ASKEP GEA
-
Upload
iskuswantotunggali -
Category
Documents
-
view
103 -
download
0
Transcript of ASKEP GEA
FASE PERTENGAHAN 2
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal :
Ruangan :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
An. F.M umur 1 tahun 3 bulan anak dari Ny. I. M ibunya mengeluh anaknya berak –
berak berlendir. Sebelum dibawa ke RS. Anaknya berak 7 X dan setelah di bawa ke RS
frekwensinya hanya 3X KU : lemah.
2. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
3. Tujuan Khusus
BAB kembali normal 1-2 X / hari dengan konsistensi padat KU : baik
4. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan kepada ibunya untuk memberi anaknya banyak minum.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi / Pengenalan
a. Dalam terapentik
Assalamu ‘Alaikum Ibu !
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana keadaan anak ibu sekarang !
c. Kontrak
Topik : sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang
bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan volume cairan yang anak
ibu alami sekarang.
Waktu : berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya ? bagaimana kalau
15 menit saja ?
Tempat : ibu mau berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau diruangan ini
saja ? supaya anak ibu bisa tetap istirahat.
2. Fase Kerja
Ibu I . m jika anak ibu lemah, itu karena anak ibu kekurangan volume cairan.
Disebabkan anak ibu sudah 7 X berak – berak. Jadi supaya dia kembali normal dan tidak
lemah lagi, coba ibu beri banyak minum air.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
S : bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tadi tentang anak
ibu? Bisa ibu mengulangi kembali apa yang telah kita bicarakan?
O : kontak mata harus tetap ada, sambil tersenyum
b. Tindak Lanjut
Ibu, karena ibu sudah tahu bagaimana caranya mengatasi kekurangan cairan
pada anak ibu, jadi mulai sekarang harap ibu melakukannya.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : saya akan datang 2 jam lagi tepatnya jam 10 untuk mengukur TTV anak
ibu seperti muntah, berak, nadi, dan SB.
Waktu : saya akan mengukur tanda – tanda vital anak ibu seperti muntah, berak,
nadi, dan SB.
Tempat : nantinya ibu mau bincang – bincang dimana, bagaimana kalau diruangan
ini saja.
FASE TERMINASI
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal :
Ruangan :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
An. F.M umur 1 tahun 3 tahun 3 bulan anak dari ibu I. M ibunya mengeluh
anaknya tidak ada nafsu makan. Porsi 3-4 sendok tidak dihabiskan. KU : lemah.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
3. Tujuan khusus
Nafsu makan klien terpenuhi dengan porsi makan bertambah minimal 5-6
sendok KU : cukup
4. Tindakan keperawatan
Menganjurkan kepada ibunya untuk memberikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi / Perkenalan
a. Salam Terapentik
Assalamu ‘alaikum wr. wb
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana keadaan anak ibu sekarang ?
c. Kontrak
Topik : sesuai janji saya kemarin bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang
bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan nutrisi yang anak ibu
alami sekarang.
Waktu : berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya? Bagaimana kalau
15 menit saja?
Tempat : nantinya mau bincang – bincang dimana? bagaimana kalau diruangan ini
saja supaya anak ibu bisa istirahat.
2. FASE KERJA
Ibu, kalau anak ibu tidak mau makan, tolong diberikan makanan porsi kecil tapi
sering seperti bubur.
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi
S : bagaimana perairan anak setelah kita bincang – bincang tentang anak ibu ?
O : sambil tersenyum
b. Tindak Lanjut
Ibu, karena ibu sudah tahu bagaiman cara mengatasi masalah anak ibu. Dan
kebetulan saya dinas terakhir di ruangan ini maka saya mengucapkan terima kasih atas
kesempatannya. Ibu mau bincang – bincang dengan saya. Dan saya harap semua yang saya
ajarkan tolong dilaksanakan apabila anak ibu.
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
A. Pengertian
Diare adalah defekasi encer dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan / atau
lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
B. Etiologi
1. Infeksi : virus (rotavirus, Adenovirus, Norwalk J, bakteri (shigella, salmonella,
E. Coli, vibrio ), parasit (protozoa; E. Histolytica, G. Lamblia,
Balantidium coli, cacing perut, askaris, trikuris, strongiloideus, dan
jamur; kandida).
2. Malabsorsbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.
3. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Imunodefisiensi
5. Psykologis : rasa takut dan cemas
Berdasarkan potofisiologisnya, maka penyebab diare dibagi menjadi :
1) diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan apatogen,
hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis,
gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama I g A sekretorik.
2) Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori
protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernapasan kusmaul, (hipoglikemia,
gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.
C. Manifestasi Klinis
Awalnya anak menjadi cergeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinta makin cair, mungkin
mengandung darah dan / atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena
bercampur empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun
– ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang selaput mulut dan bibir kering.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika di duga
ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang di sertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kretinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Duodenal Intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
E. Penatalaksanaan
Prinsip :
1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiloginya.
Tujuan terapi dehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan & elekrolit secara
cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti (terepi rumatan).
Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang
melalui diare dan / atau muntah (previus water losses = PWL), ditambah dengan
banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan (normal water
losses = NWL), dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja
dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL),
jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing – masing anak
atau golongan umur.
- Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-10 kg) sesuai
dengan derajat dehidrasi. Misalnya :
Dehidrasi PWL NWL CWL JUMLAH
- Ringan 50 100 25 175
- Sedang 75 100 25 200
- Berat 125 100 25 250
2. Makanan harus ditemukan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari
efek buruk pada statis gizi.
3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya
untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali
pada :
- disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis
- suspek kolera dengan dehidrasi berat.
- Diare persisten
4. Obat – obat antidiare meliputi antimotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein,
opium), adsorben (misal norit, kaalin, attapulgit). Anti muntah termasuk
prometazin, dan klopromazin.
Patofisiologi
Transfor aktif rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke dalam usus halus, sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi & meningkatkan sekresi cairan & elekrolit,
mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intertinal sehingga menurunkan
area permukaan intertinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit.
Komplikasi
- dehidrasi
- hipokalemia
- hipokelsemia
- hiponatremia
- syok hipovolemik
Pemeriksaan diagnostik
- riwayat alergi pada obat – obatan dan makanan
- kultur tinja
- pemeriksaan elekrolit, creatinin, glikosa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong, Dona L. 2003, Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
2. Doengoes, Marilyn, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran
3. Mansoer, Arif, 2000, Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius
PENYIMPANGAN KDM
Mikroorganisme Patogen
P Sekresi Cairan
Distensi AbdomenStimulus Saraf Perifer
Korteks Selebri
Nyeri
Respon Anti Bodi
Stimulus Hipotalamus
Hipertermi
Produksi Pirogen
Radang Meluas Ke Center
Gangguan Asam Basa & Elektrolit
Mual muntah
Ras Teraktivasi
Klien Terjaga
G3an pola tidur
Intake tidak Adekurat
G3an Pemenuhan nutrisi Kurang dari kebutuhan
Infalamasi Usus
Mobilitas Usus
Peristaltik
Diare
Defisit CairanDan Elektrolit
Perubahan StatisKesehatan
Stress Bagi Keluarga
Koping Individu = efektif
Cemas
FASE AWAL
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal :
Ruangan :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
-
2. Dx Keperawatan
-
3. Tujuan Khusus
Bina Hubungan saling percaya (BHSP)
4. Tindakan Keperawatan
a. Salam terapentik
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian dan perhatikan kebutuhan klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapentik
Selamat pagi Bu! Perkenalkan nama saya Sri Anti M. Hasan biasa dipanggil
Anti. Saya mahasiswa AKPER GORONTALO yang akan bertugas diruangan ini
kurang lebih selama 5 hari. Saat ini saya bertugas dinas dari pukul
Selama dinas sayalah yang bertanggung jawab atas perawatan anak Ibu. Nama Ibu
siapa ? dan anak Ibu juga namanya siapa? (sambil menjabat tangan dan tersenyum serta
mempertahankan kontak mata).
b. Kontak
Topik : bagaimana kalau kesempatan kali ini kita bicarakan mengenai keadaan
anak ibu sekarang, semoga dapat mencarikan cara penyelesaiannya.
Waktu : Kalau ibu mau, berapa lama ibu mau bincang – bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja.
Tempat : bagaimana kalau kita bincang – bincang diruangan ini saja supaya anak
ibu bisa istirahat.
c. Validasi
Bagaimana perasaan Ibu melihat anak ibu sekarang ?
