Askep TB Paru
-
Upload
gregory-santiago -
Category
Documents
-
view
85 -
download
19
Transcript of Askep TB Paru
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Insidens penyakit tuberculosis dan mortalitas yang disebabkannya menurun
drastic setelah ditemukannya kemoterapi. Tetapi, pada tahun-tahun terakhir ini
penurunan itu tidak terjadi lagi bahkan insidens penyakit ini cenderung meningkat.
Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa factor seperti sosoioekonomi, dan masalah-
masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan (seperti alkoholisme,
tunawisma,naiknya infeksi HIV/AIDS),dimana peningkatan insidens lebih nyata pada
kelompok minoritas dan pengungsi yang masuk ke Amerika Serikat dari Negara-
negara dimana tuberculosis merupakan penyakit endemic.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan
organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikobakteria pathogen, tetapi
hanya Strain Bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini
berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Sebagai bahan acuan / perbandingan bagi mahasiswa keperawatan dalam
membuat suatu penelitian.
2. Tujuan Khusus
1. Memperoleh gambaran mengenai konsep dasar tiberkulosis pbacaan
bagi mahasiswa.
2. Sebagai salah satu tugas akademik.
2. Kegunaan Praktis :
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan
pada klien dengan Tuberkulosis Paru.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Tuberkulosis Paru ?
2. Gejala apa saja yang dapat ditimbulkan dari Tuberculosis Paru ?
3. Diagnosa keperawatan apa saja yang dapat timbul dari
Tuberkulosis Paru ?
BAB II
TUBERKULOSIS PARU
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Tuberkulosis paru adalah peradangan pada jaringan paru yang merupakan
penyakit menular, berpindah ke orang lain melalui udara pernapasan
(droplet).
2. Etiologi
Mycobacterium Tuberkulosis yang masuk melalui saluran pernapasan
3. Tanda dan gejala
a. Demam
b. Batuk atau batuk darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
e. Malaise berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun,
sakit kepala,meriang, nyeri otot, dan keringat malam hari.
4. Klasifikasi
1. Kelas 0, tidak ada jangkitan tuberculosis, tidak terinfeksi (tidak ada
riwayat terpapar).
2. Kelas 1, terpapar Tuberkulosis , tidak ada bukti infeksi.
3. Kelas 2, ada infeksi Tuberkulosis, tidak timbul penyakit.
4. Kelas 3, diagnosa Tuberkulosis yang lengkap (timbul penyakit/ada
penyakit), Mycobacterium Tuberkulosis ada dalam biakkan.
5. Kelas 4, tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit ( ada
riwayat mendapat pengobatan pencegahan Tuberkulosis).
6. Kelas 5, tersangka tuberculosis paru.
5. Komplikasi
Komplikasi terdiri atas :
1. Komplikasi dini :
a. pleuritis
b. Efusi pleura
c. emfiema
d. Laryngitis
e. Menjalar keorgan lain (usus).
2. Komplikasi lanjut:
a. Obstruksi jalan napas → SOPT (Syndrome Obstruksi
Pasca Tuberkulosis)
b. Kerusakan parenkim berat→ SOPT/ Fibrosis paru
c. Amiloidosis
d. Ca paru
e. Syndrom gagal napas dewasa (ARDS)
B. Patofisiologi berdasarkan penyimpangan KDM.
Reaksi Radang pada Paru
Peningkatan Produksi Sekret
Akumulasi Sekret
Obstruksi Jalan Napas
Batuk - Batuk
Bersihan Jalan Napas Inefektif
Rangsangan Batuk
Risiko Penyebaran Infeksi
Tuberkel Pecah
Eksudasi
Fibrosisi Jaringan Paru
Total Jaringan Paru Berkurang
Peningkatan luas Permukaan Efektif Paru
Ggn Pertukaran Gas
Iskemia Jar. Paru
Inhalasi droplet
Alveolus
Mychobacterium TBC
Merangsang Reseptor Syaraf sekitar untuk mengeluarkan Neurotrasmitter ; Bradikinin, Serotonin dan Histamin
Nyeri
Pe aktivitas seluler
Metabolisme Me
Pemecahan KH, Protein & Lemak dan adanya penekanan pada syaraf pusat lapar di otak
Kurang Nafsu Makan
Asupan Kurang
BB menurun
Ggn pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Reaksi Antigen- Antibody
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN
Aktivitas/istirahat
Gejala :
a. Kelelahan umum dan kelemahan
b. Napas pendek karena kerja
c. Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari,
menggigil dan atau berkeringat.
