Askep Tn r Antareja

50
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT DR. MARZOEKI MAHDI BOGOR LAPORAN KASUS SUKARYA NIM : 043313214020

description

mm

Transcript of Askep Tn r Antareja

Page 1: Askep Tn r Antareja

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA

HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT

DR. MARZOEKI MAHDI BOGOR

LAPORAN KASUS

SUKARYA NIM : 043313214020

PRODI NERS KEPERAWATAN

STIKES KHARISMA KARAWANG

TAHUN 2015

Page 2: Askep Tn r Antareja

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA

HALUSINASI PENDENGARAN AKIBAT SCHIZOFRENIA PARANOID

DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT DR. MARZOEKI MAHDI

BOGOR

I. Identitas Klien

Inisial : Tn. R (L)

Umur : 36 tahun

No. RM : 30.31.29

Ruang Rawat : Antareja

Tanggal Dirawat : 31 Januari 2015

Tanggal Pengkajian : 12 Februari 2015

II. Alasan Masuk

Pasien diantar oleh keluarga dan petugas kesehatan dengan alasan dirumah

marah-marah, merusak TV, memukul orang lain sampai mengancam orang

lain dengan sebuah golok. 1 minggu sebelum masuk RSMM pasien bicara

dan tertawa sendiri. Merasa ada bisikan

III. Faktor Predisposisi

Sebelum pasien dirawat di RSMM Bogor, pasien mengalami gangguan jiwa

pada tahun 2004 dan pernah dirawat di RSJ Cisarua dikarenakan pasien

sering putus obat. Pada tanggal 31 Januari 2015 pasien dirawat di RSMM

Bogor. Pasien pernah mengalami aniaya fisik yaitu sebagai pelaku pada usia

30 tahun, pasaien memukul orang lain sampai mengancam orang lain dengan

sebuah golok dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu bercerai dengan istri

kurang lebih 10 tahun yang lalu.

Masalah keperawatan :

Resiko perilaku kekerasan

Penatalaksanaan regimen obat tidak efektif

koping keluarga tidak efektif

Page 3: Askep Tn r Antareja

IV. Aspek Fisik

1. Tanda Vital : TD= 140/90 mmhg N= 88x/menit

S= 36oC P= 22x/menit

2. Ukur : TB= 157 cm BB= 60 kg

3. Keluhan Fisik : Tidak

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

III. Aspek Psikososial

1. Genogram

Keterangan :

Pasien tinggal dengan orang tua dan anaknya. Sebelum bercerai

komunikasi dengan istrinya kurang baik. Pengambil keputusan dalam

keluarga adalah orang tuanya/ayahnya. Dalam keluarga tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa seperti pasien.

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri/citra tubuh

Pasien menyukai semua bagian anggota tubuhnya

b. Identitas

Pasien tahu bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dan pasien

mengetahui identitas saat ini di rumah sakit

c. Peran

Pasien kurang puas sebagai seorang suami karena kurang bisa

menapkahi istri dan anaknya.

Page 4: Askep Tn r Antareja

d. Ideal diri

Harapan pasien ingin cepat sembuh, berkumpul dengan keluarga dan

anaknya.

e. Harga diri

Pasien tidak merasa malu dirawat diruang antareja dan merasa yakin

untuk cepat sembuh dan cepat pulang

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3. Hubungan Sosial

Pasien mengatakan orang yang berarti yaitu anaknya. Peran serta pasien

dalam kegiatan kelompok/masyarakat yaitu mengikuti kerja bakti di

lingkungan rumahnya, hambatan dalam kegiatan kelompok yaitu kurang

bersosialisasi. Selama diruangan pasien jarang berinteraksi dengan pasien

lain.

Masalah keperawatan : isolasi sosial, Harga Diri Rendah

4. Spiritual

Agama pasien yaitu seorang muslim, pada saat di rumah pasien tidak

menjalankan ibadahnya. Dan sekarang pasien tidak menjalankan

ibadahnya.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

IV. Status Mental

1. Penampilan

Penampilan pasien rapih, pasien menggunakan pakaian sesuai dengan

identitasnya sebagai seorang laki-laki dan cara berpakaiannya layaknya

seorang laki-laki.

