Jurnal Tugas Anak Gastro

15
LACTOBACILLUS REUTERI SEBAGAI AGEN TERAPETIK DALAM PENGOBATAN DIARE AKUT ANAK Latar Belakang : jenis tertentu dari laktobasilus dapat dijadikan terapi pemulihan dari diare akut. Lactobacillus reuteri sendiri berasal dari manusia dan merupakan bakteri patogen alami saluran pencernaan. Dalam percobaan ini, diberikan L. reuteri eksogen dan dipelajari sebagai agen terapi diare akut. Metode : Empat puluh pasien usia antara 6 dan 36 bulan usia yang dirawat dengan diare akut (75% rotavirus) dijadikan objek. Setelah izin orang tua, pasien secara acak diambil salah satu dari dua kelompok pengobatan untuk menerima 10 10 -10 11 unit koloni L. reuteri atau plasebo setiap hari selama rawat inap atau sampai 5 hari. Kemudian hasil klinis diare dan kolonisasi L. reuteri dievaluasi. Hasil : Rerata (SD) durasi diare berair setelah perawatan adalah 1,7 (1.6) hari pada kelompok L. reuteri dan 2,9 (2.3) hari pada kelompok plasebo (p = 0,07). Pada hari kedua pengobatan hanya 26% dari pasien yang menerima L. reuteri mengalami diare berair, dibandingkan dengan 81% dari mereka yang menerima plasebo (p = 0,0005). kultur laktobasilus dari sampel tinja menunjukkan bahwa pemberian L. reuteri mengakibatkan kolonisasi pada saluran pencernaan. Lactobacillus reuteri menyumbang> 75% dari jumlah lactobacilli yang ditemukan pada anak-anak yang diberi produk ini. kesimpulan: Lactobacillus reuteri efektif sebagai agen terapi pada diare rotavirus akut pada anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan untuk mengeksplorasi potensi terapi utuh L. reuteri diare virus akut. Kata kunci : diare, mikroflora saluran cerna, Lactobacillus reuteri; Rotavirus. Mikroflora normal penting dalam perlindungan terhadap penyakit pada saluran pencernaan (1,2). Selama periode diare akut, mikroflora saluran cerna normal berubah secara radikal, termasuk penurunan Lactobacillus,Bacteroides, dan spesies Bifidobacterium (2-5). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pemberian agen probiotik dapat memodulasi keseimbangan mikroba dari

description

daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Transcript of Jurnal Tugas Anak Gastro

Page 1: Jurnal Tugas Anak Gastro

LACTOBACILLUS REUTERI SEBAGAI AGEN TERAPETIK DALAM

PENGOBATAN DIARE AKUT ANAK

Latar Belakang : jenis tertentu dari laktobasilus dapat dijadikan terapi pemulihan

dari diare akut. Lactobacillus reuteri sendiri berasal dari manusia dan merupakan

bakteri patogen alami saluran pencernaan. Dalam percobaan ini, diberikan L.

reuteri eksogen dan dipelajari sebagai agen terapi diare akut.

Metode : Empat puluh pasien usia antara 6 dan 36 bulan usia yang dirawat

dengan diare akut (75% rotavirus) dijadikan objek. Setelah izin orang tua, pasien

secara acak diambil salah satu dari dua kelompok pengobatan untuk menerima

1010

-1011

unit koloni L. reuteri atau plasebo setiap hari selama rawat inap atau

sampai 5 hari. Kemudian hasil klinis diare dan kolonisasi L. reuteri dievaluasi.

Hasil : Rerata (SD) durasi diare berair setelah perawatan adalah 1,7 (1.6) hari pada

kelompok L. reuteri dan 2,9 (2.3) hari pada kelompok plasebo (p = 0,07). Pada

hari kedua pengobatan hanya 26% dari pasien yang menerima L. reuteri

mengalami diare berair, dibandingkan dengan 81% dari mereka yang menerima

plasebo (p = 0,0005). kultur laktobasilus dari sampel tinja menunjukkan bahwa

pemberian L. reuteri mengakibatkan kolonisasi pada saluran pencernaan.

Lactobacillus reuteri menyumbang> 75% dari jumlah lactobacilli yang ditemukan

pada anak-anak yang diberi produk ini.

kesimpulan: Lactobacillus reuteri efektif sebagai agen terapi pada diare rotavirus

akut pada anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan

ini dan untuk mengeksplorasi potensi terapi utuh L. reuteri diare virus akut.

