ASKEP KELUARGA 1

40
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan. Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima. Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk

Transcript of ASKEP KELUARGA 1

Page 1: ASKEP KELUARGA 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si

penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan

yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah

sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di

rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan

kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga

dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua

keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan

individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam

pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan

budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang

diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki

otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.

Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk

meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan

kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat

yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan

yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh perawat komunitas masih

bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang

diberikan.

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa

untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga

yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori

keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

Page 2: ASKEP KELUARGA 1

B. Tujuan.

1. Tujuan umum :

Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan

keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas

dan perkembangan keluarga.

2. Tujuan khusus :

Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu :

a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah

kesehatan keluarga

c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan

d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan

e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

2

Page 3: ASKEP KELUARGA 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Keperawatan kesehatan keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam

peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah

keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah

kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga

saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan

mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang

efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat

dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara

pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan

dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan

perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk

mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan

melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan

kesehatan.

2. Type-type keluarga :

a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,

dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,

bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita

Page 4: ASKEP KELUARGA 1

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga

inti.

d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

B. Tanggung Jawab Perawat

Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung

jawab yang meliputi :

1. Memberikan pelayanan secara langsung

Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,

menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.

Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga

dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan

selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata

dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih

merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu

pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di

rumah.

2. Dokumentasi

Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting

untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang

dialaminya.

3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus

Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain

dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang

yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,

menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi

kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.

4

Page 5: ASKEP KELUARGA 1

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan

Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama

periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu

perawatan yang dilakukan di rumah.

5. Advocacy

Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah

peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah

pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga.

1. Tahap pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal

yang dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data umum :

Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan

kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis

kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status

imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.

Type keluarga . Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.

Suku bangsa . Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan

kesehatan

Agama . Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Status sosial ekonomi keluarga . Status social ekonomi keluarga

ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota

keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan

pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.

5

Page 6: ASKEP KELUARGA 1

Aktivitas rekreasi keluarga . Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat

kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat

rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio

juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini . Dimana ditentukan oleh anak

tertua dari keluarga inti.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi . Menjelaskan

bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga

serta kendalanya.

Riwayat keluarga inti . Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang

digunakan keluarga.

c. Pengkajian lingkungan

Karakteristik rumah . Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan

perabotan rumah, dan denah rumah.

Karakteristik tetangga . Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga

dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang

mempengaruhi kesehatan.

Mobilitas geografis keluarga . Mobilitas geografis keluarga yang

ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat . Menjelaskan

mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang ada.

Sistem pendukung keluarga . Yang termasuk sistem pendukung adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis,

atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

masyarakat setempat.

6

Page 7: ASKEP KELUARGA 1

d. Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga . Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi

antar anggota keluarga.

Struktur kekuatan keluarga . Kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah

perilaku.

Struktur peran . Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota

keluarga baik secara formal maupun informal.

Nilai atau norma keluarga . Menjelaskan mengenai nilai norma yang

dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

Fungsi afektif . Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga

mengembangkan sikap saling menghargai.

Fungsi sosialisasi . Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam

keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma

atau budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan . Sejauh mana keluarga menyediakan

makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.

Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :

- mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal fakta –

fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,

penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap

masalah.

- mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah

masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut

akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap

masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,

kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi

yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

7

Page 8: ASKEP KELUARGA 1

- merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga

mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber –

sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap

yang sakit.

- memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahui

sumber – sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan

kekompakan antar anggota keluarga.

- menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :

apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami

keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan

keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut

terjangkau oleh keluarga.

Fungsi reproduksi . Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan

jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

Fungsi ekonomi . Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga

Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang

memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor .

Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Strategi koping yang digunakan . Strategi koping apa yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

Strategi adaptasi disfungsional . Dijelaskan mengenai adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

8

Page 9: ASKEP KELUARGA 1

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.

Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :

a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan.

b. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

c. Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa

keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.

3. Perencanaan keperawatan keluarga.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria

dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil

yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus

yang ditetapkan.

4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi

9

Page 10: ASKEP KELUARGA 1

kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi

yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,

mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan

mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit

dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan

fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang

dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga

seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan

keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada.

5. Tahap evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk

melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru

yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan

dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara

bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat

dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang

dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif

adalah evaluasi akhir.

