hipertensi. Contoh kegiatan yang dilakukan

adalah penyuluhan tentang hipertensi, pengaturaan diet, perubahan

gaya hidup, manajemen stress, dan lainnya.

Upaya – upaya yang dilakukan dalam pencegahan primer terhadap

penyakit hipertensi antara lain :

1) Pola makan yang baik

Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi

a) Sumber kalori : Beras, tales, kentang, macaroni, mie, bihun,

tepung-tepungan, gula.

b) Sumber protein hewani : Daging, ayam, ikan, semua terbatas

kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam, telur bebek paling

banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

18

c) Sumber protein nabati : Kacang-kacangan kering seperti tahu,

tempe, oncom.

d) Sumber lemak : Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.

e) Sayuran : Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti

bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam,

oyong, wortel.

f) Buah-buahan : Semua buah kecuali nangka, durian, hanya

boleh dalam jumlah terbatas.

g) Bumbu : Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang

putih, garam tidak lebih 15 gramperhari.

h) Minuman : Teh encer, coklat encer, juice buah.

Makanan yang dibatasi

a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak,

paru, minyak kelapa, gajih

b) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya

biscuit, craker

c) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor

asin.

d) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.

e) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis,

daging sapi, daging kambing.

f) Garam dapur :

a. Tekanan darah ringan >140 – 149/ >90 – 94 Mmhg

Diet rendah garam 3 gr = 1 sendok teh/ hari

b. Tekanan darah sedang > 150 – 179/ > 95 – 109 Mmhg

Diet rendah garam 2 gr = ½ sendok the / hari

c. Tekanan darah berat > 180/ >110 Mmhg

Diet rendah garam 1 gr = TANPA GARAM

g) Makan tinggi lemak dan kolesterol

h) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan,

dll

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

19

2) Perubahan gaya hidup

a) Olahraga teratur

b) Menghentikan rokok

c) Membatasi alcohol

3) Mengurangi kelebihan berat badan

Dimaksudkan untuk pengendalian asupan kalori total untuk

mencapai atau mempertahankan BB yang sesuai dan

mengendalikan kadar glukosa.Tujuan diit untuk membantu

menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan darah

menuju normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih,

menurunkan kadar lemak kolesterol.

4) Teknik relaksasi progresif

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang

didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis.

Teknik ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan

kecemasaan, mengatasi insomnia dan asma (Ramdhani, 2006).

Terapi relaksasi progresif terbukti efektif dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi (Erviana, 2009). Agar

memperoleh manfaat dari respon relaksasi, ketika melakukan

teknik ini diperlukan lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman

dan dapatmempergunakan rekaman latihan relaksasi berupa tape.

Alat ini akan membantu pasien memfokuskan perhatian

(konsentrasi) pada pelepasan ketegangan otot disetiap otot- otot

tubuh yang utama, sambil merasakan irama pernafasan.

Berikut adalah langkah yang dilakukan untuk terapi relaksasi

progresif :

Gerakan 1: mengepalkan tangan ditujukan untuk melatih otot

tangan

Genggam tangan kiri sambil membuat satu kepalan

Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi

ketegangan yang terjadi

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

20

Pada saat kepalan dilepaskan, Klien dipandu untuk merasakan

relaks se;ama 10 detik.

Gerakan pada tnagan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien

dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan

keadaan relaks yang dialami

Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan

Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.

Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke

belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan

bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap

ke langit-langit.

Gerakan 3 : Ditujukan untuk melatih otot biseps ( Otot besar pada

bagian atas lengan )

Genggam kedua tangan sehingga membuat kepalan

Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehinnga otot

biseps akan menjadi tegang

Gerakan 4 :Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur

Angkat kedua bahu setinggi tingginya seakan akan menyentuh

kedua telinga

Fokuskan perhatian gerakan pada kontras ketegangan yang

terjadi dibahu, punggung atas,dan leher.

Gerakan 5 dan 6 :Ditujukan untuk melemaskan otot otot wajah (

seperti otot dahi, mata, rahang ,dan mulut )

Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis

sampai otot terasa dan kulitnya keriput.

Tutup keras keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di

sekitar mata dan otot otot yang mengendalikan gerakan mata.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

21

Gerakan 7 :Ditujukan untuk memgendurkan ketegangan yang

dialami oleh otot rahang, katupan rahang, diikuti dengan mengigit

gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.

Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot otot sekitar

mulut, bibir di moncongkan sekuat kuatnya sehingga akan di

rasakan ketegangan disekitar mulut.

Gerakan 9 : Ditujukan untuk merelakskan otot leher bagian depan

maupun belakang.

Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru

kemudian otot leher bagian depan.

Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

Letakan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian

rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang

leher dan punggung atas.

Gerakan 10 :Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan

Gerakan membawa kepala ke muka

Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher bagian muka

Gerakan 11 :Ditujukan untuk melatih otot punggung

Angkat tubuh dari sandaran kursi

Punggung di lengkungkan

Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,

kemudian relaks

Saat relaks, letakan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan

otot menjadi lemas.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

22

Gerakan 12 :Ditujukan untuk melemaskan otot dada

Tari nafas panjang untuk mengisi paru paru dengan udara

sebanyak banyak nya.

Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di

bagian dada sampai turun ke perut , kemudian di lepas.

Saat ketegangan di lepas, akukan nafas normal dengan lega.

Ulangi sekali lagi sehingga dapat di rasakan perbedaan antara

kondisi tegang dan relaks

Gerakan 13 :Ditujukan untuk melatih otot perut

Tari dengan kuat perut ke dalam

Tahan sampai menjadi kencang dank eras selam 10 detik, lalu

dilepaskan bebas

Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut ini.

Gerakan 14-15 :Ditujukan untuk melatih otot otot kaki (seperti

paha dan betis )

Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.

Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga

ketegangan pindah ke otot betis.

Tahan posisi tegang selaa 10 detik.

Ulangi setiap gerakan masing masing 2 kali.

b. Tahap sekunder

Penanganan tahap sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang

sudah pernah terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah

menjadi berat terhadap timbulnya gejala – gejala penyakit secara klinis

melalui deteksi dini. Dalam pencegahan tahap sekunder ini dilakukan

pemeriksaan tekanan darah secara teratur sebagai bentuk skrining dan

juga kepatuhan berobat bagi orang yang sudah pernah menderita

hipertensi.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

23

c. Tahap tersier

Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan penyakit kearah berbagai

akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas

hidup pasien. Pencegahan tersier difokuskan pada rehabilitasi dan

pemulihan setelah terjadi sakit untuk meminimalkan kesakitan,

kecacatan, dan meningkatkan kualitas hidup.

9. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium :

1) Hb/Ht : untuk menguji hubungan dari sel – sel terhadap volume

cairan dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti ;

hipokoagulabilitas, anemia

2) BUN / Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

3) Glucose : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketoklamin.

4) Pemeriksaan urin : darah, protein, glucose, mengisaratkan

disfungsi ginjal da nada DM.

b. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti ; batu ginjal,

perbaikan ginjal

e. Rotgen dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

B. Pemenuhan Kebutuhan (rasa Aman dan Nyaman)

1. Kebutuhan Keamanan

a. Definisi Keamanan

Keamanan seringkali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cedera

fisik dan psikologis adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang

harus dipenuhi.Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

24

aman merupakan hal yang penting untuk kelangsungan hidup

klien.Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan

klien dan lingkungan, dan selanjutnya melakukan intervensi yang

diperlukan.Dengan melakukan hal ini, maka perawat adalah orang

yang berperan aktif dalam usaha pencegahan penyakit, pemeliharaan

kesehatan, dan peningkatan kesehatan.

b. Klasifikasi Kebutuhan Keamanan

1). Keselamatan Fisik

Keselamatan fisik tergantung dari keamanan Lingkungan.

Lingkungan klien mencangkup semua faktor fisik dan psikologis

yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan

kelangsungan hidup klien. Definisi yang luas tentang lingkungan

ini menggabungkan seluruh tempat terjadinya interaksi antara

perawat dan klien. Keamanan yang ada didalam lingkungan ini

akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera,

memperpendek lama tindakan dan/atau hospitalisasi, meningkatkan

kesejahteraan klien. Lingkungan yang aman juga akan memberikan

perlindunngan kepada stafnya, dan memungkinkan mereka untuk

berfungsi pada tingkat yang optimal.

Lingkungan yang aman adalah salah satu kebutuhan dasar yang

terpenuhi, bahaya fisik akan berkurang, bahaya fisik yang ada

didalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan menyebabkan

klien beresiko mengalami cedera. Banyak bahaya fisik, khususnya

yang mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui

pencahayaan yang tidak adekuat, pengurangan penghalang fisik.

Pengontrolan bahaya yang mungkin ada dikamar mandi, dan

tindakan pengamanan.

2). Keselamatan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus

memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota

keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang

harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

25

yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap

orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada

pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Kozeir,2011).

Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi

kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa

bantuan dari profsional pemberi perawatan kesehatan.

Bagaimanapun, orang yang sakit atau acat lebih renta

untukterncam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga

intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu

melindungi mereka dari bahaya. (Kozier,2011).

c. Lingkup Kebutuhan Keamanan

Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang

mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan

hidup klien.

1). Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,

kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan

mempengauhi kemampuan seseorang.

2). Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan

yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak

mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan

karbondioksida.

3). Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien,

jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan

terevaporasi dengan lambat.

4). Nutrisi

Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau

benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih

akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

26

d. Cara Meningkatkan Keamanan

1). Menjamin pencahayaan yang adekuat

Pencahayaan yang adekuat akan mengurangi bahaya fisik dengan

cara menerangi tempat klien bergerak dan bekerja. Karena dapat

membantu aktivitas klien terutama pada lansia akan membantu

memelihara keamanan mereka dengan cara mengurangi resiko

jatuh.

2). Mengurangi Penghalang Fisik

Cedera yang terjadi dirumah seringkali disebabkan oleh berbagai

benda, termasuk keset dan lantai.Noda basah dilantai yang

menyebabkan lantai licin.Dan barang barang rumah tangga yang

tidak ada pada tempatnya.Resiko terbesar dialami oleh

lansia.Untuk mengurangi resiko cidera, seluruh penghalang fisik

harus dipindahkan.Dan benda-benda yang dibutuhkan klien

ditempatkan dekat dengan klien.Perawatan juga harus dilakukan

untuk memastikan ujung meja telah aman dan meja mempunyai

kaki meja yang stabil dan lurus.Jika menggunakan keset, maka

keset harus dilindungi dengan alas yang tidak licin atau bahan

perekat yang tahan licin.

3). Mengontrol bahaya yang ada di kamar mandi

Kecelakaan sering terjadi dikamar mandi.Pegangan yang mudah

terlihat dan aman dan tidak licin yang ada didasar bak mandi

berguna untuk mengurangi resiko jatuh dalam bak mandi. Tempat

duduk toilet yang ditinggikan dengan pegangan tangan dan alas

yang tidak licin pada lantai depan toilet juga sangat berguna untuk

mengurangi bahaya yang ada dikamar mandi .

2. Kebutuhan aman dan nyaman : Nyeri

a. Fisiologi Nyeri

Terdapat empat proses fisiologis dari nyeri nosiseptif (saraf – saraf

yang menghantarkan stimulus nyeri ke otak) : transduksi, transmisi,

persepsi dan modulasi.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

27

Stimulus suhu, kimia, atau mekanik, biasanya dapat menyebabkan

nyeri. Energy dari stimulus – stimulus ini dapat diubah menjadi energy

listrik. Perubahan energy ini dinamakan transduksi. Transduksi

dimulai di perifer, ketika stimulus terjadi nyeri mengirimkan implus

yang melewati serabut saraf nyeri perifer yang terdapat dipacaindra

maka akan menimbulkan potensial aksi. Setelah, proses transduksi

selesai, transmisi implus nyeri dimulai.

Kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu, mekanik, atau

kimiawi yang mengakibatkan pelepasan neurotrsnmitter eksitatori

seperti prostaglandin, bradikinin, kalium, histami, dan substansi P.

Substansi yang peka terhadap nyeri yang terdapat di sekitar serabut

nyeri di cairan ekstraseluler, menyebarkan ―pesan‖ adanya nyeri dan

menyebabkan inflamasi (peradangan) (Renn dan Dorsey, 2005).

Persepsi merupakan di mana seseorang sadar akan timbulnya nyeri.

Bersamaan dengan seseorang menyadari adanya nyeri, maka reaksi

kompleks mulai terjadi. Factor – factor psikologis dan kognitif

berinteraksi dengan neurofisiologi dalam mempersepsikan rasa nyeri.

Persepsi memberikan seseorang perasaan sadar dan makna terhadap

nyeri sehingga membuat orang tersebut kemudian bereaksi. Reaksi

terhadap nyeri merupakan respon fisiologis dan respon perilaku yang

terjadi setelah seseorang merasakan nyeri (Arbuck et al,. 2004).

Sesaat setelah otak menerima adanya stimulus nyeri, terjadi pelepasan

neutransmitter inhibitor seperti opoid endogenus (endofrin dan

enkefalin), serotin (5HT), norepinefrin, dan asam aminobutirik gama

(GABA) yang bekerja untuk menghambat transmisi nyeri dan

membantu menciptakan efek analgesic. Terhambatnya transmisi

impuls nyeri merupakan fase keempat dari proses nosiseptif yang

dikenal sebagai modulasi.

b. Jenis Nyeri

Nyeri dikategorikan dengan durasi atau lamanya nyeri berlangsung

(akut atau kronis) atau dengan kondisi patologis.

1) Nyeri Akut/Sementara

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

28

Nyeri akut bersifat melindungi, memiliki penyebab yang dapat

diidentifikasi, berdurasi pendek, dan memiliki sedikit kerusakan

jaringan serta respon emosional. Nyeri akut dapat mengancam

proses pemulihan seseorang yang berakibat pada bertambahnya

waktu rawat, peningkatan resiko komplikasi karena imobilisasi dan

tertundanya proses rehabilitasi. Proses penyembuhan nyeri secara

menyeluruh tidak selalu dapat dicapai, tetapi mengurangi rasa nyeri

sampai dengan tingkat yang dapat ditoleransi mungkindilakukan.

Oleh karna itu, tujuan utama perawat adalah untuk memberikan

pertolongan terhadap nyeri yang memungkinkan klien dapat

berpartisipasi dalam proses pemulihannya.

2) Nyeri Kronis/Menetap

Nyeri kronis bukanlah suatu hal yang bersifat protektif, sehingga

menjadi tak bertujuan. Nyeri kronis berlangsung leih lama dari

yang diharapkan, tidak selalu memiliki penyebab yang dapat

diidentifikasi, dan dapat memicu penderitaan yang teramat sangat

bagi seseorang. Nyeri kronis nsa merupakan hal yang bersifat

kanker atau bukan. Seseorang dengan nyeri kronis bukan kanker

terkadang tidak menunjukan gejala yang jelas dan tidak bisa

beradaptasi terhadap nyeri; dengan kata lain, orang tersebut terlihat

lebih menderita seiring dengan waktu dapat menyebabkan

kelelahan secara fisik dan mental. Gejala – gejala yang

berhubungan dengan nyeri kronis bukan kanker mencakup

kelelahan, sukar tidur, anoreksia, penurunan berat bedan, apatis,

merasa putus asa, gelisah, dan marah.

3) Nyeri Kronis yang Tak Teratur (Episodik)

Nyeri yang sesekali terjadi dalam jangka waktu tertentu disebut

nyeri episodic. Nyeri berlangsung selama beberapa jam, hari, atau

minggu. Sebagai contoh, sakit kepala sebelah/migraine dan nyeri

yang berhubungan dengan penyakit talasemia (Gruener dan

Landar, 2006)

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

29

4) Nyeri Akibat Kanker

Tidak semua klien dengan kanker mengalami nyeri. Beberapa klien

dengan penyakit kanker mengalami nyeri akut dan atau nyeri

kronis. Nyeri tersebut terkadang bersifat nosiseptif dan atau

neuropatik. Nyeri kanker biasanya disebabkan oleh perkembangan

tumor dan berhubungan dengan proses patologis, prosedur invasf,

toksin – toksin dari pengobatan, infeksi, dan keterbatasan secara

fisik. Klien merasakan nyeri di lokasi tepat dimana tumor berada

atau lokasi yang berada jauh dari tumor, yang mengidentifikasi

adanya nyeri.

5) Nyeri Akibat Proses Patologis

Mengidentifikasi penyebab nyeri merupakan langkah pertama

untuk mencapai keberhasilan dengan pengobatan nyeri. Nyeri

nosiseptif mencakup nyeri somatic (musculoskeletal) dan nyeri

visceral (organ dalam). Nyeri neuropatik timbul dari adanya saraf

nyeri yang abnormal atau rusak.

6) Nyeri Idiopatik

Nyeri idiopatik adalah nyeri kronis dari ketiadaan penyebab fisik

atau psikologis yang dapat diidentifikasi atau nyeri yang dirasakan

sebagai berlebihnya tingkat kondisi patologis suatu organ. Contoh

dari nyeri idiopatik adalah sindrom nyeri local yang kompleks.

c. Bentuk Nyeri

Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.

1) Nyeri Akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam

bulan. Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta

lokasi sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan

tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan

persepsi nyeri.

2) Nyeri Kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber

nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderug hilang timbul dan

biasanya tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri

menjadi lebih dalam sehingga penderia sukar untuk menunjukan

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

30

lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi

mudah tersnggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnnya,

mereka menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan

terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang

timbul dalam periode waktu tertentu. Ada kalanya penderita

terbebas dari rasa nyeri (misalnya sakit kepala migran).

d. Factor yang mempengaruhi Nyeri

1) Factor Fisiologis

a) Usia

Usia dapat memengaruhi nyeri, terutama pada bayi dan dewasa

akhir. Perbedaan tahap perkembangan yang ditemukan di

antara kelompok umur tersebut memengaruhi bagaimana anak

– anak dan dewasa akhir berespon terhadap nyeri. Anak – anak

memiliki kesulitan dalam mengenal/memahami nyeri, anak –

anak yang kemampuan kosakatanya belum berkembang

memiliki kesulitan dalam menggambarkan dan

mengekspresikan nyeri secara verbal kepada orang tuanya atau

petugas kesehatan. Sedangkan dewasa akhir mengalami nyeri,

bisa saja terjadi kerusakan status fungsional yang serius. Nyeri

memiliki potensial terhadap penurunan mobilisasi, aktivitas

harian, aktivitas social diluar rumah, dan toleransi aktivitas.

b) Kelemahan (fatigue)

Kelemahan meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan

menurunkan kemampuan untuk mengatasi masalah. Apabila

kelemahan terjadi di sepanjang waktu istirahat, persepsi

terhadap nyeri akan lebih besar.

c) Gen

Genetic yang diturunkan dari orang tua memungkinkan adanya

peningkatan atau penurunan sensitive sesorang terhadap nyeri.

Pembentukan sel – sel genetic kemungkinan dapa menentukan

ambang nyeri seseorang atau toleransi terhadap nyeri.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

31

2) Factor Sosial

a) Perhatian. Tingkatan di mana klien memfokuskan perhatiannya

terhadap nyeri yang dirasakan memengaruhi persepsi nyeri.

