Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

99
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN “STROKE & MENINGITIS” DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

Transcript of Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Page 1: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN

“STROKE & MENINGITIS”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2009

Page 2: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

NUR INTAN MALIK

ANDI ALDITA MANDALIKA

VIVI NURVANITA

NURMULIATI

ERNI SATRIAWATI

IIS FITRIA KOMALASARI

KARIAWAN

BAIQ RIRIN AZWIANDRI

RUSLAWATI

BRILIAN ANINDYA

Page 3: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya kami akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

“STROKE & MENINGITIS ini tepat pada waktunya.

Setelah mempelajari makalah ini, kami berharap semoga kita semua memiliki

pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang baik sehingga kita dapat mengaplikasikannya

guna mengembangkan kompetensi bidang keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya, proses penulisan dan isi makalah ini masih jauh dari

sempurna, karena itu kami membuka diri untuk menerima berbagai kritik dan saran guna

perbaikan di masa yang akan datang.

Terima kasih.

Mataram, Oktober 2009

Penulis

Page 4: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

PENDAHULUAN....................................................................................................................

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN STROKE DAN MENINGITIS

1.KONSEP DASAR PENYAKIT STROKE

a.PENGERTIAN.......................................................................................................

b.ANATOMI FISIOLOGI.........................................................................................

c.ETIOLOGI..............................................................................................................

d.KLASIFIKASI........................................................................................................

e.TANDA DAN GEJALA.........................................................................................

f.PATOFISIOLOGI..................................................................................................

g.PENATALAKSANAAN........................................................................................

2.KONSEP DASAR PENYAKIT MENINGITIS

a.PENGERTIAN.......................................................................................................

b.ANATOMI FISIOLOGI.........................................................................................

c.ETIOLOGI..............................................................................................................

d.KLASIFIKASI........................................................................................................

Page 5: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

e.TANDA DAN GEJALA.........................................................................................

f.PATOFISIOLOGI..................................................................................................

g.PENATALAKSANAAN........................................................................................

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA STROKE DAN MENINGITIS

1.ASUHAN KEPERAWATAN PADA STROKE

a.PENGKAJIAN.......................................................................................................

PENGUMPULAN DATA.............................................................................

ANALISA DATA.........................................................................................

b. DIAGNOSA…………………………………………………………………..

c. PRIORITAS MASALAH....................................................................................

d. INTERVENSI......................................................................................................

e. EVALUASI..........................................................................................................

2.ASUHAN KEPERWATAN MENINGITIS

a.PENGKAJIAN.......................................................................................................

PENGUMPULAN DATA.........................................................................

ANALISA DATA......................................................................................

b.DIAGNOSA...........................................................................................................

Page 6: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

c.PRIORITAS MASALAH......................................................................................

d.INTERVENSI.........................................................................................................

e.EVALUASI............................................................................................................

BAB III PENUTUP

1.KESIMPULAN...........................................................................................................

2.SARAN........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

Page 7: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN

”STROKE & MENINGITIS”

I. KONSEP DASAR PENYAKIT STROKE

A. STROKE

a. PENGERTIAN

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang

cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya

penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan

disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan

olek karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan

kapiler. (UPF, 1994)

b. ANATOMI FISIOLOGI

Otak

Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun

neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum

(otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)

Page 8: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri.

Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area

motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur

parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi

sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik

untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan

primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.

Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater

yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior

serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan

memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk

mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.

Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons

dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang

penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran

air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras

kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon

merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa

traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan

penglihatan.

Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan

hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang

Page 9: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada

subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau

tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa

dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan

dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi.

(Sylvia A. Price, 1995).

Sirkulasi darah otak

Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen

total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang

arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium,

keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu

sirkulus Willisi.(Satyanegara, 1998)

Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-

kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan

bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media.

Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus

kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-

bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks

somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus

temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.

Page 10: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama.

Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan

pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri

basilaris terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua

membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris

ini memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian

diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian

diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-

organ vestibular. (Sylvia A. Price, 1995)

Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venula

(yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di drainase ke sinus duramatris. Dari sinus,

melalui vena emisaria akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial. (Satyanegara, 1998)

c. ETIOLOGI

Penyebab-penyebabnya antara lain:

1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )

2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )

3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

Page 11: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu;

1. Hipertensi,

dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat

menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat

mengganggu aliran darah cerebral.

2. Aneurisma pembuluh darah cerebral

Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat yang

diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan maneuver tertentu

dapat menimbulkan perdarahan.

3. Kelainan jantung / penyakit jantung

Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis.

Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah

ke otak. Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan

jantung dan pembuluh darah.

4. Diabetes mellitus (DM)

Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu terjadinya

peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral

Page 12: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

dan adanya kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang

terjadi pada pembuluh darah serebral.

5. Usia lanjut

Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh

darah otak.

6. Polocitemia

Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat

sehingga perfusi otak menurun.

