askep pyoderma

16
DEFINISI Pyoderma lebih dikenal dengan bisul, dimana bisul terjadi karena infeksi kulit bukan penyakit yang serius tetapi terasa sakit dan nyeri. Infeksi bakteri pada folikel (akar) rambut di kulit, yang disebabkan oleh bakteri Stafilokokus. Nanah dalam bisul berisi bakteri hidup dan bisa menular. Pyoderma merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, insidennya menduduki tempat ketiga, dan berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi. Furunkel lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat. Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Apabila furunkelnya lebih dari satu maka disebut furunkolosis. Dari segi umur onsetnya dapat terjadi pada anak-anak dan juga orang muda. Frekuensinya lebih banyak pada anak laki-laki. ETIOLOGI Penyebab pioderma adalah infeksi bakteri pada folikel (akar) rambut di kulit, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan sel-sel berbentuk bola atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus merupakan bentuk

description

good

Transcript of askep pyoderma

DEFINISI

DEFINISI

Pyoderma lebih dikenal dengan bisul, dimana bisul terjadi karena infeksi kulit bukan penyakit yang serius tetapi terasa sakit dan nyeri. Infeksi bakteri pada folikel (akar) rambut di kulit, yang disebabkan oleh bakteri Stafilokokus. Nanah dalam bisul berisi bakteri hidup dan bisa menular.

Pyoderma merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, insidennya menduduki tempat ketiga, dan berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi. Furunkel lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat. Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Apabila furunkelnya lebih dari satu maka disebut furunkolosis. Dari segi umur onsetnya dapat terjadi pada anak-anak dan juga orang muda. Frekuensinya lebih banyak pada anak laki-laki.

ETIOLOGIPenyebab pioderma adalah infeksi bakteri pada folikel (akar) rambut di kulit, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan sel-sel berbentuk bola atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya dari spesies lain, dan merupakan patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal manusia. Staphylococcus menghasilkan katalase yang membedakannya dengan streptococcus.

TANDA DAN GEJALA Benjolan merah di kulit yang membesar dan menjadi bernanah setelah beberapa hari, dan akan pecah dengan sendirinya

Nyeri, berdenyut-denyut. FAKTOR PREDISPOSISISebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya pioderma, khususnya furunkel atau furunkolosis ada tiga faktor yaitu faktor host, agent, dan lingkungan.

Faktor host1. Higinis yang jelek

2. Diabetes militus

3. Kegemukan

4. Sindrom hiper Ig E

5. Carier kronik S. aureus (hidung)

6. Gangguan kemotaktik

7. Ada penyakit yang mendasari seperti HIV

8. Sebagai komplikasi dari dermatitis atopi, ekscoriasi, scabies atau pedikulosis (adanya lesi pada kulit atau kulit tidak utuh bisa juga karena garukan atau sering bergesekan)

Agent : biasanya S. aureus

Lingkungan

1. Lingkungan yang kotor atau kebersihannya jelek

2. Iklim panasKLASIFIKASI

Terdapat beberapa jenis pioderma, yaitu:1. ImpetigoImpetigo merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh stafilokokus aurea atau kadang-kadang oleh streptokokus dan hanya terjadi pada lapisan kulit jangat. Biasanya tak disertai gejala konstitusi (gejala infeksi pada tubuh manusia seperti demam, nyeri, lesu,dan lainnya). Pada kulit penderita terlihat lepuh dan gelembung yang berisi cairan. Penyakit ini mudah menular pada anak lain atau dirinya sendiri.Impetigo ada 2, yaitu : Impetigo krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar madu) merupakan kelainan yang terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. Ciri-cirinya, yaitu kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah sehingga meninggalkan keropeng tebal warna kuning serupa madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya.

Impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau cacar api) yang sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Ciri-cirinya yaitu kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (seperti kulit yang tersundut rokok hingga dikenal dengan cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain. Jika terjadi pada bayi baru lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.

2. FolikulitisInfeksi ini mengenai folikel rambut. Ciri-cirinya berupa bintil padat atau bintil bernanah yang kemerahan dengan rambut di tengahnya. Biasanya sering ditemukan pada tungkai bawah.3. Furunkel atau BisulAdalah radang pada folikel yang meluas ke jaringan di sekitar folikel rambut. Ciri-cirinya, yaitu di kulit akan terlihat benjolan kemerahan dengan mata di bagian tengah yang dapat melunak menjadi abses. Kelainan terutama terjadi di daerah yang sering mengalami gesekan dan banyak berkeringat seperti ketiak, bokong, leher, dada, dan paha. Biasanya terdapat keluhan rasa nyeri, apalagi bila kelainan terjadi di dasar yang keras misalnya di hidung atau liang telinga luar.4. Abses Multipel Kelenjar KeringatMerupakan infeksi di kelenjar keringat. Faktor predisposisinya yaitu daya tahan tubuh yang menurun dan banyak berkeringat. Kelainan ditandai benjolan seperti kubah di daerah yang banyak berkeringat seperti dada, punggung atas, kepala bagian belakang, bokong, dan lainnya.

