Tugas Askep Keluarga

37
13 BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN TAHAP I A. Data Umum Keluarga 1. Nama Keluarga : Keluarga Tn. Z 2. Alamat : Jl. Muncangsari Rw. 04 Rt. 03, Kel. Gn.Gede Kota Tasikmalaya 3. Komposisi keluarga : No Nama Jenis kelamin Hub. Umur Pekerjaa n Pendidik an Agama 1 2 3 4 5 6 Tn. Z Ny. O Ny. C Tn. A Ny. Laki- laki Perempua n Perempua n Laki- laki Perempua Suami (Kepal a keluar ga) Istri Anak Anak Menant u 55 th 53 th 35 th 32 th 29 Kepala Sekolah SMUN 7 Ibu rumah tangga Guru SMP Perawat (kontrak ) Ibu rumah tangga S1 SMP S1 D3 SMA Mahasisw a Islam Islam Islam Islam Islam Islam 13

description

poltekkes tasikmalaya

Transcript of Tugas Askep Keluarga

Page 1: Tugas Askep Keluarga

13

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN TAHAP I

A. Data Umum Keluarga

1. Nama Keluarga : Keluarga Tn. Z

2. Alamat: Jl. Muncangsari Rw. 04 Rt. 03, Kel. Gn.Gede Kota Tasikmalaya

3. Komposisi keluarga :

No NamaJenis

kelaminHub. Umur Pekerjaan Pendidikan Agama

1

2

3

4

5

6

Tn. Z

Ny. O

Ny. C

Tn. A

Ny. N

Nn. D

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Suami

(Kepala

keluarga)

Istri

Anak

Anak

Menantu

anak

55 th

53 th

35 th

32 th

29 th

24 th

Kepala

Sekolah

SMUN 7

Ibu rumah

tangga

Guru SMP

Perawat

(kontrak)

Ibu rumah

tangga

Mahasiswa

S1

SMP

S1

D3

SMA

Mahasiswa

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

13

Page 2: Tugas Askep Keluarga

14

Genogram Keluarga Tn.Z

53 th 55 th

32th 35th 22th 29 th

4. Tipe Keluarga :

Keluarga ini termasuk pada keluarga dengan tipe keluarga besar (extended

Family) yaitu keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri dan anak-

anak kandung, juga ditambah dari anggota keluarga lainnya. Pada keluarga

Tn.Z, ada tambahan anggota keluarga yaitu menantu dari istri anaknya.

Rumah Tn.Z ditempati oleh Tn.Z, istri, dua orang anaknya, dan menantu

Page 3: Tugas Askep Keluarga

15

dari anaknya yang kedua. Sedangkan anaknya yang pertama sudah

menikah dan mandiri memiliki rumah sendiri.

5. Suku Bangsa : Indonesia Keturunan Sunda.

Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, ternyata terdapat budaya yang

berkaitan dengan masalah kesehatan yaitu kegemaran mengkonsumsi

makanan asin dan sambel terasi.

6. Agama : Islam.

Kegiatan keagamaan Tn.Z dan Ny.O yaitu aktif menjadi pengurus mesjid

di lingkungannya, dan ritual keagamaan di keluarga yaitu mereka kadang-

kadang melakukan shalat berjamaah di rumah.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Tn.Z sebagai kepala keluarga berpenghasilan Rp.2.500.000/bulan. Dari

hasil pengkajian Ny.O mengatakan bahwa setiap bulan masih dapat

menabung. Barang-barang yang dimiliki keluarga tersebut antara lain TV,

lemari es, mesin cuci, motor, dan mobil.

8. Aktivitas-Aktivitas Rekreasi Keluarga

Tn Z dan Ny.O sering menghabiskan waktu luang mereka dengan

menonton TV bersama, berkebun dan mengurus ikan peliharaan mereka,

begitu juga dengan anak-anak mereka yang terkadang ikut membantu.

Mereka tidak memiliki tempat rekreasi khusus dan tidak menjadwalkan

rekreasi khusus. Terakhir kali mereka sekeluarga pergi berekreasi ke

Pantai Pangandaran sekitar 3 bulan yang lalu. Saat liburan mereka juga

sering berkunjung ke keluarga lain terutama anak Tn.Z yang tinggal di

garut.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

9. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu tahap ke-6; Tahap keluarga

dengan anak meninggalkan keluarga (family as launching center). Adapun

tugas perkembangan keluarga dengan anak meninggalkan keluarga (family

as launching) diantaranya ;

a. Mempersiapkan diri untuk ditinggalkan anak-anak

Page 4: Tugas Askep Keluarga

16

Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O perlu menyesuaikan diri mereka

setelah ditinggal oleh salah seorang anaknya dan perlu mempersiapkan

diri untuk ditinggalkan oleh semua anak-anaknya. Ny.O

mengungkapkan bahwa dirinya merasa berat, cemas, dan takut untuk

melepaskan anak pindah dari rumahnya.