Meningkatnya perhatian berhubungan dengan meningkatnya

nyeri, sebaliknya distraksi berhubungan dengan kurangnya

respons nyeri. Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi

klien terhadap stimulus lain, kesadaran merekan akan adanya

nyeri menjadi menurun.

b) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi

nyeri individu dan kepekaanya terhadap nyeri. Individu yang

pernah mengalami nyeri cenderung merasa terancam dengan

peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu lain

yang belum pernah mengalaminya. Selain itu, keberhasilan atau

kegagalan metode penanganan nyeri sebelumnya juga

berpengaruh terhadap harapan individu terhadap penangan

nyeri saat ini.

c) Keluarga dan Dukungan Sosial

Orang dengan nyeri terkadang bergantung kepada anggota

keluarga yang lain atau teman dekat untuk dukungan, bantuan,

atau perlindungan. Meskin nyeri masih terasa, tetapi kehadiran

keluarga ataupun teman terkadang dapat membuat pengalaman

nyeri yang menyebabkan stress sedikit berkurang.

3) Factor Psikologis

a) Kecemasan

Hubungan antara nyeri dan kecemasan bersifat kompleks. Wall

dan Melzack melaporkan bahwa stimulus nyeri yang

mengaktivasi bagian dari sistem limbic dipercaya dapat

mengontrol emosi, terutama kecemasan. Sistem limbic

memproses reaksi emosional terhadap nyeri, apakah dirasa

mengganggu atau berusaha untu mengurangi nyeri tersebut.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

32

b) Teknik Koping

Teknik koping memengaruhi kemampuan untuk mengatasi

nyeri. Seseorang yang memiliki control terhadap situasi

internal merasa bahwa mereka dapat mengontrol kejadian –

kejadian dan akibat yang terjadi dalam hidup mereka.

Sebaliknya, seseorang yang memiliki control terhadap situasi

internal merasa bahwa factor – factor lain dalam hidupnya

bertanggung jawab terhadap akibat suatu kejadian. Penting bagi

perawat untuk mengerti sumber koping yang digunakan klien

selama terjadi pengalaman yang menyakitkan. Sumber –

sumber tersebut seperti komunikasi dengan keluarga yang

mendukung, latihan fisik, atau berdoa.

4) Factor Budaya

Arti dari nyeri yaitu sesuatu yang diartikan seseorang sebagai nyeri

akan memengaruhi pengalaman nyeri dan bagaimana seseorang

beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Hal ini terkadang erat

kaitannya dengan latar belakang budaya seseorang. Seseorang akan

merasakan sakit yang berbeda apabila hal tersebut terkait dengan

ancaman, kehilangan, hukuman, atau tantangan.

Nilai –nilai dan kepercayaan terhadap budaya memengaruhi

bagaimana seorang individu mengatasi rasa sakitnya. Individu

belajar tentang apa yang diharapkan dan diterima oleh budayanya,

termasuk bagaimana rekasi terhadap nyeri. (Davidhizar dan Giger,

2004; Lasch, 2002).

Nyeri merupakan fenomena biopsikososial. Budaya membentuk

pengalaman menghadapi rasa sakit, eksperi terhadap sakit, perilaku

yang mengindikasi adanya rasa sakit atau respon koping. Budaya

juga memengaruhi pemberian obat – obatan, perilaku mencari

pertolongan, dan penerimaan terhadap pengobatan medis.

Beberapa budaya percaya bahwa menunjukan rasa sakit merupakan

suatu hal yang wajar. Sementara yang lain lebih introvert.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

33

Skala Nyeri Menurut Hayward

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Keluarga

a. Pengertian

Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga (Family Health Nursing)

dapat dinyatakan berdasarkan berbagai sumber sebagai berikut :

Dep Kes RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Murray & Zentner (1997)

Keluarga adalah suatu sistem social yang berisi dua atau lebih orang

yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah perkawinan

atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan,

mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling

pengertian dan saling menyanyangi.

Friedman (1998)

Keluarga merupakan yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan social dari individu – individu yang ada

Skala Keterangan

0 Tidak Nyeri

1-3 Nyeri Ringan

4-6 Nyeri Sedang

7-9 Sangat Nyeri, tetapi masih bisa di control dengan

aktivitas yang biasa di lakukan

10 Sangat Nyeri dan tidak bisa di control

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

34

didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan

untuk mencapai tujuan bersama.

Allender dan Spradley (2001)

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,

sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam

intelerasi social, peran dan tugas.

Departemen kesehatan (2000)

Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan

bahwa karakteristik keluarga adalah :

1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikatkan oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi.

2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah

mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

3) Anggta keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing – masing

mempunyai peran social, seperti : suami, istri, anak, kaka, adik.

4) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,

meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.

b. Tipe keluarga

Keluarga merupakan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social, maka

tipe keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga

(Friedman, Bowden, & Jones, 2003)

Berbagai bentuk dan tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber,

dibedakan berdasarkan keluarga tradisonal dan keluarga non

tradisional seperti :

1) Tradisional

a) The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

35

b) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang

hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua

dengan anak yang sudah memisahkan diri

d) The childless family

Keluarga tanpa anak karna terlambat menikah dan untuk

memdapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan

karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

e) The extended family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante,

orang tua (kakek-nenek), keponakan.

f) The single – perent family

Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan

anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,

kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan).

g) Commuter family

Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu

kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja

di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat

―weekends‖ atau pada waktu – waktu tertentu.

h) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau

saling berdekatan dan saling menggunakan barang – barang

dan pelayanan yang sama. contoh : dapur, kamar mandi,

televisi, telepon, dan lain – lain.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

36

j) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan

sebelumnya.

k) The single adult living alone/single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri

karena pilihan atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian

atau ditinggal mati.

2) Non tardisional

a) The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak

dari hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri.

c) Commune family

Beberapa pasang keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, dan

failitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak

bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family

keluarga yang hidup melalui pernikahan.

e) Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama

sebagaimana ‗martial partners‘.

f) Cohabitating family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perawinan

karena beberapa alasan tertentu.

g) Group – marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat – alat rumah

tangga bersama, yang saling merasa saling menikah satu

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

37

dengan yang lainya, berbagai sesuatu termasuk seksual dan

membesarkan anaknya.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai – nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang –

barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya.

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang deskrutif dari orang – orang

muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan

criminal dalam kehidupannya.

c. Stuktur dan Fungsi keluarga

Menurut Friedman, Browden & Jones (2003) fungsi dalam keluarga

merupakan apa yang dikerjakan dalam keluarga, sedangkan struktur

keluarga meliputi proses yang digunakan dalam keluarga untuk

mecapai tujuan yang diharapkan.

Struktur keluarga :

1) Pola komunikasi keluarga

Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara

emosional, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkulasi

(Wright & Leahey, 2000). Komunikasi emosional memungkinkan

setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

38

seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota keluarga.

Pada komunukasi verbal individu dalam keluarga dapat

mengungkapakan sesuatu yang diinginkan melalui kata – kata yang

dapat diiringin dengan adanya komunikasi non verbal yang dapat

berupa gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu

yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya apabila istri

marah pada suami, maka suami akan melakukan klarifikasi kepada

istri tentang sesutau yang membuat istrinya marah kepada suami.

2) Pola peran keluarga

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi yang diberikan sehingga pada struktur peran bisa bersifat

formal atau informal. Peran formal didalam keluarga merupakan

kesepakatan bersama yang dibentuk dalam suatu norma keluarga.

Peran didalam keluarga menunjukan pola tingkah laku dari semua

anggota didalam keluarga (Wright & Leahey 2000).

3) Pola Norma dan nilai keluarga

Nilai merupakan presepsi seseorang tentang sesuatu hal apakah

baik atau bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran – peran

yang dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma

mengarahkan sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat,

dimana norma – norma dipelajari sejak kecil. (DeLaune, 2002).

Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan

pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah

pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem

nilai dalam keluarga.

4) Pola Kekuatan Keluarga

Friedman, Bowden, & Jones (2003) kekuatan keluarga merupakan

kemampuan (potensial atau actual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang

lain kearah positif. Tipe struktur kekuatan – kekuatan dalam

keluarga antara lain: legimate power/authority (hak untuk

mengontrol) seperti orang tua terhadap anak, referent power

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

39

(seseorang yang ditiru), resource or expert power (pendapat, ahli

dan lain – lain), reward power (pengaruh kekuatan karena adanya

harapan yang akan diterima), coercive power (pengaruh yang

dipaksakan sesuai keinginan), informational power (pengaruh yang

dilalui melalui persuasi), affective power (pengaruh yang diberikan

melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan

seksual). Hasil kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses

dalam pengambilan keputusan dalam keluarga.

Fungsi keluarga :

Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) dibagi

menjadi 5 yaitu:

1) Fungsi afektif dan koping : keluarga memberikan kenyamanan

emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas

dan mempertahankan saat terjadi stress.

2) Fungsi sosialisasi : keluarga sebagai guru, menanamkan

kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan

feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.

3) Fungsi reproduksi : keluarga melakukan anaknya.

4) Fungsi ekonomi : keluarga memberikan financial untuk anggota

keluarganya dan kepentingan di masyarakat.

5) Fungsi fisik atau perawatan kesehatan : keluarga memberikan

keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan, perkembangan dan istirahat terasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

d. Peran keluarga

Peran Keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga, jadi peranan keluarga adalah

mengambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah :

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

40

1) Ayah

Ayah sebagai pmimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman

bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

sosial tertentu.

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, dan pendidik anak-

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota keluarga dan

juga sebagai anggota masyarakat sosial tertentu.

3) Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

e. Tahapan dan tugas perkembangan keluarga

Menurut Duvall (1985) tahapan dan tugas perkembangan terbagi

menjadi 8 yaitu :

1) Keluarga baru, pasangan baru menikah yang belum mempunyai

anak. Tugas perkembangan keluarga ditahap ini adalah :

a) Membina hubungan intim yang memuaskan

b) Menetapkan tujuan bersama

c) Membina hubungan dengan keluarga lain,teman, kelompong

social.

d) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB

e) Persiapan menjadi orangtua

f) Memahami prenatal care ( pengertian kehamilan, persalinan

dan menjadi orang tua

2) Keluarga dengan anak pertama < 30 bln ( Child bearing ) Masa ini

merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Stdui Klasik Le Master (1957) dari 46 orangtua

dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal

: suami merasa diabaikan, peningkatan perselihan dan argument,

interupsi dalam jadwal kantinu, kehidupan seksual, sosial

terganggu dan menurun. Tugas perkembangan tahap ini adalah :

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

41

a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual

dan kegiatan).

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

c) Memabagi peran dan tanggung jawab

d) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak.

e) Konseling KB postpartum 6 minggu

f) Menata ruang untuk anak

g) Biaya/daya child bearing

h) Memfasislitasi role learing anggota keluarga

i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

3) Keluarga dengan anak pra sekolah, Tugas perkembangannnya

adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak prasekolah (sesuai

dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan

merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga

pada saat ini adalah :

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

b) Membantu anak bersosialisasi.

c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun

diluar keluarga (keluarga lain dan lingkuungan sekitar)

e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap

paling repot)

f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tubuh dan kembang anak.

4) Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun), Tugas

perkembangan saat ini adalah :

a) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

42

b) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatnkan

kesehatan anggota keluarga.

c) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual.

d) Menyediakan fasilitas untuk anak

e) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

sertakan anak

5) Keluarga dengan anak reamaja (13-20 tahun), Tugas

perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

meningat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya.

b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan

orang tua. Hindari perdebatan, permusuhan, dan kecurigaan.

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6) Keluarga dengan dewasa awal, Tugas perkembangan keluarga

mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya,menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam

keluarga,berperan sebagai suami-istri, kakek dan nenek.Tugas

perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b) Mempertahankan keintiman pasangan

c) Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua.

d) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat.

e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7) Keluarga dengan dewasa akhir, Tugas perkembangan keluarga

pada saat ini adalah :

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

43

a) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

mengolah minat sosial dan waktu santai.

b) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

c) Keakraban dengan pasangan.

d) Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.

e) Persiapan masa tua/ pensiun.

8) Keluarga dengan usia lanjut, Tugas perkembangan keluarga pada

saat ini adalah :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik dan pendapatan.

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social

masyarakat.

5) Melakukan life review masa lalu.

Menurut Carter & Mc Goldrick (1989) terbagi menjadi 5 tahap

perkembangan yaitu :

1) Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa

muda.

2) Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan.

3) Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi

sampai usia sekolah).

4) Keluarga yang memiliki anak dewasa.

5) Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah.

6) Keluarga lansia .

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika ia

melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka

keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat didalam keluarga

ada individu yang rawat, maka anggota keluarga secara individu

merupakan fokus utama (Setiadi, 2008).

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

44

a. Pengkajian

Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Lyer et al., (1996) dalam

Setiadi, (2008)). Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu

perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga

dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan

konsep yang berkaitan dengan permasalahan. Cara pengumpulan

pengkajian data tentang keluarga yang dapat dilakukan antara lain

dengan:

1) Wawancara

Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan

dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu

komunikasi yang direncanakan. Tujuan wawancara adalah:

a) Mendapatkan informasi yang diperlukan.

b) Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi.

c) Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan

Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungan dengan

kejadian – kejadian pada waktu lalu dan sekarang.

2) Pengamatan

Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak

perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).

3) Studi Dokumentasi

Yang biasa dijadikan acuan antara lain adalah KMS, kartu keluarga

dan catatan kesehatan lainnya misalnya informasi – informasi

tertulis maupun lisan dari tujukan dari berbagai lembaga yang

menangani keluarga dan dari anggota tim lainnya.

4) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

45

Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik

dengan keluarga dengan cara:

1) Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.

2) Menjelaskan tujuan kunjungan.

3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

dikeluarga.

4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat

dilakukan.

5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang

menjadi jaringan perawat.

Dalam pengkajian keluarga terdapat tahap-tahap pengkajian yang

disebut sebagai penjajakan untuk mempermudah proses pengkajian.

1) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

a) Data umum.

b) Riwayat dan tahap perkembangan.

c) Lingkungan.

d) Struktur keluarga.

e) Fungsi keluarga.

f) Stress dan koping keluarga.

g) Harapan keluarga.

h) Data tambahan.

i) Pemeriksaan fisik.

2) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya

pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga. Adapun

ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

diantaranya:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

46

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnosa

keperawatan keluarga antara lain:

1) Analisa data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data,

yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori

dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara

menganalisa data adalah:

a) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul

dalam format pengkajian

b) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial

dan spiritual

c) Mengembangkan standart

d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan

kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu:

a) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,

yang meliputi:

(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota

keluarga

(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

(3) Keadaan gizi anggota keluarga

(4) Status imunisasi anggota keluarga

(5) Kehamilan dan KB

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

47

b) Keadan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:

(1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,

kontruksi, luas rumah dan sebagainya

(2) Sumber air minum

(3) Jamban keluarga

(4) Tempat pembuangan air limbah

(5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

c) Karakteristik keluarga, yang meliputi:

(1) Sifat-sifat keluarga

(2) Dinamika dalam keluarga

(3) Komunikasi dalam keluarga

(4) Interaksi antar anggota keluarga

(5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluarga

(6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

Dalam proses analisa, data dikelompokan menjadi 2 yaitu data

subyektif dan objektif.

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

Data subjective :

Data objective :

2) Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada

sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis

keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.

a) Masalah (Problem)

Tujuan penulisan pernyatan masalah adalah menjelaskan status

kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

48

mungkin. Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan

NANDA NIC NOC (2015) adalah sebagi berikut :

(1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala

yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.

(a) Penurunan curah jantung

(b) Nyeri akut

(c) Kelebihan volume cairan

(d) Intoleransi aktivitas

(e) Ketidakefektifan koping

(f) Ansietas

(2) Resiko (ancaman kesehatan)

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan

mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak

segera ditangani.

(a) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

(b) Resiko cidera

(c) Resiko penurunan curah jantung

(d) Resiko kelebihan volume cairan dan elektrolit

(3) Potensial/sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal.

(a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(b) Potensial peningkatan proses keluarga

(c) Potensial peningkatan koping keluarga

(d) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(4) Sindrom

Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan

resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu

kejadian/ situasi tertentu. Menurut NANDA ada 2 diagnosa

keperawatan sindrom, yaitu:

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

49

(a) Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)

Pada kelompok ini menunjukan adanya tanda dan

gejala, seperti cemas, takut, sedih gangguan istirahat

tidur dan lain-lain.

(b) Resiko sindrom penyalahgunaan (risk for disuse

syndrome) Misalnya resiko gangguan proses pikir,

resiko gangguan gambaran diri dan lain-lain.

b) Penyebab (Etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas

keluarga, yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

2) Mengambil keputasan untuk melakukan tindakan yang

tepat

3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usiannya yang terlalu muda

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga

dan lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada)

c) Tanda (Sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan

objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung

masalah dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan

kata-kata ― yang dimanifestasikan dengan‖.

3) Prioritas masalah

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala

prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagi berikut :

a) Tentukan skor untuk tiap kriteria

b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

50

Skor x Bobot

Angka tertinggi

c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

d) Skor tinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot

c. Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam

proseskeperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan

(jangka panjang/ pendek), penepatan standart dan kriteria serta

menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

1) Penetapan Tujuan

Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa

keperawatan keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu. Maka

tujuan perawatan keluarga dapat dibagi menjadi:

NO KRITERIA NILAI BOBOT

1. Sifat masalah

Skala: Aktual

Risiko

Potensial

3

2

1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala: Mudah

Sedang

Rendah

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah

Skala: Mudah

Cukup

Tidak dapat

3

2

1

1

4. Menonjolnya masalah

Skala: Masalah dirasakan dan perlu

penanganan segera

Masalah dirasakan tidak perlu

ditangani segera

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

51

a) Tujuan Jangka panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada

kemampuan mandiri. Dan dengan waktu yang ditentukan,

contoh: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari

seluruh keluarga Tn. M dapat merawat anggota keluarga yang

sakit.

b) Tujuan Jangka Pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang

dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

Contoh: keluarga Tn. M dapat mengenal dampak permasalahan

penyakit Tn. M dan Tn. R dengan menjelaskan akibat yang

terjadi bila Tn. M dan Tn. R tidak segera diobati.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan

keperawatan adalah:

a) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

b) Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung

dari kedua belah pihak (keluarga dan perawat)

d) Mencangkup kriteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi

2) Penetapan Kriteria dan Standart

Merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi

petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dengan digunakan dalam

membuat pertimbangan. Bentuk dari standart dan kriteria ini adalah

pernyataan verbal (pengetahuan), sikap dan psikomotor.

No. KRITERIA STANDAR

1. Pengetahuan Keluarga mampu menyatakan pengertian ….

Keluarga mampu menyebutkan penyebab …

Keluarga dapat menyebutkan akibat …

2. Sikap Keluarga mampu memutuskan untuk membuat

rencana control selama ….

