askep keluarga rematik

49

Click here to load reader

description

berisi laporan pendahuluan dan contoh laporan kasus

Transcript of askep keluarga rematik

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA

MENDERITA REUMATHOID ATHRITIS

DI DUSUN BILE DESA LANDO

KECAMATAN TERARA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TGL 9 S/D 12 JUNI 2015

Di Susun Oleh:

BUDI SANTOSO

NIM. 032001D12108

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS KESEHATAN

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN

2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan Akademi Perawat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur, telah diperiksa dan disetujui oleh:

Hari:

Tanggal:

Pembimbing Akademik :

1. R. Yudi Utomo, S.Kep., Ns., MM.

( . )

2. Marully Taufandas, S.Kep., Ns.

( . )

3. Bq. Novita Wardani, S.Kep., Ns.

( . )

Mengetahui

Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB

Drs. RUSMAWARDI, SH., MH

NIP. 19600606 1981013 091

KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam yang dengan Ridho, Petunjuk serta Hidayah dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn M Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Rhematoid Atritis Di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara sesuai waktu yang telah dilakukan.

Laporan ini disusun sebagai pendokumentasian hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Akademi Perawat Kesehatan Provinsi NTB Tahun Akademik 2014/2015.

Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karenanya melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Akademi Perawat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs. RUSMAWARDI, SH., MH.

2. Kepala Wilayah Kecamatan Terara.

3. Kepala Puskesmas Terara.

4. Kepala Desa Lando.

5. Kepala Lingkungan/Dusun Bile.

6. Bapak/Ibu Pembimbing.

7. Segenap Masyarakat.

8. Teman Sejawat.

Yang telah membantu terlaksananya kegiatan Asuhan Keperawatan Keluarga ini.

Saya menyadari laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini, dan harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Hormat kami

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

b. Tujuan Khusus

C. Tempat dan Waktu

D. Metode Pengumpulan Data

E. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian

b. Ciri-Ciri Keluarga

c. Type Keluarga

d. Fungsi Keluarga

e. Tugas Keluarga

f. Tahap Keluarga di Indonesia

g. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

b. Diagnosa Keperawatan

c. Rencana Keperawatan

d. Tindakan Keperawatan

C. Konsep Penyakit Reumatoid Atritis

a. Pengertian

b. Penyebab

c. Epidemiologi

d. Manifestasi Klinik

e. Diagnostik

f. Penatalaksanaan/Perawatan

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Perencanaan Keperawatan

D. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan komunitas merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental ataupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit, gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta faktor-faktor umum ( Nasrul Effendi ).

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada salah satu anggota keluarga yang menderita reumatoid atritis di Dusun Bile Desa Lando Kecamatan Terara.

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan konsep keluarga, asuhan keperawatan keluarga dan konsep dasar penyakit Reumatoid Atritis mulai dari pengertian, penyebab, manifestasi klinik, komplikasi dan penatalaksanaan.

2. Melakukan pengkajian keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

3. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

4. Menyusun rencana keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

5. Melaksanakan tindakan keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

6. Melakukan evaluasi keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga dengan diagnosa medis Reumatoid Atritis.

C. Tempat dan Waktu

Dusun Bile RT 04 pada hari Selasa 9 juni 2015.

D. Sistematika Penulisan

BAB I terdiri dari : Latar belakang, tujuan, tempat dan waktu, sistematika penulisan.

BAB II: Konsep dasar keluarga terdiri dari pengertian, ciri-ciri keluarga, type keluarga, fungsi keluarga, tugas keluarga, tahap keluarga di Indonesia, alasan keluarga sebagai unit pelayanan. Konsep asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi. Konsep Reumatoid Atritis terdiri dari pengertian, penyebab, epidemiologi, manifestasi klinis, diagnostik, penatalaksanaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti, 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 1998).

b. Ciri-ciri keluarga

Ciri-Ciri keluarga indonesia :

1. Suami sebagai pengambil keputusan.

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

3. Berbentuk monogram.

4. Bertanggung jawab.

5. Pengambil keputusan.

6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

7. Ikatan kekeluargaan sangat erat.

8. Mempunyai semangat gotong-royong.

c. Type keluarga

1. Keluarga inti (nuclear family).

2. Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.