b. Pada tahap ini, setelah keluarga membantu anak yang tertua dalam

melepaskan diri untuk hidup mandiri, Tn.Z dan istrinya juga perlu

membantu anak mereka yang kedua dan ketiga agar mandiri, dalam

kasus ini adalah anak kedua sudah menikah tetapi masih serumah

dengan Tn.Z. dan yang bungsu Nn.D masih kuliah (22 tahun). Tn.Z

dan Ny.O mengungkapkan bahwa anaknya yang kedua dan

menantunya masih serumah dengan mereka, sudah satu tahun sejak

menikah.

c. Mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan anak-anak sebagai

orang dewasa. Dalam kasus ini, ketiga anak Tn.Z sudah memasuki usia

dewasa dan sudah mulai memiliki kemandirian, sehingga pola

komunikasi dengan mereka perlu disesuaikan dengan usianya masing-

masing.

d. Meningkatkan hubungan suami istri.

Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O pada akhirnya harus mengatur

kembali hubungan mereka, untuk berhubungan satu sama lain sebagai

pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua.

e. Mempersiapkan diri untuk menjadi mertua, kakek dan nenek yang

baik.

Dalam kasus ini, Tn.Z dan Ny.O perlu menyesuaikan diri dengan

kedatangan anggota keluarga baru mereka, selain menantu juga cucu

Tn.Z dan Ny.O dari anak pertama dan kedua mereka.

f. Agar tahap ini menjadi lengkap dan dilalui sampai selesai, maka anak-

anak mereka harus mandiri, sementara anak-anak tetap menjaga ikatan

dengan orang tua.

Page 5: Tugas Askep Keluarga

17

10. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :

Keluarga merasa masih belum mampu untuk mendorong dan mendukung

anaknya yang kedua untuk hidup mandiri dan memiliki rumah sendiri.

Masalah ekonomi dan komunikasi antara orang tua dan menantu sering

menjadi penghambat dalam hubungan orang tua-anak.

11. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

a. Riwayat penyakit keturunan :

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ada riwayat hipertensi pada

orang tua Tn.Z. Tn.Z mengatakan bahawa ia pernah diperiksa di

Puskesmas dan tekanan darahnya juga tinggi. Dari hasil pengkajian,

keluarga menyatakan tidak tahu bagaimana cara mengontrol tekanan

darah, supaya kembali normal.

b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini :

Tn.Z : hingga saat ini mengatakan kadang-kadang ia mudah lelah,

sakit kelapa dan waktu diperiksa ke puskesmas tekanan darahnya

tinggi.

Ny.O : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan

Tn.A : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan

Ny.N : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan

Nn.D : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan

Sumber pelayanan kesehatan : Puskesmas

c. Perhatian terhadap pencegahan penyakit : sanitasi lingkungan dijaga

dengan baik, seperti rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah

mereka, berusaha memakan makanan yang sehat, bersih, dan bergizi.

Tetapi ada juga pola makan keluarga yang kurang sehat bagi kondisi

Tn.Z dan Ny.O yaitu masih senang makan ikan asin dan sambal terasi.

12. Riwayat Kesehatan Sebelumnya :

Tn.Z pernah dirawat di Rumah sakit karena diduga terkena demam

berdarah, sedangkan keluarga yang lain tidak pernah dirawat di rumah

sakit karena penyakit yang serius.

Page 6: Tugas Askep Keluarga

18

C. Pengkajian Lingkungan

13. Karakteristik Rumah:

Sebuah rumah permanen milik pribadi, memiliki pagar besi dengan jumlah

ruangan 9, yaitu 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang

makan menyatu dengan ruang dapur, 2 kamar mandi dan 1 mushola.

Setiap ruangan memilki jendela yang sering dibuka saat siang hari.

