ASKEP GEA

43
FASE PERTENGAHAN 2 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari/Tanggal : Ruangan : A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien An. F.M umur 1 tahun 3 bulan anak dari Ny. I. M ibunya mengeluh anaknya berak – berak berlendir. Sebelum dibawa ke RS. Anaknya berak 7 X dan setelah di bawa ke RS frekwensinya hanya 3X KU : lemah. 2. Diagnosa Keperawatan Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan 3. Tujuan Khusus BAB kembali normal 1-2 X / hari dengan konsistensi padat KU : baik 4. Tindakan Keperawatan Mengajarkan kepada ibunya untuk memberi anaknya banyak minum. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Orientasi / Pengenalan a. Dalam terapentik Assalamu ‘Alaikum Ibu ! b. Evaluasi / Validasi Bagaimana keadaan anak ibu sekarang ! c. Kontrak Topik : sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang bagaimana cara

Transcript of ASKEP GEA

FASE PERTENGAHAN 2

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :

Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

An. F.M umur 1 tahun 3 bulan anak dari Ny. I. M ibunya mengeluh anaknya berak –

berak berlendir. Sebelum dibawa ke RS. Anaknya berak 7 X dan setelah di bawa ke RS

frekwensinya hanya 3X KU : lemah.

2. Diagnosa Keperawatan

Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan

3. Tujuan Khusus

BAB kembali normal 1-2 X / hari dengan konsistensi padat KU : baik

4. Tindakan Keperawatan

Mengajarkan kepada ibunya untuk memberi anaknya banyak minum.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. Orientasi / Pengenalan

a. Dalam terapentik

Assalamu ‘Alaikum Ibu !

b. Evaluasi / Validasi

Bagaimana keadaan anak ibu sekarang !

c. Kontrak

Topik : sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang

bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan volume cairan yang anak

ibu alami sekarang.

Waktu : berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya ? bagaimana kalau

15 menit saja ?

Tempat : ibu mau berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau diruangan ini

saja ? supaya anak ibu bisa tetap istirahat.

2. Fase Kerja

Ibu I . m jika anak ibu lemah, itu karena anak ibu kekurangan volume cairan.

Disebabkan anak ibu sudah 7 X berak – berak. Jadi supaya dia kembali normal dan tidak

lemah lagi, coba ibu beri banyak minum air.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

S : bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tadi tentang anak

ibu? Bisa ibu mengulangi kembali apa yang telah kita bicarakan?

O : kontak mata harus tetap ada, sambil tersenyum

b. Tindak Lanjut

Ibu, karena ibu sudah tahu bagaimana caranya mengatasi kekurangan cairan

pada anak ibu, jadi mulai sekarang harap ibu melakukannya.

c. Kontrak yang akan datang

Topik : saya akan datang 2 jam lagi tepatnya jam 10 untuk mengukur TTV anak

ibu seperti muntah, berak, nadi, dan SB.

Waktu : saya akan mengukur tanda – tanda vital anak ibu seperti muntah, berak,

nadi, dan SB.

Tempat : nantinya ibu mau bincang – bincang dimana, bagaimana kalau diruangan

ini saja.

FASE TERMINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :

Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

An. F.M umur 1 tahun 3 tahun 3 bulan anak dari ibu I. M ibunya mengeluh

anaknya tidak ada nafsu makan. Porsi 3-4 sendok tidak dihabiskan. KU : lemah.

2. Diagnosa Keperawatan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

3. Tujuan khusus

Nafsu makan klien terpenuhi dengan porsi makan bertambah minimal 5-6

sendok KU : cukup

4. Tindakan keperawatan

Menganjurkan kepada ibunya untuk memberikan makanan dalam porsi kecil

tapi sering.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. Orientasi / Perkenalan

a. Salam Terapentik

Assalamu ‘alaikum wr. wb

b. Evaluasi / Validasi

Bagaimana keadaan anak ibu sekarang ?

c. Kontrak

Topik : sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang

bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan nutrisi yang anak ibu

alami sekarang.

