Askep LBP

7
 Laporan Pendahuluan LBP ( Low Back Pain ) Definisi Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya . Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua n yeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.  Definisi Low Back Pain Low Back Pain (LBP)  atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1. Etiologi Kebanyaka n nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksa maan panjang tung kai). Penyebab lainny a meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas . Patofisiologi Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam tr ansmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hany a pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatka n pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatka n vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan

Transcript of Askep LBP

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 1/7

 

Laporan Pendahuluan LBP ( Low Back Pain )

Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah,

apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya,

yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya . Peraturan utama dalam merawat pasien

dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak 

diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. 

Definisi Low Back Pain

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang

dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.

Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah

muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan

kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus

intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah

psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat

oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .

Patofisiologi

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi

nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system

nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah

factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus

yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang

mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain

Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya

pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa

kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut

saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke

pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini

mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabutkutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 2/7

 

rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.

Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi

histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang

dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam

tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin

yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.

Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar

nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi

terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.

Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.

Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis

dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae

dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai

ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan

fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal

terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan

vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang

belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.

Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah

postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat

berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Padaorang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada

lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra

merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6,

menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau

kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis

spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

Manifestasi Klinis

Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun nyeri punggung kronis dan

kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang

serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks,

panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat

ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang

kmengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan

tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik 

lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 3/7

 

dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan

oleh spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organik nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan

stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan

anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan.Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali

hubungan keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja.

Evaluasi Diagnostik

Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang menderita nyeri punggung bawah.

Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi, osteoartritis

atau scoliosis. Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit yang

mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis danmasalah diskus intervertebralis. USG dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis

spinalis. MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.

Penatalaksanaan

Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu

dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur

dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat

sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada

serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit

menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan

sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan

memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif 

aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi

memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.

Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa meliputi

pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab dan panas,

kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakankontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien

dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer

massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan

ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan

untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaks

pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat

antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna untuk 

mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan

mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan iskemia.

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 4/7

 

 

Pengkajian Keperawatan

Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan ketidaknyamanannya (misal lokasi,

berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai yang berhubungan). Penjelasan

mengenai bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot

yang lemah digunakan secara berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi

mengenai pekerjaan dan aktifitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk 

pendidikan kesehatan. 

Selama wawancara ini, perawat dapat melakukan observasi terhadap postur pasien, kelainan

posisi dan cara jalan. Pada pemeriksaan fisik, dikaji lengkungan tulang belakang, Krista

iliakan dan kesimetrisan bahu. Otot paraspinal dipalpasi dan dicatat adanya spasme dan nyeri

tekan. Pasien dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d masalah muskuloskeletal

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan

3. Kurang pengetahuan b.d teknik mekanika tubuh melindungi punggung

4. Perubahan kinerja peran b.d gangguan mobilitas dan nyeri kronik 

5. Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b. d obesitas

Intervensi dan Implementasi

1. Meredakan nyeri

Untuk mengurangi nyeri perawat dapat menganjurkan tirah baring dan pengubahanposisi yang ditentukan untuk memperbaiki fleksi lumbal. Pasien diajari untuk mengontrol dan

menyesuaikan nyeri yang dilakukan melalui pernafasan diafragma dan relaksasi dapat

membantu mengurangi tegangan otot yang berperan pada nyeri punggung bawah.

Mengalihkan perhatian pasien dari nyeri dengan aktifitas lain misal membaca buku,

menonton TV maupun dengan imajinasi (membayangkan hal-hal yang menyenangkan

dengan memusatkan perhatian pada hal tersebut).

Masase jaringan lunak dengan lembut sangat berguna untuk mengurangi spasme otot,

memperbaiki peredaran darah dan mengurangi pembendungan serta mengurangi nyeri. Biladiberikan obat perawat harus mengkaji respon pasien pada setiap obat.

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 5/7

 

2. Memperbaiki mobilitas fisik 

Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana pasien

bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh

dilakukan dengan regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus

dilakukan perlahan dan dibatu bila perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari.Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring, duduk dan berjalan-jalan dalam

waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi program latihan sesuai yang

ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.

3. Meningkatkan mekanika tubuh yang tepat

Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan

benar.

4. Pendidikan kesehatan

Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan

benar

5. Memperbaiki kinerja peran

Tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mungkin telah berubah sejak 

terjadinya nyeri punggung bawah. Begitu nyeri sembuh, pasien dapat kembali ke tanggung

 jawab perannya lagi. Namun bila aktifitas ini berpengaruh terhadap terjadinya nyeri pungung

bawah lagi, mungkin sulit untuk kembali ke tanggung jawab semula tersebut tanpa

menanggung resiko terjadinya nyeri pungggung bawah kronik dengan kecacatan dan depresi

yang diakibatkan.

6. Mengubah nutrisi dan penurunan berat badan

Penurunan BB melalui penyesuaian cara makan dapat mencegah kekambuhan nyeri

punggung, dengan melalui rencana nutrisi yang rasional yang meliputi perubahan kebaisaaan

makan untuk mempertahankan BB yang diinginkan.

Evaluasi

1. Mengalami peredaan nyeri

- Istirahat dengan nyaman

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 6/7

 

- Mengubah posisi dengan nyaman

- Menghindari ketergantungan obat

2. Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik 

- Kembali ke aktifitas secara bertahap

- Menghindari posisi yang menyebabkan yang menyebabkan ketidaknyamanan otot

- Merencanakan istirahat baring sepanjang hari

3. Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung

- Perbaikan postur

- Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung

- Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik 

- Berpartisipasi dalam program latihan

4. Kembali ke tanggung jawab yang berhubungan dengan peran

- Menggunakan teknik menghadapi masalah untuk menyesuaikan diri dengan situasi stress

- Memperlihatkan berkurangnya ketergantungan kepada orang lain untuk perawatan diri

- Kembali ke pekerjaan bila nyeri punggung telah sembuh

- Kembali ke gaya hidup yang produktif penuh

5. Mencapai BB yang diinginkan

- Mengidentifikasi perlunya penurunan BB

- Berpartisipasi dalam pengembangan rencana penurunan BB

- Setia dengan program penurunan BB

5/15/2018 Askep LBP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-lbp-55ab4e96a9720 7/7

 

Daftar Pustaka :

1. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

2. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

3. Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia,

2000

4. Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997