Kata kunci : diare, mikroflora saluran cerna, Lactobacillus reuteri; Rotavirus.

Mikroflora normal penting dalam perlindungan terhadap penyakit pada saluran

pencernaan (1,2). Selama periode diare akut, mikroflora saluran cerna normal

berubah secara radikal, termasuk penurunan Lactobacillus,Bacteroides, dan

spesies Bifidobacterium (2-5). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa

pemberian agen probiotik dapat memodulasi keseimbangan mikroba dari

Page 2: Jurnal Tugas Anak Gastro

penderita dan mengurangi episode akut diare (6-8). Jenis Lactobacillus GG (LGG)

telah menunjukkan terapi yang baik pada pemulihan klinis dari rotavirus

gastroenteritis anak dan meningkatkan respon kekebalan usus (9-11). Lainnya

tersedia secara komersial olahan dari bakteri asam laktat, seperti L. casei subsp

rhamnosus. (Lactophilus), L. delbrueckii subsp. bulgaricus, dan lainnya juga

digunakan untuk pengobatan diare akut, meskipun keberhasilan mereka belum

secara resmi diakui (11)

Lactobacillus reuteri dapat ditemukan dalam air susu ibu, dan Lactobacillus

spesies paling sering ditemukan di saluran pencernaan manusia dan hewan (12).

Seperti laktobasilus lain, L. reuteri menghasilkan metabolisme asam, produk

akhirnya berupa asam laktat dan asetat, yang memiliki aktivitas antimikroba yang

cukup besar (13). L. reuteri diketahui berada dalam usus manusia setelah kita

mengonsumsi berbagai produk susu, produk sejenis tersebut sebenarnya sedang

dipasarkan di Swedia. Oleh karena itu, L. reuteri dapat diproduksi dalam bentuk

yang mudah dikonsumsi untuk digunakan dalam pengelolaan diare, jika terbukti

berkhasiat.

L. reuteri telah terbukti aman pada pemberian eksogen untuk manusia dewasa

sehat (14) dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit (A. Shornikova dkk., Tidak

diterbitkan) dan telah menunjukkan potensi terapi pada model tikus kolitis (15).

Dalam studi ini kami telah mengevaluasi L. reuteri sebagai agen terapi pada diare

akut anak, sebagian besar terkait dengan rotavirus, dan meneliti tingkat

laktobasilus total dan L. reuteri kolonisasi pada saluran pencernaan dengan dan

tanpa L. reuteri eksogen. Selain itu, kami telah menyelidiki efek dari L. reuteri

pada respon imunitas terhadap rotavirus setelah diare yang berhubungan dengan

rotavirus.

Page 3: Jurnal Tugas Anak Gastro

BAHAN DAN METODE

Pasien dan Desain Studi

Penelitian ini dilakukan antara 29 Januari dan 3 Juli 1995, sesuai dengan musim

epidemi rotavirus. Penelitian ini secara acak, secara double-blind . Subyek

penelitian termasuk 41 pasien bergizi baik (61% laki-laki) usia antara 6 dan 36

bulan, dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Tampere University Hospital

untuk diare akut durasi <7 hari yang telah mengalami satu atau lebih tinja berair

selama 24 jam.

Anak-anak yang terdaftar dalam atau dikeluarkan dari penelitian atas dasar

pencantuman berikut dan kriteria eksklusi. Pasien yang memenuhi syarat untuk

penelitian jika mereka 6-36 bulan, dirawat karena diare akut, memiliki kebiasaan

mengkonsumsi produk susu sapi (susu, yogurt, susu formula, dll) sebagai bagian

dari diet normal mereka, dan memiliki orangtua atau wali yang menandatangani

informed consent.

Pasien dikeluarkan dari penelitian jika mereka memakai terapi imunosupresif atau

yang menderita defisiensi imun, memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi,

memiliki penyakit yang mendasari serius, telah mengambil produk dalam

penelitian selama bulan sebelumnya, atau memiliki orang tua atau wali hukum

yang menolak untuk menandatangani informed consent.

Jadwal pengacakan telah disiapkan dengan menetapkan ~ 50% dari pasien yang

terdaftar untuk setiap kelompok perlakuan (dan plasebo). Randomisasi nomor

yang berurutan diberikan pada pasien yang terdaftar dalam studi. Pada saat

pendaftaran, anak-anak ditimbang dan diperiksa secara klinis, dan tingkat

keparahan dehidrasi diperkirakan.