10

Page 11: ASKEP KELUARGA 1

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK GATOT PURWANTO

RT 2 RW III KELURAHAN WIYUNG

Pengkajian (Tanggal. 08 November 2002)

A. Data Umum

1. Nama KK : Gatot Purwanto

2. Umur : 33 th.

3. Alamat : RT 2 RW III Kel. Wiyung.

4. Pendidikan : SLTP

5. Pekerjaan : Pegawai Swasta

6. Agama : Islam

7. Komposisi Keluarga :

No. Nama SexUmu

r

Hub.

Dg.

KK

Pendd Agama Pekerjaan Status kes

1. Gatot Purwanto L 33 th. KK SLTP Islam PS Sehat

2. Sumilah P 32 th. Istri SLTP Islam URT Sehat

3. Inuna P 9 th Anak Kls.3 Islam - Sehat

4. Budiman L 1 th. Anak - Islam - Sehat

5. Sugino L 65 th Bapak SD Islam - Gatal-gatal

6. Lukiah P 62 th Ibu SD Islam Jualan Lansia

Genogram

8. Tipe keluarga : Extended family

Page 12: ASKEP KELUARGA 1

Yang terdiri dari Ayah, ibu dan dua anak, ditambah kedua orang tua dari

ibu Sumilah.

9. Kewargaan negara / suku bangsa : Indonesia / Jawa.

10. Agama : Islam.

11. Status social ekonomi keluarga :

Penghasilan keluarga adalah : antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,-

perbulan yang diperoleh dari hasil jualan ibunya dan subsidi dari beberapa

anaknya. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk

memenuhi keperluan sehari-hari

12. Aktivitas rekreasi keluarga :

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah.

Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga

dekatnya..

B. Riwayat Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan saat ini : Keluarga dengan anak prasekolah, sekolah

dan ada umur lanjut usia.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Sedangkan tugas keluarga yang belum dapat dicapai adalah dalam

merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat orang tua lanjut usia

yang ,mengalami ganguuan kesehatan yaitu penderita mengalami gatal-

gatal dan sampai sekarang kondisinya masih sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Bu Lukiah mengatakan bahwa suaminya Bapak Sigiono sejak 3 tahun

yang lalu menderita gatal-gatal dan sampai sekarang belum sembuh-

sembuh padahal sudah berobat sampai ke RSUD Sutomo Surabaya. Klien

mengalami allergi daging ayam.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)

3 bulan yang lalu ibu lumkiah pernah dioperasi RSUD Dr.Sutomo

Surabaya dengan penyakit tumor kandungan tetapi sekarang sudah

membaik.

C. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Luas rumah yang ditempati + 55 m2 (5 m x 11 m), terdiri dari 1 ruang

tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi

12

Page 13: ASKEP KELUARGA 1

dan didepan ada teras rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah jawa

yang dimodifikasi. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan keadaan kurang

bersih dan penataan alat / probot rumah tangga yang kurang rapi,

penerangan dan ventilasi kurang Sumber air minum menggunakan PAM,

sedangkan untuk keperluan cuci dan mandi diambil dari sumur tetangga.

WC menggunakan septic tank yang terletak disamping rumah.

Km.mandi Dapur

Km tidur

Km makan

Km tidur R. keluarga

Ruang tamu

Teras Rumah

Gb. Denah Rumah Keluarga binaan

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga sebelah kanan kiri rumah adalah saudara sendiri sehingga

mereka selalu berkumpul dalam waktu luang maupun membicarakan

keperluan masalah keluarga yang ringan-ringan.

3. Mobilitas keluarga

Saat ini ( Sejak 1 bulan yang lalu ) KK, isteri dan kedua anaknya sudah

pergi ke Batam untuk tinggal sementara guna mencari penghasilan, di

Batam keluarga mengontrak rumah dan setiap 3 bulan kembali ke Wiyung

kemudian berangkat lagi. Saat di tinggal, kedua orang tua keluarga hanya

tinggal berdua dalam satu rumah tersebut tetapi rumah disampingnya

adalah rumah anaknya yang lain juga yang sudag berkeluarga. Setiap hari

ibunya menjaga kios yang ada didepan rumahnya.dan Alhamdulillah anak

dan orangn tuanya saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

U

13

Page 14: ASKEP KELUARGA 1

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat

Saat berada di kampung, keluarga termasuk anggota masyarakat yang

aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, kecuali kedua orang tuanya

yang sudah lanjur usia namun masih aktif jalan, kepasar dan keliling-

keliling tetangga.

