askep encefalitis

18
BAB I PENDAHULUAN  1.1 Latar Belakang  Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994). Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing,  protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen,Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus.Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan  pascavaksinasi pertusis Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya,Ensefalitis supuratif akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus,streptococcus,E.Colli,Mycobacterium,danT.Pallidum.sedangkan ensefalitis virus  penyebab adalah virus RNA (Virus Parotis), virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicell a. 1.2 Tujuan  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai pengertian Penyakit Encefalitis  Memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai penyebab penyakit Encefalitis  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai penyebab penyakit Encefalitis  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai cara pencegahan dan  pengobatan penyakit Encefalitis

Transcript of askep encefalitis

Page 1: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 1/18

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang 

Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus ataumikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994).

Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing,

 protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000).

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh

virus atau mikroorganisme lain yang non purulen,Penyebab tersering dari ensefalitis adalah

virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps,

dan adenovirus.Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan

 pascavaksinasi pertusis

Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya,Ensefalitis supuratif akut

dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus

aureus,streptococcus,E.Colli,Mycobacterium,danT.Pallidum.sedangkan ensefalitis virus

 penyebab adalah virus RNA (Virus Parotis), virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus

dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.

1.2  Tujuan 

  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai pengertian Penyakit Encefalitis

  Memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai penyebab penyakit

Encefalitis

  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai penyebab penyakit Encefalitis

  Memberi pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai cara pencegahan dan

 pengobatan penyakit Encefalitis

Page 2: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 2/18

 

BAB II 

ANATOMI FISIOLOGI 

2.1  Anatomi Fisiologi 

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri

terutama dari jaringan saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi

untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan

tubuh.Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah

(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan

varol.

a.  Otak besar (serebrum)  

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental yaitu yang

 berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

 pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai

dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks

serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor ) yang

terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau

merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan

sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,

dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur

kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir

Page 3: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 3/18

(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di

 bagian belakang.

b. Otak tengah (mesensefalon)  

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti

 penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

3. Otak kecil (serebelum)  

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi

secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli )  

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,

 juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakakng

5. Sumsum sambung (medul la oblongata)  

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke

otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,

tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar

 pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,

 batuk, dan berkedip.

Page 4: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 4/18

BAB III 

LANDASAN TEORI 

3.1 Definisi 

Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau

mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994).

Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing,

 protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta kedokteran jilid 2, 2000).

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh

virus atau mikroorganisme lain yang non purulen,Penyebab tersering dari ensefalitis adalah

virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps,dan adenovirus.Ensefalitis bias juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan

 pascavaksinasi pertusis.

Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya,Ensefalitis supuratif akut

dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus

aureus,streptococcus,E.Colli,Mycobacterium,danT.Pallidum.sedangkan ensefalitis virus

 penyebab adalah virus RNA (Virus Parotis), virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus

dengue, virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.

3.2  Etiologi 

Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria,

 protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab Ensefalitis adalah

Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis

 bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000). Penyebab lain

adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar

air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi

karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau

vaksinasi terdahulu.

Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus serta epidemiologinya ialah:

  Infeksi virus yang bersifat endemik

1.  Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.

Page 5: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 5/18

2.  Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis, Eastern

equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer encephalitis,

Murray valley encephalitis.

  Infeksi virus yang bersiat sporadik : rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster,

Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lain yang

dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.

  Encephalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-rubela, pasca-

vaksinia, pasca-mononukleosis infeksius, dan jenis-jenis lain yang mengikuti infeksi

traktus respiratorius yang tidak spesifik.(Robin cit. Hassan, 1997)

3.3  Manifestasi Klinik    Onset mendadak atau bertahap adalah

1. Malaise.

2. Demam.

3. Sakit kepala, pusing.

4. Apatis.

5. Leher kaku.

6. Mual dan muntah.

7. Ataksia.

8. Tremor, hiperaktivitas.

9. Kesuliatan bicara.  Dalam kasus yang berat:

1. Demam tinggi.

2. Pingsan.

3. Disorientasi, kekejangan.

4. Kejang, koma (dapat melanjutkan sampai mati).

5. Okular palsi.

6. Kelumpuhan.

Meskipun penyebabnya berbeda, gejala klinis ensefalitis lebih kurang sama dan khas

sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnostik. Secara umum gejala berupa trias

ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun. (Arif, 2000).Setelah

masa inkubasi kurang lebih 5-10 hari akan terjadi kenaikan suhu yang mendadak, seringkali

terjadi hiperpireksia, nyeri kepala pada anak besar, menjerit pada anak kecil. Ditemukan

tanda perangsangan SSP (koma, stupor, letargi), kaku kuduk, peningkatan reflek tendon,

tremor, kelemahan otot dan kadang-kadang kelumpuhan (Kempe, 1982).