Tanda :
a. Takikardi,Takipnea/Dispnea pada kerja
b. Kelelahan otot,nyeri dan sesak ( tahap lanjut).
Integritas Ego
Gejala:
a. Adanya/factor stress lama.
b. Masalah keuangan, rumah.
c. Perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Tanda :
a. Turgor kulit buruk,kering/ kulit bersisik.
b. Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
Makanan/ Cairan
Gejala:
a. Kehilangan nafsu makan
b. Tidak dapat mencerna
c. Penurunan berat badan
Tanda:
a. Turgor kulit buruk
b. Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
a. Berhati-hati pada area yang sakit
b. Perilaku distraksi, gelisah
Pernapasan
Gejala :
a. Batuk, produktif/tak produktif
b. Napas pendek
c. Riwayat tuberculosis/ terpajan pada individu terinfeksi
Tanda :
a. Peningkatan frekuensi pernapasan
b. Efusi pleural
c. Perfusi pekak
d. Deviasi trakeal
e. Tak perhatian, perubahan mental (tahap lanjut)
Keamanan
Gejala :
a. Adanya kondisi penekanan imun
b. Tes HIV positif
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut
Interaksi Sosial
Gejala :
a. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
b. Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :
a. riwayat keluarga TB
b. Status kesehatan buruk
c. Gagal untuk membaik
d. Tidak berpartisipasi dalam terapi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium TBC pada tahap aktif
penyakit.
2. Ziehl- Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan
cairan darah) : Positif untuk basil asam cepat.
3. Tes kulit : Reaksi positif menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya
antibody.
4. ELISA/Western Blok : Dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto torak : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru
atas
6. Histologi / Kultur jaringan : Positif untuk Mycobacterium TBC.
7. Biopsi jarum pada jaringan paru : positif untuk granuloma TB.
8. Elektrolit : Dapat tidak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi
9. GDA: Dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru
10. Pemeriksaan funsi paru : Penurunan kapasitas vital atau peningkatan rasio
udara
11. Residiu dan kapasitas paru total
Analisa Data
Data Kemungkinan penyebab Masalah
DS :
DO :
1. pasien batuk
2. suara napas
ronchi
3. sputum kental
4. takipnea/
dispnea
Bersihan jalan napas
inefektif Reaksi radang
Pe produksi sekret
Akumulasi sekret
Obstruksi jln napas
Batuk - Batuk
Bersihan Jalan napas inefektif
DS :
DO :
1. pertahanan primer
tak adekuat
2. kerusakan jaringan
3. riwayat
tuberkulosis/
terpajan pada
individu terinfeksi
4. penurunan
pertahanan atau
penekanan proses
inflamasi
5. malnutrisi
Resiko penyebaran
infeksi
Pe produksi sekret
Risiko penyebaran infeksi
Reaksi Radang
Akumulasi sekret
Rangsangan batuk keluar
DS :
DO :
1. kehilangan nafsu
makan
2. penurunan berat
badan
3. turgor kulit buruk
4. kelemahan
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
DS :
DO :
1. takipnea/
dispnea
2. PO2 menurun
dan PCO2
meningkat
Gangguan pertukaran
gas
Reaksi Radang
Pe aktif seluler
Metabolisme Me
Pemecahan KH, Protein & lemak dan adanya penekanan pd syaraf pusat lapar di otak
Kurang nafsu makanan
Asupan kurang
BB menurun
Ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tuberkel pecah
Eksudasi
Fibrosis Jar. Paru
Total Jar. Paru berkurang
3. tuberculin test
positif
4. kultur sputum
positif
5. kerusakan
membrane
akveolar kapiler
6. penurunan
permukaan efektif
paru
DS :
DO :
1. ekspresi wajah
nampak kesakitan
2. pasien gelisah
3. nadi meningkat
Gangguan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman :
nyeri dada
Fibrosis Jar. Paru
Ischemia Jar. Paru
Merangsang Reseptor syaraf sekitar untuk mengeluarkan; Bradikinin, Serotonin, histamin
Nyeri
Pe permukaan efektif paru
Ggn pertukaran gas
3. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat timbul pada TB Paru :
1. bersihan jalan napas inefektif
2. Resiko penyebaran infeksi
3. Gangguan pemenuhan nutrisi
4. Gangguan pertukaran gas
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman : nyeri dada
Masalah keperawatan berdasarkan prioritas :.
1. Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan obstruksi jalan
napas di tandai dengan :
a. Pasien batuk – batuk
b. Suara napas ronchi
c. Sputum kental
d. Frekuensi napas lebih dari normal
2. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan peningkatan
produksi secret di tandai dengan :
a. Pertahanan primer tak adekuat
b. Terpajan pada individu terinfeksi
c. Penurunan pertahanan/ penekanan proses inflamasi
d. Kerusakan jaringan
e. Malnutrisi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
kurang napsu makanan di tandai dengan ;
a. Berat badan menurun
b. Porsi makan tidak habis
c. Anoreksia
d. Pasien tampak lemah
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunana luas
permukaan efektif paru di tandai dengan :
a. Frekuensi napas cepat
b. Tuberculin test positif
c. Demam
d. Lemah
e. Keringat pada malam hari
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman berhubungan
dengan adanya fibrosis jaringan paru di tandai dengan :
a. Ekspresi wajah nampak kesakitan
b. Pasien gelisah
c. Nadi meningkat
3. Rencana keperawatan
A. Bersihan jalan napas inefektif
1. Tujuan : efektifnya bersihan jalan napas
2. Kriteria Hasil :
a. Batuk berkurang
b. Suara napas normal
c. Respirasi dalam batas normal
d. Tidak adanya produksi sputum pada saat batuk
3. Intervensi :
a. Bantu pasien untuk mengambil posisi batuk yang nyaman
( semifoler tinggi dan lutut lurus dengan bantal yang ringan
di atas abdomen untuk menambah tekanan ketidaknyaman)
Rasionalisasi : mempermudah pasien dalam bernapas
b. Ajarkan pasien tekhnik batuk yang efektif yaitu dengan cara
tarik napas dalam 3 kali setelah napas terakhir batukkan
bersamaan dengan ekspirasi
Rasionalisasi : menurunkan resiko terjadinya infeksi paru
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi O2 dan
terapi ekspetoran
Rasionalisasi : mencegah pengeringan membrane mukosa
dan membantu pengenceran sekret .
C. Risiko penyebaran infeksi
1. Tujuan : mencegah atau menurunkan resiko penyebaran infeksi
2. Kriteria Hasil :
Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan
yang aman
3. Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
Rasionalisasi : membantu pasien menyadari perlunya
mematuhi program pengobatan untuk mencegah pengaktifan
ulang atau komplikasi
b. Anjurkan pasien untuk batuk atau bersin
Rasionalisasi : mencegah penyebaran infeksi
c. Dorong memilih / mencerna makanan seimbang. Berikan
makanan sering/ makanan kecil pada jumlah makanan besar
yang tepat
Rasionalisasi : adanya anoreksia dan malnutrisi sebelumnya
merendahkan tahanan terhadap proses infeksi dan
mengganggu penyembuhan
d. Berikan agent anti infeksi sesuai indikasi
Rasionalisasi : kombinasi agent anti infeksi digunakan
C Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
1. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
2. Kriteria Hasil :
a. berat badan normal
b. napsu makan ada sehingga porsi makan yang di sajikan
habis dengan diet
3. Intervensi :
a. Awasi program diet dan pola kebiasaan makannya di
bandingkan dengan intake makanan sekarang
Rasionalisasi : membantu dalam mengidentifikasi
kebutuhan khusus dan memperbaiki masukan diet
b. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pentingnya
makanan bagi kesembuhan penyakit
Rasionalisasi : meningkatkan pemahaman kebutuhan
individu dan pentingnya nutrisi pada proses penyembuhan
c. Berikan makanan TKTP bervariasi dan di sajikan makanan
dengan porsi kecil dan sering dalam keadaan hangat bila
kesukarangan mengunyah dalam bentuk lunak dan rendah
serat
Rasionalisasi : tinggi karbohidrat, protein dan kalori di