Keluarga mampu …

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

52

3. Psikomotor Keluarga mengolah makanan …

Keluarga menyajikan makanan …

Keluarga mampu melakukan ….

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat standart adalah:

a) Berfokus pada keluarga, outcomes harus ditujukan kepada

keadaan keluarga.

b) Singkat dan jelas, perawat harus menghindari kata-kata yang

terlalu panjang dan bermakna ganda

c) Dapat diobservasi dan diukur, perawat harus menghindari

penggunaan istilah memahami dan mengerti, karena istilah

tersebut sulit untuk diukur.

d) Realistik, harus disusun disesuaikan dengan sarana dan

prasarana yang tersedia dirumah.

e) Ditentukan oleh perawat dan keluarga

3) Pembuatan rencana keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana

tindakan keperawatan adalah:

a) Sebelum menulis cek sumber informasi data

b) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti

c) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur dan kriteria hasil

sesuai dengan identifikasi masalah

d) Memulai intruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja

e) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah

penghapusan tulisan atau tidak jelasnya tulisan

f) Menggunakan kata kerja

g) Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan

digunakan

h) Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan

i) Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama,

lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang tersedia

j) Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

53

k) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana

yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah kemandirian

sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasikan.

Fokus dari intervensi keperawatan keluarga anatara lain meliputi

kegiatan yang bertujuan :

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:

(1) Memberi informasi yang tepat

(2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan

(3) Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung

upaya kesehatan masalah

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan

keluarga yang tepat, dengan cara:

(1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

(3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit, dengan cara:

(1) Mendemonstrasikan cara perawatan

(2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

(3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana

membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:

(1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan

keluarga

(2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal

mungkin

e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada, dengan cara:

(1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan

keluarga

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

54

(2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada

Rencana tindakan keperawatan keluarga diarahkan untuk

mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga, sehingga

pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

angota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat.

c. Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ada

3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu:

1) Tahap I : Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :

a) Kontrak dengan keluarga

b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

d) Mengidentifikasi aspek-aspek hokum dan etik Kegiatan ini

bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan fisik

dan psikis pada saat implementasi

2) Tahap II : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan

tanggung jawab perawat secara professional adalah :

a) Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai

dengan kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah

dari tenaga kesehatan lainnya. Lingkup tindakan independent

ini adalah:

(1) Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat

keperawatan dan pemeriksaan fisik

(2) Merumuskan diagnosa keperawatan

(3) Mengidentifikasi tindakan keperawatan

(4) Melaksanakan rencana pengukuran

(5) Merujuk kepada tenaga kesehatan lain

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

55

(6) Mengevaluasi respon klien

(7) Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lainnya

Tipe tindakan Independent Keperawatan dapat dikategorikan

menjadi 4 yaitu:

(1) Tindakan diagnostic

(a) Wawancara

(b) Observasi dan pemeriksaan fisik

(c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana dan

membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium

(2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi

masalah klien

(3) Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi

kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien.

(4) Tindakan merujuk

Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya

b) Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan

tenaga kesehatan lainnya.

c) Dependent

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis sesuai dengan

kebutuhan klien.

3) Tahap III : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan

yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan.

d. Evaluasi

Adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatab

keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

bersinambungan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara

operasional dengan tahap sumatif dan formatif

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

56

1) Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format

catatan perkembangan deengan berorientasi kepada masalah yang

dialami oleh keluarga. Format yang dipaka adalah format SOAP

2) Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerakan dengan cara membandingkan antara

tuuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara

keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu

ditinjau kembali, agar dapat data-data, masalah atau rencana yang

perlu dimodifikasi.

Metode yang dipaki dalam evaluasi antara lain :

a) Observasi langsung

b) Wawancara

c) Memeriksa laporanm

d) Latihan stimulasi

Faktor yang perlu dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi :

1) Kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakkit

b) Mengontrol gejala-gejalnya

c) Pengobatan

d) Diit

e) Risiko komplikasi

f) Gejala yang harus dilaporkan

g) Pencengahan

2) Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi langsung yaitu dengan cara observasi

ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal

pada waktu melakukan wawancara

3) Psikomotor

Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakuakn keluarag sesuai

dengan yang diharapkan.

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

57

Penentuan keputusan ada 3 kemungkinan yaitu :

a) Keluarga telah mencapai hasil ditentukan tuuan sehingga

rencana telah dihentikan

b) Keluarga masih dalam proses mecapai hasil yang telah

ditentukan, sehinnga perlu penambahan waktu, resource, dan

intervensi sebelum tujuan berhasil

c) Keluarga tidak dapat mecapai hasil yan g telah ditentukan,

sehingga perlu mengkai ulang masalah, membuat outcome

yang baru, dan intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam

hal ketepatan untuk memcapai tuuan sebelumnya.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

58

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar

nyeri dengan masalah hipertensi pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn. R

yang berada diwilayah RT 007 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan

Kemayoran, asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 22 Maret 2018

sampai dengan 28 Maret 2018, dengan melakukan kunjungan sebanyak 7 kali

pertemuan. Pemenuhan kebutuhan dasar nyeri pada keluarga dilakukan melalui

pendekatan proses keperawatan-keperawatan dengan langkah-langkah sebagai

berikut : pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas diagnosa

keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengumpulan data merupakan lagkah awal pengkajian dalam pengumpulan

data penulis menggunakan teknik wawancara observasi dan pemeriksaan fisik

pada seluruh anggota keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan dari

hasil pengumpulan data pada keluarga diperoleh data sebagai berikut :

Penjajakan I : PENGKAJIAN

1. Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M

b. Jenis Kelamin : L

c. Umur/tanggal lahir : 81 tahun

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : SD

f. Pekerjaan : -

g. Alamat : rt. 07 rw. 02 Kelurahan Utan Panjang

Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

59

h. Komposisi anggota keluarga :

No Nama Umur Gender Agama Hub.dgn

KK

Pendidika

n Pekerjaan

Status

imunisasi

1. Ny. A 56 th P Islam Anak SD IRT

2. Tn. R 53 th L Islam Anak SMA -

3. Ny. S 50 th P Islam Anak SMA Karyawan

4. Tn. R 48 th L Islam Anak SMA -

5. Tn. R 46 th L Islam Anak STM Enginering

i. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal dunia

: Perempuan : Garis Keturunan

- - - - - : Tinggal serumah : Pasien/klien

j. Tipe keluarga

Keluarga Tn. M termasuk keluarga single parents dimana keluarga

tersebut hanya terdiri dari Tn. M seorang ayah dan anak – anaknya.

Istri bapak Tn. M sudah meninggal sejak tahun 2001 karna penyakit

stroke.

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

60

k. Suku

Keluarga Tn. M berasal dari suku sunda, bahasa yang digunakan sehari

– hari adalah bahasa Indonesia. Didalam keluarga tidak ada nilai –

nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan jika ada anggota

keluarga yang sakit. Keluarga Tn. M akan menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggal.

l. Agama

Agama yang dianut oleh seluruh keluarga Tn. M adalah agama Islam,

anggota keluarga rajin menjalankan ibadah sholat wajib 5 waktu, puasa

hanya dibulan ramadhan, sedekah jarang.

m. Status Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga Tn. M sederhana. Tn. M sudah tidak

bekerja dikarenakan faktor usia, anak ke 4 (Tn. R) dari Tn. M yang

tinggal serumah juga sudah tidak bekerja sejak tahun 2012 semenjak

terkena penyakit ini, Tn. M mengandalkan anak ke 3 (Ny. S) sebagai

tulang punggung keluarga. Penghasilan selama sebulan sekitar 2 jt.

Dari penghasilan terebut di keluarkan untuk bayar kontrakan,

kebutuhan sehari – hari, dan biayanya berobat.

n. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga tidak punya kebiasaan rutin untuk rekreasi keluarga.

Keluarga Tn. M melakukan rekreasi dengan jalan – jalan sekitar rumah

dan mengobrol dengan tetangga.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah dengan anak usia lansia.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia lansia adalah.

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Tn. M tinggal bersama anaknya dikarnakan istrinya sudah

meninggal dan tidak ada yang menjaganya

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

61

Tn. M sudah tidak bekerja karna faktor usia, Tn. M hanya

mengandalkan anak ke 3 (Ny. S) sebagai tulang punggung

keluarga, walaupun pendapatan sekarang tidak seberapa tetapi Tn.

M tetap bersyukur

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

Istri Tn. M sudah meninggal sejak tahun 2001 karna penyakit

stroke

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

Istri Tn. M sudah meninggal sejak tahun 2001 karna penyakit

stroke, kegiatan Tn. M saat ini membantu anaknya dalam

membersihkan rumah seperti angkat cucian, menyapu dll.

5) Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi

Anak dan cucunyalah yang memdorong Tn. M tetap semangat

menjalankan kehidupan dengan penuh kasih sayang.

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan

integrasi hidup)

Keluarga Tn. M merasa bersyukur kepada allah swt dan selalu

mendekatkan diri kepada allah swt dalam situasi apapun

b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap

perkembangan

Keluarga Tn. M sudah mampu melakukan tugasnya dengan baik sesuai

dengan tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak

lansia. Tugas yang belum terlaksana yaitu melihat anak ke 4 nya

memperluas keluarga (menikah). Adapun tugas yang sudah terlaksana

yaitu mempertahankan ikatan keluarga antara generasi, menjaga

keitiman hal ini terlihat ketika kunjungan, Tn. M dan Tn. R terlihat

harmonis dan saling membantu.

c. Riwayat keluarga Inti

Tn. M menikah dengan Ny. R atas dasar suka sama suka, tahun 2001

Ny. R meninggal karna penyakit stroke, Tn. M sangat sedih karna

beliau menganggap tidak ada yang menemaninya lagi. Tn. M memiliki

5 anak. Anak pertama bernama Ny. A beliau seoang ibu rumah tangga

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

62

tinggal di daerah pulo gadung dan sudah memiliki 5 anak yang sudah

dewasa, anak yang ke 2 bernama Tn. R tinggal didaerah komplek

sebelumnya bekerja sebagai kenek metro mini namun sekarang sudah

tidak bekerja. Anak ke 3 bernama Ny. S tinggal satu rumah dengan Tn.

M, Ny. S memiliki 2 anak yang sudah dewasa dan sudah menikah, Ny.

S adalah seorang janda karna suaminya meninggal, Ny. S juga sebagai

sumber ekonomi dalam keluarga. Anak ke 4 Tn. R tinggal satu rumah

dengan Tn. M dan Ny. S, dulu Tn. R pernah bekerja sebagai turismen,

semenjak ibu dari Tn. R meninggal tahun 2001 Tn. R memutuskan

untuk berhenti bekerja, lalu Tn. R pernah bekerja sebagai pedagang

kopi bersama Tn. M sampai tahun 2012 memutuskan berhenti dagang

karna mengalami penyakit ini. Anak ke 5 bernama Tn. R sudah

menikah dan memiliki 2 anak

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. M anak ke 4 dari 5 bersaudara, dalam keluarga Tn. M hanya Tn. M

yang memiliki riwayat hipertensi dan hanya Tn. M yang masih hidup.

Ny. R anak pertama dari 3 bersaudara, dalam keluarga Ny. R hanya

Ny. R yang mengalami stroke.

3. Lingkungan

a. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

Rumah keluarga Tn. M sangat sederhana, luas rumah ukuran 7 x 3 m2,

tidak memiliki perkarangan rumah, status kepemilikan rumah adalah

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

63

ngontrak, atap rumah terbuat dari asbes, terdapat ventilasi, cahaya

matahari dapat masuk kerumah pada pagi, siang, dan sore hari

(walaupun sedikit karena jarak antar rumah sangat berdekatan),

penerangan dalam rumah menggunakan cahaya matahari dan listrik,

lantai rumah tersebut terbuat dari kramik, terdapat ruang untuk

beristirahat yang langsung menyambung dengan kamar mandi dan

dapur, kondisi rumah secara keseluruhan dengaan lantai bersih,

perabotan bersih, dan kurang rapi

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga Tn. M bertetangga dengan beberapa keluarga dilingkungan

rumah. Tetangga Tn. M bermacam agama dan suku, meskipun berasal

dari berbagai daerah tetapi mempunyai hubungan yang baik antar

tetangga. Dalam lingkungan rumah Tn. M selalu menerapkan sistem

tolong menolong antar tetangga. Lingkungan rumah keluarga Tn. M

sangat berdekatan dengan tetangganya, tampak kumuh dan berantakan

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. M sudah tinggal dilingkungan kurang lebih 50 tahun

yang lalu

d. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn. M tidak mengikuti perkumpulan apapun dimasyarakat

karena faktor usia yang sudah tidak muda lagi. Jika berinteraksi hanya

sebatas di lingkungan sekitar rumah saja.

e. Sistem pendukung keluarga

Lingkungan tempat tinggal Tn. M memang tidak berdampingan

dengan saudaranya atau anak – anaknya yang sudah menikah, namun

tetangganya sangat baik. Bila keluarga Tn. M ada masalah seperti

keuangan untuk berobat anak – anaknya yang membantu untuk

memenuhi kebutuhan keluarga Tn. M. Terlebih antara jarak rumah dan

puskesmas tidak terlalu jauh sehingga memudahkan keluarga untuk

kontrol jika kondisi keluarga Tn. M terjadi masalah kesehatan.

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

64

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka,

sehingga anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal

kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, bila

ada anggota yang mempunyai masalah mereka selalu terbuka dengan

anggota keluarga lain dan menyelesaikan masalah bersama.

b. Struktur kekuatan keluarga

Pemegang keputusan adalah Ny. S namun sebelum mengambil

keputusan Ny. S meminta pendapat kepada Tn. M dan mendengarkan

dulu masukan dari anggota keluarga yang lain dan mendiskusikannya

terlebih dahulu. Ny. S adalah seorang anak sekaligus pencari nafkah

utama bagi keluarga.

c. Struktur peran

1) Tn. M mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dan

seorang bapak sekaligus kakek yang baik

2) Ny. S mampu menjalankan perannya sebagai anak yang menjaga

dan membantu orang tuanya dalam ekonomi keluarga, sekaligus

menjadi seorang ibu yang baik meskipun dengan segala

keterbatasannya

3) Tn. R mampu membatu merawat orang tuanya, membantu

kakaknya ketika kakanya bekerja.

d. Nilai dan norma budaya

Menurut keluarga Tidak ada nilai atau norma dalam keluarga yang

mempengaruhi penyakit. Tn. M dan Tn. R sakit menganggap sakit

merupakan pemberian dari Allah SWT dan jika ada yang sakit

keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Tn. M

menanamkan kepada anak – anaknya untuk selalu bersyukur,

menghargai orang lain dan bersikap yang sopan.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

65

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga Tn. M harmonis, keluarga Tn. M merasa

nyaman dengan keadaan saat ini walapun dengan sekedarnya. Antara

anggota keluarga saling menyanyangi, menghargai, meghormati dan

tidak memaksakan kehendak

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Tn. M dengan lingkungan sekitarnya berjalan baik,

tidak ada pertengkaran antara tetangga sekitarnya dengan Keluarga Tn.

M

c. Fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga

Keluarga mengatakan jika salah satu keluarga ada yang sakit biasanya

beli obat warung terlebih dahulu jika makin parah baru dibawa

kepuskesmas. Dalam kehidupan sehari – hari keluarga Tn. M untuk

kebutuhan minum dimasak terlebih dahulu dan untuk kebutuhan nutrisi

memasak sendiri dengan cara dipotong terlebih dahulu baru dicuci,

komposisi makanannya : makanan pokok, lauk pauk, dan sayur, kalau

buah dan susu jarang dikonsumsi. Jika Ny. S tidak sempat memasak

biasanya membeli makanan diluar. Dalam penyajian kadang tertutup

dan makan sendiri - sendiri. Pada keluarga Tn. M tidak ada pantangan

makanan yang berkaitan dengan suku tetapi karna keluarga Tn. M

khususnya Tn. M dan Tn. R terkena penyakit hipertensi jadi agak

sedikit dikurangi penggunaan garam. Dalam kebutuhan istirahat tidur

keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn. R tidur di satu tempat yang

sama dan Ny. S memiliki tempat tidur sendiri, keluarga Tn. M tidak

memiliki pola tidur siang, kebiasaan tidur Tn. M dan Tn. R dimalam

hari kurang lebih 8 jam, sedangkang Ny. S 6 jam. Jika Tn. M dan Tn.

R sulit tidur karna gelisah dan nyeri ditengkuk biasanya diolesi minyak

hangat atau dikompres dan minum air putih. Keluarga Tn. M tidak

memiliki kebiasaan untuk rekreasi rutin karna faktor usia, dalam

kebutuhan kebersihan diri keluarga Tn. M memiliki riwayat mandi 2x

sehari, sikat gigi setiap mandi, keramas 2 hari 1x.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

66

6. Stressor Dan Koping

a. Stressor jangka pendek

Stressor jangka pendek yang sedang dialami keluarga Tn. M

khususnya Tn. M mengalami sakit hipertensi dan Tn. R mengalami

sakit hipertensi, DM, dan stroke mengharapkan agar cepat sembuh.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn. R berobat atau kontrol

kembali jika obatnya habis

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga Tn. M menyatakan bila ada masalah selalu dibicarakan

bersama untuk mecari jalan keluarnya

d. Strategi adaptasi disfungsional

Setiap ada masalah dihadapi, diterima, dan menganggap setiap

masalah adala cobaan dari yang maha kuasa

e. Pemeriksaan fisik

Keluhan utama Ny. R : pusing dikepala dan ditengkuk, cepat lelah.

No Pemeriksaan

Fisik

Tn. M Ny. S Tn. R

1 Kepala Simetris, rambut

berwarna putih, tidak

ada ketombe.

Simetris, rambut

berwarna hitam,

tidak ada ketombe

Simetris, rambut

berwarna hitam,

tidak ada ketombe.

2. Leher leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

3. Mata Konjungtiva tidak

terlihat anemis, tidak

Konjungtiva tidak

terlihat anemis, tidak

Konjungtiva tidak

terlihat anemis, tidak

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

67

ada katarak,

penglihatan jelas

ada katarak,

penglihatan jelas

ada katarak,

penglihatan jelas

4. Telinga Simetris, keadaan

bersih, Fungsi

pendengaran baik

Simetris, keadaan

bersih, Fungsi

pendengaran baik

Simetris, keadaan

bersih, Fungsi

pendengaran baik

5. Hidung Simetris, keadaan

bersih, Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

Simetris, keadaan

bersih, Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

Simetris, keadaan

bersih, Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut

lembab, keadaan

bersih, Tidak ada

kelainan

Mukosa mulut

lembab, keadaan

bersih, tidak ada

kelainan

Mukosa mulut

lembab, keadaan

bersih, Tidak ada

kelainan

7. Dada Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-), wheezing

(-).

Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-), wheezing

(-)

Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-), wheezing

(-)

8. Abdomen Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus

35x/mnt, tidak ada

bekas luka operasi

Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus

35x/mnt, tidak ada

bekas luka operasi

Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus

35x/mnt, tidak ada

bekas luka operasi

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

68

9. Ekstermitas

atas dan bawah

Ke dua tangan dan

kaki normal, tidak

ada lesi, tidak ada

bengkak tidak ada

perubahan bentuk

5555 5555

5555 5555

Ke dua tangan dan

kaki normal, tidak

ada lesi, tidak ada

bengkak, tidak ada

bengkak tidak ada

perubahan bentuk

5555 5555

5555 5555

Terdapat perubahan

bentuk pada

pergelangan tangan

tangan

3333 5555

5555 5555

10. TTV TD: 160/110 mmHg,

N : 100x/m,

S : 360C

R: 20x/mnt

TD: 120/70 mmHg

R: 18 x/mnt

N: 84 x/mnt

S: 36.5OC

TD: 120/80 mmHg

R: 18 x/mnt

N: 84 x/mnt

S: 37,2OC

Kesimpulan

dan respon

Keadaan fisik Tn. M

baik, tidak ada

gangguan, tekanan

darahnya tinggi.

Kesimpulannya Tn.

M memiliki penyakit

Hipertensi

Keadaan fisik Ny. S

baik, tidak ada

gangguan.

Kesimpulannya Ny.

S tidak memiliki

penyakit yang serius

Keadaan fisik Tn. R

baik, terdapat

perubahan bentuk

pada pergelangan

tangan kanan,

pergelangan sedikit

kaku dan tidak bisa

digerakan, tekanan

darahnya normal.

Kesimpulannya Tn.

M memiliki penyakit

riwayat stroke

7. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga.

Keluarga Tn. M mengahrapkan agar penyakit yang diderita cepat sembuh

dan tidak kambuh lagi. Keluarga mengharapkan jauh lebih baik lagi.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

69

Pedoman Penjajakan II

Hipertensi

1. Kemampuan keluarga dalam mengenal Masalah kesehatan

Tn. M mengatakan ― Hipertensi adalah darahnya tinggi. Tanda gejala

Hipertensi adalah sering marah – marah, pusing, leher sakit, dan cepat

lelah. Penyebabnya karna kelelahan dan sering makan yang asin – asin.‖

2. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Tn. M mengatakan ―Jika sakit atau pusing yang berlebihan keluarga

membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.‖ Tn. R mengatakan ―kadang

suka minum obat yang dibeli secara bebas‖

3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga

Keluarga Tn. M mengatakan ―Jika Tn. M dan Tn. R sakit atau pusing

perawatan yang dilakukan biasanya hanya istirahat tidur untuk meredakan

atau menghilangkan rasa pusing atau rasa sakit tersebut jika tidak hilang

biasanya minum obat metformin.‖

4. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Tn. M dan Tn. R mengatakan ―Dengan cara merapikan barang – barang

sesuai tepatnya agar terlihat rapi dan dapat menghilangkan stress‖

5. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan

Keluarga Tn. M mengatakan ―Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada dimasyarakat seperti klinik atau puskemas untuk mengatasi

masalah penyakitnya.‖

Stroke

6. Kemampuan keluarga dalam mengenal Masalah

Tn. R mengatakan ―Stroke adalah tubuh terasa kaku terutama pada kaki

dan tangan, tidak berasa apa – apa (baal). Tanda gejala stroke yaitu

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

70

kelemahan pada persendian dan perubahan bentuk pada tubuh.

Penyebabnya karna dari diabetes ada juga karna dari merokok‖

7. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Keluarga Tn. M mengatakan ―saya tidak mengerti jadi saya langsung

membawa Tn. R ke pelayanan kesehatan terdekat‖

8. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga

Keluarga Tn. M mengatakan ―Perawatan yang dilakukan khususnya untuk

Tn. R biasanya hanya memberikan/mengoleskan minyak zaitun untuk

membantu agar tidak lecet dan tidak kaku seperti memijat untuk

meregangkan persendian pergelangan tangan untuk membantu

mempercepat pemulihan.‖

9. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Keluarga Tn. M mengatakan ―Dengan cara membersihkan lantai agar tidak

licin, penerangan yang cukup, lingkungan yang nyaman‖

10. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan

Keluarga Tn. M mengatakan ‖Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada dimasyarakat seperti klinik atau puskemas untuk mengatasi

masalah penyakitnya.‖

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Masalah

Kesehatan

Diagnose

Keperawatan

DS:

- Pasien mengatakan ―pusing,

leher terasa berat lemas, cepat

kelelahan.‖

- Tn. M dan Tn. R mengatakan

―kalau saya (Tn. R) sudah dari

Hipertensi

Ketidakefektifan

manajemen

regiment terapeutik

keluarga Tn. M

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

71

lama kurang lebih 1,5 tahun

tapi saya rajin minum obatnya

kalau bapak (Tn. M) baru 6

bulan menderita penyakit

hipertensi. Karena merasa

sudah sehat bapak (Tn. M)

jarang lagi meminum obatnya

lagi.‖

- Tn. M dan Tn R mengatakan

―jarang berolah raga‖

- Tn. M dan Tn. R mengatakan

―suka mengkonsumsi

makanan yang asin – asin,

gorengan, bersantan‖

- Ny. S mengatakan ―bahwa Tn.

M susah dibilangin suka

ngambil garam sendiri‖

- Tn. M dan Tn. R mengatakan

―hipertensi adalah darah

tinggi, penyebabnya karna

kelelahan, sering makan yang

asin – asin, tanda dan gejala :

sering marah – marah,

tengkuk terasa berat, dan

cepat lelah‖

- Dalam mengambil keputusan

Jika Tn. M dan Tn. R sakit

atau pusing yang berlebihan

keluarga Tn. M mengatakan

―membawanya ke pelayanan

kesehatan terdekat ―

- Keluarga Tn. M mengatakan

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

72

―Jika Tn. M dan Tn. R sakit

atau pusing perawatan yang

dilakukan biasanya hanya

istirahat tidur untuk

meredakan atau

menghilangkan rasa pusing

atau rasa sakit tersebut‖

- Dalam memodifikasi

lingkungan Tn. M dan Tn. R

mengatakan ―Dengan cara

Merapikan barang – barang

sesuai tepatnya agar terlihat

rapi dan dapat menghilangkan

stress‖

- Keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada

dimasyarakat seperti klinik

atau puskemas untuk

mengatasi masalah

penyakitnya.

DO:

- Tn. M tampak lemas.

- TD Tn. M : 160/110mmH, N

: 100x/m, S : 36,50C , R:

20x/m

- TD Tn. R : 120/80 mmHg, R:

18 x/mnt, N: 84 x/mnt, S:

37,2OC

- P : pada saat istirahat

- Q : tertimpah benda berat

- R : leher belakang, dan kepala

- S : 6

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

73

- T : hilang timbul

DS

- Tn. R mengatakan

―mengetahui stroke sejak 1

tahun lalu, ini sudah terapi

yang ke 18x‖

- Tn. R mengatakan ―tinggal

pergelangan tangan kanan

yang masih lemah‖

- Keluarga Tn. M khusunya

Tn. R dalam mengetahui

penyakit Tn. R mengatakan

―kaki dan tangan kaku

semua, tidak berasa apa – apa

(baal) lalu dibawa kerumah

sakit bahwa terkena penyakit

stroke. Penyebab : Tn. R

mengatakan penyebab dari

stroke saya karna dari

diabetes. Ada juga karna dari

merokok dan minum alcohol.

Tanda dan gejala : Tn. R

mengatakan Wajah tidak

simetris dan kelemahan pada

tangan atau kaki‖

- Dalam mengambil keputusan

Keluarga Tn. M mengatakan

―karna saya tidak mengerti

jadi saya langsung membawa

Tn. R ke pelayanan kesehatan

terdekat‖

- Keluarga Tn. M mengatakan

Stroke

Kurang efektifnya

koping keluarga

Tn. M khususnya

merawat Tn. R

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

74

―Perawatan yang dilakukan

khususnya untuk Tn. R

biasanya hanya memberikan /

mengoleskan minyak zaitun

untuk membantu agar tidak

lecet dan tidak kaku‖

- Keluarga Tn. M mengatakan

―Perawatan yang dilakukan

khususnya untuk Tn. R

biasanya hanya

memberikan/mengoleskan

minyak zaitun untuk

membantu agar tidak lecet

dan tidak kaku seperti

memijat untuk meregangkan

persendian pergelangan

tangan untuk membantu

mempercepat pemulihan.‖

- Dalam memodifikasi

lingkungan Keluarga Tn. M

mengatakan ―Dengan cara

membersihkan lantai agar

tidak licin, penerangan yang

cukup, lingkungan yang

nyaman‖

- Keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada

dimasyarakat seperti klinik

atau puskemas untuk

mengatasi masalah

penyakitnya.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

75

DO :

- Tangan tampak kaku

- Tidak dapat digerakan

- Terjadi perubahan bentuk

3333 5555

5555 5555

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Skoring adalah tahapan yang dilalui dalam masing-masing masalah

keperawatan atau diagnosa

Hipertensi

1. Ketidakefektifan manajemen regiment terapeutik keluarga Tn. M

Stroke

2. Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya merawat Tn. R

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana

perawatan keluarga Tn. M terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah

kesehatan sbb :

1. Ketidakefektifan manajemen regiment terapeutik keluarga Tn. M

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah

1. Actual

2. Resiko tinggi

3. Potensial

3

2

1

1

3/3 x 1 = 1

Berdasarkan hasil

pengkajian Tn. M TD :

160/110 mmHg jika tidak

ditangani secara segera akan

berlanjut pada akibat yaitu

pecahnya pembuluh

darah/stroke

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah

1. Tinggi

2. Sedang

2

1

2

2/2 x 2 = 2

Masalah untuk diubah

mudah karena dalam hal ini

keluarga mampu

mengetahui dan mengenal

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

76

3. Rendah 0 hipertensi dengan baik,

keluarga memotivasi untuk

menjaga pola makan, pola

kesehatan dengan runtin

minum obat yang

dianjurkan dan

memeriksakan kesehatannya

dipuskesmas terdekat

3. Potensi untuk

mencegah masalah

1. Mudah

2. Cukup

3. Tidak dapat

3

2

1

2/3 x 1 = 2/3

Masalah hipertensi pada Tn.

M cukup untuk dicegah

karena pola makan yang

suka mengkonsumsi asin

masih bisa dikontrol dengan

cara ditegur/diingatkan dan

jarangnya melakukan

olahraga karna factor usia

4. Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan

dan perlu

penanganan segera

2. Masalah dirasakan,

tidak perlu di

tangani segera

3. Masalah tidak di

rasakan

2

1

0

1

2/2 x 1 = 1

Tn. M dan Tn. R

mengatakan ― masalah

dirasakan jika pusing

langsung istirahat dan

minum obat amlodipine,

jika pusing sudah berhari –

hari langsung dibawa ke

puskesmas terdekat

Total Skor 4 2/3

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

77

2. Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya Tn. R dalam

penyakit stroke

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Sifat masalah

1. Actual

2. Resiko tinggi

3. Potensial

3

2

1

1

3/3 x 1 = 1

Tn. R mengatakan

―pergelangan masih lemah,

sebelumnya tidak bisa jalan

sama sekali‖

Kemungkinan masalah

dapat diubah

1. Tinggi

2. Sedang

3. Rendah

2

1

0

2

2/2 x 2 = 2

Masalah untuk diubah

mudah karena dalam hal ini

keluarga mampu

mengetahui penyebab

pusing tersebut. Keluarga

juga sudah menerima saran

Potensi untuk

mencegah masalah

1. Mudah

2. Cukup

3. Tidak dapat

3

2

1

3/3 x 1 = 1

Pada Tn. R potensial

masalah untuk dicegah

sangat mudah karna Tn. R

memiliki kesadaran yang

baik untuk segera sembuh

dengan mengikuti terapi

yang dianjurkan dan pada

keluarga sudah melakukan

upaya-upaya pencegahan

secara mandiri

Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan

dan perlu

penanganan segera

2. Masalah dirasakan,

tidak perlu di

tangani segera

3. Masalah tidak di

2

1

1

2/2 x 1 = 1

Ketika Tn. R mendapat

serangan stroke pertama

kali, upaya yang dilakukan

keluarga Tn. M khususnya

di bawa ke rumah sakit, dan

setelah membaik Tn. R di

rawat di rumah oleh bapak

dan kakanya dengan baik,

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

78

rasakan 0 seperti membantu

melakukan gerakan ringan

pada seluruh anggota

tubuhnya, dan membuat

tangan kanan dan kaki

kanannya dapat di fungsikan

kembali dan sering control

ke rumah sakit terdekat.

Total Skor 5

Dari hasil skoring diagnosa keperawatan keluarga, maka prioritas diagnosa

keperawatan keluarga sebagai berikut :

Hipertensi

1. Ketidakefektifan manajemen regiment terapeutik keluarga Tn. M

Stroke

2. Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya merawat Tn. R

Tabel diagnosa keperawatan berdasarkan nilai skoring :

No Diagnosa Keperawatan Skor

1. Ketidakefektifan manajemen regiment terapeutik keluarga Tn.

M

4 2/3

2. Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya merawat

Tn. R

5

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

79

C. Rencana Keperawatan

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Tn. M

HIPERTENSI

No.

Diagnose

keperawatan

keluarga

Tujuan Kriteria evaluasi

Rencana intervensi Umum Khusus Kriteria Standart

1. Ketidakefektifan

manajemen

regiment

terapeutik

keluarga Tn. M

Setelah

dilakukan

kunjungan

keperawata

n selama I

minggu

ketidak

efektifan

manajemen

regiment

terapeutik

keluarga

Tn. M

khususnya

Tn. M

dapat

1. Setelah dilakukan

kunjungan selama 1

x 30 menit, Keluarga

dapat mengenal

masalah hipertensi

dengan cara

1.1 Menyebutkan

pengertian

1.2 Menyebutkan

penyebab

hipertensi

Verbal :

Verbal :

a. Pengertian hipertensi :

hipertensi adalah

peningkatan tekanan

dalam pembuluh darah

dimana melewati dalam

batas normal yaitu

120/80 mmHg.

Biasanya tekanan darah

penderita hipertensi

diatas 140/90 mmHg.

b. Penyebab :

- Keturunan

- Kelelahan

- Kurang olah raga

1. Diskusikan bersama keluarga pengertian

Hipertensi dengan menggunakan lembar

bolak balik.

2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang

pengertian hipertensi

3. Berikan pujian atas jawaban yang tepat

1. Diskusikan dengan keluarga tentang

penyebab hipertensi dengan

menggunakan lembar bolak balik

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali penyebab hipertensi

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

80

teratasi

1.3 Menyebutkan

tanda dan gejala

hipertensi

Verbal

- Penyakit tekanan

darah tinggi

- konsumsi garam

berlebihan

c. menyebutkan 3 dari 5

tanda – tanda hipertensi :

- Rasa sakit kepala

- berat ditengkuk

- Mata berkunang –

kunang

- Gelisah sukar tidur

- Keletihan, napas

pendek, terenggah

enggah, sesak napas

3. Beri reinforcement positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

1. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda

– tanda hipertensi

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali tanda – tanda hipertensi

3. Beri reinforcement positif atas usaha yang

dilakukan keluarga

2. Setelah 1 x 30 menit

kujungan keluarga

mampu mengambil

keputusan untuk

merawat anggota

keluarga yang

menderita hipertensi

Verbal d. Menyebutkan 3 dari 5

akibat lanjut dari

hipertensi yang tidak

diobati :

- penyakit jantung

- Serangan otak / stroke

- Penglihatan menurun

1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut

apabila hipertensi tidak diobati dengan

menggunakan lembar balik

2. Motivasi untuk menyebutkan kembali

akibat lanjut dari hipertensi yang tidak

diobati

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

81

dengan cara :

2.1 Menyebutkan

akibat lanjut tidak

diobatinya

hipertensi

- Gangguan gerak dan

keseimbangan

- Kerusakan ginjal

kematian

3. Beri reinforcement positif atas jawaban

keluarga yang tepat

3. Setelah 1 x 30 menit

kunjungan keluarga

mampu merawat

anggota keluarga

dengan hipertensi

dengan cara

3.1 Menyebutkan

cara perawatan

hipertensi

dirumah

Verbal

e. Menyebutkan 3 dari 6

cara perawatan

hipertensi:

- jaga berat badan ideal

- Kurangi konsumsi

garam berlebiham

dalam makanan

seperti ikan asing

- Batasi konsumsi

makanan kolestrol

tinggi, seperti jeroan

- Jangan merokok

- Banyak makan sayur

dan buha

- Batasi minum kopi

1. Diskusikan dengan keluaraga tentang

pencegahan hipertensi

2. Motivasi keluaraga untuk menyebutkan

pencegahan hipertensi

3. Beri reinforcememnt positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

82

3.2 Melakukan tehnik

relaksasi

Psikomoto

r

f. Keluarga dapat

melakukan 2 dari 4 cara

melakukan tehnik

relaksasi

- Napas dalam

- Kompres hangat

- Relaksasi otot

- Teknik progresif

1. Demonstrasikan pada keluarga cara

melakukan tehnik relaksasi

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk

mencoba melakukan tehnik relaksasi

3. Beri reinforcement positif atas usaha

keluarga

4. Pastikan keluarga akan melakukan

tindakan yang diajarkan jika diperlukan

4. Setelah 1 x 30 menit

keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan yang

dapat mencegah

hipertensi:

4.1 Menyebutkan

cara – cara

memodifikasi

lingkungan

Verbal g. Menyebutkan 2 dari 3

cara memodifikasi

lingkungan untuk

mencegah hipertensi :

- Menciptakan

lingkungan yang

tenang

- Pencahayaan yang

cukup

- Ventilasi yang baik

1. Jelaskan lingkungan yang dapat

mencegah hipertensi

2. Motifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

3. Beri reinforcement positif atas jawaban

keluarga

5. Setelah 1 x 30 menit

kunjungan keluarga

mampu

memanfaatkan

Verbal h. Manfaat kunjungan ke

fasilitas kesehatan :

- Mendapatkan

1. Informasikan mengenai pengobatan dan

pendidikankesehatan yang dapat

diperoleh keluarga di balai pengobatan

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

83

pelayanan kesehatan

dengan cara :

5.1 Menyebutkan

kembali manfaat

kunjungan ke

fasilitas

kesehatan

pelayanan kesehatan

pengobatan hipertensi

- Mendapatkan

pendidikan kesehatan

tentang hipertensi

kembali hasil diskusi

3. Beri reinforcement positif atas hasil yang

dicapai keluarga

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

84

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Tn. M KHUSUSNYA Tn. R

STROKE

No.

Diagnose

keperawatan

keluarga

Tujuan Kriteria evaluasi

Rencana intervensi Umum Khusus Kriteria Standart

1. Kurang

efektifnya

koping keluarga

Tn. M

khususnya

merawat Tn. R

Setelah

dilakukan

kunjungan

keperawata

n selama 1

minggu,

tidak

terjadi

1. Setelah dilakukan

kunjungan selama 1

x 30 menit, Keluarga

dapat mengenal

masalah stroke

dengan cara

1.1 Menyebutkan

pengertian

1.2 Menyebutkan

penyebab stroke

Verbal :

Verbal :

a. Pengertian stroke : Stroke

adalah suatu keadaan

yang timbul karena terjadi

gangguan peredaran darah

di otak, yang

menyebabkan terjadinya

kematian jaringan otak

sehingga mengakibatkan

seseorang menderita

kelumpuhan atau bahkan

kematian

b. Dapat menyebutkan 3 dari

7 Penyebab stroke

- hipertensi,

- diabetes

- penyakit jantung

1. Diskusikan bersama keluarga pengertian

stroke dengan menggunakan lembar

bolak balik.