2. Fase Kerja
- Bisa Ibu katakan pada saya apa keluhan atau masalah yang anak ibu rasakan saat ini
?
- Sejak kapan anak ibu merasakan hal itu ?
- Jika keluhan itu datang, bagaimana perasaan anak ibu?
- Pada saat bagaimana keluhan itu datang ?
- Apa yang ibu lakukan jika keluhan anak ibu itu datang?
- Apa saja yang bisa menjadi pencetus keluhan itu atau yang memperberat keluhan itu
?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
S : Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang tadi tentang keadaan
anak Ibu?
O : Kontak mata tetap ada sambil tersenyum
b. Tindak Lanjut
Selain keluhan anak ibu yang telah ibu katakan tadi, apa masih ada hal lain yang
ingin ibu katakan ?
c. Kontrak yang akan datang
Topik : saya akan datang 2 jam lagi ke Ibu, tepatnya jam 16.00 nanti.
Waktu : saya akan mengukur TTV anak ibu seperti muntah, BAB & suhu badan.
Tempat : nantinya ibu mau bincang – bincang dimana, bagaimana kalau diruangan
ini saja, supaya ibu bisa istirahat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F.M
DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROENTEROLOGI
“GASTROENTERITIS AKUT (GEA)”
DI RUANG ANAK RS. ALOEI SABOE
Data Demografi
1. Identitas
Nama : An S.M
Tempat, tanggal lahir : Mananggu, 22 Maret 2007
Umur : 1 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki laki
Tanggal masuk RS : 21-01-2009
Tanggal dikaji : 22-01-2009
Identitas Penanggung
a. Identitas ayah
Nama : Tn. M.M
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Mananggu
Agama : Islam
Pendidikan : SD
b. Identitas ibu
Nama : Ny. A.L
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Mananggu
Agama : Islam
Pendidikan : SD
2. Alasan Utama Datang Berkunjung
Anak F.M di bawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 24 – 06 – 2008 dengan
keluhan; BAB 7 X, muntah - muntah, berak – berak berlendir.
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
An. F.M dibawa oleh orang tuanya ke RS tanggal 24 Juni 2008 dengan keluhan
muntah lebih dari 3X1, berak – berak berlendir dari 7 X sehari, panas hilang timbul.
b) Keluhan utama yaitu berak – berak berlendir sudah 7 X
Riwayat kesehatan saat ini
a) Pada saat dikaji tanggal 24 juni 2008 orang tua klien mengatakan anaknya berak –
berak berlendir 7 kali sejak siang
b) Ibunya mengatakan tidak mengetahui penyebabnya. Lebih dari 7 X perhari, panas
hilang timbul.
3. Keluhan saat dikaji
Keluhan Utama
Saat dikaji tanggal 24 Juni 2008 orang tua klien mengatakan anaknya berak – berak
berlendir 7 kali sejak tadi (selesai siang).
Keluhan menyertai
Ibunya mengeluh anaknya muntah 3X/hari. Kelihatannya rewel, anak F.M panas,
makan (-), dan minum (-), mata cekung.
4. Riwayat kehamilan
a) Antematal (prenatal)
Keadaan kesehatan Ibu hamil sehat, Ibu sering memeriksakan kehamilannya di
PUSKESMAS terdekat. Saat mengandung tidak ada tanda – tanda Pre Eklampsia /
Eklampsia dan ibu tidak memiliki ketergantungan obat – obatan.
b) Natal
Lama ( usia ) kehamilan yaitu 9 bulan dengan BB lahir 2,2 kg & segera menangis.
c) Neonatal (post natal)
Setelah dilahirkan, bayi An. F.M tidak ditemukan tanda & adanya kelainan
kongenital, warna kulit kemerahan, tidak panas, tidak kejang, & tidak ada kesulitan
dalam menelan & mengisap.
5. Basic Need
a) Pola
Sebelum sakit, An. F.M menurut orang tuanya diberi ASI dengan frekuensi
tidak menentu & diberikan susu laktogen 3 X / hari dengan jumlah yang tidak
menentu. Dan diberikan bubur dengan frekuensi makan 3X sehari dengan porsi
yang dihabiskan ( + 9 sendok the).
