ASkep Gg.menstruasi
-
Upload
erlis-selviana -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of ASkep Gg.menstruasi
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
1/16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI
A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang
datangnya setiap bulan(siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat
perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang perempuan sudahmemasuki masa suburnya. Karena secara fisiologis menstruasi menandakan telah
terbuangnya sel telur miliknya sudah matang.
B. Fisiologi Menstruasi
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel
dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari
janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat
gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas
menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita
dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada
usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan
menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-
ovarium.
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
2/16
Siklus Menstruasi Normal
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu
siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi
(pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim
terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).
Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagianendometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian
terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan
folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graafyang membuat estrogen. Estrogen
ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
3/16
umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan
LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh
LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus
luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar
endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini
disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka
korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelahmenstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada
fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat
kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur
yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
4/16
untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase
folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi
panjang siklus menstruasi keseluruhan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka
waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)
berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal
siklus sebelumnya
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir
dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini
merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3. Peningkatan level estrogen menyebabkanfeedbacknegatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik)4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon
LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH,
keluarlah hormon progesteron
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang
menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi
adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai
fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus
luteum
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa
sudah terjadi ovulasi
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
5/16
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus
luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya
Siklus endometrium terbagi menjadi 4 fase :
1. Fase menstruasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan
hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan
arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan
strauma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, servik dan
klenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
2. Fase proliferasi
Merupakan periode pertumbuhan capat yang berlangsung sejak sekitar hari
kelima hingga ovulasi. Permukaan endometrium kembali normal dalam 4 hari atau
menjelang perdarahan berhenti.
3. Fase sekresi
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar 3 hari sebelum periode
menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi diproduksi lebih banyak progesteron, sekarang
terlihat endometrium yang edematosa, vaskuler dan fungsional.
4. Fase iskemi
Fase akhir sekresi endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Apabila tidak terjadi
pembuahan dan implantasi, korpus luteum (badan kuning), yang menyekresi
estrogen dan progesteron menyusut, arteri spinal mejadi spasme, selama fase
iskemi, suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis.
Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi
duimulai, menandai hari pertama siklus menstruasi.
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
6/16
C. Kelainan/Gangguan Menstruasi
Kelainan menstruasi biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon
yang mengatur menstruasi,bisa juga disebabkan oleh kondisi-kondisi medis lainnya.
Kelainan menstruasi yang biasanya dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau
kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
Kelainan menstruasi tersebut antara lain :
1.PMS (PRE MENSTRUASI SYNDROM).
PMS (Pre menstruasi sindrom) merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik
yang terjadi antara hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah
menstruasi di mulai.
Disebabkan oleh:
a.Sekresi estrogen yang abnormal
b.Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen,atau prolaktin
c.Kelebihan hormon anti diuresis
c.Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
Patofisiologi
Sekresi estrogen yang abnormal
Difisiensi kortisol,androgen
prolaktin
Berkurangnya aliran darah
(iskemia)
Perubahan mental maupun fisik
( jansen,2004 )
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
7/16
Gejala-gejala yang sering ditemukan : :
a . perasaan malas bergerak, badan terasa lemas
b. kenaikan berat badan
c. sukar berkonsentrasi
d .kelelahan
e. perubahan suasana hati
Penatalaksanaan PMS antara lain :
Diet harian , Makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula,
garam,, pemberian vit B6, calsium, magnesium, melakukan olahraga dan
aktifitas lainnya.
Obat - pil kontrasepsi oral / progestin misal : medroksiprogesteron asetat
- NSA / Ds, misal :aspirin, naproksen, indometasin, asam mefenamat
- Progesteron dengan injeksi
2.DISMINORHOE
Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat
kolik terus menerus,nyeri diduga karena kontraksi rahim.
Penggolongana.Dismenorhoe primer,yaitu sejak menstruasi pertama kali,nyeri dan tidak
ada kelainan dari alat kandungan.
b.Dismenorhoe sekunder,yaitu nyeri haid yang terjadi kemudian biasanya
terdapat kelainan dari alat kandungan
Penyebab:
a. Psikis
b. Anemia, kelelahan
c. Servik sempit
d. Endokrin
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
8/16
Patofisiologi
Corpus luteum
( regresi)
progesteron
aliran darah
prostaglandin +endopeloksid +
metabolit
meningkatnya kontraksi miometrium
berkurangnya aliran darah(iskemi)
-aktivitas rahim
-iskemi rahim
-sensitisasi terminal saraf terhadap prostaglandin &
Endoperoksid
Nyeri ( Hacker/moor,2001 )
Tanda dan gejala:
a. Rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid,kadang-kadang
menyebar kedaerah pinggang dan paha
b. Rasa mual,muntah
c. Sakit kepala
d. Diare
e. Rasa kejang seperti kejang berjangkit-jangkit
Pencegahan keram
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
9/16
a. Olahraga ringan
b. Teknik relaksasi
Pngobatan
a. Pemberian obat analgetik
b. Istirahat ditempat tidur jika nyeri hebat
c. Beri kompres air hangat pada perut bawah untuk mengurangi rasa sakit
d. Rendam air hangat
e. Gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan
3.AMENORRHOE
Suatu keadaan tidak adanya haid
Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenorrhoe primer, jika menstruasi
pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut
amenorrhoe sekunder.
Amenorrhoe yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan,
selama menyusui dan setelah menopause
PENYEBAB
Amenorrhoe bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar
hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-
hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan
terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang
terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenorrhoe primer:
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
10/16
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina,
adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi
vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel
hanya mengandung 1 kromosom X)
4. Obesitas yang ekstrim
5. Disgenesis gonad
6. Kekurangan gizi
7. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
8. Sindroma adrenogenital
9. Penyakit ovarium polikista
Penyebab amenorrhoe sekunder:
1. Kehamilan
2. Stres emosional
3. Menopause
4. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar
hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
5. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
6. Prosedur dilatasi dan kuretase
7. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman
(pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan
tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan
rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh.
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
11/16
Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran
perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut
jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenorrhoe:
a. Sakit kepala
b. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui)
c. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
d. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
e. Vagina yang kering
f. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
a. Biopsi endometrium
b. Progestin withdrawal
c. Kadar prolaktin
d. Tes fungsi tiroid
e. Tes kehamilan
f. Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid
stimulating hormone)
g. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
h. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).
PENGOBATAN
Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil
pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau
perkembangan pubertasnya.
Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron.
Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
12/16
membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen.
Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor
tersebut.
Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk
mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini.
Bila perlu bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru
dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.
4. PSEUDOMENORRHOE
Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena
tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput dara.
Penyebab:
a. kongenital, yaitu suatu keadaan dimana selaput dara tidak berlubang
b.acquisita, yaitu suatau keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim
atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri
tanda dan Gejala
a.Nyeri 5 hari tanpa pendarahan
b.Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan, karena
adanya darah yang berkumpul dibelakangnya
Komplikasi
a.hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalamvagina
b.hematometra, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam rahim
c.hematosalping, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam tubuh
5.HIPOMENRRHOE
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari
biasanya.
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
13/16
Lama perdarahan
Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari makadaya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
Penyebab
Setelah dilakukan miomektomi / gangguan endokrin
Tanda danGejala
Waktu haid singkat, perdrahan haid singkat
6.OLIGOMENORRHOE
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Penyebab
a. perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 9 hari dimulai dari hari ke-5
menstruasi )
b.perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 18 hari setelah ovulasi )
c.kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Tanda dan gejala:
a. Haid jarang
b. Perdarahan haid biasanya berkurang
7.HIPERMENORRHOE / MENORRHAGIA
Perdarahan haid lebih banyak dari normal dan lebih lama disertai denganadanya bekuan darah tetapi siklus teratur.
Penyebab
a. terlalu lelah
b.mioma uteri
c.hipertensi
d.penyakit jantung
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
14/16
e.endometriyis
f.hemofili ( penyakit darah )
tanda dan Gejala
a.waktu haid panjang 7 8 hari
b.perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah, siklus haid teratur
8.POLIMENORRHOE
Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari21 hari.
Penyebab
a.gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa suburb.kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis
Penggolongan
a.Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan ektopik
b.Metrorrhagia diluar kehamilan :
c.Karena luka yang tidak sembuh
d.Pada wanita menopause, wanita tanpa anak
e.Pada wanita yang mempunyai anak banyak
f.Peradangan endometritip dan pengaruh hormonal
Asuhan keperawatan
1.pengkajian
a.keluhan utama
b.anamnesa keluarga
c.riwayat penyakit yang lalu
d.riwayat obstetri
e.menstruasi
f.seksual
g.riwayat kontrasepsi
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
15/16
selain itu perawat harus mengkaji: persepsi wanita terhadap kondisinya
budaya atau pengaruh kesukaan,gaya hidup,mekanisme koping,pengalaman
nyeri,frekuensi nyeri dan efeknya terhadap aktivitas sehari,obat yang biasa
digunakan untuk menghilangkan nyeri
,gejala harian,emosi,tingkah laku,gejala pisik,diet dan pola istirahat.
2. Diagnosa keperawatan
a.Resiko tinggi terhadap infektif koping individu atau keluaraga b.d kurangnya
pengetahuan terhahadap penyebab gangguan emosional, dan efek fisiologis
gangguan menstruasi
b.Nyeri b.d gangguan menstruasi
c.Kurang pengetahuan b.d perawatan diri dan terapi yang tersedia untuk
mengatasi gangguan tersebut
d.Resiko tinggi terhadap harga diri rendah b.d persepsi orang lain tentang rasa
tidak nyamannya dan ketidakmampuan untuk mengandung
e.Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
f.Ansietas b.d gangguan menstruasi
3. INTERVENSI
a.Resiko tinggi terhadap in efektif koping individu atau keluarga b.d kurangnya
pengetahuan terhadap penyebab gangguan emosional,dan efek fisiologis
gangguan menstruasi
Tujuan:koping individu efektif
Kriteria hasil:
-Menyatakan secara lisan pemahamannya tentang anatomy
reproduksi,penyebab gangguan dan pengobatan
-perempuan/pasangan dapat mengerti dan menerima respon emosional dan
fisik yang terjadi saat siklus mensatruasi berlangsung
Intervensi
-
7/30/2019 ASkep Gg.menstruasi
16/16
-Kaji pemahaman klien tentang gangguan yang terjadi
-berikan informasi seakurat mungkin yang mudah dimengerti oleh klien
-berikan dukungan emosional untuk memudahkan klien agar bersifat positif
b. Nyeri b.d gangguan menstruasi
Tujuan: nyeri berkurang dan terkontrol
Kriteria hasil:
-klien dapat melakukan sendiri terapi relaksasi
-klien cepat dapat beradaptasi dengan kondisinya
Intervensi
-ajarkan Penggunaan kompres hangat untuk meringankan kram abdomen
-lakukan pijatan punggung bawah untuk mengurangi nyeri dengan relaksasi
-beritahukan asupan nutrisi yang baik
- tingkatkan asupan serat untuk memcegah konstipasi,yang dapat memperburuk
gejala
Kolaborasi
Pemberian obat seperti penghambat sintesa prostaglandin(PGSI),ibuprofen
(Motrin),naproxen sodium (Anaprox) dan ibuprofen setidaknya 48 jam sebelum terjadimenstruasi
Evaluasi
a. Dapat memahami dengan tepat kondisi dan penggunaan obat dan tindakan untuk
mengupayakan rasa nyaman
b. Nyeri berkurang atau hilang
c. Memahami tentang informasi yang diberikand. Konsep diri yang positif
e. Rasa cemas berkurang