Askep nina ket
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Data & Analytics
-
view
109 -
download
2
Transcript of Askep nina ket
BAB IIPEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFENISI
Perjalanan hasil konsepsi dapat terganggu dalam perjalanan sehingga tersangkut dalam
lumen tuba. Tuba fallopi tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang dan menampung
pertumbuhan janin sehingga setiap saat kehamilan yang terjadi terancam pecah.
Kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar
endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik
karena kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kanalis servikalis masih termasuk dalam
uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya
tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm.
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus.
Implantasi dapat terjadi di tuba fallopii, ovarium, serviks dan abdomen. Namun kejadian
kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba fallopii (Muria, 2002)
Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba. Sangat jarang terjadi implantasi pada
ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang rudimenter dan di
ventrikel pada uterus.
Berdasarkan tempat implantasinya kehamilan ektopik :
Pars interstisial tuba
Pars ismika tuba
Pars ampuralis tuba
Kehamilan infundibulum tuba
Kehamilan abdominal primer atau sekunder
2. ETIOLOGI
Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba sehingga setiap gangguan pada tuba
yang disebabkan infeksi akan menimbulkan gangguan dalam perjalanan hasil konsepsi menuju
rahim. Sebagai gambaran penyebab kehamilan ektopik dapt dijabarkan sebagi berikut :
a. Gangguan pada lumen tuba
Infeksi menimbulkan perlengketan endosalping sehingga menyempitkan lumen
Hipoplasia tuba sehingga lumennya menyempit
Operasi plastik pada tuba (rekontruksi) atau melepaskan perlengketan dan tetap
menyempitkan tuba
b. Gangguan di luar tuba
Terdapat endometriosis tuba sehingga memperbesar kemungkinan implantasi
Terdapat diventrikel pada lumen tuba
Terdapat perlengketan sekitar tuba sehingga memperkecil lumen tuba
Kemungkinan migrasi eksternal, sehingga hasil konsepsi mencapai tuba dalam keadaan
blastula
Dengan terjadinya implantasi di dalam lumen tuba dapat terjadi beberapa kemungkinan :
1. Hasil konsepsi mati dini
Tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh kembang hasil konsepsi mati
secara dini
Karena kecilnya kemungkinan diresorbsi
2. Terjadi abortus
Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil konsepsi mati dan lepas
dalam lumen
Lepasnya hasil konsepsi menimbulkan perdarahn dalam lumen tuba atau keluar lumen
serta membentuk timbunan darah
Tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi
3. Tuba fallopii
Karena tidak dapat berkembang dengan baik maka tuba dapat pecah
Jonjot villi menembus tuba, sehingga terjadi rupture yang menimbulkan timbunan darah
ke dalam ruangan abdomen.
Rupture tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan kemungkinan untuk
melakukan implantasi menjadi kehamilan abdominal sekunder
Kehamilan abdominal dapat mencapai cukup besar.
3. PATOFISIOLOGI
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan
halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada yang
pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
kemudian diresorbsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot
endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan
jaringan yang menyerupai dsidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan
desidua di tuba tidak sempurna malahan kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah villi
korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan otot-otot tuba dengan merusak
jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa
factor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi
oleh invasi trofoblas.
Di bawah pengaruh hormone estrogen dan progesterone dari korpus luteum graviditatis dan
trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek; endometrium dapat berubah pula menjadi desidua.
Dapat ditemukan pula perubahan-perubahan pada endometrium yang disebut fenomena Arias-
Stella. Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler, dan berbentuk
tak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa dan kadang-kadang ditemukan
mitosis. Perubahan tersebut hanya ditemukan pada sebagian kehamilan ektopik.
Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan
berkeping-keping, tetapi kadang-kadang dilepaskan secara utuh, perdarahan yang dijumpai pada
kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desidua yang
degeneratif.
