ASKEP Hipertensi
-
Upload
safrakurniati -
Category
Documents
-
view
979 -
download
2
Transcript of ASKEP Hipertensi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ats kehadiarat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
iini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan judul Asuhan Keperawatan
Pada Lansia dengan Hipertensi. Dimana makalah ini merupakan alah satu tugas mata
kuliah keperawatan gerontik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbinh mata kuliah
keperawatan gerontik dan juga ada teman- teman serta pegawai perpustakaan dan semua
pihak yag membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap gar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan acuan dalam melakukan penelitian, baik bagi mahasiswa STIKes pada khususnya dzn
mahasiswa keperawatan pada umumnya.
Lubuk Basung, Januari 2008
kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah salah satu
masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini timbul karena berbagai resiko
seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat
keluarga
Dari banyak penalitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya
umur dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lansia karena
sering ditemukan dan menjadi factor utama stroke, payah jantung dan penyakit
jantung koroner. Lebih dari separoh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh
penyakit jantung dan serebrovaskuler.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi factor utama sejumlah penyakit
kronis. Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik diatas 90 mmhg dan
tekanan diastoliknya di atas 90mmhg.
Hipertensi merupakan salah satu factor resiko penyakit jantung koroner. Jika
dibiarkan tampa perawatan yang tepat hal itu dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Pandarita sering tidak menyadari selama bertahun- tahun sampai terjadi
komlikasi besar seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep tantang hipertensi dan bagaimana
memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
1.2.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui defenisi dari hipertensi
- Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi
- Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi pada lensia
- Untuk mengetahi manifestasi klinis dari hipertensi
- Untuk mengetahui komlikasi hipertensi pada lansia
- Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi pada lansia
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
BAB II
TINTAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kali kesempatanyang berbeda. tekanan darah normal bervariasi sesuai
dengan usia. Sehingga satiap diaknosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun
secara umum, sesorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi dari 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolic. ( Elizabet J. Corwin, 2000: 356 )
Hipertnsi adalah tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan
sistemik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolic diatas 90 mmhg. ( Diane C.
Baughman, 2000: 216 )
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmhg dan tekan an distoliknya diatas 90 mmhg. ( Brunner & Sunddart, 2001: 896 )
Pada populasi manula hipertensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmhg dan tekanan diastolic 90 mmhg. ( Brunner & Sunddart, 2001: 896 )
Hipertensi pada usia lanjut adalah bila tekanan darah ≥ 149/90mmhg, sedangkan
hiprtensi sistolik terisolasi bila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmhg dan diastolic <90
mmhg.
2.2 Etiologi Hipertensi
- Peningkatan kecepatan denyut jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan
hiperparatiroidisme, namun peningkatan denyut jantung biasanya dikompensasi
oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan
hipertensi.
- Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Dapat terjadi apabila peningkatan peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau
konsumsi garam yang berlebihan.
- Peningkatan TPR yang berlangsung lama
Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf simpatis atau hormone pada
arteriol atu responsifitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal.
Menurut Hadi Martono, 2004: 397. pada usia lanjut patogenasis terjadinya
hipertensi berbeda dengan yang terjadi pada dewasa muda.adapun factor yang
berperan pada usia lanjut adalah :
- Penurunan kadar rennin karena menurunnya jumlah nefron akibat proses
menua.
- Peningkatan sensitifitas terhadap asupan natrium, makin lanjut usia seseorang
semakin sensitive terhadap meningkatan dan penurunan kadar natrium.
- Penurunan elastisitas pembulauh darah perifer akibat proses menua akan
meningkatkan resistensi pembuluh perifer yang ada, pada akhirnya akan
mengakibatkan hipertensi sistolik saja.
- Perubahan ateromatous akibat menua, menyebakan disfungsi andotel yang
berlanjut pada pembentukan berbagai sitokinin dan substansi kimiawi lain
yang kemudian menyebabkan reabsobsi natrium di tubulus ginjal,
meningkatlkan proses skerosis pembuluh darah porifer dan keadaan lain yang
berakibat pada kenaikan takanan darah.
- Factor keturunan
- Makanan tinggi kolesterol atau berlemak.
- Makanan tinggi garam.
- Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlabihan, merokok,
rangsangan kopi yang berlebuhan, stress dan obat-obat yang merangsang
timbulnya hipertensi.