5. Erisipelas dan Selulitis.Erispelas adalah infeksi pada kulit yang umumnya didahului oleh luka atau trauma, baik nyata maupun mikroskopis. Pada bayi umumnya terjadi di pusar. Ciri-cirinya, yaitu di kulit terlihat kemerahan berbatas tegas, disertai gejala berupa demam dan kelesuan. Sementara selulitis merupakan kelanjutan erisipelas. Bedanya, pada selulitis, radang meluas sampai ke jaringan di bawah kulit.

6. Staphylococcal scalded skin syndromeMerupakan infeksi kulit oleh staphylococcus aureus galur tertentu dengan ciri yang khas berupa epidermolisis. Pada umumnya terdapat demam tinggi disertai infeksi di saluran napas bagian atas. Kelainan kulit awalnya berupa eritema yang timbul mendadak pada muka, leher ketiak telapak tangan dan kaki serta lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24-48 jam.

PATOFISIOLOGI

Banyak hal yang mempengaruhi seseorang sampai terjadinya pioderma antara lain faktor host, agent, dan lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas dimana adanya ketidak seimbangan antara ketiga faktor tersebut. Staphylococcus mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigen yang merupakan substansi penting di dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang terangkai, merupakan eksoskeleton kaku pada dinding sel. Peptidoglikan dihancurkan oleh asam kuat atau lisozim. Hal ini merupakan penting dalam potogenitas infeksi : zat ini menyebabkan monosit membuat interleukin-1 (pirogen endogen) dan antibodi opsonik, dan zat ini juga menjadi zat kimia penarik (kemotraktan) untuk leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip endotoksin, mengaktifkan komplement.

Patologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat lainnya. Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan nekrosis jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi dan didalam saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi preses dan diperkuat oleh penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. Di tengah-tengah lesi, terjadi pencairan jaringan nekrotik (dibantu oleh hipersensitivitas tipe lambat) dan abses mengarah pada daerah yang daya tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar, rongga secara perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh.

GAMBARAN KLINIS

Bakteri masuk ke dalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis dan perifolikulitis, tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri. Pada keadaan yang berat dapat disertai gejala demam, malaise, dll. Setelah 2-4 hari terjadi proses supurasi dan terbentuk abses ini dapat diketahui dengan adanya fluktuasi. Pada bagian tengah lesi terdapat bintik kekuningan yang merupakan jaringan nekrotik, dan disebut mata bisul (core). Bila abses pecah inti jaringan nekrotik tersebut akan keluar. Perawatan khusus ialah pada furunkel maligna yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial. Masalah lain yaitu bisa terjadi penyebaran bakteri yang lebih dalam atau lebih luas sehingga bisa juga terjadi selulitis atau bakterimia. Dan apabila higinis penderita jelek atau menderita diebetes militus, furunkel menjadi sering kambuh. Predileksi penyakit ini biasanya pada daerah yang berambut misalnya pada wajah, punggung, kepala, ketiak, bokong dan ekstrimitas, dan terutama pada daerah yang banyak bergesekan.

Efloresensi, lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus.KOMPLIKASI

Berikut adalah beberapa komplikasi furunkel:

1. Furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial melalui vena facialis dan anguular emissary dan juga pada vena tersebut tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang nantinya bisa menjadi meningitis.

2. Selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.

3. Bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal

4. Furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh hygiene yang buruk PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN

Adapun penatalaksanaan untuk furunkelatau furunkolosisi adalah sebagai berikut:

1. Topikal

Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan neomisin, asam fusidat , natrium fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila terjadi ulkus atau lesi masih eksudatif dilakukan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/ 5000, larutan rivanol 0,1% atau povidin iodine 5%-10%.

2. Sistemik

Sistemik diberikan antibiotic, seperti

Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7 hari atau

Sefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hari

Bila alergi terhadap penisilin diberikan eritromisin

Pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram intramuskuler per 8 jam selama 10 hari.

PROGNOSISUmumnya baik. Asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien : (nama,umur,alamat,pekerjaan,agama,dll )2. riwayat kesehatan

II DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah :

Nyeri yang berhubungan dengan lesi kulit

Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus

Kurang pengetahuan tentang penyakit yang di derita

II. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri yang berhubungan dengan lesi kulit

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil :

Mencapai peredaan gangguan rasa

Mengutarakan dengan kata-kata bahwa gatal telah reda

Meperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan

Mematuhi terapi yang telah diprogramkan

Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit

Menunjukan kulit utuh ; kulit menunjukan kemajuan dalam penampilan yang sehat

Intervensi :

Periksa daerah yang terlibat

a. upayakan menemukan penyebab gangguan rasa nyaman

b. mencatat hasil-hasil observasi secara rinci.

c. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi

Kendalikan faktor-faktor iritan

a. pertahankan kelembaban

b. pertahankan lingkungan dingin

c. gunakan sabun ringan atau sabun yang dibuat untuk kulit sensitif

d. lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat tidur

e. cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun ringan.