7. Peningkatan kolesterol (lipid total)

Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya

embolus dari lemak.

8. Obesitas

Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga

dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh darah

otak.

9. Perokok

Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga

terjadi aterosklerosis.

Page 13: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

10. kurang aktivitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk

kelenturan pembuluh darah (pembuluh darah menjadi kaku), salah satunya pembuluh

darah otak.

d. KLASIFIKASI

Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan

menjadi :

1. stroke hemoragik

Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng

disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat melakukan

aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan

penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

2. stroke non hemoragik

Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak.

Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi

perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia

jaringan otak.

Page 14: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan

penyakitnya, yaitu :

TIA’S (Trans Ischemic Attack)

Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan

gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.

Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)

Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1

minggu dan maksimal 3 minggu..

stroke in Volution

Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul

semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam

atau beberapa hari.

Stroke Komplit

Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent.

e. TANDA DAN GEJALA

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh

darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adequat dan jumlah

Page 15: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak

akan membaik sepenuhnya.

STROKE HAEMORAGIK

1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)

2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”.

3. Tonus otot lemah atau kaku

4. Menurun atau hilangnya rasa

5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”

6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau

disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara)

STROKE NON HAEMORAGIK

Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang

disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul

bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:

a. Sementara

Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang

sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA).

Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

b. Sementara,namun lebih dari 24 jam

Page 16: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic

defisit (RIND)

c. Gejala makin lama makin berat (progresif)

Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut

progressing stroke atau stroke inevolution

d. Sudah menetap/permanen

f. PATOFISIOLOGI

1. Stroke non hemoragik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus

atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada

dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area

thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks

iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus

yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri

tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan

neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh

darah oleh emboli.

2. Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau

ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang

Page 17: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat

dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan

menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang

mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme

pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah

berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

Page 18: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Trombosis Embolisme

Iskemia

Penurunan aliran darah ke trombus

Atrofi tersumbat

Sumbatan aliran darah ke otak

Gg. Perfusi jaringan

Infark pd jaringan otak

Darah mengalir ke ruang subarachnoid

Perubahan komponen intrakranial

Dinding pembuluh darah pecah

Gg. Komunikasi verbal

Hemiparesis

Peningkatan TIK

Suplai darah menurun

Nekrosis jaringan

Gg.mobilitas fisik

Gg.perfusi jaringan

Edema serebral

Ketidak mampuan dalam perawatan diri

Page 19: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

g. PENATALAKSANAAN

Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:

1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh

dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil

2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan

oksigen sesuai kebutuhan

3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil

4. Bed rest

5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia

6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi

8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan

glukosa murni atau cairan hipotonik

9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat

meningkatkan TIK

Page 20: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun

atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT

11. Penatalaksanaan spesifik berupa:

Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan, obat

hemoragik

Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan

pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi

II. KONSEP DASAR PENYAKIT MENINGITIS

a. PENGERTIAN

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan

medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer,

2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh

salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,

Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan

spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,

2001).

Page 21: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

b. ETIOLOGI

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),

Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus

aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

Peudomonas aeruginosa

2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan

wanita

4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir

kehamilan

5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan

sistem persarafan

c. KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada

cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang

jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues,

Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

Page 22: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula

spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria

meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,

Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas

aeruginosa.

d. TANDA DAN GEJALA

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)

2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan

koma.

3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:

a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami

kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam

keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan

sempurna.

Page 23: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi

lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah

pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremitas

yang berlawanan.

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.

5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat

purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-

tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur,

sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.

6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.

7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba

muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler

diseminata

e. PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan

septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,

mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma

kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga

bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen;

semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Page 24: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam

meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran

darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat

meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak

dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.

Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari

peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral

dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi

meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi

dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)

sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan

oleh meningokok

Page 25: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Bakteri

orofaring

septikemia

Menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis atas

Faktor predisposisi

Masuk ke saluran vena melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah saluran

mastoideus menuju otak dan saluran vena meningen

Penyokong & penghubung perkembangan bakteri

Organisme masuk ke dalam aliran darah

Reaksi radang dalam meningen di bawah kortekNyeri akut Kejang Resti trauma

Resti penyebaran infeksi

Page 26: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

f. PENATALAKSANAAN

Isolasi

a. Observasi status neurologi

Terapi obat : antibiotik, antiviral, anti fungi, dan manitol

Precautions : Seizure/kejang

Penanganan nyeri

b. Pencegahan komplikasi

Edema Penurunan aliran darah serebral

metabolisme terganggu akibat eksudat meningen

Resti gg.perfusi serebral

Page 27: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE & MENINGITIS

1. ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

a) Pengkajian

Pengumpulan data

1. identitas pasien

nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,

pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

2. keluhan utama

Penurunan kesadaran kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan

tidak dapat berkomunikasi

3. riwayat penyakit sekarang

Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat

klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan

kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan

fungsi otak yang lain

Page 28: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

4. riwayat penyakit terdahulu

Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat

trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,

vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan

5. riwayat penyakit keluarga

ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

6. pola fungsi kesehatan

a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat

kontrasepsi oral.

