askep keluarga CVA.docx

57
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit paling mematikan nomer tiga di dunia setelah jantung dan kanker, serta penyakit nomer satu di indonesia. ( Auryn, Virzana. 2009. Hal : 57 ). Menurut data dari World Health Organization ( WHO ) pada tahun 2011 terdapat 15.000.000 orang di dunia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut terdapat 5 juta jiwa meninggal dunia dan 5 juta jiwa lainnya mengalami cacat total permanen. Penyebab utama terjadinya stroke pada 12,7 juta jiwa di seluruh dunia diakibatkan karena tekanan darah tinggi. ( News, Viva. 2011, Statistik Stroke, http://obat-stroke.net/stroke/statistik-stroke.html ). Melihat latar belakang di atas angka kejadian Stroke untuk setiap tahunnya cenderung naik dan penanganan stroke sendiri tergolong mudah karena stroke dapat dicegah dengan mengatur pola hidup yang baik sehingga penulis tertarik untuk membuat asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit stroke.

description

askep keluarga CVA.docx

Transcript of askep keluarga CVA.docx

Page 1: askep keluarga CVA.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit paling mematikan nomer tiga di dunia setelah

jantung dan kanker, serta penyakit nomer satu di indonesia. ( Auryn, Virzana. 2009.

Hal : 57 ).

Menurut data dari World Health Organization ( WHO ) pada tahun 2011

terdapat 15.000.000 orang di dunia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Dari

jumlah tersebut terdapat 5 juta jiwa meninggal dunia dan 5 juta jiwa lainnya

mengalami cacat total permanen. Penyebab utama terjadinya stroke pada 12,7 juta

jiwa di seluruh dunia diakibatkan karena tekanan darah tinggi. ( News, Viva. 2011,

Statistik Stroke, http://obat-stroke.net/stroke/statistik-stroke.html ).

Melihat latar belakang di atas angka kejadian Stroke untuk setiap tahunnya

cenderung naik dan penanganan stroke sendiri tergolong mudah karena stroke dapat

dicegah dengan mengatur pola hidup yang baik sehingga penulis tertarik untuk

membuat asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit stroke.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi CVA?

2.      Apakah etiologi/ faktor pencetus CVA?

3.      Apakah manifestasi klinis CVA?

4.      Apakah pemeriksaan penunjang pada CVA?

5.      Apakah penatalaksanaan klien dengan CVA?

6.      Apa sajakah komplikasi dari CVA?

7.      Apakah asuhan keperawatan pasien dengan CVA?

Page 2: askep keluarga CVA.docx

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan keluarga agar mandiri

mengatasi masalah kesehatannya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami definisi CVA.

2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus CVA.

3.  Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis CVA.

4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada CVA.

5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan CVA.

6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari CVA.

7.  Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan CVA.

Page 3: askep keluarga CVA.docx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau

lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pengertian

keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu

ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan

jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal

dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (1998:30) mendefinisikan

keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya

masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno,

2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua

orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama

lain, mempunyai perannya masing-masing-masing-masing dan mempertahankan

suatu kebudayaan.

Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung

tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar

perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994

bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah.

2.1.2 Tipe – Tipe Keluarga Menurut Suprajinto (2004:2)

1. Keluarga inti ( Nuclear family )

Page 4: askep keluarga CVA.docx

2. Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

3. Keluarga besar ( Exstended family )

4. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.

5. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

6. Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau

kehilangan pasangannya

7. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah

satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal

pasangannya,

8. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)

9. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah

menikah (the single adult living alone)

10. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital

heterosecual cohabiting family)

11. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and

lesbian family).

2.1.3 Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangan Menurut Suprajitno

(1004:3)

Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun

memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing.

Tahap–tahap perkembangan itu antara lain:

1. Tahap perkembangan keluarga baru menikah

a. Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan

pasangannya

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.

c. Membina rencana memiliki anak

2. Keluarga dengan anak baru lahir

Page 5: askep keluarga CVA.docx

a. Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi

keluarga, hubungan seksual dan kegiatan

c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar

keluarga

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan

dan perkembangan anak.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah.

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah

dan lingkungan lebih luas

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja.

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab

mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai

memiliki otonomi

b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

Page 6: askep keluarga CVA.docx

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan

d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)

keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga.

6. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa

a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga

besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat

d. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.

7. Keluarga dengan usia pertengahan.

a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan

b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-

anaknya dan sebaya

c. Meningkatkan keakraban pasangan.

8. Keluarga usia tua.

a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasangan

b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan,

kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

d. Melakukan life review masa lalu.

2.1.4 Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:

1. Struktur peran keluarga

Page 7: askep keluarga CVA.docx

Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga

sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan

informal

2. Nilai dan norma keluarga

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga,

khususnya yang berhubungan dengan kesehatan

3. Pola komunikasi keluarga

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua

dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga

inti.

4. Struktur kekuatan keluarga

Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang

mendukung kesehatan.

2.1.5 Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)

Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah:

1. Fungsi afektif

Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di

luar rumah

3. Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Page 8: askep keluarga CVA.docx

Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

5. Fungsi pemerliharaan kesehatan

Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi

2.1.6 Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4)

Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan antara lain:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa

diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

2.2 Proses Keperawatan Keluarga

Menurt Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi

semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam

kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.

Page 9: askep keluarga CVA.docx

Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima

tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi

masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,

implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi

(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga

yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan

tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan

kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan

keluarga.

Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari

lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika

seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang

keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat

dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan

bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana

(Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat

pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)

a. Pengumpulan data

1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat

tinggal, dan tipe keluarga.

Page 10: askep keluarga CVA.docx

2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga.

a) Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang

dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya

mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam,

zat pengawet, serta emosi yang tinggi.

b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas

kesehatan merupakan faktor yang penting dalam

penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama

ahli fisiotherapi.

c) Pengobatan tradisional

Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi

tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional

dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi

dan sore.

3) Status Sosial Ekonomi

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga

dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya.

berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan

untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah

dangan tepat dan benar.

b) Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh

terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan

perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya

disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998)

Page 11: askep keluarga CVA.docx

mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya

disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber

yang ada pada keluarga.

4) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga.

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir

hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian

serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan

kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum

terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

5) Aktiftas

Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan

tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau

waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman,

1998:9).

6) Data Lingkungan

a) Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti

lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat

mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada

penderita stroke fase rehabilitasi.

b) Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan

dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan

sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali

pada hipertensi.

7) Struktur Keluarga

Page 12: askep keluarga CVA.docx

a) Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat

dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah

komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman

usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar

pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup

ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan

rasa kepedulian yang tinggi.

b) Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi

kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan

stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan

darah pasien stroke.

c) Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan

membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik

dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat

diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan

mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

8) Fungsi Keluarga

a) Fungsi afektif

Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya

yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan

stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan

menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah

seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya

Page 13: askep keluarga CVA.docx

partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit (Friedman, 1998).

b) Fungsi sosialisasi

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan

kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan

anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam

status emosi menjadi labil dan mudah stress.

c) Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang

lain diluar rumah.

9) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang

mengalami masalah yang belum terselesaikan.

10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif,

pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut

sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan

masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.

11) Koping keluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping

keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota

keluarga yang berkepanjangan.

2. Diagnosa keperawatan

Page 14: askep keluarga CVA.docx

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual

individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun

intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan

anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan

anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident

didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

a.Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000)

b. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000)

c.Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000)

d. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000)

e.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001)

f. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001)

g. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan

(Doengoes, 2000)

3. Intervensi Keperawatan

a. Menyusun prioritas

Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi

seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor

penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik

terhadap tindakan dimasa mendatang.

b. Menyusun tujuan

Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan

tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber

penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan

operasional perencanaan.

Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

Page 15: askep keluarga CVA.docx

1) Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung

dan spesifik

2) tujuan jangka menengah

3) tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan

mempunyai tujuan

c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi

Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan

psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah

kesehatan (Friedman:1998:71)

4. Implementasi keperawatan

Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan

sumber-sumber yang tersedia.

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke. Intervensi

:

1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda

dan gejala, penyebab, komplikasi, cara perawatan, penanganan

dan pencegahan stroke.

2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat

mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga

yang menderita post stroke. Intervensi:

1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat

diambil untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga

kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta

minum obat secara teratur.

2) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan

keperawatan untuk mengatasi stroke

Page 16: askep keluarga CVA.docx

3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang

tindakan kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang

terkena stroke

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

atau perawatan post stroke. Intervensi:

1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan

perawatan secara teratur, jaga diet penderita stroke

2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah

d. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang

dapat menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan

Intervensi:

1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang

berasal dasri keluarga itu sendiri atau melalui orang atau

sumber-sumber yang dipercaya mempunyai pengaruh

terhadap proses penyembuhan

2) Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses

penyembuhan klien

e. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber

pelayanan kesehatan terhadap perawatan post stroke

Intervensi:

1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat

digunakan utnuk memperoleh pelayanan kesehatan

misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan

sumber-sumber lain

2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumber-

sumber yang ada secara berkesinambungan

5. Evaluasi

Page 17: askep keluarga CVA.docx

Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada

seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang

lainny. Keefektifan dilihat dari respon keluarga bukan intervensi yang

diimplementasikan. Modifikasi dlam asuhan keperawatan mengikuti

perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke

pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan

sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam siklus bila

dibutuhkan.

Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post

rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita

lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian

stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan mengetahui

tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.

2.3 Konsep Dasar Penyakit

2.3.1 Pengertian Stroke

Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).

Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang

menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang

atau berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area – area tertentu dalam

jaringan otak (discases penyakit).

Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif

cepat, berupa defisit neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih

atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan

peredaran darah otak non traumatik (Doengoes, 2000:290).

Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler

menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun

Page 18: askep keluarga CVA.docx

struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau

dari seluruh sistem pembuluh darah otak (doengoes:290).

2.3.2 Klasifikasi Stroke

1. Transtient Iskemia Attach (TIA)

Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit

sampai beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan

sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.

2. Stroke in evolution ( SIE)

Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap.

3. Completeted stroke iskemic (CSI)

Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap

4. Reversible iscemic neurological defisit (RIND)

Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan

yang ada menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam

2.3.3 Stroke Berdasarkan Penyebab

Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2:

1. Stroke hemorhagic

Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid.

Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya

kejadiannya saat melakukan aktifitas atau saat aktif namun bisa juga terjadi

saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

2. Stroke non hemorhagic

Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi

saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi

perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya

dapat timbul oedema skunder. Kesadaran umumnya baik.

2.3.4 Etiologi

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:

Page 19: askep keluarga CVA.docx

1. Trombosis cerebral

2. Emboli

3. Tumor otak

4. Hemorhagic

5. Tekanan darah tinggi

6. Kelemahan dinding arteri

7. Cidera kepala

2.3.5 Faktor Resiko

Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau

kelainan yang memiliki potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan

stroke pada suatu saat.

1. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama:

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Ras

d. Genetik

2. Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan diantaranya:

a. Hipertensi

b. Diabetes mellitus

c. Penyakit jantung

d. Riwayat trans iskemik atau stroke sebelumnya

e. Merokok

f. Kolesterol tinggi

g. Obesitas

h. Obat-obatan (kokain, ampetamine, ekstasi dan heroin)

2.3.6 Patofisiologi

Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50

ml/ menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan

Page 20: askep keluarga CVA.docx

arteri pada waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan

darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat menimbulkan perubahan atroklerotik

karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat

menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak

sekitarnya. Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan

fase spasme arteri hemisfer otak.

Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga

timbul iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit

neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari

pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang

kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi

hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo).

2.3.7 Manifestasi Klinis

Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat

terputusnya sirkulasi arteri cerebral adalah:

1. Kontralateral paralisis

2. Kehilangan penginderaan sensori dan memori

3. Disfasia atau afasia

4. Masalah spatial perceptual

2.3.8 Pemeriksaan Diagnostis

1. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya

hematoma, infark dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang

letaknya dipermukaan

2. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF).

Tekanan yang meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya

hemorhagic.

3. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan

lesi spesifik

Page 21: askep keluarga CVA.docx

4. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan

letak ganguan otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya

oklusi, rupture atau obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini.

5. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis

2.3.9 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan keperawatan

Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai

berikut:

a. Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital

b. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung

c. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter

d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat

mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-

latihan gerak pasif

2. Tindakan konservatif

a. Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara

percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat

dibutuhkan

b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra

arterial

c. Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat

reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma

3. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya

pada tindakan endarterectomy carotis

Page 22: askep keluarga CVA.docx

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas kepala keluarga :

Nama : Tn.”M”,

Umur : 50 tahun,

Agama : Islam,

Suku : Sasak,

Pendidikan : Sekolah Dasar (SD),

Pekerjaan : Wiraswasta,

Alamat : Dusun Buwuh, RT 05.

1. Komponen Keluarga

No. Nama L/P UmurHubungan Keluarga

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn.”M” L 50 tahun Suami SD Wiraswasta2. Ny.”P” P 50 tahun Istri SD Wiraswasta

2. Tipe Keluarga

Jenis tipe keluarga: keluarga Tn.”M” merupakan keluarga inti (tradisional nuclear)

adalah keluarga yang tinggal dalam satu rumah bersama suami dan istri.

3. Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tn.”M” mengatakan tidak ada

masalah dengan type keluarga saat ini, akan tetapi merasa khawatir jika salah satu di

antaranya meninggal dunia karena usia sudah tua dan terserang berbagai penyakit.

