Askep anak Gastro Entritis
-
Upload
ciluth-grunge -
Category
Education
-
view
1.104 -
download
0
description
Transcript of Askep anak Gastro Entritis
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA DIAGNOSA GASTRO ENTERITIS (GE)
DI RUANG MAWAR KUNING ATAS
RSUD SIDOARJO
DISUSUN OLEH :
RUT APRILIA KARTINI
2012.1440.1065
PRODI D3 KEPERAWATAN
AKPER BAHRUL ULUM
JOMBANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan Kasus “Gastro Enteritis”
Telah disetujui pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 18-07-2014
Mahasiswa
RUT APRILIA.K.
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
RUDI HARIYONO SITI FATIMAH
Mengetahui,
KEPALA RUANGAN
LILIK SOEKESI
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRO ENTERITIS (GE)
1. DefinisiMenurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari 3x sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Menurut C.L.Betz & L.A.Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3x sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
2. Etiologi a. Infeksi virus
Infeksi virusEx : Rotavirus,Adenovirus,Norwalk,Enterovirus,Astrovirus
Infeksi bakteriEx : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas
Infeksi parasitEx :Cacing perut : Askaris, Strongiloides, Trikuris, OxyurisProtozoa : Entamoeba Histolytica, Trichomonas HominisJamur : Candida Albicans
b. Mal Absorbsi Karbohidrat Lemak Protein
c. Faktor MakananEx : Makanan basi, beracun, alergi pada makanan
d. Faktor Imunodefisiensie. Faktor Psikologis
Ex : Rasa takut dan cemas
3. Klasifikasi Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasi jenis diare menjadi 4 kelompok yaitu :
a. Diare Akut : Diare yang berlangsung <14 hari (umumnya <7 hari)b. Disentri : Diare yang disertai darah dalam tinjanyac. Diare Persisten : Diare yang berlangsung > 14 hari secara terus menerus
d. Diare dengan masalah lain : Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten mungkin disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
4. Patofisiologia. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
b. Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolik.
c. Transportasi aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal,perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
d. Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan.
5. Derajat Dehidrasia. Dehidrasi Berat (kekurangan cairan > 10% dari berat badan)
Letargi/tidak sadar Mata cekung Cubitan kulit parut, kembalinya sangat lambat
b. Dehidrasi Ringan (kekurangan cairan 5% dari berat badan) Gelisah, mudah marah Haus, banyak minum Tanpa dehidrasi
6. Manifestasi Klinisa. Muntahb. Nyeri perutc. Demamd. Diaree. Hausf. Nauseag. Lidah keringh. Tulang pipi menonjoli. Frekuensi nafas cepatj. Tekanan darah menurunk. Gelisahl. Pucatm. Ekstremitas dinginn. Sianosis
o. Anuria
7. Komplikasia. Dehidrasi (ringan,sedang,berat,hipotonik,isotonik,hipertonik)b. Renjatan hipovolemikc. Hipokalemiad. Hipoglikemiae. Kejangf. Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.
8. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan darah lengkapb. Pemeriksaan elektrolit,ureum dan kreatininc. Pemeriksaan urine lengkapd. Pemeriksaan tinja,pH,leukosit dan adanya darahe. Riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan
9. Penatalaksanaan A.
a. Jenis cairan Oral : pedialyte atau oralit Parenteral : NaCl, isotonik, infus
a. Jumlah cairanJumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
b. Jalan masuk/Cara pemberianOral atau parenteral
c. Jadwal pemberian cairanDiberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan.