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada

fase akut.

c) Pola eliminasi

Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi

konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

Page 29: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

d) Pola aktivitas dan latihan

Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau

paralise/ hemiplegi, mudah lelah

e) Pola tidur dan istirahat

Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/nyeri

otot

f) Pola hubungan dan peran

Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran

untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

g) Pola persepsi dan konsep diri

Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.

h) Pola sensori dan kognitif

Pada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan pandangan,

perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola

kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses berpikir.

i) Pola reproduksi seksual

Page 30: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan

stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.

j) Pola penanggulangan stress

Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena

gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.

k) Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil,

kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

7. pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

- Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran

- Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,

kadang tidak bisa bicara

- Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi

b) Pemeriksaan integumen

- Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika

kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek. Di samping itu perlu juga

Page 31: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena

klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3 minggu

- Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

- Rambut : umumnya tidak ada kelainan

c) Pemeriksaan kepala dan leher

- Kepala : bentuk normocephalik

- Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi

- Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)

d) Pemeriksaan dada

Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing

ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks

batuk dan menelan.

e) Pemeriksaan abdomen

Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang

terdapat kembung.

f) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus

Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine

g) Pemeriksaan ekstremitas

Page 32: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

h) Pemeriksaan neurologi

- Pemeriksaan nervus cranialis

Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

- Pemeriksaan motorik

Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.

- Pemeriksaan sensorik

Dapat terjadi hemihipestesi.

- Pemeriksaan refleks

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahului

dengan refleks patologis.

8. pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan radiologi

- CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,

atau menyebar ke permukaan otak. (Linardi Widjaja, 1993)

Page 33: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

- MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik. (Marilynn

E. Doenges, 2000)

- Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti

aneurisma atau malformasi vaskuler. (Satyanegara, 1998)

- Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung,

apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu

tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.

b) Pemeriksaan laboratorium

- Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada

perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya

warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.

Gula darah dapat mencapai 250 mg dalajm serum dan kemudian

berangsur-angsur turun kembali.

- Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu

sendiri.

Analisa data

No problem Etiologi Symptom

1 Ds Sumbatan aliran Gangguan

Page 34: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

DO

- tidak ada kontak mata

- Disorientasi dalam

waktu, ruang dan

orang

- Dispnea

- Bicara gagap

- Kesulitan

mengungkapkan

secara verbal

darah ke otak

Gangguan

neurologis fokal

Gangguan

komunikasi

verbal

kounikasi

verbal

2 Ds

Do

Hemiparesis

Gangguan

mobilitas fisk

Kurangnya

pemenuhan

perawatan diri

Kurangnya

pemenuhan

perawatan

diri

3 Ds

Do

- kesulitan bergerak

- Perubahan cara

berjalan

- Tremor yang diinduksi

oleh pergerakan

- Keterbatasan

kemampuan untuk

melakukan

Infark jaringan

Hemiparesis

Gangguan

mobilitas fisik

Gangguan

mobilitas

fisik

Page 35: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

keterampilan motorik

kasar dan halus.

4 Ds :kesulitan menelan

Do

- perubahan status

mental

- Perubahan prilaku

- Perubahan respon

motorik

- Perubahan reaksi pupil

- Ketidaknormalan

dalam berbicara

Thrombosis

Embolisme

Iskemia

Gannguan

perfusi jaringan

Gannguan

perfusi

jaringan

III. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan

sirkulasi darah otak

2) Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang berhubungan dengan

hemiparese/hemiplegic

3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia

4) Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan

intracerebral.

IV. prioritas masalah

Page 36: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

1) gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intracerebral

2) gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia

3) gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak

4) kurangnya pemenuhan perawata diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia

V. Intervensi

N

o

Diagnose Tujuan/

criteria hasil

Intervensi Rasional

1 Gangguaan perfusi

jaringan otak b/d

perdarahan

intracerebreal

Tujuan

Perfusi jaringan

otak dapat

tercapai secara

optimal

Kritria hasil

- Klien tidak

gelisah

- Tidak ada

keluhan nyeri

kepala, mual,

kejang.

