Askep keluarga gastroentritis.pdf

download Askep keluarga gastroentritis.pdf

of 19

Transcript of Askep keluarga gastroentritis.pdf

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    1/43

     

    STUDI KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T

    DENGAN GASTROENTERITIS  PADA KELUARGA

    TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI

    KAB. BOYOLALI

    DI SUSUN OLEH:

    AJENG AZTRID OCTAVIANI

    NIM. P. 10003

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    2/43

     

    i

    STUDI KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T

    DENGAN GASTROENTERITIS  PADA KELUARGA

    TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI

    KAB. BOYOLALI

    Karya Tulis Ilmiah

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

    DI SUSUN OLEH:

    AJENG AZTRID OCTAVIANI

    NIM. P. 10003

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    3/43

     

    ii

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    4/43

     

    iii

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    5/43

     

    iv

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    6/43

     

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

    PADA NY. T DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA TN. M DI

    DESA JERON KEC. NOGOSARI KAB. BOYOLALI”. 

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

     bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

     penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat:

    1. 

    Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

    telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

    Husada Surakarta.

    2.  Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    3. 

     Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

     penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

    masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

    demi sempurnanya studi kasus ini. 

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    7/43

     

    vi

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    8/43

     

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i 

    PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME……………………………………….ii 

    LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………...………iii 

    LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iv 

    KATA PENGANTAR…………………………………………………………….v 

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………..viiDAFTAR TABEL……………………………………………………………….viii

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah…………………………………………...1 

    B.  Tujuan Penulisan…………………………………………………..5 

    C. 

    Manfaat Penulisan………………………………………………....5 

    BAB II LAPORAN KASUS

    A.  Data Umum Keluarga………………………………………..……7 

    B.  Pengkajian…………………………………………………………8 

    C.  Diagnosa Keperawatan…………………………………………...11 

    D. 

    Intervensi…………………………………………………………13 

    E.  Implementasi……………………………………………………..14 

    F.  Evaluasi…………………………………………………………..16 

    BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A.  Pembahasan………………………………………………………17 

    B. 

    Simpulan dan Saran........................................................................28

    Daftar Pustaka

    Lampiran

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    9/43

     

    viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah

    anggota keluarga yang sakit………………………………....  12

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    10/43

     

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 2. Asuhan Keperawatan Keluarga

    Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

    Lampiran 4. Log Book

    Lampiran 5. Lembar Konsultasi

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    11/43

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Menurut WHO, sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna, baik

    fisik, mental, dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

    Sehat merupakan keadaan rentang antara sehat sempurna dan keadaan

    sebelum timbulnya gejala penyakit, digambarkan sebagai proses. Seorang

    individu dikatakan sehat jika tidak sakit (bahagia secara rohani), tidak cacat

    (sejahtera secara sosial), dan tidak lemah (kuat secara jasmani). Sedangkan

    menurut Notoatmojo dan Sarwono, perilaku sakit merupakan tindakan untuk

    menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya

    gejala tertentu. Menurut Mechanic dan Volkhart, perilaku sakit adalah suatu

    cara gejala penyakit ditanggapi oleh individu sebagai perasaan tidak nyaman.

    Menurut Von Mering, perilaku sakit adalah usaha individu dalam usahanya

    untuk mengurangi penyakitnya dengan terlibat dalam serangkaian proses

     pemecahan masalah baik internal maupun eksternal, spesifik maupun

    nonspesifik. Istilah sakit memiliki pengertian bahwa perasaan kita sedang

    tidak nyaman, tidak menyenangkan, dan hal ini akan berpengaruh terhadap

     penurunan kualitas hidup (Mashudi, 2012).

    Gastroenteritis (diare) adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah

    tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 sampai 200 ml per 24 jam),

    dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula

    disertai frekuensi defekasi  yang meningkat. Menurut WHO, diare adalah

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    12/43

    2

     buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare terbagi dua

     berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronik (Mansjoer, 2007).

    Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat

    dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak

    datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono,

    2008). Diare dapat disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi

    dan dapat pula disebabkan karena enterovirus (semasa badan dalam keadaan

    daya tahan kurang baik) (Murwani, 2011). Pasien dengan diare akut sering

    mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, dan

    diare (Mansjoer, 2007). Nyeri perut adalah pemicu terjadinya distensi

    abdomen (perut kembung). Distensi abdomen (perut kembung) mengacu pada

     pertambahan diameter abdomen (perut), akibat dari meningkatnya tekanan

    intra-abdomen sehingga dinding abdomen terdorong keluar. Distensi dapat

    terasa ringan, tetapi dapat pula serius, bergantung pada besar-kecilnya

    tekanan. Kondisi tersebut bersifat lokal atau tersebar dan bisa terjadi secara

     berangsur-angsur mendadak. Distensi abdomen dapat disebabkan oleh lemak,

     flatus (gas), massa intra-abdomen, tinja, atau cairan. Cairan dan gas biasanya

    ditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada rongga  peritoneum. Pada

    rongga  peritoneum, distensi dapat mencerminkan perdarahan akut,

     penimbunan cairan asites karena perforasi organ perut (Nursing, 2011).

    Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa.

    Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau

     gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus di dunia (Simadibrata, 2009).

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    13/43

    3

    Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di

    Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai

    Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama di

    Puskesmas. Pada tahun 2012, angka kesakitannya berkisar sampai 1025

    kejadian diare diantara 72.579 penduduk setiap tahunnya (Puskesmas

    Gondangrejo, 2013). Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, dan

    diantaranya peningkatan pengetahuan tentang diare, baik mengenai masalah

    ataupun penanganannya (Suharyono, 2008). Misalnya sering ditemukan

    keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi

     penyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan

    (Harmoko, 2012).

    Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

     berhubungan dengan kita. Menurut Friedman, keluarga adalah kumpulan dua

    orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional

    dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari

    keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti mendefinisikan

    keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan

    antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

    laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa

    anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah

    tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari

    masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau

    ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    14/43

    4

    Keluarga mempunyai lima fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu

    mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

    kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

    mempertahankan suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan

    yang ada di masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak

     boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti.

    Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

    dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami

    anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau

    orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat

    kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

     perubahannya (Harmoko, 2012).

    Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan diperoleh data pada Ny.

    T yang mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali pada sore hari dan 2 kali pada

     pagi hari. Ny. T mengeluh perut nyeri pada bagian atas, kruwes-kruwes,

    mblekuthuk-mblekuthuk , dan kembung. Tn. M (suami Ny. T) mengatakan

    sejauh ini tidak pernah menderita penyakit  gastroenteritis  (diare), hanya

    semasa kecil Tn. M pernah mengalami diare namun hanya dibiarkan saja. Ny.

    T baru pertama kali mengalami diare, sehingga pada keluarga Tn. M belum

     begitu mengerti tentang penyakit diare.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

    tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    15/43

    5

    Keluarga pada Ny. T dengan Gastroenteritis  pada Keluarga Tn. M di Desa

    Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.” 

    B.  Tujuan Penulisan

    1.  Tujuan Umum 

    Melaporkan asuhan keperawatan keluarga Ny. T dengan  gastroenteritis

     pada keluarga Tn. M di Desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.

    2.  Tujuan Khusus

    a. 

    Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. T dengan

     gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

     b.  Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pada Ny. T dengan

     gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

    c. 

    Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. T

    dengan gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

    d.  Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. T dengan

     gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

    e.  Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. T dengan  gastroenteritis

     pada keluarga Tn. M.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    16/43

    6

    C.  Manfaat Penulisan

    1. 

    Bagi Penulis 

    Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan

    keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

    masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan.

    2.  Bagi Institusi

    Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus

     gastroenteritis di lapangan dan dalam teori.

    3. 

    Bagi Pelayanan Kesehatan

    Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik

     pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    17/43

     

    7

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Pada bab ini disampaikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. T di

    desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali selama 3 hari, dengan meliputi

     pengkajian data, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

    implementasi dan evaluasi keperawatan.

    A.  Data Umum Keluarga 

     Ny. T adalah seorang ibu rumah tangga berusia 31 tahun. Ny. T tinggal

     bersama keluarga di desa Jeron RT 05 RW 01 Nogosari, Boyolali. Ny. T

    adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ny. T termasuk dalam keluarga inti

    (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Sehari-hari Ny.

    T bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah

    tangga dan kedua anaknya. Penghasilan keluarga Ny. T didapat dari suami

    (Tn. M) yang bekerja sebagai penjual jamu di pasar. Keluarga Tn. M tidak

    memiliki tabungan karena seluruh biaya sudah digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan pokok dan menyekolahkan kedua anaknya. Pengelolaan dana

    keluarga diserahkan sepenuhnya kepada Ny. T. Dalam menjalin hubungan

    dengan anggota keluarga dan tetangga, keluarga Tn. M tergolong baik.