B. Identifikasi penyebab diare
C. Terapi sistemik
Obat anti diare,obat anti motilitas dan sekresi usus
D. Terapi definitife
Sebagai langkah pencegahan seperti sanitasi lingkungan
10. Pedoman Tatalaksana/ Penanganan Diare
a. Tanpa dehidrasi (hilang cairan <50 ml/kg BB)
b. Ringan sedang (hilang cairan 50-100 ml/kg BB)
c. Berat (hilang cairan >100 ml/kg BB)
Cairan rehidrasi yang digunakan adalah new oralit diberikan 5-10 ml/kg BB setiap diare atau berdasarkan usia :
Umur <1 th = 50 - 100 ml/kg BB
Umur 1-5 th = 100 – 200 ml/kg BB
Umur > 5 th = semaunya
Cairan rehidrasi oral diberikan 75 ml/kg BB dalam 4 jam pertama atau dapat menggunakan tabel :
Jumlah cairan rehidrasi oral (CRO) yang harus diberikan 4 jam pertama
Usia <4 bln4-11 bln
12-23 bln
2-4 th 5-14 th >=15 th
Berat Badan
<5 kg5-7,9
kg8-10,9
kg11-15,9
kg16-29,9
kg>=30 kg
Jumlah (ml)200-400
400-600
600-800
800-1200
1200-2200
2200-4000
Rehidrasi parenteral jika anak muntah terus menerus pemberian parenteral sesuai : (Ringer Laktat/KAEN 3B/NaCl)
Berat Badan 3-10 kg : 200 ml/kg BB/hari
Berat Badan 10-15 kg : 175 ml/kg BB/hari
Berat Badan > 15 kg : 135 ml/kg BB/hari
Jumlah cairan tubuh
a. Dewasa = 45% - 75 % /BB
b. Anak dan bayi = 75 %
WOC
Infeksi Malabsorbsi Makanan
kuman masuk dan berkembang biak
dalam usus
tekanan osmotik meningkat
toksin tidak dapat diabsorbsi
Hipersekresi air dan elektrolit usus
meningkat
Pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus
hiperperistaltik
diare
BAB sering dengan konsistensi
encer
Kulit disekitar
anus lecet dan iritasi
Cairan yang
keluar banyak
Frekuensi defekasi
Kemerahan dan gatal
Resiko kerusakan integritas
kulit
dehidrasi
Kekurangan volume cairan
BAB encer dengan atau tanpa darah
diare
Inflamasi saluran
pencernaan
Agen pirogenic
Suhu tubuh
meningkat
hipertermia
Mual dan muntah
anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Meliputi nama,umur,jenis kelamin,agama,no register,alamat
b. Keluhan Utama
Keluhan pasien pada umumnya pasien mengeluh BAB cair/setengah cair lebih dari 3x/hari mendadak kadang-kadang disertai muntah.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan pada pasien seperti peningkatan frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi cair dan berlendir, pasien mengeluh mual,muntah,nyeri perut sampai kejang demam,lidah kering, turgor kulit menurun serta terjadi suara menjadi serak.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya dikaitkan dengan penyakit yang sama pada masa sebelumnya
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi susunan keluarga dengan riwayat yang sama. Ada/ tidak ada dalam anggota keluarga yang menderita penyakit menular,menahun/menurun.
f. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat kaji berapa kali pasien mandi, sikat gigi dalam sehari.
Pola nutrisi dan metabolik
Pada pasien dengan diare terjadi perubahan dalam pemenuhan nutrisi, kebutuhan nutrisi akan berkurang. Pola makan pasien teratur atau tidak karena asupan makanan yang kurang terjadinya peningkatan bisisng usus dan peristaltik usus.
Pola eliminasi
Pada umumnya pasien dengan diare yang ringan, eliminasi normal (tidak ada gangguan), pada diare sedang pasien mengalami disuria, pasien diare berat mengalami anuria.
Pola istirahat dan tidur
Pasien dengan diare menjadi kurang tidur akibat gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan seperti mendadak diare,mual muntah, nyeri perut sehingga pasien terjaga dari tidurnya.
Pola sensori dan kognitif
Pola pasien dengan diare akut biasanya kelima panca indra pasien masih bisa berfungsi dengan normal dan juga tingkat kesadaran.