2. Pembicaraan

Pasien bicara tidak terlalu cepat, ada kontak mata dan pasien kooperatif

3. Aktivitas motorik

Aktivitas motorik pasien baik. Hanya bila tidak ada kegiatan pasien

selalu tiduran

Page 5: Askep Tn r Antareja

4. Afek

Afek pasien datar saat di wawancara.

5. Alam perasaan

Pasien tampak tenang, tidak merasa sedih dan ketakutan pasien juga

tidak putus asa. Perubahan roman muka pasien sesuai dengan

perasaannya tersenyum ketika senang.

6. Interaksi selama wawancara

Selama proses wawancara pasien kooperatif, ada kontak mata, tidak

defensif dan curiga.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

7. Persepsi

Pasien mengalami halusinasi pendengaran, pasien sudah tidak

mendengar bisikan-bisikan lagi selama pindah ke ruang antareja. Pasien

takut bila suara-suara itu muncul kembali.

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

8. Isi Pikir

Isi pikir klien baik tidak ada obsesi, fobia, hipokandira juga

depersonalisasi.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

9. Proses Pikir

Proses pikir pasien juga sesuai denga pembicaraannya, tidak terjadi

sirkumtansial, flight of ideas, blocking dan tangensial.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran

Tingakat kesadaran pasien baik pasien tidak mengalami disorientasi

ruang, tempat dan waktu juga orang.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

11. Memori

Daya ingat klien juga baik, daya ingat jangka panjang dan pendek baik

tidak terjadi Konfabulasi.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

Page 6: Askep Tn r Antareja

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian

Kemampuan penilaian dan analisa pasien baik, pasien dapat

menjelaskan maksud dari sebuah musik dan gambar.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

14. Daya Tilik Diri

Pasien tidak mengingkari penyakitnya, pasien menerima penyakitnya

dengan baik, dan semangat untuk cepat sembuh.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Pasien makan dengan mandiri, makan 3x sehari, makanan tidak ada yang

tidak disukainya.

2. Defekasi/berkemih

BAB dan BAK pergi ke toilet dan kemudian membersihkannya.

3. Mandi

Pasien mandi secara mandiri, 2x dalam sehari. Pasien selalu menyikat gigi,

cuci rambut, gunting kuku dan pasien terlihat bersih.

4. Berpakaian

Pasien mampu mengambil, memilih, dan mengenakan pakaian serta alas

kaki. Pasien belum mencukur kumis dan jenggot

5. Istirahat dan tidur

Pasien tidur selama 7-8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari.

6. Penggunaan obat

Untuk minum obat pasien diingatkan oleh perawat.

7. Pemeliharaan kesehatan

Dalam perawatan pasien sangat di dukung oleh keluarga

Page 7: Askep Tn r Antareja

8. Aktivitas di dalam rumah

Pasien terkadang membereskan tempat tidur atau barang-barang

dirumahnya

9. Aktivitas di luar rumah

Pasien seorang petani kebun mangga dan bisa memotong rambut

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VIII . Mekanisme Koping

Pasien sudah adaptif, pasien sudah bisa melakukan hal yang dilatih bersama

untuk mengatasi halusinasinya dan marah-marahnya seperti menghardik,

minum obat teratur, bercakap-cakap dengan orang lain dan aktivitas

terjadwal

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

IX. Aspek Medik

a. Diagnosa Medik : Schizofrenia Paranoid

b. Terapi Medik :

Haloperidol 1 x 5 mg

Trihexilpenidil 2 x 2 mg

Risperidone 2 x 3 mg

Chlorpromazine 1 x 100 mg

X. Daftar Masalah Keperawatan

a. Halusinasi Pendengaran

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Isolasi sosial

d. Harga Diri Rendah

e. Penatalaksanaan regimen obat tidak efektif

f. koping keluarga tidak efektif

Pohon masalah dan Dx keperawatan

Page 8: Askep Tn r Antareja

A. Pohon Masalah ( Problem Three )

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Core problem

ISOLASI SOSIAL

Haraga Diri Rendah

B. Daftar Dx keperawatan berdasarkan perioritas

1. Halusinasi pendengaran

2. Isolasi sosial

3. Harga Diri Rendah

4. Resiko perilaku kekerasan

XI. Analisa Data

Tanggal Data Masalah Ttd

12/02/2015 S :