    Keluarga Tn. M masih mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti

    kumpulan rutin, pengajian, dan kerja bakti kampung.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    18/43

    8

    B.  Pengkajian

    Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pada pukul 09.00 di

    wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo. Metode pengkajian yang digunakan

    yaitu autoanamnesa dan alloanamnesa. Pada tahap perkembangan keluarga,

    keluarga Tn. M mempunyai 2 orang anak. Anak pertama berumur 12 tahun

    dan anak kedua berumur 3 tahun. Keluarga Tn. M berada pada tahapan

     perkembangan keluarga dengan anak sekolah, dengan tugas dari tahap tersebut

    yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan

     prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

    sehat. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhinya. Hal ini

    ditandai dengan adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan

    tetangga, tampak An. N bermain di teras rumah dengan tetangganya. Selain itu

    An. N mampu meraih prestasi yang baik di sekolahnya. An. N mendapat

     peringkat ketiga dari 35 murid di kelasnya.

    Tahap yang kedua yaitu mempertahankan hubungan perkawinan yang

    memuaskan. Keluarga Tn. M mengatakan bahwa menjaga keharmonisan dan

    keutuhan rumah tangga itu sangatlah penting guna terciptanya ikatan keluarga

    yang makmur, adil, dan sejahtera. Keluarga Tn. M melakukannya dengan cara

    lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan kedua anak dan

    istrinya. Tahap yang ketiga dari tugas perkembangan keluarga yaitu

    memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga Tn. M

    mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam menjaga

    kesehatannya, keluarga Tn. M melakukannya dengan cara memelihara

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    19/43

    9

    lingkungan yang aman, nyaman, dan bersih. Hal ini ditandai dengan kondisi

    rumah keluarga Tn. M yang tampak teduh dan jauh dari tempat pembuangan

    sampah. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua tugas-

    tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah.

    Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, Tn. M mengatakan bahwa

    usia perkawinannya dengan Ny. T sudah menginjak 13 tahun. Tn. M

    mengatakan selama ini tidak pernah mempunyai keluhan dan mengalami

     penyakit yang serius. Tn. M rutin berolahraga dan tidak mengkonsumsi

    minuman beralkohol ataupun rokok. Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari

    tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan

     berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes,

    dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan sambal dalam porsi yang

     berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22

    April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat

    shubuh. Ny. T tampak menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat

    meringis.

    Pada saat dilakukan pengkajian terhadap Ny. T, didapatkan Ny. T

    mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB. Ny. T

    mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan

    gejala dari penyakit  gastroenteritis.  Ny. T hanya mengetahui istilah umum

    dari diare adalah mencret  (BAB encer) yang berulang kali. Pada saat itu Ny. T

    langsung memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas Gondangrejo. Ny. T juga

    mengatakan bahwa An. N dan An. M tidak memiliki riwayat penyakit kronis

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    20/43

    10

    dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Mereka jarang sakit, dan apabila

    sakit hanya demam, batuk, dan flu biasa dan segera dibawa ke Puskesmas

    terdekat. Ny. T mengatakan kedua anaknya tidak ada yang mempunyai alergi

    terhadap makanan maupun obat-obatan tertentu.

    Pada pengkajian riwayat keluarga sebelumnya, kedua orang tua Ny. T

    sudah meninggal dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular

    maupun penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, jantung, stroke, dan

     Diabetes mellitus. 

    Pada pengkajian pemeliharaan kesehatan, kemampuan keluarga dalam

    mengenal masalah kesehatan masih kurang. Ny. T mengatakan baru pertama

    kali menderita penyakit diare dan Ny. T belum sepenuhnya mengerti tentang

     pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare. Pada pemeriksaan fisik

    didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg, nadi 86 kali per menit,

    suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali per menit, berat badan 55

    kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter. Pada saat dilakukan pemeriksaan

    abdomen, didapatkan nyeri tekan pada epigastrium dan  peristaltik   usus

    meningkat menjadi 40 kali per menit. Ny. T mengeluh perut nyeri setelah

    makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok

    makan. Nyeri terasa kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk . Nyeri

    dirasakan sesaat sebelum dan sesudah BAB dengan skala nyeri 5.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    21/43

    11

    C.  Diagnosa Keperawatan

    Dari data-data yang telah ada, serta skoring dapat disimpulkan menjadi

    suatu diagnosa prioritas. Diagnosa tersebut berguna untuk memberikan asuhan

    keperawatan pada Ny. T, maka dilakukan pengumpulan data yang bersifat

    subyektif dan obyektif agar analisa dapat ditegakkan. Data subyektif tersebut

    adalah bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB

    encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung,

    nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan

    sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada

     pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2

    kali setelah sholat shubuh. Ny. T mengatakan nyeri pada bagian atas perut

    (epigastrium). Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB dengan

    skala nyeri 5. Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian,

     penyebab, tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis.