Keluarga sering berkumpul di ruang keluarga. Keadaan rumah terlihat

memadai dan perabot rumah yang cukup lengkap dan tertata baik. Sumber

air minum yang digunakan adalah air PAM. Lingkungan fisik disekitar

rumah terlihat bersih, karena terdapat budaya kerja bakti setiap dua

minggu sekali

Gambar Denah Rumah

9

Skala; 1: 300

Ket:

= Pekarangan rumah

1 = Ruang Tamu

2 = Kamar

3 = Mushola

4 = Dapur dan ruang makan

5 = Kamar mandi

6 = Ruang keluarga

6

1

6

3

2

2

2

5

5

4

Halaman depan dan gerasi mobil

Page 7: Tugas Askep Keluarga

19

14. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :

Tn.Z tinggal di pinggiran Kota Tasikmalaya, dimana lingkungannya relatif

masih bebas dari polusi udara, tetapi kadang masyarakat belum menyadari

akan kebersihan lingkungannya. Pembuangan sampah dan limbah rumah

tangga masih belum teratur. Di sekitar rumah keluarga Tn.Z dikelilingi

oleh tetangga dengan usia produktif. Keluarga Tn.Z juga dikenal oleh

masyarakat sebagai keluarga yang terpelajar, panutan dan menjadi contoh

tetangganya. Secara umum keluarga Tn.Z dapat hidup dengan baik dan

saling memperhatikan dengan tetangga terdekatnya.

15. Mobilitas Geografis Keluarga :

Sejak menikah sampai sekarang, keluarga Tn.Z sudah tiga kali pindah

rumah, tetapi masih dalam kota yang sama dan karakteristik daerah serta

kebiasaan masyarakatnya relatif tidak berbeda sehingga keluarga Tn.Z

tidak terlalu sulit untuk beradaptasi. Tn.Z juga sering pergi ke luar kota

dalam rangka tugas dari kantornya.

16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

Tn.Z dan Ny.O aktif dalam kegiatan mesjid. Setiap satu bulan sekali

mengikuti arisan dan pengajian di lingkungan mereka. Nn.D sebagai

seorang mahasiswa menjadi aktivis di kampusnya. Selain itu antar

keluarga juga sering saling menggunjungi satu sama lainnya.

17. Sistem Pendukung Keluarga

Orang tua Ny.O dan Tn.Z, anak, adik dan sanak saudara keluarga Tn.Z dan

Ny.O terkadang mengunjungi keluarga Tn.Z. Selain itu, keluarga Tn.Z

dekat dengan tetangga mereka. Mereka sering berkumpul, berdiskusi

mengenai masalah mereka baik masalah fisik maupun psikologis dan

saling memberikan dukungan. Kalau ada tetangga sakit, saling

mengunjungi. Kegiatan gotong royong masih bisa dipertahankan,

misalnya; mengurus jenazah sampai tahlilan. Dan juga ada dana bergulir

dari kas DKM dan RW yang bisa dipinjam warga setempat.

Page 8: Tugas Askep Keluarga

20

D. Struktur Keluarga

18. Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah komunikasi terbuka,

dimana setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat. Tetapi

dalam kegiatannya belum semua masalah keluarga terkomunikasikan

dengan baik. Terutama setelah ada menantu (Ny.N), sering muncul

masalah keluarga yang kurang dikomunikasikan dengan Tn.Z. dan Ny.O.

Keluarga Tn.Z sudah menerapkan komunikasi terbuka tetapi belum

mencerminkan komunikasi yang efektif.

19. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn.Z saling menghargai satu sama lain, saling membantu dalam

mengatasi masalah keluarga. Apabila ada masalah, Ny.O selalu

mendiskusikan dengan suaminya. Orang tua, anak, adik dan sanak saudara

keluarga Tn.Z dan Ny.O saling mengunjungi atau bersilaturahmi, terutama

jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Ditambah lagi ada sumber

daya keluarga yang secara profesi berkecimpung dalam kesehatan yaitu

Tn.A (perawat).

20. Struktur peran

a. Peran formal :

- Tn.Z : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,

membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan

kemandirian.

- Ny.O : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi,

memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta

memonitor hubungan keluarga, dan membesarkan anak-anaknya.

- Tn.A : anak kedua Tn.Z, sudah menikah, berperan dalam mencari

nafkah, suami dan ikut bertangguang jawab pada keluarga.

- Ny.N : istri dari Tn.A dan menantu dalam keluarga Tn.Z, berperan

dalam mempertahankan komunikasi, memfasilitasi kontak,

pertukaran pada benda dan jasa serta memonitor hubungan dengan

keluarga besarnya.

Page 9: Tugas Askep Keluarga

21

- Nn.D : anak bungsu Tn.Z dan belum menikah, berperan sebagai

anak usia dewasa yang ikut mempertahankan kekuatan struktur

keluarga.

b. Peran informal :

- Tn.Z : berperan sebagai motivator bagi keluarga.

- Ny.O: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya,

bertanggung jawab pada kehidupan rumah tangga dan sebagai

penyeimbang dalam keluarga.