Pasien mengatakan sudah tidak

mendengar bisikan-bisikan

yang menuyuruhnya untuk

marah-marah

Pasien mengatakan takut bila

suara itu muncul lagi

O :

Pasien kadang melamun

Pasien tampak menyendiri

Halusinasi

12/02/2015 S : Isolasi sosial

GSP HALUSINASI PENDENGARAN

Page 9: Askep Tn r Antareja

Pasien mengatakan jarang

berinteraksi dengan orang

lain

Pasien mengatakan tidak

mengenal semua temannya

diruang antareja

O :

Menyendiri

pasien tidak pernah

berinteraksi dengan orang

lain.

12/02/2015 S :

Pasien mengatakan bila

mendengar bisikan-bisikan

biasanya ingin marah

O :

pasien tampak tegang saat

bercerita tentang masa lalunya

Resiko perilaku

kekerasan

12/02/2015 S :

pasien mengatakan hanya

seorang petani dan tukang ojek

pasien mengatakan

kebiasaannya di rumah yaitu

bisa memotong rambut

O :

pasien melakukan kegiatan

yang dia bisa yaitu memotong

rambut orang

HDR

Page 10: Askep Tn r Antareja

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

Nama Klien : Tn. R Dx. Medis : Skizofrenia ParanoidRuangan : Antareja No. RM : 30.31.29NoDx

DxKeperawatan

PerencanaanTujuan KriteriaEvaluasi Intervensi Rasional

2 Gangguan sensori persepsi halusinasi (lihat / dengar / penghidu / raba / kecap)

TUM : klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminyaTUK 1 : kliendapatmembinahubungansalingpercaya

1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda – tanda peercaya kepada perawat :- Ekspresiwaja

hbersahabat- Menunjukkan

rasa senang- Ada

kontakmata- Mau

berjabattangan

- Mau menyebutkan

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik- Sapa klien dengan

ramah baik verbal maupun non verbal

- Peerkenalkannama, namapanggilandantujuanperawatberkenalan

- Tanyakannamalengkapdannamapanggilan yang disukaiklien

- Buatkontrak yang jelas- Tunjukan sikap jujur

dan menepati janji setiap kali interaksi

1. Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan selanjutnya

Page 11: Askep Tn r Antareja

nama- Mau

menjawabsalam

- Mau dudukberdampingandenganperawat

- Bersediamenggungkapkanmasalah yang dihadapi

- Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya

- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

TUK 2 :Klien dapat mengenal halusinasinya

2. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan :- Isi- Waktu- Frekuensi- Situasi dan

kondisi yang menimbulkan halusinasi

Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya ( dengar / lihat / penghidu / raba / kecap )

- Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasidengar / lihat / penghidu / raba / kecap )

- Jika klien menjawab ya tanyakan apa yang sedang dialaminya

- Katakan bahwa perawat percaya bahwa klien

Kontak sering dan singkat dapat membina hubungan saling percaya dan dapat memutuskan halusinasiUntuk mengenali halusinasi

Page 12: Askep Tn r Antareja

mengalami hal tersebut namun perawat sendiri tidak mengalaminya dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi

- Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama

- Katakan bahwa perawat aka n membantu klien

Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentangadanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien- Isi, waktu dan

frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore malam atau sering dan kadang – kadang

- Situasi dan kondisi yang mennimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

Dengan mengetahui waktu, isi, frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan perawat

Page 13: Askep Tn r Antareja

3. Setelah 2x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi :- Marah- Takut- Sedih- Senang- Cemas- jengkel

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien meniikmati halusinasinya.

TUK 3 :Klien dapat mengontrol halusinasinya

3.1 setelah 2x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

3.2 setelah 2x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi

3.3 setelah 2x interaksi klien dapat memilih dan

3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidir, marah, menyibukan diri dll )3.2 Iskusikan cara yang digunakan klien- jika cara yang digunakan adapun beri pujian- jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan3.3 diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi - katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak mau dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada saathalusinasi terjadi)

Untuk mengidentifikasi halusinasi klien

Upaya untuk memutuskan halusinasi sehingga tidak berlanjut

Memberikan kesempatan kepada klien untuk mencoba cara yang telah dipilih

Page 14: Askep Tn r Antareja

memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)

