Askep CKD.doc

36
- 1 -STIK-GIA MAKASSAR / 06 CHRONIC KIDNEY DISEASE A. Pengertian CKD adalah gangguang fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) B. Etiologi Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit CKD adalah: Diabetes Mellitus glumeruonefritis akut pielonefritis hipertensi obstruksi traktus urinarius lesi herediter (penyakit ginjal polikistik, gangguan fungsi vaskuler, infeksi, medikasi, agen toksik) C. Patofisiologi ada dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal kronik antara lain: 1. sudut pandang tradisional menjelaskan bahwa semua unit nefron yang telah terserang penyakit namun dalam stadium berbeda dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi tertentu dapat benar-benar rusak dan bertambah strukturnya. 2. hipotesis brichker bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur namun sisa nefron yang utuh masih berfungsi 1

Transcript of Askep CKD.doc

A

- 27 -STIK-GIA MAKASSAR / 06

CHRONIC KIDNEY DISEASE

A. PengertianCKD adalah gangguang fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)

B. Etiologi

Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit CKD adalah:

Diabetes Mellitus

glumeruonefritis akut

pielonefritis

hipertensi

obstruksi traktus urinarius

lesi herediter (penyakit ginjal polikistik, gangguan fungsi vaskuler, infeksi, medikasi, agen toksik)

C. Patofisiologi

ada dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal kronik antara lain:

1. sudut pandang tradisional

menjelaskan bahwa semua unit nefron yang telah terserang penyakit namun dalam stadium berbeda dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi tertentu dapat benar-benar rusak dan bertambah strukturnya.

2. hipotesis brichker

bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur namun sisa nefron yang utuh masih berfungsi

D. Perjalanan klinik

Perjalanan umum gagal progresif dibagi tiga stadium:

1. Stadium Satu

Penurunan cadangan ginjal dimana, kreatinin, serum, dan kadar BUN normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat pada ginjal tersebut. Misalnya: tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan tes GFR.

2. Stadium dua

Insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak BUN mulai menigkat.

3. Stadium Tiga

Stadium akhir gagal ginjal progresif adalah gagal ginnjal kronik atau uremia (90% nefron hancur).

E. Manifestasi klinik

Karena ginjal kronik, maka setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan tnda dan gejala:

1. Manifestasi kardiovaskuler mencakup hipertensi, penyakit jantung koroner, edema pulmonal, perikarditis.

2. Gejala dermatologi

Pruritus

3. Gejala gastrointestinal

Anoreksia, mual muntah

4. neuromuskuler

kesadaran berubah tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot, kejang

F. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan dalam gagal ginjal kronik.

Obat anti hipertensi, eritropoietin suplemen besi, agen pengikat fosfat dan kalsium.

G. Pengkajian

1. Aktifitas/istirahat

Gejala:

Kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise, gangguan tidur

Tanda:

Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

2. Sirkulasi

Gejala:

Riwayat hipertensi lama dan berat, palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda:

Hipertensi, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum, pitting pada kaki, telapak tangan pada kaki, disritmia jantung, nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemi, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.

3. Integritas ego

Gejala:

Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Tanda:

Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.

4. Eliminasi

Gejala:

Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, atau konstipasi

Tanda:

Perubahan warna urin, contoh: kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria dapat menjadi anuria.

5. Makanan/cairan

Gejala:

Peningkatan berat badan cepat(edema),penurunan berat badan(malnutrisi),anoreksia, nyeri ulu hati,mual muntah,rasa metalik tak sedap pada mulut(pernapasan amonia),penggunaan diuretik.

Tanda:

Distensi abdomen(asites),pembesaran hati(tahap akhir),perubahan turgor kulit\kelembaban,edema,ulserasi gusi,perdarahan gusi \lidah,penurunan otot,penurunan lemak subcutan,penampilan tak bertenaga.

6. Neorosensori

Gejala:

Sakit kepala,penglihatan kabur, kram otot,kejang.

Tanda:

Gangguan status muntah,contoh penurunan lapang perhatian,ketidak manpuan berkonsenterasi,kehilangan memori, kacau.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala:

Nyeri panggul,sakit kepala,kram otot\nyeri kaki(memburuk pada malam hari)

Tanda:

Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah.