Waktu : berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya? Bagaimana kalau

15 menit saja?

Tempat : nantinya mau bincang – bincang dimana? bagaimana kalau diruangan ini

saja supaya anak ibu bisa istirahat.

2. FASE KERJA

Ibu, kalau anak ibu tidak mau makan, tolong diberikan makanan porsi kecil tapi

sering seperti bubur.

3. FASE TERMINASI

a. Evaluasi

S : bagaimana perairan anak setelah kita bincang – bincang tentang anak ibu ?

O : sambil tersenyum

b. Tindak Lanjut

Ibu, karena ibu sudah tahu bagaiman cara mengatasi masalah anak ibu. Dan

kebetulan saya dinas terakhir di ruangan ini maka saya mengucapkan terima kasih atas

kesempatannya. Ibu mau bincang – bincang dengan saya. Dan saya harap semua yang saya

ajarkan tolong dilaksanakan apabila anak ibu.

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

A. Pengertian

Diare adalah defekasi encer dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan / atau

lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung

kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.

B. Etiologi

1. Infeksi : virus (rotavirus, Adenovirus, Norwalk J, bakteri (shigella, salmonella,

E. Coli, vibrio ), parasit (protozoa; E. Histolytica, G. Lamblia,

Balantidium coli, cacing perut, askaris, trikuris, strongiloideus, dan

jamur; kandida).

2. Malabsorsbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.

3. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Imunodefisiensi

5. Psykologis : rasa takut dan cemas

Berdasarkan potofisiologisnya, maka penyebab diare dibagi menjadi :

1) diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan apatogen,

hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis,

gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama I g A sekretorik.

2) Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori

protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam

basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernapasan kusmaul, (hipoglikemia,

gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.

C. Manifestasi Klinis

Awalnya anak menjadi cergeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinta makin cair, mungkin

mengandung darah dan / atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena

bercampur empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare. Bila telah banyak

kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun

– ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang selaput mulut dan bibir kering.

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Tinja : Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika di duga

ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman

penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).

2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang di sertai kejang).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kretinin darah untuk mengetahui faal ginjal

4. Duodenal Intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan

kualitatif terutama pada diare kronik.

E. Penatalaksanaan

Prinsip :

1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiloginya.

Tujuan terapi dehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan & elekrolit secara

cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya

berhenti (terepi rumatan).

Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang

melalui diare dan / atau muntah (previus water losses = PWL), ditambah dengan

banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan (normal water

losses = NWL), dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja

dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL),

jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing – masing anak

atau golongan umur.

- Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-10 kg) sesuai

dengan derajat dehidrasi. Misalnya :

Dehidrasi PWL NWL CWL JUMLAH

- Ringan 50 100 25 175

- Sedang 75 100 25 200

- Berat 125 100 25 250

2. Makanan harus ditemukan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari

efek buruk pada statis gizi.

3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya

untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali

pada :

- disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis

- suspek kolera dengan dehidrasi berat.

- Diare persisten

4. Obat – obat antidiare meliputi antimotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein,

opium), adsorben (misal norit, kaalin, attapulgit). Anti muntah termasuk

prometazin, dan klopromazin.

Patofisiologi

Transfor aktif rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke dalam usus halus, sel

dalam mukosa intestinal mengalami iritasi & meningkatkan sekresi cairan & elekrolit,

mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intertinal sehingga menurunkan

area permukaan intertinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi

cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit.