3.4 setelah 2x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya

3.5 setelah 2x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok

- menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk m,enceritakan tentang halusinasinya- membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun-meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika sedang berhalusinasi3.4 bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya3.5 beri kesempatan untukm melakukan cara yang dipilih dan dilatih3.6 pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian3.7 anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

Stimulasipersepsidapatmengurangiperubahaninterpensirealita/ akibathalusinasi

TUK 4Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya

4.1 setelah 4x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat4.2 setelah 4x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan

4.1 buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (wakttu,tempat dan topik)

4.2 diskusikan dengan: keluarga (pada saat pertemuan keluarga /

Untuk mendapatkan bantuan keluargauntuk mengontrol halusinasinya

Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan

Page 15: Askep Tn r Antareja

gejala proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi

kunjungan rumah)- pengertian halusinasi - tanda dan gejala halusinasi- proses terjadinya halusinasi- Cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi- obat-obat halusinas- cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan birkan sendiri, makan bersama, bepergianj bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi)- beri informasi waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah.

meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang halusinasi

TUK 5:Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

5.1 setelah 3x interaksi klien menyebutkan:-manfaat minum obat- kerugian tidak minum obat-nama, warna, dosis, efekterapidanefeksampingobat5.2 setelah interaksi klien mendemonstrasikan

5.1 diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping penggunaan obat

5.2 pantau klien saat penggunaan obat

Dengan menyebutkan dosis, manfaat, frekuensi obat diharapkan klienmelaksanakan program pengobatan

Menilai kemampuan klien dalam pengobatannya

Page 16: Askep Tn r Antareja

penggunaan obat dengan benar5.3 setelah interaksi klioen menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

5.3 beri pujian jila klien menggunakan obat dengan benar5.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter5.5 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

sendiriDengan mengetahui dosis, manfaat, frekuensi obat diharapkan klien melaksanakan program pengobatan

Page 17: Askep Tn r Antareja

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama klien : Tn. R Dx. Medis : Skizophrenia paranoidRuangan : Antareja No. CM : 30.31.29

No. Dx

DX. Keperawata

n

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional2. Isolasi sosial TUM : Klien dapat

berinteraksi dengan orang lainTUK :1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda, percaya kepada/terhadap perawat : Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan

perasaanya Bersedia

mengungkapkan peraanya

1.1. Bina hubungan saling percaya dengan : Beri salam setiap kali

berinteraksi. Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

Tanyakan nama dan panggilan nama kesukaan klien.

Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

Tanyakan perasaan klien dan masalah yang di hadapi klien

Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan ungkapan perasaan

klien dengan empati.Penuhi kebutuhan dasar klien.

Hubunan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

Page 18: Askep Tn r Antareja

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

2.1 Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu pwnyebab menarik diri Diri sendiri Orang lain lingkungan

2.1. tanyakan pada klien tentang : orang yang tinggal

serumah/teman sekamar klien

orang yang paling dekat dengan klien dirumah/diruangperawatan.

Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

Orangg yang tidak dekat dengan klien dirumah/diruang perawataan.

Apa yang membuat klien tidak deka dengan orrang tersebut

Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain.

2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tiak mau bergaul dengan orang lain

2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaas.

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan klien alam keluarga.

Untuk mendapatkan data dan menaggulangi isolasi sosial

Reinforcement positif meningkatkan harga diri klien.

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik

3. Setelah 2x interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntngan brhubungan social misalnya.

1.1. tanyakan pada klien tentang: manfaat hubungan social kerugian menarik diri.

1.2. Diskusikan bersama klien tentang

Untuk mengetahui pengetahuan klien tentang isolsi social

Agar klien tahu kegunaan

Page 19: Askep Tn r Antareja

diri maanfaat berhubungan social dan kerugian menarik diri.

1.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya

interaksi sosial.

Untuk menambah harga diri klian.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.

Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan keunungan berhubungan social misalnya:

Banyak teman Tidak kesepian Bisa diskusi Saling menolong

Dan kerugian menarik diri, misalnya:

Sendiri Kesepian Tidak bisa diskusi

Setelah 2x interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social dengan orang lain

Orang lain kelompok

1.1. observasi prilku klien saat berhubungan social

1.2. beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan atau berkomunikasi dengan: perawat lain klien lain. kelompok

1.3. libatkan klien dalam terapi aktifitas kelompok social.