Pola penanggulangan stress
Kaji kebiasaan pasien dalam menghadapi stress, sering menunda penjelasan suatu masalah apa tidak dan dipilar dengan siapa masalah tersebut.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pasien lemah,bedrest,turgor kulit menurun, BB turun
b. Kulit, Rambut dan kuku
c. Kepala dan leher
d. Mata (biasanya mata pasien dengan diare cowong)
e. Mulut (mukosa mulut kering)
f. Thorak dan abdomen
g. Sistem respirasi
Pernafasan kusmaul,cepat dan dalam
h. Sistem kardiovaskuler
Jika terjadi renjatan hipovolemik maka denyut nadi meningkat (180x/menit)
i. Sistem geintourinuria
Bisa terjadi kekurangan kalium yang menyebabkan perkusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria.
j. Sistem gastrointestinal
Pada pasien dengan diare bisa terjadi bising usus,peristaltik meningkat dan terjadi mual dan muntah dan juga sering perut kembung.
k. Sistem muskuloskeletal
l. Sistem endokrin
m. Sistem persyarafan
Pasien sering merasa gelisah,cemas dan takut.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
KH : TTV dalam batas normal :
(N:60-120x/menit,S:36-37,5°C,RR: <40x/menit
Turgor elastik ,membran mukosa bibi basah, mata tidak cowong
Konsistensi BAB lembek, frekuensi 1x/hari
I/ Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
R/Pasien dan keluarga lebih kooperatif dengan tindakan yang diberikan
I/Catat frekuensi ,jumlah dan konsisten feses yang keluar
R/Untuk mengetahui peningkatan/penurunan kondisi pasien
I/Observasi TTV
R/Mengetahui perubahan-perubahan pada diri pasien sehingga perawat dapat memberikan tindakan yang tepat
I/Pantau tanda-tanda dehidrasi
R/Mengetahui derajat dehidrasi sehingga dapat memperoleh input dan output dari cairan
I/Anjurkan pasien minum sedikit tapi sering
R/Mengganti cairan yang hilang
I/Anjurkan pasien untuk tidak makan makanan yang merangsang muntah dan diare
R/Menekan jumlah cairan yang keluar
I/Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/Mempercepat proses penyembuhan
2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d input yang tidak adekuat
Tujuan : Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
KH : -Kebutuhan nutrisi terpenuhi
-BB kembali normal
-Pasien tampak segar dan mukosa bibir lembab
I/Lakukan pengkajian pola makan pasien
R/Informasi dasar untuk perencanaan awal
I/Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang kelebihan makanan
R/Membantu mencapai tujuan
I/Ukur intake makanan dalam waktu 24 jam
R/Mengetahui kalori yang masuk
I/Berikan pengetahuan kesehatan tentang akibat yang mungkin timbul pada kelebihan/kekurangan berat badan
R/Memberikan informasi dan mengurangi komplikasi
I/Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat
R/Menentukan makanan yang sesuai untuk pasien
I/Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat
R/Mempercepat proses penyembuhan
3) Resiko peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
KH : Suhu tubuh dalam batas normal (36-37,5°C)
Tidak terdapat tanda infeksi(rubor,dolor,kalor,tumor,fungsio laesa)
I/Monitor suhu tubuh tiap 2 jam
R/Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh (adanya infeksi)
I/Berikan kompres hangat
R/Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
I/Kolaborasi pemberian antipiretik
R/Merangsang pusat pengatur panas di otak
4) Resiko gangguan integritas kulit perineal b/d peningkatan frekuensi BAB (diare)
Tujuan : integritas kulit tidak terganggu
KH :-Tidak terjadi iritasi : Kemerahan,lecet,kebersihan terjaga
-Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perineal dengan baik dan benar
I/Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/Kebersihan menjaga perkembangbiakan kuman
I/Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perineal (bila basah
dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/Mencegah terjadinya iritasi kulit yang tidak diharapkan oleh karena
kelembaban dan keasaman feses
I/Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak
terjadi iskemi dan iritasi
5) Kecemasan anak b/d tindakan invasive
Tujuan : klien mampu beradaptasi
KH :-Mau menerima tindakan keperawatan
-Klien nampak tenang dan tidak rewel
I/Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan
R/Pendekatan awal pada anak melalui ibu/keluarga
I/Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/Mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
I/Berikan pujian jika klien mau diberi tindakan perawatan dan pengobatan
R/Menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
I/Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal
maupun non verbal
R/Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman
pada klien
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran,Edisi ke 3 Jilid ke 1 Media Aeskulpapius,fkul
Efendi, Nasrul 1995, Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta EGC
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta EGC
Himpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Indonesia 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 3 Jilid 2 Jakarta : Bakti Penerbit fkul
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Biodata Anak
Nama : An “I”
Umur : 3 th
Jenis Kelamin : L
Agama : Islam
Tanggal MRS : 13/07/2014
Tanggal Pengkajian : 14/07/2014
NO.RM : 166.95.39
2. Biodata Orang Tua
Ayah
Nama : Tn “A”
Umur : 37 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Datar 2/2 Sumbang Banyumas Jawa Tengah
Ibu
Nama : Ny “W”
Umur : 35 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Datar 2/2 Sumbang Banyumas Jawa Tengah
3. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan bahwa anak “I” mengalami diare ± 5x
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan mulai pukul 04.00-14.00 anaknya BAB 2x,mulai jam 14.00-19.00 BAB 2x dari pukul 19.00-23.00 BAB 1x, berlendir dengan konsistensi cair,panas, tiap minum muntah. Kemudian keluarga pasien membawanya ke RSUD Sidoarjo pada pukul 19.30 WIB. Melalui IGD kemudian untuk perawatan lebih lanjut pasien diwarat diruang MKA pada pukul 23.40 WIB.
5. Riwayat Masa Lampau
a. Penyakit waktu kecil
Ibu pasien mengatakan An “I” pernah mengalami diare sebelumnya
b. Pernah dirawat di RS
Ibu pasien mengatakan An”I” sebelumnya tidak pernah dirawat di RS
c. Obat-obatan
Ibu pasien mengatakan An”I” tidak mempunyai alergi, baik obat-obatan/ makanan
d. Tindakan (mis : operasi)
Ibu pasien mengatakan An”I” tidak pernah melakukan operasi
e. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan An”I” tidak pernah mengalami kecelakaan
f. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan An”I” melakukan imunisasi lengkap
6. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Antenatal
Ibu pasien mengatakan saat mengandung An “I” rutin melakukan periksa kehamilan ke bidan setiap bulannya.
b. Riwayat Natal
- Umur kehamilan : 9 bulan 6 hari
- Cara kehamilan : normal
- Lama kehamilan : ± 3 jam
- BB dan PB : 3,4 kg , 50 cm
- APGAR score : tidak ada tanda tanda asfiksia dan An “I” menangis spontan
c. Post Natal
Ibu pasien mengatakan saat An “I” lahir ridak terjadi kelainan
d. Riwayat Keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien. Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular, menahun dan menurun.
7. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
8. Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh : pasien diasuh oleh ayah dan ibunya
serta neneknya
b. Hubungan dg anggota keluarga : baik
c. Hubungan dg teman sebayanya : ibu pasien mengatakan, pasien mampu
berinteraksi dengan teman sebayanya
d. Pembawaan secara umum : pasien tidak mempunyai pembawaan
e. Lingkungan Rumah : ibu pasien mengatakan lingkungan
rumahnya cukup bersih
9. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Mengangkat Kepala : ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat mengangkat kepala pada usia 3 bulan
b. Tengkurap : ibu pasien mengatakan pasien dapat tengkurap pada usia 4 bulan
c. Duduk : ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat duduk sendiri pada usia 6 bulan
d. Merangkak : ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat merangkak pada usia 7,5 bulan
e. Berdiri : ibu pasien mengatakan bahwa pasien dapat berdiri pada usia 8 bulan
f. Berjalan : ibu pasien mengatakan pada usia 11 bulan pasien dapat berjalan
g. Tidak Mengompol : -
h. Pertumbuhan Gigi : pada usia 10 bulan pasien keluar/tumbuh giginya
i. Gangguan tumbang yang dialami : -
10. Pola Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
- Di rumah : jenis = nasi,lauk dan sayur , frekuensi = 1 piring sedang tiap makan 3x sehari
- Ri RS : jenis = nasi,lauk , frekuensi = porsi RS tidak habis
b. Pola Eliminasi
- Di rumah : BAK ± 5x sehari warna kuning jernih , BAB 5x sehari dengan konsistensi cair berlendir, warna kuning.
- Di RS : BAK ± 2x selama masuk – proses pengkajian , BAB 3x selama masuk – proses pengkajian
c. Pola Istirahat
- Di Rumah : ibu pasien mengatakan An “I” tidur siang pada pukul 12.30 – 15.00 WIB dan tidur malam pada pukul 20.00-06.00 WIB tidur nyenyak.