- Tn.A : anak kedua Tn.Z yang berperan dalam kompromi dalam

keperluan keluarga.

- Ny.N : istri dan pengikut dari suaminya, Tn.A.

- Nn.D : Anak bungsu yang aktif, berani dan pengikut setia dalam

keluarga.

21. Nilai atau Norma Keluarga :

Keluarga Tn.Z menerapkan aturan dan ketentuan-ketentuan sesuai dengan

ajaran agama islam dan mengharapkan semua anaknya menjadi anak yang

taat dalam menjalankan agam. Dalam keluarga diterapkan perilaku hidup

bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

menggunakan sabun dan air mengalir atau tidak menggunakan kobokan.

Dan Tn.Z menekankan pada semua anak-anaknya untuk tidak merokok,

karena Tn.Z yakin bahwa rokok itu haram dan tidak sesuai dengan

kesehatan. Keluarga Tn.Z mengungkapkan bahwa kesehatan itu penting,

dan mereka selain mempunyai asuransi kesehatan (PNS), juga

menyisihkan sedikit tabungannya untuk biaya kesehatan.

E. Fungsi Keluarga

22. Fungsi Afektif

Perasaan memiliki dan dimiliki, kehangatan, menghargai antar anggota

keluarga Tn.Z sangat kuat. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga

lain sangat baik. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka saling

Page 10: Tugas Askep Keluarga

22

memabantu, atau jika kesulitan dana maka anggota keluarga lain saling

membantu sesuai dengan kemampuannya.

23. Fungsi Sosialisasi

Interaksi atau hubungan dalam keluarga Tn.Z baik. Disiplin diterapkan

dalam kehidupan keluarga dan mematuhi serta menghormati norma dan

budaya keluarga. Keluarga Tn.Z menjadi panutan bagi tetangganya. Tetapi

ada juga keluhan dari Ny.O mengenai menantunya yang tinggal serumah,

dirasakan belum bisa seperti anak-anaknya yang lain.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Tn.Z menyadari bahwa kesehatan itu penting, tetapi kurang

mengetahui konsep sehat dan sakit dalam keluarga. Keluarga tidak

melakukan check up kesehatan secara rutin, masih ada pola perilaku

konsumsi makanan yang tidak sehat bagi usia Tn.Z dan Ny.O.

F. Stress dan Koping Keluarga

25. Stressor Jangka Pendek dan Panjang serta Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn.Z menyatakan bahwa menantunya belum bisa sepenuhnya

beradaptasi dengan keluarganya. Sudah mencapai satu tahun tinggal

bersama keluarga Tn.Z, dan kadang salah persepsi dalam berkomunikasi,

sehingga sering menimbulkan masalah sosialisasi dalam keluarga besar.

26. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Situasi/Stresor

Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama Tn.Z.,

termasuk masalah yang bersumber dari menantu Tn.Z yang tinggal

serumah. Apabila perlu nasihan dari yang lain, biasanya Tn.Z datang ke

rumah orang tuanya.

27. Strategi Koping yang digunakan

Jika ada masalah dengan anak-anaknya, Tn.Z dan Ny.O selalu mencari

informasi yang lengkap, terbuka, Tn.Z kadang berhumor, menggunakan

kekuatan ikatan keluarga, minta nasehat orang tuanya dan mencari juga

dukungan spiritual.

Page 11: Tugas Askep Keluarga

23

28. Strategi Adaptasi Disfungsional

Sedangkan Ny.O menyatakan bahwa menantunya jika ada masalah dalam

keluarga besar, terutama dalam pembagian peran keluarga, Ny.N sering

menghindar, berdiam diri dalam kamar, mencari dukungan suaminya atau

mengkambinghitamkan yang lain. Ny.N ingin pindah rumah dan

mempunyai rumah sendiri, tetapi kondisi ekonomi suaminya yang masih

belum mendukung.

G. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

Pemeriksaan

FisikTn. Z Ny. O Tn. A Ny. N Nn. D

Kepala Rambut

besih,

mulai

beruban

Rambut

besih,

mulai

beruban

Rambut

bersih,

hitam

Rambut

bersih,

hitam

Rambut

bersih,

hitam

Tanda Vital N : 75

RR : 25

S : 37

TD:

160/95

N : 78

RR : 20

S : 37

TD:

135/90

N : 80

RR : 20

S : 37

TD:

130/80

N : 85

RR : 22

S : 37,2

TD:

110/70

N : 70

RR : 20

S : 37,4

TD:

120/80

BB dan TB BB: 80 Kg

TB: 165

cm

BB: 75 Kg

TB: 155

cm

BB: 74 Kg

TB: 170

cm

BB: 56 Kg

TB: 160

cm

BB: 65 Kg

TB: 165

cm

Mata Tidak

anemis

Tidak

anemis

Tidak

anemis

Tidak

anemis,

agak

sembab.

