askep hiperpituitari

33
askep hiperpituitari BAB I TINJAUAN TEORI 1. Definisi Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih. Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 : 36). Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone- hormone hipofise anterior. (http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008). 2. Etiologi Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup : 1.Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter. 2.Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC) 3. Manifestasi klinis 1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiyamegali) 2. Impotensi 3. Visus berkurang 4. Nyeri kepala 5. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas 6. Libido seksual menurun 7. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

Transcript of askep hiperpituitari

Page 1: askep hiperpituitari

askep hiperpituitariBAB I

TINJAUAN TEORI

1. Definisi

Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi

hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih.

Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah.

(Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 : 36).

Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih

hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone-

hormone hipofise anterior. (http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008).

2. Etiologi

Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab

mencakup :

1.Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya

sel penghasil GH, ACTH atau prolakter.

2.Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan

kadar TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun

atau tidak ada.

(Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)

3. Manifestasi klinis

1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari –

jari tangan, lidah, rahang, kardiyamegali)

2. Impotensi

3. Visus berkurang

4. Nyeri kepala

5. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas

6. Libido seksual menurun

7. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi

(Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

4. Patofisiologi

Page 2: askep hiperpituitari

Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada klien dimana

salah satu sel – sel hipofisis yang mengalami hiperfungsi kelenjar biasanya mengalami perbesaran,

disebut adenoma makrokospik (diameter > 10 mm) atau adenoma mikrokospik(diameter <>

5. Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH

2. CT – Scan / MRI

3. Pengukuran lapang pandang

4. Pemeriksaan hormon

5. Angiografi

6. Tes toleransi glukosa

7. Tes supresi dengan dexamethason

(Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

6. Penatalaksanaan

1. Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial (pembedahan)

2. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti bromokriptin (parlodel)

3. Observasi efek samping pemberian bromokriptin

4. Kolaborasi pemberian terapi radiasi

5. Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227)

Page 3: askep hiperpituitari

Sekresi kelenjar tiroid menurun / tidak ada

Page 4: askep hiperpituitari

Adenoma sel – sel hipofisis

Page 5: askep hiperpituitari

Prolaktinoma (adenoma laktotropin)

Page 6: askep hiperpituitari

adenoma kortikotropik

Page 7: askep hiperpituitari

adenoma somatotropik

Page 8: askep hiperpituitari

Infertilitas

Page 9: askep hiperpituitari

gangguan menstruasi

Page 10: askep hiperpituitari

Galaktosa

Page 11: askep hiperpituitari

PATHWAY

Page 12: askep hiperpituitari

Disfungsi sexsual

Page 13: askep hiperpituitari

tumor sel – sel pensekresi ACTH

Page 14: askep hiperpituitari

mikroadenoma (chusing’s)

Page 15: askep hiperpituitari

Kelemahan otot

Page 16: askep hiperpituitari

Impotensi

Page 17: askep hiperpituitari

BB ↑

Page 18: askep hiperpituitari

hipersekresi GH

Page 19: askep hiperpituitari

pada klien pubertas terjadi gigantisme

Page 20: askep hiperpituitari

pertumbuhan tulang memanjang / tubuh tinggi

Page 21: askep hiperpituitari

perubahan citrai tubuh

Page 22: askep hiperpituitari

pada klien post pubertas terjadi akromegali

Page 23: askep hiperpituitari

visus berkurang

Page 24: askep hiperpituitari

perubahan sensorik perseptual

Page 25: askep hiperpituitari

pembesaran jari, tangan,lidah,rahang & hidung, organ2 dalam (mis. kardiomegali)

Page 26: askep hiperpituitari

sel – sel hipofisis lainnya rusak

Page 27: askep hiperpituitari

penekanan sel – sel tumor

Page 28: askep hiperpituitari

Nyeri kepala

Page 29: askep hiperpituitari

mandibula tumbuh berlebihan dan gigi menjadi terpisah – pisah

Page 30: askep hiperpituitari

Tumor kecil jinak

Page 31: askep hiperpituitari

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERPITUITARY

1. Pengkajian

1. Kaji riwayat penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH

dan ACTHyang mulai dirasakan.

2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

3. Pemeriksaan fisik mencakup ;

1. Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu

menjorok ke depan.

2. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.

3. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai

penurunan visus.

4. Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.

5. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat.

6. Suara membesar karena hipertropi laring.

7. Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali

8. Hipertensi

9. Disfagia akibat lidah membesar

10. Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.

2. DIAGNOSA

1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

2. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.

3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi

impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

3. Intervensi

1. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

1. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.

Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien.

2. Kaji skala nyeri

Rasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.

3. Berikan tehnik relaksasi dan distraksi

Page 32: askep hiperpituitari

Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.

4. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.

Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri.

2. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan.

Rasional : Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan

tubuhnya.

2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi – segi positif yang dapat dikembangkan

oleh klien.

Rasional : Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.

3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan (ginekomastia,

galaktorea)

Rasional : agar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.

3. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.

1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap

fungsi seksualnya.

Rasional : agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat.

2. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya.

Rasional : agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya.

3. Kolaborasi pemberian obat – obatan bromokriptin.

4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi

impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang.

Rasional : agar perawat mengetahui jarak lapang klien.

Page 33: askep hiperpituitari

DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth J. Corwin, patofisiologi.

Editor Francis S. 2002. Endrokinologi Dasar Dan Klinik. Greenipan Smeltzer Dan Base Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran Vol. 2.

Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC.Hotman Rumahardo. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endrokin. Jakarta :

EGC.