Saat dikaji, anak mengkonsumsi bubur 3X sehari dengan porsi yang tidak
dihabiskan ( + 3 – 4 sendok teh).
b) Feeding / nutrition
Kebiasaan minum : menurut orang tua An. F.M, anaknya biasa minum susu
laktogen 3X/hari dengan jumlah yang tidak menentu.
Saat dikaji anak F.M minim AL 110 susu formula dengan frekuensi yang tidak
menentu dan jumlah yang tidak menentu. Kadang – kadang hanya + 3 sendok teh.
c) Pola tidur
Sebelum sakit, menurut orang tuanya, An. F.M tidur pada malam hari mulai
pukul 20.00 sampai pukul 05.00 pagi dan pada siang hari mulai pukul 10.00 sampai
pukul 14.00 Anak terbangun biasanya karena popok basah atau karena lingkungan
yang ribut.
Saat sakit, waktu tidur anak tidak menentu, anak sering rewel, sebelum tidur
harus dipeluk oleh orang tuanya. Terlebih dahulu. Anak sering terjaga dari tidurnya
karena popoknya basah atau ada tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat.
d) Istirahat dan bermain
Sebelum sakit waktu bermain anak dihabiskan dirumah bersama kakaknya
dan teman yang datang berkunjung atau hanya bermain dengan orang tuanya.
Dengan jenis – jenis permainan seperti mobil – mobilan dll (menurut orang tua).
e) Hyglene
Sebelum sakit menurut orang tua, anak dimandikan 2 kali sehari (pagi &
sore) dengan menggunakan sabun mandi & sampo bayi. Setelah mandi diberikan
bedak & diolesi minyak telon. Pakaian selalu diganti jika basah dengan kencing.
Saat sakit, menurut orang tuanya, klien hanya di lap dengan handuk basah
dan pakaian selalu diganti jika basah
6. Tumbuh kembang
Cross motor : berjalan tanpa bantuan, memanjat tangga, berlutu tanpa sokongan,
memilih posisi berdiri tanpa sokongan tidak dapat berjalan sekitar
sudut atau berhenti tiba – tiba tanpa kehilangan keseimbangan.
Fine motor : secara spontan menjatuhkan mainan ke lantai, memegang dua kotak
dalam satu tangan, mencoret – coret secara spontan.
Language : mampu mengatakan empat sampai enam kata termasuk nama – nama
“meminta” objek dengan menunjukkannya, memahami perintah
sederhana mampu berjabat tangan.
7. Imunisasi
Menurut orang tua klien An. F.M sudah lengkap Imunisasinya.
8. Penyakit – penyakit yang lampau
Menurut orang tua klien, An. FM pernah di rawat di RS AS saat dia berumur 10
bulan dengan keluhan yang sama selama 4 hari.
9. Personal & sosial history
Klien An. FM biasanya hanya bermain di rumah bersama kakaknya dan orang
tuanya. An. F.M sangat dengan orang tuanya.
10. Family history
Menurut orang tuanya, usia perkewinan orang tuanya sudah 7 tahun. Dalam anggota
keluarga tidak terdapat penyakit yang menular. Klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara
menurut orang tuanya, kondisi rumah baik dengan fentilasi yang cukup.
11. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Anak
: Klien
: Tinggal serumah
Dalam keluarga klien kakaknya pernah menderita penyakit thypord. Orang tua dari
ayah klien (kakek) meninggal dengan penyakit jantung.
12. Pemeriksaan fisik
a. Pengkajian umum
1) TTV : SB : 38 0 C N : 124 /m
2) Tinggi badan : 79 cm
3) Berat badan : 7,2 kg
4) Lingkar kepala : 44 cm
5) Lingkar dada : 48 cm
b. Sistem kardiovaskuler
Nadi teraba jelas dengan frekuensi 110/m. Nadi perifer teraba tidak ada distensi
Vena Juguler
c. Sistem pernafasan
Struktur hidung simetris kiri dan kanan. Tidak ada peradangan, mukosa hidung
merah muda. Tidak ada polip.
Alat bantu bernafas. Tidak terdapat bunyi nafas tambahan.
d. Sistem persarafan
Tingkat kesadaran : compos mentis fungsi pergerakan baik klien belum mampu
bicara dengan jelas karena klien masih berumur 1 tahun 3 bulan.
Apabila dirangsang dengan nyeri An. FM langsung menangis. Apabila dirangsang
dengan bunyi – bunyi An. F.M menoleh ke arah bunyi tersebut.
e. Sistem muskuloskeletal
An. WK belum mampu berjalan sendiri tanpa bantuan tidak ada edena dan
kemerahan walaupun sakit An. WK masih bisa melakukan aktivitas mis : bermain
dengan bapaknya. Terpasang IvfD Rl pada exrimitas atas kanan.
f. Sistem gastrointestinal
Mukosa mulut kering, turgor kulit kurang bentuk abdomen simetris kaku, umbilikus
tidak terdapat bintik – bintik merah disekitarnya. Tidak terdengar bising usu, tidak
ada distensi abdomen, tidak ada pembesehepar, kebiasaan BAB 7 X, genital, pada
daerah sekitar anus tanpa kemerahan.
g. Refleks
Refleks mengisap, menelan baik, anak belum mau berjalan sendiri karena hanya
ingin di gendong orang tuanya.
13. Pengobatan
- Ivfd Rl x /m
- Cpz ¼ tab
- Puyer
KLASIFIKASI DATA
A. Data Subjektif (OS)
- Orang tua mengeluh anaknya berak – berak berlendir 7 X
- Orang tua mengeluh anaknya panas hilang timbul
- Orang tua mengeluh anaknya muntah 3X / hari
- Orang tua mengeluh anaknya sering kali menangis
- Orang tua mengeluh anaknya sukar sekali di diamkan
- Orang tua mengeluh anaknya kurang nafsu makan
Data Objektif (DO)
- klien BAB cair 7 X sebelum dibawa ke RS
- KU lemah
- BB sebelum sakit 10 kg. setelah sakit 7,2 kg
- Suhu tubuh 38 0 c
- Anak rewel
- Mata cekung
- Turgor kulit tidak baik
- Porsi makan 3-4 sendok teh tidak dihabiskan
ANALISIS DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :
- Orang tau klien
mengeluh anaknya
sudah lebih dari 3X
/ hari BAB cair
DO :
- KU lemah
- BB : 7,2 kg
- Vital Sign
N : 124 x /m
SB : 38 0 C
- Mata cekung
- Turgor kulit tidak
baik
Invasi kuman
Proses Infeksi
Rangsangan Pd
Saluran Cerna (Nx)
Peristaltik usus
Meningkat
Output berlebihan
Melalui feses cair
Kekurangan volume
cairan
Kekurangan
volume cairan
2 DS :
- Orang tau
mengeluh anaknya
panas hilang timbul
- Orang tua
mengeluh anaknya
selalu menangis
DO :
- SB : 38
- Nampak rewel
- Badan teraba
Invasi kuman
Proses Infeksi
Rangsangan Pd
Saluran Cerna (Nx)
Stimulasi ke hipotalamus
Pengaturan suhu
tubuh terganggu
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS :
- Orang tau
mengeluh anaknya
kurang nafsu
makan
- Orang tua
mengeluh porsi
makan tidak
dihabiskan ( + 3-4
sendok teh)
DO :
- KU lemah
- Porsi tidak dihabiskan
- BB : 7,2 kg
Invasi kuman
Proses Infeksi
Rangsangan Pd
Saluran Cerna
Stimulasi ke hipotalamus
Peningkatan aktivitas
saluran cerna
Anoreksia
Intake tidak adekuat
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
2. peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
PRIORITAS MASALAH
1. Kekurangan volume cairan b/d output yang berlebihan
2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya invasi kuman
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak akurat
NOHARI /
TANGGALDIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Selasa,
24 – 6- 2008
Kekurangan volume cairan b/d output
yang berlebihan ditandai dengan :
DS :
- orang tua
mengeluh anaknya BAB berlendir +
3x / hari
DO :
- KU : lemah
- BB : 7,2 kg
- Vital sign : N :
124 x/m, muntah : 3x/hari
- Mata cekung
Kebutuhan cairan terpenuhi
dengan kriteria :
- BAB
kembali normal yaitu 1-2
x / hari dengan
konsistensi padat
- Vital
sign dalam batas normal
SB : 3
- KU
baik
1) K
aji turgor kulit & membran
mukosa
2) O
bs. Vital sign
3) K
aji masukan & halaman
4) J
1) a. Output yang berlebihan
b. akibat
kurangnya
cairan dalam
tubuh
sehingga
turgor kulit
jelek &
membran
mukosa
kering
2) Denyut nadi
lemah dan mudah hilang dapat
menyebabkan hipovolem sehingga
dapat memperberat proses
penyakit
elaskan pada orang tua
pentingnya cairan & akibat
kurangnya cairan tubuh
5) B
eri larutan rehidrasi oral
6) G
anti LRO dengan cairan
rendah natrium seperti air,
asi & formula BL
7) P
enatalaksanaan pemberian
anti diare
3) Output
berlebihan dapat berakibat
terjadinya dehidrasi berat,
menyebabkan hipovolemi
4) Pendidikan
kesehatan penting diterapkan
untuk memperkuat proses
perawatan & pengobatan
5) Untuk
dehidrasi dan penggantian
kekeringan melalui feses.