Tidak

anemis

Hidung Tidak

bersekret

Tidak

bersekret

Tidak

bersekret

Tidak

bersekret

Tidak

bersekret

Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa

Page 12: Tugas Askep Keluarga

24

lembab,

menelan

tidak sulit

lembab,

menelan

tidak sulit

lembab,

menelan

tidak sulit

lembab,

menelan

tidak sulit

lembab,

menelan

tidak sulit

Leher Tidak ada

benjolan,

dan

kelenjar

limfe tidak

membesar

Tidak ada

benjolan,

dan

kelenjar

limfe tidak

membesar

Tidak ada

benjolan,

dan

kelenjar

limfe tidak

membesar

Tidak ada

benjolan,

dan

kelenjar

limfe tidak

membesar

Tidak ada

benjolan,

dan

kelenjar

limfe tidak

membesar

Dada Bunyi

jantung

dan paru

normal

Bunyi

jantung

dan paru

normal

Bunyi

jantung

dan paru

normal

Bunyi

jantung

dan paru

normal

Bunyi

jantung

dan paru

normal

Abdomen Tidak ada

kembung

Tidak ada

kembung

Tidak ada

kembung

Tidak ada

kembung

Tidak ada

kembung

Genital Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tangan Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Kaki Agak

bengkak,

tidak ada

nyeri.

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan Tn.Z terhadap petugas

kesehatan atau sarana kesehatan yang ada. Keluarga Tn.Z menyatakan

sangat senang dengan kehadiran perawat puskesmas ke rumahnya, dan

sangat berharap perawat dapat membantu keluarganya dalam mencegah

penyakit dan mengatasi masalah kesehatan.

II. PENGKAJIAN TAHAP II

Page 13: Tugas Askep Keluarga

25

A. Pengkajian tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga

oleh keluarga. Dari pengkajian tahap I diperoleh rumusan masalah dan

ditindaklanjuti dengan pengkajian tahap II (5 tugas keluarga), yaitu;

1. Manajemen regimen teraputik hipertensi tidak efektif.

Tn.Z mengatakan bahwa ia kadang mudah lelah dalam beraktifitas,

kemudian sakit kepala. Tn.Z pernah diperiksa ke puskesmas dan

tekanan darahnya tinggi, tetapi lupa berapa tekanan darahnya.

Keluarga Tn.Z sudah mengetahui bahwa makanan yang mengandung

garam tinggi akan menyebabkan hipertensi, tetapi mereka belum

memahami bagaimana cara mengatasi dan mengelolanya supaya

tekanan darahnya kembali bisa normal.

Tn.Z belum pernah melakukan pemeriksaan general chekup, walaupun

ia memiliki asuransi kesehatan, ia merasakan bahwa kesehatan itu

penting, tetapi selama ini dirinya merasa sehat, sakit kepala dan lemas

dirasakan hal yang wajar karena usianya sudah mulai masuk kepala

lima. Tn.Z sudah mengetahui bahwa dirinya hipertensi, tetapi Tn.Z

merasakan bahwa hal ini biasa-biasa saja, bukan suatu penyakit yang

berat, karena tidak mengganggu aktifitas atau pekerjaannya.

Ny.O dan anak-anaknya juga tidak mengangap hipertensi yang terjadi

pada Tn.Z suatu masalah yang berat, karena Tn.Z terlihat sehat-sehat

saja. Keluarga Tn.Z tidak tahu apa seharusnya dilakukan untuk

pengelolaa keluarga jika ada anggota keluarga yang mengalami

hipertensi. Malahan Ny.O sendiri bersama-sama dengan Tn.Z senang

akan makanan asin dan sambel terasi (garam tinggi).

Keluarga Tn.Z termasuk dalam keluarga terpandang di lingkungannya,

mereka menjadi contoh dan panutan bagi tetangga-tetangganya.

Keluarga Tn.Z sangat perduli pada tetangga dan lingkungan

sekitarnya, apalagi mengenai kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

Keluarga Tn.Z meyakini pentinnya akan nilai-nilai kesehatan

lingkungan. Pola perilaku bersih dan sehat ternyata belum sepenuhnya

dimiliki oleh keluarga Tn.Z. Istri dan anak-anak Tn.Z belum bisa

Page 14: Tugas Askep Keluarga

26

mengelola bagaimana perilaku konsumsi makanan yang sehat bagi

penderita hipertensi, sebagaimana yang dialami oleh Tn.Z sendiri.

