Askep Bph Fix Bangett_2

43
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI HARI KE-1 DI RUANG MAWAR III RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA Disusun Oleh : Mustika P 27220010 106 Narita Aprilia Eka Putri P 27220010 107 Noora Chumairoh P 27220010 108 Oktaviani Kathelia Pradesta P 27220010 109

Transcript of Askep Bph Fix Bangett_2

Page 1: Askep Bph Fix Bangett_2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B

DENGAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI HARI KE-1

DI RUANG MAWAR III

RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

Mustika P 27220010 106

Narita Aprilia Eka Putri P 27220010 107

Noora Chumairoh P 27220010 108

Oktaviani Kathelia Pradesta P 27220010 109

D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN KRITIS

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

2012

Page 2: Askep Bph Fix Bangett_2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B

DENGAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI HARI KE-1

DI RUANG MAWAR III

RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 11 Juni 2011 pukul 16.00 WIB

dengan anamnesa langsung pada pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik serta

catatan status kesehatan pasien di Ruang Mawar III kamar 11A RSUD DR.

Moewardi Surakarta

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : Tn. B

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : swasta

Alamat : Mangkubumen RT 03/12, Surakarta

Tgl Masuk RS : 30 Mei 2012

No RM : 011119354

Tgl Operasi : 11 Juni 2012

Diagnosa Pre Op : BPH Grade III

Diagnosa Post Op : Post Prostatektomi BPH Grade III

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. D

Umur : 57 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 3: Askep Bph Fix Bangett_2

Alamat : Mangkubumen RT 03/12, Surakarta

Hubungan Dengan Klien : istri

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada luka post op di bagian supra

pubik, rasanya nyut-nyutan,kemeng dan njarem dengan skala nyeri 6.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan sekitar 2 tahun yang lalu mengeluh sulit

BAK. Urin keluar sedikit-sedikit (tidak lancar) dan pasien merasa

kandung kencingnya masih terasa penuh. Kemudian pasien hanya

berobat rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan

dipasang kateter untuk mengeluarkan urinnya. Pada pertengahan bulan

Mei, pasien mengeluh tidak bisa BAK selama 2 hari,demam, nyeri

pada area supra pubis,pasien merasa kandung kemihnya

penuh/terdapat retensi urin sehingga pasien dibawa ke RS DKT

(Slamet Riyadi surakarta), selama di RS DKT pasien diberi tindakan

biopsi dan hasilnya pasien didiagnosa BPH. Namun setelah 1 minggu

tidak ada perkembangan kemudian pasien dirujuk ke RSUD Dr.

Moewardi untuk operasi prostatektomy. Operasi dilakukan pada

tanggal 11 Juni 2012 pukul 08.00 WIB.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,

namun sudah sekitar 5 tahun ini pasien menderita tekanan darah

tinggi.1 tahun yang lalu pasien penah menjalani operasi hernia repair

di RSDM.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara, orang tua

pasien sudah meninggal dunia, kakak pertama pasien telah meninggal

dunia karena stroke dan hipertensi. Istri pasien merupakan anak

pertama dari empat bersaudara,orang tuanya sudah meninggal dunia.

Pasien dan istrinya memiliki anak satu dan memiliki cucu tiga orang,

Page 4: Askep Bph Fix Bangett_2

mereka sekarang sudah punya rumah sendiri. Sedangkan pasien di

rumah bersama istrinya. Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak

ada yang menderita penyakit seperti pasien.

Genogram:

Keterangan:

= perempuan

= laki-laki

= saudara laki-laki yang memiliki hipertensi dan stroke

= laki-laki yang sudah meninggal

= perempuan yang sudah meninggal

= pasien

Page 5: Askep Bph Fix Bangett_2

3. Pola Fungsional

a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien dan keluarga sering bertanya mengenai kondisi pasien,

keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien dengan

membawa pasien ke dokter terdekat bila sakit.

b. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur,

lauk, dan habis satu porsi, pasien minum 1800cc/ hari.

Selama sakit : Pasien makan 3x sehari dengan diet lunak dari RS,

setelah operasi pasien dipuasakan selama 24 jam.

Pengkajian nutrisi:

1) Antropometri

BB awal = 52 kg

BB selama sakit = 50 kg

TB = 155cm

BB ideal = (155-100)±10%= 49,5-60,5 kg

2) Biocemical

Hb = 12,6 g/dl

Leu= 14,5 ribu/ul

Erit= 4,07 juta/ul

Hct=30

3) Clinical Sign

Konjungtiva pucat,mukosa bibir lembab

4) Dietary History

Pasien suka makan tengkleng daging kambing

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali sehari dengan karakteristik:

konsistensi padat, warna kuning jernih, bau khas, pasien biasa BAK 5-

7x/hari @ 150 ccwarna kuning, bau khas.

Selama sakit : Pasien belum BAB sejak post operasi, BAK terpasang

triway cateter (setelah operasi) dengan spooling drainase NaCl lost

Page 6: Askep Bph Fix Bangett_2

clam, urine bag kemerahan isi kurang lebih 3000 cc/hari (ganti 5-6 x

urine bag).

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : Pasien bisa melakukan aktivitasnya dengan mandiri.

Selama sakit :Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu dengan

dipasangnya selang kateter disaluran kencing dan terasa menjalar

sampai kepinggang.

Pasien mengatakan miring kanan dan kiri terasa sakit, sehingga pasien

hanya tiduran diatas tempat tidur. Dalam pemenuhan kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga seperti mandi/sibin, makan dan minum, ganti

pakaian.

Kemampuan Perawatan Diri

0 1 2 34

Toileting √

Bathing √

Feeding √

Dressing √

Activity √

ROM √

e. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : Pasien dapat tidur nyenyak dengan waktu 1-2 jam pada

siang hari dan malam hari 6-7jam.

Selama sakit : Pasien tidur dengan waktu 1 jam pada siang hari dan

pada malam hari 7-8 jam.

f. Pola Persepsi dan Kognitif

Pasien mengalami gangguan pada persepsi nyeri, dan dapat dilihat

dengan pendekatan PQRST.

P: Paliatif/provokatif : luka post operasi

Q: qualitas : nyut-nyutan, njarem

R: Regio : dibagian suprapubik

Keterangan:

0 = Mandiri

1 = Alat bantu

2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang lain

dengan alat

4 = Tergantung total

Page 7: Askep Bph Fix Bangett_2

S: skala : skala nyeri 6

T: time : hilang timbul, durasa ±1-2 menit, terutama

saat bergerak.

h. Pola persepsi diri dan konsep diri

1) Persepsi diri: pasien ingin cepat sembuh, dengan dilakukannya

perawatan selama di Rumah Sakit sehingga bisa berkumpul dengan

keluarganya.

2) Status emosi: pasien termasuk orang yang sabar.

3) Konsep diri:

a) Citra diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah laki-laki.

b) Identitas : pasien mengatakan usianya 66 tahun, pekerjaan

seorang petani

c) Peran : pasien adalah seorang suami dan ayah yang baik serta

keluarga yang menafkahi keluarganya.

d) Ideal diri : pasien beranggapan bahwa penyakitnya akan sembuh

bila dirawat di Rumah Sakit.

e) Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan keadaannya

sekarang.

i. Pola Peran Hubungan

Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup

baik. Hal ini terbukti saat pasien sakit banyak keluarga yang menunggu

dan banyak kerabat yang menjenguk.

j. Pola Mekanisme Koping

Dalam menghadapi masalah saat ini, pasien berserah diri kepada

Allah dan selalu berdoa serta menjalani pengobatan sesuai dengan

prosedur yang telah dianjurkan oleh tim medis.

k. Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan

Pasien beragama islam dan taat beribadah. Pasian sholat 5

waktu, selama sakit pasien tidak melaksanakan sholat, karena merasa

nyeri. Keluarga yakin bahwa melalui pengobatan ini pasien dapat cepat

sembuh.

Page 8: Askep Bph Fix Bangett_2

4. Pemeriksaan Fisik Per Sistem (tanggal 11 Juni 2012)

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda – tanda Vital

TD : 150/90 mmHg

N : 92 x/ menit

S : 36,5 oC

R : 20 x/menit

d. Sistem Pernafasan

DS :

1) Pasien mengatakan tidak sesak nafas

2) Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya tidak dekat

dengan daerah berpolusi udara

3) Pasien mengatakan bukan perokok

4) Pasien tidak memakai alat bantu pernafasan

DO :

1) Frekuensi pernafasan : 20 x/menit

2) Irama nafas : regular

3) Tidak terdapat nafas cuping hidung

4) Inspeksi dada : pengembangan dada simetris, tidak terdapat

luka/memar, tidak sianosis

5) Perkusi dada : sonor

6) Palpasi dada : taktil fremitus terasa simetris kanan dan kiri

7) Auskultasi : suara nafas paru vesikuler

e. Sistem Kardiovaskuler

DS :

1) Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak ±5

tahun yang lalu

2) Pasien mengatakan suka makan tengkleng (daging kambing)

Page 9: Askep Bph Fix Bangett_2

3) Pasien mengatakan jarang minum obat penurun tensi kecuali

jika tekanan darahnya diatas 160/100 mmHg

4) Pasien mengatakan belum pernah mengalami nyeri dada

5) Kakak pertama pasien telah meninggal dunia karena hipertensi

dan stroke

6) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit paru,

diabetes mellitus

DO :

1) TD : 150/90 mmHg

2) Denyut Nadi/Pulsasi (arteri radialis) : 92 x/menit

3) Tekanan Vena Jugularis : tidak ada

4) Bunyi jantung S1 dan S2, terdengar regular

5) Capillary refill 2 detik

6) Tidak terdapat varises, phlebitis, maupun oedem pada

ekstremitas

7) Tidak terdapat sianosis dan clubbing finger pada kuku

f. Sistem Persarafan

DS :

1) Pasien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan,

jatuh/trauma.

2) Pasien mengatakan jika tekanan darahnya tinggi (biasanya

diatas 160/100 mmHg) pasien merasa pusing

3) Pasien mengatakan jarang sekali merasakan kesemutan/kebas

(jimpe)

DO :

1) Kesadaran : Compos Mentis

2) GCS : E4V5M6

3) Wajah : Simetris

4) Pupil : isokor

5) Pasien tampak kooperatif

Page 10: Askep Bph Fix Bangett_2

6) Orientasi TWO (tempat, waktu, orang) : baik

7) Fungsi Saraf Kranial/Nervus Cranial (NC)

a) NC I (Olfaktorius), sensorik :

penciuman pasien baik

b) NC II (Optikus), sensorik :

pasien masih bias membaca

tulisan pada jarak ±1 meter

c) NC III (Okulomotorius), motoric :

arah pandang pasien focus pada

penguji, reflex pupil +/+

d) NC IV (Troklearis),

motoric : pasien mampu

menggerakan bola mata ke atas-

bawah dengan bebas

e) NC V (Trigeminus), sensorik dan

motoric : reflex kornea + ketika tangan

penguji didekatkan pada mata pasien,

pasien merasakan sensasi ringan pada

wajah ketika diberikan sentuhan lembut

f) NC VI (Abdusens),

motoric : pasien mampu melirik

kanan-kiri dengan baik

g) NC VII (fasialis), sensorik dan

motoric : wajah pasien tampak simetris

saat tersenyum, menaik-turunkan alis,

pasien mampu merasakan rasa manis,

pahit, manis maupun asam

h) NC VIII (auditorius),

sensorik : pasien mampu

mendengarkan suara dengan

baik, tetapi pendengaran pasien

sedikit berkurang jika

pembicara berbicara pelan

i) NC IX (Vagus), sensorik dan

motoric : pasien tidak memiliki

gangguan menelan

j) NC X (Vagus), sensorik dan

motoric : gerakan palatum dan

gerakan faring baik ketika

pasien berkata “ah”

k) NC XI (Aksesoris spinal), motoric :

gerakan bahu dan kepala baik

l) NC XII (Hiplogosum),

motoric : lidah pasien dapat

bergerak dari samping

kesamping

Page 11: Askep Bph Fix Bangett_2

8) Fungsi saraf motoric

a) Pergerakan sendi : fleksi-ekstensi leher 45o, rotasi leher 180o.

ekstremitas atas pasien (siku) mampu fleksi dan ekstensi 150o,

pronasi-supinasi lengan bawah 90o, pergelangan tangan fleksi-

ekstensi 90o, mengenggam 90o. ekstremitas bawah: fleksi-

ekstensi tungkai 60o, fleksi-ekstensi jari kaki 45o

b) Tonus otot : tidak nampak

c) Kekuatan otot : 5 5

5 5

d) Kemampuan mobilisasi : pasien masih berbaring ditempat tidur

e) Deformitas : -

f) Pembengkakan sendi : -

g) Kontraktur : -

h) Penggunaan alat bantu jalan : -

9) Reflex tendon

a) Biseps : +

b) Trisep : +

c) Tanda rangsang meningen: kaku kuduk: -

d) Babinsky : -

g. Sistem Integumen

DS :

1) Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit/gangguan

kulit

2) Pasien mengatakan kulit didaerah luka post-op terasa cekit-

cekit

DO :

1) Kulit : kuning langsat, turgor kulit 2 detik, S:36,5 oC

2) Rambut : hitam, dominan putih, persebaran tidak merata

3) Kuku : tidak sianosis, tidak terdapat clubbing finger

Page 12: Askep Bph Fix Bangett_2

e. Sistem Perkemihan

DS :

1) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan ginjal

2) Pasien mengatakan sejak ±2 tahun yang lalu mengalami sulit

BAK (buang air kecil sedikit-sedikit, tidak tuntas)

3) Pasien mengatakan belum pernah menggunakan obat diuretic

4) Pasien mengatakan BAK 5-7 x/hari dengan jumlah urin

±150/BAK

5) Pasien mengatakan lebih sering merasakan BAK ketika malam

hari (2-3x BAK)

DO :

1) Retensi Urin karena adanya kloting (post-op)

2) Karakteristik urin pasien (pasien terpasang DC, terhubung

dengan urine bag) : warna kemerahan (bercampur darah),

jumlah dalam 1 hari ±1000ml, terdapat bekuan darah

3) Terpasang drainase di bawah umbilikus sebelah kanan, cairan

yang keluar darah ±100 cc

f. Sistem Gastrointestinal

DS :

1) Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan makanan

apapun

2) Pasien biasa makan 3x/hari dengan nasi, sayur, lauk pauk,

minum air putih 1800 cc/hari

3) Selama sakit pasien tidak kehilangan nafsu makan

4) Pasien tidak merasakan mual, muntah ataupun nyeri perut

5) Pasien BAB 1x/hari konsistensi lembek, namun selama di

pasien belum bisa BAB sejak post op

DO :

1) BB pasien: awal 52 kg. selama sakit 50 kg, TB 155cm

Page 13: Askep Bph Fix Bangett_2

2) Pasien tidak halitosis (bau mulut)

3) Kondisi mulut: gigi: premolar atas sudah tanggal 2, tidak ada

karies. Tonsil: tidak ada pembengkakan. Bibir: agak kering,

tidak terdapat stomatitis, mukosa lembab.

4) Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ascites, terdapat luka jahit

prostatectomy di area supra pubic (kuadran VIII) dan

terdapat bekas luka operasi hernia repair inguinalis sinistra

sepanjang 6 cm

Auskultasi : peristaltik usus 10 x/menit

Perkusi : Thympani

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

5) Anus: tidak terdapat hemorrhoid

g. Sistem penginderaan

DS :

1) Pasien tidak mempunyai riwayat infeksi mata/telinga

2) Pasien tidak mempunyai riwayat trauma mata/telinga

3) Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit mata/ telinga seperti

katarak, glaucoma, otitis media, tinnitus, dsb

4) Pasien mengatakan jika penglihatannya sekarang berkurang

karena factor usia

5) Pasien juga mengatakan pendengarannya mulai berkurang jika

orang berbicara pelan dan jaraknya jauh

DO :

1) Pemeriksaan Mata

konjungtiva pucat, sklera putih, pupil isokor, tidak terdapat

oedem palpebra, tidak memakai alat bantu penglihatan,

gerakan ekstraokuler/gerakan mata +/+

2) Pemeriksaan Telinga

Page 14: Askep Bph Fix Bangett_2

telinga simetris kanan kiri, tidak terdapat luka, tidak terdapat

serumen, tidak terdapat nyeri tekan

3) Pemeriksaan Hidung

Simetris, mancung, tidak terdapat nafas cuping hidung, bersih,

tidak keluar cairan maupun epistaksis, tidak terpasang canul

O2

h. Sistem Endokrin

DS :

1) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat DM

2) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan

pertumbuhan

DO :

1) Pasien bertubuh proporsional sesuai jenis kelamin dan usianya

2) Struktur, bentuk dan ekspresi pasien normal, tidak ditemukan

adanya kelainan

3) Tidak terdapat hiperpigmentasi kulit

4) Terdapat jakun pada leher pasien

5) Tidak terdapat pertumbuhan rambut yang berlebih pada tubuh

pasien

6) Tidak terdapat pembesaran payudara

7) Tidak terdapat pembesaran abdomen karena lemak

8) Pasien tidak tremor

9) Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid

10) Tidak ditemukan suara bruit pada leher

11) GDS 95 mg/dl

i. Sistem Cairan dan elektrolit

DS :

1) Pasien mengatakan hanya minum 5-6 gelas air

putih/hari ,@250 cc

2) Pasien mengatakan badannya tidak lemas

Page 15: Askep Bph Fix Bangett_2

3) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kejang

DO :

1) Intake cairan :2000 ml

2) Output cairan : BAB+BAK+IWL : 100+1400+450=1950cc

3) Balance cairan:intake –output = 50cc

4) Pasien tidak diare atau muntah

5) Turgor kulit 1 detik

6) Tekstur kulit agak lembab

7) Tidak terdapat oedem

8) Suhu tubuh 36,5 oC

9) Terpasang infus KaEn 20 tpm

j. Sistem Imunitas

DS :

1) Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi

2) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hubungan

seksual

3) Pasien mengatakan pernah melakukan transfusi darah (2 colf) 2

hari pre operasi prostatektomy

4) Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit infeksi

kronis

5) Pasien pernah menjalani operasi repair hernia inguinalis di

RSDM pada tanggal 23 januari 2011

6) Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan steroid

DO :

1) Tidak terdapat lesi, erythema maupun purpura pada kulit pasien

2) Tidak terdapat dermatitis

3) Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe (servikal, aksilaris,

inguinalis)

4) Tidak terdapat nyeri tekan pada kelenjar limfe (servikal,

aksilaris, inguinalis)

Page 16: Askep Bph Fix Bangett_2

k. Sistem Reproduksi

DS :

Pasien berumur 66 tahun, menikah pada usia 24 tahun dengan

istrinya sampai sekarang. Sejak 15 tahun yang lalu pasien sudah tidak

berhubungan suami istri lagi dengan istrinya, karena istrinya sudah

menopause. Pasien dikaruniai 1 orang putri yang sudah memberi 3

orang cucu. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit reproduksi.

Pasien mengatakan tidak pernah memeriksa testis sendiri.

DO :

Pasien mengalami pembesaran prostat sejak 2 tahun yang

lalu. Kini pasien terdiagnosa Benigna Prostat Hiperplasia Grade III.

5. Data Penunjang

a. Serologi tanggal 5 Juni 2012-06-15

tumor marker : PSA (prostat) : 26,25 ng/ml (00,00-4,50)

b. Laboratorium

Tanggal 13 Juni 2012

Pemeriksaan Hasil Rujukan

Hb 12,6 g/dl 13,5 – 17,5

Ht 37 % 33 – 45

Leu 14,5 ribu/ul 4,5 – 11,0

Tromb 250 ribu/ul 150 – 450

Erit 4,07juta/ul 4,50 – 5,90

c. Patologi Anatomi

Pemeriksaan tanggal : 13 Juni 2012

Asal Jaringan : Prostat

Page 17: Askep Bph Fix Bangett_2

Diagnosa Klinik : Benigna Prostat Hiperplasia Grade III

- Makros : Diterima jaringan 2 buah 90 gram, kenyal, coklat, 2

coupe.

- Mikros : Jaringan prostat dengan hiperplasia kelenjar dan stroma

fibromuskular. Tidak didapat tanda-tanda ganas.

- Kesimpulan :Hiperplasia Prostat Benigna.

d. Terapi

1) Infus KaEn 20 tpm

2) Infus NaCl 0,9% 20 tpm

3) Ceftriaxon 2 x 1gr

4) Kalnex 3 x 500mg

5) Ketorolax 2 x 80mg

6) Dexametason 2 x 5 mg

7) Ranitidin 2 x 50 mg

8) Irigasi NaCl

e. Laporan Operasi (tanggal 11 Juni 2012 jam 08.00)

Diagnosa Pre- Operasi : BPH

Tindakan Operasi : Prostatektomy

Hemoglobin : 11, 7 g%

Golongan Darah : B

Induksi : Butain

Jenis Anastesi : Regional Anestesi

Jenis Operasi : Besar

Prostatectomy :

1) Pasien tidur telentang di meja operasi dengan spinal anestesi .

2) Desinfeksi area operasi, tutup duk steril

3) Insisi medial infra umbilikal 15cm

4) Perdalam insisi sampai vesica urinaria

5) Buli (+) dibuka, pengambilan prostat ke arah buli

Page 18: Askep Bph Fix Bangett_2

6) Dilakukan prostatektomi trans vesikamassa kesan vesika ± 40gr

7) Jahit leher buli dengan savyl 2 – 0

8) Perdarahan berhenti, pasang kateter 3 way 22F

9) Kembangkan balon 40cc

10) Tutup buli, bocor (-)

11) Tutup luka operasi lapis demi lapis dengan meninggalkan drain

12) Operasi selesai.

B. Data Fokus

DS :

- Pasien mengatakan nyeri pada luka post op.

- Pasien mengatakan tidak leluasa/kesulitan dalam beraktivitas karena takut

nyeri.

- P : luka post operasi

Q : nyut-nyutan, njarem,kemeng

R : di bagian supra pubik

S : skala nyeri 6

T : hilang timbul durasi ±1-2 menit terutama saat bergerak

- Klien mengatakan belum bisa turun dari tempat tidur.

- Klien mengatakan kalau untuk duduk luka operasinya masih sakit

DO :

- Pasien tampak lemah

- Pasien tampak meringis kesakitan.

