ASKEP Hipertensi

16
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan ats kehadiarat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah iini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Hipertensi. Dimana makalah ini merupakan alah satu tugas mata kuliah keperawatan gerontik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbinh mata kuliah keperawatan gerontik dan juga ada teman- teman serta pegawai perpustakaan dan semua pihak yag membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap gar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan acuan dalam melakukan

Transcript of ASKEP Hipertensi

Page 1: ASKEP Hipertensi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ats kehadiarat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

iini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan judul Asuhan Keperawatan

Pada Lansia dengan Hipertensi. Dimana makalah ini merupakan alah satu tugas mata

kuliah keperawatan gerontik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbinh mata kuliah

keperawatan gerontik dan juga ada teman- teman serta pegawai perpustakaan dan semua

pihak yag membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari yang bersifat

membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap gar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan

dan acuan dalam melakukan penelitian, baik bagi mahasiswa STIKes pada khususnya dzn

mahasiswa keperawatan pada umumnya.

Lubuk Basung, Januari 2008

kelompok

Page 2: ASKEP Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah salah satu

masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini timbul karena berbagai resiko

seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat

keluarga

Dari banyak penalitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya

umur dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lansia karena

sering ditemukan dan menjadi factor utama stroke, payah jantung dan penyakit

jantung koroner. Lebih dari separoh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh

penyakit jantung dan serebrovaskuler.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi factor utama sejumlah penyakit

kronis. Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik diatas 90 mmhg dan

tekanan diastoliknya di atas 90mmhg.

Hipertensi merupakan salah satu factor resiko penyakit jantung koroner. Jika

dibiarkan tampa perawatan yang tepat hal itu dapat menimbulkan komplikasi yang

berbahaya. Pandarita sering tidak menyadari selama bertahun- tahun sampai terjadi

komlikasi besar seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui dan memahami konsep tantang hipertensi dan bagaimana

memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.

Page 3: ASKEP Hipertensi

1.2.2 Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui defenisi dari hipertensi

- Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi

- Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi pada lensia

- Untuk mengetahi manifestasi klinis dari hipertensi

- Untuk mengetahui komlikasi hipertensi pada lansia

- Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi pada lansia

- Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi

Page 4: ASKEP Hipertensi

BAB II

TINTAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling

tidak pada tiga kali kesempatanyang berbeda. tekanan darah normal bervariasi sesuai

dengan usia. Sehingga satiap diaknosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun

secara umum, sesorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih

tinggi dari 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolic. ( Elizabet J. Corwin, 2000: 356 )

Hipertnsi adalah tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan

sistemik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolic diatas 90 mmhg. ( Diane C.

Baughman, 2000: 216 )

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmhg dan tekan an distoliknya diatas 90 mmhg. ( Brunner & Sunddart, 2001: 896 )

Pada populasi manula hipertensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik 160

mmhg dan tekanan diastolic 90 mmhg. ( Brunner & Sunddart, 2001: 896 )

Hipertensi pada usia lanjut adalah bila tekanan darah ≥ 149/90mmhg, sedangkan

hiprtensi sistolik terisolasi bila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmhg dan diastolic <90

mmhg.

2.2 Etiologi Hipertensi

- Peningkatan kecepatan denyut jantung

Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.

Peningkatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan

Page 5: ASKEP Hipertensi

hiperparatiroidisme, namun peningkatan denyut jantung biasanya dikompensasi

oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan

hipertensi.

- Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama

Dapat terjadi apabila peningkatan peningkatan volume plasma yang

berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau

konsumsi garam yang berlebihan.

- Peningkatan TPR yang berlangsung lama

Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf simpatis atau hormone pada

arteriol atu responsifitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal.

Menurut Hadi Martono, 2004: 397. pada usia lanjut patogenasis terjadinya

hipertensi berbeda dengan yang terjadi pada dewasa muda.adapun factor yang

berperan pada usia lanjut adalah :

- Penurunan kadar rennin karena menurunnya jumlah nefron akibat proses

menua.

- Peningkatan sensitifitas terhadap asupan natrium, makin lanjut usia seseorang

semakin sensitive terhadap meningkatan dan penurunan kadar natrium.

- Penurunan elastisitas pembulauh darah perifer akibat proses menua akan

meningkatkan resistensi pembuluh perifer yang ada, pada akhirnya akan

mengakibatkan hipertensi sistolik saja.

- Perubahan ateromatous akibat menua, menyebakan disfungsi andotel yang

berlanjut pada pembentukan berbagai sitokinin dan substansi kimiawi lain

Page 6: ASKEP Hipertensi

yang kemudian menyebabkan reabsobsi natrium di tubulus ginjal,

meningkatlkan proses skerosis pembuluh darah porifer dan keadaan lain yang

berakibat pada kenaikan takanan darah.

- Factor keturunan

- Makanan tinggi kolesterol atau berlemak.

- Makanan tinggi garam.

- Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlabihan, merokok,

rangsangan kopi yang berlebuhan, stress dan obat-obat yang merangsang

timbulnya hipertensi.

2.3 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan dijumpai 90% dari

penderita hipertensi.

- Sekitar 20% dari populasi dewasa mengalami hipertensi primar yang tidk

mempunyai penyebab medis yang jelas.

- Pada suatu ketika hipertensi timbul mendadak dan parah serta terjadi proses

malignan yang menyebabkan penyimpangan kondisi dengan cepat.

- Gangguan emosional, obesitas, masukan alcohol berlebihan dan stimulasi

berlebihan dari kopi, tembakau, dan obat- abat stimulator memegang peranan.

- Sangat bersifat familial.

- Menyerang lebih banyak wanita ketimbang pria.

Page 7: ASKEP Hipertensi

b. Hipertensi sekunder.

Merupakan jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya dan dijumpai 10% dari

penderita hipertensi. Penyebab dari hipertensi sekunder diantaranya adalah

peningkatan tekanan darah dengan penyebab spesifik, mis penyakit arterial,

penyakit ginjal, obat tertentu, tumor dan kehamilan.

Klasifikasi hipertensi menurut JNC-7 2003 adalah :

- Tekanan drah normal.

Tekanan sistolik <120 mmhg dan tekanan diastolic <80 mmhg.

- Pre- hipertensi

Tekanan sistolik 120-139 mmhg atau diastolic 89-90 mmhg.

- Hipertensi

Stadium I : tekanan sistolik 140-159 mmhg atau diastolic 90-99 mmhg

Stadium II : takanan sstolik >160 mmhg dan tekanan diastolic >100 mmhg.

Secara umum penderita dikatakan bila tekanan darah >140/90 mmhg.untuk

diaknosis hipertensi tekanan darah ditentukan berdrkan rata-rata 2 kali pemeriksaan

atau lebih pada waktu yamg berbeda dan penggukuran di lakukan pada posisi duduk.

2.4 Manifestasi Klinis Hipertensi.

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-

tahun dan berupa :

- Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah akibat

peningkatan tekanan darah intrakranial’

- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi’

Page 8: ASKEP Hipertensi

- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

- Noktudria karena peningkatan aliran darah keginjal dan filtrasi glomerulus.

- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

2.5 Komlikasi Hipertensi.

- Stroke

Dapat terjadi akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang

terlapas dari pembuluh non-otak yang terpajan tekanan tinggi. Strke dapat terjadi

pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami

hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah yang memperdrahi berkurang.

- Dapat terjadi infark miokardium,

- Terjadi apabila arteri koroner yang arteriosklerotik tidak dapat menyuplai cukup

ksigen ke iokardium atau apabila terbentuknya thrombus yang menghambat aliran

darah melalui pembulauh tersebut.

- Gagal ginjal

Terjadi karena keriusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler ginjal,

glomerulus.

- Ensefalopati atau keusakan otak

Dapat terjadi terutama pada hipertensi malignan atau hipertensi yany meningkat

cepat.

- Waniata dengan PIH dapat mengalami kejang. Bayi yang lahir mungkin memiliki

berat badan yang rendah akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, dapat

Page 9: ASKEP Hipertensi

mengalami hipoksia adan asidosis apabila ibu mengalami kejang selama atau

sebelum proses persaalinan.

2.6 Penatalaksanaan

Tujuan dari setiap pengobatan adalah untuk mencegah morbiditas dan mortilitas

yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah arterial

dibawah 140/90 mmhg.

- Pendekatan nonfarmakologis.

Yaitu dengan penurunan berat badan, pembatasan allkohol, natrium, tembakau,

latihan dan relaksasi.

- Pendekatan farmakologis

Dimulai jika tekanan darah distolik mencapai diatas 85-89 mmhg dan tekanan

sistolik 130-139 mmhg bila indivudu beresiko tinggi (pria dan perokok )

- Pilih kelas obat yang memiliki keefektifan paling tinggi, efek samping sedikit dan

peluang terbaik untuk diterima oleh pasien. Timgkatkan kepatuhan dengan

menghindari jadwal pengobatab yang rumit.

- Terdapat dua jenis obat sebagai terapi jalur utama: diuritik dan penyekat beta.

Page 10: ASKEP Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, Elizabet,J, (2000), Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC.

2. Darmojo, Boedhi, (4004), Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta: Balai

Pustaka FKUI.

3. Hull, Alison, (1993),Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi, Jakarta: Radang

Offset.

4. Nugroho Wahjudi, (2000), Keperawatan Gerontik, Jakarta: EGC.

5. Baugman, Diane C, (2000), Keperawatan Madikal Bedah, Jakarta: EGC.

6. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Balai

Pustaka FKUI.

7. Suddarth & Brunner, (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta:

EGC

Page 11: ASKEP Hipertensi
Page 12: ASKEP Hipertensi