Penurunan berat badan akut dihitung sebagai perbedaan antara berat badan yang

diharapkan (sesuai dengan grafik pertumbuhan individu) dan berat diamati. Cairan

defisit (persen dehidrasi) kemudian ditegakan dari tanda-tanda klinis penurunan

berat badan dehidrasi dan akut dengan penurunan 0,5 sampai 1% per hari jika

Page 4: Jurnal Tugas Anak Gastro

diare telah berlangsung selama minimal 3 hari untuk mencerminkan hilangnya

berat badan karena asupan kalori rendah. Serum natrium dan kalium serta

keseimbangan asam basa dalam darah ditentukan dari spesimen darah yang

dikumpulkan pada saat pertama kali masuk.

Setelah masuk ke rumah sakit, pasien dikelola sesuai dengan praktek pengobatan

standar, pertama dengan rehidrasi oral diikuti dengan diet makan penuh (16),

namun tanpa obat antidiare. Rehidrasi oral dicapai dalam 6 jam dengan larutan

yang mengandung Na + 60 mmol / L dan glukosa 84 mmol / L (ORS Light),

diberikan pada dua kali defisit cairan, dengan minimal 30 ml / kg (17). Setelah

rehidrasi awal, oralit diberikan untuk mengganti kerugian yang sedang

berlangsung pada saat diare atau muntah.

Pasien sama-sama diacak dan dibagi menjadi salah satu dari dua kelompok.

Kelompok 1 (n = 19) menerima 1010

-1011

CFU L. reuteri SD 2112 sekali sehari.

Kelompok 2 (n = 21) menerima plasebo sekali sehari. Plasebo ini terdiri dari susu

bubuk tanpa lemak kering. dan formulasi plasebo disusun, kualitas terkontrol, dan

kualitas terjamin oleh Bio-Gaia Biologis, Inc (Raleigh, NC, USA) sebelum

pengiriman. Setiap dosis 1-g mengandung L. reuteri 1010

-1011

CFU per gram

yang dikemas dalam bentuk beku-kering di steril botol plastik tertutup

menggunakan susu bubuk tanpa lemak kering sebagai kariernya.

Selama penelitian berlangsung, semua persiapan ini disimpan pada suhu -20 ° C.

Satu gram beku-kering olahan dari L. reuteri atau plasebo dilarutkan dalam 50-

100 ml cairan pilihan. Makanan biasanya dipanaskan sebelum dicampurkan

dengan formulanya.

Makanan formulasi ini segera diberikanvsetelah informed consent diperoleh.

Para pasien menerima L. reuteri atau plasebo selama 5 hari atau selama rawat

inap, jika durasi rawat inap lebih pendek. Para pasien ditimbang setelah rehidrasi

dan setelah itu dilakukan penimbangan setiap hari dibangsal. Jumlah dan kualitas

feses dan jumlah episode muntah dicatat oleh perawat. Tinja dicatat sebagai

berair, longgar, atau padat.

Page 5: Jurnal Tugas Anak Gastro

Durasi diare dihitung hingga bentukan terakhir dari kotoran berair dan dinilai

sebagai hari desimal. Para pasien dipulangkan sesuai dengan penilaian klinis dari

para dokter. Mereka diminta untuk menghubungi para peneliti jika diare terulang

dan memfollow up selama jangka waktu 1 bulan, pada saat dimana mereka

kembali lagi untuk pengumpulan spesimen darah.

Metode laboratorium

Konsentrasi natrium serum, potasium, dan analisis asam-basa darah ditentukan di

laboratorium rumah sakit yang menggunakan prosedur standar. Antigen rotavirus

itu diujicobakan menggunakan enzim immunoassay komersial (Dakopatts AS,

Denmark) di Departemen Virologi, Medical School, Universitas Tampere . Darah

spesimen untuk rotavirus serologi dikumpulkan pada hari yang sama atau satu hari

setelah masuk dan empat minggu kemudian. Kelas rotavirus IgA antibodi

ditentukan dengan menggunakan metode ELISA (18). Kotoran dikumpulkan dari

setiap sampel untuk analisis laktobasilus total dan L. reuteri. Sampel tinja

dikumpulkan pada saat awal untuk mempelajari produk, 48 jam setelah pemberian

produk, dan di RS. Tidak kurang dari 2 gram tinja dikumpulkan untuk sampel

andalysis mikroba. Sampel itu kemudian dihomogenkan dan diencerkan dalam air

pepton 0,1% untuk rasio akhir 1:5. Lima Aliquot sebesar 1,6 ml dari setiap

campuran disiapkan dengan cepat dan disimpan beku pada -70 ° C. Sampel tinja

dilusian dikirim ke BioGaia Biologis, Inc, Raleigh, NC, Amerika Serikat untuk

penentuan laktobasilus tinja total dan L. reuteri. Aktivitas urease dalam tinja

ditentukan di laboratorium Departemen Clinical Nutrition, University of Kuopio,

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya (19,20).