Komplikasi

- dehidrasi

- hipokalemia

- hipokelsemia

- hiponatremia

- syok hipovolemik

Pemeriksaan diagnostik

- riwayat alergi pada obat – obatan dan makanan

- kultur tinja

- pemeriksaan elekrolit, creatinin, glikosa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wong, Dona L. 2003, Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

2. Doengoes, Marilyn, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran

3. Mansoer, Arif, 2000, Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius

PENYIMPANGAN KDM

Mikroorganisme Patogen

P Sekresi Cairan

Distensi AbdomenStimulus Saraf Perifer

Korteks Selebri

Nyeri

Respon Anti Bodi

Stimulus Hipotalamus

Hipertermi

Produksi Pirogen

Radang Meluas Ke Center

Gangguan Asam Basa & Elektrolit

Mual muntah

Ras Teraktivasi

Klien Terjaga

G3an pola tidur

Intake tidak Adekurat

G3an Pemenuhan nutrisi Kurang dari kebutuhan

Infalamasi Usus

Mobilitas Usus

Peristaltik

Diare

Defisit CairanDan Elektrolit

Perubahan StatisKesehatan

Stress Bagi Keluarga

Koping Individu = efektif

Cemas

FASE AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :

Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

-

2. Dx Keperawatan

-

3. Tujuan Khusus

Bina Hubungan saling percaya (BHSP)

4. Tindakan Keperawatan

a. Salam terapentik

b. Perkenalan

c. Menjelaskan tujuan

d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

e. Berikan perhatian dan perhatikan kebutuhan klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

1. Orientasi

a. Salam terapentik

Selamat pagi Bu! Perkenalkan nama saya Sri Anti M. Hasan biasa dipanggil

Anti. Saya mahasiswa AKPER GORONTALO yang akan bertugas diruangan ini

kurang lebih selama 5 hari. Saat ini saya bertugas dinas dari pukul

Selama dinas sayalah yang bertanggung jawab atas perawatan anak Ibu. Nama Ibu

siapa ? dan anak Ibu juga namanya siapa? (sambil menjabat tangan dan tersenyum serta

mempertahankan kontak mata).

b. Kontak

Topik : bagaimana kalau kesempatan kali ini kita bicarakan mengenai keadaan

anak ibu sekarang, semoga dapat mencarikan cara penyelesaiannya.

Waktu : Kalau ibu mau, berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya?

Bagaimana kalau 15 menit saja.

Tempat : bagaimana kalau kita bincang – bincang diruangan ini saja supaya anak

ibu bisa istirahat.

c. Validasi

Bagaimana perasaan Ibu melihat anak ibu sekarang ?

2. Fase Kerja

- Bisa Ibu katakan pada saya apa keluhan atau masalah yang anak ibu rasakan saat ini

?

- Sejak kapan anak ibu merasakan hal itu ?

- Jika keluhan itu datang, bagaimana perasaan anak ibu?

- Pada saat bagaimana keluhan itu datang ?

- Apa yang ibu lakukan jika keluhan anak ibu itu datang?

- Apa saja yang bisa menjadi pencetus keluhan itu atau yang memperberat keluhan itu

?

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

S : Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang tadi tentang keadaan

anak Ibu?

O : Kontak mata tetap ada sambil tersenyum

b. Tindak Lanjut

Selain keluhan anak ibu yang telah ibu katakan tadi, apa masih ada hal lain yang

ingin ibu katakan ?

c. Kontrak yang akan datang

Topik : saya akan datang 2 jam lagi ke Ibu, tepatnya jam 16.00 nanti.

Waktu : saya akan mengukur TTV anak ibu seperti muntah, BAB & suhu badan.

Tempat : nantinya ibu mau bincang – bincang dimana, bagaimana kalau diruangan

ini saja, supaya ibu bisa istirahat.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F.M

DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROENTEROLOGI

“GASTROENTERITIS AKUT (GEA)”

DI RUANG ANAK RS. ALOEI SABOE

Data Demografi

1. Identitas

Nama : An S.M

Tempat, tanggal lahir : Mananggu, 22 Maret 2007

Umur : 1 tahun 3 bulan

Jenis Kelamin : Laki laki

Tanggal masuk RS : 21-01-2009

Tanggal dikaji : 22-01-2009

Identitas Penanggung

a. Identitas ayah

Nama : Tn. M.M

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Mananggu

Agama : Islam

Pendidikan : SD

b. Identitas ibu

Nama : Ny. A.L

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Mananggu

Agama : Islam

Pendidikan : SD

2. Alasan Utama Datang Berkunjung

Anak F.M di bawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 24 – 06 – 2008 dengan

keluhan; BAB 7 X, muntah - muntah, berak – berak berlendir.

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Alasan masuk rumah sakit

An. F.M dibawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 24 Juni 2008 dengan keluhan

muntah lebih dari 3X1, berak – berak berlendir dari 7 X sehari, panas hilang timbul.

b) Keluhan utama yaitu berak – berak berlendir sudah 7 X

Riwayat kesehatan saat ini

a) Pada saat dikaji tanggal 24 juni 2008 orang tua klien mengatakan anaknya berak –

berak berlendir 7 kali sejak siang

b) Ibunya mengatakan tidak mengetahui penyebabnya. Lebih dari 7 X perhari, panas

hilang timbul.

3. Keluhan saat dikaji

Keluhan Utama

Saat dikaji tanggal 24 Juni 2008 orang tua klien mengatakan anaknya berak – berak

berlendir 7 kali sejak tadi (selesai siang).

Keluhan menyertai

Ibunya mengeluh anaknya muntah 3X/hari. Kelihatannya rewel, anak F.M panas,

makan (-), dan minum (-), mata cekung.

4. Riwayat kehamilan

a) Antematal (prenatal)

Keadaan kesehatan Ibu hamil sehat, Ibu sering memeriksakan kehamilannya di

PUSKESMAS terdekat. Saat mengandung tidak ada tanda – tanda Pre Eklampsia /

Eklampsia dan ibu tidak memiliki ketergantungan obat – obatan.

b) Natal

Lama ( usia ) kehamilan yaitu 9 bulan dengan BB lahir 2,2 kg & segera menangis.

c) Neonatal (post natal)

Setelah dilahirkan, bayi An. F.M tidak ditemukan tanda & adanya kelainan

kongenital, warna kulit kemerahan, tidak panas, tidak kejang, & tidak ada kesulitan

dalam menelan & mengisap.

5. Basic Need

a) Pola

Sebelum sakit, An. F.M menurut orang tuanya diberi ASI dengan frekuensi

tidak menentu & diberikan susu laktogen 3 X / hari dengan jumlah yang tidak

menentu. Dan diberikan bubur dengan frekuensi makan 3X sehari dengan porsi

yang dihabiskan ( + 9 sendok the).

Saat dikaji, anak mengkonsumsi bubur 3X sehari dengan porsi yang tidak

dihabiskan ( + 3 – 4 sendok teh).

b) Feeding / nutrition

Kebiasaan minum : menurut orang tua An. F.M, anaknya biasa minum susu

laktogen 3X/hari dengan jumlah yang tidak menentu.

Saat dikaji anak F.M minim AL 110 susu formula dengan frekuensi yang tidak

menentu dan jumlah yang tidak menentu. Kadang – kadang hanya + 3 sendok teh.

c) Pola tidur

Sebelum sakit, menurut orang tuanya, An. F.M tidur pada malam hari mulai

pukul 20.00 sampai pukul 05.00 pagi dan pada siang hari mulai pukul 10.00 sampai

pukul 14.00 Anak terbangun biasanya karena popok basah atau karena lingkungan

yang ribut.

Saat sakit, waktu tidur anak tidak menentu, anak sering rewel, sebelum tidur

harus dipeluk oleh orang tuanya. Terlebih dahulu. Anak sering terjaga dari tidurnya

karena popoknya basah atau ada tindakan keperawatan yang dilakukan oleh

perawat.

d) Istirahat dan bermain

Sebelum sakit waktu bermain anak dihabiskan dirumah bersama kakaknya

dan teman yang datang berkunjung atau hanya bermain dengan orang tuanya.

Dengan jenis – jenis permainan seperti mobil – mobilan dll (menurut orang tua).

e) Hyglene

Sebelum sakit menurut orang tua, anak dimandikan 2 kali sehari (pagi &

sore) dengan menggunakan sabun mandi & sampo bayi. Setelah mandi diberikan

bedak & diolesi minyak telon. Pakaian selalu diganti jika basah dengan kencing.

Saat sakit, menurut orang tuanya, klien hanya di lap dengan handuk basah

dan pakaian selalu diganti jika basah

6. Tumbuh kembang

Cross motor : berjalan tanpa bantuan, memanjat tangga, berlutu tanpa sokongan,

memilih posisi berdiri tanpa sokongan tidak dapat berjalan sekitar

sudut atau berhenti tiba – tiba tanpa kehilangan keseimbangan.

Fine motor : secara spontan menjatuhkan mainan ke lantai, memegang dua kotak

dalam satu tangan, mencoret – coret secara spontan.

Language : mampu mengatakan empat sampai enam kata termasuk nama – nama

“meminta” objek dengan menunjukkannya, memahami perintah

sederhana mampu berjabat tangan.

7. Imunisasi

Menurut orang tua klien An. F.M sudah lengkap Imunisasinya.

8. Penyakit – penyakit yang lampau

Menurut orang tua klien, An. FM pernah di rawat di RS AS saat dia berumur 10

bulan dengan keluhan yang sama selama 4 hari.

9. Personal & sosial history

Klien An. FM biasanya hanya bermain di rumah bersama kakaknya dan orang

tuanya. An. F.M sangat dengan orang tuanya.

10. Family history

Menurut orang tuanya, usia perkewinan orang tuanya sudah 7 tahun. Dalam anggota

keluarga tidak terdapat penyakit yang menular. Klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara

menurut orang tuanya, kondisi rumah baik dengan fentilasi yang cukup.

11. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah

: Anak

: Klien

: Tinggal serumah

Dalam keluarga klien kakaknya pernah menderita penyakit thypord. Orang tua dari

ayah klien (kakek) meninggal dengan penyakit jantung.

12. Pemeriksaan fisik

a. Pengkajian umum

1) TTV : SB : 38 0 C N : 124 /m

2) Tinggi badan : 79 cm

3) Berat badan : 7,2 kg

4) Lingkar kepala : 44 cm

5) Lingkar dada : 48 cm

b. Sistem kardiovaskuler

Nadi teraba jelas dengan frekuensi 110/m. Nadi perifer teraba tidak ada distensi

Vena Juguler

c. Sistem pernafasan

Struktur hidung simetris kiri dan kanan. Tidak ada peradangan, mukosa hidung

merah muda. Tidak ada polip.

Alat bantu bernafas. Tidak terdapat bunyi nafas tambahan.

d. Sistem persarafan

Tingkat kesadaran : compos mentis fungsi pergerakan baik klien belum mampu

bicara dengan jelas karena klien masih berumur 1 tahun 3 bulan.

Apabila dirangsang dengan nyeri An. FM langsung menangis. Apabila dirangsang

dengan bunyi – bunyi An. F.M menoleh ke arah bunyi tersebut.

e. Sistem muskuloskeletal

An. WK belum mampu berjalan sendiri tanpa bantuan tidak ada edena dan

kemerahan walaupun sakit An. WK masih bisa melakukan aktivitas mis : bermain

dengan bapaknya. Terpasang IvfD Rl pada exrimitas atas kanan.

f. Sistem gastrointestinal

Mukosa mulut kering, turgor kulit kurang bentuk abdomen simetris kaku, umbilikus

tidak terdapat bintik – bintik merah disekitarnya. Tidak terdengar bising usu, tidak

ada distensi abdomen, tidak ada pembesehepar, kebiasaan BAB 7 X, genital, pada

daerah sekitar anus tanpa kemerahan.

g. Refleks

Refleks mengisap, menelan baik, anak belum mau berjalan sendiri karena hanya

ingin di gendong orang tuanya.

13. Pengobatan

- Ivfd Rl x /m

- Cpz ¼ tab

- Puyer

KLASIFIKASI DATA

A. Data Subjektif (OS)

- Orang tua mengeluh anaknya berak – berak berlendir 7 X

- Orang tua mengeluh anaknya panas hilang timbul

- Orang tua mengeluh anaknya muntah 3X / hari

- Orang tua mengeluh anaknya sering kali menangis

- Orang tua mengeluh anaknya sukar sekali di diamkan

- Orang tua mengeluh anaknya kurang nafsu makan

Data Objektif (DO)

- klien BAB cair 7 X sebelum dibawa ke RS

- KU lemah

- BB sebelum sakit 10 kg. setelah sakit 7,2 kg

- Suhu tubuh 38 0 c

- Anak rewel

- Mata cekung

- Turgor kulit tidak baik

- Porsi makan 3-4 sendok teh tidak dihabiskan

ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS :

- Orang tau klien

mengeluh anaknya

sudah lebih dari 3X

/ hari BAB cair

DO :

- KU lemah

- BB : 7,2 kg

- Vital Sign

N : 124 x /m

SB : 38 0 C

- Mata cekung

- Turgor kulit tidak

baik

Invasi kuman

Proses Infeksi

Rangsangan Pd

Saluran Cerna (Nx)

Peristaltik usus

Meningkat

Output berlebihan

Melalui feses cair

Kekurangan volume

cairan

Kekurangan

volume cairan

2 DS :

- Orang tau

mengeluh anaknya

panas hilang timbul

- Orang tua

mengeluh anaknya

selalu menangis

DO :

- SB : 38

- Nampak rewel

- Badan teraba

Invasi kuman

Proses Infeksi

Rangsangan Pd

Saluran Cerna (Nx)

Stimulasi ke hipotalamus

Pengaturan suhu

tubuh terganggu

Peningkatan suhu tubuh

Peningkatan suhu tubuh

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

3. DS :

- Orang tau

mengeluh anaknya

kurang nafsu

makan

- Orang tua

mengeluh porsi

makan tidak

dihabiskan ( + 3-4

sendok teh)

DO :

- KU lemah

- Porsi tidak dihabiskan

- BB : 7,2 kg

Invasi kuman

Proses Infeksi

Rangsangan Pd

Saluran Cerna

Stimulasi ke hipotalamus

Peningkatan aktivitas

saluran cerna

Anoreksia

Intake tidak adekuat

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan

2. peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman

3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat

PRIORITAS MASALAH

1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan

2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman

3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak akurat

NOHARI /

TANGGALDIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Selasa,

24 – 6- 2008

Kekurangan volume cairan b/d output

yang berlebihan ditandai dengan :

DS :

- orang tua

mengeluh anaknya BAB berlendir +

3x / hari

DO :

- KU : lemah

- BB : 7,2 kg

- Vital sign : N :

124 x/m, muntah : 3x/hari

- Mata cekung

Kebutuhan cairan terpenuhi

dengan kriteria :

- BAB

kembali normal yaitu 1-2

x / hari dengan

konsistensi padat

- Vital

sign dalam batas normal

SB : 3

- KU

baik

1) K

aji turgor kulit & membran

mukosa

2) O

bs. Vital sign

3) K

aji masukan & halaman

4) J

1) a. Output yang berlebihan

b. akibat

kurangnya

cairan dalam

tubuh

sehingga

turgor kulit

jelek &

membran

mukosa

kering

2) Denyut nadi

lemah dan mudah hilang dapat

menyebabkan hipovolem sehingga

dapat memperberat proses

penyakit

elaskan pada orang tua

pentingnya cairan & akibat

kurangnya cairan tubuh

5) B

eri larutan rehidrasi oral

6) G

anti LRO dengan cairan

rendah natrium seperti air,

asi & formula BL

7) P

enatalaksanaan pemberian

anti diare

3) Output

berlebihan dapat berakibat

terjadinya dehidrasi berat,

menyebabkan hipovolemi

4) Pendidikan

kesehatan penting diterapkan

untuk memperkuat proses

perawatan & pengobatan

5) Untuk

dehidrasi dan penggantian

kekeringan melalui feses.

6) Untuk

mempertahankan terapi cairan

7) Dapat

mengurangi frekuensi BAB

2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya

invasi kuman. Ditandai dengan

Suhu tubuh dalam batas

normal, dengan kriteria :

1) O

bs TTV

1) Peningk

atan suhu tubuh terjadi karena

DS :

- orang tua

mengeluh anaknya panas

- orang tua

mengeluh anaknya selalu menangis

(rewel)

DO :

- suhu tubuh

- rewel

- TTV

kembali normal

- Ana

k tenang

2) B

eri kompres air hangat

3) A

njurkan orang tua untuk

memberi banyak minum

4) A

njurkan orang tua untuk

memakaikan pakaian tipis

pada anak

5) K

olaborasi dengan dokter

dalam pemberian

adanya infeksi yang

mengakibatkan kejang

2) Untuk

rangsangan ke hipotalamus

sebagai pusat pengatur suhu tubuh

sehingga suhu tubuh dapat

dikendalikan

3) Peningk

atan suhu tubuh dapat

mengakibatkan peningkatan

absorbsi cairan intrasel

4) Menghi

ndari penguapan berlebihan &

ekskresi berlebihan

5) Menuru

nkan panas dan untuk

mempercepat proses penyembuhan

antipiretik

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

b/d intake yang tidak adekuat ditandai

dengan :

DS :

- orang tua

mengeluh anaknya kurang nafsu

makan

- orang tua

mengeluh porsi makan tidak

dihabiskan

DO :

- KU : lemah

- Porsi tidak

dihabiskan

- BB : 7,2 kg

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

dengan kriteria :

- nafs

u makan baik

- porsi

6 sendok makan

dihabiskan

- KU :

baik

- BB

meningkat

1) K

aji pola makan klien

2) A

njurkan pada orang tua

untuk memberi makan

dalam PKTS

3) A

njurkan orang tua untuk

memberikan anaknya

makanan TKTP

4) E

valuasi status nutrisi

1) untuk mengetahui

status nutrisi & memudahkan

dalam pemberian intervensi

selanjutnya.

2) Untuk memaksimalkan

masukan nutrisi dan mengurangi

motilitas usu dan sistem

pencernaan pada umumnya

3) Karbohidrat dan

protein dalam memenuhi

kebutuhan energi

4) Memberikan informasi

tentang kebutuhan diet,

keefektifan terapi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tgl MRS :

Umur : Tgl Dikaji :

HARI / TGLNO.

DXIMPLEMENTASI EVALUASI

Selasa,

24- 06-2008

1.

2.

1. Pukul

15.00

Mengkaji turgor kulit &

membran mukosa dengan hasil

turgor kulit kurang baik dan

mukosa mulut kering.

Terpasang Ivfd Rl

2. Pukul

15.30

Mengobservasi vital sign

dengan hasil N : 124 x,

SB : 38 0 C

3. Pukul

15.45

Mengkaji masukan & haluaran

dengan hasil anak mau minum

susu Al. 110 (4 sendok) dan

makan bubur (4 sendok teh)

4. Pukul

16.00

Menjelaskan pada orang tua

pentingnya cairan akibat dari

kekurangan volume cairan

dengan hasil : orang tuanya

mau mengerti dan mau

melakukannya

5. Memberi

larutan rehidrasi oral dengan

hasil : An F.M minum air

mineral 250 cc

1) Puku

Pukul 20.00

S : - orang tua mengeluh

anaknya BAB berlendir

3X

- orang tua mengeluh

anaknya hanya minum Al

110 3-4 sendok teh.

O : - KU : lemah

- Mukosa kering

A : Masalah kekurangan

volume cairan belum

teratasi

P : Lanjutkan intervensi

5) Kaji

turgor kulit

6) Obs.