- GCS 456

- Pupil isokor,

reflek cahaya

a) Berikan

penjelasan

kepada keluarga

klien tentang

sebab-sebab

peningkatan

TIK dan

akibatnya

b) Anjurkan

kepada klien

untuk bed rest

totat

c) Observasi dan

catat tanda-

tanda vital dan

kelain tekanan

a) Keluarga lebih

berpartisipasi dalam proses

penyembuhan

b) Untuk mencegah

perdarahan ulang

c) Mengetahui setiap

perubahan yang terjadi

pada klien secara dini dan

untuk penetapan tindakan

yang tepat

d) Mengurangi tekanan

arteri dengan

meningkatkan draimage

vena dan memperbaiki

sirkulasi serebral

e) Batuk dan mengejan

Page 37: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

(+)

- Tanda-tanda

vital

normal(nadi :

60-100 kali

permenit, suhu:

36-36,7 C,

pernafasan 16-

20 kali

permenit)

intrakranial tiap

dua jam

d) Berikan

posisi kepala

lebib tinggi 15-

30 dengan letak

jantung (beri

bantal tipis)

e) Anjurkan

klien untuk

menghindari

batukdan

mengejan

berlebihan

f) Ciptakan

lingkungan yang

tenang dan

batasi

pengunjung

g) Kolaborasi

dengan tim

dokter dalam

pemberian obat

neuroprotektor

dapat meningkatkan

tekanan intra kranial dan

potensial terjadi

perdarahan ulang

f) Rangsangan aktivitas

yang meningkat dapat

meningkatkan kenaikan

TIK. Istirahat total dan

ketenagngan mingkin

diperlukan untuk

pencegahan terhadap

perdarahan dalam kasus

stroke hemoragik /

perdarahan lainnya

g)Memperbaiki sel yang

masih viabel

2 gangguan mobilitas Tujuan a) Ubah posisi a)Menurunkan resiko

Page 38: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

fisik berhubungan

dengan

hemiparese/hemipla

gia

Klien mampu

melaksanakan

aktivitas fisik

sesuai dengan

kemampuannya

Criteria hasil

- Tidak terjadi

kontraktur sendi

- Bertabahnya

kekuatan otot

- Klien

menunjukkan

tindakan untuk

meningkatkan

mobilitas

klien tiap 2 jam

b) Ajarkan klien

untuk

melakukan

latihan gerak

aktif pada

ekstrimitas yang

tidak sakit

c) Lakukan

gerak pasif pada

ekstrimitas yang

sakit

d) Berikan

papan kaki pada

ekstrimitas

dalam posisi

fungsionalnya

e) Tinggikan

kepala dan

tangan

f) Kolaborasi

dengan ahli

fisioterapi

untuklatihan

fisik klien

terjadinnya iskemia

jaringan akibat sirkulasi

darah yang jelek pada

daerah yang tertekan

b) Gerakan aktif

memberikan massa, tonus

dan kekuatan otot serta

memperbaiki fungsi

jantung dan pernapasan

c) Otot volunter akan

kehilangan tonus dan

kekuatannya bila tidak

dilatih untuk digerakkan

Page 39: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

3 gangguan

komunikasi verbal

berhubungan dengan

penurunan sirkulasi

darah otak

Tujuan

Proses

komunikasi

klien dapat

berfungsi secara

optimal

Criteria hasil

- Terciptanya

suatu

komunikasi

dimana

kebutuhan klien

dapat dipenuhi

- Klien mampu

merespon setiap

berkomunikasi

secara verbal

maupun isarat

a) Berikan

metode

alternatif

komunikasi,

misal dengan

bahasa isarat

b) Antisipasi

setiap kebutuhan

klien saat

berkomunikasi

c) Bicaralah

dengan klien

secara pelan dan

gunakan

pertanyaan yang

jawabannya

“ya” atau

“tidak”