2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang

pengertian hipertensi

3. Berikan pujian atas jawaban yang tepat

1. Diskusikan dengan keluarga tentang

penyebab stroke dengan menggunakan

lembar bolak balik

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali penyebab stroke

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

85

1.3 Menyebutkan

tanda dan gejala

stroke

Verbal

- merokok

- kolesterol tinggi

- kurang olahraga

- alkohol dan narkoba

c. menyebutkan 2 dari 3

Tanda dan gejala stroke

- Wajah tidak simetris

- kelemahan pada

tangan atau kaki

- bicara pelo

3. Beri reinforcement positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

1. Diskusikan dengan keluarga tentang

tanda – tanda stroke

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali tanda – tanda stroke

3. Beri reinforcement positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

2. Setelah 1 x 30 menit

kujungan keluarga

mampu mengambil

keputusan untuk

merawat anggota

keluarga yang

menderita stroke

dengan cara :

2.1 Menyebutkan

akibat lanjut

tidak diobatinya

Verbal d. Menyebutkan akibat

lanjut dari stroke yang

tidak diobati :

- Mengalami

Kelumpuhan

(Kelemahan pada

bagian ekstermitas,

sehingga tidak bisa

berjalan)

- Mengakibatkan

kematian karena

1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut

apabila stroke telah diobati dengan

menggunakan lembar balik

2. Motivasi untuk menyebutkan kembali

akibat lanjut dari stroke yang tidak

diobati

3. Beri reinforcement positif atas jawaban

keluarga yang tepat

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

86

stroke kurangnya suplai darah

keotak yang

diakibatkan adanya

sumbatan pada aliran

darah ke otak

3. Setelah 1 x 30 menit

kunjungan keluarga

mampu merawat

anggota keluarga

dengan stroke

dengan cara

3.1 Dapat

Melakukan

ROM

Psikomot

or

e. Keluarga

mendemonstrasikan

kembali cara melakukan

ROM seperti yang

dicontohkan oleh perawat

:

- Leher : fleksi,

ekstensi, hiperektensi,

rotasi

- Bahu : fleksi,

ekstensi, hiperektensi,

abduksi, adduksi,

rotasi dalam, rotasi

luar, sirkumduksi

- Siku : fleksi, ektensi

- Lengan bawah :

supinasi, pronasi

1. Demonstrasikan pada keluarga cara

melakukan tehnik ROM

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk

mencoba melakukan tehnik ROM

3. Beri reinforcement positif atas usaha

keluarga

4. Pastikan keluarga akan melakukan

tindakan yang diajarkan jika diperlukan

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

87

- Pergelangan tangan :

fleksi, ekstensi,

hiperekstensi,

abduksi, adduksi

- Jari – jari tangan :

fleksi, ekstensi,

hiperektensi, abduksi,

adduksi

- Ibu jari : fleksi,

ekstensi, abduksi,

adduksi, oposisi

- Pinggul : fleksi,

ekstensi,

hiperekstensi,

abduksi, adduksi,

rotasi dalam, rotasi

luar, sirkumduksi

- Lutut : fleksi, ekstensi

- Pegelangan kaki :

dorsifleksi,

plantarfleksi

- Kaki : inverse, eversi

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

88

3.2 Dapat

Menyebutkan

Pencegahan

stroke

Verbal

- Jari – jari kaki :

fleksi, ekstensi,

abduksi, adduksi

f. Menyebutkan 3 dari 8

Pencegahan stroke:

- Menghindari stress

- makan-makanan yang

bergizi

- mengontrol kesehatan

secara rutin

- kontrol gula darah,

mengontrol berat

badan

- kontrol tekanan darah

- minum obat secara

teratur

- rutin berolahraga.

1. Diskusikan dengan keluaraga tentang

pencegahan stroke

2. Motivasi keluaraga untuk menyebutkan

pencegahan stroke

3. Beri reinforcememnt positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

4. Setelah 1 x 30 menit

keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan yang

Verbal g. Menciptakan lingkungan

rumah yang bersih

seperti: menjaga

kebersihan lantai supaya

1. Menjelaskan lingkungan yang dapat

mencegah stroke

2. Memotifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

89

dapat mencegah

stroke:

4.1 Menyebutkan

cara – cara

memodifikasi

lingkungan

tidak kotor dan tidak licin 3. Beri reinforcement positif atas jawaban

keluarga

5. Setelah 1 x 30 menit

kunjungan keluarga

mampu

memanfaatkan

pelayanan kesehatan

dengan cara :

5.1 Menyebutkan

kembali manfaat

kunjungan ke

fasilitas

kesehatan

Verbal h. Manfaat kunjungan ke

fasilitas kesehatan :

- Mendapatkan

pelayanan kesehatan

pengobatan stroke

- Mendapatkan

pendidikan kesehatan

tentang stroke

1. Informasikan mengenai pengobatan dan

pendidikan kesehatan yang dapat

diperoleh keluarga di balai pengobatan

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali hasil diskusi

3. Beri reinforcement positif atas hasil yang

dicapai keluarga

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

90

D. Implementasi Keperawatan Keluarga

Setelah menyusun perencanaan, langkah berikutnya adalah melaksanakan rencana tindakan

bersama keluarga, adapun tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk tabel antara lain :

Hipertensi

No. Hari/tgl/jam Dx Tindakan keperawatan Paraf

1.

Kamis

22 maret 18

09.00

1.1 a. Menggali pengetahuan keluarga tentang

Hipertensi

Ds : Tn. M mengatakan ―Hipertensi adalah

darahnya tinggi. Tanda gejala Hipertensi

adalah sering marah – marah, pusing, leher

sakit, dan cepat lelah. Penyebabnya karna

kelelahan dan sering makan yang asin –

asin.‖

Do : Tn. M tampak terbata – bata saat

menjawab

b. Memberi motivasi keluarga untuk

mengemukakan pendapatnya tentang

Hipertensi

Ds: Tn. M mengatakan ‖bingung

mengungkapkannya‖

Do: Tn. M tampak mendengarkan

c. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai

pengertian penyebab dan tanda gejala

Hipertensi

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―setuju‖

Do : keluarga Tn. M tampak memperhatikan

dan mendengarkan

d. Menanyakan kembali pada keluarga tentang

pengertian, penyebab dan tanda gejala

hipertensi

Ds : Tn. M mengatkan ― hipertensi adalah

Ridha

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

91

peningkatan tekanan dalam pembuluh darah

dimana melewati dalam batas normal yaitu

120/80 mmHg. Biasanya tekanan darah

penderita hipertensi diatas 140/90 mmHg,

disebabkan karna gaya hidup yang tidak

sehat, merokok, minum alcohol, kurang

olahraga, kegemukan, dan stress. Tanda dan

gejala yaitu rasa sakit dikepala, tengkuk

terasa berat, mata berkunang – kunang,

gelisah, sukar tidur, dan kelelahan.‖

Do : Tn. M tampak lebih lancar menjawab

daripada sbelumnya

e. Memberikan reinforcement positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

1.2 a. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut dari

hipertensi

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―saya baru

tahu akibat tersebut‖

Do : keluarga tampak memperhatikan dan

mendengarkan dengan baik

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali akibat lanjut dari hipertensi yang

tidak diobati

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―dapat

mengakibatkan penyakit jantung, Serangan

otak / stroke, Penglihatan menurun dan

kematian‖

Ridha

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

92

Do : Tn. M tampak senang dapat mengulang

kembali

c. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

2.

Senin

26 maret 18

10.00

1.3 a. Mendiskusikan dengan keluaraga tentang

pencegahan hipertensi

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―setuju‖

Do : keluarga Tn. M tampak memperhatikan

dan mendengarkan

b. Memotivasi keluaraga untuk menyebutkan

kembali pencegahan hipertensi

Ds : Tn. M mengatakan ―jaga berat badan

ideal, Kurangi konsumsi garam berlebiham

dalam makanan seperti ikan asing, Jangan

merokok, Banyak makan sayur dan buha,

Batasi minum kopi‖

Do : Tn. M tampak senang dan bersemangat

c. Mendemonstrasikan pada keluarga cara

melakukan tehnik relaksasi

Ds : -

Do: keluarga Tn. M tampak memperhatikan

d. Memberikan kesempatan pada keluarga

untuk mencoba melakukan tehnik relaksasi

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―mau

mencoba teknik relaksasi tersebut‖

Do : Keluarga Tn. M melakukan teknik

relaksasi

Ridha

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

93

3.

Rabu

28 maret 18

09.00

1.4 a. Menjelaskan lingkungan yang dapat

mencegah hipertensi

Ds : -

Do : keluarga Tn. M tampak memperhatikan

dengan serius

b. Memotifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Ds : Tn. M mengatakan ―Menciptakan

lingkungan yang tenang, Pencahayaan yang

cukup dan Ventilasi yang baik‖

Do : Tn. M tampak lancer menjawab

c. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

Ridha

1.5 a. Menginformasikan mengenai pengobatan

dan pendidikan kesehatan yang dapat

diperoleh keluarga di balai pengobatan

Ds : -

Do : keluarga Tn. M tampak memperhatikan

dengan serius

b. Memotifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Ds : Tn. M mengatakan ―Mendapatkan

pelayanan kesehatan pengobatan hipertensi

dan Mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang hipertensi‖

Do : Tn. M tampak lancer menjawab

c. Memberikan reinforcement positif atas

Ridha

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

94

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. M mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

Stroke

No. Hari/tgl/jam Dx Tindakan keperawatan Paraf

1.

Kamis

22 maret 18

09.00

2.1 a. Menggali pengetahuan keluarga tentang

Stroke

Ds : Tn. R mengatakan ―Stroke adalah tubuh

terasa kaku terutama pada kaki dan tangan,

tidak berasa apa – apa (baal). Tanda gejala

stroke yaitu kelemahan pada persendian dan

perubahan bentuk pada tubuh. Penyebabnya

karna dari diabetes ada juga karna dari

merokok‖

Do : Tn. R tampak terbata – bata saat

menjawab

b. Memberi motivasi keluarga untuk

mengemukakan pendapatnya tentang Stroke

Ds: Tn. R mengatakan ‖bingung

mengungkapkannya‖

Do: Tn. R tampak mendengarkan

c. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai

pengertian penyebab dan tanda gejala stroke

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―setuju‖

Do : keluarga Tn. R tampak memperhatikan

dan mendengarkan

d. Menanyakan kembali pada keluarga tentang

pengertian, penyebab dan tanda gejala stroke

Ridha

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

95

Ds : Tn. R mengatakan ―Stroke adalah suatu

keadaan yang timbul karena terjadi gangguan

peredaran darah di otak, yang menyebabkan

terjadinya kematian jaringan otak sehingga

mengakibatkan seseorang menderita

kelumpuhan atau bahkan kematian,

penyebabnya bisa dari hipertensi, diabetes,

penyakit jantung, merokok, kurang olahraga.

Tanda gejala nya yaitu Wajah tidak simetris,

kelemahan pada tangan atau kaki dan bicara

pelo‖

Do : Tn. R tampak lebih lancar menjawab

daripada sbelumnya

e. Memberikan reinforcement positif atas usaha

yang dilakukan keluarga

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

2.2 a. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut dari

stroke

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―saya baru

tahu akibat tersebut‖

Do : keluarga tampak memperhatikan dan

mendengarkan dengan baik

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali akibat lanjut dari stroke yang tidak

diobati

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―Mengalami

Kelumpuhan (Kelemahan pada bagian

ekstermitas, sehingga tidak bisa berjalan),

Ridha

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

96

Mengakibatkan kematian karena kurangnya

suplai darah keotak yang diakibatkan adanya

sumbatan pada aliran darah ke otak‖

Do : Tn. R tampak lancer saat menjawab

c. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

2.

Senin

26 maret 18

10.00

2.3 a. Mendiskusikan dengan keluaraga tentang

pencegahan stroke

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―setuju‖

Do : keluarga Tn. R tampak memperhatikan

dan mendengarkan

b. Memotivasi keluaraga untuk menyebutkan

kembali pencegahan stroke

Ds : Tn. R mengatakan ―Menghindari stress,

makan-makanan yang bergizi, mengontrol

kesehatan secara rutin, kontrol tekanan darah,

minum obat secara teratur dan rutin

berolahraga‖

Do : Tn. R tampak lancer saat menjawab

c. Mendemonstrasikan pada keluarga cara

melakukan tehnik ROM

Ds : -

Do : Tn. R tampak memperhatikan

d. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk

mencoba melakukan tehnikROM

Ds : Tn. R mengatakan ―mau mencoba teknik

relaksasi tersebut‖

Ridha

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

97

Do : Tn. R melakukan teknik relaksasi dan

dibantu oleh keluarga

3.

Rabu

28 maret 18

09.00

2.4 a. Menjelaskan lingkungan yang dapat

mencegah Stroke

Ds : -

Do : Tn. R tampak memperhatikan dengan

serius

b. Memotifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Ds : Tn. R mengatakan ―menjaga kebersihan

lantai supaya tidak kotor dan tidak licin‖

Do : Tn. R tampak lancer menjawab

c. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

Ridha

2.5 a. Menginformasikan mengenai pengobatan

dan pendidikan kesehatan yang dapat

diperoleh keluarga di balai pengobatan

Ds : -

Do : Tn. R tampak memperhatikan dengan

serius

b. Memotifasi keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Ds : Tn. R mengatakan ―Mendapatkan

pelayanan kesehatan pengobatan hipertensi

dan Mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang hipertensi‖

Do : Tn. R tampak lancer menjawab

Ridha

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

98

c. Memberikan reinforcement positif atas

jawaban keluarga yang tepat

Ds : keluarga Tn. R mengatakan ―terima

kasih‖

Do : keluarga tampak senang

E. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria hasil dan standar yang telah di tetapkan untuk melihat keberhasilan.

Evaluasi disusun dengan menggunakan pedoman SOAP dengan uraian tabel dibawah ini:

Hipertensi

No. Hari/tgl/jam Dx Evaluasi (SOAP) Paraf

1. Rabu

28 maret 18

09.00

1 S:

Tn. M mengatakan ―mau menjaga

kesehatannya secara mandiri‖

Tn. M mengatakan ―akan minum obat

secara rutin‖

Tn. M mengatakan ―akan rutin

memeriksakan kesehatannya di

puskesmas terdekat‖

Tn. M dan Tn. R mengatakan ―sudah

tidak pusing‖

O:

Keluarga Tn. M tampak kooperatif

dan memperhatikan

Tn. M mampu memperagakan cara

pembuatan obat tradisional untuk

mengurangi penyakit hipertensi

Keluarga Tn. M tampak serius dan

Ridha

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

99

memeperhatikan apa yang

disampaikan oleh perawat.

Keluarga tampak antusias dalam

memodifikasi lingkungan dan perawat

ikut membantu bersama keluarga

dalam memodifikasi lingkungan

dengan jalan sehat dihalam rumah

Keluarga Tn. M tampak kooperatif

dan menikuti anjuran perawat.

Tn. M dan Tn. R tampak sehat

TD Tn. M : 130/90mmH, N : 100x/m,

S : 36,50C , R: 20x/m

Skala : 1

T : -

A: Masalah Teratasi

P: Memotivasi kepada keluarga Tn.M

khususnya Tn. M agar selalu menjaga

pola kesehatan dan mempertahankan

pengetahuan tentang hipertensi

Melakukan teknik relaksasi Progresif.

S: Tn. M mengatakan ―saya mengerti dan

akan memperaktekkannya setiap hari bila

pekerjaan rumah sudah selesai dan ad

waktu senggang.‖

O: Tn. M tampak mengerti, kooperatif,

antusias, dan mampu mengulang gerakan

sesuai dengan tahapan yang telah perawat

ajarkan.

A: Masalah Teratasi

P: memotivasi agar selalu mempraktekan

Ridha

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

100

teknik relaksasi progresif agar sendi dan

otot rilaks

Stroke

No. Hari/tgl/jam Dx Tindakan keperawatan Paraf

1. Rabu

28 maret 18

09.00

1 Mengkaji ulang tingkat pengetahuan

keluarga tentang stroke

S :

Tn. R mengatakan ―Stroke adalah

suatu keadaan yang timbul karena

terjadi gangguan peredaran darah di

otak, yang menyebabkan terjadinya

kematian jaringan otak sehingga

mengakibatkan seseorang menderita

kelumpuhan atau bahkan kematian,

penyebabnya bisa dari hipertensi,

diabetes, penyakit jantung, merokok,

kurang olahraga. Tanda gejala nya

yaitu Wajah tidak simetris, kelemahan

pada tangan atau kaki dan bicara pelo‖

Tn. R mengatakan ―mengerti

bagaimana caranya menciptakan

lingkungan untuk mencegah dan

mengurangi terjadinya penyakit stroke

seperti menciptakan lingkungan yang

tenang, pencahayaan yang cukup,

lantai yang bersih dan tidak licin‖

O :

TD Tn. R : 120/80 mmHg

R: 18 x/mnt

Ridha

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

101

N: 84 x/mnt

S: 37,2OC

Tn. R tampak kooperatif

keluarga Tn. M khususnya Tn. R

sangat antusias saat diberikan

penjelasan tentang penyakit stroke

A : masalah teratasi

P : memotivasi kepada keluarga Tn. M

khususnya Tn. R agar tetap

mempertahankan pengetahuan yang ada

Melakukan teknik ROM

S: Tn. R mengatakan ―saya mengerti dan

akan memperaktekkannya setiap hari bila

pekerjaan rumah sudah selesai dan ada

waktu senggang‖

O: Tn. R tampak mengerti, kooperatif,

antusias, dan mampu mengulang gerakan

sesuai dengan tahapan yang telah perawat

ajarkan.

A: Masalah Teratasi

P: Memotivasi keluarga Tn. M khususnya

Tn. R agar tetap melakukan teknik ROM

Ridha

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

102

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis dengan laporan kasus

penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba membandingkan antara tinjauan teoritis dan

laporan kasus tentang pemenuhan kebutuhan dasar pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M

dengan Hipertensi di RT 007/RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, dengan

mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis, dalam pengkajian penulis

melakukan pengumpulan data. Data diperoleh dengan menggunakan format pengkaijan dan

teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan keluarga, observasi dan

pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan saling

percaya, keluarga Tn. M dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak

ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga Tn. M bersikap kooperatif dalam menjawab

semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga mempermudah mendapatkan

informasi. Selain karena faktor keluarga yang kooperatif, penulis terbantu dengan adanya

format pengkajian sehingga dapat mengumpulkan data secara lengkap sesuai yang

dibutuhkan.

Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut bahwa tipe Tn.M adalah single parent

family. Pada tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori, dimana didalam teori menurut

Friedman, Bowden, & Jones (2003) dijelaskan bahwa keluarga yang terdiri dari satu orang

tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian,

atau karna ditinggalkan.