6) Untuk
mempertahankan terapi cairan
7) Dapat
mengurangi frekuensi BAB
2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya
invasi kuman. Ditandai dengan
Suhu tubuh dalam batas
normal, dengan kriteria :
1) O
bs TTV
1) Peningk
atan suhu tubuh terjadi karena
DS :
- orang tua
mengeluh anaknya panas
- orang tua
mengeluh anaknya selalu menangis
(rewel)
DO :
- suhu tubuh
- rewel
- TTV
kembali normal
- Ana
k tenang
2) B
eri kompres air hangat
3) A
njurkan orang tua untuk
memberi banyak minum
4) A
njurkan orang tua untuk
memakaikan pakaian tipis
pada anak
5) K
olaborasi dengan dokter
dalam pemberian
adanya infeksi yang
mengakibatkan kejang
2) Untuk
rangsangan ke hipotalamus
sebagai pusat pengatur suhu tubuh
sehingga suhu tubuh dapat
dikendalikan
3) Peningk
atan suhu tubuh dapat
mengakibatkan peningkatan
absorbsi cairan intrasel
4) Menghi
ndari penguapan berlebihan &
ekskresi berlebihan
5) Menuru
nkan panas dan untuk
mempercepat proses penyembuhan
antipiretik
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d intake yang tidak adekuat ditandai
dengan :
DS :
- orang tua
mengeluh anaknya kurang nafsu
makan
- orang tua
mengeluh porsi makan tidak
dihabiskan
DO :
- KU : lemah
- Porsi tidak
dihabiskan
- BB : 7,2 kg
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
dengan kriteria :
- nafs
u makan baik
- porsi
6 sendok makan
dihabiskan
- KU :
baik
- BB
meningkat
1) K
aji pola makan klien
2) A
njurkan pada orang tua
untuk memberi makan
dalam PKTS
3) A
njurkan orang tua untuk
memberikan anaknya
makanan TKTP
4) E
valuasi status nutrisi
1) untuk mengetahui
status nutrisi & memudahkan
dalam pemberian intervensi
selanjutnya.
2) Untuk memaksimalkan
masukan nutrisi dan mengurangi
motilitas usu dan sistem
pencernaan pada umumnya
3) Karbohidrat dan
protein dalam memenuhi
kebutuhan energi
4) Memberikan informasi
tentang kebutuhan diet,
keefektifan terapi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tgl MRS :
Umur : Tgl Dikaji :
HARI / TGLNO.
DXIMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa,
24- 06-2008
1.
2.
1. Pukul
15.00
Mengkaji turgor kulit &
membran mukosa dengan hasil
turgor kulit kurang baik dan
mukosa mulut kering.
Terpasang Ivfd Rl
2. Pukul
15.30
Mengobservasi vital sign
dengan hasil N : 124 x,
SB : 38 0 C
3. Pukul
15.45
Mengkaji masukan & haluaran
dengan hasil anak mau minum
susu Al. 110 (4 sendok) dan
makan bubur (4 sendok teh)
4. Pukul
16.00
Menjelaskan pada orang tua
pentingnya cairan akibat dari
kekurangan volume cairan
dengan hasil : orang tuanya
mau mengerti dan mau
melakukannya
5. Memberi
larutan rehidrasi oral dengan
hasil : An F.M minum air
mineral 250 cc
1) Puku
Pukul 20.00
S : - orang tua mengeluh
anaknya BAB berlendir
3X
- orang tua mengeluh
anaknya hanya minum Al
110 3-4 sendok teh.