Menggunakan tindakan perawatan kulit untuk mempertahankan integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan pasien.

a. melaksanakan kompres penyejuk dengan air suam-suam kuku atau kompres dingin guna meredakan rasa gatal

b. mengatasi kekeringan

c. Mengoleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi.

d. Menggunakan terapi topikal seperti yang dipreskripsikan

e. Membantu pasien menerima terapi yang lama yang diperlukan pada beberapa kelainan kulit

2. Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.

Sasaran : pemeliharaan integritas kulit

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam resiko kerusakan kulit teratasi.

Intervensi :

Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi (hidrasi stratum korneum yang berlebihan) ketika memasang balutan basah.

Hilangkan kelembaban dari kulit dengan menutulkan untuk mengisap dan menghindari friksi.

Jaga dengan cermat terhadap risiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cedera panas yang tidak terasa (bantalan panas, radiator).

Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.

3. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus

Sasaran : pencapaian tidur yang nyenyak

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam gangguan pola tidur teratasi dengan kriteria hasil :

mencapai tidur yang nyenyak

melaporkan peredaan rasa gatal

mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat

menghindari konsumsi kafein pada sore hari dan menjelang tidur pada malam hari

mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur

mengalami pola tidur atau istirahat yang memuaskan

Intervensi

Cegah dan obati kulit yang kering

a. Menasehati pasien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik

b. Menjaga agar kulit tetap lembab

c. Mandi hanya diperlukan jika kulit sangat kering. Jangan gunakan sabun atau gunakan sabun yang lembut. Oleskan lotion atau krim kulit segera sesudah mandi sementara kulit masih lembab

Nasehati pasien untuk melakukan hal berikut yang dapat membantu meningkatkan tidur :

a. Menjaga jadwal tidur yang teratur. Pergi tidur pada saat yang sama; bangun pada saat yang sama.

b. Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur di malam hari

c. Melaksanakan gerak badan secara teratur

d. Mengerjakan hal-hal yang ritual dan rutin menjelang tidur

4. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik

Sasaran : pengembangan peningkatan penerimaan diri

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam gangguan citra diri teratasi dengan kriteria hasil :

mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri

mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan mandiri

melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi

menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri

mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat

tampak tidak begitu memprihatinkan kondisi

menggunakan tekhnik menyembunyikan kekurangan dan menekankan tekhnik untuk meningkatkan penampilan

Intervensi

kaji adanya gangguan pada citra diri pasien (menghindari kontak mata, ucapaan yang merendahkan diri sendiri, ekspresi perasaan muak terhadap kondisi kulitnya )

identifikasi stadium psikososial tahap perkembangan

berikan kesempatan untuk pengungkapan. Dengarkan (dengan cara terbuka, tidak menghakimi) untuk mengekspresikan berduka atau ansietas tentang perubahan citra diri.

Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah

Mendukung upaya pasien untuk memperbaiki citra diri (turut berpartisispasi dalam penanganan kulitnya;merias atau merapikan diri)

Membantu pasien kearah penerimaan diri

Mendorong sosialisasi dengan orang lain

Memberikan nasehat kepada pasien mengenai cara-cara perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang abnormal.

5. kurang pengetahuan tentang perawatan kulit

sasaran : pemahaman terhadap perawatan kulit

tujuan : setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam kurangnya pengetahuan tentang perawatan kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil :

memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit

mengikuti terapi seperti yang diprogramkandan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan

menjalankan mandi, pencucian dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.

Gunakan obat topikal dengan tepat

Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit

Intervensi

tentukan apakah pasien mengetahui (memahami dan salah mengerti ) tentang kondisi dirinya

jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar;memperbaiki kesalahan konsepsi atau informasi

peragakan penerapan terapi yang diprogramkan ( kompres basah; obat topikal )

berikan nasehat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidrasi dan pengolesan krim serta lotion kulit

dorong pasien untuk mendapatkan status nutrisi yang tepat.

III. EVALUASI

1. mencapai peredaan gangguan rasa nyaman

a. menggunakan preparat topikal dan menjalani terapi seperti yang diprogramkan

b. melaporkan peredaan rasa gatal

2. mempertahankan integritas kulit

a. menunjukan tidak adanya keretakan kulit

b. melindungi kulit terhadap kontak dengan substansi yang iritatif

c. mengoleskan preparat emolien kepada kulit menurut resep-resep dokter

1. mencapai tidur yang lebih nyenyak

a. menyataka bahwa tidur lebih nyenyak

b. melaporkan adanya peningkatan perasaan sehat

2. memperlihatkan peningkatan sikap untuk menerima keadaan diri

a. lebih sedikit mengucapkan kata-kata yang mencela diri

b. memerikan perhatian kepada penampakan diri

3. mencapai pemahaman terhadap perawatan kulit

a. mengucapkan dengan kata-kata dasar pemikiran untuk terapi yang diprogramkan

b. memperlihatkan kemampuan untuk melaksanakan terapi