3. Keluarga besar (extended family).

4. Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).

5. Keluarga bentukan kembali (dyadic family).

6. Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.

7. Orang tua tunggal (single parent family).

8. Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

9. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).

10. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone).

11. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family).

12. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).

13. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002).

d. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.

4. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah). Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

e. Tugas keluarga

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

f. Tahap keluarga di indonesia

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman,199) :

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:

1) Persiapan menjadi orang tua.

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga.

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot).

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:

1) Mempertahankan kesehatan.

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.

3) Meningkatkan keakraban pasangan.

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

g. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

1. Pengertian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

Terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core) sebagai berikut:

1) Community core (data inti)

Aspek yang dikaji:

a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.

b) Demografi: umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan.

c) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.

d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama.

2) Phisical environment pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dengan mengelilingi wilayah komunitas

3) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan :

a) Hospital.

b) Praktik swasta.

c) Puskesmas.

d) Rumah perawatan.

e) Pelayanan kesehatan khusus.

f) Perawatan di rumah.

g) Counseling support services.

h) Pelayanan khusus (social worker).

Dari tempat pelayanan tersebut aspek yg didata:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja).

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan).

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi).

d) statistik, jumlah pengunjung perhari/minggu/bulan

e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan.

4) Ekonomi

Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT

misalnya, rata-rata pendapatan keluarga/rumah tangga, jumlah pendapatan kelas bawah, jumlah keluarga mendapat bantuan sosial, persentase keluarga dengan kepala keluarga wanita, jumlah rata-rata pendapatan perorangan.

b) Karakteristik pekerjaan

Seperti, status ketergantungan, jumlah populasi secara umum (umur > 18 th), persentase yang menganggur, persentase yang bekerja, persentase yang menganggur terselubung, jumlah kelompok khusus, jumlah dan persentase kategori yang bekerja.

5) Keamanan transportasi

a) Keamanan (Protection service, kwalitas udara dan air bersih).

b) Transportasi (milik pribadi/umum).

6) Politik & Government

a) Jenjang pemerintahan

b) Kebijakan DepKes

7) Komunikasi

a) Formal

b) In formal

8) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa).

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas.

2. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

b) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

c) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

2) Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

a) Klasifikasi data atau kategori data

b) Penghitungan prosentase cakupan

c) Tabulasi data

d) Interpretasi data

3) Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

4) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

5) Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

a) Perhatian masyarakat

b) Prevalensi kejadian

c) Berat ringannya masalah

d) Kemungkinan masalah untuk diatasi

e) Tersedianya sumberdaya masyarakat

f) Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

a) Sesuai dengan peran perawat komunitas

b) Jumlah yang beresiko

c) Besarnya resiko

d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

e) Minat masyarakat

f) Kemungkinan untuk diatasi

g) Sesuai dengan program pemerintah

h) Sumber daya tempat

i) Sumber daya waktu

j) Sumber daya dana

k) Sumber daya peralatan

l) Sumber daya manusia

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).

c. Rencana keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat

6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai

7. Tindakan harus bersifat realistis

8. Disusun secara berurutan

d. Tindakan keperawatan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:

1. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

2. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).

4. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).

5. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi danpartnership in community (model for nursing partnership)(Mubarak, 2009).

e. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.

3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.

C. Konsep Penyakit Reumatoid Atritis

a. Pengertian

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).

b. Penyebab

Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:

1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.

2. Endokrin

3. Autoimmun

4. Metabolik

5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

c. Epidemiologi

Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.

d. Manifestasi klinik

Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.

4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .

5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.

6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.

e. Diagnostik

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA) adalah:

1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).

2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

1. Klasik: bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu

2. Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

3. Kemungkinan rheumatoid: bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

f. Penatalaksanaan/ Perawatan

Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas penyakit. Tujuan utama dari program penatalaksanaan / perawatan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan

2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita

3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi

4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :

1. Pendidikan

Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.

2. Istirahat

Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.

3. Latihan Fisik dan Termoterapi

Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.

4. Diet/Gizi

Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk memperoleh diet seimbang adalah penting.

5. Obat-obatan

Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit.