askep gastritis.doc

44
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Salawat beriring salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari jalan kesesatan menuju jalan yang diterangi oleh ilmu pengetahuan. Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan klien dengan Gastritis”. Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu,maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan pada pembaca semua untuk memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan dari makalah ini.Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi kemajuan bersama. Bukittinggi, Maret 2012

Transcript of askep gastritis.doc

Page 1: askep gastritis.doc

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat

pada waktunya. Salawat beriring salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang

telah membawa manusia dari jalan kesesatan menuju jalan yang diterangi oleh ilmu

pengetahuan.

Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan klien dengan Gastritis”.

Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah membantu,maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat

kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan pada pembaca semua untuk memberikan kritik

dan saran demi kesempurnaan dari makalah ini.Atas kritik dan sarannya penulis

mengucapkan terima kasih.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi

kemajuan bersama.

Bukittinggi, Maret 2012

Penulis

Page 2: askep gastritis.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi

dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini  (gastritis) sering kali adalah hasil

dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering

ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa

mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di

Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang

dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan

pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva

dan batang.

Namun, banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang

rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk

terjadinya gastritis.

Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan

dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan

bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang,

gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

B. TUJUAN

Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan Gastritis sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah pencernaan. Mahasiswa

mwngetahui asuhan keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan

praktik di rumah sakit.

Page 3: askep gastritis.doc

BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR GASTRITIS

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI LAMBUNG

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling

banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian disebelah kiri daerah

hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus, bagian

utama, dan bagian bawah yang horizontal, yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan

dengan usofagus melalui orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium

pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel

pada sebelah kiri fundus.

Fungsi lambung menerima makanan dari usofagus melalui orifisium kardiak dan

bekerja sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan

dengan getah lambung. Gelombang peristaltik di mulai tinggi di fundus, berjalan

berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan menyerap perlahan-lahan ke pilorus.

Lambung terdiri dari empat lapisan :

1. Lapisan selubung serosa yang terletak diluar dibentuk olehperitenium,yang menutupi

permukaan lambung dan melipat pada kurvatura minor dan mayor sebgi omentum

minus dan majus.omentum minus terdiri dari atas ligamentum hepatogastrium dan

hepatodeudenale yang melengket pada hati,yang mengantung lambung sepanjang

kurvatura minor.

Page 4: askep gastritis.doc

2. Lapisan otot pada dinding lambung terdiri dari semata-mata otot polos.lapisan

logitudinal yang paling luar terbentang dari osofagus kebawah dan terutama melewati

kurvatura minor dan mayor.otot miring paling dalam merupakan lanjutan lapisan otot

sirkular osofagus dan paling tebal pada daerah fundus dan terbentang sampai pilorus.

3. lapisan submukosa terutama terdiri atas jaringan areolar jarang dan menghubungkan

lapisan otot dan lapisan mukosa lambung.submukosa memungkinkan lapisan otot dan

mukosa mukosa lambung.submukosa memungkinkan lapisan mukosa bergerak

bersama gerak peristaltik.lapisan ini juga mengandung pleksus-pleksus

saraf,pembuluh darah limfe.

4. lapisan mukosa lambung tersusunan dalam limpatan-lipatan longitudinal sementara

yang dinamakan rugae,yang memunkinan meregang.beberapa jenis kelenjer terletak

pada lapisan ini dan dikelompokkan menurut anatomi lambung terletak.kelenjer

kardia terletak dekat lubang kardia dan mengsekresikan mukus.kelenjer fundus dan

kelenjer gastrik terletak pada fundus dan sebagian besar korpus lambung.kelenjer

pilorus terletak pada daerah pilorus lambung menghasilkan gastrin.

Kelenjar yang terdapat di lambung adalah:

1. Kelenjar kardia, terletak paling dekat lubang yang ada di sebelah usofagus.

Kelenjar ini berbentuk tubular, baik sederhana maupun bercabang dan

mengeluarkan secret mucus alkali.

2. Kelenjar fundus, terdahulu bekerja ; kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis

sel. Beberapa sel yaitu sel asam dan sel oksintik, menghasilkan asam yang

terdapat dalam getah lambung. Dan yang lain lagi menghasilkan musin.

3. Kelenjar pilorik. Kelenjar dalam saluran pilorik juga berbentuk tubuler. Terutama

menghasilkan mucus alkali.

B. DEFINISI

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,

yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah

inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar Keperawatan

Medikal  Bedah ,Edisi  Kedelapan  hal 1062).

Page 5: askep gastritis.doc

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung

yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).

Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan

sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara

hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada  daerah

tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa

kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,

peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan

bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Peradangan  ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai

respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :

1.      Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan

mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar

yaitu :

1. Gastritis Eksogen akut. Biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,

seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid ,

mekanisme iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin

(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).

2. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan).

2.      Gastritis Kronik

        Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna

dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik

dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik

tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari

kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik

mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini. 

Page 6: askep gastritis.doc

Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter

pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

C. ETIOLOGI

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas

perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar

antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman

sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip

seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan

tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap

melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah

cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal

sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk

ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang

kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan

makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada

dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam

lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat

korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi

oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion

bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)

sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika

mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding

lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :

1. Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori

yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.

Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat

ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau

akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.

Page 7: askep gastritis.doc

Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur

hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui

sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya

gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan

menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung

dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan

dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti

menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan

racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan

secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari

kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis

tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini

mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan

terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti

inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat

menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin

yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut

hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika

pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan

dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

3. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap

asam lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan

pendarahan dan gastritis.

5. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada

lambung.

6. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal

ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,

Page 8: askep gastritis.doc

menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu

produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi

vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious

anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh

sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

D. MANIFESTASI KLINIS

a. Manifestasi klinis gastritis secara umum adalah :

B 1 (breath)       : takhipnea

B 2 (blood)       : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer

lambat, warna kulit pucat.

B 3 (brain)       : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,

disorientasi, nyeri epigastrum.  

B 4 (bladder)     : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.

B 5 (bowel)      : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap

makanan pedas.

B 6 (bone)         : kelelahan, kelemahan.

b. Manifestasi klinis Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan

asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang

sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

i. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi

renjatan karena kehilangan darah.

ii. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.

Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan

tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

iii. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

iv. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

v. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar

pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi

dengan etiologi yang tidak jelas.

Page 9: askep gastritis.doc

vi. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan

gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat

dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

c. Gastritis kronis

1. Bervariasi dan tidak jelas

2. Perasaan penuh, anoreksia

3. Distress epigastrik yang tidak nyata

4. Cepat Kenyang

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

b. Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.

Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada

suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut

terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi

akibat perdarahan lambung karena gastritis.

c. Uji napas urea

Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease

H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat

diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

d. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.

Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga

dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya

pendarahan dalam lambung.

e. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Page 10: askep gastritis.doc

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna

bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara

memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk

ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih

dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa

nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat

mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut.

Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan

waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh

pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi

menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.

Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat

menelan endoskop.

f. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan

lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum

dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di

rontgen.

g. Analisis Lambung

Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk

menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke

dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis

basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat

untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang

menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas

nyata).

h. Analisis stimulasi

Page 11: askep gastritis.doc

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO,

maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti

histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

F. KOMPLIKASI

1. Gastritis Akut

            Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran

cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock

hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.

Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab

utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak

lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2. Gastritis Kronis

            Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B

12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi

terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan

dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan

pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan

perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

G. PATOFISIOLOGI

1. Gastritis Akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory

Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi

nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan

peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas

melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka

kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan

Page 12: askep gastritis.doc

secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan

peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh

lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat

(bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta

kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila

terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung

berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.

Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan

gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung.

Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya

terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam

berlebih menyebabkan edema lalu rusak.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut

sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan

atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia

pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan

bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan

dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri

yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan

mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan

lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.

Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.

Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan

mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun

demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa

menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons

kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa

Page 13: askep gastritis.doc

perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk

menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori.

Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial

dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan

tukak lambung akan terbentuk.

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu

etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara

spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1.  Gastritis Akut

1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala  menghilang; ubah

menjadi diet yang tidak mengiritasi.

2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.

3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan

netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,

antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat

(untuk sitoprotektor).

4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang

encer atau cuka yang di encerkan.

5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau

tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis

ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa

sakit akibat asam lambung dengan cepat.

7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit

tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,

ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung

yang diproduksi.

Page 14: askep gastritis.doc

2. Gastritis Kronis

1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.