2.3 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan dijumpai 90% dari
penderita hipertensi.
- Sekitar 20% dari populasi dewasa mengalami hipertensi primar yang tidk
mempunyai penyebab medis yang jelas.
- Pada suatu ketika hipertensi timbul mendadak dan parah serta terjadi proses
malignan yang menyebabkan penyimpangan kondisi dengan cepat.
- Gangguan emosional, obesitas, masukan alcohol berlebihan dan stimulasi
berlebihan dari kopi, tembakau, dan obat- abat stimulator memegang peranan.
- Sangat bersifat familial.
- Menyerang lebih banyak wanita ketimbang pria.
b. Hipertensi sekunder.
Merupakan jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya dan dijumpai 10% dari
penderita hipertensi. Penyebab dari hipertensi sekunder diantaranya adalah
peningkatan tekanan darah dengan penyebab spesifik, mis penyakit arterial,
penyakit ginjal, obat tertentu, tumor dan kehamilan.
Klasifikasi hipertensi menurut JNC-7 2003 adalah :
- Tekanan drah normal.
Tekanan sistolik <120 mmhg dan tekanan diastolic <80 mmhg.
- Pre- hipertensi
Tekanan sistolik 120-139 mmhg atau diastolic 89-90 mmhg.
- Hipertensi
Stadium I : tekanan sistolik 140-159 mmhg atau diastolic 90-99 mmhg
Stadium II : takanan sstolik >160 mmhg dan tekanan diastolic >100 mmhg.
Secara umum penderita dikatakan bila tekanan darah >140/90 mmhg.untuk
diaknosis hipertensi tekanan darah ditentukan berdrkan rata-rata 2 kali pemeriksaan
atau lebih pada waktu yamg berbeda dan penggukuran di lakukan pada posisi duduk.
2.4 Manifestasi Klinis Hipertensi.
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun dan berupa :
- Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial’
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi’
- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
- Noktudria karena peningkatan aliran darah keginjal dan filtrasi glomerulus.
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
2.5 Komlikasi Hipertensi.
- Stroke
Dapat terjadi akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang
terlapas dari pembuluh non-otak yang terpajan tekanan tinggi. Strke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah yang memperdrahi berkurang.
- Dapat terjadi infark miokardium,
- Terjadi apabila arteri koroner yang arteriosklerotik tidak dapat menyuplai cukup
ksigen ke iokardium atau apabila terbentuknya thrombus yang menghambat aliran
darah melalui pembulauh tersebut.
- Gagal ginjal
Terjadi karena keriusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler ginjal,
glomerulus.
- Ensefalopati atau keusakan otak
Dapat terjadi terutama pada hipertensi malignan atau hipertensi yany meningkat
cepat.
- Waniata dengan PIH dapat mengalami kejang. Bayi yang lahir mungkin memiliki
berat badan yang rendah akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, dapat
mengalami hipoksia adan asidosis apabila ibu mengalami kejang selama atau
sebelum proses persaalinan.
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan dari setiap pengobatan adalah untuk mencegah morbiditas dan mortilitas
yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah arterial
dibawah 140/90 mmhg.
- Pendekatan nonfarmakologis.
Yaitu dengan penurunan berat badan, pembatasan allkohol, natrium, tembakau,
latihan dan relaksasi.
- Pendekatan farmakologis
Dimulai jika tekanan darah distolik mencapai diatas 85-89 mmhg dan tekanan
sistolik 130-139 mmhg bila indivudu beresiko tinggi (pria dan perokok )
- Pilih kelas obat yang memiliki keefektifan paling tinggi, efek samping sedikit dan
peluang terbaik untuk diterima oleh pasien. Timgkatkan kepatuhan dengan
menghindari jadwal pengobatab yang rumit.
- Terdapat dua jenis obat sebagai terapi jalur utama: diuritik dan penyekat beta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, Elizabet,J, (2000), Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC.
2. Darmojo, Boedhi, (4004), Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta: Balai
Pustaka FKUI.
3. Hull, Alison, (1993),Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi, Jakarta: Radang
Offset.
4. Nugroho Wahjudi, (2000), Keperawatan Gerontik, Jakarta: EGC.
5. Baugman, Diane C, (2000), Keperawatan Madikal Bedah, Jakarta: EGC.
6. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Balai
Pustaka FKUI.
7. Suddarth & Brunner, (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta:
EGC