5. Sistem pendukung keluarga

Disaat hidup berdua, kedua orang tuanya di rawat oleh anaknya yang lain

yang tinggal disamping rumahnya dan terlihat anaknya cukup rukun

dengan orang tuanya.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta

pertimbangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2. Struktur peran keluarga

a. Bapak Gatot Purwanto sebagai kepala keluarga berperan sebagai

pencari nafkah dan pengambil keputusan utama dalam

keluarga.walaupun sering keluar daerah, keputusan akhir akan

dimusyawarahkan dulu dengan saudar yang ada disebelah.

b. Bu Sumilah sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam

membimbing dan mendidik anak-anak serta mengatur rumah maupun

kedua orang tuanya namun saat ini sudah ikut suaminya ke Batam.

c. Pak Sugino yang sudah tidak bekerja, kesehariannya membantu

mengawasi anak-anak. Peran yang lebih penting adalah sebagai orang

yang bisa dimintai pertimbangan untuk mengambil keputusan dan saat

ini menderita gata-gatal karena allergi salah satu makanan.

d. Bu Lukiah yang sudah termasuk lansia tetapi masih senang berjualan

dikios yang ada didepan rumahnya sambil diawasi oleh anaknya yang

juga tinggal disamping rumahnya.

Walaupun bapak Gatot dan keluarganya sudah keluar daerah namun uang

untuk keperluan sehari-hari untuk bapak dan ibunya tetap dikirim dibantu

oleh mbah Lukiah yang sambil jualan dikiosnya dan bantua dari anaknya

yang lain yang tinggal disamping rumahnya.

3. Nilai dan norma keluarga

14

Page 15: ASKEP KELUARGA 1

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai

dalam agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

Keluarga ini menganggap bahwa sakit yang diderita Bu Lukiah dan bapak

Sugino adalah penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk

mengendalikan dan mencegah kekambuhan tetap dilakukan dengan

mengatur makanan dan segera periksa ke Puskesmas bila dirasakan ada

gangguan kesehatannya.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afeksi

Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka

selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Seperti misalnya

Ibu Lukiah yang diberi kesempatan untuk berjualan dikios yang ada

disamping rumahnya dengan alasan agar orang tuanya tersebut ada

kegiatan, ibu lukiah menjalaninya dengan senang hati dan tak ditemuai

kesulitan yang berarti.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.

Seperti memenuhi kebutuhan pendidikan, kalua ada kegiatan

kemasyarakatan, keluarga selalu ikut didalamnya.

3. Fungsi perawatan kesehatan.

Dalam hal kesehatan keluarga tidak tahu tentang pengaturan perabot dan

[erlengkapan rumah tangga akan membantu dalam proses pencegahan

penyakit kulit seperti gatal-gatal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

tidak teraturnya keluarga dalam mengatu dan menata rumahnya terutama

pakaian yang digantung / disimpan disembarang tempat dan perabot

lainnya yang tidak tertata dengan rapi.

4. Fungsi reproduksi

Menurut adiknya yang tinggal di samping rumahnya, Ibu sumilah sudah

melaksanakan program KB yaitu suntik. Sementara kakek dan neneknya

sudah didah proktif lagi.

5. Fungsi ekonomi

Pendapatan utama keluarga ini adalah dari pendapatan Pak Gatot

Purwanto yang ditambah dengan hasil jualan ( dikios ) Bu Lukiah dan

bantuan dari anaknya yang tinggal disamping rumahnya. Menurut

15

Page 16: ASKEP KELUARGA 1

pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari saja.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor yang dimiliki

Saat ini kakek Sugiono sedang mengalami gangguan kesehatan yaitu

sering menderita gatal-gatal pada seluruh badannya, sudah berobat ke

Puskesmas dan Rumah Sakit namun belum membawa hasil yang

maksimal karema gatal-gatal selalu kambuh lagi. Menurut pengakuan

keluarga, gatal-gatal pada kakek Sugiono akan kambuh setelah makan

daging / telur namun kepastiannya keluarga tidak tahu. Dengan adanya

gatal-gatal yang sering kambuh pada kakek Sugiono ini, Keluarga merasa

heran dan sedikit cemas karena tidak sembuh-sembuh dan sangat

mengharapkan untuk sembuh total.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Untuk menghindari kekambuhan gatal tersebut, keluarga membatasi untuk

makan daging / telur, dan kalau sudah gatal-gatal keluarga ke Puskesmas.

3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga berhati-hati dalam memilih makanan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Kakek selalu diberi persiapan uang untuk ke Puskesmas, kalau kalau

terjadi kekambuhan gatalnya.

G. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang

diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan

keluarga.

1) Pemeriksaan fisik umum:

Keadaan umum Mbah Lukiah : Nampak sudah mulai lemah karena

memasuki umur lansia, Penampilan mulai terlihat skiposis (bungkuk) ,

kebersihan baju maupun celana agak kotor dan kusut.makan dan minum

masih dalam batas normal,

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 140 / 90 mmHg.

Respirasi : 24 x/mnt

16

Page 17: ASKEP KELUARGA 1

Suhu : 36,2 0C

TB : 155 cm

BB : 42 Kg.

2) Pemeriksaan fisik khusus:

Kepala dan leher

Pada pemeriksaan kepala , tidak terdapat adanya benjolan, bentuk

kepala normal.

Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena

jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada

daerah oksipital.

Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak

terdapat udema, kornea tampak warna putih, penglihatan masih baik.

Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.

Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda – tanda sianosis.

Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi

(-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).

Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya

pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik,

ada bekas luka operasi yang sudah menjadi sikatrik.

Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema,

tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan

persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara

sempurna.

H. Harapan Keluarga

Keluarga Kakek Sugiono berharap anggota keluarga dapat berperan masing-

masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua

bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Penyaki gatal nya dapat sembuh total dan

mbah lukiah bisa berjualan dengan lancar.

17

Page 18: ASKEP KELUARGA 1

Analisa Data

Data Masalah (P) Penyebab (E)

Data subyektif : Keluarga menceriatakan bahwa

mbah Sugino sering kekambuhan gatal-gatalnya dan gejala tersebut muncul setelah memakan daging ayam / telur.

Sering berobat kepuskesmas dengan penyakit yang sama yaitu gatal-gatal.

Data Obyektif :Saat petugas berkunjung kerumah, terlihat mbah Sugino menggaruk-garukan badannya, terlihat garukannya sampai memerah.Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 140/100 mmHg.Respirasi : 20 x/mntSuhu : 36,1 0C

-----------------------------------------Data subyektif : Keluarga mengatakan dirumah ini

banyak nyamukdan kami tidak bisa menata rumah dengan baik/ teratur karena sudah umur tua.

Data obyektif Saat Petugas berkunjung

kerumah, terlihat perabot rumah tangga ( Baju, celana, kain dan sebagainya) penempatannya tidak teratur., dimana-mana ada gantungan pakaian, setelah diangkat gantungan baju terlihat nyamuk berterbangan

------------------------------------------Data subyektif.-keluarga mengatakan “ Kami sudah tua, kondisi sudah lemah dan tak kuat lagi untuk bekerja yang berat-berat.Data obyektif :Hasil pendataan didapatkan : usia sudah masuk kategori lansia, kondisi fisik terlihat sudah lemah, suda mulai ada tanda-tanda skiposis ( bungkuk )

Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal )

-------------------------------------

Resiko Terkena penyakit malaria.

------------------------------------Resiko terjadinya kecelakaan lansia.

Ketidak mampuan keluarga mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

-------------------------------------

Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

------------------------------------Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

Rumusan diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak

mampuan keluarga

mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

18

Page 19: ASKEP KELUARGA 1

Skoring perioritas masalah

1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak

mampuan keluarga

mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat masalah:Tidak/kurang sehat

b.Kemungkinan masalah dapat diubah:Hanya sebagian

c.Potensial masalah untuk dicegah:Tinggi

d.Menonjolnya masalah:Masalah berat, harus segera ditangani

3

1

2

2

1

2

1

1

Total

3/3x1=1

1/2x2= 1

2/2x1=1

1. 2/2x1=1

4

a.Ketidak tahuan keluarga tentang masalah penyakit allergi merupakan bahaya terhadap kondisi klien.

b.Kondisi klien yang sudah memasukiki usia lansia,sehingga sangat terbatas kemampuannya untuk mengatasi / mencegah allergi.

c.Penyakit allergi memungkinkan untuk dicegah dengan menghindari faktor resiko penyebab dan mengatur makanan setiap hari. ( keluarga mau diajak kerjasama /kooperatif )

d.Bila tidak segera ditanganni maka akan terjadi komplikasi sekunderr seperti infeksi karena badan digaruk atau menggangu istirahat.

19

Page 20: ASKEP KELUARGA 1

2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat masalah:Ancaman kesehatan

b. Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah

c.Potensial masalah untuk dicegah:Cukup

d.Menonjolnya masalah:Masalah berat, harus segera ditangani.

