Askep Hipertensi

27
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perawatan Komunitas yang di berikan oleh Dosen Pengajar. Dalam makalah ini kami membahas tentang Asuhan Keperawatan keluarga dengan hipertensi Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Akhir kata, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar dan teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari makalah ini. Pontianak, 29 Mei 2012

description

sistem kardiovaskuler

Transcript of Askep Hipertensi

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perawatan Komunitas yang di berikan oleh Dosen Pengajar. Dalam makalah ini kami membahas tentang Asuhan Keperawatan keluarga dengan hipertensiDalam pembuatan makalah ini, kami menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.

Akhir kata, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar dan teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Pontianak, 29 Mei 2012

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang makin banyak dijumpai di Indonesia, terutama di kota besar. Di negara industri, hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang sangat perlu diperhatikan oleh dokter, perawat, serta tim kesehatan lainnya yang berkeja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka prevalensinya yang tinggi akibat jangka panjang yang ditimbulkannya.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu upaya penanggulangan hipertensi terhadap hipertensi primer baik mengenai patogenesis maupun tentang pengobatannya.

Hipertensi tidak boleh dianggap penyakit yang ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan merenggut nyawa penderita. (Prof. Tjokronegoro, Arjatma, 2001)B.Masalah1. Apa konsep dari hipertensi?2. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi?

C. Tujuan

1. Memaparkan/menjelaskan konsep dari hipertensi

2. Memaparkan/menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensiBAB II

PEMBAHASANA. Konsep Medik1. PengertianHipertensi adalah peningkatan tekanan pada systole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat stress. Hipertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau berat, berdasarkan diastole. Hipertensi ringan apabila tekanan diastole 95 104 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole 105 114 mmHg, hipertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mmHg.

Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekana darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih.

2.Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormonedidalamdarah. Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanand arah juga meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuhsecaraotomatis). Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena iti berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Perdangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight or flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; jugta mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

3.Etiologi

a. Usia Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan kematian premature.

b. JenisKelamin Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.

c. Ras Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.

d. PolaHidup Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.

4. Berdasarkanpenyebab,hipertensidibagidalam2 golongan:a. Hipertensiprimer/essensial Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan denganfaktorketurunandanlingkungan.b.Hipertensisekunder Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.5.Faktorpencetusa.Obesitasb.Kebiasaanmerokokc. Minumanberalkohold.Penyakitkencingmanisdanjantunge.Wanita yangtidakmenstruasif.Stressdankurangolah ragag. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol6. Tanda dan Gejala

a.Sakitkepala danpusingb.Nyerikepalaberputarc. Rasa berat ditengkukd. Marah /emosi tidakstabile.Mataberkunangkunangf.Telingaberdengungg.Sukartidur h.Kesemutani.Kesulitan

bicaraj.Rasamual/muntahk.Epistaksisl.Migrenm.Mudahlelahn. Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah

7. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on Detection Evaluation and Treatmen of High Blood Pressure, adalah sebagai berikut:

Kategori SistolikDiastolika.Normal tinggi(perbatasan)130139,8589b.Stadium1,ringan140159,9099c.Stadium2,sedang160179,100109d.Stadium 3,berat180209,110119e.Stadium 4, sangat berat 210 > 120 >8.Komplikasia.Strokeb.Infarkmiokardc.Gagalginjald.Ensefalopatie.Gangguan penglihatan

9. Penatalaksanaan Medik

a. Penatalaksanaan farmakologis / perubahan gaya hidup pengurangan asupan garam dan upaya penurunan berat badan, menghindari faktor resiko seperti merokok, minum alcohol, hiperlipidemia dan stress.

b. Penatalaksanaan dengan obat berlandaskan beberapa prinsip

Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kasual.

Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan hartapan memperpanjang umur dan mengurangi komplikasi.

Upaya menurunkan tekana darah dicapai denga menggunakan obat anti hipertensi selain dengan perubahan gaya hidup.

Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar untuk seumur hidup.

Pengobatan penggunaan obat golongan diuretic, penyekat beta antagonis kalsium, dan penghambat enzim koversi angiotensin (penghambat ACE) merupakan anti hipertensi yang sering digunakan.