1.4. Diskusikan jadwal harian yang dapat di lakukan untuk menungkatkan kemampuan klien bersosialisasi.

1.5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat

1.6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya melalui aktifitas yang di laksanakan

Melihat kemampuan klien untuk berinteraksi sosial.

Agar klien termotivasi untuk berinteraksi

Agar klien merasa berarti dalam kelompok

Untuk keteraturan dalam berinteraksi

Agar klien terbiasa dalam berinteraksi

Agar klien termotivasi untuk berinteraksi

Page 20: Askep Tn r Antareja

5. Klien manpu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial

5. Setelah 2x interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social dengan: Orang lain kelompok

5.1 diskusikan dengan klien tentang perasanya setelah berhubungan social dengan:

orang lain kelompok

5.2 beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.

Meengetahui keinginan klien untuk berinteraksi social

Menambah ras percaya diri untuk berinteraksi.

1. Klien dapat dukungan keluarga dalm memperluas hubungan social.

1.1. Setelah pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:

Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menaik

diri Penyebab dan aibat

menarik diri Rencana merawat klien

menarik diri

1.2. Setelah pertemuan keluarga dapat mempraktekan cara merawat klien menarik diri.

6.1 diskusikan pentingnya peran serta sebagai pendukung untuk mengatasi menarik diri.

6.2 diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatai perilaku menarik diri.

6.3 Jelaskan kepada keluarga tentng : Pngertian menarik diri Tanda dan gejala menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri. Cara merawat klien menrik diri

6.4 latih keluarga cra merawat klien menarik diri.

6.5 Tanyakan perasaaan keluarga setelah mencoba cara yang di latihkan.

6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi.

Ketrlibatan keluarga sangat mendukung terhada proses perubahan perilaku klien

Page 21: Askep Tn r Antareja

6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatanya erawat klien di rmah sakit.

2. Klien dapat

memanfaatkan system pendukung yang ada

2.1. setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan:

2.2. setela 1 interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan oat dengan bear.

2.3. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

7.1. diskusikan dengan klien maanfaat dan kerugian minum obat,nama,warna,dosis,cara efek terapi dan efak samping penggunaan obat.

7.2 pantau klien saat penggunaan obat

7.3 beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.

7.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

7.5 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan

Dengan mengetahui dosis,prekwensi, dan maanfaat obat di harapkan klien melaksanakan program penhgobatan

Menilai kemampuan klien dalam mengelola pengobatanya sendiri

Dengan mengetahui efek sampng obat, klien akan mengetahuiapa ang harus di lakukan setelah minum obat

Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana

Dengan mengetahui prinsip 5 benar penggunaan obat, maka kemandirian klien untukpengobatan dapat di tingkatkan secara bertahap.

Page 22: Askep Tn r Antareja

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Nama : Tn. R Dx Medis: Skizophrenia paranoid

Ruang : Antareja No RM : 30.31.29

No. DX

DiagnosaKeperawatan

Perencanaan Intervensi RasionalTujuan Kriteria Evaluasi

1 Perilaku kekerasan

TUM Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya

1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat: Ekspresi wajah

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik verbal

maupun non verbal Perkenalkan nama, nama panggilan dan

1. Bila sudah terbina hubungan saling percaya diharapkan klien dapat kooperatif, sehingga pelaksanaan asuhan

Page 23: Askep Tn r Antareja

bersahabat Menunjukan rasa

senang Ada kontak mata Mau berjaba

tangan Mau

menyebutkan nama

Mau menjawab salam

Mau duduk berdampingan dengan perawat

Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi

tujuan perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama

panggilan yang disukai klien Buat kontrak yang jelas Tunjukan sikap jujur, dan menepati janji

setiap kali interaksi Tunjukan sipat empati dan menerima apa

adanya Beri perhatian pada klien dan perhatikan

kebutuhan dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah

yang dihadapi klien Dengarkan dengan penuh perhatian

ekspresi perasaan klien.

keperawatan dapat berjalan dengan baik.