Metode statistik

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan StatView Program IV. tes t two-

tailed, analisis varians, dan chi-square digunakan dalam penentuan perbedaan

statistik antara kelompok studi. Sebuah tes berpasangan digunakan untuk

membandingkan hasil pengukuran ulang. Karena distribusi yang tidak lurus dri

aktivitas urease tinja, maka data yang disajikan adalah rata-rata pengukuran dalam

Page 6: Jurnal Tugas Anak Gastro

kisaran interkuartil (IQR) dari tanggal 25 ke persentil ke-75. Nonparametrik

Wilcoxon test digunakan dalam analisis ini.

Pertimbangan etis

Protokol penelitian telah disetujui oleh Komite Penelaah Etis Universitas Rumah

sakit Tampere.

HASIL

Sebanyak 41 pasien pada awalnya terdaftar dalam penelitian ini. Satu anak pada

kelompok plasebo telah dihapus dari analisis karena L. reuteri ditemukan dalam sampel

tinja. Saudara perempuannya, juga termasuk dalam percobaan, yang dimasukan kedalam

kelompok L. reuteri. Jelas bahwa kontaminasi silang yang terjadi antara anak-anak, dari

40 anak yang tersisa, 19 dan 21 pasien dimasukan dalam L.reuteri. dan pengobatan

plasebo, masing-masing. Tiga puluh (75%) pasien mempunyai antigen rotavirus pada

spesimen tinja dengan enzyme immunoassay. Rotavirus ditemukan pada kelompok L.

reuteri dari 12 (63%) dan pada kelompok plasebo dari 18 (86%) pasien.

Pada kelompok studi total (n = 40) mean (SD) durasi diare sampai pengobatan adalah 3,0

(1,7) hari. Pada awal masuk kebanyakan pasien dehidrasi ringan, rata-rata 3,4 (1,4)%.

Serum sodium antara 130 dan 144 mmol / L, dengan rata-rata dari 138 mmol / L.

Pada pasien rotavirus-positif (n = 30) telah mengalami diare selama 2,6 (1,5) hari di

rumah, dibandingkan dengan 3,1 (1,9) hari dalam 10 rotavirus-negatif (perbedaan tidak

signifikan).

Derajat dehidrasi pada rotavirus-positif tidak signifikan lebih parah daripada di rotavirus-

negatif pasien, tetapi mereka lebih asidosis metabolik (defisit basa 7.8 (4.3) mmol / L)

dibandingkan non-rotavirus pasien pada saat masuk (rata-rata defisit basa 4.8 (3.8) mmol

/ L), (p = 0,07). Karakteristik pasien yang menerima L. reuteri atau plasebo disajikan

pada Tabel 1. Pada saat masuk, kelompok-kelompok adalah sebanding kecuali bahwa

pasien pada kelompok L. reuteri lebih dehidrasi dibandingkan dengan kelompok plasebo

Page 7: Jurnal Tugas Anak Gastro

TABLE 1- Karakteristik klinis saat masuk pasien yang menerima reuteri

Lactobacillus atau plasebo

TABEL 2. hasil klinis pasien yang menerima reuteri Lactobacillus atau plasebo

Durasi rata-rata diare lebih pendek pada kelompok L. reuteri (p = 0,07). Hari 0, 1,

2, 3, 4, 5, dan 6 dihitung sebagai 24-jam periode sebelum atau setelah mulai atau

pengobatan plasebo.

Pengaruh L. reuteri pada diare persisten berair selanjutnya disajikan dalam

Tabel3. Dan gambar 1.