- TTV

TD : 150/90 mmHg

S : 36,5 oC

N : 92 x/ menit

R : 20 x/menit

- Pasien tampak tidur terlentang

- Pasien nampak memegangi perutnya saat bergerak

Page 19: Askep Bph Fix Bangett_2

- Terpasang infus NaCl 20 tpm pada ekstremitas kanan atas

- Terdapat luka jahitan prostatectomy pada daerah suprapubic ± 7 cm

- Terpasang DC dan irigasi , urine keluar berwarna merah ± 1000

cc,terpasang drainase di bawah umbilikus sebelah kanan, cairan yang

keluar darah ±100 cc.

- Hasil Lab. Hb 12,6 gr/dl, Leu 14,5 ribu/ul, Erit 4,07 juta/ul

- Terdapat gumpalan darah di tepi dalam selang cateter

- Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga

ADL :

Kemampuan Perawatan Diri

0 1 2 3 4

Toileting √

Bathing √

Feeding √

Dressing √

Activity √

ROM √

- Pasien tampak hati-hati ketika bergerak

C. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Etiologi

1. DS :

- Pasien mengatakan nyeri

pada luka post op

- P : luka post operasi

Q : nyut-nyutan, njarem

R : di bagian supra pubik

S : skala nyeri 6

T : hilang timbul durasi

±1-2 menit terutama saat

bergerak

Gangguan rasa

nyaman nyeri

terputusnya

kontinuitas

jaringan

(tindakan

pembedahan post

operasi BPH)

Keterangan:

0 = Mandiri

1 = Alat bantu

2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang lain

dengan alat

4 = Tergantung total

Page 20: Askep Bph Fix Bangett_2

DO : - Pasien tampak meringis

kesakitan.

- TTV

TD : 150/90 mmHg

S : 36,5 oC

N : 92 x/ menit

R : 20 x/menit

- Pasien nampak

memegangi perutnya saat

bergerak

- Pasien nampak tidur

terlentang

2. DS:-

DO:

- Terpasang DC dan drainase

, urine keluar berwarna merah

± 1000 cc

- Terdapat gumpalan darah di

tepi dalam selang cateter

Resiko retensi

urin

Obstruksi

gumpalan

darah/kloting

3. DS : -

DO :

- Pasien terpasang infus

NaCl 20 tpm pada

ekstremitas kiri atas

- Terdapat luka jahitan

prostatectomy pada

daerah suprapubic ± 7

cm

- Terpasang DC dan

Resiko infeksi Tindakan

pembedahan dan

tindakan invasive

Page 21: Askep Bph Fix Bangett_2

irigasi,urine berwarna

merah, jumlah cairan

1500cc diganti 5x sehari)

- Terpasang irigasi di

bawah umbilicus, cairan

darah 100 cc

- Hb 12,6 gr/dl

- Leukosit 14,5 ribu/ul

- Eritrosit 4,07 juta/ul

4. DS :

- Pasien mengatakan tidak

leluasa/kesulitan dalam

beraktivitas karena takut

nyeri.

- Klien mengatakan

belum bisa turun dari

tempat tidur.

- Klien mengatakan kalau

untuk duduk luka

operasinya masih sakit

DO :- Pasien tampak lemah

- Pasien tampak tidur

terlentang

- Pasien tampak hati-hati

ketika bergerak

- Pasien dibantu keluarga

dalam pemenuhan ADL

Aktivitas pasien dibantu

oleh keluarga

Kemampuan 0 1 2 3 4

Gangguan

mobilisasi

Nyeri post op

Page 22: Askep Bph Fix Bangett_2

Perawatan

Diri

Toileting √

Bathing √

Feeding √

Dressing √

Activity √

ROM √

D. Diagnosa Keperawatan Post Operasi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan (tindakan pembedahan post operasi BPH)

2. Resiko retensi urin berhubungan dengan obstruksi gumpalan darah/kloting

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Tindakan pembedahan dan

tindakan invasive.

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post op.

E. Intervensi

No Intervensi

Keterangan:

0 = Mandiri

1 = Alat bantu

2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang lain

dengan alat

4 = Tergantung total

Page 23: Askep Bph Fix Bangett_2

Dx RasionalisasiTujuan dan KH Tindakan

1 setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam Nyeri

berkurang atau hilang.

- Klien mengatakan

nyeri berkurang /

hilang.skala 3-4

- Ekspresi wajah klien

tenang.

- Tanda – tanda vital

dalam batas normal.

S = 36-370C

T=

N = 60-100 x/mnt

R = 16-20 x/mnt

1. kaji skala nyeri

klien

2. Ajarkan teknik

relaksasi napas

dalam bila bergerak

saat nyeri muncul

3. Berikan posisi

yang nyaman

4. Anjurkan pada

klien untuk tidak

duduk dalam waktu

yang lama sesudah

tindakan TUR-P.

5. Jagalah selang

drainase urine tetap

aman dipaha untuk

mencegah

peningkatan

tekanan pada

kandung kemih.

Irigasi kateter jika

terlihat bekuan pada

selang.

6. Laksanakan

terapi pemberian

analgetik

1.Mengetahui

perkembangan lebih

lanjut, agar dapat

menetukan intervensi

yang tepat

2.Menurunkan

tegangan otot,

memfokuskan

kembali perhatian dan

dapat meningkatkan

kemampuan koping.

3.Melancarkan

sirkulasi dan

mengurangi nyeri

4.Mengurangi tekanan

pada luka insisi

5.Sumbatan pada

selang kateter oleh

bekuan darah dapat

menyebabkan distensi

kandung kemih

dengan peningkatan

spasme.

6.memblok lintasan

nyeri

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam tidak

terjadi retensi

urin,dengan kriteria hasil:

1. pantau jumlah

dan cairan yang

keluar dari selang

cateter

2.kaji respon pasien

1.adanya perubahan

warna dan jumlah

mungkin ada

masalah dalam

bladder

Page 24: Askep Bph Fix Bangett_2

- Warna urin dan

cairan merah jernih

- Tidak terdapat

gumpalan darah

dalam selang

- Cairan irigasi lancar

- Jumlah cairan yang

terdapat di urine bag

± 200 cc/jam

3.lakukan bladder

spooling

4. berikan cairan per

oral dan parenteral

5.fiksasi selag

cateter pada paha

pasien,usahakan

urine bag berada

lebih rendah dari

tubuh pasien

2. respon pasien

menandakan adanya

masalah dalam

bladdernya

3.meghindari kloting

secara dini

4.memperbanyak

produksi urin

5.agar aliran cairan

bisa maksimal

sehingga tidak

terjadi cloting pada

selang

3 setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam Tidak

terjadi infeksi

- Klien tidak

mengalami infeksi.

- Dapat mencapai

waktu penyembuhan.

- Tanda – tanda vital

dalam batas normal dan

tidak ada tanda – tanda

infeksi (kalor, dolor,

rubor,

tumor,fungsiolesa)

- Leukosit, eritrosit,Hb

dbn

1. Observasi tanda –

tanda vital, laporkan

tanda – tanda infeksi.

2. Pertahankan sistem

kateter steril, berikan

perawatan kateter

dengan steril.

3. Anjurkan intake

cairan yang cukup

(2500 – 3000 ml)

sehingga dapat

menurunkan

potensial infeksi.

4. Lakukan medikasi

dengan prinsip steril

5. Jaga kebersihan luka

6. Pertahankan posisi

urobag dibawah.

7. Kolaborasi dengan

1Mencegah sebelum

terjadi infeksi.

2Mencegah

pemasukan bakteri

dan infeksi

3Meningkatkan

output urine

sehingga resiko

terjadi ISK

dikurangi dan

mempertahankan

fungsi ginjal.

4Memutus

penyebaran

mikroorganisme

5Menjaga agar

keadaan baik dan

terhinda dari

perkembangbiakan

Page 25: Askep Bph Fix Bangett_2

dokter untuk

memberi obat

antibiotik.

kuman

6Menghindari refleks

balik urine yang

dapat memasukkan

bakteri ke kandung

kemih.

7Untuk. mencegah

infeksi dan

membantu proses

penyembuhan

4 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan gangguan

mobilitas fisik dapat

teratasi dengan kriteria

hasil:

- pasien dapat melakukan

mobilisasi secara

bertahap

- Pasien dapat

memenuhi AL nya

secara bertahap atau

dibantu sebagian

1. kaji kemampuan

mobilisasi pasien

2.bantu pasien

melakukan aktivitasnya

secara bertahap

3.Libatkan anggota

keluarga dalam

pemenuhan ADL pasien

4.anjurkan pasien

menggunakan teknik

relaksasi sebelum dan

sesudah memulai

aktifitas

1. dari pengakjian

dapat ditentukan

intrvensi keperawatan

selanjutnya

2.3 membantu

pemenuhan ADL

pasien

4.mengurangi nyeri

saat beraktifitas

F. Implementasi

Tgl/Jam No Tindakan Respon Pasien

Page 26: Askep Bph Fix Bangett_2

Dx

11 Juni

2012

16.25

1 Memberi posisi nyaman,semi

fowler

S: pasien mengatakan lebih nyaman

O: pasien nampak lebih nyaman

16.30 1,2 Memberi injeksi

- Dexametason 5 mg

- Ceftriaxon 1gr

S:pasien mengatakanbersedia untuk

disuntik.

O:obat masuk lewat IV intra

selang, tidak terdapat tanda-tanda

flebitis

19.00 1 Mengkaji ulang nyeri S: pasien mengatakan nyeri pada

bagian bekas jahitan,apalagi bila

digunakan bergerak

P:luka pos op

Q:nyeri sengkrang-sengkrang

R: bagian jahitan dan luka

pembedahan

S: skala 6

T: hilang timbul

19.10 1 Menganjurka nafas dalam bila nyeri

muncul

S:pasien mau melakukan nafas

dalam

O: pasien dapat melakuan nafas

dalam

20.00 2 Memeriksa cairan irigasi S:-

O:-cairan irirgasi 1300 cc,warna

kemerahan,terdapat gumpalan

dipinggir selang, aliran lancar

20.00 3 Memeriksa cairan drainase S:-

O:-cairan darah,jumlah 100 cc

24.00 1,3 Memberikan injeksi S: pasien mengatakan bersedia

Page 27: Askep Bph Fix Bangett_2

- Kalnex 500mg

- Ketorolax 80mg

disuntik

O: obat masuk melalui iv intra

selang

-tidak ada tanda-tanda flebitis

12 Juni

2012

08.30

1,3 Memberikan injeksi

- Ceftriaxon 1gr

- Dexametason 5mg

S: pasien mengatakan bersedia

disuntik

O: obat masuk melalui iv intra

selang

-tidak ada tanda-tanda flebitis

09.00 1 Mengukur TTV dan memeriksa

KU

S: pasien mengatakan pusing dan

lemas

O: -pasien nampak lemah

TTV

T: 140/90

N:88x/menit

R:20x/menit

S:36,70C

10.00 4 Membantu pasien berpakaian S: pasien mengucapkan terima

kasih

D: pasien nampak menyeringai saat

bergerak memakai baju

10.05 4 Melibatkan istri pasien dalam

memakaikan baju

S:-

O: pasien agak kesulitan dalam

memakai baju

13 Juni

2012

09.00

3 Melakukan perawatan luka post op S: pasien mengatakan nyeri saat

luka dibuka

O: nampak luka bersih, terdapat 7

jahitan, tidak terdapat pus, tidak

kemerahan

10.00 2 Memeriksa cairan irigasi S: pasien mengatakan bahwa tadi

Page 28: Askep Bph Fix Bangett_2

sudah diganti 2x sejak tadi malam

O: cairan berwarna merah bening,

jumlah 500cc, terdapat gumpalan

darah dipinggir selang bagian

dalam

16.00 1 Mengkaji ulang nyeri S: pasien mengatakan lebih nyaman

setelah dimedikasi tadi

P:luka post op

Q:nyut-nyutan

R:bagian luka post op

S: skala 5

T: hilang timbul

19.00 2 Melakukan bladder spooling S: pasien mengatakan nyeri pada

bladdernya

O: terdapat stolsel diameter ±3

cm,cairan NaCl yang masuk 100

ml

G. Evaluasi

Tgl/jamNo

DxEvaluasi

14 Juni

2012

09.00

1 S: - pasien mengatakan nyeri berkurang,skala 5

-Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol nyerinya

O: - pasien nampak lebih tenang

-TTV:

TD: 140/90 mmHg

N: 85x/menit

R:19x/menit

T:36,70C

A: Masalah teratasi

Page 29: Askep Bph Fix Bangett_2

P: Intervensi dilanjutkan

- Memberikan posisi nyaman pasien

- Menganjurkan nafas dalam

- Memberikan injeksi ketorolac 80 mg

10.00 2 S:

O:- cairan yang keluar berwarna kemerahan jernih,tidak terdapat stolsel

-Jumlah cairan 1500cc

-Cairan irigasi lancar

A: Masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi : pantau jumlah dan warna cairan yang keluar

09.00 3 S: pasien mengatakan tidak terasa panas pada luka post op

O:- tidak terdapat tanda-tanda flebitis

-Luka bersih,tidak ada pus maupun kemerahan

A: Masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi

- Lakukan medikasi dengan tekik aseptik

- Jaga kebersihan luka

12.00 4 S: -pasien mengatakan sudah mampu bergerak dan berani untuk

bergerak

-pasien mengatakan sudah mampu beraktifitas sebagian dan bertahap

O: - pasien mampu memenuhi ADL nya sebagian

-pemenuhan ADL pasien sebagian masi dibantu istrinya

A: Masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi : libatkan anggota keluarga dalam pemenuhan

ADL pasien