Page 24: Askep Tn r Antareja

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab kekerasan

Setelah 1 kali interaksi klien dapat menyebutkan perilaku kekerasan

Diejek, diremehkan, diganggu, merasa terganggu

Bantu klien mengungkapkan perasaanya

Bantu klien mengungkapkan penyebab timbulnya marah (oranglain, situasi/diri sendiri)

Mengetahui kondisi klien saat itu dan mengurangi tekanan kemarahan klien

Dengan mengidentifikasi penyebab marah, maka dapat mengantisipasi munculnya factor penyebab

3. klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan

Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan :

Ingin memukul, memaki, mengamuk dan mengancam

Anjurkan klien mengungkapkan hal yang dialami dan dirasakan saat jengkel/marah

Observasi tanda perilaku kekerasan Diskusikan dengan klien tanda-tanda

perilaku kekerasan

Dengan mengidentifikasi perubahan fisik, maka dapat mengetahui tanda dan gejala marah

Menyamakan persepsi bahwa hal tersebut terjadi dan ada pada klien

4. klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa

Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

Bantu klien untuk bermain peran

Identifikasi cara klien dalam mengungkapkan perilaku kekerasan

Page 25: Askep Tn r Antareja

dilakukan dilakukan : Memaki,

mengancam, merusak barang

dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

Diskusikan bersama klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai

Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang digunakan klien

Mempermudah perawat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan saat marah

Memberikan wawasan yang baru bagi klien terhadap tindakan yang maladaptive

Bantu klien dalam mengidentifikasi kerugian dari cara yang dilakukan

5. klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan akibat perilaku kekerasan yang biasa dilakukan:

Dimusuhi, dimarah-marahi, dikurung dirumah

Diskusikan dengan klien akibat cara yang dilakukan

Tanyakan apakah klien ingin belajar cara yang baru dan sehat

Menyamakan persepsi dalam merespon perilaku yang salah

Membantu klien mencari cara yang terbaik

6. Klien dapat mengidentifikasi cara yang

Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi cara yang

Tanyakan pada klien apakah dia mengetahui cara lain yang lebih sehat

Beri reinforcement positif jika klien

Identifikasi pengetahuan dan keinginan klien untuk melakukan cara

Page 26: Askep Tn r Antareja

konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan

konstruktif dalam merespon kemarahannya:

Mampu menjelaskan kembali dua dari empat cara marah yang sehat

mengetahui cara lain yang sehat Diskusikan dengan klien cara lain yang

sehatn: (secara fisik: tarik nafas dalam jika Sedang kesal atau memukul bantal atau olahraga atau kerjaan:memerlukn tenaga).- Secara verbal:katakan bahwa anda

sedang kesal/tersinggung/jengkel.saya marah,karna mamah tidak penuhi keinginan saya.

- Secara sosial,latihan dalam kelompok-kelompok secara marah yg sehat: latihan asertif,latihan manajemen prilaku kekerasaan

- Secara sepiritual: sembahyang,berdoa,atau ibadah lain: minta ke pada tuhan agar di beri ke sabaran dan mengadu kepada-NYA bila sedang jengkel/kesal.

yang sehat Sebagai motivasi untuk

melakukan perilaku yang sehat

Didapatkannya cara lain yang sehat akan membantu klien untuk mencari cara yang adaptif dalam mengekspresikan marahnya

Page 27: Askep Tn r Antareja

7. klien dapat mendemostrasikan prilaku yang terkontrol.

Setelah 1 kali interaksi klien dapat mendemonstrasikan prilaku yang terkontrol: Menampilkan secara

mengontrol marah secara fisik,verbal,sosial dan spiritual

Bantu klien memilih secara yang di sukai cocok dengan klien

Anjurkan klien menggunakan cara yang telah di pelajari pada saat klien jengkel/kesal.

Diskusi denngan klien manfaat cara yang telah di gunakan.

Berikan pujian atas ke berhasilan klien

Cara yang cocok akan membntu klien.

Praktek lebih tepat untuk mengetahui manfaat cara yang telah di lakukan.

Identifikasi adanya keuntungan dan kekurangan.

Membangkitkan motivasi dan minta klien

8.klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol prilaku kekerasaan.

Setelah 1 kali interaksi,keluarga dapat memberikan dukungan kepada klien dalam mengontrol prilakunya: Terlibat dalm

perawatan Bersedia mengontrol

pentalaksanaan pengobatan di rumah.