- Di RS : ibu pasien mengatakan An “I” selama masuk RS – proses pengkajian tidur ± 3 jam sering terbangun, tidur nyenyak, anak rewel.
d. Pola Aktivitas Bermain
- Di Rumah : ibu pasien mengatakan bahwa An “I” bermain di rumah dan diluar rumah dengan teman sebayanya.
- Di RS : -
e. Personal Hygiene
- Di rumah : ibu pasien mengatakan di rumah An “I” dimandikan 2x sehari setiap pagi dan sore hari, ganti baju 2x sehari.
- Ri RS : diseka 1x sehari, ganti baju 1x sehari
f. Pola Kognitif/Perseptual
- Di rumah : ibu pasien mengatakan kemampuan An “I” baik dan tidak mengalami penurunan kesadaran
- Di RS : kesadaran pasien compos mentis GCS 4,5,6
g. Pola Persepsi
- Di rumah : ibu pasien mengatakan bahwa An “I” tidak pernah gugup apabila bertemu dengan orang baru/ orang yang baru dikenalnya
- Di RS : kontak mata pasien melotot apabila bertemu dengan orang baru
h. Pola Peran/Hubungan
- Di rumah : ibu pasien mengatakan bahwa An “I” berhubungan baik dengan orang-orang terdekatnya
- Di RS : interaksi pasien baik
i. Pola Seksual/Reproduksi
Tidak Dikaji
j. Pola Koping/Toleransi Stress
- Di rumah : ibu pasien mengatakan bahwa An “I” apabila sakit selalu rewel dan menangis
- Di RS : menangis bersuara apabila sakit
k. Pola Nilai/Kepercayaan
- Di rumah : ibu pasien mengatakan bahwa An “I” sering ke mushola terdekat bersama ayahnya
- Di RS : tidak pernah ke mushola
II. Data Obyektif
1. Tanda Vital
a. Suhu : 38°C
b. Nadi : 105x/menit
c. CRT : >2 detik
d. RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. BB : 14 kg
b. PB : 110 cm
c. Kesadaran : compos mentis
d. Turgor kulit menurun
Kepala
Simetris, rambut hitam, lesi (-)
Mata
Konjungtiva : merah muda
Pupil : (+)
Sklera : putih
Hidung
Simetris, cuping hidung (-)
Mulut
Mukosa bibir kering, palatoskizis (-)
Thorax
Bentuh simetris, wheezing (-), ronchi (-)
Abdomen
Tidak ada lesi, hepatomegali (-), bising usus meningkat 7x/menit
Anus
BAB cair, lubang anus (+), perineum kemerahan
Genetalia
Hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-)
DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
WBC (leukosit) 8,73 4,8 – 10,8 10ˆ3/uL
RBC (eritrosit) 4,64 4,2 – 6,1 10ˆ6/uL
NGB (hemoglobin) 11,9 12 – 18 a/dL
HCT (hematokrit) 36,3 37 – 52 %
PLT (trombosit) 349 150 – 450 10ˆ3/uL
MCV 78,2 79 – 99 fL
MCH 25,6 27- 31
MCHC 32,8 33 – 37 a/dL
RDW-SD 38,4 35 – 47 fL
RDW-CV 13,8 11,5 – 14,5 %
PDW 8,8 9 – 17 fL
MPV 8,2 9 – 13 fL
P-LCR 12,6 13 – 43 %
PCT 0,28 0,150 – 0,400 %
Eo% 0,0 0 – 1 %
BASO% 0,1 0 – 1 %
NEUT% 71,2 50 – 70 %
LYMPH% 25,1 25 – 40 %
MONO% 3,6 2 – 8 %
EO# 0,00 10ˆ3/uL
BASO# 0,01 10ˆ3/uL
MONO# 0,31 10ˆ3/uL
NEUT# 6,22 2 – 7,7 10ˆ3/uL
LYMPH# 2,19 0,8 – 4 10ˆ3/uL
ANALISA DATA
Nama Klien : An “I” Jenis Kelamin : L
Umur : 3 th Dx.Medis : GE
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds : Ibu pasien mengatakan klien BAB 3x/hari, mual muntah dan nafsu makan berkurang
Do :
Konsistensi feses cair
Warna BAB kuning & berlendir
Kelopak mata cekung
Mual muntah +/+ (100 ml)
Mukosa bibir kering
S = 38°C
N = 105x/menit
BB = 14 kg
Kulit kering
Turgor kulit menurun
Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi
Infeksi pada mukosa usus
Makanan tidak dapat diserap
Tekanan osmotik pada rongga usus meningkat
Terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus
Isi dari rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
Diare
Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit
Resiko Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit
Ds : ibu pasien mengatakan Frekuensi BAB yang terlalu Gangguan integritas kulit
klien sering menangis, tangisan akan berkurang ketika bokong pasien dikipasi keluarga.