10.Penanganan,PerawatandanPencegahan Hipertensia.Berobat/memeriksakandirisecarateraturb.Minumobatsecarateraturc.Jangan menghentikan, mengubah dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk dokterd.Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain karena ada jenis obat yang dapat meningkatkan dan memperburuk hipertensie.Usahakan untuk mempertahankan berat badan yang seimbang dengan mencegah kegemukanf.Batasipemakaiangaram(sodium)g.Tidakmerokokh. Memperhatikan diet dengan memperbanyak makan buah dan sayuran dan membatasi minumanberalkoholi.Hindariminumkopiberlebihanj. Periksa tekanan darah secara teratur terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun11. PenatalaksanaanPengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :b. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c). Penurunan berat badan d). Penurunan asupan etanol e). Menghentikan merokok

f). Diet tinggi kalium

c. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain

b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 umur

c). Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan

d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

d. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a). Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasigangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b). Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

e. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

f. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.Pengobatannya meliputi :

1. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor2. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan

1) Dosis obat pertama dinaikan

2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

3. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh

1) Obat ke-2 diganti

2) Ditambah obat ke-3 jenis lain

4. Step 4 : alternatif pemberian obatnya

1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

2) Re-evaluasi dan konsultasi

5. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikanuntukdapatmenurunkanmorbiditasdanmortilitas4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakaialattensimeter5.Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu6.Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita7.Ikutsertakankeluargapenderitadalamprosesterapi8. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukurtekanan darahnyadirumah9. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalahyangmungkinterjadi11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untukmencapai efek samping minimaldanefektifitasmaksimal12.Usahakanbiayaterapiseminimalmungkin13.Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.B. Asuhan Keperawatan1.Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin

c. Itegritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress multipel

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

d. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

e. Makanan / Cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edemaf. Neurosensori

Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksisTanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen.h. Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok

Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis

i. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural

j. Pembelajaran/Penyuluhan

Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit ginjal

Faktorresikoetnik,penggunaanpilKBatauhormone

2. DiagnosaKeperawatan1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miokard.Tujuan:TidakterjadipenurunancurahjantungIntervensi: a)Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awalb)Catat keberadaan,kualitasdenyutansentraldanperiferc)Amatiwarna kulit, kelembabansuhudanmasapengisiand)Catatedema umum/tertentue)Berikan lingkungan yang tenang, kurangi aktivitas/keributan lingkunganf)Anjurkantehnikrelaksasi,aktivitaspengalihang) Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhanoksigen.Tujuan:IntoleransiaktivitasteratasiIntervensi:a)Kajiskalaaktivitasb) Perhatikan frekuensi nadi, dispnea, nyeri dada, keletihan dan kelemahan berlebihan diaforesis, pusingataupingsan.c) Instruksikan pasien tentang penghematan energy

d) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri secarabertahape) Berikan bantuan sesuai kebutuhan

3. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral.Tujuan:NyeriberkurangsampaihilangIntervensi:a) kaji skala nyerib)Kaji penyebab nyeri, catat penyebab, kualitas, regional dan waktuc)Observasi tandatandavitalterutamatekanandarahd) Berikan tindakan nonfarmakologik, misalnya : kompres dingin, pijat punggung dan tehnik relaksasi.e) Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokokstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala. f)Bantupasiendalamaktivitasg) Kolaborasi dengan dokter dalam mpemberian anagetik

4. Perubahan nutrisi kebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhanmetabolic.Tujuan : Tidak terjadi peningkatan masukan berlebihanIntervensi:a) Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan kegemukanb) Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasic)Tetapkankeinginanpasienmenurunkanberatbadand)Dorongpasienuntukmempertahankanmasukanmakanane) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan

5. Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis situasional maturasional.Tujuan:KopingindividukembaliefektifIntervensi:a) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku. Misalnya menyatakan perasaan dan perhatian.

b)Catat laporan gangguan tidur, peningkatan, keletihan, kerusakan konsentrasi.c)Bantu pasien untuk mengidentifikasikan stressor spesifik dan cara mengatasinya.d) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan, beri dorongan partisipasi maksimum dalam pengobatan.e) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu.6. Kurang pengetahuan kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, rencana pengobatan.Tujuan:PengetahuanmeningkatIntervensi:a)Kajikesiapandanhambatandalambelajarb) Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otakc) Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor faktor resiko kardiovaskuler. Misalnya : obesitas,dietlemak,kolesterol,merokokdanminumalcohol.d) Bahas pentingnya menghentikan rokok, dan bantu pasien dalam rencana untuk berhenti merokok.e) Jelaskan tentang obat yang diresepkan, rasional, dosis, efek samping.

.

BAB III

PENUTUPA.Kesimpulan

KesimpulanSecara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisme, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat akan melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari akan berbeda paling tinggi pada waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

B.Saran

Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan kita semua dapat mengetahui konsep dasar penyakit hipertensi dan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi, serta dapat membantu kita dalam menangani klien dengan penyakit tersebut pada saat praktek dilapangan. Amien.

Daftar PustakaDoengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001

Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999

Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003

Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998[ad#anda-mau-askep]