4. Sifat Keluarga

Pengambilan keputusan : Sifat keluarga Tn.”M” bersifat Patrilokal yaitu keluarga

yang dominan mengambil keputusan adalah suami. Ny.“P” mengatakan yang

dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn.“M” sebagai kepala keluarga.

5. Kebiasaan hidup Sehari-hari :

a. Kebiasaan tidur/Istirahat : Ny.”P” mengatakan klien biasa tidur jam 22.00

Wita dan kebiasaan sebelum tidur yaitu klien selalu berdoa’a sebelum tidur. Klien

tidak mengalami gangguan dalam tidur/istirahat seperti mimpi buruk atau terbangun

di tengah malam.

Page 23: askep keluarga CVA.docx

b. Kebiasaan Rekreasi : Ny.”P” mengatakan klien semenjak di tinggal nikah

oleh 3 orang anaknya klien tidak pernah pergi rekreasi. Untuk mengisi kebiasaan

rekreasi klien hanya jalan-jalan pagi setelah shalat subuh.

c. Kebiasaan makan keluarga : Ny.”P” mengatakan klien hanya tinggal

berdua dengan suaminya dan jika ingin makan klien hanya makan sediri saja sebab

suami klien jarang pulang ke rumah karena kesibukan kerja sebagai supir.

6. Suku Bangsa

a. Asal suku/bangsa : Sasak/Indonesia.

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Kadang-kadang pergi

berobat ke orang pintar (Dukun) bila sakit.

7. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan

a. Jika ada orang kesurupan maka diobati dengan pembacaan ayat suci Al-

Qur’an.

b Percaya dengan pengobatan orang pintar misalnya kalau sakit panas dikasih

air putih dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.

8. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ny.”P” mengatakan yang

mencari nafkah dalam keluarga yaitu suami yang bekerja sebagai supir karena semua

anaknya sudah tinggal pergi menikah, sedangkan Ny.”P” hanya bekerja sebagai ibu

rumah tangga (IRT).

b. Harta benda yang dimiliki

1). Ny.”P” menyatakan hanya memiliki perabot rumah tangga, dan

memiliki alat elektronik berupa TV 14 Inci, sepeda motor 1 buah, setrika dan

sound system.

2). Penghasilan tiap bulan tidak menentu, dengan kisaran Rp.500.000

s/d 100.000 setiap bulan.

3). Pengeluaran keluarga Tn.”M” tiap bulan yaitu kebutuhan sehari-

hari makan minum, dan bayar listrik.

9. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak terakhir) :

yaitu tahap perkembangan lansia yaitu kedua orang tua mempersiapkan diri untuk

meninggalkan dunia fana ini.

Page 24: askep keluarga CVA.docx

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:

Ny.”P” mengatakan suaminya Tn.”M” jarang berada di rumah karena kesibukan

bekerja untuk mencari nafkah guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga

Ny.”P” merasa kesepian di rumah semenjak di tinggal nikah oleh ketiga anaknya.

10. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.”P” mengatakan bahwa keluarga Tn.”M”

kondisi keluarganya saat ini ada keluhan dimana Ny.”P” sendiri sering mengalami

mati rasa pada kaki sebelah kanannya akibat terserang penyakit stroke yang sudah

lama dialami, kekakuan pada kaki sebelah kanan, pegal-pegal, tegang dan sering

pusing-pusing. Sedangkan Tn.”M” juga memiliki penyakit diabetes melitus yang

sudah lama ia derita.

b. Riwayat penyakit keturunan : Ny.”P” mengatakan tidak ada keluarganya yang

menderita penyakit keturunan atau penyakit yang sama dengan yang diderita oleh

klien seperti saat ini dan yang diderita oleh dirinya.

Riwayat kesehatan masing-masing keluarga

No

Nama UmurBB/Kg

Keadaan Kesehat

an

Imunisasi (BCG, Polio,

DPT, HB, Campak)

Masalah Kesehatan

Tindakan yang telah diberikan

1 Tn.”M” 50 tahun

- Sehat - Diabetes mellitus

Belum pernah  berobat

2 Ny.”P” 50 tahun

- sakit - mati rasa pada kaki sebelah

kanannya kekakuan pada kaki sebelah

kanan, pegal-pegal, tegang

dan sering pusing-pusing

Belum pernah berobat

Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga : Ny”M” mengatakan

apabila sudah tidak tahan dengan keluhannya maka ia berobat di puskesmas.

Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya : Ny.”P” mengatakan mengalami mati

raya pada kaki sebelah kanan akibat stroke sekitar 4 tahun yang lalu dengan keluhan

Page 25: askep keluarga CVA.docx

sering merakan kaku, pegal-pegal, tegang dan pusing akan tetapi hal tersebut

menggagu klien dalam beraktivitas sehari-hari, terutama saat pagi hari dan malam

hari, sedangkan Tn.”M” penyakit diabetes mellitus sudah lama sebab penyakit yang

di derita oleh Tn.”M” merupakan penyakit dari keluarganya.