8. Pernapasan

Gejala:

Napas pendek,dispnea nokturnalparoksismal,batuk dengan\tanpa sputum kental,dan banyak.

Tanda:

Thipnea,dispnea,peningkatan frekuensi\kedalaman,batuk produktif.

9. Keamanan

Gejala:

Kulit gatal.

Tanda:

Pruritus

10. Seksualitas

Gejala:

Penurunan libido,amenore,abnormalitas.

11. Interaksi Sosial

Gejala:

Kesulitan menentukan kondisi,contohtak mampu bekerja,mempertahankanfungsi peran biasanyadalam keluarga.

12. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala:

Riwayat DM keluarga,penyakit polikistik,nefritis herediter,kalkulus urinaria,maglinasi.

H. Diagnosa keperawatan

Penurunan curah jantung

Gangguan integritas kulit

Kelebihan volume cairan

I. Intervensi keperawatan

Diagnosa I

Auskultasi bunyi jantung dan paru

Observasi tekanan darah

Selidiki keluhan yeri

Awasi pemeriksaan laboratorium:kalium,natrium,kalsium,magnesium,BUN.

Diagnosa II

Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kemerahan, observasi terhadap emosi, ekimosis, purpura

Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa.

Inspeksi area tergantung pada edema

Berikan perawatan kulit, batasi penggunaan sabun

Diagnosa III

Pertahankan pencatatan volume cairan, intake dan output.

Perhatikan adanya edema perifer, pernapasan gemercik, dispnoe, ortopnoe, distensi vena leher.

Perhatikan perubahan mental.

Awasi kadar natrium serum

J. Evaluasi

Mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat, dan sama dengan waktu pengisian kapiler.

mempertahankan kulit utuh, mencegah terjadinya cedera kulit.

mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan dengan berat badan dan tanda vital stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tak ada perdarahan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta.

Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Asuhan Keperawatan Pada klien Tn. HC dengan Gangguan Sistem perkemihan

CKD di Ruang Perawatan Widuri Kamar II Perjan RS. Sanglah Denpasar

I. Data Biografi

a. Identitas klien

Nama

: Tn HC

Umur

: 55 th

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama

: islam

Alamat

: Jalan Padi 2/5 denpasar bali

Pekerjaan

: -

Diagnosa medis: CKD

Tanggal masuk :13 april 2005

Tanggal pengkajian : 13 April 2005,jam:12.00 WITA

No MR

: 95 39 54

b. Identitas penanggung jawab

Nama

: Ny. H

Umur

: 55 th

Jenis kelamin : Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Padi 2/5 denpasar bali

Hubungan dengan klien : Isteri

II. Alasan dirawat

i. Keluhan utama

Pusing

ii. Riwayat Penyakit

Klien datang ke Rumah sakit dengan keluhan pusing pada tanggal 13 april 2005 klienmengeluh batuk dan terkadang sesak tekanan darah 200/110 mmhg. Pusing bertambah apabila banyak bergerak dan berkurang bila beristirahat, keluhan tidak memetap

iii. Riwayat penyakit masa lalu

Klien mempunyai riwayat DM, jantung,

III. Riwayat kesehatan keluarga

Genogram 3 generasi

Keterangan :`

Laki-laki

Perempuan

Klien

Serumah

Laki-laki, perempuan yang sudah meninggal

Angka menunjukkan umur dalam satuan tahun

G I meninggal karena usila

GII meninggal karena jantung

IV. Keadaan Kesehatan umum

1.Status kesehatan

Klien nampak lemah, penampilan sesuai dengan umur

2.Pemeriksaan Antropometri

TB :170 cm

BB : 73 kg

3. VitaL Sign

TD: 200/110 mmHg

P: 20 kali/mnt

N: 80 kali/mnt

S: 36oC

Data Bio, Psiko, Sosial, Spriritual

V. Pola Interaksi Sosial

Orang paling dekat dengan klien adalah istri, interaksi dalam keluarga cukup harmonis.