3.4 Patofisiologi Virus masuk ketubuh klien melalui kulit,saluran nafas,dan saluran cerna.setelah

masuk kedalam tubuh virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan beberapa caraa :

Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu

Page 6: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 6/18

Penyebaran hematogen priimer : virus masuk kedalam darah kemudian menyebar ke organ

dan berkembangbiak di organ tersebut

Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak didalam sellaput lendir dan

menyebar melalui sistem persarafan.

Setelah terjadi penyebaran di otak menjadi manifestasi klinis ensefalitis,masa

 pradromal berlangsung 1-4 hari di tandai dengan demam,sakit kepala,pusing,muntah,nyeritenggorokan,malaise,nyeri ekstremitas dan pucat .suhu badan meningkat ,fotofobia,sakit

kepala,muntah-muntah,letargi,kadang disertai dengan kaku kuduk apabila infeksi mengenai

meningen . pada anak tampak gelisa kadang disertai perubahan tingkah laku.dapat disertai

gangguan penglihatan ,pendengaran,bicara,serta kejang.gejala ini berupa gelisa ,

rewel,perubahan prilaku,gangguan kesadaran,kejang,kadang-kadang disertai tanda neurologis

fokal berupa afasia,hemmiparesis,hemiplegia,ataksia,dan paralisis saraf otak.

3.5 Pemeriksaan penunjang 

Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan  – keluhan klien ,

 pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis .

 pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3(brain) yang terarah dan di hubungkan dengan keluhan klien.

Pemeriksaan fisik mulai dengan memeriksa tanda  –  tanda vital , pada klien ensefalitis

 biasanya di dapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari normal 39-41 C.keadaan ini

 biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dari selaput otak yang sudah menganggu

 pusat pengaturan suhu tubuh.penurunan denyut nadi terjadi berhubungan dengan tanda  –  

tanda peningkatan TIK.apabila diseratai peningkatan frekuensi perrnafasan sering

 berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum dan adanya infeksi pada sistem

 penafasan sebelum mengalami ensefalitis .TD biasanya normal atau meningkat dengan

tanda-tanda peningkatan TIK

B1 ( breathing )

Inspeksi apakah klien batuk , produksi sputum , sesak nafas , penggunaan otot batknafas , dan peningkatan frekuensi pernafasan yang disertai adanya gangguan pada sistem

 pernafasan .palpasi biasanya taktil premitus seimbang kanan dan kiri . auskultasi bunyi napas

tambahan seperti ronkhi pada klien dengan ensefalitis berhubungan akumulasi sekret dari

 penurunan kesadaran.

B2 ( Blood )

Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapat kan renjatan hipovolemik yang sering

terjadi pada klien ensefalitis

B3 ( Brain )

Pengkajian B3 ( brain ) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap di

 bandingkan pengkajianpada sistem lainnya.

Tingkat kesadaran

Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien ensefalitis biasanya berkisaraan padda

tingkat letargi,stupor,dan semikomatosa.apabila klien sudah mengalami koma maka penilaian

GSC sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dengan bahan untuk memantau

 pemberian asuhan keperawatan.

Fungsi serebri Status mentral : observasi penampilan klien dan tingkah lakunya nilai gaya bicara

klien dan observasi ekspresi wajah , dan aktivitas motorik . pada klien ensefalitis tahap lanjut

 biasanya status mental klien mengalami perubahan.

Pemeriksaan saraf kranialSaraf I. Fungsi penciuman biasanya tidak ada kelaian pada klien ensefalitis

Page 7: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 7/18

Saraf II.Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal . pemeriksaan papiledema mungkin

didapatkan terutama pada ensefalitis supuratif disertai abses serebri dan efusi subdural yang

menyebabkan terjadinya peningkatan TIK.