Mampu menjelaskan kembali 2 dari 4 cara marah yang sehat

Buat kontrak dengan keluarga pada saat membawa klien ke Rs

1. Pertemuan rutin dengan perawat.2. Pertemuan dengan keluarga.

Bantu keluarga mengidentifikasi kemampuan yang di miliki:

1. Siapa yang dapat di terima klien2. fasilitas yang di miliki di keluarga di

rumah. Jelaskan cara merawat klien pada keluarga

seperti cara marah yang sehat melalui fisik,verbal,sosial dan spiritual

Latihan keluarga cara merawat klien di rumah dan terapi pengobatan

Kejelasan waktu,tempat dan topik akan membantu keluarga untuk koopratif

Prilaku perlu di lakukakn secara bertahap

Memudahkan pemahaman dan penerimaan

Memberikan wawasan kepada keluarga dalam menggali kemampuan yang ada

Memberikan cara perawatan yang tepat mencegah cara yang salah atau kurang tepat

Membiasakan keluarga

Page 28: Askep Tn r Antareja

agar terlatih dalam pelaksanaan di rumah

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Setelah…….x interaksi klien dapat menggunakan obat dengan benar baik jumlah, jenis, waktu dan dosis obat, serta manfaatnya :

Obat di minum sesuai aturan

Klien mengungkapkan perasaannya selama minum obat

Jelaskan obat yang harus diminum klien pada klien dan keluarga

Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa ijin dokter

Jelaskan prinsip 5 benar obat :baca nama yang tertera di label obat, waktu, cara, dan kenali warna obatnya

Anjurkan klien minum obat dan minum obat tepat pada waktunya

Anjurkan klien melapor pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tridak menyenangkan

Beri pujian jika klien minum obat

Kejelasan akan membantu klien dan keluarga untuk melaksanakan tindakan yang benar

Dengan tahu manfaat dan kerugian keluarga dan klien akan lebih perhatian

Kejelasan akan membantu pelaksanaan tindakan yang benar

Waktu yang tepat didasari pada kerja dan efektifitas dan penggunaan obat

Efek obat yang diketahui lebih awal memudahkan penanganan akibat efek obat tersebut

Membangkitkan minat dan motivasi

Page 29: Askep Tn r Antareja

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. R Dx. Medis : Schizofrenia Paranoid

Ruangan : Antareja No. RM : 30.31.29

Hari/Tanggal Pertemuan Implementasi Evaluasi/SOAP Paraf

Kamis, 12-

02-2015

1 Ds:

- pasien sudah tidak mendengar suara/bisikan

yang menyuruhnya marah-marah

Do:

- pasien sering melamun

- pasien suka menyendiri

Dx: Halusinasi pendengaran

T :

- Lakukan lagi cara menghardik pagi dan sore

hari

RTL :

- Latihan cara menghardik pagi dan sore hari

S : pasien merasa senang

O :

- Pasien terlihat senang

- Pasien tahu cara mengontrol

halusinasinya dengan cara

menghardik

A : pasien mampu melakukan

menghardik

R/: untuk mengontrol halusinasinya

supaya tidak muncul kembali

P :

- ingatkan klien cara menghardik,

- lanjut ke SP2 halusinasi/ minum

obat secara teratur

Jumat, 13- 2 Ds: S :

Page 30: Askep Tn r Antareja

02-2015 - pasien mengatakan takut bila suara/bisikan itu

muncul kembali

Do :

- pasien tampak mondar-mandir

- pasien tampak menyendiri

Dx : Halusinasi pendengaran

T :

- Tanyakan lagi cara minum obat secara teratur

RTL :

- Latihan cara minum obat secara teratur

pasien mengatakan senang dan

tahu cara mengontrol bila

halusinasinya datang lagi dengan

cara menghardik dan minum obat

secara teratur

O :

pasien dapat menyebutkan

beberapa cara mengontrol

halusinasinya

A :

pasien mampu menyebutkan

nama, warna dan fungsi obat

P :

ingatkan pasien cara menghardik

dan minum obat secara teratur

lanjutkan ke SP 3 halusinasi

bercakap-cakap dengan orang

lain

Sabtu, 13-02- 3 Ds: S :