    Data obyektif diperoleh Ny. T tampak lemas, Ny. T tampak menahan

    nyeri, dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Dari data-data tersebut

    dapat dimunculkan analisa data dengan masalah keperawatan nyeri akut pada

     Ny. T dan penyebab atau etiologi adalah ketidakmampuan keluarga Tn. M

    dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit. Sehingga dapat

    dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga

    yang sakit.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    22/43

    12

    Hasil perhitungan skoring pada masalah tersebut menurut Bailon

    Maglaya diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluargaTn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit

    Kriteria Skore Bobot Rumus

    1.  Sifat Masalaha.  Aktual

     b.  Resikoc.  Keadaan

    sejahtera

    3

    21

    1 3/3 x 1 = 1

    2. 

    KemungkinanMasalah DapatDiubah:a.  Mudah b.  Sebagianc.  Tidak dapat

    210

    2 ½ x 2 = 1

    3.  KemungkinanMasalah DapatDicegah:a.  Tinggi

     b.  Cukupc.  Rendah

    3

    21

    1 3/3 x 1 = 1

    4. 

    MenonjolnyaMasalah:a.  Masalah

    dirasakan dan

    harus segeraditangani

     b.  Ada masalahtetapi tidak perlu ditangani

    c.  Masalah tidakdirasakan

    2

    1

    0

    1 2/2 x 1 = 1

    Jumlah Total 4

    Keterangan:

    Sifat masalah aktual (skore 3), kemungkinan masalah dapat diubah sebagian

    (skore 1), kemungkinan masalah dapat dicegah tinggi (skore 3), menonjolnya

    masalah dirasakan dan harus segera ditangani (skore 2), sehingga jumlah total

    nilai dari hasil perhitungan tersebut adalah 4.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    23/43

    13

    D.  Intervensi

    Berdasarkan masalah keperawatan nyeri akut pada Ny. T dengan

     penyebab ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota

    keluarga yang sakit, dapat dilakukan beberapa rencana tindakan keperawatan.

    Tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

    kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari skala 5

    menjadi skala 2. Tujuan khususnya yaitu setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 kali kunjungan ke rumah diharapkan yang pertama

    keluarga Tn. M mampu mengerti tentang pengertian penyakit gastroenteritis.

    Tujuan yang kedua keluarga Tn. M mampu mengidentifikasi penyebab

     penyakit  gastroenteritis. Tujuan yang ketiga keluarga Tn. M mampu

    menyebutkan tanda dan gejala penyakit gastroenteritis.

    Perencanaan atau intervensi dari masalah keperawatan tersebut antara

    lain yang pertama kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional untuk

    mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya.

    Intervensi yang kedua yaitu ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan

    rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang dilakukan secara berulang

    kali dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat

    memodifikasi nyeri yang dialami. Intervensi yang ketiga yaitu beri informasi

    yang tepat dan penjelasan tentang penyakit  gastroenteritis yang meliputi

     pengertian, penyebab, tanda dan gejala dengan rasional supaya keluarga Tn. M

    mampu memahami tentang penyakit  gastroenteritis. Intervensi yang keempat

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    24/43

    14

    yaitu beri larutan oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah

    tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret. 

    Intervensi yang kelima yaitu anjurkan kepada keluarga untuk

    membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk

    makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh

    dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien

    untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu anjurkan

    kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran

    dengan rasional dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu

    meningkatkan derajat kesehatan Ny. T. 

    E.  Implementasi

    Implementasi pada tanggal 22 April 2013 pukul 13.30 WIB yang

     pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

    subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih terasa mual dan nyeri seperti

    kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk  pada bagian atas perut dengan

    skala nyeri 5, sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak meringis

    menahan nyeri. Tindakan yang kedua pada pukul 14.00 WIB yaitu

    mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada Ny. T dengan respon

    subyektifnya yaitu Ny. T mengatakan mau diajarkan dan respon obyektifnya

    yaitu Ny. T tampak mengikuti perintah.

    Implementasi pada tanggal 23 April 2013 pukul 10.00 WIB yang

     pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

    subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih nyeri dengan skala nyeri 4,

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    25/43

    15

    sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak lemas. Tindakan yang

    kedua pada pukul 10.05 WIB yaitu memberikan penjelasan tentang penyakit

     gastroenteritis  yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

    didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau diberi penjelasan

    dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak memperhatikan. Tindakan yang

    ketiga pada pukul 11.10 WIB yaitu memberikan larutan oralit (larutan gula

    garam) pada Ny. T, didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau

    dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak menghabiskan ½ larutan oralit

    dalam gelas belimbing.

    Implementasi pada tanggal 24 April 2013 pukul 16.00 WIB yang

     pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

    subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut sudah tidak mual dan nyeri dengan

    skala nyeri 2, diare sudah mulai berkurang dan respon obyektifnya Ny. T

    tampak senang. Tindakan yang kedua pada pukul 16.10 WIB yaitu

    menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan

    meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat

    menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, didapatkan respon subyektif yaitu Ny.