Vital sign

7) Kaji

masukan &haluan

8) Beri

larutan rehidrasi oral

S : - Orang tua mengeluh

anaknya kurang nafsu

makan

- Orang tua mengeluh porsi

tidak dihabiskan ( + 3-4

sendok teh)

O : - KU : lemah

3.

l 16.30

Mengkaji pola makan klien

dengan hasil klien kurang

nafsu makan dan porsi makan

tidak dihabiskan ( + 3 - 4

sendok teh)

2) Puku

l 16.45

Menganjurkan pada orang tua

untuk memberi makan dalam

PKTS dan hasil keluarga

mengerti dan mau

melakukannya. Seperti makan

bubur

3) Puku

l 17.00

Mengajurkan orang tua untuk

makan TKTP dengan hasil

keluarga mengerti dan mau

melakukannya

4) Puku

l 17.20

Mengevaluasi status nutrisi

dengan hasil :

Orang tua mengatakan

anaknya makan bubur 3 – 4

sendok the.

1) Pukul

17.30

Mengobservasi TTV dengan

hasil : N : 124 x/m SB : 38 0 C

2) Pukul

18.00

Menganjurkan orang tua untuk

memberi kompres air hangat

3) Pukul

18.30

Menganjurkan orang tua untuk

- Bibir kering

- Porsi tidak habis ( + 3-4

sendok teh)

- BB 7,2 kg

A : masalah perubahan nutrisi

belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1)

Kaji pola makan

2)

Anjurkan orang tua

untuk makan PKTS

3)

Anjurkan orang tua

untuk makan TKTP

4)

Evaluasi status nutrisi

S : Orang tua mengatakan

panas anaknya sudah

turun

O : SB : 37 0 C

P : Pertahankan intervensi

1) Obs. TTV

2) Anjurkan orang tua

untuk memberi

kompres air hangat

( jika panas)

3) Anjurkan orang tua

untuk memakaikan

pakaian yang tipis

Rabu,

26 – 6 – 09

1

2.

memberi banyak minum air

pada anaknya dengan hasil

orang tua klien mengerti dan

mau melakukannya

4) Pukul

19.00

Menganjurkan orang tua untuk

memberi pakaian tipis dengan

hasil : orang tua klien mengerti

& mau melakukannya.

1. Pukul 15.00

Mengkaji turgor kulit dan

mukosa dengan hasil : turgor

kulit: baik, mukosa mulut

merah

2. Pukul 15.15

Mengobservasi TTV dengan

hasil N : SB: 37OC

3. Pukul 15.30

Megkaji masukan dan haluan

dengan hasil anak tetap

minuim Al 1110 (4 sendok

teh)

4. Pukul 16.00

Menjelaskan pada orang tua

pentingnya cairan akibat dari

kekurangan cairan

5. Pukul 16.30

Menganjurkan orang tua untuk

memberikan cairan rendah

natrium seperti air dan formula

dengna hasil klien mengatakan

anaknya minum susu AL 110

sebanyak 3-4 sendok teh

6. Pukul 17.00

Pukul 20.00

S : Ibu klien mengatakan

anaknya sudah minum

Al 110 dengan jumlah 4

sendok teh.

O : - KU baik

- Mukosa muluit merah

muda

A : Masalah defisit volume

cairan teratasi

P : Pertahankan intervensi

Pukul 21.00

Memberikan obat antidiare

sesuai indikasi dengan hasil

orang tua memberikan obat

puyer

1. Pukul 17.20

Mengkaji pola makan klien

dengan hasil: klien masih

kurang nafsu makan, dengan

porsi makan bubur + 3-4

sendok teh.

2. Pukul 17.30

Mengajurkan pada orang tua

memberi makan dalam PKTS

dengan hasil :

Keluarga mengerti dan mau

melakukannya.

3. Pukul 17.45Mengevaluasi status gizi nutrisi dengan hasil : Keluarga mengerti dan mau melakukannya

4. Pukul 18.00Mengevaluasi status gizi

dengan hasil : Orang tua

mengatakan anaknya makan 5-

6 sendok teh dan dihabiskan

S: - Klien mengatakan anaknya

makan bubur 3-4 sendok

teh

O : Masalah nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh teratasi.

P : Pertahankan intervensi