VI. Status Kesehatan Sosial

1. Status rumah milik pribadi

2. Tidak kebanjiran saat musim hujan

3. Jumlah penghuni rumah 2 orang

4. tempat tinggal klien tidak bising

VII. Status Keagamaan

Klien rajin kemesjid untuk beribadah menyerahkan diri / pasrah pada Tuhan dengan semua keadaannya dan mengatakan bahwa semoga dia cepat sembuh seperti semula selam klien dirawat klien tidak pernah lagi beribadah hanya berdoa kepada Tuhan agar diberi kesembuhan

VIII. Pola Aktivitas Sehari-Hari

A. Nutrisi

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

1.Makan :

a. Nafsu makan

b. Porsi

c. Frekuensi (jam)

d. Kesulitan

e. Menu

f. Cara

g. Mandiri/dibantuBaik

Dihabiskan

3 kali sehari

-

Nasi, sayur, lauk

Pakai sendok

MandiriBaik

Dihabiskan

3 kali sehari

-

Nasi, sayur, lauk

Pakai sendok

Mandiri

Minum :

a. Sumber Air

b. Jenis air

c. Frekuensi (jam)

d. Kesulitan

e. Cara

f. Mandiri/dibantuPAM

Air putih

12 kali sehari

Sering

-

MandiriPAM

Air putih

12 kali sehari

Sering

-

Mandiri

B. Eliminasi

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

1.BAB :

a. Tempat

b. Frekuensi

c. Konsistensi

d. Alat Bantu

e. Kesulitan

f. Mandiri/dibantuKamar Mandi

1-2 kali / hari

lembek

-

-

MandiriKamar Mandi

1-2 kali / hari

lembek

-

-

Dibantu

2BAK :

i. Tempat

ii. Cara

iii. Frekuensi

iv. Warna

v. Bau

vi. Kesulitan

vii. Mandiri/DibantuKamar mandi

Jongkok

2 3 kali/hari

Kuning

Amoniak

-

MandiriKamar mandi

Jongkok

2 3 kali/hari

Kuning

Amoniak

-

Mandiri

C. Personal Hygiene

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

1Gosok Gigi

a. Frekuensi

b. Cara

c. Mandiri/Dibantu

Mandi

a. Frekuensi

b. Cara

c. Mandiri/Dibantu

Cuci Rambut

a. Frekuensi

b. Cara

c. Mandiri/Dibantu

Kuku/Gunting Kuku

a. Frekuensi

b. Cara

c. Mandiri/Dibantu2 kali/hari

vertikal/horisontal

Mandiri

2 kali/hari

Diguyur

Mandiri

3 - 4 kali/hari

Digosok

Mandiri

-

-

-2 kali/hari

vertikal/horisontal

Mandiri

2 kali/hari

Dilap

Dibantu

-

-

-

-

-

-

D. Istirahat dan Tidur

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

1Siang

a. Waktu

b. Kebiasaan Sblm Tidur

c. Tempat

d. Kualitas

Malam

a. Waktu

b. Kebiasaan Sblm Tidur

c. Tempat

d. Kualitas13.00-14.00

-

Kamar Tidur

Nyenyak

21.00-05.00

-

Kamar Tidur

Nyenyak13.00-14.00

-

Kamar Tidur

Nyenyak

21.00-05.00

-

Kamar Tidur

Nyenyak

E. Olah Raga

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

a. Jenis

b. Frekuensi

c. Durasi

d. Kesan-

-

-

--

-

-

-

F. Rekreasi

NOJENIS KEGIATANSEBELUM SAKITSAAT SAKIT

a. Frekuensi

b. Tempat

c. Bersama siapa-

-

--

-

-

IX. Pengobatan dan Perawatan

1. Pengobatan

Infus NaCl :0,9% 8 tetes/menit

Lasartan

:1 x 50 mg

Furosimin

:1 0 0

Amtodipin

:1 x 5 mg

Amoryl

:1 0 0

2. Perawatan

RGRP

Pembatasan jumah cairan

Memantau hasil pemeriksaan cairan dan elektrolit

Memantau hasil HB

Memantau cairan masuk dan haluaran

X. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Kulit

Inspeksi

Warna kulit secara umum sawo matang

Nampak ada bercak merah pada kulit, kulit kering, hematoma

Tidak ada keluhan gatal

Palpasi

Turgot kulit baik

2.Kepala dan Leher

Kepala

Inspeksi

Rambut hitam, distribusi rambut rata, rambut cukup baik

Palpasi

Rambut tidak mudah tercabut, kulit kepala tidak berketombe, tidak ada nyeri tekan pada kepala

Tidak ada lesi

Klien mengeluh sakit kepala

Leher

Inspeksi

Tidak ada pembesaran tyroid

Tidak ada peninggian tekanan pada vena jungularis

Tidak ada pembesaran kelenjar limpha

Palpasi

Tidak teraba adanya massa dan pembesaran kelenjar tyroid

3.Mata

Inspeksi

Kelopak mata tidak bergerak

Sclera tidak icterus

Conjungtiva Anemis

Reaksi pupil sokor

Palpasi

Tidak ada penonjolan bola mata

Tidak ada ptosis

Tidak ada photophobia

Lapang pandang 160o4.Telinga

Inspeksi

Tidak ada otore

Klien tidak memakai alat bantu pendengaran

Fungsi pendengaran baik

Tidak ada tanda-tanda infeksi

Tidak ada otalgia

Terdapat tinitus dan vertigo

Palpasi

Daun telinga lentur : jika ditekuk ke depan daun telinga akan kembali ke posisi normal setelah dilepas

5.Mulut dan Tenggorokan

Inspeksi

Gigi cukup bersih

Lidah tidak kotor

Tidak ada peradangan gusi

Struktur gigi masih lengkap

6.Dada dan Paru-paru

Inspeksi

Bentuk dada Normal chest Diameter AP : Transversal 1 ; 2

Irama nafas reguler

Bunyi nafas vesikuler

Pernafasan 20 x / menit

Tidak ada bunyi nafas tambahan

Pengembangan dada simetris kiri dan kanan

Palpasi

Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan, vokal vremitus seimbang kiri kanan

Perkusi

Bunyi nafas sonor

batas paru pada derah subskapularis 3 4 jari dari pundak

batas paru kanan pada ICS 2-6 midklavikularis

Batas paru kiri padaICS 2-8 midklavikularis

Auskultasi

Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat bunyi nafas tambahan

7.Jantung

Inspeksi

PMI terlihat pada ICS 5-6 midklavikularis sinistra

Palpasi

Ictus Cordis terdapat pada ICS 5-6 midklavikularis sinistra

Perkusi

Basis jantung pada ICS II III dan apeks jantung pada daerah ICS V-VI

Apeks ventrikel kiri menyentuh dinding anterior dada dan sejajar pada garis Mid klavikularis dan dekat dengan spacium ICS V-VI

Suara perkusi pekak pada daerah jantung

Auskultasi

BJ I : Murni terdengar Lub

BJ II: Murni terdengar Dup

Tidak terdapat bunyi jantung tambahan

Jantung sering berdebar-debar

8. Abdomen

Inspeksi

Permukaan abdomen datar, kulit keriput, daerah perut sawomatang, tidak terdapat penimbunan cairan

Auskultasi

Peristaltic usus 10 x / menit

Perkusi

Suara perkusi timpani pada daerah usus dan hipertimpani pada daerah lambung, perkusi hepar berbunyi pekak

Palpasi

teraba adanya nyeri tekan pada ginjal, tidak ada pembesaran hepar, tidak terdapat distensi pada urinaria, teraba ginjal pada sebelah kiri

9. Genetalia dan anus

Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan karena alas an privacy

10. Ekstermitas

1. Atas

Inspeksi

Terpasang infus Nacl 8 tetes / menit pada lengan kiri

Tonus otot baik

Palpasi

Tidak teraba nyeri tekan pada lengan kanan atas maupun bawah, kontraksi dan kekuatan otot baik, klien dapat menggerakkan tangan secara aktif

2. Bawah

Inspeksi

Tidak terdapat oedema pada kaki

Palpasi

Kontraksi dan kekuatan otot baik, klien dapat menggerakkan tungkai dengan aktif, tidak terdapat nyeri tekan

11. Status Neurologi

tingkat kesadaran

E : membuka secara spontan 4

V; Orientasi baik

5

M; Mengikuti perintah

6

Skore GCS

15

Tingkat kesadarana komposmentis

Koordinasi : keseimbangan terganggu karena pusing

Orientasi; klien dapat membedakan waktu tempat dan lingkungan

Sensasi : dapat membedakan panas dan dingin

Refleks fisiologis

biseps (+)

Triseps (+)

Achilles (+)

Refleks patologis

babinsky (-)

Brudsinsky (-)

Kernig sign (-)

XI. Pemeriksaan diagnostik

Tanggal 13 april 2005

1. Laboratorium patologi Klinik

NA128,4 meq/L

normalnya;135-147

KA5,40 meq/L

normalnya;3,5-5,5

2. Pemeriksaan laboratorium

NoPemeriksaan hematologi rutin kimiaHasil terlampirNilai rujukan satuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11Glukosa puasa

Glukosa 2 jam PP

Kolesterol total

Kolesterol HDL Direk

Ureum

Natrium

Kalium

Creatine

BUN

Glukosa

HB117

252

211

40

145

5,40

128,4

7,6

6,8

145

6,870-110

< 140

< 200

> 40

3,5-5,6

135-147

1-2Mg/dl

Mg/dl

Mg/dl

Mg/dl

Mg/dl

Meq / L

Meq / L

Mg/dl

Mg/dl

Mg/dl

Mg/dl

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIFDATA OBJEKTIF

Klien mengeluh pusing. Klien mengeluh sakit kepala. Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Diabetes melitus dan jantung Klien mengatakan kulitnya nampak kemerahan Klien mengatakan serig berdebar-debar pada jantung. Klien nampak lemah Nampak kulit kemerahan Conjungtiva anemis Koordinasi:terjadi gangguan keseimbangan keseimbangan karena pusing Kulit nampak kering Nampak terpasang Nacl O,9 % 8 tetes /menit Vital sign : TD : 200/110 mmhg

N : 88 x/m

S : 36,6C

P : 20 x/ m

Nampak klien disetiap pemenuhan kebutuhan dibantu

Teraba nyeri tekan pada ginjal

Teraba ginjal pada abdomen bagian kiri

Lab :

Ureum :145 mg/dl

Bun :145 mg/dl

Kalium :128,4 mEQ/dl

Natrium :5,40 mEQ/dl

Creatinin :7,6 mg/dl

HB :6,8 mg/dl BB : 73 Kg TB : 170 cm

ANALISA DATA

NOSYMPTONETIOLOGIPROBLEM

1

2

3

DS :

Klien mengeluh pusing Klien mengeluh sakit kepala Klien mengatakan batuk dan kadang kadang sesak Klien mengatakan mempunyai penyakit DM dan jantung Klien mengatakan jantungnya berdebar debarDO :

Klien nampak lemah

Conjungtiva anemis

Vital sign:

Hb : 6,8 mg/dl

DS :

Klien mengatakan kulit nampak kemerahan

DO :

Nampak kulit kemerahan

Nampak kulit kering dan gatal

Hasil lab. Ureum: 128,4 mg/dl.

Kreatinin: 7,6 mg/dl.

DS :

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dan jantung.

DO:

Teraba nyeri tekan pada ginjal

Hasil lab. Natrium 5,40 mEq/dl

Kalium 128,4 mEq/dl.

BB : 73 Kg

TB :170 cmCKD

(Fungsi glumerulus menurun

(Filtrasi tubulus menurun

(Pelepasan renin

(Angiotensin I

(Angiotensin II

(Tekanan darah meningkat

(Cardiac output meningkat

(Penurunan curah jantung

CKD

(Fungsi glumerulus menurun

(Fungsi tubulus menurun

(Filtrasi menurun

(Sisa metabolisme tubuh tertimbun dikulit

Penimbunan urokrom

(Bercak merah pada permukaan kulit

(Gangguan integritas kulit : resiko tinggi

CKD

(Penurunan fungsi ginjal

(Fungsi glumerulus menurun

(Fungsi tubulus menurun

(Pelepasan aldosteron meningkat

(Renin

(Angiotensin I

(Angiotensin II

(Merangsang ADH

(Retensi Na dan air

(Kelebihan volume cairan

Penurunan curah jantung

Resiko tinggi

gangguan integritas kulit

Resiko tinggi kelebihan volume cairan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NoDiagnosa keperawatanTanggal didapatTanggal teratasi

1

2

3Penurunan curah jantung b / d cardiac output meningkat, ditandai oleh :

DS :

Klien mengeluh pusing Klien mengeluh sakit kepala Klien mengatakan batuk dan kadang kadang sesak Klien mengatakan mempunyai penyakit DM dan jantung Klien mengatakan jantungnya berdebar debarDO :

Klien nampak lemah

Conjungtiva anemis

Vital sign:

Hb : 6,8 mg/dl

Resiko tinggi

gangguan integritas kulit b/d penumpukan urochrom dikulit, ditandai oleh :

DS :

Klien mengatakan kulit nampak kemerahan

DO :

Nampak kulit kemerahan

Nampak kulit kering dan gatal

Hasil lab. Ureum: 128,4 mg/dl.

Kreatinin: 7,6 mg/dl.

Resiko tinggi kelebihan volume cairan, b/d retensi cairan ditandai oleh :

DS :

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dan jantung.

DO:

Teraba nyeri tekan pada ginjal

Hasil lab. Natrium 5,40 mEq/dl

Kalium 128,4 mEq/dl.

BB : 73 Kg

TB :170 cm

13 April 2005

13 April 2005

13 April 2005-

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO.TUJUANINTERVENSIRASIONAL

1.

2.

3Setelah melakukan tindakan selama tiga kali dalam 24 jam diharapkan dapat mempertahankan curah jantung dengan kriteria:

Tekanan darah normal : 110/70 mm/Hg-140/95 mm/Hg.

Hb normal: 14-18,5 gr%

Klien tidak pusing

Klien tidak batuk

Setelah dilakukan tindakan dalam dua hari kulit klien tidak mengalami kemerahan, tidak kering, bersisik, serta tidak muncul keluhan gatal dari klien.

Setlah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam tidak terjadi kelebihan volume cairan dengan kriteri :

1. tidak terjadi oedema

2. Tidak terdapat nyeri tekan pada ginjal

3. BB : 61 Kg

4. TB : 170 cm

1. Kaji adanya derajat hipertensi, perhatikan perubahan postural misalnya duduk, berbaring, dan berdiri.

2. Kaji tingkat aktifitas dan respon klien terhadap aktivitas.

3. Auskultasi bunyi jantung dan paru.

4. Evaluasi adanya edema perifer/kongesti vaskuler dan keluhan dispnoe.

5. Awasi pemeriksaan Hb

1. Observasi kemerahan, pucat, dan ekskoriasi pada kulit, observasi terhadap ekimosis, purpura.

2. Inspeksi area tergantung pada edema.

3. Berikan perawatan kulit, batasi penggunaan sabun, dan anjurkan pemberian salep atau krim.

4. Pertahankan linen kering, bebas keriput.

5. Selidiki keluhan gatal.

6. Pantau hasil ureum dan kreatinin.

1. Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna setiap hari dimana diuresis terjadi

2. pantau atau hitung keseimbangan pemasukandan pengeluaran urine selama 24 jam

3. pertahankan duduk duduk atau tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut

4. Timbang BB minimal 3 x seminggu

5. buat jadwal pemasukan cairan,digabung dengan keinginan minum bila mungkin.berikan pula perawatan mulut /es batu sebagai bagian dari kebutuhan cairan Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron, renin angiotensin.

Kelelahan dapat menyertai CKD juga anemia.

S3/S4 dengan tonus muffled, tachicardia, frekuensi jantung tak teratur, tachipnoe, dipsnoe, mengi, edema menunjukkan CKD

Dapat mengindikasikan gagal jantung serta kerusakan ginjal atau vaskuler.

Ketidakseimbangan Hb dapat memperberat keadaan klien.

Menandakan area sirkulasi buruk yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus.

Jaringan edema lebih cenderung rusak/robek.

Soda kue, mandi dengan tepung menurunkan gatal. Lotion dan salep mungkin diinginkan untuk menghilangkan kering.

Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit.