2

2

2

2

1

2

1

1

Total

2/3x1=2/3

2/2x2= 2

2/3x1=2/3

2. 2/2x1=1

4 1/3

a. Kurang gizi pada anak, bila melakukan tindakan yang salah atau tidak dilakukan tindakan akan memperberat kondisi.

b. Respon keluarga mau menerima pendidikan kesehatan sehingga keluarga berusaha dengan sadar memperbaiki gizi anaknya.

c.Kurang gizi dapat diatasi dengan memberikan makanan yang cukup gizi dengan variasi/modifikasi untuk meningkatkan selera.

Bila tidak segera ditangani maka akan terjadi komplikasi lebih lanjut, seperti, daya tahan tubuh rendah, perkembangan terhambat.

20

Page 21: ASKEP KELUARGA 1

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. e. Sifat masalah:Ancaman kesehatan

f. Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah

g.Potensial masalah untuk dicegah:Cukup

h.Menonjolnya masalah:Masalah ada, tapi tak perlu penanganan segera.

2

2

2

1

1

2

1

1

Total

2/3x1=2/3

2/2x2= 2

2/3x1=2/3

3.4. ½ x

15. =1/2

4 ,00

a. Dengan kondisi fisik yang sudah menurun pada lansia akan memudahkan untuk terjadinya kecelakaan baik didalam rumah maupun diluar rumah.

b. Dengan penataan lingkungan perubahan yang teratur akan dapat menghindari kecelakaan, klien memaklumi hal tersebut.

c.Kecelakaan dapat dicegah dengan membatasi bepergian keluar rumah dan menata halaman rumah dengan baik.

Bila tidak segera ditangani maka akan terjadi komplikasi lebih lanjut, seperti, daya tahan tubuh rendah, perkembangan terhambat.

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga

Bapak Gatot Purwanto adalah sebagai berikut:

1. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk). Dengan

skoor 4 1/3

2. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak

mampuan keluarga mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi. Dengan

skoor 4

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia ) Dengan

skoor 4

21

Page 22: ASKEP KELUARGA 1

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No.Dx Tujuan Kriteria Standar Intervensi

Diag. No.1.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi tertularnya penyakit malaria / DHF pada keluarga Gatot Purwanto.

-Verbal (pengetahuan)-Afekti ( tingkah laku )

Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda dan gejala penyakit Malaria

Keluarga dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya malaria

Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangan vektor (nyamuk) seperti mengatur alat / perabot rumah tangga dengan baik.

Keluarga dapat menjelaskan hal-hal yg dapat mencegah terjadinya malaria.

Keluarga mampu menata alat/ perabot rumah tangga dengan baik.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit malaria dan faktor-faktoe yang mempebagauhinya.

2. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab,tanda-tanda dan cara pencegahan peny. malaria

3. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit malaria seperti : menata alat / perabot rumah dg.baik.

4. Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan yang telah diberikan setiap kali diskusi.

5. berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum dimengerti.

6. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan keluarga.

7. Berikan pujian terhadap kemampuan yang diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

Diag. No. 2

Setelah 1 bulan dalam perawatan petugas , penyakit gatal-gatal yang muncul pada bapak Sugino akan hilang.

-Verbal(pengetahuan)-Afektif ( tingkah laku)

Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, gejala, cara pencegahan dan cara untuk mengatasinya penyakit gatal-gatal.

Keluarga dapat mengidentifikasi penyebab gatal-gatal.

Keluarga dapat mengambil keputusan untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit gatal-gatalnya.

Kekanbuhan penyakit gatal-gatalnya tidak terjadi lagi.

1. Kaji riwayat kesehatan Bapak Sugino sebelumnya.

2. Kaji makanan kesukaan bpk Sugino3. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah

yang berkaitan dengan gatal / allergi.4. Ajak bapak Sugino untuk berkonsutasi dengan

dokter puskesmas 5. Ajari kebersihan linkungan tempat tinggal.

22

Page 23: ASKEP KELUARGA 1

Diag. No.3

Setelah 1 miggu dalam perawatan, kecelakaan untuk lansia tidak terjadi.

-Verbal(pengetahuan)-Afektif ( tingkah laku)

Keluarga dapat menyebutkan masalah yang berkaitan dengan kecelakaan lansia.

Keluarga dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya kecelakaan pada lanjut usia.

Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada lanjut usia.

Keluarga mampu menata alat/ perabot rumah tangga dengan baik.agar dapat menghindari kecelakaan akibat alat rumah tangga.