2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi

jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke

dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS

secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk

meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah

bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam

lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung

penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara

menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini

adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat

golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

4. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau

amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi

terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.

pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan

penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth

subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat

pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan

inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H.

pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat

beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi

dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi

dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan

10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.

pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi

dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis

pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H.

pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama

Page 15: askep gastritis.doc

beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut

sudah hilang.

MANAJEMEN NYERI

1. Manajemen nyeri non farmakologik.

Pendekatan non farmakologik biasanya menggunakan terapi perilaku (hipnotis,

biofeedback), pelemas otot/relaksasi,akupuntur, terapi kognitif (distraksi),

restrukturisasi kognisi, imajinasi dan terapi fisik. Nyeri itu dapat diselesaikan tanpa

dengan medikasi sama sekali, berikut ini adalah faktor-faktor yang mungkin dapat

menerangkan mengapa nyeri tidak mendapatkan medikasi sama sekali:

a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan staf medis

Petugas kesehatan (dokter, perawat, dsb) seringkali cenderung berpikiran

bahwa pasien seharusnya dapat menahan terlebih dahulu nyerinya selama

yang mereka bisa, sebelum meminta obat atau penangannya, hal ini mungkin

dapat dibenarkan ketika kita telah mengetahui dengan pasti bahwa nyeri itu

adalah nyeri ringan, dan itupun harus kita evaluasi secara komprehensif,

karena bisa saja nyeri itu menjadi nyeri sedang atau bahkan nyeri yang berat,

apakah kondisi seperti ini dapat terus dibiarkan tanpa penanganan? Apakah

ketakutan untuk terjadinya adiksi apabila mendapatkan analgetik dapat

menyelesaikan masalah ?

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien. Pasien adalah manusia yang

mempunyai kemampuan adaptif, yang dipengaruhi oleh faktor biologis,

psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Ketika pasien masuk ke dunia rumah

sakit sebenarnya ia telah “siap” untuk menerima aturan dan konsekuensi di

dunia tersebut, sehingga kadang-kadang, karena “takut” dianggap tidak

Page 16: askep gastritis.doc

menyenangkan oleh “petugas” atau biar dapat menyenangkan dimata

“petugas” maka ia akan “menahan” informasi yang menyatakan bahwa ia

sekarang sedang mengalami nyeri, atau karena kondisi fisiknya yang

menyebabkan ia tidak mampu untuk mengatakan bahwa ia nyeri, pada kondisi

CKB misalnya.

Pada beberapa kasus seringkali nyeri ini juga merupakan suatu cara agar ia

mendapatkan perhatian yang lebih dari petugas kesehatan, apalagi apabila ia

merasa sudah melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang

pasien, pada kondisi ini mungkin ada perbedaan yang mencolok antara pasien

kelas III dengan pasien yang di rawat di VVIP pada kondisi jeis nyeri yang

sama.

c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan system. Sebagian pasien di rumah

sakit adalah pasien dengan asuransi, yang telah mempunyai standart tertentu di

dalam paket pelayanan mereka, terkadang pasien membutuhkan obat yang

tidak termasuk dalam paket yang telah ditentukan, sehingga ia harus

mengeluarkan dana ekstra untuk itu, ceritanya menjadi lain ketika ia tidak

mempunyai dana ekstra yang dibutuhkan.

2. Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik

Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri :

a. Analgetika golongan non narkotika

b. Analgetika golongan narkotika

c. Adjuvan

3. Prosedur invasive

Prosedur invasif yang biasanya dilakukan adalah dengan memasukan opioid ke dalam

ruang epidural atau subarakhnoid melalui intraspinal, cra ini dapat memberikan efek

analgesik yang kuat tetapi dosisnya lebih sedikit. Prosedur invasif yang lain adalah

blok saraf, stimulasi spinal, pembedahan (rhizotomy,cordotomy) teknik stimulasi,

stimulasi columna dorsalis.

Page 17: askep gastritis.doc

2. ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS SECARA TEORITIS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

1. Nama

2. Usia

3. Jenis kelamin  : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin

4. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan

5. Alamat

6. Suku/bangsa

7. agama       

8. Tingkat pendidikan  : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim

mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap

remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut

biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta

memperparah penyakit ini.

2. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

Page 18: askep gastritis.doc

Klien mengatakan pernah mengkonsumsi: lisol, alkohol, merokok,

kafein lada, steroid , mekanisme iritasi bakterial, obat analgetik (aspirin,

ibuprofen dan naproxen), anti inflamasi terutama aspirin. memakai obat

penghilang nyeri secara terus menerus. menggunakan alkohol secara

berlebihan, penggunaan kokain, klien sering mengalami stress fisik.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan : muntah darah dan buang air besar berdarah dan

berwarna hitam, nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat

ditunjuk dengan tepat lokasinya, mual- mual dan muntah, darah samar

pada tinja, perasaan penuh, tidak nafsu makan, cepat kenyang, sakit

kepala, klien mengatakan tidak toleran terhadap makanan pedas dan asam.

Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

dengan klien.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Konjungtiva anemis,( tanda – tanda anemia ), mukosa bibir kering, wajah

klien tampak meringis, otot menelan lemah, Klien hanya menghabiskan

1/3 porsi yang disediakan

b. Abdomen

I : simetris kiri dan kanan, hematemesis melena, klien memegang perut

saat nyeri

P :, tidak ada pembengkakan, nyeri tekan abdomen

P : bunyi ketok timpany

A : Bising usus meningkat,

c. Ekstremitas

Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer

lambat, kelelahan, kelemahan otot, klien dibantu keluarga dalam

beaktifitas.

d. Genitalia

Page 19: askep gastritis.doc

Oliguria

e. Integument

warna kulit pucat, keringat dingin, turgor kulit jelek, kulit kering

f. Keadaan umum

Klien tampak lemah, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, Berat

badan 20% / lebih dibawah berat badan ideal

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan darah

Hasil tes yang positif terdapat H. Pylori dalam darah menunujukkan bahwa

pasien pernah kontak dengan bakteri. Tes darah menunjukkan anemia yang

terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.

b. Pemeriksaan feces

Hasil yang positif terdapat bakteri H. Pylori dalam feses dapat

mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap

adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam

lambung.

c. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna

bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan

dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop)

melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas

usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop

dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.

Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter

Page 20: askep gastritis.doc

akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu

kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan

waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung

disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek

dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada

resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak

nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. Untuk melihat

adanya ulkus atau tumor.

d. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan

lainnya.

e. Analisis stimulasi

Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak

DATA FOKUS

Data Subjektif

- Klien mengatakan pernah mengkonsumsi: lisol, alkohol, merokok, kafein lada,

steroid, mekanisme iritasi bakterial, obat analgetik (aspirin, ibuprofen dan naproxen),

anti inflamasi terutama aspirin. klien.

- Klien mengatakan memakai obat penghilang nyeri secara terus menerus.

menggunakan alkohol secara berlebihan, penggunaan kokain,

- Klien mengatakan sering mengalami stress fisik

- Klien mengatakan muntah darah dan buang air besar berdarah dan berwarna hitam

- Klien mengatakan darah samar pada tinja

- Klien mengatakan nyeri timbul pada ulu hati

- Klien mengatakan mual- mual dan muntah

- Klien mengatakan perasaan mual, tidak nafsu makan,

- Klien mengatakan cepat kenyang,

- Klien mengatakan sakit kepala.

Page 21: askep gastritis.doc

- Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih

Data Objektif

- Konjungtiva anemis,( tanda – tanda anemia )

- Takhipnea

- Takikardi

- Hipotensi

- Disritmia

- Nadi perifer lemah

- Pengisian perifer lambat

- Kelelahan

- Kelemahan otot

- Oliguria

- Warna kulit pucat

- Keringat dingin

- Klien tampak lemah

- Tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi

- Mukosa bibir kering

- Bising usus meningkat

- Turgor kulit jelek

- Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan

- Berat badan 20% / lebih dibawah berat badan ideal

- Kulit kering

- Otot menelan lemah

- Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas

- Klien tampak meringis

- Klien memegang perut saat nyeri

- Nyeri tekan abdomen

ANALISA DATA

No. Data-Data Etiologi Masalah

1 DS: Iritasi mukosa Nyeri

Page 22: askep gastritis.doc

- Klien mengatakan pernah

mengkonsumsi: lisol, alkohol,

merokok, kafein lada, steroid,

mekanisme iritasi bakterial, obat

analgetik (aspirin, ibuprofen dan

naproxen), anti inflamasi terutama

aspirin. klien.