Tn.Z dan keluarganya tercatat sebagai peserta dan anggota asuransi

kesehatan PT. Askes, kecuali anak-anaknya yang sudah menikah.

Keluarga Tn.Z meyakini akan pentingnya nilai-nilai kesehatan dan

mempercayai akan keberadaan pelayanan kesehatan. Tetapi Tn.Z

belum sepenuhnya memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

ia miliki. Tn.Z dan Ny.O belum pernah melakukan pemeriksaan

lengkap atau general chekup sesuai dengan yang dianjurkan dengan

kondisi dan usianya yang sudah mulai menua

2. Koping keluarga tidak efektif : menurun.

Ny.O mengatakan bahwa ia belum bisa memahami menantunya. Ny.O

menganggap bahwa menantu (Ny.N) dari anaknya (Tn.A) sudah

tinggal serumah dengan keluarganya satu tahun lamanya, tetapi

menantunya itu belum bisa beradaptasi secara penuh dengan

keberadaan keluarga besar Tn.Z. Keberadaan menantunya itu sering

menimbulkan salah persepsi, masalah kecil, sering dibesar-besarkan.

Komunikasi yang terbuka dalam keluarga Tn.Z, sering disalah

tafsirkan oleh Ny.N. Jika ada masalah dengan keluarga besar Tn.Z,

menantunya itu sering diam, menyendiri dalam kamar, dan terdengar

menangis. Yang paling parah lagi sering mengkambinghitamkan

suaminya (Tn.A).

Tn.Z dan Ny.O menyadari dan merasakan bahwa masalah yang

menyangkut rumah tangga anaknya bukanlah hal sepele, dan hal ini

harus segera diselesaikan. Walaupun Ny.O dan Tn.Z mengetahui

bahwa menantunya itu ingin cepat pindah rumah dan hidup madiri,

tetapi kondisi ekonomi anaknya,Tn.A, dirasakan belum mendukung.

Ny.O merasa takut, kahwatir dan cemas jika anaknya, Tn.A, pindah

rumah, karena Ny.O menganggap Tn.A belum mampu secara ekonomi

untuk hidup mandiri dengan istrinya.

Page 15: Tugas Askep Keluarga

27

Ny.O sering mendiskusikan masalah anak dan menantunya itu dengan

Tn.Z, tetapi belum mendapatkan solusi yang tepat. Jika ada suatu

masalah yang sulit, Tn.Z sering minta pandangan dari orangtuanya.

Selain itu juga pada saudaranya yang lain, ketika bersilaturahmi,

terutama pada saat hari raya idul fitri.

Kondisi lingkungan rumah yang sederhana, luas dan jumlah ruangan

rumah yang hanya cukup untuk satu keluarga, belum ditata untuk dua

keluarga. Sikap dan perilaku menantunya yang menutup diri dan

berdiam diri dalam kamar jika berespon pada masalah keluarga,

membuat Ny.O gusar dan tidak nyaman. Suara tangisan menantunya

dari balik pintu kamar, terasa menambah masalah pada keluarga besar

Tn.Z.

Dukungan pendapat dari orang tua Tn.Z dan Ny.O, dukungan spiritual,

dukungan anggota keluarga lain, dan dukungan dari saudara-saudara

keluarga besarnya keluarga Tn.Z dan orang tua Ny.N belum digali

secara maksimal.

B. Analisa Data

No. DataMasalah

Keperawatan

1. Data Subjektif ;

Tn.Z mengatakan bahwa dirinya kadang

tubuhnya merasa lemas jika beraktifitas,

dan sakit kepala.

Tn.Z mengatakan dirinya pernah diperiksa

ke Puskesmas Kawalu, dan dinyatakan

tekanan darahnya tinggi, tapi sudah lupa.

Ny.O mengatakan bahwa dirinya dan Tn.Z

sangat menyenangi makan asin dan sambel

terasi.

Manajemen regimen

terapeutik hipertensi

tidak efektif pada

Tn.Z keluarga Tn.Z.

Page 16: Tugas Askep Keluarga

28

Ny.O mengatakan bahwa Tn.Z sehat-sehat

saja walaupun tekanan darahnya dinyatakan

tinggi.

Tn.Z dan Ny.O menanyakan bagaimana

cara pengelolaan supaya tekanan darah

Tn.Z kembali normal.

Tn.Z mengatakan keluarganya tidak ada

satupun yang merokok dan ia meyakini

bahwa roko itu haram dan tidak sehat.