Meskipun dialisis mengurangi masalah kulit yang berkenaan dengan uremik, gatal dapat terjadi karena kulit adalah eksresi untuk produk sisa.

Pengingkatan ureum dan kreatinin akan menyebabkan rasa gatal.

Keluaran urine yang sedikit dan pekat kareana terjadi penurunan perfusi jaringan ginjal.

Terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba atau berlebihan meskipun oedema dan asites masih ada

Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis

Catat perubahan ada atau hilangnya udema sebagai respon terhadap terapi peningkatan 2,5 Kg dapat menunjukkan kurang lebih 2 liter cairan

Melibatkan pasian dalam perogram terapi dan meningkatkan perasaan mengontrol serta kerja samapembatasan pemasukan cairan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI/ TANGGALNDXJAMIMPLEMENTASI

Rabu,13 april 2005

Kamis, 14 april 2005

Jumat, 15 april 2005

1

2

2

2

1

2

3

3

1

3

13.00

13.15

13.20

13.30

13.45

09.30

10.00

10.15

10.30

11.00

12.00

08.30

09.30

10.30Mengkaji adanya riwayat hipertensi,mengawasi tekanan darah dengan hasil

TD: 200/100 mmhg

N : 88 x / m

Mengkaji adanya oedema anasarka, denagn hasil oedema tidak terjadi.

Mengkaji tingkat aktivitas atau respon kien terhadap aktivitas dengan hasil kebutuhan ADL kien terpenuhi ditempat tidur

Mengawasi pemeriksaan laboratorium dengan

hasil : Elektrolit: Na = 5,40 mEq/dl

Ka = 128,4 mEq/dl

BUN = 145 mg/dl

Memantau intake dan output,hasil: Intake=300cc(lewat obat),200cc(IV),200(Oral), output=400cc

Mengobservasi adanya kemerahan, pucat dan ekskoreasi pada kulit serta adanya udema, hasil ; tidak terdapat udema, nampak bintik merah pada kulit

Mengobservasi TD :

TD: 170/110 mmhg

N : 84 x / m

S : 36,4 ( C

R : 20 x / M

Menganjurkan klien untuk menggunakan krim kulit 2x1 sehari setelah mandi

Menekankan pentingnya asupan nutrisi atau cairan adekuat

Mendiskusikan pentingnya perubahan posisi untuk mempertahankan aktibvitas

Menghitung CM=700cc,BAK=400cc,BAB=300cc

Memantau pengeluaran urine, hasilnya :

250 cc / hari

mengobservasi tekanan darah, hasil: 180/100 mmhg

memantau atau menghitung keseimbangan pemasukan dan hasilntya:CM=500 CC,BAK=300cc

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/ TGLNDXJAMSOAP

Rabu,13 April 2005

Kamis,14 April 2005

Jumat,15 April 2005

1

2

3

1

1

2

319.00

19.00

19.00

13.00

13.30

14.00

14.15

S: Klien mengatakan masih merasa pusing

O: TD: 200/110 mmhg, nampak klien masih lemah

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1-8

S: Klien mengatakan tidak merasakan gatal terhadap kulit

O: Nampak kulit kering

Nampak kulit kemerahan

A: Masalah tidak terjadi

P: Lanjutkan intervensi 1-6

S: Klien mengatakan minum ( 2 gelas/hari

O: Nampak tidak terjadi udema

A: Masalah tidak terjadi

P: Pertahankan intervensi 1-6

S: Klien mengatakan rasa pusing tidak menetap

Klien mengatakan jantung masih berdebar-debar

O: Mengukur tekanan darah : 170/100 mmHg

A: Masalah belum teratasi

P: Pertahankan intervensi I-5

S: Klien mengatakan masih berdebar-debar

O: Mengobservasi TD; 180/100 mmhg

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1-5

S: Klien mengatakan rasa gatal tidak terjadi

O: Tidak nampak bintk merah pada kulit

Tidak nampak kulit bersisik

A: Masalah tidak terjadi

P: Pertahankan intervensi 1-6

S: Klien mengatakan membatasi masukan cairan

O: Infus NACL 0,9 % 8 tts/ mnt

A: Masalah tidak terjadi

P: Pertahankan intervensi.

47

PAGE 27