d) Anjurkan

kepada keluarga

untuk tetap

berkomunikasi

dengan klien

e) Hargai

kemampuan

a) Memenuhi kebutuhan

komunikasi sesuai dengan

kemampuan klien

b) Mencegah rasa putus

asa dan ketergantungan

pada orang lain

c) Mengurangi kecemasan

dan kebingungan pada saat

komunikasi

d) Mengurangi isolasi

sosial dan meningkatkan

komunikasi yang efektif

e) Memberi semangat pada

klien agar lebih sering

melakukan komunikasi

f) Melatih klien belajar

bicara secara mandiri

dengan baik dan benar

Page 40: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

klien dalam

berkomunikasi

f) Kolaborasi

dengan

fisioterapis

untuk latihan

wicara

4 kurangnya

pemenuhan perawata

diri berhubungan

dengan

hemiparese/hemipla

gia

Tujuan

Kebutuhan

perawatan diri

klien terpenuhi

Criteria hasil

- Klien dapat

melakukan

aktivitas

perawatan diri

sesuai dengan

kemampuan

klien

- Klien dapat

mengidentifikas

i sumber

pribadi/komunit

as untuk

memberikan

bantuan sesuai

a) Tentukan

kemampuan dan

tingkat

kekurangan

dalam

melakukan

perawatan diri

b) Beri motivasi

kepada klien

untuk tetap

melakukan

aktivitas dan

beri bantuan

dengan sikap

sungguh

c) Hindari

melakukan

sesuatu untuk

klien yang dapat

a) Membantu dalam

mengantisipasi/merencana

kan pemenuhan kebutuhan

secara individual

b) Meningkatkan harga diri

dan semangat untuk

berusaha terus-menerus

c) Klien mungkin menjadi

sangat ketakutan dan

sangat tergantung dan

meskipun bantuan yang

diberikan bermanfaat

dalam mencegah frustasi,

adalah penting bagi klien

untuk melakukan sebanyak

mungkin untuk diri-sendiri

untuk emepertahankan

harga diri dan

Page 41: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

kebutuhan dilakukan klien

sendiri, tetapi

berikan bantuan

sesuai

kebutuhan

d) Berikan

umpan balik

yang positif

untuk setiap

usaha yang

dilakukannya

atau

keberhasilannya

e) Kolaborasi

dengan ahli

fisioterapi/okupa

si

meningkatkan pemulihan

d) Meningkatkan perasaan

makna diri dan

kemandirian serta

mendorong klien untuk

berusaha secara kontinyu

e) Memberikan bantuan

yang mantap untuk

mengembangkan rencana

terapi dan mengidentifikasi

kebutuhan alat penyokong

khusus

Page 42: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

VI. Evaluasi

No Diagnose Catatan perkembangan

1 gangguan perfusi jaringan

otak berhubungan dengan

perdarahan intracerebral

S

O

- ada kontak mata

- Mampu mengorientasikan

waktu, ruang dan orang

- Nafas normal

- Bicara normal

- Dapat mengungkapkan

secara verbal

A

P

2 gangguan mobilitas fisik

berhubungan dengan

hemiparese/hemiplagia

S

O

A

P

3 gangguan komunikasi verbal

berhubungan dengan

S

O

Page 43: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

penurunan sirkulasi darah

otak

- tidak mendapat kesulitan

dalam bergerak

- cara berjalan normal

- tidak terjadi Tremor

mampu melakukan

keterampilan motorik kasar

dan halus.

A

P

4 kurangnya pemenuhan

perawata diri berhubungan

dengan

hemiparese/hemiplagia

S :tidak terjadi kesulitan dala

menelan

O

- tidak terjadi perubahan

status mental

- Tidak terjadi Perubahan

prilaku

- respon motorik normal

- reaksi pupil normal

bicara secara normal

A

P

Page 44: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

2. ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

a. Pengkajian

Pengumpulan data

a) Identitas pasien

b) Keluhan utama

Keluhan utama yang sering adalah panas badan tinggi, koma, kejang dan

penurunan kesadaran.

c) Riwayat penyakit sekarang

d) Riwayat penyakit terdahulu

pasien pernah mengalami infeksi jalan napas bagian atas, otitis media,

mastoiditis, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh

immunologis pada masa sebelumnya.

Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan pada pasien terutama apabila ada

keluhan batuk produktif dan pernah menjalani pengobatan obat anti TB yang

sangat berguna untuk mengidentifikasi meningitis tuberculosia.

Page 45: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

e) Riwayat penyakit keluarga

f) Pola fungsi kesehatan

a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat

kontrasepsi oral.

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah

pada fase akut.

c) Pola eliminasi

Biasanya terjadi inkontinensia urine dan retensi urin

d) Pola aktivitas dan latihan

Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan

e) Pola tidur dan istirahat

Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang

otot/nyeri otot

f) Pola hubungan dan peran

Page 46: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran

untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

g) Pola persepsi dan konsep diri

Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak

kooperatif.

h) Pola sensori dan kognitif

Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena,

kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan

halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga

koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia, anisokor,

nistagmus, ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif

dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif, reflek abdominal

menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.

i) Pola reproduksi seksual

Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan

seperti obat anti kejang

j) Pola penanggulangan stress

Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena

gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.

k) Pola tata nilai dan kepercayaan

Page 47: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak

stabil, kelemahan.

7. Pemeriksaan Fisik (Body Of Syste)

a) Keadaan umum

- Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran

- Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak

bisa bicara

- Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi

b) Pemeriksaan integumen

- Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan

cairan maka turgor kulit akan jelek.

- Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

- Rambut : umumnya tidak ada kelainan

- Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala : semakin membesar

Page 48: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Muka :

Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)

c) Pemeriksaan dada

d) Pemeriksaan abdomen

e) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus Kadang terdapat incontinensia atau

retensio urine

f) Pemeriksaan ekstremitas

Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi

tubuh.

g) Pemeriksaan neurologi

(1) Pemeriksaan nervus cranialis

Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

(2) Pemeriksaan motorik

Hampir selalu terjadi kelemahan

(3) Pemeriksaan sensorik

(4) Pemeriksaan refleks

Page 49: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli

dengan refleks patologis

h) Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal, didapatkan :

a. Tekanan

b. Warna cairan otak: pada keadaan normal cairan otak tidak

berwarna. Pada menigitis purulenta berwarna keruh sampai

kekuning-kuningangan. Sedangkan pada meningitis tuberkulosis

cairan otak berwarna jernih.

c. Protein ( 0,2-0,4 Kg ) pada miningitis meninggi

d. Glukosa dan klorida

3. None pandi

4. Pemeriksaan darah

5. Uji tuberkulin positif dari kurasan lambung untuk meningitis tuberkulosis

Page 50: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

6. Pemeriksaan radiologi

- CT Scan

- Rotgen kepala

- Rotgen thorak

7. Elektroensefalografi ( EEG ), akan menunjukkan perlambatan yang menyeluruh

di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan radang.

a. Airway

pastikan kepatenan jalan napas

siapkan alat bantu untuk memperlancar jalan napas jika perlu

jika terjadi penurunan dalam fungsi pernapasan segera hubungi

ahli anestesi dan bawa ke ICU

b. Breathing

Kaji respiratory rate – <8>30 merupakan

tanda yang signifikan.

