askep hipertensi

6
HIPERTENSI Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.( Arif Mansjoer ;2000) Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai dengan keperahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal sampai hipertensi maligna (Marliny E.Doengoes,Kutip dari JNC; 2000) Patofisiologi 1. Aterosklerosis ( Pengerasan Pembuluh Darah) 2. Membran Pembuluh darah terjadi penumpukan didinding pembuluh darah oleh lipid dan kalori sehingga darah yang mengalir menimbulkan tekanan yang tinggi sehingga terjadi tekanan darah tinggi. 3. Jika penum,pukan membentuk thrombus dan terjadi di : Di Otak : CVA Infark dan CVA Bleeding (Stroke) Di Jantung : Gagal Jantung Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Hipertensi esensial atqau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic,

description

Askep

Transcript of askep hipertensi

Page 1: askep  hipertensi

HIPERTENSI

Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah

diastolic ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.( Arif

Mansjoer ;2000)

Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan

diklasifikasikan sesuai dengan keperahannya, mempunyai rentang dari

tekanan darah (TD) normal sampai hipertensi maligna (Marliny

E.Doengoes,Kutip dari JNC; 2000)

Patofisiologi

1. Aterosklerosis ( Pengerasan Pembuluh Darah)

2. Membran Pembuluh darah terjadi penumpukan didinding pembuluh darah

oleh lipid dan kalori sehingga darah yang mengalir menimbulkan tekanan

yang tinggi sehingga terjadi tekanan darah tinggi.

3. Jika penum,pukan membentuk thrombus dan terjadi di :

Di Otak : CVA Infark dan CVA Bleeding (Stroke)

Di Jantung : Gagal Jantung

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Hipertensi esensial atqau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang

mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas, susunan

syaraf simpatis, system reni engiotensi, defek dalam akstrasi Na,

peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan

resiko, seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polisetimia.

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Penyebab spesifikasinya

diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi

vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,

Page 2: askep  hipertensi

feokromositoma, koarktasioarota, hipertensio yang berhubungan dengan

kehamilan, dan lain-lain.

Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah kadang – kadang merupakan satu-satunya

gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada

ginjal, mata, otak, ataujantung. Gejala lain sering ditemukan adlah sakit

kepala epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar

tidur, mata berkunang – kunang, dan pusing.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai

terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain

atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer

lengkap, kimia darah (kalium). Natrium, kreatinin, gula darah puasa ,

kolestrol total, kolestrol HDL, dan EKG.

Sebagai tmbahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin,

protein urin 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH, dan ekokardiografi.

Diagnosis

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali

pengukuran, hanya dapat di tetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran

pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau

gejala – gejala klinis. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan

pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran

pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80 % lengan}. Tensimeter

dengan air raksa masih tatap dianggap alat pengukur yang terbaik.

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama

menderitanya, riwayat dan gejala penyakit – penyakit yang berkaitan seperti

penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, dan

lainnya. Apakah tedapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang

Page 3: askep  hipertensi

berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas / kebiasaan

(seperti merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan

efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan factor

psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan dan sebagainya).

Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan

resiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta mobiditas yang

berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankna tekanan

sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic dibawah 90 mmHg dan

mengontrol factor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup

saja, atau dengan obat antihipertensi.

Kelompok risiko dikatagorikan menjadi :

A : Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2 atau 3, tanpa

gejala penyakit kardiovaskular, kerusakan organ, atau fktor risiko

lainnya. Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat

diturunkan, maka harus diberkian obat atntihipertensi.

B : Pasien tanpa penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ lainnya, tapi

memiliki satu atau lebih factor risiko yang tertera diatas, namun bukan

diabetes militus. Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung

diberkan obat antihipertensi.

C : Pasien dengan gejala klinis penyakit kardivaskular atau kerusakan

organ yang jelas.

Faktor risiko :

Usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia, diabetes mellitus, jenis

kelamin (pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskular dalam

keluarga.

Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskular : penyakit jantung

(hipertrofi ventrikel kiri, infrak miokard, angina pectoris, gagal jantung,

riwayat penyakit arteri perifer, dan retinofati.

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko :

Page 4: askep  hipertensi

Tekanan

Darah

Kelompok Risiko A Kelompok Risiko B Kelompok

Risiko C

130-139/85-

89

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan Obat

140-159/90-

99

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan Obat

> 160 / ≥

100

Dengan Obat Dengan Obat Dengan Obat

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko

kardivaskular dengan biaya sedikit, dan resiko minimal. Tata laksana ini

tetap dianjurkan meski harus disertai obat antihipertensi karena dapat

menurunkan jumlah dan dosis obat. Langkah-langkah yang dianjurkan

untuk :

Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh ≥

27).

Membatasi alcohol dan Meningkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45

menit/hari).

Mengurangi asupan Natrium (<100 mmol Na/2,4gNaCl/hari).

Mempertahankan asupan Kalium yang adekuat (90 mmol.hari).

Mempertahankan asupan Kalsium dan Magnesium yang adekuat.

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar

pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditinkatkan cesara titrasi

sesuai dengan umur, kebutuhan, dan usia. Terapi yang optimal harus efektif

selama 24 jam, dan lebih disukai dengan dosis tunggal karena kepatuhan

lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus-menerus dan

lancer, dan melindungi pasien terhadap berbagai risiko dari kematian

mendadak, serangan jantung, atau strok akibat peningkatan tekanan darah

mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula obat yang berisi

kombinasi dosis rendah dua obat dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini

terbukti memberika efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping.

Page 5: askep  hipertensi

Setelah diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan bila tidak

terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan

diuretikatau beta bloker. Jika respons tidak baik dengan dosis penuh,

dilanjutkan sesuai algoritma. Diurtik biasanya menjadi tambahan karena

dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambaha obat kedua dapat

mengontrol tekanan darah dengan baik minimal 1 tahun, dapat di coba

menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan

progresif.

Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai terapi dengan lebih dari

satu obat secara langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥ 200 / ≥ 120

mmHg, harus diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat gejala

kerusakan organ harus dirawat dirumah sakit.

ADEMI 2006 / 2007