Tahap perkembangan keluarga Tn. M saat ini adalah tahap perlkembangan keluarga anak

usia lansia karna aak pertama Tn. M berusia 56 tahun. Keluarga Tn. M sudah melakukan

tugasnya sesuai dengan teori. Pada tahap perkembangan keluarga lansia yaitu :

Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan : Tn. M tinggal bersama anaknya

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

103

dikarnakan istrinya sudah meninggal dan tidak ada yang menjaganya, Menyesuaikan

terhadap pendapatan yang menurun : Tn. M sudah tidak bekerja karna faktor usia dan

mengandalkan anak ke 3 (Ny. S) sebagai tulang punggung keluarga, Mempertahankan

hubungan perkawinan, Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan : istri Tn M sudah

meninggal sejak tahun 2001 karna sakit stroke, Mempertahankan ikatan keluarga antara

generasi : hubungan Tn M dengan anak dan cucunya baik, Meneruskan untuk memahami

eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup). Dalam tahap perkembangan ini terdapat

kesenjangan dengan kasus dilapangan, dimana tugas perkembagan pada tahap perkembangan

keluarga lansia terdapat tugas yang belum terpenuhi yaitu melihat anak ke 4 belum

memperluas keluarga (menikah) dikarenakan malu sudah tidak memiliki pekerjaan dan

penyakit yang diderita.

Peran keluarga pada keluarga Tn. M telah sesuai, dimana masing – masing anggota keluarga

memiliki peran yang berbeda, terutama Tn.M sebagai kepala keluarga tetapi Tn. M sudah

tidak bekerja karna faktor usia, Ny. S anak ke 3 sebagai yang membantu ayahnya (Tn. M)

menjadi tulang punggung keluarga, Tn. R anak ke 4 sebagai yang membantu dalam

mengurusi rumah

Fungsi perawatan keluarga di dalam keluarga Tn. M terdapat dengan teori dikarenakan Tn.

M dalam memasak makanan selalu menyediakan sendrii tetapi tidak dipisahkan makanan

bagi yang menderita sakit dengan anggota keluarga yang sehat

Status lingkungan mulai dari karakteristik, rumah yang ditempati keluarga Tn. M adalah

ngontrak. Rumah yang ditempati keluarga Tn. M berjenis petak dan permanent dengan

ukuran bangunan 7 m² x 3 m² tanpa pekarangan, Atap rumah terbuat dari asbes, terdapat

ventilasi, cahaya matahari dapat masuk kerumah pada pagi, siang, dan sore hari (walaupun

sedikit karena jarak antar rumah sangat berdekatan), penerangan dalam rumah menggunakan

cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari kramik, terdapat ruang untuk

beristirahat yang langsung menyambung dengan kamar mandi dan dapur, kondisi rumah

secara keseluruhan dengaan lantai bersih, dan perabotan bersih.

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

104

Dari hasil pengkajian didapatkan data penyebab dari hipertensi yaitu Genetik, usia,

ras/budaya, stress, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, lingkungan, gaya

hidup, dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di tengkuk dan leher, pusing, sukar tidur,

gelisah, mata berkunang – kunang, dan marah - marah. Sedangkan penyebab yang ditemukan

pada Tn. M adalah pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik karna factor usia. Tn. M di

diagnosa hipertensi sejak 6 bulan yang lalu dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di

tengkuk dan leher, data sering pusing, leher terasa kaku, dan lemas.

Keluarga Tn. M memiliki kesenjagan pada tugas keluarga dalam bidang kesehatan antara

kasus dan teori, dimana dalam teori menurut Friedman tugas keluarga dalam bidang

kesehatan yang harus dilakukan dibagi 5 yaitu : mengenal masalah kesehatan setiap

anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga,

memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn.

R tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit karena mereka tidak dapat merawat

satu sama lain disebabkan sudah faktor usia dan anggota keluarga yang lain khususnya Ny. S

sibuk bekerja.

Pada tinjauan teoritis menurut Abraham Maslow terdapat kebutuhan dasar manusia yaitu,

fisiologis (oksigen, cairan (minum), nutrisi (makan), keseimbangan suhu tubuh, eliminasi,

istirahat tidur, serta kebutuhan seksual) rasa aman nyaman, kebutuhan rasa dicintai, harga

diri, kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan pada kasus Tn. M dari kebutuhan fisiologisnya

tidak ditemukan gangguan pada Tn. M karena pernafasan Tn. M masih dalam batas normal.

Saat eliminasi Bak dan BAB lancar, saat makan dan minum tidak ada masalah.

Kebutuhan dasar yang terganggu menurut teori maslow yang ada pada kasus Tn. M adalah

kebutuhan rasa aman nyaman : nyeri, hal ini terjadi klien mengatakan sering merasakan sakit

kepala, sering pusing, merasa lemas dan lesu. pada konsep teori hipertensi, hipertensi yang

terjadi pada Tn. M terjadi karena faktor pola hidup yang sering mengkonsumsi makanan asin

yang mempengaruhi seperti adanya penyumbatan pada diding pembuluh darah, katup jantung

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

105

menjadi tebal dan kaku, sehingga kemampuan jantung memompa darah menurun, sehingga

elastisistas pada pembuluh darah hilang dan terjadi trombosisme pembuluh darah perifer.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan NANDA NIC NOC (2015), diagnose yang muncul terbagi menjadi 3 yaitu :

Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan) adalah Masalah ini memberikan gambaran

berupa tanda dan gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi seperti Penurunan

curah jantung, Nyeri akut, Kelebihan volume cairan, Intoleransi aktivitas, Ketidakefektifan

koping dan Ansietas. Resiko (ancaman kesehatan) adalah Masalah ini sudah ditunjang

dengan data yang akan mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera

ditangani seperti : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak, Resiko cidera, Resiko

penurunan curah jantung, Resiko kelebihan volume cairan dan elektrolit. Pontensial/sejahtera

adalah status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat lebih optimal seperti :

Pontesial peningkatan pemeliharaan kesehatan, Pontensial meningkat proses keluarga,

Potensial peningkatan koping keluarga, Resiko terhadap tindakan kekerasan.

Sedangkan pada kasus penulis memiliki kesenjangan dalam memunculkan diagnose actual

dengan hipertensi yaitu : Ketidakefektifan manajemen regiment terapeutik keluarga Tn. M

karna Tn. M sudah mengetahui tentang penyakitnya dan obatnya tetapi jarang untuk minum

obat secara rutin. Pada kasus pasca stroke penulis memunculkan diagnose actual yaitu

Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya merawat Tn. R, Penulis mengangkat

diagnosa aktual karena Tn. M dan Tn. R mengalami masalah yang nyata, hal tersebut dapat

dilihat dari keluhan keluarga yang mengatakan bahwa Tn. M sudah pernah berobat tetapi

tidak rutin dalam meminum obat, sehingga tidak perlu mengangkat diagnosa keperawatan

resiko. Sementara diagnosa potensial tidak ditegakan karena saat ini keluarga belum dapat

memenuhi kebutuhan kesehatan dan belum mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan untuk ditingkatkan

C. Perencanaan Keperawatan

Rencana tindakkan keperawatan keluarga diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan

tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

106

anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Perencanaan adalah bagian dari

fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan

perawatan (jangka panjang/ pendek), penempatan standart dan kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi, 2008).

Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada tinjauan teoritis

yaitu diawali dengan menyusun penepatan tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana

tindakan yang akan dilakukan pada semua diagnose yang muncul.

Pada kasus ini untuk menetapkan tujuan dapat disusun sesuai dengan tujuan yaitu tujuan

jangka pendek yang ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang

dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan, sedagkan jangka panjang

sifatnya menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri

dan dengan waktu yang ditentukan.

Pada penetapan kriteria dan stadar berdasarakan pengetahuan seperti keluarga mampu

mengenal pengertian, keluarga dapat mengetahui akibat lanjut, keluarga mampu melakukan

pemeriksaan kesehatan sendiri, lalu sikap yang harus dimiliki seperti keluarga mampu

memutuskan untuk membuat pemeriksaan kesehatan terdekat, keluarga mampu mengatasi

masalah penyakitnya, kemudian dari segi psikimotorik seperti keluarga mampu menyediakan

jenis makanan untuk kesehatannya, mengolah makan dan melakukan pengukuran

pemeriksaan kesehatannya

Penulis melakukan rencana tindakan kepasien sesuai dengan TUK 1-5 mulai dari mengenal

masalah seperti pengertian, tanda dan gejala, mengambil keputusan seperti akibat lanjut dan

cara perawatan, kemudian melakukan kegiatan psikomotorik seperti teknik relaksasi

progresif, memodifikasi lingkungan yang sehat seperti lantai tidak licin, keadaan rumah yang

bersih dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas atau dokter.

Tidak terdapat kesenjangan antara rencana tindakan keperawatan keluarga pada kasus

maupun teori, dimana penulis melibatkan keluarga dalam penyusunan rencana keperawatan

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

107

keluarga dan dapat diterima oleh keluarga. Selain itu penulis merencanakan untuk melakukan

penyuluhan disetiap masalah pada keluarga untuk mencegah resiko terjadinya masalah

dengan tindakan promotif seperti penyuluhan kesehatan.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2008). Pada tahap pelaksanaan ini,

penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan atau

ditentukan. pelaksanaan dilakukan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi pasien dan

sarana yang tersedia. Pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis.

Alat yang mendukung dalam melaksanakan tindakan keperawatan disediakan oleh penulis

untuk memberikan asuhan keperawatan untuk pelaksanan teknik relaksasi otot progresif, dan

penkes sendiri juga dilakukan oleh penulis sebagai mahasiswa perawat. Perawat bersama

keluarga memberikan motivasi dan dukungan untuk kesembuhan Tn. M dengan memberikan

semangat dan saling mengingatkan untuk menjaga pola kesehatan ataupun pola makan,

keluarga Tn. M khususnya Tn. M mengatakan akan menjaga kesehatan dan memeriksakan

kesehatan dipuskemas terdekat.

Dalam kasus ini penulis melaksanakan tidakan sesuai dengan tuk 1-5 tentang hipertensi

mulai dari pengertian, tanda dan gejala, akibat dan cara perawatan hipertensi. kemudian

melakukan kegiatan psikomotorik berupa teknik relaksasi otot progresif, memodifikasi

lingkungan dengan jalan sehat dan menjaga pola kebersihan dirumah, dan memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas atau klinik. pada diagnosa kedua yaitu kurang

efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya merawat Tn. R yang sakit pasca stroke. penulis

bersama keluarga merencanakan untuk melakukan tuk 1-5 tentang stroke mulai dari

pengertian, tanda dan gejala, akibat lanjut. kemudian memodifikasi lingkungan dengan baik

yaitu lingkungan bersih, lantai tidak licin, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

seperti puskesmas dan dokter.

Dalam pelaksanaan keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus,

namun saat pelaksanaan tindakan keperawatan mengalami sedikit hambatan dikarenakan

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

108

setiap melakukan tindakan tidak semua anggota keluarga Tn. M hadir. Namun penulis

memberikan saran kepada anggota keluarga Tn. M yang hadir agar dapat memberitahu

kepada anggota keluarga yang tidak hadir. Selain itu penulis juga memberikan leaflet untuk

bisa dibaca dan dipelajari oleh seluruh anggota keluarga Tn. M.

E. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan. Tahap kelima

ini dimana dilakukan pengukuran keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang

telah dilakukan oleh penulis dari tanggal 22 – 28 Maret 2018. Adapun dalam evaluasi

menulis menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning).

Dalam membuat evaluasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus. Karena pada

tinjauan kasus, penulis telah membuat evaluasi proses setiap hari (evaluasi formatif) setelah

melakukan tindakan. Kemudian setelah waktu 3 x 24 jam yang telah ditentukan saat

membuat perencanaan melakukan asuhan keperawatan, penulis membuat evaluasi akhir

berupa SOAP (evaluasi sumatif). Adapun hasil dari evaluasi tersebut adalah dua diagnose

yang teratasi. Seperti : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung pada keluarga Tn. M

khususnya Tn. M. Diagnosa ini dapat teratasi selama 3 hari, karena klien mengatakan sudah

tidak pusing, TD 130/90mmHg dan Kurang efektifnya koping keluarga Tn. M khususnya

merawat Tn. R yang sakit pasca stroke. Diagnosa ini dapat teratasi selama 3 hari, karena

klien mengatakan sudah jauh lebih baik, klien mampu menggerakan pergelangan tangannya

fleksi dan ekstensi (ke atas dan kebawa).

Tindak lanjut dari penulis menyarankan kepada keluarga Tn. M khususnya Tn. M dan Tn. R

selalu menjaga kesehatan pada seluruh anggota keluarga serta melakukan teknik relaksasi

otot progesif serta memodifikasi lingkuangan yang bersih, mejaga pola makan dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesma ataupun dokter.

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah membahas mengenai laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dengan masalah

hipertensi, dimana penulis melakukan perbandingan antara teori dengan kasus dilapangan,

kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian pada keluarga Tn. M dengan masalah Hipertensi dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik sehingga didapatkan keluhan yang sedang

dirasakan. Tn. M mengatakan ―pusing, leher terasa berat, lemas dan cepat kelelahan‖.

Pengkajian pada keluarga Tn. M khususnya Tn. R dengan masalah pasca stroke

didapatkan keluhan ―stroke sejak 1 tahun lalu, ini sudah terapi yang ke 18x, tinggal

pergelangan tangan kanan yang masih lemah‖

2. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Ketidakefektifan manajemen

regiment terapeutik keluarga Tn. M dengan Hipertensi dan Kurang efektifnya koping

keluarga Tn. M khususnya merawat Tn. R dengan pasca stroke

3. Perencanaan tindakan keperawatan disusun bersama keluarga yaitu memberikan

penyuluhan tentang hipertensi, perencanaan menggunakan skoring dan sesuai dengan

teori. Penulis juga berdasarkan dengan TUK 1-5 dengan megetahui pegertian, tanda dan

gejala, akibat. Penulis juga mengajarkan teknik relaksasi otot progresif sesuai degan

recana yang tersedia dan sesuai masalah yag ada.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi. pada tahap ini penulis

melakukan pelaksanaan pada 2 diagnosa yang muncul, yaitu mengkaji ulang tingkat

pengetahuan keluarga, mendiskusikan tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala

peyakit, akibat lanjut, memodifikasi lingkungan yang baik dan memanfaatkan fasilitas

kesehatan yag ada seperti puskesmas ataupun dokter.

5. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan SOAP yang dilakukan selama 3 hari sampai tanggal

28 Maret 2018. Evaluasi yang diperoleh adalah masalah teratasi. Tindak lanjut dari

penulis menyarankan kepada keluarga Tn. M selalu menjaga kesehatan pada seluruh

anggota keluarga serta memotivasi keluarga agar merawat anggota keluarga yang sakit,

memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

110

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga yang tertara

diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk memperbaiki serta

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatanpada keluarga dengan hipertensi :

1. Intitusi Pendidikan

Diharapkan dapat melengkapi buku sebagai referensi yang berkaitan dengan Konsep

penyakit HIPERTENSI, asuhan keperawatan keluarga dengan masalah HIPERTENSI,

sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah

2. Profesi perawat

Diharapkan dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya perawat setelah melakukan

penyuluhan ataupun tindakan lainnya memberikan leaflet atau bacaan tertulis sehingga

bisa dibaca kembali oleh keluarga serta dapat bermanfaat untuk keluarga yang tidak hadir

saat dilakukan tindakan.

3. Petugas puskesmas

diharapkan mampu melakukan kunjungan rutin secara terjadwal untuk meningkatkan

derajat kesehatan keluarga di wilayah Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran

khususnya di RW 002 terutama pada penyakit hipertensi memberikan pendidikan

kesehatan terutama dalam melakukan modifikasi lingkungan di wilayah Utan panjang

karena berdasarkan data dan hasil kajian yang dilakukan oleh mahasiswa yang praktek di

wilayah Utan Panjang khususnya di RW 002 menunjukkan angka kejadian yang cukup

tinggi dari penyakit-penyakit lain yang ada di RW 002.

4. Keluarga

Diharapakan mampu menjaga kesehatan dengan baik, mejaga pola makan dan selalu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, motivasi untuk keluarga Tn. M

khususnya Tn. M dan Tn. R agar selalu tetap sehat dan saling merawat anggota keluarga

yang sakit.

5. Bagi penulis

Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga secara teori maupun mandiri dari

penulis mampu menyusun strategi agar data tentang keluarga dapat terkumpul sesuai

teori serta mampu meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan karena pada

bab sebelumnya masih terdapat masalah yang belum teratasi.

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

111

DAFTAR PUSTAKA

Hemawati dan Sartika, W. jurnal kesehatan masyarakat : terkontrolnya tekanan darah penderita

hipertensi berdasarkan pola diet dan kebiasaan olahrag dipadang tahun 2011. September

2013 – maret 2014, vol. 8, no. 1

Kemenkes RI. (2012). Masalah Hipertensi Di Indonesia. Diakses pada tanggal 14 maret 2018

jam 11:05 WIB Jakarta : http://www.depkes.go.id/article/view/1909/masalah-hipertensi-di-

indonesia.html.

Kemenkes RI. (2014). Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (INFODATIN)

HIPERTENSI. Diakses pada tanggal 13 Februari 2018 jam 12:05 WIB. Jakarta :

www.depkes.go.id / file://F:bahan%20kti/infodatin-hipertensi.pdf.

Laporan nasional riskesdas. (2007). Prevelensi Hipertensi. Diakses pada tanggal 4 Mei 2018 jam

19:20 WIB. file:///F:/bahan%20kti/laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdf.

Laporan nasional riskesdas. (2013). Prevelensi Hipertensi. diakses pada tanggal 13 Februari

2018 jam 12:08 WIB. file:///F:/bahan%20kti/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

LeMone, Priscilla dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC.

Potter, P dan Perry , A. (2010). Fundamental Of Nurshing Buku 3 Edisi 7. Singapore : Elsevier.

Purnama, Basuri T dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus+.

Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiati, Siti dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke 6 Jilid II. Jakarta : Interna

Publishing.

Smeltzer, Susan C. (2013). Keperawatan Medical Bedah (Handbook For Brunner & Syddarth’s

Textbook Of Medical-Surgical Nursing) Edisi 12. Jakarta : EGC.

Susanto, Tantut. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Aplikasi Pada Praktik Asuhan

Keperawatan Keluarga. Jakarta : TIM.