Page 8: Jurnal Tugas Anak Gastro

TABEL 3. Jumlah dan persentase (%) dari pasien dengan diare cair

Pada hari kedua pengobatan, diare berair masih ada pada 26% penerima L. reuteri

sedangkan 81% pada penerima plasebo. Pada hari 2 frekuensi rata-rata diare cair

adalah 1,0 (SD 2,3) pada kelompok L. reuteri dan 2,5 (SD 2,3) pada kelompok

plasebo (p = 0,05) (Gbr. 1), dan pada hari ke 3 frekuensi rata-rata adalah 0,5 (SD

1,9) dan 1,7 (SD 2,6) pada L. reuteri dan kelompok plasebo (p = 0,12).

Gambar 1. Frekuensi diare per 24-jam pada pasien yang menerima reuteri

Lactobacillus dan plasebo.

Page 9: Jurnal Tugas Anak Gastro

Lebih sedikit yang muntah pada pasien yang menerima L. reuteri dibandingkan

dengan mereka yang menerima plasebo, mulai dari hari kedua perlakuan (Tabel

4). Muntah berhenti setelah hari pertama terapi di kelompok L. reuteri, sedangkan

pada kelompok plasebo berlanjut di beberapa pasien sampai hari 6.

TABEL4. Angka dan persentasi pada pasien dengan muntah

Pemberian L. reuteri mengakibatkan kolonisasi baik pada saluran pencernaan.

Sebuah kenaikan bersih dari 5 log dari dalam kotoran diamati setelah 48 jam L.

Reuteri diberikan. Laktobasilus total juga menunjukkan peningkatan 2 log setelah

48 jam (Tabel 5). L. reuteri menyumbang lebih dari 75% dari jumlah laktobasilus

terdeteksi pada sampel tinja. Jumlah laktobasilus rendah di dalam kotoran plasebo

yang diobati anak-anak, dan tidak terdeteksi dalam salah satu sampel tinja.

Sepanjang laktobasilus studi total fecal dari plasebo yang diobati anak-anak di

kisaran 101 -103 CFU / g.

Page 10: Jurnal Tugas Anak Gastro

Tabel 5. jumlah Laktobasilus feces pada pasien yang diobati dengan

Lactobacillus reuteri atau plasebo

Aktivitas urease dalam kotoran sangat rendah selama puncak diare rotavirus.

Tingkat urease median meningkat pada pasien yang menerima plasebo (n = 9) dari

1,23 (IQR 0-23,66) nmol / menit / mg pada masuk menjadi 4,25 (IQR 0-7,72)

pada hari 2, tapi tidak ada peningkatan seperti pada mereka menerima L. reuteri.

Dalam kelompok L. reuteri (n = 12), aktivitas urease median pada masuk adalah 0

(IQR 0-2,09) nmol / menit / mg, dan pada hari ke 2 itu adalah 0,96 (IQR 0-6,05)

nmol / menit / mg .

Antibodi rotavirus IgA mirip pada kedua kelompok penelitian. Pada awalnya rata-

rata antibodi rotavirus IgA dalam kelompok adalah 22,5 (SD 39,8) immunounits

enzim (EIU), dan pada kelompok plasebo 7,99 (SD 21,8) EIUs (p = 0,16). Empat

minggu kemudian rotavirus rata-rata kadar antibodi IgA adalah 74,2 (SD 33,9)

dan 66,3 (SD 31,9) (p = 0,47) dalam dan kelompok plasebo, masing-masing.

Page 11: Jurnal Tugas Anak Gastro

DISKUSI

Hasil klinis, dibuktikan dengan analisis tinja, menunjukkan bahwa

kolonisasi L. reuteri di saluran pencernaan mengakibatkan pengurangan dan

perbaikan diare akut, terutama yang disebabkan oleh rotavirus. Manfaat dari L.

reuteri terapi diamati dalam 24 jam sejak dimulainya pengobatan, setelah

penurunan diare cair terlihat pada kebanyakan pasien. Hasil pengamatan bahwa

74% dari pasien yang diobati dan hanya 19% pasien plasebo bebas dari diare pada

hari kedua terapi ini jelas signifikansi secara klinis. Penelitian kali ini dilakukan

pada ukuran yang terbatas dan membutuhkan konfirmasi. Hasil sebenarnya dapat

diperbaiki lebih lanjut dalam percobaan yang dirancang untuk administrasi

sebelumnya dari L. reuteri. Dalam penelitian ini, terapi L. reuteri dimulai pada

tahap diare yang relatif terlambat ketika pasien harus dirawat inap, dan bahkan

setelah selesainya rehidrasi dan meminta izin orang tua.