Kaji saturasi oksigen

Lakukan pemeriksaan gas darah

Page 51: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

Berikan oksigen 100% melalui non re-breath

mask

Auskultasi dada

Lakukan pemeriksaan foto thorak

c. Circulation

a. kaji heart rate – >100 atau <40 kali/min merupakan tanda

signifikan

b. monitoring tekanan darah – jika tekanan darah sistolik < 90 mmHg

merupakan tanda grognosis yang jelek

c. periksa waktu pengisian kapiler

d. pasang infuse dengan menggunakan kanul yang besar

e. berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel

f. pasang kateter

g. periksa lab untuk darah lengkap, urine, elektrolit

h. lakukan kultur darah

i. lakukan pemeriksaan apusan tenggorokan untuk kultur dan

sensitifitas

Page 52: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

j. catat temperature – mungkin pyreksia atau <<36 oC

d. Disability

- kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU

- obserasi tanda neurologis fokal

e. Exposure

- kaji adanya ptechie Tanda ancaman terhadap kehidupan Jika pasien

menunjukan adanya tanpa kegawatan menunjukan pasien harus dibawa

secepatnya ke ICU adapun tandanya sebagai berikut:

- kemerahan semakin banyak

- CRT > 4 detik

- Oliguria

- Pernapasan <8> 30 per menit

- Heart rate <40>140 kali per menit

- Asidosis dengan pH <> 2

- Neurologi fokal

- Kejang

Page 53: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

- Bradikardia dan hypertensi

- Papiloedema

Analisa data

No Analisa data Etiologi Problem

1 Ds

Do:

- jumlah leokosit tidak

normal

- Terdapat tanda dan

gejala dari infeksi

- Tidak bisa

mendiskripsikan

proses penularan

penyakit, factor yang

mempengaruhi dan

tatalaksananya

Bakteri masuk

orofaring

Septicemia

Menyebar ke

meningen otak

dan medulla

spinalis

masuk ke dalam

darah

Resti

penyebaran

Resti

penyebaran

infeksi

Page 54: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

infeksi

2 Ds : kesulitan menelan

Do :

- perubahan status

mental

- Perubahan prilaku

- Perubahan respon

motorik

- Perubahan reaksi pupil

- Ketidaknormalan

dalam berbicara

Organisme

masuk ke dalam

darah

Reaksi radang

pada meningen

Edema

Penurunan

aliran darah

serebral

Gangguan

metabolisme

Gangguan

perfusi jaringan

Gangguan

perfusi

jaringan

Page 55: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

3 Penurunan darah

serebral

Ggn metabolise

Eksudat purulen

menyebar ke

dasar otak

Kejang

Resti trauma

Resti trauma

4 Ds :

Melaporkan secara verbal atau

non verbal nyerinya

Do

Gerakan menghindari

nyeri

Posisi menghindari

nyeri

Waspada berlebihan

Organisme

masuk ke dalam

darah

Reaksi radang di

dalam meningen

dan bawah

korteks

Nyeri (akut)

Nyeri (akut)

2. Diagnosa

Page 56: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

diseminata hematogen dari patogen

b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan

berhubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

c) Risisko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang

umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

d) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam

sirkulasi.