perlukan/ di butuhkan selama ventilasi untuk memperbaiki
fungsi pernapasan
d. Hindarkan makanan yang terlalu manis
Rasionalisasi : makanan yang manis dapat mencetus/
meningkatkan spasme batuk
e. Timbang berat badan secara rutin
Rasionalisasi : untuk menentukan kebutuhan kalori,
menyusun tujuan berat badan dan evaluasi keadekuatan
perencanaan nutrisi
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti piuretik
Rasionalisasi : antipiuretik meningkatkan kebutuhan
metabolic dan konsumsi kalori
D. Gangguan pertukaran gas
1. Tujuan :difusi O2 dan CO2 adekuat
2. Kriteria hasil :
a. suhu tubuh kurang dari 38 0C
b. tidak keluar keringat
c. respirasi normal
d. RO tampak normal
3. Intervensi :
a. Monitor frekuensi pernapasan cepat, dangkal serta
perubahan tanda-tanda vital.
Rasionalisasi : kecepatan biasanya meningkat, dipsnea dan
terjadi peningkatan kerja napas
b. Auskultasi bunyi napas
Rasionalisasi : bunyi napas dapat berkurang karena
penurunan aliran darah
c. Pertahankan posisi semi fowler
Rasionalisasi : mempermudah dalam bernapas dan
meningkatkan kenyamanan fisiologis/ psikologis
d. Kolaborasi dengan dokter tentang terapi yang di berikan
Rasionalisasi : mempertahankan Pa O2 di atas 60 mmHg
E. Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman :
nyeri dada
1. Tujuan : rasa nyeri teratasi
2. Kriteria hasil :
a. Nyeri berkurang atau hilang
b. Pasien tidak gelisah
c. Ekspresi wajahg tenang
3. Intervensi :
a. Anjurkan menggunakan bantal untuk menahan dada ketika
bergerak, batuk.
Rasionalisasi : untuk mengontrol ketidaknyamanan dada
sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk
b. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasionalisasi : menghilangkan ketidaknyamanan,
meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian
c. Atur posisi semifowler
Rasionalisasi : meningkatkan kenyamanan
fisiologis/psikologis
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgetik.
Rasionalisasi : obat ini digunakan untuk menekan batuk non
produktif atau menurunkan mukosa berlebihan dan
meningkatkan kenyamanan/ istirahat umum
IV. Implementasi
Di laksanankan sesuai dengan rencanan tindakan / intervensi, menjelaskan
setiap tindakan yang akan di lakukan sesuai dengan prosedur yang telah di
tentukan
V. Evaluasi
Evaluasi hasil menggunakan criteria evsaluasi yang telah di tentukan pada
tahap rencana keperawatan. Dilakukan secara periodic, sisitematis dan berencana.
Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN.
a. Tuberkulosis Paru adalah peradangan pada jaringan paru yang merupakan
penyakit menular, berpindah keorang lain melalui udara pernapasan (droplet).
b. Gejala-gejala tuberculosis paru :
a. Demam
b. Batuk/batuk darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
e. Malaise berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun,
sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat malam hari.
c. Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis paru :
a. Bersihan jalan napas inefektif
b. Risiko penyebaran infeksi
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
d. Gangguan pertukaran gas
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman : Nyeri dada.
Daftar Pustaka
1. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan,.
Edisi 3. Jakarta ; EGC, 1999.
2. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi Buku II, Edisi 4. Jakarta ; EGC, 1995.
3. Kantor Pelayanan Kesehatan. Buku Pedoman SAK -10 Besar Penyakit Diunit
Perawatan Interna. Makassar. 2002.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II, Edisi 3. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2001.
Reaksi radang