Saraf III , IV dan VI pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil pada klien ensefalitis yang tidak

disertai yang telah menganggu kesadaran , tanda  –   tanda perubahan dari fungsi dan reaksi

 pupil akan didapatkan .dengan alasan yang tidak diketahui klien esnsefalitis mengeluhmengalami fotobia atau sensitif yang berlebihan terhadap cahaya.

Saraf V  . Pada klien ensefalitis didapatkan paralis pada otot sehingga menganggu proses

mengunyah.

Saraf VII.persepsi pengecapan dalam bata nnormal wajah asimetris karena adanya paralis

unilateral

Saraf VIII . tidak ditemukan adanya tuli konduktif persepsi

Saraf IX dan X  .Kemampuan menelan kurang baik sehingga menganggu pemenuhan

kebutuhan nutrisi via oral

Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius . adanya usaha dari

klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk.

Saraf XII. Lidah simetris tidak ada deviasi pada stau sisi dan tidak ada fasikulasi ,indra pengecapan normal.

Sistem motorik

Kekutan otot menurun , kontrol keseimbangan dan koordinasi pada ensefalitis tahap

lanjut mengalami perubahan.

Pemeriksaan Refleks

Pemeriksaan reflaks dalam , pengetukan pada tendon , ligamentum atau periosteum

derajat refleks pada respon normal . repleks patologis akan didapatkan pada klien ensefalitis

dengan tingkat kesadaran koma.

Gerakan involunter

Tidak ditemukannya tremor,tic dan distonia.pada klien keadaan tertentu klien

 biasanya mengalami kejang umum , terutama pada anak dengan ensefalitif disertai

 peningkatan suhu tubuh yang tinggi . kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan

ensefalitis.kejang terjadi sekunder akibat fokal kortikal yang peka.

Sistem sensorik

Pemeriksaan sensorik pada ensefalitis biasanya didapatkan perasaan raba normal ,

 perasaan nyeri normal , perasaan suhu normal , dan perasaan diskriminatif normal .

Peradangan pada selaput otak mengakibatkansejumlah tanda yang mudah di kenali

 pada ensefalitis . tanda tersebut adalah kaku kuduk yaitu ketika adannya upaya untuk fleksi

kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme

B4 ( Bladder )

Pemeriksaan pada sistem perkemihan biaanya berkurangnya volume haluaran urine ,hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.

B5 ( Bowel )

Mual sampai muntah di hubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung .

 pemenuhan nutrisi pada klien meningitis menurun karena anoreksia dan adanya kejang.

B6 ( Bonel )

Penurunan kekuatan otot dan penurunan ingkat kesadaran menurunkan mobilitas

secara umum . Dalam pemenuhan kebutuhan sehari  –  hari klien lebih banyak di bantu oleh

orang lain.

3.6 Penatalaksanaan Medis 

Page 8: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 8/18

  I solasi Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai

tindakan pencegahan.

  Terapi antimi kroba, sesuai hasil kul tur Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter :

1.  Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis

2.  Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis

3.  Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir secara

signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas HSV encephalitis. Acyclovir

diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama

10-14 hari untuk mencegah kekambuhan (Victor, 2001).

4.  Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara polifragmasi.

  Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial , manajemen edema otak

2  Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan; jenis dan jumlah cairan yang diberikan

tergantung keadaan anak.

3  Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa giving set untuk

menghilangkan edema otak.

4  Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkanedema otak.

  Mengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang.

Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.

  Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali

  Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama

  Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium drip

dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam.

  Mempertahankan venti lasi Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-

3l/menit).

  Penatalaksanaan shock septik

  Mengontrol perubahan suhu li ngkungan  

  Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan kompres pada permukaan tubuh yang

mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak,

Page 9: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 9/18

selangkangan, daerah proksimal betis dan di atas kepala. Sebagai hibernasi dapat

diberikan largaktil 2 mg/kgBB/hari dan phenergan 4 mg/kgBB/hari secara intravena

atau intramuscular dibagi dalam 3 kali pemberian. Dapat juga diberikan antipiretikum

seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah memungkinkan pemberian obat

 per oral.(Hassan, 1997)

BAB IV 

ASUHAN KEPERAWATAN 

4.1  Pengkajian 

Anamnesis 

Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa anaknya untuk

meminta pertolongan kesehaan adalah kejang disertai penurunan tingkat kesadaran.