3. Prioritas masalah

a) Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan desimenata

hematogen dari pathogen

b) Resiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan

berhubungan dengan edema sereberal,hipovolemia

c) Nyeri(akut) berhubungan dengan proses inflamasi,toksin dalam

sirkulasi

d) Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang

umum/fokal ,kelemahan umum,vertigo

Page 57: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

4. Intervensi

n

o

Diagnose Tujuan/criteria hasil Intervensi rasional

1 Resiko tinggi

penyebaran infeksi

berhubungan dengan

desimenata

hematogen dari

pathogen

Tujuan

Pasien terbebas dari

infeksi

Criteria hasil

Mencapai masa

penyembuhan tepat

waktu tanpa bukti

penyebaran infeksi

yang endogen atau

keterlibatan orang lain

a) Berikan

tindakan isolasi

sebagai

tindakan

pencegahan

b) Pertahankan

tehnik aseptic

dan tehnik cuci

tangan yangb

tepat baik

pasien,pengunj

ung mauoun

staf ,pantau dan

batasi

pengunjung

dan staf sesuai

kebutuhan

c) Pantau suhu

secara

teratur,catat

munculnya

tandatanda

a) Pada fase

awal

meningitis

meningokokus

atau infeksi

ensefalitis

lainnya isolasi

mungkin

diperlukan

sampai

organism

diketahui yang

cocok untuk

menurunkan

resiko

penyebaran

infeksi

b) Menurunkan

resiko pasien

terkena infeksi

sekuder,meng

ontrol

Page 58: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

klinis dari

proses infeksi

d) Teliti adanya

keluhan nyeri

dada,berkemba

ngya nadi yang

tidak teratur

atau demam

yang terus

menerus

e) Auskultasi

suara

napas ,antau

kecepatan

pernapasan dan

usaha

pernapasan

f) Ubah posisi

pasien dengan

teratur dan

anjurkan untuk

melakukan

napas dalam

g) Catat

karakteristik

urine misalnya

penyebaran

sumber

infeksi,mence

gah

pemajanan

pada individu

terinfeksi

c) Timbulnya

tanda klinis

yang terus

menerus

merupakan

indikasi

perkembangan

dari

meningokose

mia akut ang

dapat bertahan

sampai

berminggu,bul

an terjadi

penyebaran

pathogen

d) Untuk

mengetahui

intervensi

Page 59: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

warna,kejernih

an dan bau

h) Berikan terapi

antibiotic

i) Siapkan untuk

intervensi

pembedahan

sesuai indikasi

lanjutan

e) Mencegah

resiko

terjadinya

infeksi

pernapasan

f) Memobilisasi

secret dan

meningkatkan

kelancaran

secret yang

akan

menurunkan

resiko

terjadinya

komplikasi

terhadap

pernapasan

g) Urine

statis ,dehidra

si dan

kelemahan

umum

meningkatkan

resiko

terhadap

Page 60: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

infeksi

kandung

kemih/ginjal

awitan sepsis

h) Obat yang

diberikan

mungkin

diindikasikan

untuk gram

negative,jamu

r dan amuba

i) Mungin

memerlukan

drainase dari

adanya abses

otak atau

penglepasan

pirau ventrikel

untuk

mencegah

rupture

menontrol

penyebaran

infeksi

2 Resiko tinggi

terhadap perubahan

Tujuan a) Pertahankan

Tirah baring

o Perubahan

tekanan

Page 61: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

serebral dan perfusi

jaringan

berhubungan dengan

edema

sereberal,hipovolemi

a

Criteria hasil

o Tingkat kesadaran

membaik

o Tanda-tanda vital

stabil

o Melaporkan tidak

adanya/menurunka

n berat sakit kepala

o Mendemonstrasika

n tidak anya

perbaikan kognitif

dan tanda

peningkatan TIK

dengan posisi

kepala datar.

b) Pantau status

neurologis.

c) Kaji regiditas

nukal, peka

rangsang dan

kejang

d) Pantau tanda

vital dan

frekuensi

jantung,

penafasan, suhu,

masukan dan

haluaran.

e) Bantu berkemih,

membatasi

batuk, muntah

mengejan.

f) Tinggikan

kepala tempat

tidur 15-45

derajat.

g) Berikan cairan

iv (larutan

hipertonik,

mungkin

merupakan

potensi adanya

resiko herniasi

batang otak

yang

memerlukan

tindakan

medis dengan

segera

o Pengkajian

kecendrungan

adanya

perubahan

tingkat

kesadaran dan

potensial

peningkatan

TIK adalah

sangat

berguna dalam

menentukan

lokasi ,peneba

ran /luasnya

dan

perkembangan

Page 62: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

elektrolit ).

h) Pantau BGA.

i) Berikan obat :

steoid,

clorpomasin,

asetaminofen

kerusakan

serebral

o Merupakan

indikasi

adanya iritasi

meningeal dan

mungkin juga

terjasi dalam

periode akut

atau

penyembuhan

dari trauma

otak

o Normalna

autoregulasi

mampu

memperthanka

n aliran darah

serebral

dengan

konstan

sebagai

dampak

adanya

fluktuasi pada

tekanan darah

Page 63: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

sistemik ,kehil

ngan fungsi

autoregulasi

mungkin

mengikuti

kerusakan

vaskuler

serebral local

atau difus

yang

menimbulkan

peningkatan

tekanan darah

sistemik yang

bersamaan

dengan

penurunan

tekanan darah

diastolic(tekan

an nadi

melebar)

o Aktivitas

seperti ini

akan

meningkatkan

tekanan

Page 64: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

intratorak dan

intraabdomen

yang dapat

meningkatkan

TIK ,ekshalasi

selama

perubahan

posisi tersebut

dapat

mencegah

pengaruh

maneuver

valsava

o Peningkatan

aliran vena

dari kepala

akan

menurunkan

TIK

o Meminimalka

n fluktuasi

dalam aliran

vaskuler dan

TIK ,retriksi

cairan

mungkin

Page 65: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

diperlukan

untuk

mengurangi

cairan tubuh

total dan

selanjutnya

akan

menurunkan

edema

serebral

o Terjadinya

asidosis dapat

menghambat

masuknya

oksigen pada

tingkat sel

yang

memperburk /

meningkatkan

metabolic/resi

ko iskemia

serebral.