4. KLASIFIKASI
Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat implantasinya
antara lain:
1. Kehamilan Abdominal
Kehamilan atau gestasi yang terjadi dalam kavum peritonium. (sinonim: kehamilan
intraperitonial)
2. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba falopii. Umumnya berakhir sebagai abortus
tuba
3. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis
servikalis uteri
4. Kehamilan Heterotopik kombinasi
Kehamilan bersamaan intauterin dan ekstrauterin
5. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berrkembang dalam kornu uteri
6. Kehamilan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisial tuba falopii
7. Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum, estela rupturnya kehamilan
tuba melalui dasar dari tuba falopi
8. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba falopii
9. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada
permukaan ovarium
10. Kehamilan tuba
kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba falopii
5. GEJALA KLINIS
Gambaran klinik kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk abortus tuba atau terjadi rupture
tuba. Mungkin dijumpai rasa nyeri dan gejala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam terdapat
pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan tua kehamilan dan belum dapat diraba kehamilan
pada tuba, karena tuba dalam keadaan lembek. Bila terjadi gangguan kehamilan tuba, gejalanya
tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya ke dalam rongga abdomen, jumlah darah yang
terdapat dalam rongga abdomen, dan keadaan umum ibu sebelum kehamilan terjadi. Dengan
demikian trias gejala klinik hamil ektopik terganggu sebagai berikut :
1. Amenorea
Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan
Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda kehamilan muda, yaitu morning sickness,
mual-mual, terjadi perasaan ngidam.
2. Terjadi nyeri abdomen
Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah
Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen tergantung dari perdarah di dalamnya
Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma, dapat terjadi nyeri di daerah
bahu
Bila darahnya membentuk hematokel yaitu timbunan di daerah kavum Douglas akan
terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan saat buang air besar
3. Perdarahan
Terjadinya abortus atau rupture kehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam kavum
abdomen dalam jumlah yang bervariasi
Darah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan
dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi meningkat, tekanan darah menurun
sampai jatuh dalam keadaan syok
Hilangnya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan penderita tampak
anemis, daerah ujung ekstremitas dingin, berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan
pada abdomen terdapat timbunan darah
Setelah kehamilannya mati, desidua dalam kavum uteri dikeluarkan dalam bentuk
desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama dan dalam bentuk perdarahan hitam
seperti menstruasi.
Selain gejala klinis diatas, terdapat tanda-tanda untuk mengetahui kehamilan ektopik yaitu :
1. Abdomen tegang : rasa tegang abdomen yang generalized atau localized
2. Nyeri goyang serviks
3. Ketegangan pada adneksa terdapat pada 75% kehamilan ektopik
4. Massa adneksa. Masa unilateral pada adneksa dapat diraba pada sampai setengah kasus
kehamilan ektopik
5. Kadang-kadang ditemukan masa pada kavum Douglas atau hematokele
6. Perubahan pada uterus : terdapat perubahan seperti kehamilan normal
6. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik aalah sebagai berikut :
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu
menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut
bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal, uterus
membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan kehamilan.
Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada
pemeriksaan bimanual.
2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-
tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat
diagnosisnya
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. pada rupture tuba
nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan
perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke dalam syok.
4. Perdarahan pervaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan
ektopik terganggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya
amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan umun : penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam
rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian
bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan.
Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan
serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar
ditemukan. Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-raba menunjukkan adanya
hematokel retrouterina. Suhu kadang-kadang naik, sehingga menyukarkan perbedaan
denga infeksi pelvik.
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobim dan jumlah sel darah merah
berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada
tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada kasus jenis tidak mendadak biasanya
ditemukan anemia, tetapi harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat
setelah 24 jam.
Penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis
meningkat. Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat
diperhatikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang melebihi 20.000 biasanya menunjuk
pada keadaan yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akan tetapi tes
negative tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena
kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human
chorionic gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negative.
Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kavum Douglas
ada darah. Cara ini amat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan
ektopik terganggu. Tekniknya :
1. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
2. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
3. Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam servik ; dengan
traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
4. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan semprit 10 ml
dilakukan penghisapan
5. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain kasa dan
perhatikan apakah darah yang dikeluarkan merupakan :
6. Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku; darah ini
berasal dari arteri atau vena yang tertususk
7. Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan
kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah
apabila ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut
jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 % kasus kehamilan ektopik. Walaupun
demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi bahwa ini bukan berasal dari kehamilan
intrauterine pada kasus uternus bikornis.
Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang lain meragukan. Melalui
prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis
dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya
darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal
ini menjadi indikasi untuk melakukan laparotomi.
8. PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam tindakan
demikian, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya
3. Lokasi kehamilan ektopik
4. Kondisi anatomis organ pelvis
5. Kemampuan teknik bedak mikro dokter
6. Kemampuan teknologi fertilitasi in vitro setempat
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu
memburuk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi . pada
kasus kehamilan ektopik di pars sampularis tuba yang belum pecah biasanya ditangani
dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Sirkulasi: penurunan perfusi ke jaringan
b) Cairan: perdarahan
c) Nyeri: nyeri pada panggul dan perut
d) Genetalia: nyeri pada servik
e) Penyuluhan/pembelajaran: riwayat penggunaan alat kontrasepsi (IUD), tanda-tanda
kehamilan
2. DIAGNOSA
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada uterus
b. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi , perdarahan
c. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
d. Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan
e. Berduka berhubungan dengan kematian janin
f. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
g. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal
sumber-sumber informasih.
h. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit sekunder akibat laparotomi
i. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan alat-alat perawatan
3. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Perubahan perfusi
jaringan berhubungan
dengan perdarahan
yang lebih banyak
pada uterus
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama…..x jam
diharapkan pasien
mampu
mendemonstrasikan
perfusi yang adekuat
- Awasi tanda vital,
kaji pengisisn kapiler,
warna kulit atau
membran mukosa dan
dasar kuku
- Memberikan
informasi
tentang
derajat/keadek
uatan perfusi
jaringan dan
membantu
secara individual
dengan KH:
- Kulit hangat dan
kering
- Ada nadi perifer /
kuat
- Tanda vital dalam
batas normal
- Pasien
sadar/berorientasi
- Keseimbangan
pemasukan/pengeluaran
- Tak ada edema
- Kaji respon verbal
melambat, mudah
terangsang, agitasi,
gangguan memori,
bingung
- Catan keluhan rasa
dingin. Pertahankan
suhu lingkungan dan
tubuh hangat sesuai
indikasi
Kolaborasi :
- Berikan SDM yang
lengkap/packed,
produk darah sesuai
indikasi. Awasi ketat
untuk komplikasi
tranfusi
- Berikan oksigen
tambahan sesuai
indikasi
menentukan
kebutuhan
intervensi
- Dapat
mengindikasik
an gangguan
funsi serebral
karena
hipoksia atau
defisiensi
vitamin B12
- Fase
konstriksi
(organ vital)
menurunkan
sirkulasi
perifer.
Kenyamanan
pasien atau
kebutuhan rasa
hangat harus
seimbang
dengan
kebutuhan
untuk
menghindari
panas
berlebihan
pencetus
fasodilatasi
(penurunan
perfusi organ)
-
Meningkatkan
jumlah sel
pembawa
oksigen ;
memperbaiki
defisiensi
untuk
menurunkan
risiko
perdarahan.
-
Memaksimalka
n transfer
oksigen ke
jaringan.
2 Defisit volume cairan
yang berhubungan
dengan rupture pada
lokasi implantasi
sebagai efek dari
tindakan pembedahan
Setelah diberikan askep
selama …x jam
diharapkan pasien
menunjukkan volume
cairan yang adekuat
dengan criteria hasil :
- Tanda vital stabil
- Nadi teraba
- Haluaran urine, berat
jenis dan pH dalam
batas normal
- Awasi tekanan darah
dan frekuensi jantun
- Evaluasi turgor kulit,
pengisian kapiler dan
kondisi umum
membran mukosa
- Catat respon
fisiologis individual
pasien terhadap
perdarahan misalnya :
perubahan mental,
kelemahan, gelisa,
ansietas, pucat,
berkeringat, tacipnea,
peningkatan suhu.
- Pertahankan
pencatatan akurat sub
total cairan / darah
selama terapi
penggantian
Kolaborasi :
- Berikan cairan Iv
sesuai indikasi
- Memberikan SDM,
trombosit, dan factor
pembekuan
- Perubahan
dapat
menunjukkan
efek
hipovolemik
(perdarahan/de
hidrasi)
- Indicator
langsung status
cairan/hidrasi
-
Simtomatologi
dapat berguna
dalam
mengukur
berat/ lamanya
episode
perdarahan.
Memburuknya
gejala dapat
menujukkan
berlanjutnya
perdarahan
atau tidak
adekuatnya
penggantian
cairan.
- Potensial
kelebihan
tranfusi cairan
khususnya bila
volume
tambahan
diberikan
sebelum
tranfusi darah.
-
Mempertahank
an
keseimbangan
cairan/elektroli
t pada tak
adanya
pemasukan
melalui oral;
menurunkan
risiko
komplikasi
ginjal.