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

112

Daftar Riwayat Hidup

I. Riwayat Diri

Nama Lengkap : Ridha Azkia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 2 Februari 1998

Agama : Islam

No HP : 082113988156

E-mail : [email protected]

Alamat : Jl. Mindi Blok O Gg. 3 No. 1 Rt.004 Rw.06 Kec. Koja

Kel. Lagoa Jakarta Utara 14270

Riwayat Pendidikan

A. Pendidikan Umum

1. TK Al – Khariyah 2002-2003

2. MI Al – Khairiyah 2003-2009

3. SMP Al – Khairiyah 1 Pagi 2009-2012

4. SMA Negeri 114 Jakarta Utara 2012-2015

5. Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta 2015-2018

B. Pendidikan Tambahan

1. Pelatihan Baitul Arqam 2015

2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Prodi Tahun 2016

3. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017

4. Course National English Center Tahun 2015-2018

II. Pengalaman Organisasi

1. Pengurus Silat Kombinasi Bhusite Bima Sakti sebagai anggota dari tahun 2006 –

sekarang

2. OSIS SMP Al – Khairiyah sebagai sekretaris tahun 2013-2014

3. Pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa FIK UMJ periode 2016-2017

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

113

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Disusun Oleh :

RIDHA AZKIA

2015750037

D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH JAKARTA

Kampus C UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah I No.1 Cempaka Putih Jakarta Pusat

10510

Tahun ajaran 2017/2018

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

114

Pokok pembahsan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Penanganan Hipertensi

Penyaji : Ridha Azkia

Sasaran : Keluarga Tn. M

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 Maret 2018

Tempat : Rumah Tn. M

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit masyarakat dapat

memahami tentang penyakit darah tinggi.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga dapat :

a. Menjelaskan pengertian darah tinggi

b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab darah tinggi dengan baik.

c. Mengetahui tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.

d. Mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita

Darah tinggi

e. Mengetahui komplikasi dari hipertensi

f. Mendemonstarsikan tehnik relaksasi/napas dalam

B. SASARAN

Keluarga Tn. M

C. MATERI

Terlampir

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

115

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA

1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan

o Menjelaskan

kontrak dan tujuan

pertemuan

o Menyamakan

persepsi

2. Pelaksanaan 20 menit o Menjelaskan

tentang :

o Pengertian darah

tinggi

o Penyebab darah

tinggi

o Tanda dan gejala

darah tinggi

o Diet darah tinggi

o Mengetahui

komplikasi yang

terjadi akibat

hipertensi

o Mendemonstrasikan

tehnik

relaksasi/napas

dalam

o Membuka sesion

pertanyaan

o Diskusi dengan

keluarga

Leaflet

Dan Lembar

Balik

3. Penutup 5 menit o Menyimpulkan dari

pembelajaran yang

diberikan

o Mengevaluasi

pembelajaran yang

diberikan

o Menutup

pembelajaran

dengan salam

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

116

E. METODE

Metode yang digunakan adalah:

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Demonstrasi

F. MEDIA DAN ALAT

Lembar Balik dan Leaflet

G. SUMBER

Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical

Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika

Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. EGC.

Jakarta

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan Kardiovaskuler.

Jakarta: Salemba Medika.

Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &

Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta

Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Medah edisi 8.

Jakarta. EGC

Soeparman dkk.1987.Ilmu Penyakit Dalam Ed 2. Penerbit FKUI. Jakarta

Sofyan, Andy.2012. Hipertensi. Kudus

Wiryowidagdo, S & Sitanggang, M. (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah

Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta: PT Argomedia Pustaka

H. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.

b. Kesiapan materi penyaji.

c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2. Evaluasi Proses

a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3 dari jumlah

masyarakat di wilayah rt.007 rw.02 Keluarahan Utan Panjang Kecamatan

Kemayoran Jakarta Pusat

b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya

c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

117

3. Mahasiswa

a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.

b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan implementasi

keperawatan selanjutnya.

c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh audience

dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.

I. DAFTAR PERTANYAAN

1. Jelaskan kembali pengertian tekanan darah tinggi ?

2. Jelaskan kembali penyebab tekanan darah tinggi?

3. Apa tanda dan gejala tekanan darah tinggi?

4. Apa saja makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk penderita tekanan

darah tinggi?

5. Sebutkan pengobatan darah tinggi ?

6. Jelaskan komplikasi darah tinggih?

LAMPIRAN 1

MATERI

A. Pengertian

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada

pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif

Muttaqin, 2009).

Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan

tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal.

Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah

140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah

tinggi (Soeparman, 1999).

B. Penyebab

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

118

Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:

1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres psikologis

2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal

3. Hipertensi hormonal

4. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan, 2012)

C. Tanda Dan Gejala

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,

dan berupa:

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan

tekanan darah intrakranium

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma

karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera.

(Elizabeth J. Corwin, 2000)

D. Penatalaksanaan

1. Diit

Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau

mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.Tujuan diituntuk

membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan darah menuju

normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak

kolesterol.Diit untuk penderita Hipertensi:

2. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi

1. Sumber kalori

b. Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.

1. Sumber protein hewani

c. Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur

bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak

1. Sumber protein nabati

d. Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.

1. Sumber lemak

e. Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.

1. Sayuran

f. Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung, buncis, kacang

panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

119

1. Buah-buahan

g. Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.

1. Bumbu

h. Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15

gramperhari.

1. Minuman

i. Teh encer, coklat encer, juice buah.

3. Makanan yang dibatasi

a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru, minyak kelapa, gajih

b. Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya biscuit, craker

c. Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.

d. Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.

e. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging sapi, daging

kambing.

f. Garam dapur :

1) Tekanan darah ringan >140 – 149/ >90 – 94 Mmhg

Diet rendah garam 3 = 1 sendok teh/ hari

2) Tekanan darah sedang > 150 – 179/ > 95 – 109 Mmhg

Diet rendah garam 2 = ½ sendok the / hari

3) Tekanan darah berat > 180/ >110 Mmhg

Diet rendah garam 1 = TANPA GARAM

g. Makan tinggi lemak dan kolesterol

h. Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll

4. Jenis teknik relaksasi

a. Relaksasi napas dalam

Teknik relaksasi napas dalam bertujuan untuk meningkatkan efesiensi batuk,

mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas

nyeri dan menurunkan kecemasan. Prosedur teknik relaksasi :

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui

hitungan 1,2,3

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstermitas

atas dan bawah rileks

5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara

perlahan – lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambal terpejam

9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

120

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

b. Relaksasi progresif

Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan cara duduk di kursi yang nyaman atau

berbaring dengan nyaman di ruangan yang sejuk dan tenang.

Mulai bernapas perlahan dan dalam hingga paru – paru terisi penuh kemudian tahan

napas selama beberapa detik. Perlahan – lahan keluarkan napas sehingga rongga dada

kembali mengendur hingga paru – paru mengempis sempurna.

Setelah sekitar 5 – 10 menit membentuk pola pernapasan, mulai latihan berikutnya

yaitu menegakan setiap bagian tubuh saat menarik napas. Pertahankan ketegangan otot

selama 10 detik kemuadian kendurkan otot dan keluarkan napas bersamaan. Setelah

itu dilanjutkan dengan tahapan berikut :

1) Tekuk kuat jari kaki dan tekan kaki ke bawah

2) Tekan tumit ke bawah dan lekukan kaki ke atas

3) Tegakan otot betis

4) Tegangkan otot paha, luruskan lutut dan kekukan tungkai

5) Tegangkan otot bokong

6) Tegangkan perut

7) Tekuk siku dan tegangkan otot lengan

8) Naikkan bahu dan tekan kepala ke bantal

9) Katupkan rahang, kenyitkan alis dan tutuplah mata rapat – rapat

10) Regangkan seluruh otot bersama – sama

Tarik napas dalam, relaksasi terjadi jika klien mengalami perasaan yang nyamandan

berat menyebar ke seluruh tubuh.

c. Guided Imagery

Guided imagery adalah proses yang mneggunakan kekuatan fikiran dan

mengarahkan tubuh untuk rileks melalui komunikasi dalam tubuh dan melibatkan

semua indera (sentuhan, penglihatan, dan pendengaran).

Tekhnik guided imagery dilkukan dengan cara berhayal atau membayangkan

sesuatu. Tekhnik ini dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya, yaitu meminta

kepada klien untukperlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas mereka,

klien di dorong untuk relaksasi mengosongkan fikiran dan memenuhi fikiran dengan

bayangan untuk membuat damai dan tenang.

d. Thermotheraphy

Superficial thermotherapy atau kompres hangat merupakan salah satu terapi

modalitas dengan cara memberikan rasa panas pada permukaan jaringan sekitar

kedalaman 1 cm. kompres hangat pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan

dan pemulihan jaringan.

Efek terapeutik :

1) Vasodilatasi

2) Penurunan viskositas darah

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

121

3) Penurunan ketegangan otot

4) Peningkatan metabolisme jaringan

5) Peningkatan permeabilitas kapiler

Caranya :

1. Botol air panas

Berupa botol yang didalamnya diisi oleh air panas. Kerugiannya adalah panas tidak dapat

bertahan lama yaitu kurang dari 5 menit.

2. Kenny Pack

Kompres ini berbahan dasar wol yang diberi uap panas dan dikeringkan, memiliki panas

awal yang intens namun mendingin dengan cepat (sekitar 5 menit)

3. Handuk Panas

Berupa handuk yang dicelupkan kedalam air yang bersuhu 40-46oC, panas bertahan

cukup lama, sekitar 5-10 menit.

4. Hydrocolator Pack

Terbuat dari bahan kanvas yang berisi jel. Jel dapat menyerap sejumlah besar air dan

dengan demikian dapat mempertahankan panas untuk jangka waktu yang lama. Panas

bisa bertahan hingga 30 menit jika dipanaskan sampai suhu 60-70 oC, menyediakan suhu

sekitar 45 oC untuk kulit.

Kemampuan klien unutk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera (kaji apakah klien

menyadari rasa panasserta dapat membedakan suhu yang terlalu panas). Tingkat keasadaran

dan kondisi fisik umum klien (klien lansia beresiko untuk tidak dapat mentoleransi panas

dengan baik)

Area yang dikompres dengan memeriksa :

1. Perubahan integritas kulit (edema, memar, kemerahan, lesi terbuka, perdarahan)

2. Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi) jaringan yang terasa dingin, berwarna pucat

atau kebiruan dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasiskan kerusakan sirkulasi

3. Denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah (penting dikaji sebelum tindakan diberikan

pada area tubuh yang luas. (Berman et al, 2002)

E. Komplikasi

Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga

menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ tubuh

yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya

komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan

terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang

dimilikinya.

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ

tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau

karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II,

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

122

stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet

tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan

organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming

growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui

pada pasien hipertensi adalah:

1. Jantung

a. hipertrofi ventrikel kiri

b. angina atau infark miokardium

c. gagal jantung

2. Otak - stroke atau transient ishemic attack

3. Penyakit ginjal kronis

4. Penyakit arteri perifer

5. Retinopati

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

123

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

124

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

125

SATUAN ACARA PENYULUHAN STROKE

Disusun Oleh :

RIDHA AZKIA

2015750037

D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH JAKARTA

Kampus C UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah I No.1 Cempaka Putih Jakarta Pusat

10510

Tahun ajaran 2017/2018

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

126

Pokok Pembahasan : Stroke dan ROM (mobilisasi)

Sub Pokok Bahasan : Penanganan Strok

Penyaji : Ridha Azkia

Sasaran : Keluarga Tn. M

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 Maret 2018

Tempat : Rumah Tn. M

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan keluarga mampu

memahami tentang penyakit Stroke.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan melaui pemberian materi dan demonstrasi diharapkan

keluarga mampu :

a. Menyebutkan Pengertian Stroke

b. Menyebutkan Penyebab Penyakit Stroke

c. Menyebutkan tanda dan gejala stroke

d. Menyebutkan komplikasi stroke

e. Menyebutkan pencegahan stroke

f. Menjelaskan mobilisasi pada pasien stroke

B. SASARAN

Keluarga Tn. M

C. MATERI

Terlampir

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

127

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA

1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan

o Menjelaskan

kontrak dan tujuan

pertemuan

o Menyamakan

persepsi

2. Pelaksanaan 20 menit o Menjelaskan

tentang :

o Pengertian stroke

o Penyebab stroke

o Tanda dan gejala

stroke

o Mengetahui

komplikasi yang

terjadi akibat stroke

o Mendemonstrasikan

tehnik ROM

o Membuka sesion

pertanyaan

o Diskusi dengan

keluarga

Leaflet

Dan Lembar

Balik

3. Penutup 5 menit o Menyimpulkan dari

pembelajaran yang

diberikan

o Mengevaluasi

pembelajaran yang

diberikan

o Menutup

pembelajaran

dengan salam

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

128

E. METODE

Metode yang digunakan adalah:

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Demonstrasi

F. MEDIA DAN ALAT

Lembar Balik dan Leaflet

G. SUMBER

Purwanti dan Arina. 2008. Rehabilitasi Klien Pasca Stroke. Kartasura:FIK UMS

Smeltzer, Suzanne.(2001). Keperawatan Medikal Bedah.. Jakarta : EGC STIKES

Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses Dan Praktek. Jakarta: EGC

Priscillaa Le Mone, Karen (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bedah;

Gangguan Neorologi. Jakarta : EGC

H. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.

b. Kesiapan materi penyaji.

c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.

2. Evaluasi Proses

a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3 dari jumlah

masyarakat di wilayah rt.007 rw.02 Keluarahan Utan Panjang Kecamatan

Kemayoran Jakarta Pusat

b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya

c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

3. Mahasiswa

b. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.

c. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

129

b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan

implementasi keperawatan selanjutnya.

c. Adanya tambahan pengetahuan tentang stroke yang diterima oleh audience

dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.

I. DAFTAR PERTANYAAN

1. Jelaskan kembali pengertian stroke ?

2. Jelaskan kembali penyebab stroke?

3. Apa tanda dan gejala stroke?

4. Sebutkan pengobatan stroke?

5. Jelaskan komplikasi stroke?

LAMPIRAN

MATERI

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah otak mengalami gangguan

(berkurang), akibatnya nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak terpenuhidengan

baik.

Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional

otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun

global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang

disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak. Stroke adalah kehilangan fungsi

otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya

aliran darah dan oksigen ini dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya

pembuluh darah di otak (Smeltzer, 2001).

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di

otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan

seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.( Batticaca, Fransisca B.2008hlm:56)

Stroke (cedera vaskuler serebral, atau serangan otak), adalah kondisi kedaruratan ketika

terjadi deficit neurologis akibta dari penurunan tiba-tiba aliran darah ke otak yang

terlokalisasi. Stroke dapat iskemik (ketika suplai darah ke bagian otak tiba-tiba terganggu

oleh thrombus, embolus, stenosis pembuluh darah), atau hemorogik ketika pembuluh

darah mengalami rupture, darah meluber dalam ruang di sekitar neuron. Deficit

neurologis di sebabkan oleh iskemi dan menghasilkan nekrosis sel dalam otak beragam

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

130

tergantung pada area otak yang terlibat, ukuran area yng terkena, dan lama waktu aliran

darah menurun atau berhenti. Kehilangan suplai darah yang hebat ke otak dapat

memyebabkan disabilitas berat atau kematian. Ketika durasi aliran darah menurun singkat

dan are anatomis yang terlibat kecil, orang mungkin tidak menyadari kerusakan yang

telah terjadi.

B. Penyebab Stroke

Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):

1. Thrombosis Cerebral

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga

menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di

sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun

tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan

darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis

memburuk pada 48 jam setelah trombosis.

Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:

a. Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan

pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan arteri

iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah

serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.

Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi

melalui mekanisme berikut:

1) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.

2) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.

3) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan

thrombus (embolus).

4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan

terjadi perdarahan.

b. Hyperkoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat dapat

melambatkan aliran darah serebral

c. Arteritis( radang pada arteri )

Page 138: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

131

d. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan

darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung

yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung

cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini

dapat menimbulkan emboli:

1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).

2) Myokard infark

3) Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan

ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong

sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.

4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya

gumpalan-gumpalan pada endocardium.

2. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang

subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena

atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan

perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,

pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan

membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan

mungkin herniasi otak.

3. Hipoksia Umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:

a. Hipertensi yang parah.

b. Cardiac Pulmonary Arrest

c. Cardiac output turun akibat aritmia

4. Hipoksia Setempat

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:

a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Page 139: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

132

Secara garis besar, faktor resiko stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor tidak terkendali

atau faktor yang bersifat menetap dan faktor yang dapat dikendalikan atau faktor tidak

tetap.

1. Faktor tidak terkendali

Yang dimaksud faktor tidak terkendali adalah faktor yang tidak dapat diubah, terdiri

atas faktor genetik (ras), usia, gender, serta riwayat penyakit yang dialami oleh

orangtua atau saudara sekandung.

Faktor Genetik

Gen tertentu memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap stroke. Sifat genetik

yang terbawa oleh bangsa berkulit hitam beresiko tinggi terhadap stroke.

Penyakit-penyakit yang terkait dengan gen resesif yang rawan mereka alami

menjadi faktor kuat yang menyebabkan merekan rentan terhadap stroke. Penyakit

yang dimaksud antara lain anmemia sel bulan sabit , hipertensi, kadar asam urat

tinggi (hiperurisemia), diabetes tipe-1, dan sejumlah penyakit lainnya yang secara

tidak langsung berpotensi memicu stroke darah kental, laju aterosklerosis yang

tinggi, hipertensi, serta meningkatnya tingkat peradangan di tingkat sel di dalam

tubuh mereka.

Terlepas dari faktor gen yang berperan sebagai faktor resiko tunggal, pola hidup

suatu bangsa yang tidak sehat turut memengaruhi tingginya resiko stroke dalam

diri mereka. Kebiasaan hidup tak sehat di usia muda menyebabkan resiko stroke

meningkat ketika usia beranjak tua.

Pola diet dan gaya hidup yang menjadi kebiasaan sehari-hari turut memengaruhi

tingginya kerentanan mereka terhadap stroke. Salah satu pemicu tingginya insiden

stroke di Asia terkait dengan hipertensi dan kebiasaan mengonsumsi alkohol yang

menjadi tradisi suatu bangsa. Kebiasaan merokok diduga kuat turut mendongkrak

tingginya insiden stroke di kalangan bangsa Asia. Selain itu, tingkat stres yang

tinggi terutama yang dialami masyarakat pekerja sibuk juga menjadi penyebab

tingginya prevalensi stroke bangsa Asia yang hidup dalam komunitas modern.

Cacat Bawaan

Seseorang yang memiliki cacat pada pembuluh darahnya (cadasil) beresiko tinggi

terhadap stroke. Jika seseorang mengalami kondisi seperti ini, maka mereka

umumnya akan mengalami stroke pada usia yang terbilang muda. Stroke di usia

Page 140: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

133

mudabanyak penyebabnya, namun cacat bawaan membuat seseorang lebih

beresiko terhadap stroke dibanding individu lain yang normal.

Usia

Pertambahan usia meningkatkan resiko terhadap stroke. Hal ini disebabkan

melemahnya fungsi tubuh secara menyeluruh terutama terkait dengan fleksibilitas

pembuluh darah. Sekitar dua pertiga penderita stroke adalah mereka yang berusia

diatas 65 tahun. Proses penuaan sel sejalan dengan pertambahan usia dan penyakit

yang dialami orangtua memperbesar resiko stroke di masa tua. Memasuki usia 50

tahun, resiko stroke menjadi berlipat ganda setiap usia bertambah 10 tahun. Pada

wanita, ketika memasuki masa menopause resiko stroke meningkat karena

esterogen yang semula berperan sebagai pelindung mengalami penurunan. Itu pula

yang menjadi jawaban pertanyaan stroke lebih banyak dialami oleh wanita tua

daripada pria tua.