    T mengatakan tidak akan makan dengan sambal dalam porsi banyak lagi dan

    respon obyektifnya Ny. T tampak meyakinkan diri. Tindakan yang ketiga pada

     pukul 16.30 WIB yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak

    membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran, didapatkan respon subyektif

    yaitu keluarga Tn. M mengatakan sejauh ini tidak ada masalah yang

    memberatkan dan respon obyektifnya Tn. M tampak menasehati Ny. T.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    26/43

    16

    F.  Evaluasi

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 22 April 2013

     pukul 14.15 WIB, hasil evaluasi dengan metode SOAP adalah pada data

    subyektif didapatkan Ny. T mengatakan perutnya masih terasa mual dan nyeri

    dengan skala nyeri 5. Ny. T juga mengatakan belum mengerti tentang

     pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit gastroenteritis. Pada data

    obyektif didapatkan Ny. T tampak meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa

    tujuan belum tercapai dan kunjungan dilanjutkan.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 23 April 2013

     pukul 11.20 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T

    mengatakan perutnya sudah tidak kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk  

    dan nyeri mulai berkurang dengan skala nyeri 4. Ny. T juga mengatakan sudah

    cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit

    diare ( gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak sedikit

    meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada

     Ny. T belum teratasi dan kunjungan masih dilanjutkan.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013

     pukul 16.45 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T

    mengatakan perutnya sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare berkurang.

    Pada data obyektif didapatkan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak tampak

    menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis. Pada tahap analisa tujuan

    sudah tercapai sehingga kunjungan dihentikan.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    27/43

     

    17

    BAB III

    PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A.  Pembahasan 

    Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan

    keluarga pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. T yang dilaksanakan pada

    tanggal 22 sampai 24 April 2013 dengan problem nyeri akut dan etiologi

    ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga

    yang sakit.

    1.  Pengkajian

    Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

     bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar

    dapat mengidentifikasi, atau mengenali masalah-masalah yang dialami

    klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,

    sosial, dan lingkungan. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama

    di dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan

    data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

    singkat, dan berkesinambungan. Di dalam mengelompokkan data, terdapat

    dua tipe data dalam tahap pengkajian keperawatan, yang pertama yaitu

    data subyektif. Data subyektif merupakan data yang didapatkan dari pasien

    sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data ini bisa

    didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi klien, perasaan

    tentang status kesehatannya. Informasi lainnya bisa didapatkan dari

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    28/43

    18

    keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya. Data obyektif

    merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi perawat dan sifatnya

    dapat diukur. Informasi ini biasa didapatkan dari pemeriksaan fisik klien

    dan juga pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium

    (Hutahaean, 2010). 

    Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data umum yaitu

    keluarga Tn. M termasuk dalam keluarga inti (nuclear family) yang terdiri

    dari ayah, ibu, dan 2 orang anak . Sesuai dengan teori Suprajitno (2004),

    yang mendefinisikan keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari

    ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau

    keduanya. Keluarga Tn. M berada pada tahapan perkembangan keluarga

    dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua

    memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Hal

    ini sesuai dengan pengkajian terhadap anak pertama dari keluarga Tn. M

    yaitu An. N yang sekarang berusia 12 tahun. Keluarga Tn. M mempunyai

    3 tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah antara

    lain yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak, termasuk

    meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

    teman sebaya yang sehat. Tugas yang kedua yaitu mempertahankan

    hubungan perkawinan yang memuaskan. Tugas yang ketiga yaitu

    memenuhi kebutuhan kesehataan fisik anggota keluarga (Suprajitno,

    2004). Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua

    tugas-tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah. 

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    29/43

    19

    Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, data yang diperoleh

    yaitu Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T

    mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan berlendir. Pada pagi harinya

    (tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali

    setelah sholat shubuh. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut sesuai dengan

    teori Simadibrata (2009) yang mendefinisikan  gastroenteritis  adalah

     buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Ny. T mengatakan badan

    terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan

    mblekuthuk-mblekuthuk . Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah

    BAB. Berdasarkan keluhan yang dialami Ny. T dapat disesuaikan dengan

    teori yang dikutip dari Jurnal Nursing (2011), yaitu tanda dan gejala dari

     gastroenteritis antara lain rasa ketidaknyamanan di abdomen yang berkisar

    dari kram sampai dengan nyeri, tidak enak badan (lemas), dan juga mual.

    Gastroenteritis disebabkan karena faktor infeksi (bakteri dan virus) serta

    faktor non infeksi (makanan atau minuman yang hiperosmotik, obstruksi

    usus, dan alergi atau efek samping obat) (Simadibrata, 2011). Berdasarkan

    teori tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Ny. T yang mengeluh

    BAB encer setelah makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan

    antara 2 sampai 3 sendok makan. Sambal dalam porsi yang berlebih dapat

    menyebabkan gangguan pencernaan dikarenakan cabai dapat

    meningkatkan kadar asam lambung.