Pengkajian Lingkungan

Karakteristik Rumah : (1) Luas rumah : ± 2,5 area (lebar 3 m dan panjangnya 5m),

yang terdiri dari 2 (dua) kamar tidur, 1 (satu) ruang tamu, 1 (satu) untuk kamar

mandi dan 1 (satu) untuk dapurnya. (2) Tipe rumah: Permanen. (3) Kepemilikan:

Milik sendiri. (4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 . (5) Ventilasi/jendela : terdapat

4 jendela yang tidak pernah dibuka. (6) Pemanfaatan ruangan: semua ruangan

dimanfaatkan sesuai kegunaannya, tetapi teras rumah dimanfaatkan sebagai tempat

memasak. (7) Septic tank : ada. (8) Sumber air minum : menggunakan sumur gali

dan dimasak sebelum diminum. (10) Kamar mandi : ada . (11) Sampah : ditimbun

lalu dibakar di samping rumahnya dengan jarak 3 meter. (12) Kebersihan lingkungan

: Ny.”” menyatakan halaman rumah selalu di bersihkan tiap pagi dan sore hari.

Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW : (1) Kebiasaan: tetangga sebelah kiri

dan depan, saling memperhatikan. Ini terbukti bila ada anggota keluarga yang sakit,

maka tetangga datang untuk menjenguk dan memberikan bantuan dalam merawat

anggota keluarga yang sakit. (2) Aturan/kesepakatan: di Dusun Buwuh ini ada

kesepakatan tiap malam Jum’at diadakan yasinan untuk remaja di Mushalla. (3)

Budaya: Sudah menjadi tradisi apabila ada anggota keluarga yang mengadakan acara

seperti perkawinan, sunatan dan lain-lain maka tetangga biasanya memberi bantuan

sekedarnya demi terselenggaranya acara.

Mobilitas Geografis Keluarga : (1) Ny.”P” menyatakan tidak pernah pindah dari

pertama ia nikah sampai sekarang. (2) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan

masyarakat, keluarga sering mengikuti kegiatan pengajian yang dilaksanakan di

Mesjid setiap hari Jumat dan kegiatan masyarakat seperti gotong royong. Sistem

pendukung keluarga : Keluarga Tn.”M” tidak mempunyai tabungan, apabila keluarga

Tn.”M” membutuhkan biaya mendadak maka meminjam dulu pada saudara atau ke

tetangga.

Struktur Keluarga

Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga mengatakan komunikasi keluarga sangat

lancar dan tiap ada masalah dilakukan secara musyawarah.

Page 26: askep keluarga CVA.docx

Struktur kekuatan keluarga : Tn.”M” bertanggung jawab atas kehidupan istri dan

untuk memenuhi kebutuhannya. Tn.“M” bekerja sebagai seorang supir.

Struktur peran : Tn.”M” sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab sebagai

tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Tn.”M” sebagai kepala rumah

tangga dalam mencari nafkah dan sebagai suami dalam rumah tangganya yang

menggunakan waktunya untuk bekerja sebagai seorang supir.

Nilai dan Norma Keluarga : Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan

dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungan.

Fungsi Keluarga :

Fungsi Afektif : Ny.”P” mengatakan, suaminya berangkat kerja dari pagi sampai

malam, keluarga biasa berkumpul pada malam hari.

Fungsi sosialisasi : (1) Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga Tn.”M” cukup

rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga, keluarga selalu mengajarkan dan

menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan

sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggal. (2) Interaksi dan hubungan

dalam keluarga : Ny.”P” menyatakan interaksi dan hubungan dalam keluarga cukup

baik, saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing

anggota keluarga. (3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan

Ny.”P” mengatakan yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn.”M”

sebagai kepala keluarga. (4) Kegiatan keluarga waktu senggang : Keluarga Tn.”M”

biasanya mengisi waktu senggang dengan nonton TV dan duduk berkumpul dengan

keluarganya dan tetangga. (5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga selalu

mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga selalu mengikuti

kegiatan sosial dalam masyarakat.

Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarga. :

Keluarga mengatakan bahwa kurang begitu mengenal dan mengetahui bagaimana

pencegahan dari penyakit yang mereka alami sehingga keluarga kurang

memperdulikan dan tidak sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan

pada keluarga karena merasa penyakit orang tua.

Page 27: askep keluarga CVA.docx

Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :

Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan

masalah yang dihadapi, jika tidak terlalu parah apalagi penyakit orang tua maka

keluarga tidak segera membawanya ke fasilitas kesehatan.

Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit : Keluarga mengatakan

setiap keluarga yang sakit selalu diberi perawatan di rumah yang mungkin tidak

sesuai dengan prosedur kesehatan akan tetapi sudah semaksimal mungkin diberikan

perawatan dengan obat-obatan tradisional.

Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Keluarga

mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari akan tetapi pekarangan samping

kanan rumah masih ditemukan sampah dan bau amis.

Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat. : Keluarga

mengatakan kadang-kadang setiap anggota keluarga yang sakit untuk dibawa ke

Puskesmas atau Rumah Sakit tetapi jika keadaannya sudah sangat parah dan untuk

sementara diobati dengan obat bebas dan ramuan tradisional.

Fungsi Reproduksi : Tn.”M” berusia 50 tahun merupakan akhir dari usia produktif.

Sedangkan Ny.”P” berusia 50 tahun yang merupakan masa menopause wanita.

Fungsi Ekonomi : (1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Ny.”P” mengatakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari/sandang pangan diperoleh dari gaji suaminya

Tn.”M” yang bekerja sebagai supir. (2) Pemanfaatan sumber di Masyarakat : Ny.”P”

mengatakan apabila sakit sering klien kadang-kadang membeli obat di luar ketika

sudah parah sakitnya maka klien pergi berobat ke palayanan kesehatan yang terdekat

yaitu Puskesmas Penimbun.

Stress dan Koping Keluarga

Stressor Jangka Pendek : Ny.”P” mengatakan sampai saat ini yang menjadi pikiran

keluarga yang sifatnya sementara yaitu hanya masalah keuangan untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari.

Stresor Jangka Panjang : Ny.”P” menyatakan stressor yang dirasakan oleh keluarga

adalah penyakit yang diderita klien yaitu yang mengalami mati rasa pada kaki

Page 28: askep keluarga CVA.docx

sebelah kiri ngilu-ngilu pada kaki, kekakuan pada kaki sebelah kiri, pegal-pegal dan

pusing-pusing yang sudah akibat penyakit stroke diderita sejak 4 tahun yang lalu.

Strategi Koping : Ny.”P” menyatakan dalam meghadapi masalah biasanya berdiskusi

dengan suaminya tatau dengan keluarganya.

Strategi Adaptasi Disfungsional : Keluarga Ny.”P” menyatakan menerima keadaan

tentang penyakitnya dan tidak mencari solusi untuk kesembuhan penyakitnya karena

keterbatasan biaya.

Keadaan Gizi Keluarga : (1) Pemenuhan Gizi : Ny.”P” mengatakan dalam sehari-hari

makanan biasanya tidak mencapai taraf 4 sehat 5 sempurna, biasanya dengan menu

biasa 3 kali sehari dengan nasi, sayur-sayuran, tempe, tahu dan air. (2) Upaya lain :

Ny.”P” mengatakan tidak ada upaya untuk mencari makanan tambahan karena

tingkat perekonomian yang rendah.

Harapan Keluarga : (1) Terhadap masalah kesehatan : Keluarga Ny.”P” mengatakan,

klien berharap sembuh walaupun tidak sepenuhnya karena ia merasa kalau itu

merupakan penyakit orang tua, sehingga Ny.”P” masih bisa melakukan aktivitas

sehari-hari dengan nyaman. (2) Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga

berharap mendapat bantuan seperti memiliki kartu sehat sehingga dapat berobat

secara rutin di Puskesmas dan keluarga juga berharap untuk promosi kesehatan

sehingga pelayanan kesehatan dapat dipercaya di masyarakat.

No Pemeriksaan Fisik Tn. M Ny. P1. Kepala Simetris, rambut

berwarna putih, tidak ada ketombe

Simetris,tidak ada ketombe,Rambut hitam

2. Leher leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).

leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).

3. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis,tidak ada katarak, penglihatan kurang jelas

4. Telinga Simetris, keadaan bersih,Fungsi

Simetris, keadaan bersih,Fungsi

Page 29: askep keluarga CVA.docx

pendengaran baik pendengaran baik5. Hidung Simetris,keadaan

bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan. Makan 3x/hari 1 porsi habis

Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 3x/hari 1 porsi habis.

7. Dada Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)

8. Abdomen Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 25x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

9. TTV dan Ekstremitas

TD: 120/80 mmHg,

N : 78x/m,

S : 36,20C

R: 20x/m

TD: 160/100mmHg, 

N : 84x/m,

S : 360C

R: 20x/m

Page 30: askep keluarga CVA.docx

3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Problem1 Data Subyektif:

    Ny.”P” mengatakan bahwaDulu rajin pergi berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit karena tidak ada kemajuan (Ny.”P” ingin segera sembuh dari stroke) akhirnya klien meminta untuk pengobatan dihentikan sehingga klien merasa khawatir dengan penyakit yang dideritanya.

