Askep Personal Hygiene

download Askep Personal Hygiene

of 18

Transcript of Askep Personal Hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan,social,keluarga,pendidikan.Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan ( Tarwoto & Wartonah 2006). Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan

implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (Perry & Potter, 2005). Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto & Wartonah 2006). B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada malakah kasus ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene, gangguan, serta tindakan untuk mengatasi personal hygiene pada Tn. M di Ruang Umar RS Romani Muhammadiyah Semarang. C. TUJUAN MASALAH 1. Tujuan umum Melakukan tindakan asuhan keperawatan pada Tn.M berhubungan dengan kurangnya kebutuhan personal hygiene (mandi).

2. Tujuan khususa.

Menjelaskan pengertian personal hygiene. Menjelaskan anatomi fisiologi kulit Menjelaskan tujuan perawatan personal hygiene Menjelaskan macam-macam personal hygiene Menjelaskan faktor yang mempengaruhi personal Dampak yang sering timbul pada masalah personal Menjelaskan asuhan keperawatan

b. c. d. e. f. g.

hygiene hygiene

BAB II KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.kebersihan peroragan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatarn seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2006 ).

B. Anatomi Fisiologi Sistem integumen terdiri dari kulit, lapisan subkutan di bawa kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku.kulit terdiri atas dua lapisan yaitu

lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel sel epitel.sel sel ini mudah sekali mengalami regenerasi.lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah ( Tarwoto dan Wartonah 2006 ). Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri dari jaringan otot,saraf folikel rambut,dan kelenjar.pada kulit terdapat dua kelenjar pertamakelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebumyang berfungsi meminyaki kulit dan rambut.kedua kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna coklat. Fungsi kulit dan mukosa membrane; 1. Proteksi tubuh. 2. Pengaturan temperature tubuh. 3. Pengeluaran pembuangan air. 4. Sensasi dari stimulus lingkungan. 5. Membantu keseimbangan air dan elektrolit. 6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D. C. a. b.c.

Tujuan Perawatan Personal Hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2006)

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Memelihara kebersihan diri seseorang. Memperbaiki personal hygiene yang kurang. Pencegahan penyakit. Meningkatkan percaya diri seseorang. Menciptakan keindahan.

d. e. f.

D. MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE1.

Perawatan kulit kepala dan rambut. Perawatan mata. Perawatan telinga. Perawatan hidung. Perawatan kuku kaki dan tangan. Perawatan genetalia.. perwaatan kulit seluruh tubuh. Perawatan tubuh secara keseluruhan.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAl HYGIENIE 1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga indifidu tidak peduli terhadap kebersihan. 2. Praktik social Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,maka kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene. 3. Status social ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,pasta gigi,sikat gigi,sampo,alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya. 4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting,karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.Misalnya pada penderita diabtes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. 5. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. 6. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri,seperti penggunaan sabun,sampo dan lain-lain. 7. Kondisi fisik Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

D. DAMPAK YANG SERING TIMBUL PADA MASALAH PERSONAL HYGIENE 1. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membrane mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan mencintai,kebutuhan harga diri,aktualisasi diri,dan gangguan interaksi sosial. E. ASUHAN KEPERTWATAN 1. Pengkajian a. 1) 2) 3) b. Riwayat Keperawatan Pola kebersihan tubuh Perlengkapan personal hygiene Faktor factor yang memengaruhi personal hygiene

pemeriksaan Fisik1). Rambut

a) b) c) d)

Keadaan kesuburan rambut Keadaan rambut yang mudah rontok Keadaan rambut yang kusam Keadaan tekstur

2). Kepala

a) Botak atau alopesia b) Ketombe c) Berkutu d) Adakah eritema e) Kebersihan

3) Mata a) Apakah sclera ikterik b) Apakah konjungtiva pucat c) Kebersihan mata d) Apakah gatal atau mata merah 4) Hidung a) Adakah pilek b) Adakah alergi c) Adakah perdarahan d) Adakah perubahan penciuman e) Kebersihan hidung f) Keadaan membrane mukosa g) Adakah septum deviasi 5) Mulut a) Keadaan mukosa mulut b)Kelembapan c) Adanya lesi d)Kebersihan6) Gigi

a) b)

Adakah karang gigi Adakah karies

c) d) e) 7) Telinga a) b) c) d)

Kelengkapan gigi Pertumbuhan Kebersihan

Adakah kotoran Adakah lesi Bentuk telinga Adakah infeksi

8) Kulit

a) b) c) d) e) f) g)

Kebersihan Adakah lesi Keadaan turgor Warna kulit Suhu Tekstur Pertumbuhan bulu

9) Kuku tangan dan kaki a) b) c) d) Bentuk Warna Adanya lesi Pertumbuhan

10) Genetalia a)b)

Kebersihan Pertumbuhan rambut pubis Keadaan kulit Keadaan lubang urethra Keadaan skrotum, testis pada pria Cairan yang dikelurkan

c) d) e) f)

11) Tubuh secara umum a) b) c) Kebersihan Normal Keadaan postur

2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan integritas kulit Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Bagian tubuh yang lama tertekan 2) Imobilitasi 3) Terpapar zat kimia Kemungkinan data yang ditemukan 1) Kerusakan jaringan kulit 2) Gangrene

3) Dekubitus 4) Kelemahan fisik Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Stroke 2) Fraktur femur 3) Koma 4) Trauma medulla spinalis Tujuan yang diharapkan 1) Pola kebersihan diri pasien normal 2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih 3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri b. Gangguan membrane mukosa mulut Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Trauma oral 2) Pembatasan intake cairan 3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher Kemungkinan data yang ditemukan 1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut 2) Peradangan atau infeksi 3) Kesulitan dalam makan dan menelan