    Pada tahap pengkajian 5 fungsi keluarga, didapatkan data yaitu Ny.

    T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    30/43

    20

    dan gejala dari penyakit  gastroenteritis.  Ny. T hanya mengetahui istilah

    umum dari diare adalah mencret   (BAB encer) yang berulang kali.

    Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, sesuai dengan teori Suprajitno

    (2012) yang mengemukakan bahwa tujuan pengkajian yang berkaitan

    dengan tugas keluarga di bidang kesehatan pada fungsi keluarga yang

     pertama yaitu mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah

    kesehatan. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui

    fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,

    faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga

    terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.

    2.  Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai

    seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah

    kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Dalam

    merumuskan diagnosa keperawatan, diperlukan komponen-komponen

    diagnosa keperawatan, yang terdiri dari P (Problem)  dan E (Etiologi).

    Problem (masalah) menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien

    secara jelas dan sesingkat mungkin. Problem selalu didahului oleh kata

    yang menguraikan tingkat masalah (mulai dari masalah aktual, risiko,

    kemungkinan, sejahtera kemudian sindrom). Etiologi (penyebab)

    merupakan faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan

    atau mempengaruhi perkembangan masalah (Hutahaean, 2010). Menurut

    Suprajitno (2012), perumusan diagnosis keperawatan keluarga

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    31/43

    21

    menggunakan aturan yang telah disepakati menggunakan 2 komponen,

    yaitu masalah ( Problem) dan penyebab ( Etiologi). Masalah ( problem, P)

    adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang

    dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga. Penyebab

    (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah

    dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah,

    mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara

    lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

    Berdasarkan kasus yang dialami Ny. T, dapat ditemukan masalah

    keperawatan yaitu nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional

    yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

     potensial. Nyeri biasa terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau

    kimia pada daerah kulit di ujung-ujung syaraf bebas yang disebut

    nosireseptor. Pada kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada yang

    singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri dibagi

    menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut (Judha, 2012). Nyeri akut

    adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

    muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan

    dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( International Association for the

    Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan

     berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung

    kurang dari 6 bulan (NANDA, 2011).

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    32/43

    22

    Pengkajan keperawatan pada masalah nyeri secara umum

    mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri,

    intensitas nyeri, dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya

    adalah dengan PQRST. P ( Provoking ), yaitu faktor atau pemicu yang

    menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q

    (Quality) yaitu kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau tumpul. R ( Region)

    yaitu lokasi nyeri atau perjalanan ke daerah lain. S (Severity) yaitu

    intensitas nyeri atau tingkat keparahan. T (Time) yaitu jangka waktu

    serangan dan frekuensi nyeri (Saputra, 2013). Sesuai dengan pengkajian

    data subyektif yang diperoleh pada Ny. T, ditemukan data pengkajian

    nyeri dengan  Provoking  yaitu setelah makan dengan sambal dalam porsi

    yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok. Pada pengkajian nyeri Quality 

    yaitu nyeri kruwes-kruwes  dan mblekuthuk-mblekuthuk . Pada pengkajian

    nyeri Region yaitu pada epigastrium. Pada pengkajian nyeri Severity yaitu

    intensitas atau skala nyeri 5. Pada pengkajian nyeri Time  yaitu sebelum

    dan sesudah BAB. Pada pengkajian data obyektif diperoleh Ny. T tampak

    menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Hal ini sesuai

    dengan teori yang dikemukakan Judha (2012) bahwa tanda dan gejala

    nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dari pasien, salah

    satunya yaitu ekspresi wajah yang meringis.

    Sesuai dengan data pengkajian yang diperoleh dari Ny. T, penulis

    menemukan etiologi dari masalah keperawatan yang mengacu pada lima

    tugas keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan. Ny. T mengatakan tidak

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    33/43

    23

     begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

     penyakit  gastroenteritis, sehingga dapat dsimpulkan menjadi suatu

    diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota

    keluarga yang sakit.

    3.  Intervensi

    Intervensi (perencanaan) keperawatan adalah bagian dari tahap

     proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria

    hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk

    memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-

    masing rencana tindakan yang akan diberikan (Hutahaean, 2010).