-
Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM
dan kapasitas
pembawa
oksigen untuk
memperbaiki
anemi, berguna
untuk
mencegah/
mengobati
perdarahan
3 Nyeri yang
berhubungan dengan
rupture tuba fallopii,
Setelah dibserika askep
selama….x jam pasien
dapat
- Tentukan sifat,
lokasi, dan dirasi nyeri.
Kaji kontraksi uterus,
- Membantu
dalam
mendiagnosis
perdarahan
intraperitonial
mendemonstrasikan
teknik relaksasi, tanda-
tanda vital dalam batas
normal, tidak meringis
perdarahan, atau nyeri
tekan abdomen
- Kaji stress psikologi
ibu atau pasangan dan
respon emosional
terhadap kejadian.
- Berikan lingkungan
yang tenang dan
aktifitas untuk
menurunkan rasa nyeri.
Instruksikan klien
untuk menggunakan
metode relaksasi
misalnya nafas dalam,
visualisasi distraksi dan
jelaskan prosedur.
Kolaborasi :
- Berikan narkotik atau
sedative berikut obat-
obat praoperatif bila
dan
menentukan
tindakan yang
akan
dilakukan.
Ketidaknyama
nan
dihubungkan
dengan aborsi
spontan dan
molahidatidosa
karena
kontraksi
uterus yang
mungkin
diperberat oleh
infuse
oksitosin.
Ruptur
kehamilan
ektopik
mengakibatkan
nyeri hebat
karena
hemoragi yang
tersembunyi
saat tuba
fallopii rupture
ke dalam
abdomen.
- Ansietas
sebagai respon
terhadap
situasi darurat
dapat
memperberat
ketidaknyaman
an karena
sindrom
prosedur pembedahan
diindikasikan
- Siapkan untuk
prosedur bedah bila
terdapat indikasi
ketegangan,
ketakutan dan
nyeri.
- Dapat
membantu
dalam
menurunkan
tigkat nyeri
dan karenanya
mereduksi
ketidaknyaman
an
-
Meningkatkan
kenyamanan,
menurunkan
risiko
komplikasi
pembedahan.
- Tindakan
terhadap
penyimpangan
dasar akan
menghilangkan
nyeri
4 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan dan
banyaknya darah
yang keluar saat
perdarahan
Setelah diberikan askep
selama ….x jam
diharapkan pasien
mampu melaporkan
peningkatan toleransi
aktivitas dan
menunjukkan
penurunan tanda
- Kaji kemampuan
pasien untuk
melakukan tugas, catat
laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan
dalam menyelesaikan
tugas
- Awasi tekanan darah,
-
Mempengaruhi
pemilihan
intervensi/
bantuan
- Manifestasi
kardio
pulmonal dari
fisisologis intoleransi
dengan KH:
- Tanda vital masih
dalam rentang normal
pernapasan dan nadi
selama dan sesudah
aktivitas. Catat respon
terhadap aktivitas
(misal peningkatan
denyut jantung atau
tekanan darah,
disritmia, pusing,
dipsnea, takipnea, dan
sebagainya)
- Berikan lingkungan
tenang, pertahankan
tirah baring bila
diindikasikan. Pantau
dan batasi pengunjung,
telepon, dan gangguan
berulang tindakan yang
tak direncanankan.
- Ubah posisi pasien
dengan perlahan dan
pantau terhadap pusing
- Rencanakan
kemajuan aktivitas
dengan pasien
termasuk aktivitas yang
pasien pandang perlu.
Tingkatkan tingkat
aktivitas sesuai
toleransi
- Gunakan teknik
penghematan energy
misal mandi dengan
duduk, duduk untuk
melakukan tugas-tugas.
upaya jantung
dan paru untuk
membawa
jumlah oksigen
adekuat ke
jaringan.
-
Meningkatkan
istirahat untuk
menurunkan
kebutuhan
oksigen tubuh
dan
menurunkan
regangan
jantunga dan
paru.