O : - KU : lemah
- Mukosa kering
A : Masalah kekurangan
volume cairan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5) Kaji
turgor kulit
6) Obs.
Vital sign
7) Kaji
masukan &haluan
8) Beri
larutan rehidrasi oral
S : - Orang tua mengeluh
anaknya kurang nafsu
makan
- Orang tua mengeluh porsi
tidak dihabiskan ( + 3-4
sendok teh)
O : - KU : lemah
3.
l 16.30
Mengkaji pola makan klien
dengan hasil klien kurang
nafsu makan dan porsi makan
tidak dihabiskan ( + 3 - 4
sendok teh)
2) Puku
l 16.45
Menganjurkan pada orang tua
untuk memberi makan dalam
PKTS dan hasil keluarga
mengerti dan mau
melakukannya. Seperti makan
bubur
3) Puku
l 17.00
Mengajurkan orang tua untuk
makan TKTP dengan hasil
keluarga mengerti dan mau
melakukannya
4) Puku
l 17.20
Mengevaluasi status nutrisi
dengan hasil :
Orang tua mengatakan
anaknya makan bubur 3 – 4
sendok the.
1) Pukul
17.30
Mengobservasi TTV dengan
hasil : N : 124 x/m SB : 38 0 C
2) Pukul
18.00
Menganjurkan orang tua untuk
memberi kompres air hangat
3) Pukul
18.30
Menganjurkan orang tua untuk
- Bibir kering
- Porsi tidak habis ( + 3-4
sendok teh)
- BB 7,2 kg
A : masalah perubahan nutrisi
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1)
Kaji pola makan
2)
Anjurkan orang tua
untuk makan PKTS
3)
Anjurkan orang tua
untuk makan TKTP
4)
Evaluasi status nutrisi
S : Orang tua mengatakan
panas anaknya sudah
turun
O : SB : 37 0 C
P : Pertahankan intervensi
1) Obs. TTV
2) Anjurkan orang tua
untuk memberi
kompres air hangat
( jika panas)
3) Anjurkan orang tua
untuk memakaikan
pakaian yang tipis
Rabu,
26 – 6 – 09
1
2.
memberi banyak minum air
pada anaknya dengan hasil
orang tua klien mengerti dan
mau melakukannya
4) Pukul
19.00
Menganjurkan orang tua untuk
memberi pakaian tipis dengan
hasil : orang tua klien mengerti
& mau melakukannya.
1. Pukul 15.00
Mengkaji turgor kulit dan
mukosa dengan hasil : turgor
kulit: baik, mukosa mulut
merah
2. Pukul 15.15
Mengobservasi TTV dengan
hasil N : SB: 37OC
3. Pukul 15.30
Megkaji masukan dan haluan
dengan hasil anak tetap
minuim Al 1110 (4 sendok
teh)
4. Pukul 16.00
Menjelaskan pada orang tua
pentingnya cairan akibat dari
kekurangan cairan
5. Pukul 16.30
Menganjurkan orang tua untuk
memberikan cairan rendah
natrium seperti air dan formula
dengna hasil klien mengatakan
anaknya minum susu AL 110
sebanyak 3-4 sendok teh
6. Pukul 17.00
Pukul 20.00
S : Ibu klien mengatakan
anaknya sudah minum
Al 110 dengan jumlah 4
sendok teh.
O : - KU baik
- Mukosa muluit merah
muda
A : Masalah defisit volume
cairan teratasi
P : Pertahankan intervensi
Pukul 21.00
Memberikan obat antidiare
sesuai indikasi dengan hasil
orang tua memberikan obat
puyer
1. Pukul 17.20
Mengkaji pola makan klien
dengan hasil: klien masih
kurang nafsu makan, dengan
porsi makan bubur + 3-4
sendok teh.
2. Pukul 17.30
Mengajurkan pada orang tua
memberi makan dalam PKTS
dengan hasil :
Keluarga mengerti dan mau
melakukannya.
3. Pukul 17.45Mengevaluasi status gizi nutrisi dengan hasil : Keluarga mengerti dan mau melakukannya
4. Pukul 18.00Mengevaluasi status gizi
dengan hasil : Orang tua
mengatakan anaknya makan 5-
6 sendok teh dan dihabiskan
S: - Klien mengatakan anaknya
makan bubur 3-4 sendok
teh
O : Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi.
P : Pertahankan intervensi