 Ny.”P” mengatakan bahwa keluarga tidak mampu merawat dirinya karena mereka hanya tinggal berdua saja dalam satu rumah, tidak ada tindakan yang bisa diberikan oleh keluarga dan hanya dibiarkan mati rasa, kaku dan pegal-pegal   mati.

    Ny.”P” mengatakan suaminya jarang pulang karena pekerjaannya sebagai supir sehingga ia jarang dirawat dan diperhatikan oleh suaminya.

Data Obyektif :Klien tampak gelisah memikirkan penyakitnya

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Cemas

2 Data Subyektif :       Ny.”P” mengatakan mulai

merasakan mati rasa pada kaki sebelah kiri mulai dari lutut sampai telapak kaki, kadang-kadang tegang, kaku, pegal-pegal dan gejala ini sejak 4 tahun yang lalu.

       Ny.”P” mengatakan meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa mulai mengganggu aktivitasnya tapi klien tetap melakukan aktivitas sehari-hari.

Data Obyektif :       Klien tampak melakukan aktivitas

sehari-hari meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa.

       Kekuatan otot

       5 5

5 3

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke

Gangguan mobilitas fisik

3 Data subyektif : Ketidakmampu Defisit

Page 31: askep keluarga CVA.docx

       Ny.”P” mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya

       Ny.”P”  mengatakan jika penyakitnya kambuh klien pergi berobat pada orang pintar dan beli obat di luar serta kadang-kadang Ny.”P” hanya membiarkan keluhan penyakitnya tanpa tindakan apapun

Data Obyektif  : -

an keluarga mengenal masalah kesehatan

pengetahuan

`

3.4 Daftar Diagnosa Keperawatan

(1) Kecemasan pada Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. (2) Hambatan mobilitas fisik Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat. (3) Defisit pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

Prioritas Diagnosa :

(1) Hambatan mobilitas fisik Ny.”P” pada keluarga Tn.”M”

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota yang menderita stroke.

(2) Defisit pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada

keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan keluarga.

(3) Kecemasan pada Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

Page 32: askep keluarga CVA.docx

No Diagnosa Tujuan Intervensi EvaluasiTujuan Umum

Tujuan Khusus

Kriteria Standar

1. Hambatan mobilitas fisik Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang menderita stroke. Ditandai dengan:Data Subyektif :• Ny.”P” mengatakan mulai merasakan mati rasa pada kaki sebelah kiri mulai dari lutut sampai telapak kaki, kadang-kadang tegang, kaku, pegal-pegal dan gejala ini sejak 4 tahun yang lalu.• Ny.”P” mengatakan meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa mulai mengganggu aktivitasnya tapi klien tetap melakukan aktivitas sehari-hari.

Data Obyektif :• Klien tampak melakukan aktivitas sehari-hari meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa.• Kekuatan otot 5 5

5 3

Keluarga dapat merawat anggota yang menderita stroke

Vocal

Verbal

Verbal

Page 33: askep keluarga CVA.docx

2. Defisit pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga. Ditandai dengan:Data subyektif :• Ny.”P” mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya• Ny.”P” mengatakan jika penyakitnya kambuh klien pergi berobat pada orang pintar dan beli obat di luar serta kadang-kadang Ny.”P” hanya membiarkan keluhan penyakitnya tanpa tindakan apapun

Data Obyektif : -

Keluarga memiliki pengetahuan mengenai hubungan aturan penanganan dan kontrol penyakit.

Keluarga mengetahui bahwa penyakit stroke merupakan penyakit yang disebabkan krn gaya hidup yang salah.

Keluarga tidak membiarkan Ibu Rani memakan ikan asin dan daging.

Berikan sejumlah informasi mengenai penyakit, gejala dan penyebabnya dan bahaya komplikasi yang ditimbulkan

Anjurkan keluarga untuk membatasi intake makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak

Anjurkan keluarga untuk memisahkan makanan anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

Vocal

Verbal

Verbal

Verbal

Keluarga mampu menjelaskan ttg penyakit, gejala, bahaya komplikasi hipertensi.

Keluarga mampu melakukan pengontrolan intake makanan tinggi lemak dan tinggi garam.

Keluarga sudah memisahkan makanan anggota keluarga dengan makanan Ibu Rani.