- Hipotensi
postural atau
hipoksia
serebral dapat
menyebabkan
pusing,
berdenyut, dan
peningkatan
risiko cedera-
Meningkatkan
secara bertahap
tingkat
aktivitas
sampai normal
dan
memperbaiki
tonus otot /
stamina tanpa
kelemahan
- Mendorong
pasien untuk
melakukan
banyak dengan
membatasi
penyimpangan
energy dan
mencegah
kelemahan
5 Berduka berhubungan
dengan kematian
janin
Seteleh diberikan askep
selama …x jam
diharapkan pasien
menunjukkan rasa
pergerakan kea rah
resolusi dari rasa duka
dan harapan untuk
masa depan
- Berikan lingkungan
yang terbuka dimana
pasien merasa bebas
untuk dapat
mendiskusikan
perasaan dan masalah
secara realistis
- Identifikasi rasa duka
(seperti penyangkalan,
marah, tawar menawar,
depresi, dan
penerimaan)
- Identifikasi dan
solusi pemecahan
masalah untuk
keberadaan respon-
respon fisik misalnya :
makan, tidur, tingkat
aktifitas, dan hasrat
seksual
- Dengarkan dengan
aktif pandangan pasien
dan selalu sedia untuk
membantu jika
diperlukan
Kolaborasi :
- Rujuk pada sumber-
sember lainnya
- Kemampuan
komunikasi
terapiutik
seperti aktif
mendengarkan,
diam, selalu
bersedia, dan
pemahaman
dapat
memberikan
pasien
kesempatan
untuk
berbicara
secara bebas
dan
berhadapan
dengan
perasaan/
kerugian actual
- Kecermatan
akan
memberikan
pilihan
intervensi yang
sesuai pada
waktu individu
menghadapi
rasa duka
dslam berbagai
cara yang
misalnya konseling
psikoterapi sesuai
petunjuk
berbeda
- Mungkin
dibutuhkan
tambahan
bantuan untuk
berhadapan
dengan aspek-
aspek fisik dari
rasa berduka
- Proses
berduka tidak
berjalan dalam
cara yang
teratur, tetapi
fluktuasinya
dengan
berbagai aspek
dari berbagai
tingkat yang
muncul pada
suatu
kesempatan
atau pada
kesempatan
yang lain. Jika
prosesnya
bersifat
disfungsional
atau
perpanjangan
intervensi yang
lebih agresif
mungkin
dibutuhkan
untuk
mepermudah
proses
- Mungkin
dibutuhkan
bantuan
tambahan
untuk
mengatasi rasa
duka membuat
rencana dan
menghadapi
masa depan.
6 Ansietas berhubungan
dengan proses akan
dilakukannya
pembedahan
Seteleh diberikan askep
selama …..x jam
diharapkan cemas
pasien berkurang
dengan KH:
Pasien tampak tenang
Pasien tidak gelisah
Menunjukkan
kemampuan untuk
menghadapi masalah
- Pertahankan
hubungan yang sering
denngan pasien.
Berbicara dan
berhubungan dengan
pasien
- Berikan informasi
akurat dan konsisten
mengenai
prognosis.hindari
argumentasi mengenai
persepsi pasien
terhadap situasi
tersebut
- Wapada terhadap
tanda-tanda
penolakan/depresi,mis:
menarik diri, marah,
ucap-ucapan yang tidak
tepat. Tentukan
timbulnya ide bunuh
diri dan kaji
potensialnya pada skala
1-10
- Berikan lingkungan
terbuka dimana pasien
akan merasa aman
untuk mendiskusikan
perasaan atau menahan
- Menjamin
bahwa pasien
tidak akan
sendiri atau
ditelantarkan:
menunjukkan
rasa
menghargai,
dan menerima
orang tersebut,
membantu
meningkatkan
rasa percaya.
- Dapat
mengurangi
ansietas dan
ketidakmampu
an pasien
untuk
membuat
keputusan/pilh
an berdasarkan
realita
- Pasien
mungkin akan
menggunakan
mekanisme
bertahan
dengan
penolakan dan
terus berharap
diri untuk berbicara
- Izinkan pasien untuk
merefleksikan rasa
marah,takut, putus asa
tanpa konfrontasi.
Berikan informasi
bahwa perasaannya
adalah normal dan
perlu diekspresikan
bahwa
diagnosanya
tidak
akurat.rasa
bersalah dan
tekanan
spiritual
mungkin akan
menyebabkanp
asien menarik
diri dan
percaya bahwa
bunuh diri
adalah suatu
alternatif
- Membantu
pasien untuk
merasa
diterima pada
kondisi
sekarang tanpa
persaan
dihakimi dan
meningkatkan
persaan harg
diri dan
kontrol
- Penerimaan
perasaan akan
membuat
pasien dapat
menerima
situasi
7 Kurangnya
pengetahuan yang
berhubungan dengan
kurang pemahaman
atau tidak mengenal
Seteleh diberikan askep
selama …..x jam pasien
berpartisipasi dalam
proses belajar,
mengungkapkan dalam
- Menjelaskan tindakan
dan rasional yang
ditentukan untuk
kondisi hemoragi
- Berikan kesempatan
- Memberikan
informasi,
menjelaskan
kejelasan
konsep
sumber-sumber
informasi.
istilah sederhana
mengenai patofisiologi
dan implikasi klinis.
bagi ibu untuk
mengajukan pertanyaan
dan mengungkapkan
kesalahan konsep.
- Diskusikan
kemungkinan
komplikasi jangka
pendek pada ibu/janin
dari keadaan
perdarahan
- Tinjau ulang
komplikasi jangka
panjang terhadap
situasi yang
memerlukan evaluasi
dan tindakan tambahan
pemikiran ibu
mengenai
prosedur yang
akan dilakukan
dan
menurunkan
stress yang
berhubungan
dengan
prosedur yang
diberikan
- Memberikan
klarifikasi dari
konsep yang
salah,
identifikasi
masalah-
masalah dan
kesempatan
untuk memulai
mengembangk
an ketrampilan
penyesuaian
atau koping
- Memberikan
informasi
tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan
realitas dan
kerjasama
dengan aturan
tindakan.
- Ibu dengan
kehamilan
ektopik dapat
memahami
kesulitan
mempertahank
an setelah
pengankatan
tuba atau
ovarium yang
sakit.
8 Nyeri akut
berhubungan dengan
diskontinuitasjaringan
kulit sekunder akibat
laparotomi
Setelah dibserika askep
selama….x jam pasien
dapat
mendemonstrasikan
teknik relaksasi, tanda-
tanda vital dalam batas
normal, tidak meringis
-Tentukan karakteristik
dan lokasi nyeri,
perhatikan isyarat
verbal dan nonverbal
- Panatu tekanan darah,
nadi dan pernafasan
- Kaji stres psikologis
ibu dan respon
emosional terhadap
kejadian
- Terapkan teknik
distraksi
-Ajarkan teknik
relaksasi(napas dalam)
dan sarankan ntuk
mengulangi bila
merasa nyeri
- Beri dan biarkan
pasien posisi yang
paling nyaman
Kolaborasi:
- pemberian analgetik
-
Menentukan
tindak lanjut
intervensi
- Nyeri dapat
menyebabkan
gelisah serta
tekanan darah
meningkat,
nadi,
pernafasan
meningkat
- Ansietas
sebagai respon
terhadap
situasi dapat
memperberat
ketidaknyaman
an karena
sindrom
ketegangan
dan nyeri
-
Mengalihkan
perhatian dari
rasa nyeri
- Relaksasi
mengurangi
ketegangan
otot-otot
sehingga
mengurangi
penekanan dan
nyeri
-
Mengurangi
ketegangan
area nyeri
- Analgetik
akan mencapai
pusat rasa
nyeri dan
menimbulkan
penghilangan
nyeri
9 Risiko infeksi
berhubungan dengan
luka operasi dan
pemasangan alat-alat
perawatan
Setelah dibserikan askep
selama….x jam,
diharapkan infeksi tidak
terjai dengan KH:
- Dolor (-)
- Rubor (-)
- Tumor (-)
- Kalor (-)
- Fungsiolaesa (-)
- Kaji adanya tanda-
tanda infeksi
-Ukur tanda-tanda vital
-Observasi tanda-tanda
infeksi
-Lakukan perawatan
luka dengan
menggunakan teknik
septik dan aseptik
-Observasi luka insisi
Kolaborasi:
-Berikan antibiotik
sesuai indikasi
-
Menentukan
tindak lanjut
intervensi
- Untuk
mendeteksi
secara dini
gejala awal
terjadinya
infeksi
- Deteksi
dini terhadap
infeksi akan
mempermudah
dalam
penanganan
-
Menurunkan
terjadinya
resiko infeksi
dan
penyebaran
bakteri.