4.1.1  Riwayat penyakit saat ini

Factor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman

 penyebab. Di sini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai

serangan , sembuh, atau bertambah buruk. Pada pengkajian klien ensefalitis biasanya

didapatkan keluhan yang berhubungan dengan akibat dari infeksi peningkatan TIK. Keluhan

gejala awal yang sering adalah sakit kepala dan demam. Sakit kepala disebabkan ensefalitis

yang berat dan sebagai akibat iritasi selaput otak. Demam umumnya ada dan tetap tinggi

selama perjalanan penyakit.

Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pengkajian lebih mendalam,

 bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang sering menimbulkan kejang, dan

Page 10: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 10/18

tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.Adanya

 penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan ensefalitis bakteri.Disorientasi

dan gangguan memori biasanya merupakan awal adanya penyakit.Perubahan yang terjadi

 bergantung pada beratnya penyakit, demikian pula respons individu terhadap proses

fisiologis. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi.Sesuai perkembangan penyakit,

dapat terjadi letargi, tidak responsive dan koma.

Pengkajian pada anak didapatkan keadaan anak menjadi lesu atau terjadi kelemahan

secara umum, nyeri ekstrimitas, rewel, demam (39-410C), nafsu makan menurun, muntah-

muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pucat dan gelisah.

4.1.2  Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian penyakit yangpernah dialami klien yang menjadi predisposisi keluhan

sekarang meliputi pernahkah klien mengalami campak, cacar air, herpes, dan

 bronkopneumonia.Pengkajian pada anak mungkin didapatkan riwayat mendarita penyakit

yang disebabkan oleh virus seperti virus influenza, varicella, adenovirus, kokssakie,

echovirus atau parainfluenza, infeksi bakteri, parasit satu sel, cacing, fungus,

riketsia.Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien seperti pemakaian oba

kortikosteroid, pemakaian jenis-jenis antibiotic dan reaksinya (untuk menilai resistensi

 pemakaian antibiotic) dapat meningkatkan komprehensifnya pengkajian.Pengkajian riwayat

ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar

untuk mengkaji lebh jauh serta untuk memberikan tindakan selanjutnya.

4.1.3  keluhan utama.

Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS. keluhan utama

 pada penderita encephalitis yaitu sakit kepala, kaku kuduk, gangguan kesadaran, demam dan

kejang.

4.1.4   Riwayat penyakit sekarang .

Merupakan riwayat klien saat ini yang meliputi keluhan, sifat dan hebatnya keluhan,

mulai timbul atau kekambuhan dari penyakit yang pernah dialami sebelumnya. Biasanya

 pada masa prodromal berlangsung antara 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala,

 pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstrimitas dan pucat. Kemudian diikuti

tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari distribusi dan luas lesi pada neuron.

Gejala terebut berupa gelisah, irritable, screaning attack, perubahan perilaku, gangguan

kesadaran dan kejang kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia,

hemiparesis, hemiplegia, ataksia dan paralisi saraf otak.

4.1.5   Riwayat kehamilan dan kelahiran 

Page 11: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 11/18

Dalam hal ini yang dikaji meliputi riwayat prenatal, natal dan post natal.

Dalam riwayat prenatal perlu diketahui penyakit apa saja yang pernah diderita oleh ibu

terutama penyakit infeksi. Riwayat natal perlu diketahui apakah bayi lahi rdalam usia

kehamilan aterm atau tidak karena mempengaruhi system kekebalan terhadap penyakit pada

anak. Trauma persalinan juga mempengaruhi timbulnya penyakit contohnya aspirasi ketuban

untuk anak.Riwayat post natal diperlukan untuk mengetahui keadaan anak setelah

lahir.Contoh : BBLR, apgar score, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

selanjutnya.

4.1.6   Riwayat penyakit yang lalu.

Kontak atau hubungan dengan kasus-kasus meningitis akan meningkatkan

kemungkinan terjdinya peradangan atau infeksi pada jaringan otak (J.G. Chusid, 1993).