o Dapat

menurunakn

permeabilitas

kapiler untuk

Page 66: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

mebatasi

pembentukan

edema

serebral,dapat

juga

menurunkan

resiko

terjadinya

fenomena

rebound ketika

menggunakan

manitol

3 Nyeri(akut)

berhubungan dengan

proses

inflamasi,toksin

dalam sirkulasi

Tujuan

Criteria hasil

o Melaporkan nyeri

hilang /terkontrol

o Menunjukkan postur

rileks dan mampu

tidur/beristirahat

dengan tepat

o Berikan

lingkungan

yang

tenang,ruangan

agak gelap

sesuai indikasi

o Tingkatkan

tirah

baring ,bantula

h kebutuhan

perawatan diri

o Letakkan

o Menurunkan

reaksi

terhadap

stimulasi dari

luar atau

sesitivitas

pada cahaya

dan

meningkatkan

istriahat

/relaksasi

o Menurunkan

Page 67: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

kantung es

pada

kepala ,pakaian

dingin diatas

mata

o Dukung untuk

enemukan

posisi yang

nyaman

misalnya

kepala agak

tinggi sedikit

pada

meningitis

o Berikan latihan

rentang gerak

aktif/pasif

secara tepat

dan masase

otot daerah

leher/bahu

o Gunakan

pelembab yang

agak hangat

pada nyeri

gerakan yang

dapat

meningkatkan

nyeri

o Meningkatkan

vasokonstriksi

,penumpukkan

resepsi sensori

yang

selanjtnya

akan

menurunkan

nyeri

o Menurunkan

iritasi

meningeal

resultan

ketidanyaman

an lebih lanjut

o Dapat

membantu

merelaksasika

n ketegangan

otot yang

meningkatkan

Page 68: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

leher/punggung

jika tidak ada

demam

o Berikan

analgetik

reduksi nyeri

atau rasa tidak

nyaman

tersebut

o Menigkatkan

relaksasi otot

dan

menurunkan

rasa sakit

/tidak nyaman

o Diperlukan

untuk

menghilangka

n nyeri

4 Resiko tinggi

terhadap trauma

berhubungan dengan

kejang

umum/fokal ,kelema

han umum,vertigo

Tujuan

Kriteri hasil

5. evaluasi

No Diagnose Catatan perkembangan

Page 69: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

1 Resiko tinggi penyebaran infeksi

berhubungan dengan desimenata

hematogen dari pathogen

S

O : - klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

- Mendiskripsikan proses

penularan penyakit, factor dan

tatalaksananya

- Menunjukan kemampuan untuk

mencegah terjadinya infeksi

- Jumlah leukosit dalam batas

normal

- Menunjukan prilaku hidup

sehat

A

P

2 Resiko tinggi terhadap

perubahan serebral dan perfusi

jaringan berhubungan dengan

edema sereberal,hipovolemia

S : melaporkan tidak terjadi

kesulitan dalam menelan

O : - perubahan status mental

- Tidak terjadi Perubahan prilaku

- Tidak terdapat gerakan

involunter

- Tidak terjadi Perubahan reaksi

pupil

- Berkomunikasi dengan jelas

A

Page 70: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

P

3 Nyeri(akut) berhubungan

dengan proses inflamasi,toksin

dalam sirkulasi

S : melaporkan bahwa nyeri

berkurang

- Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

O : mampu mengontrol nyeri

- Mampu mengenali nyeri

- TTV dalam rentan normal

A

P

4 Resiko tinggi terhadap trauma

berhubungan dengan kejang

umum/fokal ,kelemahan

umum,vertigo

S

O

A

P

Page 71: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

BAB III

PENUTUP

1) KESIMPULAN

stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan

fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau

lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler

Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .

Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan

medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer,

2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah

satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus

influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan

spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,

2001).

Secara umum untuk penatalaksanaan pada pasien stroke adalah :

1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai

mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil

Page 72: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan

ogsigen sesuai kebutuhan

3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil

4. Bed rest

5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia

6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi

8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan

glukosa murni atau cairan hipotonik

9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat

meningkatkan TIK

10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau

ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT

11. Penatalaksanaan spesifik berupa:

Page 73: Askep Keperawatan Kritis Stroke& Meningitis 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan,

Edisi 3, EGC, Jakarta.

2. Suddarth,brunner.2000.buku ajar keperawatan medical bedah.edisi 8,EGC.jakarta

3. Mansjoer arif,dkk,2000.kapita selekta kedokteran.jilid 2,volume 2.media

Aesculapius.jakarta