Tugas Asuhan Keperawatan Keluarga Tn Ahmad
-
Upload
ichie-rhian-ndhy-neutron -
Category
Documents
-
view
417 -
download
2
description
Transcript of Tugas Asuhan Keperawatan Keluarga Tn Ahmad
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Artritis Reumatoid
Definisi
Arthritis rheumatoid adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan mengakibatkan kelumpuhan (Lueckenotte, 2000).
Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)
Tanda dan gejala rematik
Penderita penyakit rematik kebanyakan datang ke dokter sudah dalam kondisi parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat, atau depresi berat. Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya kecacatan itu dapat dihindari lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi fisik. dengan penanganan yang tepat, penderita rematik dapat menjalani hidup seperti orang sehat pada umumnya.
Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid Faktor (RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit autoimun lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik untuk penyakit ini dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated antibody. Tes ini relatif batu dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi munculnya rematik secara lebih dini. Karena hasil tes ini bisa memprediksi munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi dini sangat penting bagi diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan dini pula maka berbagai kerusakan sendi dapat dicegah.
Adapun Gejala Rematik antara lain :
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan. (Corwin, 2001)
Anatomi dan Fisiologi
Gambar 1.1Gambar Sendi lutut normal dan reumatoid artritis
Gambar 1.2Gambar sendi lutut Normal Gambar sendi lutut Rheumatoid arthritis
Sistem muskuloskeletal bekerja membuat gerakan dan tindakan yang harmoni sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem muskuloskeletal terdiri dari kerangka, sendi, otot, ligamentum dan bursa. Kerangka membentuk dan menopang tubuh, melindungi organ penting dan berperan sebagai penyimpanan mineral tertentu seperti kalsium, magnesium, dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat utama yang memproduksi sel darah. Otot memberikan kekuatan untuk menggerakkan tubuh, menutup lobang luar dari sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta meningkaykan produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur (Charlene J, 2001)
Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
a. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.b. Endokrinc. Autoimmund. Metabolike. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh factor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit rheumatik. Fungsi persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untu gerakan.
Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rheumatik.
Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis.
Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial).
Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit reumatik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat (Brunner&Suddarth, 2002).
Manifestasi klinik
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis gejala yang sering lainnya mencakup pembengkakan sendi. Gerakan yang terbatas, kekakuan, kelemahan, dan perasaan mudah lelah. (Brunner&Suddarth, 2002).
Penatalaksanaan
Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-periode istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian, aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik, pembedahan untuk mengeluarkan membrane sinovium atau untuk memperbaiki deformitas (Corwin, 2001).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA
A. Pengkajian (Tanggal 7 Mei 2012)
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama KK : Bpk. Ahmad Sarpingi
Umur : 69 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : RT 12 RW 05 Kelurahan Talang Semut Palembang
Agama : Islam
2. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub.Kel Pend. Pekerjaan Status Kes
1. Ahmad Sarpingi L 69 Th KK SD Buruh Vertigo
2. Rosmala Dewi P 68 Th Istri SD Buruh Sakit Rematik
3. Rizal L 44 Th Anak SMP Swasta Sehat
4. Hamdan L 40 Th Anak SMP Swasta Sehat
5. Nurul P 35 Th Anak SMP Swasta Sehat
3. Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Meninggal Perempuan
: Perempuan : Tinggal Serumah
: Anggota Keluarga yang sakit
: Meninggal Laki-laki
4. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga : Nuclear Family yang terdiri dari ayah dan ibu
b. Kewarganegaraan /suku bangsa :
Bapak A berasal dari Sunda, sedangkan Ibu bersal dari Palembang. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Penduduk di lingkungan tempat
tinggal umumnya berasal dari Palembang juga dan masih ada hubungan
keluarga. Namun, ada juga pendatang lain yang mempunyai latar belakang
budaya hampir sama sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan
masyarakat sekitar
c. Agama : Islam, Kedua orangtua rajin beribadah. Bapak A selalu mengikuti
kegiatan pengajian yang ada di mushola dan menjadi anggota suatu
perkumpulan pengajian dimushola tersebut
d. Status social ekonomi keluarga
- Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami
- Penghasilan : Rp. 40.000 ribu/ hari, itupun tak tentu
- Penghasilan didapatkan dari pekerjaan sebagai buruh bangunan dan
itupun hamper sama dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk
mencukupi kehidupannya
- Pada hari sabtu dan minggu, ia membantu cucu nya untuk berjualan
model di pasar 26
e. Aktifitas rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat hiburan. Rekreasi
hanya berkumpul dengan keluarga. Menurut Bapak A dan Ibu R,
keluarganya bila selesai mengurus rumah biasanya mengobrol-ngobrol dan
bercerita dengan tetangga karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa
senang dan dapat menghilangkan kebosanan.
5. Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
- Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah
dipenuhi oleh keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar
bersama teman-temannya.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada
masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga lain.
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga
berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang
sakit, biasanya mereka membeli obat di warung/apotik. Bila tidak
sembuh, anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan Puskesmas Merdeka atau pergi ke Bidan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi
kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya.
c. Riwayat keluarga inti
Bapak A adalah orang Sunda, Sedangkan Ibu R tinggal di Km.12. Mereka
bertemu saat sama-sama bekerja dipasar 26 ilir. Mereka berpacaran selama
satu tahun sebelum akhirnya menikah. Ketiga anak merupakan anggota
keluarga yang direncanakan dan mereka menyayanginya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Hubungan antara keluarga pihak Bapak A dan Ibu R saat ini baik, Adik Ipar
Suami tinggal sebelah rumah. Tidak ada konflik dalam berhubungan,
sedangkan kedua orang tua Ibu R tinggal di Km.12, mereka sering
berkunjung bila hari libur.
6. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran 8 x 12 m
yang terdiri dari satu ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur, satu WC dan
satu ruang keluarga. Lantai rumah tampak bersih, Hal ini terlihat dari tidak
adanya kotoran pada lantai, perabotan rumah tertata dengan rapi. Lantai
rumah terbuat dari semen tanpa keramik. Dinding rumah terbuat dari kayu,
jendela hanya ada pada bagian ruang tamu. Plafon tidak ada sehingga saat
siang hari terasa sangat panas. Kamar tidur tidak ada jendela. Pencahayaan
hanya dari ventilasi dekat ruang tamu. Atap rumah dari seng. Halaman
rumah bersih jika tidak ada hujan. Bila musim hujan, halaman rumah tampak
becek. Kondisi air minum bening, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
bewarna. Keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan menyapu
setiap hari dan kadang-kadang dipel pada pagi hari.
Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah
dihalaman ini.
TETANGGA
DAPUR
WC
K. TIDUR
RUANG TAMU
RUANG KELUARGA
JALAN
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya berasal palembang juga dan masih ada
hubungan keluarga. Ada beberapa warga berasal dari jawa dan sunda sudah
cukup lama menetap di Talang Semut dan mempunyai adat dan kebiasaan
yang sama. Keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu sore hari.
Tempat berbelanja kebutuhan dapur sekitar 20 m dari rumah. Sekolah ,
Tempat ibadah, dan Posyandu tidak jauh dari rumah. Untuk pergi ke
Posyandu biasanya mereka mendapat pengumuman lewat masjid.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bapak A sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak
berumah tangga dari tahun 1965 sampai sekarang, tempat tinggalnya
berdampingan dengan saudara yang lainnya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan keluarga dilingkungan nya seperti pengajian dan yang
lainnya tampak saling berinteraksi dengan baik. Istri Bapak A yang
menderita Rematik juga seorang yang aktif.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Adik Ipar Bapak A tinggal disebelah rumah dan dapat membantu. Keluarga
tidak mempunyai tabungan asuransi, namun sudah terdaftar di JPS. Fasilitas
penunjang kesehatan dari JAMSOSKES
7. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi
masalah, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami istri dan 3 orang
anak dan saling perhatian
c. Struktur peran keluarga
- Bapak A sebgai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangganya dan sebagai pengambil keputusan
- Ibu R sebagai istri bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
- Usman dan Ilham sebagai anak pertama dan kedua telah bekerja di Jawa
dan Ina kelas 2 SMA dan sekarang juga ada di Jawa bersama keluarga
yang lain.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Fungsi nilai budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati antara
anggota keluarga satu dengan lainnya dan menghormati yang lebih tua. Hal
ini terlihat pada cucu yang setiap perawat berkunjung ke rumahnya selalu
menyalami. Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai agama
yang dianutnya (Islam), tidak terlihat adanya konflik dalam nilai, dan tidak
ada yang memengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan nilai
yang di yakini oleh keluarga.
8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku social yang baik.
Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang
ada di masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
rematik dan vertigo hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari
dampak masalah kesehatan akibat penyakit vertigo dan rematik. Keluarga
juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh lagi dan harus mendapat
pengobatan jangka panjang lagi. Kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang
masalah yang terjadi pada penyakit vertigo dan rematik. Keluarga tidak
mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencegah
penularan dan menangani penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan
barang-barang yang bisa menimbulkan penyakit tersebut
d. Fungsi Reproduksi
Bapak A berusia 69 Tahun dan Ibu 68 Tahun merupakan usia yang tidak lagi
produktif.
e. Fungsi ekonomi
Bapak A bekerja buruh dan membantu cucu nya berjualan model pada hari
sabtu dan minggu disela-sela hari liburnya dan Ibu R sendiri bekerja sebagai
Ibu Rumah Tangga
9. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor yang dimiliki
Stressor yang dimiliki oelh keluarga Bpak A adalah Penyakit Rematik yang
diderita oleh Istrinya
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh
istrinya karena sudah berobat ke Puskesmas dan pasrah kepada Tuhan
terhadap situasi sakitnya
c. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalahnya biasanya keluarga berdiskusi
d. Strategi adaptasi disfungsional
Ibu R sejak timbul penyakit rematik dan didiagnosis Puskesmas Merdeka
merasakan penyakitnya tidak sembuh-sembuh
10. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum Ibu R Nampak masih kuat, tetapi daya keseimbangannya
kurang, makan dan minum masih dalam batas normal
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 36,5 ºC
TB : 155 cm dan BB : 60 Kg
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
- Kepala dan Leher
Pada pemeriksaan kepala, tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala
normal
- Leher
Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena Jugularis dan
Arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (Struma)
- Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih
baik
- Telinga
Pendengaran berkurang
- Hidung
Tidak ada kelainan yang ditemukan
- Mulut
Tidak ada kelainan
- Dada
Pergerakan dada terlihat simetris
- Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya pembesaran hepar,
tidak kembung, pergerakan peristaltic usus baik, tidak ada bekas luka
operasi
- Ekstremitas
Pada Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat udema, ekstremitas pada
kaki sedkit terganggu akibat penyakitnya dan sedkit sulit digerakkan.
11. Harapan Keluarga
Keluarga Bapak A berharap istrinya sembuh dari penyakitnya dan menular
kepada keluarganya sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan
nyaman.
B. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH1. Data Subyektif
1. Bapak A mengatakan Ibu R sudah lama mengalami asam urat dan dikatakan menderita Rematik setelah berobat ke Puskesmas Merdeka
2. Ibu R mengatakan orang tua (Bapak) pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
Data Objektif1. Usia 68 Tahun2. Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkanTD : 120/80 mmHgRespirasi : 20 x/mntSuhu : 36,5 ºCTB : 155 cm dan BB : 60 KgEktremitas bawah : terbatas pergerakannya
3. Ruangan rumah dan kamar tidur gelap dan bertingkat (panggung)
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
Resiko terjadinya trauma
2. Data Subyektif1. Bapak A mengatakan Ibu R sudah lama mengalami
asam urat dan berobat ke Puskesmas Merdeka dinyatakan menderita Rematik sejak tanggal 25 Desember 2011
2. Keluarga memilih ke Puskesmas karena dipikir obatnya murah dan tidak mahal dibanding dengan
Kurang pengetahuan tentang perawatan rematik
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit
obat di RS serta Biaya pengobatan yang terlalu besar.