Do :
Klien terlihat menangis dalam kesakitan
Perineum kemerahan/iritasi
S = 38°C
N = 105x/menit
BAB cair, kuning
sering
Terjadi iritasi pada bagian anus/ bokong
Gangguan integritas kulit
Ds : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya panas
Do :
S = 38 °C
N = 105x/menit
Pasien rewel dan menangis
Inflamasi di saluran pencernaan
Agen pirogenic
Suhu tubuh meningkat
Hipertermia
Hipertermia
Ds : ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun
Do :
Terpasang infus KAEN 3B
S = 38°C
N = 105x/menit
Inflamasi di saluran pencernaan
Mual dan muntah
Anoreksia
Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan
2. Gangguan integritas kulit perineal b/d peningkatan frekuensi BAB
3. Hipertermia b/d proses infeksi dampak sekunder dari diare
4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d input yang tidak adekuat
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : An “I” NO.RM: 166.95.39
Umur : 3 th Dx.Medis : GE
Dx Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan
Tujuan : defisit volume cairan dan elektrolit teratasi dalam waktu 3x24 jam
Kriteria Hasil :
Turgor kulit baik
Pasien tidak gelisah
Suhu normal (36-37,5°C)
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
2. Monitor BAB (volume,warna,frekuensi,konsistensi) ada lendir/pus/nanah
3. Observasi TTV
4. Observasi tetesan cairan infus
5. Berikan dan anjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
1. Agar pasien dan keluarga kooperatif dengan tindakan yang diberikan
2. Indikator berat ringannya penyakit dan menentukan intervensi selanjutnya
3. Mengetahui perubahan-perubahan pada diri pasien dan deteksi dini
4. Tetsan cairan infus yg tidak lancar mengakibatkan cairan penggnati/ elektrolit yang masuk kedalam tubuh klien terhambat
5. Mengganti cairan yang hilang
6. Mempercepat proses penyembuhan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : An “I” NO.RM : 166.95.39
Umur : 3 th Ruang : MKA
Hari/Tanggal Implementasi
Senin 14-07-2014
09.00 WIB
1. Mengobservasi TTV
S : 37,7°C
N : 120x/menit
2. Menganjurkan dan memberikan pasien untuk minum sedikit tapi sering
3. Mengobservasi tetesan cairan infus 16 tts/menit
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi :
Infus KAEN 3B 1200 cc/24 jam
Injeksi Ceftriaxone 2x500 mg
Ondancentron 3x1,5 mg
Neokoalana (sirup) 3x1
Paracetamol (sirup) 4x1
EVALUASI
Nama Klien : An “I” NO.RM : 166.95.39
Umur : 3 th Ruang : MKA
Hari/Tanggal Evaluasi
Senin 14-07-2014
12.00 WIB
S : ibu pasien mengatakan frekuensi BAB pasien berkurang menjadi 3x/hari
O : S = 37,5°C
N = 100x/menit
Feses berwarna kuning dengan konsistensi setengah cair
Kelopak mata sudah tidak cekung
Turgor kulit baik
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Selasa 14-07-2014
12.00 WIB
S : ibu pasien mengatakan konsistensi BAB pasien sudah tidak cair
O : S = 36°C
N = 108x/menit
Feses berwarna kuning
Turgor kulit baik
Mukosa bibir lembab
Muntah (-)
Nafsu makan mulai meningkat
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan, pasien pulang