Data Objektif ;

Keadaan umum baik, komposmentis

N : 75 x/mt

RR : 25 x/mt

S : 37 0 C

TD : 160/95

Kedua kaki terlihat agak bengkak, tapi

tidak ada nyeri.

2. Data Subjektif ;

Ny.O mengatakan bahwa menantunya

sudah tinggal serumah setahun lamanya.

Sejak menantunya serumah, sering timbul

masalah dalam peran keluarga, padahal

sebelumnya tidak ada masalah.

Ny.O mengatakan bahwa Ny.N sebagai

menantunya itu jika ada permasalahan

dengan anggota keluarga lain, ia sering

menyendiri dalam kamar, menangis dan

mengkambinghitamkan anaknya (Yn.A)

Koping keluarga tidak

efektif; menurun.

Page 17: Tugas Askep Keluarga

29

Ny.O mengatakan bahwa dirinya sering

mendiskusikan masalah anaknya ini dengan

suaminya (Tn.Z).

Tn.Z dan Ny.O mengatakan bahwa mereka

menyadari akan keinginan menantunya

untuk pindah rumah, tetapi dirinya merasa

berat, cemas dan takut akan anaknya (Tn.A)

yang belum mampu secara ekonomi, karena

belum bekerja secara tetap (masih tenaga

kontrak dengan penghasilan masih

disubsidi dari Tn.Z).

Ny.O mengungkapkan bahwa dirinya

belum siap untuk melepas anaknya yang

kedua untuk pindah rumah, walupun sudah

menikah.

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga dan Scoring

1. Manajemen regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada Tn.Z keluarga

Tn.Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan tekanan darah tinggi.

No Kriteria Score Jastivikasi

1 Sifat Masalah ; Masalah hipertensi pada Tn.Z sudah

terjadi, hasil pemeriksaan fisik pada

Page 18: Tugas Askep Keluarga

30

Aktual 3/3 x 1=1 Tn.Z menunjukan Tekanan Darahnya

160/95 mmHg. Kadang-kadang Tn.Z

mudah lelah dan sakit kepala.

2 Kemungkinan

masalah untuk

diubah ;

Sebagian

½ x 2=1 Kemungkinan masalah dapat diubah

sebagian, mengingat adanya keinginan

dari keluarga untuk sehat, sarana

pelayanan kesehatan terjangkau, dan

memiliki askes, walaupun dari perilaku

Tn.Z dan Ny.O dalam pola makannya

masih senang asin dan sambel terasi

dimana sangat tidak sehat baginya.

3 Potensial masalah

untuk dicegah ;

Cukup

2/3 x

1=2/3

Masalah dapat dicegah agar tidak

berlanjut ke arah komplikasi penyakit

yang lain, yaitu dengan memberikan

pemaham yang tepat pada keluarga

mengenai pengelolaan hipertensi,

walaupun memerlukan waktu yang

lama.

4 Menonjolnya

masalah ;

Dirasakan dan

tidak segera

diatasi

½ x 1

Keluarga Tn.Z merasakan adanya

masalah bahwa Tn.Z tekanan darahnya

Tinggi. Karena Tn.Z tidak begitu

mempermasalahkan kondisinya,

sehingga keluarga menganggap masalah

ini tidak begitu segera untuk diatasi.

Total 3 1/6

Page 19: Tugas Askep Keluarga

31

2. Koping keluarga tidak efektif; menurun, berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengelola stressor dari peran menantu

dalam keluarga.

No Kriteria Score Jastivikasi

1 Sifat Masalah ;

Aktual

3/3 x 1 Masalah penuruan kofing keluarga

sudah terjadi, stressor dari menantu

yang tinggal serumah sering

menimbulkan masalah bagi keluarga

besar.

2 Kemungkinan

masalah untuk

diubah ;

Sebagian

½ x 2

Kemungkinan masalah untuk diubah

masih ada, dengan pontensi kekuatan

struktur keluarga yang dimiliki keluarga

Tn.Z. Masalah ekonomi anaknya yang

belum mapan, sehingga belum mampu

untuk hidup mandiri, ini salah satu

faktor pencetus dari masalah istri Tn.A

dalam sosialisasi-adaptasi dengan

keluarga besarnya (keluarga Tn.Z).

3 Potensial masalah

untuk dicegah ;

Cukup

2/3 x 1

Masalah dapat dicegah, walaupun terasa

berat, yaitu dengan meningkatkan

keterbukaan dalam berkomunikasi dan

berani mengambil resiko untuk

secepatnya Tn.A dan Ny.N hidup

mandiri dan berpisah dengan keluarga

besarnya.