Imunisasi perlu dikaji untuk mengetahui bagaimana kekebalan tubuh anak. Alergi pada anak

 perlu diketahui untuk dihindarkan karena dapat memperburuk keadaan.

4.1.7   Riwayat kesehatan keluarga 

Merupakan gambaran kesehatan keluarga, apakah ada kaitannya dengan penyakit yang

dideritanya. Pada keadaan ini status kesehatan keluarga perlu diketahui, apakah ada anggota

keluarga yang menderita penyakit menular yang ada hubungannya dengan penyakit yang

dialami oleh klien (Soemarno marram, 1983).

4.1.8 Riwayat social .

Lingkungan dan keluarga anak sangat mendukung terhdap pertumbuhan dan

 perkembangan anak. Perjalanan klinik dari penyakit sehingga mengganggu status mental,

 perilaku dan kepribadian. Perawat dituntut mengkaji status klien ataukeluarga agar dapat

memprioritaskan maslaah keperawatnnya.(Ignatavicius dan Bayne, 1991).

4.1.9 Kebutuhan dasar (aktfitas sehari-hari). 

Pada penderita ensepalitis sering terjadi gangguan pada kebiasaan sehari-hari antara lain: gangguan pemenuahan kebutuhan nutrisi karena mual muntah, hipermetabolik akibat proses

infeksi dan peningkatan tekanan intrakranial. Pola istirahat pada penderita sering kejang, hal

ini sangat mempengaruhi penderita. Pola kebersihan diri harus dilakukan di atas tempat tidur

karena penderita lemah atau tidak sadar dan cenderung tergantung pada orang lain perilaku

 bermain perlu diketahui jika ada perubahan untuk mengetahui akispitalisasi pada anak.

4.1.10 Pengkajian psiko-sosial-spiritual

Pengkajian psikologis klien ensefalitis meliputi beberapa penilaian yang

memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai satatus

emos,kognitif , daan perilaku klien . pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien

 juga penting untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan

 perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaaruhnya dalam

kehidupan sehari  –  hari baik dalam keluarga ataupun masyarakat.apakah ada dampak yang

Page 12: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 12/18

timbul pada klien , yaitu timbul ketakutan akan kecacatan , rasa cemas dan rasa

ketidakmampuan untuk melakukan aktivitaas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya

yang salah .pengkajian mengenai mekanisme koping yang sadar biasa digunakan klien

selama masa steres meliputi kemampuan klien untuk mendiskusikan maslah kesehatan saat

ini yang telah dikeatahui dan oerubahan perilaku akbat stress,Karena klien harus melayani

rawat inap maka apakah keadaan ini memberidampak pada status ekonomi klien , karena biaya perawatan dan pengobatan memerluukan dana yang tidak sedikit . perawat juga

memasukan pengkajian terhadap fungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis

yang akan terjadi pada gaya hidup klien .perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri dari

dua masalah , yaitu keterbatasan yang di akibatkan oleh defisit neurologis dalam

hubungannya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan mendukung

adaptasi pada gangguan neurologis didalam sistem dukungan individu

4.2 Diagnosi Keperawatan1.  Gangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan

intrakranial.

2.  Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret ,

kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran .

3.  Resiko tinggi defisit cairan dan hipovolemik.

4.  Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

ketidak mampuan menelan , keadaan hipermetabolik.

5.  Resiko tinggi cedera yang berhubungan denga kejang perubahan statusmental, dan

 penurunan tingkat kesadaran.

6.  Resiko kejang berulang.

7.   Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak.

8.  Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,penurunan

kekuatan otot , penurunan kesadaran kerusakan persepsi.9.  Gangguan persepsi sensorik yang berhubungan dengan kerusakan penerima rangsang

sensorik,trasmisi sensorik dan interasi sensorik.

10.  Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis penyakit,perubahan

 psikososial ,perubahan persepsi kognitif,perubahan aktual dalam struktur dan fungsi ketidak

 berdayaan dan merasa tidak ada harapan.

11.  Cemas yang berhubungan dengan ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan.

4.3 INTERVENSI 

1.Gangguan perfusi jarinagn serebri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan

intracranial

Data penunjang : Malaise,pusing ,nausea ,iritabilitas ,kejang ,kesadaran menurun bingung,delirium ,koma.perubahan refleks-refleks,tanda – tanda neurologis,fokal pada

meningitis,tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial(bradikardi,tekanan darah

meningkat),nyeri kepala hebat.

Tujuan : dalam waktu 3X24 jam setelah diberikan intervensi perfusi otak meningkat .

Kriteria hasil : tingkat kesadaran meningkat menjadi sadar,disoremtasi negatif,konsentrasi

 baik,perfusi jaringan dan oksigenasi baik,tanda-tanda vital dalam batas normal,syok dapat

di hindari.

Intervensi Rasionalisasi

Monitor klien dengan tepat setelah

lumbal fungsi .anjurkan klien berbaring

minimal 4-6 jam setelah lumbal pungsi

Untuk mencegah nyeri kepala yang menyertai

 perubahan intracranial

Monitor tanda –  tanda peningkatan Untuk mendeteksi tanda-tanda syok yang harus

Page 13: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 13/18

intrakranial selama perjalan penyakit (

nadi,tekanan darah meningkat,kesadaran

menurun,napas irreguler,refleks pupil

menurun,klelmahan)

dilaporkan ke dokter untuk di intervensi awal.

Monitor tanda-tanda vital dan neurologis

tiap 5-30 menit.catat dan laporkansegerah perubahan  –  perubahan tekanan

intrakranial.

Perubahan-perubahan ini menandakan adanya

 perubahan intrakranial dan penting untukintervensi awal.

Hindari posisi tungkai ditekuk atau

gerakan-gerakan klien ,anjurkan tirai

 baring.

Untuk mencegah peningkatan intracranial

Tinggikan sedikit kepala pasien dengan

hati-hati,cegah gerakan yang tiba-tiba

dan tidak perlu dari kepala dan leher

hindari fleksi leher

Untuk mengurangi tekanan intracranial

Bantu seluruh aktivitas dan gerakan

klien beri petunjuk BAB ,aanjurkan lien

untuk menghembuskan napas dalam bila

miring dan bergerak ditempat tidur

cegah posisi fleksi lutut

untuk mencegah keregangan otot yang dapat

menimbulkan peningkatan intrakranial

Waktu prosedur perawatan disesuaikan

dan diatur tepat waktu dengan periode

relaksasi ,hindari rangsangan yang tidak

 perlu.

Untuk mencegah eksitsi yang merangsang otak

yang sudaah iritasi dan dapat menimbulkan

kejang

Beri penjelasan kepada pasien keadaan

lingkungan klien

Untuk mengurang disorientasi dan untuk

klarifikasi persepsi sensorik yang terganggu

Evaluasi selama masa penyembuhanterhadap gangguan motorik , sensorik

dan intelektual

Untuk merujuk ke rehabilitasi

Kolaborasi pemberian steroid osmotik Untuk menurunkan tekanan intrkranial

2.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi

sekret,kamampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jamsetelahdiberikn tindakan ,jalan nafas kembali efektif

kriteria hasil : secara subjektif sesak napas ( - ) ,frekuensi napas 16-20x/menit,tidak

menggunakan otot bantu napas ,retraksi ics (-) ,ronkhi (-/-),mengi (-/-),dapat

mendemonstrasikan cara batuk efektif.

Intervensi Rasional

Kaji fungsi paru adanya bunyi napas

tambahan,perubahan irama dan kedalaman

Memantau dan mengatasi komplikasi poensial.

Pengkajian fungsi pernapasan dengan interval

Page 14: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 14/18

 penggunaan otot  –  otot dan asesori warna

dan kekentalan sputum.

yang teratur adalah penting karena pernapasan

yang tidak efektif dan adanya kegagalan, akibat

adanya kelemahan atau paralisis pada otot-otot

interkostal dan diafragma berkembang dengan

cepat

Atur posisi fowler dan semifowler Peninggian kepala tempat tidur memudahkan

 pernapasan, meningkatkan ekspansi dada, dan

meningkatkan batuk lebih efektif

Ajarkn cara batuk yang efektif Klien berada pada resiko tinggi bila tidak dapat

 batuk denan efektif untuk membersihkan jalan

napas dan mengalami kesulitan dalam

menelan, sehingga menyebabkan aspirasi

saliva dan mencetuskan gagal napas akut

Lakukan fisioterapi dada vibrasi dada Terapi fisik dada membantu meningkatkan

 batuk lebih efeektif

Penuhi hidrasi cairan via oral seperti

mium air putih dan pertahankan aspan

cairsn 2500ml/hari

Pemenuhan cairan dapat mengencerkan mucus

yang kental dan dapat membantu pemenuhan

cairan yang banyak keluar dari tubuh

Lakukan pengisapan lendir di jalan

 pernafasan

Pengisapan mungkin diperlukan untuk

mempertahankan kepatenan jalan napas

menjadi bersih

3.Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

ketidakmampuan menelan , keadaan hipermetabolik

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam waktu 5 x 24 jam .

Kriteria hasil : Turgor baik,asupan dapat masuk sesuaia dengan kebutuhan , terdapat

kemampuan menelan ,sonde dilepas,berat badan meningkat 1kg,hb dan albumin dalam

 batas normal.

Intervensi rasional

Observassi tekstur dengan turgor kulit Mengetahui status nutrisi klien

Lakukan oral hygiene Kebersihan mulut merangsang nafsu makan.

Observasi asupan dan keluaran Mengetahui keseimbangan nutrisi klien

Observasi posisi dan keberhasila sonde Untuk menghindari resiko infeksi

Tentukan kemampuan klien dalam

mengunyah menelan dan refleks batuk

Untuk menetapkann jenis makanan yan akan

diberikan pada klien dengan mengkaji faktor-faktor tersebut dapat menentukan kemampuan

Page 15: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 15/18

menelan klien dan mencegah resiko aspirasi

Kaji kemampuan klien dalam menelan

 batuk dan adanya secret

Dengan mengkaji faktor tersebut dapat

menentukan kemampuan menelan dan

mencegah risiko aspirasi

Auskultasi bising usus,amati penurunan

atau hiperaktivitas bising usus

Fungsi gastrointestinal bergantung pada

kerusakan otak,bising usus menentukan respon pemberian makan atau terjadi nya komplikasi

misalnya pada ileus

Timbang berat badan sesuai dengan

indikasi

Untuk mengevaluasi efektivitas dari asupan

makan

Berikan makanan dengan cara

meningkatkan kepala

Menurunkan risiko reikoregurgitasi

Letakan posisi kepala lebih tinggi pada

waktu , selama dan sesudah makan.

Untuk klien lebih mudah menelan karena gaya

gravitasi

Stimulasi bibir unntuk menutup dan

membuka mulut secara manual dengan

menekan ringan di atas bibbir atau

dibawah dagu jika dibutuhkan

Membantu dalam melatih kembali sensorik

dan meningkatkan kontrol muskular

Letakan makanan pada daerah mulut

yang tidak terganggu

Memberikan stimulassi sensorik yan dapat

mencetuskan usaha untuk menelan dan

meningkatkan masukan

Berikan makanan dengan perlahan

lingkungan yang tenang

Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme

makan tanpa adanya distraksi dari luar

Memulai untuk memberikan makanan

 peroral setengah cair dan makanan luank

ketika klien dapat menelan air

Makanan lunak atau cair mudah untuk

dikendalikan didalam mulut dan menurunkan

terjadinya aspirasi

4.Resikotinggi cedera yang berhubungan dengan kejang ,perubahan statusmental dan

 penurunan tingkat kesadaran

Tujuan dalam waktu 3x24 jam perawatan klien bebas dari cedera yang disebab kan oleh

kejang dan penurunan kesadaran

kriteria hasil : klien tidak mengalami cedera apabila kejang berulang.

Intervensi RasionalMonitor kejang pada tangan ,kaki,mulut

dan otot –  otot muka lainnnya

Gambaran iritabilitas system saraf pusat

memerlukan evaluasi yang sesuai dengan

interveensi yang tepat untuk mencegah

terjadinya komplikasi

Persiapkan lingkungan yang aman

seperti batasan ranjang papan pengaman

dan alat suction selalu

Melindungi klien bila kejang terjadi

Page 16: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 16/18

 

Pertahan kan bedrest berada dekat

klien.