1. Diskusikan dgn.keluarga ttg.hal-hal yang berkaitan dg. Kecelakaan lansia

4. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab terjadinya kecelakaan pada lansia.

5. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada lansia.

6. berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum dimengerti.

7. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan keluarga.

8. Berikan pujian terhadap kemampuan yang diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

23

Page 24: ASKEP KELUARGA 1

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi

1 1. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk). Dengan skoor 4 1/3

Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda dan gejala penyakit Malaria

Keluarga dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya malaria

Keluarga dapat memutuskan tindakan yang harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangan vektor (nyamuk) seperti mengatur alat / perabot rumah tangga dengan baik.

Keluarga dapat menjelaskan hal-hal yg dapat mencegah terjadinya malaria.

Keluarga mampu menata alat/ perabot rumah tangga dengan baik.

7 Nov 2002

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.( menanyakan apa itu penyakit malaria, bagaimana cara penularannya dan bagaimana cara pencegahannya )

2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab,tanda-tanda dan cara pencegahan peny. Malaria.

3. Mendiskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit malaria seperti : menata alat / perabot rumah dg.baik.

4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menanyakan kembali tentang penjelasan yang telah diberikan setiap kali diskusi.

5. Memberikan penjelasan ulang beberapa penjelasan yang belum dimengerti, seperti cara pencegahan dan jenis obat yang diminum.

6. Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan keluarga.

7. Memberikan pujian terhadap kemampuan yang diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

12 November 2002.Data Subyektif.- Dengan bahasa yang sederhana,

keluarga mampu menyampaikan kembali tentang apa yang telah diajarkan seperti pengertian penyakit malaria, faktor penyebab, cara mengatasinya dan cara pencegahanannya.

- Ibu mengatakan “ sudah merapikan alat – alat rumah tangga pada tempat masing-masing.

Data Obyektif.- Terdengar saat menyampaikan

kembali apa yang telah disampaikan petugas, klien

mampu mengulanginya walaupun dalam bahasa yang sederhana.- Saat berkunjung, petugas dapat

melihat suasana dirumah sudah rapi seperti baju-baju tidak bergantu ngan lagi disembarang tempat

- Pada tempat-tempat tertentu yang gelap ( dalam kamar ) masih terlihat nyamuk walaupun tidakbanyak.

Assesment.- Tujuan tercapai sebagian.Planning- Rencana tindakan tetap diteruskan.

24

Page 25: ASKEP KELUARGA 1

2. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d. Ketidak mampuan keluarga mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi. Dengan skoor 4

1.Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, gejala, cara pencegahan dan cara untuk mengatasinya penyakit gatal-gatal.

2.Keluarga dapat mengidentifikasi penyebab gatal-gatal.

3.Keluarga dapat mengambil keputusan untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit gatal-gatalnya.

4.Kekanbuhan penyakit gatal-gatalnya tidak terjadi lagi.

7 Nov 2002

1. Saat berkunjung, melakukan pengkaji riwayat kesehatan Bapak Sugino sebelumnya.seperti : sudah berapa lama gatalnya, allergi apa, dsb.

2. Menanyakan dan menkaji makanan kesukaan bpk Sugino.

3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah yang berkaitan dengan gatal / allergi, seperti : penyebab, faktor yg mempengaruhi, cara mengatasi, kebersihan lingkungan perumahan, dsb.

4. Menganjurkan sekaligus mengajak bapak Sugino untuk berkonsutasi dengan dokter di puskesmas.

5. Mengajajari kebersihan lingkungan tempat tinggal,

seperti cara menata alat rumah tangga, pakaian, dsb.

Data Subyektif.-Dengan bahasa yang sederhana ,

Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda, gejala, cara pencegahan dan cara untuk mengatasinya penyakit gatal-gatal seperti yang disampaikan petugas.

Data Obyektif.-Saat ditanya oleh petugas, keluarga

Keluarga sangat kooperatif untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit gatal-gatalnya, seperti menjaga makanan, menjaga kebersihan dan sudah berobat kepuskesmas wiyung.

-.Kekanbuhan penyakit gatal-gatalnya masih terjadi, tetapi sudah tidak sesering sebelumnya.

Catatan :

1. Untuk diagnosa ke 3 dan 4 , sudah dilaksanakan bersamaan dengan

Diag. 1 dan 2 tetapi tidak di dokumentasikan. Karena diwajibkan sampai

Tahap evaluasi hanya 1 diagnosa.

25