4) Keadaan mulut yang kotor Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada 1) Stroke 2) Stomatitis 3) Koma Tujuan yang diharapkan1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna

merah

muda

2) Inflamasi tidak terjadi 3) Klien mengatakan rasa nyaman

4) Keadaan mulut bersih c. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Kelelahan fisik b. Penurunan kesadaran Kemungkinan data yang ditemukan a. Badan kotor dan berbau b. Rambut kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Bau mulut dan motor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada a. Stroke b. Fraktur c. Koma Tujuan yang diharapkan a. Kebersihan diri sesuai pola b. Keadaan badan, mulut, dan kuku bersih c. Pasien merasa nyaman 3. Intervensi Keperawatan Personal Hygiene Pasien a. b.c.

Kaji kembali pola kebutuhan personal hygiene pasien. Kaji keadaan luka pasien.

Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu pasien mandi pasien. d. e. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih, dan kencang. Lakukan perawatan luka dngan teknik steril sesuai

program. f. g. Observasi tanda tanda infeksi Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi

setiap 2 jam. Kebersihan Mulut a. Kaji kembali kebersihan mulut.

b. tidur. c. d.

Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum

Gunakan sikat gigi yang lembut. Gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian

bilas dengan air bersih. e. f. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut. Laksanakan program terapi medis.

Keseluruhan a. b. kuku. c. 1) 2) 3) Lakukan pendidikan kesehatan : Pentingnya kebersihan diri Keadaan badan, mulut, rambut, dan kuku bersih Cara kebersihan Kaji kembali pola kebersihan diri. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan

BAB III STUDI KASUS KELOLAAN

A. Gambaan Singkat Ruang Umar Ruang Umar terletak di lantai 2 didepan ruang Khotijah, ruang ini khusus untuk laki-laki dewasa, dimana terdapat 7 ruang yang di bagi menjadi 2 kelas yaitu kelas IIA dan kelas III,. Kelas IIA terdapat 6 ruang yang setiap ruang berkapasitas 4 pasien, sedangkan kelas III terdapat 1 ruangan yang bekapasitas 8 pasian. Ruang. Pasien tuan M dirawat di kleas IIA3 di bed nomor 3.

B. Pengkajian 1. DATA PERSONAL Tanggal pengkajian : 8 Juni 2010 Nama Lengkap Nomor Bed Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Diagnosa Medis : Tn. M : IIA3 3 : 35 tahun : Laki-laki : Karang wuni 4/1 Wudal Boyolali : Swasta : stroke

2. Data penanggung jawab

Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan

: Tn. S : 41 tahun : laki-laki : swasta

Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung C. Riwayat Kesehatan1.

Keluhan utama : pasien mengatakan tangan dan kaki kiri lemas, dan badan gatal. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan pusing, tangan dan kaki kiri lemas. Pasien sudah di rawat di RS Roemani selam 5 hari. Riwayat penyakit dahulu: pasien mengatakan sakit hipertensi sudah 3 tahun yang lalu, belum pernah dirawat di rumah sakit Riwayat penyakit keluarga: dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi maupun penyakit keturunan lainnya.

2.

3.

4.

D. Pengkajian Fungsional 1. Pola persepsi dalam pemeliharaan status kesehatan klien terganggu dengan adanya penyakitnya. Pasien belum pernah mengalami serangan stroke sebelumnya dan ini adalah serangan stroke yang pertama. Klien dibawa ke RS karena ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien berusaha semakin baik demi kesehatannya dengan mengikuti ajuran dokter. 2. Pola nutrisi dan metabolisme dirumah selera makan baik habis 1 porsi. Makan 3 x sehari minum 4-5 gelas per hari, tidak ada pantangan makan yaitu makanan yang banyak mengandung kolestrerol, di RS pasien makan 3x sehri. Klien makan habis 5 sendok karena sulit untuk menelan & tidak nafsu makan, minum 4-5 gelas / hari air putih per hari. Pasien sering diselingi makan / mengemil

biskuit-biskuit kering. 3. Pola eliminasi

4.

Pola aktifitas dan latihan Sebelum sakit di RS pasien bisa melakukan aktifitas secara mandiri tidak membutuhkan bantuan keluarga, di rumah sakit pasien menjalankan aktivitas dibantu keluarga / perawat, klien merasa lemah dan terlihat lemas, gemetar.

5.

Pola sensori dan kognitif

6.

Pola istirahat dan tidur

7.

Pola persepsi dan konsep diri Body image : Identitas Peran Ideal : : : : pasien tidak merasa malu dengan penyakitnya, pasien memandang dirinya sebagai manusia yang utuh. pasien adalah suami dan ayah bagi anak-anaknya pasien sebagai suami dan kepala rumah tangga pasien berharap cepat sembuh dan segera pulang. klien merasa kesepian ingin cepat pulang dan berkumpul

Harga diri 8.

dengan keluarga. Pola Mekanisme koping Pasien mengatakan ingin cepat sembuh, klien berusaha dan berdoa agar cepat sembuh, keluarga selalu menyemangati dan menerima apa adanya kondisi pasien. 9. Pola hubungan peran Hubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik dan interaksi dengan lingkungan nya tidak mengalami masalah. 10. Pola reproduksi dan seksual

11. Pola kepercayaan dan keyakinan Pasien beragama islam dan selalu melakukan ibadah 5 waktu. Sekarang pasien sedang sakit dan hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya.