nefrotik sindrom

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Nefrotik ialah keadaan klinis yang ditandai oleh proteinuria masif, hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia. Angka kejadian SN di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 anak per tahun, dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1. Di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, sindrom nefrotik merupakan penyebab kunjungan sebagian besar pasien di Poliklinik Khusus Nefrologi, dan merupakan penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000. Semua penyakit yang mengubah fungsi glomerulus sehingga mengakibatkan kebocoran protein (khususnya albumin) ke dalam ruang Bowman akan menyebabkan terjadinya sindrom ini. Etiologi SN secara garis besar dapat dibagi 3, yaitu kongenital, glomerulopati primer/idiopatik, dan sekunder mengikuti penyakit Nefrotik Syndrom Page 1

description

MAKALAH

Transcript of nefrotik sindrom

Page 1: nefrotik sindrom

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sindrom Nefrotik ialah keadaan klinis yang ditandai oleh proteinuria masif,

hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia. Angka kejadian

SN di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18

tahun per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 anak per tahun,

dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1. Di Departemen Ilmu

Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, sindrom nefrotik merupakan penyebab

kunjungan sebagian besar pasien di Poliklinik Khusus Nefrologi, dan merupakan

penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000.

Semua penyakit yang mengubah fungsi glomerulus sehingga mengakibatkan

kebocoran protein (khususnya albumin) ke dalam ruang Bowman akan menyebabkan

terjadinya sindrom ini. Etiologi SN secara garis besar dapat dibagi 3, yaitu

kongenital, glomerulopati primer/idiopatik, dan sekunder mengikuti penyakit

sistemik seperti pada purpura Henoch-Schonlein dan lupus eritematosus sitemik.

Sindrom nefrotik pada tahun pertama kehidupan, terlebih pada bayi berusia kurang

dari 6 bulan, merupakan kelainan kongenital (umumnya herediter) dan mempunyai

prognosis buruk. Pada tulisan ini hanya akan dibicarakan SN idiopatik.

Nefrotik SyndromPage 1

Page 2: nefrotik sindrom

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan nefrotik syndrom ?

2. Bagaimana Anatomi Fisiologi pada anak yang mengalami nefrotik syndrom

3. Apa yang menyebabkan nefrotik syndrom pada anak ?

4. Apa saja tanda dan gejala nefrotik syndrom pada anak ?

5. Bagaimana Patofisiologi pada anak nefrotik syndrom ?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak nefrotik syndrom ?

1.3    Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu

membuat asuhan keperawatan penyakit sindrom nefrotik pada anak

Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu:

1.      Mengetahui pengertian sindrom nefrotik

2.      Mengetahui etiologi sindrom nefrotik

3.      Mengetahui tanda dan gejala sindrom nefrotik

4.      Mengetahui patofisiologi sindrom nefrotik

5.      Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak yang sindrom nefrotik

Nefrotik SyndromPage 2

Page 3: nefrotik sindrom

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1  Pengertian

Nefrotik Syndrom adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada

anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria

masif, hipoalbuminemia, hiperkholesterolemia serta sembab. Yang dimaksud

proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg

berat badan/hari atau lebih. Albumin dalam darah biasanya menurun hingga

kurang dari 2,5 gram/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang

dijumpai pula hipertensi, hematuri, bahkan kadang-kadang azotemia

Nefrotik syndrom adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh

adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik protenuria,

hypoprotenuria, hypoalbuminemia, dan edema.

2.2 . Anatomi Fisiologi

Fisiologi ginjal

Telah diketahui bahwa ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yang

sangat penting melalui ultrafiltrat yang terbentuk dalam glomerulus. Terbentuknya

ultrafiltrat ini sangat dipengaruhi oleh sirkulasi ginjal yang mendapat darah 20% dari

Nefrotik SyndromPage 3

Page 4: nefrotik sindrom

seluruh cardiac output.

1) Faal glomerolus

Fungsi terpenting dari glomerolus adalah membentuk ultrafiltrat yang dapat

masuk ke tubulus akibat tekanan hidrostatik kapiler yang lebih besar dibanding

tekanan hidrostatik intra kapiler dan tekanan koloid osmotik. Volume ultrafiltrat tiap

menit per luas permukaan tubuh disebut glomerula filtration rate (GFR). GFR normal

dewasa : 120 cc/menit/1,73 m2 (luas pemukaan tubuh). GFR normal umur 2-12 tahun

: 30-90 cc/menit/luas permukaan tubuh anak.

2) Faal Tubulus

Fungsi utama dari tubulus adalah melakukan reabsorbsi dan sekresi dari zat-

zat yang ada dalam ultrafiltrat yang terbentuk di glomerolus. Sebagaimana diketahui,

GFR : 120 ml/menit/1,73 m2, sedangkan yang direabsorbsi hanya 100 ml/menit,

sehingga yang diekskresi hanya 1 ml/menit dalam bentuk urin atau dalam sehari 1440

ml (urin dewasa).

Pada anak-anak jumlah urin dalam 24 jam lebih kurang dan sesuai dengan umur :

a)      1-2 hari : 30-60 ml

b)      3-10 hari : 100-300 ml

c)      10 hari-2 bulan : 250-450 ml

d)     2 bulan-1 tahun : 400-500 ml

e)      1-3 tahun : 500-600 ml

f)       3-5 tahun : 600-700 ml

Nefrotik SyndromPage 4

Page 5: nefrotik sindrom

g)      5-8 tahun : 650-800 ml

h)      8-14 tahun : 800-1400 ml

3) Faal Tubulus Proksimal

Tubulus proksimal merupakan bagian nefron yang paling banyak melakukan

reabsorbsi yaitu ± 60-80 % dari ultrafiltrat yang terbentuk di glomerolus. Zat-zat yang

direabsorbsi adalah protein, asam amino dan glukosa yang direabsorbsi sempurna.

Begitu pula dengan elektrolit (Na, K, Cl, Bikarbonat), endogenus organic ion (citrat,

malat, asam karbonat), H2O dan urea. Zat-zat yang diekskresi asam dan basa organik.

4) Faal loop of henle

Loop of henle yang terdiri atas decending thick limb, thin limb dan ascending thick

limb itu berfungsi untuk membuat cairan intratubuler lebih hipotonik.

5) Faal tubulus distalis dan duktus koligentes

Mengatur keseimbangan asam basa dan keseimbangan elektrolit dengan cara

reabsorbsi Na dan H2O dan ekskresi Na, K, Amonium dan ion hidrogen. (Rauf,

2002 : 4-5).

Nefrotik SyndromPage 5

Page 6: nefrotik sindrom

2.3 Etiologi

Penyebab umum penyakit tidak diketahui akhir-akhir ini sering dianggap sebagi

suatu bentuk penyakit autoimun. Jadi merupakan reaksi antigen-antibodi.

Umumnya dibagi menjadi 4 kelompok :

1. Sindroma nefrotik bawaan

2. Sindroma nefrotik sekunder

3. Sindroma nefrotik idiopati

4. Glumerulosklerosis fokal segmental

2.4 Tanda dan Gejala

Sebagai sebuah sindroma (kumpulan gejala), tanda / gejala penyakit sindroma

nefrotik meliputi :

- Proteinuria

- Hipoalbuminemia

- Hiperkolesterolemia/hiperlipidemi

- Oedema

Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain hematuria, azotemia dan

hipertensi ringan. Proteinuria (85-95%) terjadi sejumlah 10 –15 gram/hari (dalam

pemeriksaan Esbach) . Selama terjadi oedema biasanya BJ Urine meningkat.

Mungkin juga terjadi penurunan faktor IX, Laju endap darah meningkat dan

rendahnya kadar kalsium serta hiperglikemia.

Nefrotik SyndromPage 6

Page 7: nefrotik sindrom

2.5 . Patofisiologi

Permeabilitas glomerular meningkat

Proteinuria

Hypoalbuminemia

Stimulasi sintesis Tekanan onkotik plasma Edema

Dalam hati, protein, dan lemak menurun

Faktor pembekuan Hypovolemi Retensi air

Hyperlipidema darah dan natrium

Aktif renin-angiostensin

Sekresi ADH

Vasokontriksi dan aldosteron

2.6 Penatalaksanaan

a. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan

keadaan tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan

untuk mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan

berat badan yang cepat.

b. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200

ml/ hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi

diuresis dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan

Nefrotik SyndromPage 7

Page 8: nefrotik sindrom

masukan protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan

negatif nitrogen yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat

kehilangan protein. Diit harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/

hari. Anak yang mengalami anoreksia akan memerlukan bujukan untuk

menjamin masukan yang adekuat

c. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit.

Trauma terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester

atau verban harus dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus

diangkat dengan lembut, menggunakan pelarut dan bukan dengan cara

mengelupaskan. Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan

scrotum harus disokong dengan popok yang tidak menimbulkan kontriksi

hindari menggosok kulit.

d. Pembatasan sodium jika anak hipertensi.

e. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata

dan untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air

hangat.

f. Antibiotik untuk mencegah infeksi.

g. Prednisolon digunakan secra luas. Merupakan kortokisteroid yang mempunyai

efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga dosis

pemeliharaan sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis umumnya

sering terjadi dengan cepat dan obat dihentikan setelah 6-10 minggu. Jika obat

dilanjutkan atau diperpanjang, efek samping dapat terjadi meliputi terhentinya

pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, diabeters mellitus, konvulsi dan

hipertensi

h. Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat

cairan berlebihan, misalnya obat-abatan spironolakton dan sitotoksik

( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada dugaan

imunologis dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan seperti 6-

merkaptopurin dan siklofosfamid.

Nefrotik SyndromPage 8

Page 9: nefrotik sindrom

i. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan

mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus

plasma intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.

j. Pencegahan infeksi. Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung

mengalami infeksi dengan pneumokokus kendatipun infeksi virus juga

merupakan hal yang menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.

k. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat,

penimbnagan harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.

l. Dukungan bagi orang tua dan anak. Orang tua dan anak sering kali tergangu

dengan penampilan anak. Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang

penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga dengan

masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini

harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka mereka dapat mengerti

perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada

mereka karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumahn sakit.

2.7  Pengkajian

a. Lakukan pengkajian fisik, termasuk pengkajian luasnya edema.

b. Kaji riwayat kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan adanya

peningkatan berat badan dan kegagalan fungsi ginjal.

c. Observasi adanya manifestasi dari Sindrom nefrotik : Kenaikan berat badan,

edema bengkak pada wajah ( khususnya di sekitar mata yang timbul pada saat

bangun pagi berkurang di siang hari ), pembengkakan abdomen (asites),

kesulitan nafas ( efusi pleura ), pucat pada kulit, mudah lelah, perubahan pada

urin ( peningkatan volum, urin berbusa ).

d.  Pengkajian diagnostik meliputi meliputi analisa urin untuk protein, dan sel

Nefrotik SyndromPage 9

Page 10: nefrotik sindrom

darah merah, analisa darah untuk serum protein ( total albumin/globulin ratio,

kolesterol ) jumlah darah, serum sodium

2.8  Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotic

plasma.

2. Perubahan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia.

4. Gangguan pola eliminasi diare berhubungan dengan mal absorbsi

5. Resti infeksi berhubungan dengan menurunnya imunitas, prosedur invasif

2.9 Perencanaan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Kelebihan

volume cairan

berhubungan

dengan

penurunan

tekanan osmotic

plasma.

Tujuan:

Tidak terjadi

akumulasi cairan

dan dapat

mempertahan-

kan keseimbangan

intake dan output.

Kriteria Hasil:

Menunjukkan

keseimbangan dan

haluaran, tidak

terjadi

1. Pantau, ukur dan

catat intake dan output

cairan

2. Observasi perubahan

edema

3. Batasi intake garam

4. Ukur lingkar perut

1. Mengetahui

kemungkinan

terjadinya edema

2. Mengetahui tingkat

edema

3. Pembatasan

sodium jika anak

hipertensi

4. adanya kelebihan

cairan dapat merubah

ukuran lungkar perut.

Nefrotik SyndromPage 10

Page 11: nefrotik sindrom

peningkatan berat

badan, tidak

terjadi edema.

5. Timbang berat

badan setiap hari

5. mengetahui

perubahan berat

badan secara

fluktuaktif

2. Perubahan pola

nafas

berhubungan

dengan

penurunan

ekspansi paru.

Tujuan:

Pola nafas

adekuat

Kriteria Hasil :

Frekuensi dan

kedalaman nafas

dalam batas

normal

–   1. Auskultasi bidang

paru

    2.Pantau adanya

gangguan bunyi nafas

3.Berikan posisi semi

fowler

    4.Observasi tanda-tanda

vital

5. Kolaborasi pemberian

obat diuretic

1. Mengetahui ada

atau tidaknya

kelainan pada rongga

paru.

2. Memastikan

adanya kelainan pada

rongga paru saat di

auskultasi.

3. Menciptakan posisi

yang nyaman

4. Mengetahui

terjadinya

peningkatan atau

penurunan tanda-

tanda vital

5. Memperlancar

sekresi urin

3. Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi

1.Tanyakan makanan

kesukaan pasien

2. Anjurkan keluarga

1. Meningkatkan

nafsu makan

2. Memberikan

Nefrotik SyndromPage 11

Page 12: nefrotik sindrom

dengan anoreksia

Kriteria Hasil :

Tidak terjadi mual

dan muntah,

menunjukkan

masukan yang

adekuat,memperta

hankan berat

badan

untuk mendampingi

anak pada saat makan

3.Pantau adanya mual

dan muntah

4. Bantu pasien untuk

makan

5. Berikan makanan

sedikit tapi sering

6. Berikan informasi

pada keluarga tentang

diet klien

kenyamanan pada

anak

3. Mengetahui

keseimbangan intake

output

4. Meningkatkan

nafsu makan anak

5. Intake nutrisi

adekuat

6. Memberikan

pendidikan kesehatan

4. Gangguan pola

eliminasi diare

berhubungan

dengan mal

absorbsi

Tujuan:

Tidak terjadi diare

Kriteria Hasil :

Pola fungsi usus

normal,

mengeluarkan

feses lunak

1.Observasi frekuensi,

karakteristik dan warna

feses

2. Identifikasi makanan

yang menyebabkan

diare pada pasien

3. Berikan makanan

yang mudah diserap

dan tinggi serap

1.Mengetahui

terjadinya kelainan

oleh bakteri di feces

2. Intake yang tidak

adekuat

3. Memperlancar

reabsopsi nutrisi

makanan

Nefrotik SyndromPage 12

Page 13: nefrotik sindrom

5. Resti infeksi

berhubungan

dengan

menurunnya

imunitas,

prosedur invasif

Tujuan:

Ttidak terjadi

infeksi

Kriteria Hasil:

Tidak terdapat

tanda-tanda

infeksi, tanda-

tanda vital dalam

batas normal,

leukosit dalam

batas normal

1. Cuci tangan sebelum

dan sesudah tindakan

2.Pantau adanya tanda-

tanda infeksi

3.lakukan perawatan

pada daerah yang

dilakukan prosedur

invasive

4. Anjurkan keluarga

untuk menjaga

kebersihan pasien

1. Mencegah

terjadinya penyakit

lain yg di sebabkan

oleh bakteri

2. Mencegah

terjadinya infeksi

3. Mengurangi

terjadinya infeksi

pada perawatan

infeksi

4. Meningkatakan

kebersihan

2.10 Implementasi

No Waktu/tanggal Dx Implementasi Evaluasi

1 1 1. Memantau, ukur dan catat intake

dan output cairan

2. Mengobservasi perubahan edema

3. Menimbang berat badan setiap hari

Klien mengatakan

berat badan ideal

Klien tampak tidak

edema

Klien mengatakan

tidak ada peningkatan

berat bada

Nefrotik SyndromPage 13

Page 14: nefrotik sindrom

2 2 1.  1. Memantau adanya gangguan bunyi

nafas

2. Memberikan posisi semi fowler

3. Berkolaborasi pemberian obat

diuretic

Pergerakan dada klien

normal

Klien tampak nyaman

Klien sudah tidak

mengalami konstipasi

3 3 1. Menanyakan makanan kesukaan

pasien

2. Menganjurkan keluarga untuk

mendampingi anak pada saat makan

3. Memantau adanya mual dan muntah

Klien mengatakan

sudah ada nafsu

makan

Klien tampak nyaman

saat bersama

keluarganya

Klien sudah tidak

mengalami mual

4 4 1.Observasi frekuensi, karakteristik

dan warna feses

2. Identifikasi makanan yang

menyebabkan diare pada pasien

3. Berikan makanan yang mudah

diserap dan tinggi serap

Klien sudah tidak

mengalami konstipasi

Klien mengerti

makanan apa saja

yang bisa

menyebabkan diare

Klien mengatakan

sering memakan

makan yang tinggi

serap

5 5 1. Memantau adanya tanda-tanda

infeksi

Klien tidak

mengalami infeksi

Nefrotik SyndromPage 14

Page 15: nefrotik sindrom

2. Melakukan perawatan pada daerah

yang dilakukan prosedur invasive

3. Menganjurkan keluarga untuk

mrnjaga kebersihan pasien

Klien bisa mencegah

infeksi

Keluarga tampak bisa

menjaga kebersihan

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Nefrotik SyndromPage 15

Page 16: nefrotik sindrom

Sindroma Nefrotic (SN) adalah gambaran klinis dengan ciri khusus proteinuri

masif lebih dari 3,5 gram per 1,73 m2 luas permukaan tubuh per hari (dalam praktek,

cukup > 3,0-3,5 gr per 24 jam) disertai hipoalbuminemi kurang dari 3,0 gram per ml.

Pada SN didapatkan pula lipiduria, kenaikan serum lipid lipoprotein, globulin,

kolesterol total dan trigliserida, serta adanya sembab sebagai akibat dari proteinuri

masif dan hipoproteinemi. Beberapa ahli penyakit ginjal menambahkan kriteria lain :

1.Lipiduria yang terlihat sebagai oval fat bodies atau maltase cross bodies.

2.Kenaikan serum lipid, lipoprotein, globulin, kolesterol total dan trigliserida

3.Sembab.

B. Saran

1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama

mahasiswa keperawatan

2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa

keperawatan.

3. semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan

forum terbuka.

Nefrotik SyndromPage 16