Hasil klinis yang dikuatkan oleh temuan bakteriologis, yang menunjukkan

jumlah total yang rendah laktobasilus dan hampir tidak ada L. reuteri pada

penerima plasebo, dan laktobasilus jumlah tinggi dan kolonisasi L. dalam

kelompok perlakuan. Data kolonisasi menunjukkan bahwa keberadaan di saluran

gastrointestnal dapat memperbaiki ekologi usus dengan memfasilitasi

pertumbuhan mikroba bermanfaat lain (1). Secara keseluruhan, dapat dianggap

sebagai penjajah yang efektif, sejalan dengan Lactobacillus GG (21), dan dapat

bertahan hidup lebih baik dari sebagian besar bakteri asam laktat lain di saluran

pencernaan (21,22)

Aktivitas enzim dalam kotoran dapat berhubungan dengan perubahan

mikroflora usus selama diare (19). Hasil penelitian kami mengkonfirmasi temuan

sebelumnya (19,20) bahwa infeksi rotavirus diikuti oleh pertumbuhan berlebih

dari bakteri penghasil urease, yang dapat berkontribusi untuk perpanjangan diare.

Bukti tak langsung dari penekanan pertumbuhan bakteri tersebut diperoleh dengan

demonstrasi tingkat urease tinja yang rendah pada pasien yang diobati. L. reuteri

diketahui menghasilkan antimikroba spektrum luas, yang disebut reuterin (7),

Page 12: Jurnal Tugas Anak Gastro

yang mungkin bertanggung jawab untuk menghambat mikroorganisme patogen

dalam saluran pencernaan.

Selain itu, efek klinis yang bermanfaat dari L. reuteri dapat dihasilkan dari

mekanisme lain, seperti stabilisasi mukosa barrier dengan menurunnya

permeabilitas usus (23,24) dan stimulasi respon imun usus (12,25,26). Penelitian

ini gagal menemukan bukti efek imunostimulan dari L. reuteri sebagai stadium

penyembuhan, respon antibodi serum IgA spesifik rotavirus adalah serupa pada L.

dan penerima plasebo. Namun demikian, pengamatan ini tidak menyingkirkan

kemungkinan mekanisme stimulasi kekebalan tubuh dengan L. reuteri karena

modalitas lain dari respon kekebalan tubuh host yang tidak diinvestigasi.

Kesimpulannya, L. reuteri muncul sebagai agen terapi yang menjanjikan untuk

pengobatan gastroenteritis akut, penyakit khususnya yang berhubungan rotavirus,

pada anak muda. Potensi terapi harus dieksplorasi lebih lanjut untuk

memungkinkan aplikasi klinis praktis. Selain itu, L. reuteri mungkin memiliki

efek kesehatan lainnya menguntungkan, termasuk pencegahan penyakit diare.

Investigasi yang kedua saat ini sedang berlangsung.

Page 13: Jurnal Tugas Anak Gastro

REFERENSI

1. Fuller R. Probiotics in human medicine. 1991;32:439-42. Gut

2. Salminen S, Deighton M. Lactic acid bacteria in the gut in normal and

disordered states. 1992;10:227-38. Dig Dis

3. Tazume S, Ozawa A, Yamamoto T, et al. Ecological study on the

intestinal bacterial flora of patients with diarrhea. 1993;16(2 suppl):77-

82S. Clin Infect Dis

4. Mitsuoka T. The human gastrointestinal tract. In: Wood BJB, ed. Volume.

London: Elsevier, 1992;1:69-114. The lactic acid bacteria, The lactic acid

bacteria in health and disease

5. Salminen S, Isolauri E, Onnela T. Gut flora in normal and disordered

states. 1995;41(suppl):5-15. Chemotherapy

6. Pearce JL, Hamilton JR. Controlled trial of orally administered lactobacilli

in acute infantile diarrhea. 1974;84:261-2. J Pediatr

7. Brunser O, Araya M, Espinoza J, Guesry PR, Secretin MC, Pacheco I.

Effect of an acidified milk on diarrhea and the carrier state in infants of

low socio-economic stratum. 1989;78:259-64. Acta Paediatr Scand

8. Boudraa G, Touhami M, Pochart P, Soltana R, Mary J-Y, Desjeux J-F.

Effect of feeding yogurt versus milk in children with persistent diarrhea.