3.5 Rencana Asuhan Keperawatan

Nama pasien : Tn. T

Umur : 45 tahun

No. Reg : 661102

No Diagnose keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan

Rasional Ttd

1 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

Jangka pendek:Setelah dilakukan

     k/u baik     GCS 4-5-6     Ekstremitas

tidak tampak

1.    BHSP 1.    Menciptakan hubungan yang terapeutik dengan px

Page 34: askep keluarga CVA.docx

hemiparese/hemiplegia, kerusakan neuromuscular pada ekstremitas yang ditandai dengan :

DS: px mengatakan tangan kirinya sulit digerakkanDO:

      K/U lemah      GCS 4-4-5

      Skala otot3

43 4

      ADL di bantu kelurga

      Terpasang O2 3 lpm

      Terpasang infus RL 14 tetes/menit

      TTV : TD 160/70 mmhgNadi : 97 x/menitSuhu : 37,5 °CRR : 23 x/menit

tindakan selama 1x24 jam diharapkan kelemahan pada ekstremitas dapat teratasi sebagian

lemah     Ekstremitas dpt

diangkat, digerakkan mandiri

     Kekuatan otot5 5

5 5     TTV dalam

batas normal

2.    Observasi TTV

3.    Ubah posisi px tiap 2 jam sekali

4.    Ajarkan latihan pasif dan aktif

5.    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

6.    Kolaborasi dengan ahli medis lain

2.    Mengetahui status perkembangan px

3.    Menurunkan resiko trjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan

4.    Memperbaiki otot & melatih otot serta mencegah otot volunteer kehilangan tonus

5.    Meningkatkan kemampuan mobilitas

6.    Mempercepat proses penyembuhan px

Page 35: askep keluarga CVA.docx

No Diagnose keperawatan

Tujuan Kriteria Standart

Rencana tindakan

Rasional Ttd

2 Ganguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara di hemisfer otak yang ditandai dengan :

DO: keluarga px juga mengatakan berbicara px pilo

DS:      Bicara sulit      Kata-katanya

tidak jelas      TTV :

TD 160/70 mmhgNadi : 97 x/menitSuhu : 37,5 °CRR : 23 x/menit

Jangka pendek:Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan mampu berbicara meski belum jelas betul

     k/u baik     px dapat

mengekspresikan perasaannya

     px mampu berkomunikasi secara verbal maupun isyarat

1.    BHSP

2.    Observasi TTV

3.    Berikan metode alternative komunikasi misalnya bahasa isyarat

4.    Antisipasi setiap kebutuhan px saat berkomunikasi

5.    Anjurkan pada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan px

6.    Hargai kemampuan px dalam berkomunikasi

7.    Kolaborasi dengan tim fisioterapi untu latihan bicara

1.    Tercipta hubungan yang terapeutik dengan px dan keluarga px

2.    Mengetahui perkembangan px

3.    Memenuhi kebutuhan komunikasi px sesuai kebutuhan px

4.    Mencegah rasa putus asa & ketergantungan pada orang lain

5.    Mengurangi rasa isolasi sosial & meningkatkan komunikasi yang efektif

6.    Memberi semangat pada px agar lebih sering berbicara

7.    Melatih px berbicara secara mandiri dengan baik dan benar

Page 36: askep keluarga CVA.docx

3.6 Tindakan Keperawatan

No

No.

Dx

Tgl /jam

Implementasi Ttd Tgl/ Jam

Evaluasi Ttd

1 1 26-02-2014

20.3020.45

21.00

21.15

21.35

BHSPObservasi TTV:TD 150/80 mmhgNadi 98 x/menitSuhu 37°CRR 23 x/menitMemberi tahu keluarga px untuk mengubah posisi px tiap 2 jamMenginjeksi citicholin 250 mgMengajarkan latihan gerak aktif & pasif

26-02-2014

22.00

S : keluarga px mengatakan tangan kirinya masih lemas

O :      k/u lemah      ADL dibantu oleh

keluarga dan perawat      Makan dibantu

keluargaA : kerusakan mobilitas fisik

P :      Intervensi dilanjutkan

nomer 2-6      Masalah belum

teratasi2 2 26-

02-201420.40

20.45

20.55

21.00

21.20

Menanyakan keluhan px bicara piloObservasi TTV :TD 150/80 mmhgNadi 98 x/menitSuhu 37°CRR 23 x/menitMemberikan metode alternative komunikasi misalnya bahasa isyaratMemberitahu pada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan pxMemberi semangat pada px untuk berkomunikasi dengan mengatakan perasaan & keinginannya.

26-02-201422.00

S : keluarga px mengatakan bicara px masih pilo

O :      k/u lemah      bicara disatria      bicaranya belum jelas      px sulit mengutarakan

perasaannya

A : kerusakan komunikasi verbal

P :      intervensi dilanjutkan

nomer 2-7      masalah teratasi

sebagian