Kaum muda tidak luput dari stroke. Berdasarkan usia penderita, para ahli

mengelompokkan stroke kelompok kaum muda menjadi dua—— kelompok yang

pertama dialami oleh mereka yang berusia dibawah 15 tahun, adapun kelompok

kedua dialami oleh mereka yang berusia 15-44 tahun. Stroke pada kaum muda

umumnya merupakan stroke hemoragik dan jarang yang merupakan stroke

iskemik.

Gender

Pria lebih beresiko terhadap stroke dibanding wanita. Sejumlah faktor turut

memengaruhi mengapa hal tersebut dapat terjadi. Kebiasaan merokok yang lebih

banyak dilakukan oleh kaum pria menjadi slah satu pemicu stroke pada sebagian

besar kaum pria. Resiko hipertensi, hiperurisemia, dan hipertrigliseridemia yang

tinggi pada kaum pria juga turut mendongkrak tingginya resiko stroke pada kaum

adam. Pola hidup tidak teratur yang umumnya dilakukan oleh kaum pria

tampaknya merupakan sebuah alasan mengapa kaum pria lebih beresiko terhadap

stroke dibanding kaum wanita.

Secara umum, resiko stroke yang dialami kaum pria satu seperempat kali lebih

tinggi dibanding kaum wanita. Meskipun demikian, kaum wanita tidak bisa begitu

saja merasa aman—— faktanya, angka kematian akibat stroke pada kaum wanita

jauh lebih tinggi dibanding yang terjadi pada kaum pria. Dengan kata lain,

harapan hidup yang dimiliki pasien stroke pria jauh lebih besar dibanding kaum

Page 141: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

134

wanita. Semua itu terjadi karena kerentanan tubuh kaum wanita tua tidak sanggup

mengatasi komplikasi akibat stroke. Faktor lain yang diduga kuat menyebabkan

wanita cenderung mengalami stroke parah karena wanita cenderung mengalami

stres dan depresi. Kondisi neurologis buruk inilah yang memperburuk kondisi

kesehatannya.

Kaum wanita tidak boleh bersenang hati dahulu karena memiliki resiko stroke

yang lebih rendah dibanding kaum pria. Wanita juga memiliki resiko yang cukup

tinggi terhadap stroke jika mereka merupakan pengguna pil KB yang memiliki

kandungan esterogen tinggi, menjalani terapi sulih hormon (hormon replacement

therapy) pasca menopause, serta kehamilan dan persalinan. Pengaruh pil KB dan

terapi sulih hormon dapat diminimalisir dengan pengaturan kadar hormon yang

tepat. Adapun kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang perlu

mendapat perhatian lebih serius. Perlu diketahui bahwa resiko stroke relatif tinggi

6 minggu pasca persalinan (post partum). Diduga kuat perubahan hormon

reproduksi yang terjadi pada wanita yang bersangkutan merupakan faktor

pemicunya.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Resiko terhadap stroke juga terkait dengan garis keturunan. Para ahli menyatakan

adanya gen resesif yang memengaruhinya. Gen tersebut terkait dengan penyakit-

penyakit yang merupakan faktor resiko pemicu stroke. Penyakit terkait dengan

gen tersebut antara lain diabetes, hipertensi, hiperurisemia, hiperlipidemia,

penyakit jantung koroner, dan kelainan pada pembuluh darah yang bersifat

menurun.

Faktor penting yang sering luput dari pengamatan adalah gaya hidup yang

terbentuk dalam sebuah keluarga. Pola diet dan kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-

hari yang menjadi tradisi dalam sebuah keluarga yang dijalani sejak masih kecil

ternyata patut dijadikan sebagai suatu peringatan untuk mempertimbangan resiko

stroke pada diri seseorang. Kebiasaan diet yang tidak sehat yang diajarkan

orangtua, kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat, dan hidup bermalas-malasan

merupakan faktror stroke yang perlu diwaspadai. Faktor-faktor yang

sesungguhnya dapat dikendalikan tersebut dapat dianggap sebagai faktor tidak

terkendali jika telah merekat erat dalam kehidupan seseorang. Kebiasaan buruk

inilah yang dalam pandangan ilmu nutrigenomik (ilmu yang mengaitkan status

kesehatan dengan kebiasaan hidup terutama pola diet) dianggap turut bertanggung

Page 142: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

135

jawab memicu terbentuknya gen resesif—— gen yang rentan terhadap stroke.

Dengan merebaknya insiden stroke di abad modern seperti saat ini, para ahli

sepakat untuk mengungkap fakta bahwa evolusi pola hidup yang tidak sehat

merupakan pendorong terbentuknya gen yang rentan terhadap sejumlah faktor

resiko pemicu stroke.

2. Faktor yang dapat Dikendalikan

Sebagian insiden stroke terjadi karena faktor yang sesungguhnya dapat dikendalikan.

Dengan kata lain, jika faktor-faktor tersebut dieliminasi maka resiko stroke menjadi

rendah atau bahkan dapat ditiadakan. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan ini terdiri

atas gaya hidup yang tidak sehat yang memicu terjadinya penyakit-penyakit tertentu

yang mendorong serangan otak. Mengeliminasi faktor resiko stroke yang dapat

dikendalikan tentu sangat bermakna untuk meminimalisir kemungkinan terkena

stroke.

Berikut faktor resiko yang dapat dicegah :

a. Kegemukan (obesitas)

b. Hiperlipidemia

c. Hiperurisemia

d. Penyakit jantung

e. Kebiasaan merokok

f. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol

g. Malas berolahraga

h. Konsumsi obat bebas dan obat-obatan golongan psikotropika

i. Cidera pada kepala dan leher

j. Kontrasepsi berbasis hormon

k. Stress

C. Tanda dan gejala

Manifestasi stroke beragam berdasarkan pada arteri serebral yang terkena dan area

otak yang terkena. Wanita yang mengalami stroke lebih cenderrung melaporkan

manifestasi nontradisional (khususnya disorientasi, konfusi, atau kehilangan

kesadaran) daripada pria (interntional stroke conference, 2009). Manifestasi selalu

tiba-tiba dalam hal awutan, fokal dan biasanya satu sisi. Berbagai defisiti yang

Page 143: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

136

berkaitan dengan keterlibatan arteri serebral yang spesifik secara kolektif dikenal

sebagai syndrome stroke, meskipun deficit ssering kali tumpang tindih.

1. Arteri carotid internal

a. Paralysis kontralateral pada lengan, tuanopia homonimus

b. Defisit sensori kontralateral pada lengan, tungkai, dan wajah Jika hemisfer

dominan yang terkena: afsia

c. Jika hemisfer nondominan yang terkena: apraksia, agnosiapengabaian

unilateral

2. Arteri serebral tengah

a. Mengantuk, stupor, koma

b. Hemiplegia kontrangkai, dan wajah

c. Defisit sensori kontralateral pada lengan, tungkai, dan wajah

d. Afasia global (jika hemisfer dominan terkena)

e. Hemianophia homonimus

3. Arteri serebral anterior

a. kelemahan atau paralysis kontralateral pada kaki dan tungkai

b. Kehilangan sensori kontralateral pada jari kaki, kaki, dan tungkai

c. Kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan atau bertindak secara

volunteer

d. Inkontinensia urine

4. Arteri serebral

a. Nyeri pada wajah, hidung, atau ,mata

b. Kebas dan kelemahan pada wajah disisi yang terkena

c. Masalah dengan gaya berjalan

d. diafagia

D. Komplikasi

Komplikasi khas mencakup deficit sensori persepsual, perubahan kognitif dan

perilaku, gangguan komunikasi, deficit motoric, dan gangguan eliminasi. Hal ini

dapat sementara atau permanen, bergantung pada derajat iskemia dan nekrosis dan

juga waktu terapi. Sebagai akibat deficit neurologis, pasien yang mengalami stroke

mengalami komplikasi yang melibatkan banyak system tubuh berbeda disabilitas

akibat stroke sering kali menyebabkan perubahan serius pada stastus kesehatan

fungsional.

Page 144: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

137

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi, komplikasi ini

dapat dikelompokan berdasarkan:

1. Berhubungan dengan immobilisasi infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,

konstipasi dan thromboflebitis.

2. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,

deformitas dan terjatuh.

3. Berhubungan dengan kerusakan otak, epilepsi dan sakit kepala.

4. Hidrocephalus.

5. Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol respon

pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.

E. Pencegahan

Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun sebenarnya dapat

dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko stroke.

Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan :

a. Konsumsi makanan sehat

Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan membantu

dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil mengendalikan lemak

dalam darah. Kurangi kolesterol "jahat" sehingga dapat meningkatkan kesehatan

jantung dan mengurangi risiko stroke.

b. Kurangi konsumsi garam

Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga

mengurangi risiko stroke.

c. Hindari Kebiasaan buruk seperti : merokok dan minum alkohol Perokok

memiliki risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak pembuluh darah

dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat penyumbatan di

pembuluh darah. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan atherosclerosis

(pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah

untuk menggumpal dan darah menggumpal akan meningkatkan resiko penyakit

stroke ini.

d. Hidup aktif dan olahraga yang teratur

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih besar

memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke. Olahraga dapat

Page 145: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

138

mengurangi berat badan sehingga mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan berolahraga termasuk dalam salah

satu tips dan cara dalam membantu menurunkan tensi darah dan menciptakan

keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.

e. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih

Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen untuk

setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari. Dengan kata lain

mereka yang paling rajin mengonsumsi serat risikonya paling rendah terkena

stroke.

F. Mobilisasi Pada Pasien Stroke

Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh untuk

meningkatkan fleksibilitas sendi atau mencegah terjadinya kekakuan pada sendi.

Pelaksanaan mobilisasi dini posisi tidur

Berbaring telentang

- Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus.

- Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara berhati-hati,

sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak ditinggikan dan memutar

kearah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan.

- Letakkan pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi agak

memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.

Miring kesisi yang sehat

- Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan

- Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan

- Kaki yang lumpuh diletakkan didepan

- Dibawah paha dan tungkai diganjal bantal

- Lutut diteku

Miring kesisi yang lumpuh/lemah

- Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu pasien tidak memutar

secara berlebihan

- Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas tungkai yang

lumpuh/lemah dengan diganjal bantal

Page 146: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

139

G. Latihan Gerak Sendi (Range of Motion)

Latihan gerak sendi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan

kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan

keadaan pasien.

Gerakan-Gerakan dalam latihan gerak sendi ini adalah sebagai berikut:

a. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan Cara:

- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi

sisi tubuh dan siku menekuk dengan

lengan.

- Pegang tangan pasien dengan satu tangan

dan tangan yang lain memegang

pergelangan tangan pasien.

- Tekuk tangan pasien ke depan sejauh

mungkin.

b. Fleksi dan Ekstensi Siku Cara:

- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi

sisi tubuh dengan telapak mengarah ke

tubuhnya.

- Letakkan tangan di atas siku pasien dan

pegang tangannya mendekat bahu.

- Lakukan dan kembalikan ke posisi

sebelumnya

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah Cara:

- Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien

dengan siku menekuk.

- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan

pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan

lainnya.

- Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya

menjauhinya.

- Kembalikan ke posisi semula.

Page 147: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

140

- Putar lengan bawah pasien sehingga telapak

tangannya menghadap ke arahnya.

- Kembalikan ke posisi semula.

d. Pronasi Fleksi Bahu Cara:

- Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.

- Letakkan satu tangan perawat di atas siku

pasien dan pegang tangan pasien dengan

tangan lainnya.

- Angkat lengan pasien pada posisi semula.

e. Abduksi dan Adduksi Bahu Cara:

- Atur posisi lengan pasien di samping badannya.

- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien

dan pegang tangan pasien dengan tangan

lainnya.

- Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya

kearah perawat (Abduksi).

- Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya

(Adduksi)

- Kembalikan ke posisi semula.

f. RotasiBahu Cara :

- Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan

siku menekuk.

- Letakkan satu tangan perawat di lengan atas

pasien dekat siku dan pegang tangan pasien

dengan tangan yang lain.

- Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai

menyentuh tempat tidur, telapak tangan

menghadap ke bawah.

- Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.

Page 148: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

141

- Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai

menyentuh tempat tidur, telapak tangan

menghadap ke atas.

- Kembalikan lengan ke posisi semula.

g. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari Cara:

- Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan,

sementara tang lain memegang kaki.

- Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

- Luruskan jari-jari kemudian dorong ke

belakang.

- Kembalikan ke posisi semula.

h. Infersi dan efersi kaki Cara:

- Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan

satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan

tangan satunya.

- Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki

menghadap ke kaki lainnya.

- Kembalikan ke posisi semula

i. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki Cara:

- Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki

pasien dan satu tangan yang lain di atas

pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.

- Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki

ke arah dada pasien.

- Kembalikan ke posisi semula.

- Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

Page 149: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

142

j. Fleksi dan Ekstensi lutut. Cara:

- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan

pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.

- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh

mungkin.

- Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan

mengangkat kaki ke atas.

- Kembali ke posisi semula.

k. Fleksi dan Ekstensi lutut. Cara:

- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan

pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.

- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh

mungkin.

- Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan

mengangkat kaki ke atas.

- Kembali ke posisi semula.

l. Abduksi dan Adduksi pangkal paha. Cara :

- Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut

pasien dan satu tangan pada tumit.

- Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang

lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki

menjauhi badan pasien.

- Gerakkan kaki mendekati badan pasien.

- Kembalikan ke posisi semula.

Page 150: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

143

PROGRAM PENDIDIKAN D III

KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH

APA ITU STROKE ?

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah otak mengalami gangguan (berkurang), akibatnya nutrisi

dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak terpenuhidengan baik.

APA PENYEBAB STROKE ?

1. Bekuan darah didalam pembuluh darah atau leher.

2. Bekuan darah atau material lain yang dibawa keotak dari bagian tubuh yang lain.

3. Penurunan aliran darah kearea otak. 4. Pecahnya pembuluh darah otak dengan

perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

SIAPA YANG BERISIKO TERKENA STROKE ?

Faktor risiko yang tidak bisa dirubah : 1. Usia diatas 55 th. 2. Jenis kelamin, pria lebih berisiko daripada

wanita. 3. Riwayat keluarga terkena stroke. 4. Ras, orang kulit berwarna lebih berisiko.

Faktor risiko yang dapat dirubah :

1. Hipertensi, factor risiko utama. 2. Penyakit jantung. 3. Kolesterol tinggi. 4. Diabetes mellitus. 5. Obesitas. 6. Merokok. 7. Konsumsi alcohol. 8. Penyalahgunaan obat.

9. Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok dan kadar estrogen tinggi).

BAGAIMANA ANDA MENGENALI STROKE? 1. Pusing, sakit kepala tanpa sebab yang jelas. 2. Kelemahan atau kelesuan pada wajah, lengan,

kaki terutama yang sesisi pada tubuh. 3. Kebingungan, gangguan berbicara atau gangguan

pemahaman. 4. Gangguan berjalan, pusing atau hilangnya

keseimbangan , koordinasi pada gerak. 5. Gangguan penglihatan. 6. Kesulitan menelan. 7. Kesemutan. 8. Penurunan konsentrasi, kehilangan memori

jangka panjang dan pendek. 9. Kehilangan control diri, emosi labil, depresi. 10. Rasa takut, bermusuhan dan marah.

APA AKIBAT STROKE? 1. Gangguan gerak

2. Gangguan sensori (kepekaan penginderaan berkurang)

3. Ganngguan penggunaan dan pemahaman bahasa

Page 151: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

144

4. Gangguan berpikir dan memori/ingatan

5. Gangguan emosional

BAGAIMANA MENCEGAH STROKE?

1. Hipertensi merupakan factor risiko penting karena sering timbul tanpa gejala. Hipertensi dapat diatasi dengan obat anti hipertensi, diet rendah garam kaya sayur dan buah, olah raga teratur dan cukup.

2. Gangguan irama jantung sering diderita usia lanjut diatas 60 th, juga pada penderita hipertensi. Pada gangguan irama jantung ini, penting bagi pasien mendapatkan pengobatan bertujuan mencegah timbulnya bekuan darah.

3. Kadar kolesterol yang tinggi dapat diatur dengan obat kolesterol, diet yang baik dan benar.

4. Penderita diabetes mellitus diharapkan dapat menjaga kadar gulanya senormal mungkin. Nutrisi dan diet dianjurkan agar membatasi asupan kalori dari lemak jenuh. Karbohidrat yang digunakan sebaiknya dari jenis yang mengandung

5. Obesitas dapat diatasi dgn diet sehat dan olahraga.

6. Hindari/stop rokok. Merokok dapat meningkatkan risiko stroke hingga 50 %, risiko bekas perokok akan sama dengan orang tidak merokok.

7. Konsumsi alkohol sebaiknya dihindari. Kalau bisa kebiasaan itu dihilangkan.

8. Penghentian pemakaian kontrasepsi oral pada wanita yang merokok

PERAWATAN YANG DILAKUKAN DIRUMAH

PASCA STROKE

1. Konsumsi makanan yang seimbang dan bergizi

2. Aktivitas/olah raga dengan teratur.

3. Hindari stress

4. Lakukan pergerakan untuk menghindari kekakuan

otot (ROM: Range of Motion)

APA ITU ROM PASCA STROKE?

Latihan ringan dengan menggerakan tiap sendi tubuh sesuai kemampuan dan tidak menyebabkan

sakit/nyeri.

APA GUNA ROM BAGI ORANG POST STROKE?

1. Mempertahankan sendi tetap berfungsi lebih baik 2 . Bagi yang sudah kaku sendi bisa membantu

melemaskan sendi tersebut

BAGAIMANA GERAKAN ROM ?

1. Leher Tekuk kepala kebawah dan keatas lalu menoleh kesamping kanan dan kiri

2. Lengan/pundak Angkat tangan keatas lalu kembaliu ke bawah, setelah itu ke saming dan ke bawah lagi

3. Siku Dengan menekuk lengan, gerakan lengan ke atas dan kebawah.

4. Pergelangan tangan Tekuk pergelangan tangan kedalam dan keluar lalu samping kiri dan kanana

5. Jari Tangan Tekuk keempat jari tangan ke arah dalam lalu regangkan kembali. Kepalkan seluruh jari lalu buka. Tekuk tiap jari satu persatu.

6. Lutut Ankat kaki keatas lalu lutut ditekuk kemudian diturunkan lagi. Gerakan kaki ke sampinG kanan dan kiri lalu putar kearah dalam dan luar.

7. Pergelangan kaki Tekuk pergelangan kaki keatas lalu luruskan. Tekuk jari kaki ke atas dan kebawah.

8. Jika mampu berdiri lakukan gerakan badan membungkuk kemudian putar pinggang ke samping kanan dan kiri.

INGAT !!!

Tidak dipaksakan dalam latihan, lakukan seringan

mungkin.

SELAMAT MENCOBA

TERIMA KASIH Semoga bisa bermanfaat

Page 152: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M KHUSUSNYA TN. M …

145