Mengurangi resiko jatuh/cedera jika terjadi

vertigo dan ataksia

Kolaborasi pemberian terapi diazepam

,fenobarbibal

Untuk mencegah atau mengurangi kejang

Catatan : fenobarbital dapat menyebabkan

depresi pernapasan dan sedasi

5.Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi lapisan otak

Tujuan dalam waktu 3x24 jam keluhan nyeri berkurang /rasa sakit terkendali.Kriteria hasil : Klien dapat tidur dengan tenang,wajah rileks,dan klien memverbalisasikan

 penurunan ras sakit.

Intervensi Rasional

Usahankan membuat lingkungan yang

aman dan tenang

Menurunkan reaksi terhadap rangsangan

eksternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan

menganjurkan klien untuk beristirahat

Kompres dengan air dingin (es) 0 pada

kepala

Dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah otak

Lakukan penatalaksanaan nyeri dengan

metode distraksi dan relaksasi nafas

dalam

Membantu menurunkan (memutuskan)

stimulasi sensasi nyeri

Lakukan latihan gerak aktif atau pasif

sesuai dengan kondisi lembut dan hati  –  

hati

Dapat membantu relaksasi otot-ptot yang

tegang dan dapat menurunkan nyeri/rasa tidak

nyaman

Kolaborasi pemberian analgesic Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa

sakit.

Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi

karena berdampak pada status neurologi

Page 17: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 17/18

sehingga sukar untuk dikaji

6.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan

neuromuskular,penurunan kekuatan otot penurunan kesadaran ,kerusakan persepsi / kognitif

Tujuan : tidak terjadi konfraktur ,footdrop,gangguann integritas kulit,fungsi pencernaandan kandungan kemih optimal,serta peningkatan kemampuan fisik

Kriteria hasil : skala ketergantungan klien meningkat menjadi bantuan minimal .

Intervensi Rasioanal

Tinjauan kemampuan fisik dan

kerusakan yang terjadi

Mengidentifikasi kerusakan fungsi dan

menentukan pilihan intervensi

Kaji tingkat imobilisasi gunakan skala

tingkat ketergantungan

Tidak kertergantungan minimal care ( hanya

memerlukan bantuan minimal )partial

care(memerlukan bantuan sebagian )dan toatal

care(memerlukan bantuan komplit dari perawat

dan klien yang memerlukan pengawasan

khusus karena resiko cedera yang tinggi)

Berikan posisi yang teratur pada klien Perubahan posisi teratur dapat

mendistribusikan berat badn secara

menyeluruh dan memfasilitasi peredaraan

darah serta mencegah dekubasi

Pertahankan kesejajaran tubuh yang

adekuat berikan latihan ROM pasif jika

klien sudah bebas panas dan kejang

Mencegah terjadinya kontraktur atau footdroop

serta mempercepat pengembalian fungsi tubuh

nantinya

Berikan perawatan kulit yang adkuat

,lakukan masase ganti pakiaian klien

dengan bahan linen dan pertahankantempat tidur dalam keadaan klien

Memfasilitasi sirkulasi dan mencegah

gangguan integritas kulit

Berikan perawatan mata , dan tutup

dengan kapas yang basa sesekali

Melindungi mata dari kerusakan akibat

terbukannya mata terus menerus

Kaji adanya nyeri , kemerahan , bengkak

 pad area kulit

Indikasi adanya kerusakan kulit .

Page 18: askep encefalitis

8/12/2019 askep encefalitis

http://slidepdf.com/reader/full/askep-encefalitis 18/18

 

BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN 

5.I KESIMPULAN 

Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau

mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi, 1994).

Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya,Ensefalitis supuratif akut

dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus

aureus,streptococcus,E.Colli,Mycobacterium,danT.Pallidum.

Pencegahan : dengan cara menjaga kebersihan diri dengan lingkungan sekitar.

Pengobatan :

1. I solasi

2. Terapi antimikroba, sesuai hasil

3. Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial ,

4. Mengontrol kejang  

5. Mempertahankan venti lasi  

6. Penatalaksanaan shock septic  

7. Mengontrol perubahan suhu li ngkungan  

5.2 SARAN

Jagalah kebersihan diri dan lingkungan terhindar dari penyakir ensefalitis. Dan segera periksa ke pihak medis jika terjadi tanda dan gejala pada materi diatas.