- Klien mengatakan memakai obat

penghilang nyeri secara terus menerus.

menggunakan alkohol secara

berlebihan, penggunaan kokain,

- Klien mengatakan nyeri timbul pada

ulu hati

- Tidak toleran terhadap makanan pedas

DO:

- Keringat dingin

- Takikardi

- Klien tampak meringis

- Klien memegang perut saat nyeri

- Nyeri tekan abdomen

- TD meningkat

lambung

2. DS:

- Klien mengatakan muntah darah dan

buang air besar berdarah dan berwarna

hitam

- Klien mengatakan darah samar pada

tinja

- Klien mengatakan mual- mual dan

muntah

DO:

Output cairan 

yang berlebihan

Defisit  volume

cairan dan

elektrolit

Page 23: askep gastritis.doc

- Pengisian perifer lambat

- Hipotensi

- oliguria

- Mukosa bibir kering

- Turgor kulit jelek

3. DS:

- Klien mengatakan mual- mual dan

muntah

- Klien mengatakan perasaan mual, tidak

nafsu makan,

- Klien mengatakan cepat kenyang,

DO:

- Bising usus meningkat

- Turgor kulit jelek

- Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi

yang disediakan

- Berat badan 20% / lebih dibawah berat

badan ideal (BB turun)

- Kulit kering

- Otot menelan lemah

- Klien tampak lemah

- HB: 8 gr/dl

Ketidak

seimbangan intake

dan output

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

4. DS:

- Klien mengatakan sakit kepala.

- Klien mengatakan badan terasa lemah

dan letih

DO:

- Klien tampak lemah

- Tingkat kesadaran dapat terganggu,

disorientasi

- Klien dibantu keluarga dalam

Kelemahan fisik Intoleransi

aktivitas

Page 24: askep gastritis.doc

beraktifitas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

I. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung

II. Defisit  volume cairan berhubungan dengan output cair  yang berlebih

III. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan

anorexia, mual dan muntah

IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx.I Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung

No Diagnosa NOC NIC Aktifitas

1. Nyeri berhubungan

dengan iritasi

lambung

Definisi: sensori

yang tidak

menyenangkan dan

pengalaman

emosional yang

muncul secara

actual atau

potensial

kerusakan jaringan

atau

menggambarkan

adanya kerusakan

ke serangan

mendadak atau

pelan intensitasnya

dari ringan sampai

Kriteria hasil:

- Mengenali

factor

penyebab

- Menggunakan

metode non

analgetik

untuk

mengurangi

nyeri

- Mengenali

gejala-gejala

nyeri

- Melaporkan

nyeri yang

sudah

terkontrol

Kriteria penilaian

NOC:

1. Pain

managem

ent

- Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan factor

presipitasi

- Observasi reaksi non

verbal dan

ketidaknyamanan

- Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

- Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan

dan kebisingan

Page 25: askep gastritis.doc

berat yang dapat

diantisipasi dengan

akhir yang dapat

diprediksi dan

dengan durasi

kurang dari 6 bulan

Batasan

karakteristik:

- Dilaporkan

secara verbal

atau non verbal

- Fakta dan

observasi

- Tingkah laku

berhati-hati

1. Tidak

dilakukan

sama sekali

2. Jarang

dilakukan

3. Kadang

dilakukan

4. Sering

dilakukan

5. Selalu

dilakukan

2. Analgesic

administra

tion

- Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

- Tingkatkan istirahat

- Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

- Cek riwayat alergi

- Cek instruksi dokter

tentang jenis obat, dosis,

frekuensi

- Pilih analgesic yang

diperlukan atau

kombinasi dan analgesic

ketika pemberian lebih

dari satu, tentukan

pilihan analgesic

tergantung tipe dan

beratnya nyeri

- Pilih rute IV, IM untuk

pengobatan nyeri

- Berikan analgesic tepat

waktu terutama saat

nyeri hebat

Dx.II Defisit volume cairan berhubungan dengan output cair yang berlebihan

No Diagnosa NOC NIC Aktifitas

2. Deficit volume

cairan b/d output

yang berlebihan

Definisi:

penurunan cairan

intravaskuler,

- Fluid balance

- Hydration

- Nutritional :

fluid and food

intake

Kriteria hasil:

1. Fluid

manage

ment

- Pertahankan catatan

intake dan output yang

akurat

- Monitor status hidrasi

- Monitor hasil

laboratorium yang

Page 26: askep gastritis.doc

intersisial, dan

atau intraseluler.