Page 20: Tugas Askep Keluarga

32

4 Menonjolnya

masalah ;

Dirasakan dan

segera diatasi

2/2 x 1

Masalah dirasakan oleh keluarga dan

harus segera diatasi. Ny.O sering

mengeluh dan mengadu pada Tn.Z

mengenai kondisi anak dan menantunya

yang serumah dengannya.

Total 3 2/3

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Dari hasil scoring di atas, maka diagnosa keperawatan keluarga diurutkan

berdasarkan nilai scoring tertinggi, yaitu;

1. Koping keluarga tidak efektif; menurun berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengelola stressor dari peran menantu

dalam keluarga.

2. Manajemen regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada Tn.Z keluarga

Tn.Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan tekanan darah tinggi.

Page 21: Tugas Askep Keluarga

13

E. Rencana Keperawatan Keluarga

Tanggal

No.

Dx

Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan

1 Koping keluarga tidak

efektif; menurun,

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga

dalam mengelola stressor

dari peran menantu dalam

keluarga.

Individu menyusun tujuan

jangka panjang dan pendek

untuk perubahan dengan

indikator:

1. Menilai perilaku koping

yang tidak sehat untuk

anggota keluarga

2. Menyebutkan harapan

unutk diri sendiri dan

keluarga

1. Bantu keluarga untuk

mengevaluasi fungsi keluarga saat

ini dan yang lalu

2. Beri kesempatan pada seluruh

anggota keluarga untuk

mendiskusikan penilaian mereka

terhadap situasi

3. Klarifikasi perasaan anggota

keluarga

4. Bantu keluarga menilai situasi

5. Jika ada indikasi, minta angggota

keluarga untuk mempunyai

harapan yang lebih realistik

2 Manajemen regimen

terapeutik hipertensi tidak

Keluarga mengungkapkan

maksud untuk melakukan

1. Beri dorongan keluarga untuk

mencari informasi dan membuat

13

Page 22: Tugas Askep Keluarga

14

efektif pada Tn.Z keluarga

Tn.Z berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota

keluarga dengan tekanan

darah tinggi.

perilaku kesehatan yang

diperlukan atau keinginan

untuk pulih dari penyakit

dan pencegahan

kekambuhan atau

komplikasi dengan

indikator:

1. Mengganmbarkan proses

penyakit, penyebab dan

faktor penunjang pada

gejala. Dan regimen untuk

penyakit atau kontrol

gejala

2. Mengungkapkan ansietas

berkurang yang

berhubungan dengan

ketakutan karena

ketidaktahuan, ketakutan

karena kehilangan kontrol

atau kesalahan konsepsi

keputusan berdasarkan informasi

2. Jelaskan tanggung jawab keluarga

dan bagaimana hal ini dapat

diselesaikan

3. Jelaskan dan bicarakan tentang

penyakit hipertensi

4. Jelaskan siapa yang harus

dihubungi untuk mengajukan

pertanyaan

5. Identifikasi rujukan atau layanan

komunitas yang diperlukan untuk

tindak lanjut

Page 23: Tugas Askep Keluarga

15

F. Implementasi dan catatan perkembangan keperawatan keluarga

TanggalNo.

Dx keperawatanImplementasi Evaluasi

1 1. lalu

2. Beri

3. Klarifikasi

4. Keluarga mengetahui siapa yang salah,

apa penyebabnya, siapa yang mempunyai

andil terhadap masalah, apa pilihan

tersedia, dan keuntungan dan kerugian

dari pilihan tersebut

5. Jika

Keluarga telah mampu ikut andil dalam

mengatasi masalah dan dalam menentukan cara

penyelesaian masalahnya yang masing-masing

memiliki kekurangan dan kelebihan.

2 1. Keluarga banyak bertanya kepada petugas

kesehatan tentang penyakit hipertensi

2. Masing-masing anggota keluarga

mengetahui tanggung jawabnya. Dan

berdiskusi untuk penyembuhan Tn.Z

3. Keluarga mengetahui proses penyakit,

program pengobatan, rasional aturan, efek

1. Keluarga telah mengetahui penyakit

hipertensi.

2. Keluarga telah mampu bertanggung jawab

atas kesembuhan dari Tn. Z

3. Keluarga mengetahui dan mampu

melakasanakan pengobatan, perubahan

Page 24: Tugas Askep Keluarga

16

samping regimen, perubahan gaya hidup

yang diperlukan tentang penyakit

hipertensi

4. Keluarga selalu bertanya kepada petugas

kesehatan di sekitar rumahnya

5. Identifikasi

gaya hidup yang dibutuhkan oleh pendertia

hioertensi.

4. Mampu memantau kesehatan disekitar

lingkungan rumahnya.