Page 31: Askep Tn r Antareja

2015 - pasien mengatakan sudah tidak mendengar

suara/bisikan itu lagi

- pasien mengatakan takut bila bisikan itu

muncul kembali

Do :

- pasien tampak melamun

- pasien tampak menyendiri

Dx : Halusinasi pendengaran

T :

- Lakukan lagi cara bercakap-cakap dengan

orang lain

RTL :

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap

Pasien merasa senang dan tahu

cara bercakap-cakap dengan

orang lain

O :

Pasien dapat menyebutkan cara

mengontrol halusinasi dengan

menghardik, minum obat secra

teratur, bercakap-cakap

A :

pasien mampu bercakap-cakap

dengan orang lain

P :

ingatkan pasien cara bercakap-

cakap

lanjutkan ke SP 1 isolasi sosial

melatih cara berkenalan

Senin, 16-02-

2015

4 Ds:

- pasien mengatakan jarang ngobrol dengan

pasien lain

- pasien mengatakan tidak kenal semua dengan

S :

Pasien merasa senang dan tahu

cara berkenalan dengan orang

lain

Page 32: Askep Tn r Antareja

teman seruangan

Do :

- pasien tampak menyendiri

- pasien tidak mengenal semua nama teman-

temannya

Dx : Isolasi sosial

T :

- lakukan lagi cara berkenalan dengan orang lain

RTL :

- Latihan cara berkenalan dengan orang

O :

Pasien dapat

menyebutkan/melakukan

berkenalan dengan menyebutkan

nama, alamat dan hobi

A :

pasien mampu berkenalan

dengan orang lain

P :

ingatkan pasien cara berkenalan

dengan orang lain

lanjutkan ke SP 2 isolasi sosial

berkenalan dengan 1 orang

pasien lain

Selasa, 17-

02-2015

5 Ds:

- pasien mengatakan jarang ngobrol dengan

teman di ruangan

- pasien mengatakan sudah kenal beberapa

temannya

Do :

S :

Pasien merasa senang dan ingin

memiliki banyak teman lagi

O :

Pasien dapat berkenalan dengan

orang lain dengan baik

Page 33: Askep Tn r Antareja

- pasien tampak menyendiri

- pasien belum mengenal semua nama teman-

temannya

Dx : Isolasi sosial

T :

- lakukan lagi berkenalan dengan orang lain

RTL :

- Latihan cara berkenalan dengan orang lain

A :

pasien mampu berkenalan

dengan orang lain

P :

ingatkan pasien untuk berkenalan

dengan orang lain

lanjutkan ke SP 3 isolasi sosial

berkenalan dengan lebih dari 2

orang

Rabu, 18-02-

2015

6 Ds:

- pasien mengatakan sudah kenal beberapa

temannya di ruangan

Do :

- pasien tampak menyendiri

- pasien belum mengenal semua nama teman-

temannya

Dx : Isolasi sosial

T :

- lakukan lagi berkenalan lebih dari 2 orang

RTL :

S :

Pasien merasa senang dan sudah

mengenal semua temannya

O :

Pasien dapat berkenalan dengan

lebih dari 2 orang temannya

A :

pasien mampu berkenalan

dengan lebih dari 2 orang lain

dengan baik

P :

Page 34: Askep Tn r Antareja

- Latihan berkenalan dengan lebih dari 2 orang ingatkan pasien untuk berkenalan

lebih dari 2 orang

lanjutkan ke SP 1 haega diri

rendah mengetahui kemampuan

yang di miliki pasien

Kamis, 19-

02-2015

7 Ds:

- pasien merasa tidak memiliki kemampuan

apapun

Do :

- pasien tidak berinisiatif dengan orang lain

- pasien tampak malas

Dx : Harga diri rendah

T :

- Membantu pasien memiliki kegiatan yang akan

dilatih sesuai dengan kemampuan pasien yaitu

mencukur rambut

RTL :

Latih pasien untuk melakukan kemampuannya yaitu

mencukur rambut

S :

Pasien merasa senang

O :

Pasien dapat melakukan

kemampuannya yaitu mencukur

rambut temannya

A :

pasien mampu mencukur rambut

temannya dengan baik

P :

ingatkan pasien untuk melakukan

kemampuan yang dimilikinya