3. Selain dibawa ke Puskesmas, Ibu R juga diobati dengan cara diurut oleh dukun pijat.
Data Obyektif1. Usia 68 Tahun2. Pendidikan Bapak dan Ibu SD3. Saat ini keluarga berobat di Puskesmas
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya traumaberhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
Skoring Prioritas Masalah
1. Resiko terjadinya traumaberhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah :
Ancaman Kesehatan
2 1 2/3x1 = 2/3 Keluarga tidak tahu penyakitnya
mudah mengakibatkan resiko
trauma
b. Kemungkinan masalah
dapat diubah : Hanya
sebagian
c. Potensial masalah
untuk dicegah : Cukup
d. Menonjolnya
masalah : Masalah
berat, harus segera
ditangani
1
3
2
2
1
1
Total
1/2x2 = 1
3/3x1 = 1
2/2x1 = 1
3 2/3
Kondisi klien pada usia tersebut
mempengaruhi penyerapan
informasi
Keluarga mau diajak kerjasama
(Kooperatif)
Bila tidak segera ditangani
memungkinkan penyembuhan lama
dan terjadi resiko trauma kepada
anggota keluarga tersebut
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. Sifat Masalah :
Ancaman Kesehatan
2 1 2/3x1 = 2/3 Rematik adalah penyakit yang
terjadi akibat penurunan kondisi
tubuh dan dipengaruhi oleh factor
b. Kemungkinan masalah
dapat diubah : Hanya
sebagian
c. Potensial masalah
untuk dicegah : Cukup
d. Menonjolnya
masalah : Masalah
berat, harus segera
ditangani
1
3
0
2
1
1
Total
1/2x2 = 1
3/3x1 = 1
0/2x1 = 1
2 2/3
umur
Klien tidak tahu kalau penyakitnya
dapat menyebabkan resiko trauma
Penderita kooperatif dalam
penyuluhan dan penatalaksanaan
Keluarga tidak tahu penyakit
rematik nya perlu pengobatan rutin
dan lama. Keluarga merasa perlu
berobat ke dokter yang lebih manjur
Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga Bapak Ahmad adalah sebagai
berikut :
1. Resiko terjadinya trauma berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
D. Rencana, Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
No Dx
Tujuan Kriteria EvaluasiIntervensi
Umum Khusus Kriteria Standar1. Setelah dilakukan
penyuluhan keluarga mengenal dan mampu mencegah terjadinya resiko trauma pada penyakit rematik pada anggota keluarganya
Klien mampu :1. Dapat menjelaskan akibat
penyakit rematik terhadap kondisi pasien sendiri dan keluarganya
2. Dapat menyebutkan sumber yang dapat menyebabkan penyakit rematik
3. Dapat menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya trauma
Verbal 1. Klien dan keluarga dapat menjelaskan akibat penyakit rematik
2. Klien dan keluarga dapat menyebutka sumber penyebab penyakit rematik
3. Klien dan keluarga dapat menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya trauma
1. Kaji pengetahuan keluarga2. Kaji kemampuan keluarga
yang telah dilakukan pada Ibu Ros utnuk menghindari resiko trauma
3. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat penyakit rematik terhadap diri sendiri
4. Diskusikan alterrnatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya trauma
5. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan keluarga
6. Berika pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung upaya pencegahan.
2. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu mengambil keputusan untuk berobat secara teratur dan benar
Keluarga mampu :1. Menyebutkan pengertian
rematik2. Menybutkan tanda dan
gejala rematik3. Menyebutkan factor
resiko yang menybabkan rematik
Verbal pengetahuan
1. Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda dan gejala penyakit Rematik
2. Keluarga dapat mengidentifikasi cara pengobatan dan perawatan
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit rematik, penyebab, gejala dan cara penanganannya
2. Berikan penyuluhan keluarga cara mengidentifikasi serangan ulang
3. Anjurkan berobat kembali ke
4. Menyebutkan pengobatan dan perawatan rematik
5. Mampu mengambil keputusan dalam pengobatan
3. Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan bila obat habis
Puskesmas/RS setelah mendapatkan serangan berulang
4. Berikan kesempatan keluarga menentukan sikap dan rencana selanjutnya dalam pengobatan
5. Berikan pujian terhadap kemampuan ide/sikap yang positif yang diungkapkan keluarga dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya.
No Dx Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi1. Resiko terjadinya trauma
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
10 Mei 2012 Memberi penyuluhan pencegahan terjadinya trauma
1. Struktura. Keluarga Bapak Ahmad dapat
bekerjasama dengan mahasiswab. Keluarga khususnya klien Ibu Ros
mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusib. Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan
c. Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
d. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Hasila. Keluarga dapat menjelaskan akibat
rematik bagi diri sendiri dan keluarga lainnya
b. Menyebutkan bagian tubuh yang rawan terjadi rematik
c. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya trauma
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan rematik
10 Mei 2012 Penyuluhan tentang :1. Pengertian rematik2. Penyebab Rematik3. Tanda dan gejala rematik4. Penatalaksanaan rematik
1. Struktura. Keluarga Bapak Ahmad dapat
bekerjasama dengan mahasiswab. Keluarga khususnya klien Ibu Ros
menegrti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
2. Prosesa. Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusib. Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang dpat dilakukan
c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
d. Keluarga kooperatif selam kegiatan berlangsung
e. Keluarga bersedia konsul ke Puskesmas ataupun RS
3. Hasila. Keluarga dapat menyebutkan
pengertian rematik