Askep Anak Nefrotik Syndrome (Ns)

14
BAB 1 PENDAHULUAN  Nefrotic syndrome merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan  proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang- kadang disertai hematuri, hipertensi dan menuru nnya kecepata n filt rasi glomerulus . Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder, idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2!""""" anak setiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada  pasien nefrotic syndrome sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan  pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ket rampil an yang memadai . #oku s asuhan keperawatan adal ah mengidenti fikasi masalah yang ti mbul, merumuskan diagnosa keper awa tan, membuat rencana keperawa tan, melaksanak an dan menge$aluasi tindakan yang telah diberi kan apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.

Transcript of Askep Anak Nefrotik Syndrome (Ns)

Ruang Anak

2

BAB 1PENDAHULUAN

Nefrotic syndrome merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder, idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100000 anak setiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien nefrotic syndrome sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.BAB 2TINJAUAN TEORI

Konsep Nefrotik Syndrome (NS)Pengertian.

NS adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbunemia dan hiperkolesterolemia (Rusepno, H, dkk. 2000, 832).

Etiologi

Sebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi :Nefrotic syndrome bawaan.

Gejala khas adalah edema pada masa neonatus.Nefrotic syndrome sekunder

Penyebabnya adalah malaria, lupus eritematous diseminata, GNA dan GNK, bahan kimia dan amiloidosis.Nefrotic syndrome idiopatikSklerosis glomerulus.

Patofisiologi.

Adanya peningkatan permiabilitas glomerulus mengakibatkan proteinuria masif sehingga terjadi hipoproteinemia. Akibatnya tekanan onkotik plasma menurun karean adanya pergeseran cairan dari intravaskuler ke intestisial.Volume plasma, curah jantung dan kecepatan filtrasi glomerulus berkurang mengakibatkan retensi natrium. Kadar albumin plasma yang sudah merangsang sintesa protein di hati, disertai peningkatan sintesa lipid, lipoprotein dan trigliserida.Etiologi :autoimunpembagian secara umum

Glomerulus

Permiabilitas glomerulus

Sistem imun menurun

Porteinuria masif

Resiko tinggi infeksi

HipoproteinemiaHipoalbumin

Sintesa protein hepas

HipovolemiaTekanan onkotik plasma

HiperlipidemiaAliran darah ke ginjal

Sekresi ADH Volume plasma

Malnutrisi

Retensi natrium renal Pelepasan renin

Gangguan nutrisiReabsorbsi air dan natrium

EdemaUsus

Vasokonstriksi

Efusi pleuraGangguan volume cairan lebih dari kebutuhanKerusakan integritas kulit

Sesak

Penatalaksanaan

HospitalisasiTirah baring

Diet

Intoleransi aktivitas KetidapatuhanKurang pengetahuan : kondisi, prognosa dan program perawatan Kecemasan anak dan orang tua

Resti gangguan pemeliharaan kesehatan

Gejala klinis.Edema, sembab pada kelopak mataRentan terhadap infeksi sekunderHematuria, azotemeia, hipertensi ringanKadang-kadang sesak karena ascitesProduksi urine berkurangPemeriksaan LaboratoriumBJ urine meninggiHipoalbuminemiaKadar urine normalAnemia defisiensi besiLED meninggiKalsium dalam darah sering merendahKadang-kdang glukosuria tanpa hiperglikemia.PenatalaksanaanIstirahat sampai edema sedikitProtein tinggi 3 4 gram/kg BB/hariDiuretikumKortikosteroidAntibiotikaPunksi ascitesDigitalis bila ada gagal jantung.

Konsep Asuhan Keperawatan pada Nefrotic SyndromePengkajianIdentitas.

Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami komplikasi nefrotic syndrome.Riwayat Kesehatan.Keluhan utama.

Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurunRiwayat penyakit dahulu.

Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan kimia. Riwayat penyakit sekarang.

Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.Riwayat kesehatan keluarga.

Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.Riwayat kehamilan dan persalinan

Tidak ada hubungan.Riwayat kesehatan lingkungan.

Endemik malaria sering terjadi kasus NS. Imunisasi.

Tidak ada hubungan. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang bermain dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah. Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika usahanya diomeli atau dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru, menggunakan alat-alat sederhana.Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat warna, membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur, kecemasan, keterbatasan dalam bermain, rewel, gelisah, regresi, perasaan berpisah dari orang tua, teman.Riwayat nutrisi.

Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).Pengkajian persistem.Sistem pernapasan.

Frekuensi pernapasan 15 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit, efusi pleura karena distensi abdomenSistem kardiovaskuler.

Nadi 70 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 100/60 mmHg, hipertensi ringan bisa dijumpai. Sistem persarafan.

Dalam batas normal.Sistem perkemihan.

Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.Sistem pencernaan.

Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah perut, malnutrisi berat, hernia umbilikalis, prolaps anii.Sistem muskuloskeletal.

Dalam batas normal.Sistem integumen.

Edema periorbital, ascites.Sistem endokrin

Dalam batas normalSistem reproduksi

Dalam batas normal. Persepsi orang tua

Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya.

Diagnosa dan Rencana Keperawatan.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.

Tujuan volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 700 ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam batas normal.IntervensiRasionalCatat intake dan output secara akurat

Kaji dan catat tekanan darah, pembesaran abdomen, BJ urineTimbang berat badan tiap hari dalam skala yang samaBerikan cairan secara hati-hati dan diet rendah garam.Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.

Evaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar penentuan tindakanTekanan darah dan BJ urine dapat menjadi indikator regimen terapiEstimasi penurunan edema tubuh

Mencegah edema bertambah berat

Pembatasan protein bertujuan untuk meringankan beban kerja hepar dan mencegah bertamabah rusaknya hemdinamik ginjal.

Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.

Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan baik, tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan dihabiskan, edema dan ascites tidak ada.IntervensiRasionalCatat intake dan output makanan secara akuratKaji adanya anoreksia, hipoproteinemia, diare.

Pastikan anak mendapat makanan dengan diet yang cukup

Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh

Gangguan nuirisi dapat terjadi secara perlahan. Diare sebagai reaksi edema intestinalMencegah status nutrisi menjadi lebih buruk Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.

Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada, tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam melakukan perawatan.

IntervensiRasionalLindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi melalui pembatasan pengunjung.Tempatkan anak di ruangan non infeksiCuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.Lakukan tindakan invasif secara aseptik

Meminimalkan masuknya organisme

Mencegah terjadinya infeksi nosokomialMencegah terjadinya infeksi nosokomialMembatasi masuknya bakteri ke dalam tubuh. Deteksi dini adanya infeksi dapat mencegah sepsis.

Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).

Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif pada tindakan keperawatan, komunikatif pada perawat, secara verbal mengatakan tidak takur.IntervensiRasionalValidasi perasaan takut atau cemas

Pertahankan kontak dengan klien

Upayakan ada keluarga yang menunggu

Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan atau foto keluarga.

Perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk tebuka sehingga dapat menghadapinya.Memantapkan hubungan, meningkatan ekspresi perasaan Dukungan yang terus menerus mengurangi ketakutan atau kecemasan yang dihadapi. Meminimalkan dampak hospitalisasi terpisah dari anggota keluarga.DAFTAR PUSTAKA

Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, W. B Saunders, Philadelphia.

Doengoes et. al, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa Made Kariasa, EGC, Jakarta

Matondang, dkk. (2000), Diagnosis Fisis Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta

Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2, Infomedica, Jakarta

Tjokronegoro & Hendra Utama, (1993), Buku Ajar Nefrologi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

-------, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo-Lab/UPF IKA, Surabaya.Patofisiologi.

Etiologi :autoimunpembagian secara umum

Glomerulus

Permiabilitas glomerulus

Sistem imun menurun

Porteinuria masif

Resiko tinggi infeksi

HipoproteinemiaHipoalbumin

Sintesa protein hepas

HipovolemiaTekanan onkotik plasma

HiperlipidemiaAliran darah ke ginjal

Sekresi ADH Volume plasma

Malnutrisi

Retensi natrium renal Pelepasan renin

Gangguan nutrisiReabsorbsi air dan natrium

EdemaUsus

Vasokonstriksi

Efusi pleuraGangguan volume cairan lebih dari kebutuhanKerusakan integritas kulit

Sesak

Penatalaksanaan

HospitalisasiTirah baring

Diet

Intoleransi aktivitas KetidapatuhanKurang pengetahuan : kondisi, prognosa dan program perawatan Kecemasan anak dan orang tua

Resti gangguan pemeliharaan kesehatan

Konsep Asuhan Keperawatan pada Nefrotic SyndromePengkajian

Diagnosa dan Rencana Keperawatan.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).