Batasan

karakteristik:

- Kelemahan

- Penurunan

turgor kulit

- Kulit kering

- Konsentrasi

urin meningkat

- Mempertahanka

n urin output

sesuai dengan

usia dan berat

badan

- Tekanan darah,

nadi, suhu dalam

batas normal

- Tidak ada tanda-

tanda dehidrasi,

turgor kulit baik

Kriteria penilaian

NOC:

1. Tidak dilakukan

sama sekali

2. Jarang dilakukan

3. Kadang

dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

sesuai dengan retensi

caran

- Monitor masukan dan

makanan / cairan dan

hitung intake kalori

harian

- Dorong masukan oral

- Monitor TTV

- Kolaborasi pemberian

cairan / makanan

dengan dokter dan ahli

gizi

Dx.III Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan

dengan anorexia mual dan muntah

No Diagnosa NOC NIC Aktifitas

3. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

b/d anorexia mual

muntah

Definisi: intake,

nutrisi tidak cukup

untuk keperluan

metabolisme tubuh

- Nutritional

status: food

and fluid

intake

Kriteria hasil:

- Adanya

peningkatan

berat badan

sesuai dengan

1. N

utrition

managem

ent

- Kaji adanya alergi

makanan

- Kaji kemampuan pasien

untuk mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan

- Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat

- Monitor jumlah nutrisi

Page 27: askep gastritis.doc

Batasan

karakteristik:

- Dilaporkan

adanya intake

makanan yang

kurang

- Mudah merasa

kenyang sesaat

setelah

mengunyah

makanan

- Keengganan

untuk makan

- Nyeri abdominal

dengan atau

tanpa patologi

tujuan

- Mampu

mengidentifik

asi kebutuhan

nutrisi

- Adanya

keinginan

untuk makan

- Tidak adanya

nyeri

abdominal

Kriteria penilaian

NOC:

6. Tidak

dilakukan

sama sekali

7. Jarang

dilakukan

8. Kadang

dilakukan

9. Sering

dilakukan

10. Selalu

dilakukan

2. N

utrition

monitoring

dan kandungan kalori

- Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

- Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

- BB pasien dalam batas

normal

- monitor adanya

penurunan berat badan

- monitor lingkungan

selama makan

- monitor mual dan

muntah

- monitor kalori dan

intake nutrisi

Dx.IV Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

No Diagnosa NOC NIC Aktifitas

4. Intoleransi aktifitas

berhubungan

dengan kelemahan

fisik

Definisi:

ketidakcukupan

- Energy

conservation

- Self care:

ADL

Kriteria Hasil:

- Berpartisipasi

1. Energy

managem

ent

- Observasi adanya

pembatasan klien dalam

beraktifitas

- Kaji adanya factor yang

menyebabkan kelelahan

- Monitor nutrisi dan

Page 28: askep gastritis.doc

energy secara

fisiologis maupun

psikologis untuk

meneruskan atau

menyelesaikan

aktifitas diminta

atau aktifitas

sehari-hari

Batasan

karakteristik:

- Melaporkan

secara verbal

adanya

kelelahan atau

kelemahan

- Respon

abnormal dan

tekanan darah

atau nadi

terhadap

aktifitas

dalam aktifitas

fisik tanpa

disertai

peningkatan

tekanan darah,

nadi dan

pernafasan

- Mampu

melakukan

aktifitas

sehari-hari

Kriteria penilaian

NOC:

1. Tidak

dilakukan

sama sekali

2. Jarang

dilakukan

3. Kadang

dilakukan

4. Sering

dilakukan

5. Selalu

dilakukan

2. Activity

therapy

sumber energy yang

adekuat

- Monitor akan adanya

kelelahan fisik dan

emosi secara berlebih

- Bantu klien untuk

mengidentifikasi

aktifitas yang mampu

dilakukan

- Bantu untuk memilih

aktifitas konsisten yang

sesuai dengan

kemampuan fisik dan

psikologis

- Bantu untuk

mendapatkan alat

bantuan aktifitas seperti

kursi roda

- Kolaborasi dengan

tenaga rehabilitasi medic

dalam merencanakan

program terapi yang

tepat

D. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat

untuk mencapai tujuan yang diharapkan

E. EVALUASI

Evaluasi dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan dengan

pendekatan SOAP (data subjektif, data objektif, analisa data dan perencanaan)

Page 29: askep gastritis.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang

pada  daerah tersebut. 

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa

kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,

peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan

bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi

factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa

obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang

dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu

dengan yang lainnya

B. Saran

Page 30: askep gastritis.doc

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh

dari kata sempurna. Maka penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC,

Jakarta

http://en.wikipedia.org, Gastritis

http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information

Clearinghouse