1990;11:509-12. J. Pediatr Gastroenterol Nutr

9. Isolauri E, Juntunen M, Rautanen T, Sillanaukee P, Koivula T. A human

lactobacillus strain ( sp strain GG) promotes recovery from acute diarrhea

in children. 1991;88:90-7. Lactabacillus casei Pediatrics

10. Kaila M, Isolauri E, Soppi E, Virtanen E, Laine S, Arvilommi H.

Enhancement of the circulating antibody secreting cell response in human

diarrhea by a human lactobacillus strain. 1992;32:141-4. Pediatr Res

11. Majamaa H, Isolauri E, Saxelin M, Vesikari T. Lactic acid bacteria in the

treatment of acute rotavirus gastroenteritis. 1995;20:333-8. J Pediatr

Gastroenterol Nutr

Page 14: Jurnal Tugas Anak Gastro

12. Kandler O, Stetter J, Kohl R. sp. Nov., a new species of

heterofermentative lactobacilli. 1980;C1:264-9.

13. Lactobacillus reuteri Zbl Bakt Abt Orig

14. Axelson LT, Chung TC, Dobrogosz WJ, Lindgren SE. Production of a

broad spectrum antimicrobial substance by 1989;2:131-6. Lactobacillus

reuteri. Microb Ecology Health Dis

15. Wolf BW, Garleb KA, Ataya DG, Casas IA. Safety and tolerance of in

healthy adult male subjects.

16. 1995;8:41-50. Lactobacillus reuteri Microb Ecology Health Dis

17. Fabia R, Ar'Rajab A, Johansson M-L, et al. The effect of exogenous

administration of lactobacillus reuteri R2LC and oat fiber on acetic acid-

induced colitis in the rat. 1993;28:155-62. Scand J Gastroenterol

18. Isolauri E, Vesikari T. Oral rehydration, rapid feeding, and cholestyramine

for treatment of acute diarrhea.

19. 1985;4:366-74. J Pediatr Gastroenterol Nutr

20. Rautanen T, El-Radhi S, Vesikari T. Clinical experience with a hypotonic

oral rehydration solution in acute diarrhea. 1993;82:52-4. Acta Paediatr

21. Isolauri E, Joensuu J, Suomalainen H, Luomala M, Vesikari T. Improved

immunogenicity of oral DxRR reassortant rotavirus vaccine by GG.

1995;13:310-2. Lactobacillus casei Vaccine

22. Isolauri E, Kaila M, MykkÃ?nen H, Ling WH, Salminen S. Oral

bacteriotherapy for viral gastroenteritis. 1994;39:2595-600. Dig Dis Sci

23. Ling WH, HÃ?nninen O, MykkÃnen H, Heikura M, Salminen S, von

Wright A. Colonization and fecal enzyme activities after oral

Lactobacillus GG administration in elderly nursing home residents.

1992;36:162-6. Ann Nutr Metab

24. Goldin BR, Gorbach SL, Saxelin M, Bakarat S, Gualtieri L, Salminen S.

Survival of lactobacillus species (strain GG) in human gastrointestinal

tract. 1992;37:121-8. Dig Dis Sci Journal of Pediatric Gastroenterology &

Nutrition Volume 24(4) April 1997 pp 399-404 8

Page 15: Jurnal Tugas Anak Gastro

25. Lidbeck A, Gustafsson J-Ã…, Nord CE. Impact of lactobacillus

acidophilus supplements on the human oropharyngeal and intestinal

microflora. 1987;19:531-7. Scand J Infect Dis

26. Isolauri E, Majamaa H, Arvola T, Rantala I, Virtanen E, Arvilommi H.

strain GG reverses increased intestinal permeability induced by cow milk

in suckling rats. 1993;105:1643-50. Lactobacillus casei Gastroenterology

27. Isolauri E, Kaila M, Arvola T, et al. Diet during rotavirus enteritis affects

jejunal permeability to macromolecules in suckling rats. 1993;33:548-53.

Pediatr Res

28. Perdigon G, Alvarex S, Nader De Macias M, Roux M, Pesce de Ruiz

Holgado A. The oral administration of lactic acid bacteria increases the

mucosal intestinal immunity in response to enteropathogens. 1990;53:404-

10. J Food Protec

29. Perdigon G, Medici M, Bibas Bonet de Jorrat ME, Valverde de Budeguer

M, Pesce de Ruiz Holgado A. Immunomodulating effects of lactic acid

bacteria on mucosal and humoral immunity. 1993;9:29-52. Int J

Immunother