-
Memberikan
deteksi dini
terhadap
infeksi dan
perkembangan
luka
- Mencegah
terjadinya
infeksi
4. EVALUASI
a. Dx 1 : Kulit hangat dan kering
Ada nadi perifer / kuat
Tanda vital dalam batas normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 0 C, TD: 110-130/ 70-
90 mmHg)
Pasien sadar/berorientasi
Keseimbangan pemasukan/pengeluaran
Tak ada edema
b. Dx 2 : Tanda vital stabil ( nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 0 C, TD: 110-130/ 70-90
mmHg)
Nadi teraba
Haluaran urine, berat jenis dan pH dalam batas normal
c. Dx 3 : Dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak meringis
d. Dx 4 : Tanda vital masih dalam rentang normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 0 C,
TD: 110-130/ 70-90 mmHg)
e. Dx 5 : Menunjukkan rasa pergerakan kea rah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk
masa depan
f. Dx 6 : Cemas pasien berkurang dengan tanda:
Pasien tampak tenang
Pasien tidak gelisah
Menunjukkan kemampuan untuk menghadapi masalah
g. Dx 7: Pasien berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah
sederhana mengenai patofisiologi dan implikasi klinis
h. Dx 8: Dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak meringis
i. Dx 9: infeksi tidak terjadi dengan :
- Dolor (-)
- Rubor (-)
- Tumor (-)
- Kalor (-)
- Fungsiolaesa (-)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan ektopik terganggu(KET) adalah sebuah keadaan gawat darurat yang terjadi
dimana dapat mengancam dan membahayakan nyawa ibu dan perkembangan kehidupan
janin.Kehamilan di luar kandungan juga merupakan salah satu penyebab utama kematian
sang ibu dan umumnya terjadi pada trimester 1.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya
tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm.
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus.
Implantasi dapat terjadi di tuba fallopii, ovarium, serviks dan abdomen. Namun kejadian
kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba fallopii (Muria, 2002).Sebagian besar
kehamilan ektopik berlokasi di tuba. Sangat jarang terjadi implantasi pada ovarium,
rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang rudimenter dan di ventrikel
pada uterus
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca untuk mengkaji dan mempelajari makalah ini
secara mendalam dan membaca sumber lain agar menemukan materi yang di bahas lebih otentik
dan lebih mudah di pahami.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bgus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
BerencanaUntuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Doengoes, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut.Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik terganggu
merupakan peristiwa yang sering di hadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang
sangat beragam.Hal yang perlu di ingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi
dengan gangguan atau keterlambatan haid yang di sertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat
mengalami kehamilan ektopik terganggu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri.Jika di biarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
banyak dipakai.Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah tuba,
khususnya di ampulla dan isthmus.Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh
terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi
seberangnya.
B. Rumusan Masalah
Apa Defenisi dari Kehamilan Ektopik (KET)?Apa Penyebab dari Kehamilan Ektopik (KET)?Bagaimana Patofisiologi dari KET?Apa Manifestasi Klinis dari KET tersebut?Bagaimana Pemeriksaan Penunjang KET?Bagaimana Penatalaksanaan dari KET tersebut?Bagaimana Asuhan Keperawatan dari KET ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui defenisi dari Kehamilan Ektopik (KET)Untuk mengetahui Penyebab dari KET Untuk mengetahui Patofisiologi dari KETUntuk mengetahui Manifestasi Klinis dari KET tersebut?Untuk mengetahui Bagaimana Pemeriksaan Penunjang KET?Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan dari KET tersebut?Untuk mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan dari KET ?
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai
sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga
akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita
dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Maternitas ini, yang diberikan oleh dosen kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti
proses pembelajaran mata kuliah Keperawatan Maternitas,dalam penulisan dan penyusuan
kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................................B. Rumusan Masalah......................................................................................................................C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit..............................................................................................................1. Defenisi Kehamilan Ektopik(KET).....................................................................................2. Etiologi Kehamilan Ektopik(KET)3. Patofisiologi Kehamilan Ektopik(KET)..............................................................................4. Manifestasi Kehamilan Ektopik(KET)................................................................................5. Pemeriksaan Penunjang KET..............................................................................................6. Penatalaksanaan KET..........................................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan....................................................................................................1. Pengkajian............................................................................................................................2. Diagnosa..............................................................................................................................3. Intervensi.............................................................................................................................4. Implementasi........................................................................................................................5. Evaluasi................................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................................B. Saran..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Makalah” Kep.Maternitas”
ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN KEHAMILAN EKTOPIK (KET)