    Intervensi dengan problem (masalah) nyeri akut menurut Judha

    (2012), yang pertama yaitu kaji lokasi, karakteristik, kualitas, frekuensi,

    dan durasi nyeri. Tindakan ini bertujuan mengevaluasi perkembangan

    nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Intervensi yang kedua

    yaitu ajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk mengatasi

    nyeri. Menurut Saputra (2013), metode relaksasi napas dalam dengan

     benar yang dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa

    nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang

    dialami. Intervensi yang ketiga yaitu berikan analgesik sesuai dengan

     program pengobatan. Obat analgesik berfungsi untuk mengganggu atau

    menghalangi transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi terhadap

    nyeri (Saputra, 2013). Dalam kasus ini penulis tidak melakukannya

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    34/43

    24

    dikarenakan Ny. T tidak mengetahui nama obatnya. Obatnya dikemas

    dalam butiran tablet tanpa kemasan sehingga penulis tidak bisa

    menentukan jenis obat apa dan tidak mencatat nama obatnya.

    Intervensi dengan etiologi (penyebab) ketidakmampuan keluarga

    Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit menurut

    Suprajitno (2012) antara lain berikan informasi yang tepat, identifikasi

    kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan, dan dorong sikap

    emosi yang mendukung upaya kesehatan. Intervensi yang berhubungan

    dengan penyakit, yang pertama penulis melakukan tindakan dengan cara

     pemberian larutan oralit (larutan gula garam). Larutan tersebut dapat

    digunakan untuk mencegah tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan

    karena mencret (Pranadi, 2012). Intervensi yang kedua anjurkan kepada

    keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan

    meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat

    menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan rasional keikutsertaan

    keluarga secara optimal dapat membantu klien untuk mempertahankan

    kesehatannya. Intervensi yang ketiga anjurkan kepada keluarga untuk tidak

    membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional

    dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu meningkatkan

    derajat kesehatan Ny. T (Nursing, 2011).

    4.  Implementasi

    Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang tindakan

    yang diberikan kepada klien. Pencatatan ini mencakup tindakan

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    35/43

    25

    keperawatan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaboratif, serta

     pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang diberikan kepada klien

    (Hutahaean, 2010). Penulis melakukan 6 tindakan keperawatan sesuai

     proses asuhan keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan.

    Implementasi yang pertama yaitu mengkaji lokasi, karakteristik, kualitas,

    frekuensi, dan durasi nyeri yang bertujuan mengevaluasi perkembangan

    nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Implementasi yang kedua

    yaitu mengajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk

    mengatasi nyeri. Salah satunya dengan metode relaksasi napas dalam yang

    dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat

    memodifikasi nyeri yang dialami.

    Implementasi yang ketiga yaitu memberikan informasi yang tepat

    (meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari  gastroenteritis)

    supaya keluarga Tn. M mampu memahami tentang penyakit

     gastroenteritis. Secara umum, tujuan dari pemberian informasi atau

     pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu atau masyarakat

    di bidang kesehatan yang menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang

     bernilai di masyarakat. Selain itu tujuan dari pendidikan kesehatan ialah

    menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

    mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat serta mendorong

     pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan

    yang ada (Suliha, 2004).

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    36/43

    26

    Implementasi yang keempat yaitu memberikan larutan oralit

    (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh kekeringan

    akibat kehilangan cairan karena mencret.  Cara pembuatan larutan oralit

    tergolong mudah, ada 3 tahap yaitu yang pertama menyiapkan satu gelas

    air hangat yang telah dimasak (200 mililiter). Tahap yang kedua yaitu

    menambahkan gula 1 sendok teh penuh. Tahap yang ketiga yaitu

    menambahkan garam ¼ sendok teh kemudian aduk sampai rata. Menurut

    WHO, oralit mempunyai komposisi Natrium Klorida, Kalium Klorida,

    Glukosa, dan Natrium Bikarbonat atau Natrium Sitrat (Harianto, 2004).

    Implementasi yang kelima yaitu menganjurkan kepada keluarga

    untuk membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala

     bentuk makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T

    kambuh dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat

    membantu klien untuk mempertahankan kesehatannya. Implementasi yang

    ketujuh yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny.

    T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi

    dari keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T. 

    5. 

    Evaluasi

    Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

    merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

    yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,

    dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi dilakukan dengan

     pendekatan pada SOAP, dengan keterangan antara lain yang pertama

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    37/43

    27

    adalah S (data subyektif) yaitu data yang diutarakan klien dan

     pandangannya terhadap data tersebut. O (data obyektif) yaitu data yang

    didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta

    yang berhubungan dengan penyakit klien (meliputi: data fisiologi, dan

    informasi dari pemeriksaan tenaga kesehatan). A (analisis) yaitu analisa

    ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif. P (perencanaan)

    yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk

    mencapai status kesehatan klien yang optimal (Hutahaean, 2010).

    Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data subyektif

    yaitu Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare

     berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah cukup mengerti tentang

     pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare ( gastroenteritis).

    Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak senang. Berdasarkan data

    subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah dengan nyeri

    akut pada Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T

    tidak tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis

    sehingga kunjungan dihentikan.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    38/43

    28

    B.  Simpulan dan Saran

    1. 

    Simpulan

    Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    a.  Hasil pengkajian yang telah penulis lakukan pada tanggal 22 April

    2013 keluhan utama yang dirasakan Ny. T adalah Ny. T mengatakan

     bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB

    encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual,

    kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah

    makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3

    sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami

    BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat shubuh. Ny. T tampak

    menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Pada

     pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg,

    nadi 86 kali per menit, suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali

     per menit, berat badan 55 kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter.

    Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri tekan pada

    epigastrium dan peristaltik  usus meningkat menjadi 40 kali per menit.

     Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab,

    tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis. 

     b.  Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Ny. T adalah nyeri

    akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam

    mengenal masalah anggota keluarga yang sakit. 

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    39/43

    29

    c.  Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny. T dengan tujuan

    umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

    kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari

    skala 5 menjadi skala 2 beserta tujuan khususnya yaitu keluarga Tn. M

    mampu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

     penyakit  gastroenteritis. Intervensi yang akan dilakukan pada Ny. T

    yang pertama yaitu kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional

    untuk mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi

    selanjutnya. Intervensi yang kedua ajarkan teknik relaksasi napas

    dalam dengan rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang

    dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa nyaman,

    tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang dialami.

    Intervensi yang ketiga beri informasi yang tepat dan penjelasan tentang

     penyakit gastroenteritis yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan

    gejala dengan rasional supaya keluarga Tn M mampu memahami

    tentang penyakit  gastroenteritis. Intervensi yang keempat beri larutan

    oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh

    kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret. Intervensi yang

    kelima anjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam

    menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan

    minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan

    rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien

    untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    40/43

    30

    anjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan

    dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi dari

    keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T. 

    d.  Implementasi yang dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 24 April

    2013 berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain

    mengkaji karateristik nyeri pada Ny. T, mengajarkan teknik relaksasi

    napas dalam, memberikan informasi yang tepat dan penjelasan tentang

     penyakit  gastroenteritis, memberikan larutan oralit (larutan gula

    garam), menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam

    menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan

    minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, dan

    menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T

    kelelahan dan banyak pikiran. 

    e.  Pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi kepada Ny. T pada tanggal

    24 April 2013 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

    kunjungan rumah, hasil evaluasi dengan metode SOAP, didapatkan

    catatan perkembangan subyektif Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri,

    skala nyeri 2, dan diare berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah

    cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala

     penyakit diare ( gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T

    tampak senang. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada

     Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    41/43

    31

    tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis dan

    kunjungan dihentikan. 

    2.  Saran 

    Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai

     berikut:

    a.  Bagi Institusi Pendidikan

    Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

    merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

     pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan

     pembuatan laporan.

     b.  Bagi Penulis Selanjutnya

    Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu

    lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan

    keluarga pada klien secara optimal.

    c.  Bagi Keluarga

    Diharapkan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang menderita

     penyakit gastroenteritis.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    42/43

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Harianto. 2004.  Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare di

     Masyarakat . http://journalkesehatan.org.pdf . Diakses pada tanggal 07 Mei

    2013 pukul 00:15 WIB.

    Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Herdman, T. Heather. 2011.  Nanda International: Diagnosis Keperawatan

     Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

    Hutahaean, Serri. 2010.  Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:TIM.

    Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

    Yogyakarta: Nuha Medika.

    Jurnal Nursing. 2011.  Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta:

    Indeks Permata Puri.

    Jurnal Nursing. 2011.  Nursing: Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit .

    Jakarta: Indeks Permata Puri.

    Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.

    Mashudi, Sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.

    Jakarta: EGC.

    Murwani, Arita. 2011.  Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen

    Publishing.

    Pranadi, Paulus. 2012. Terhindar Dari Penyakit Dengan Obat Herbal .

    Yogyakarta: Nuha Medika.

    Saputra, Lyndon. 2013.  Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang

    Selatan: Binarupa Aksara.

    Simadibrata K, Marcellus. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I: Edisi V .

    Jakarta: InternaPublishing.

    Simadibrata K, Marcellus. 2011.  Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta:

    InternaPublishing.

    Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik . Jakarta: Rineka Cipta.

  • 8/20/2019 Askep keluarga gastroentritis.pdf

    43/43

     

    Suliha, Uha, dkk. 2004.  Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:

    EGC.

    Suprajitno, 2012.  Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik .

    Jakarta: EGC.

    Suprajitno. 2004.  Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik .

    Jakarta: EGC.