ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

13
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ENCEPALITIS Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MataKuliah Sistem Reproduksi II Dosen: YENI SETYO PRASTIWI, SST Anggota Kelompok 3: 1. Anastasia Ambarwati 2. Dovita Gustina Putri 3. Herlin 4. Nieka Dini .A 5. Satriya Indra A.P 6. Yuanita Oktavia SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA” TULUNGAGUNG

Transcript of ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

Page 1: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ENCEPALITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MataKuliah Sistem Reproduksi II

Dosen: YENI SETYO PRASTIWI, SST

Anggota Kelompok 3:

1. Anastasia Ambarwati2. Dovita Gustina Putri3. Herlin4. Nieka Dini .A5. Satriya Indra A.P6. Yuanita Oktavia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“HUTAMA ABDI HUSADA”

TULUNGAGUNG

Tahun Ajaran 2015/2016

Page 2: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

ASKEP ANAK DENGAN ENCHEPALITIS

A. Pengertian

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro

organisme lain yang non purulent.

Patogenesis Ensefalitis

Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk

ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:

1. Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau

organ tertentu.

2. Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah Kemudian menyebar

ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.

3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di Permukaan selaput

lendir dan menyebar melalui sistem saraf. Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari

ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise,

nyeri ekstremintas dan pucat . Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan

perilaku, gamgguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda Neurologis

tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.

B. Penyebab Ensefalitis:

Penyebab terbanyak    : adalah virus

Sering                          :

Herpes simplex

Arbo virus

Jarang                          :

Entero virus

Mumps

Adeno virus

Post Infeksi                 :

Measles

Influenza

Page 3: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

Varisella

Post Vaksinasi :

Pertusis

Ensefalitis supuratif akut :

Bakteri penyebab Esenfalitis adalah : Staphylococcusaureus, Streptokok, E.Coli,

Mycobacterium dan T. Pallidum.

Ensefalitis virus:

Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus

rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes

Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.

C. Gejala-Gejala yang mungkin terjadi pada Ensefalitis :

1. Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala ,muntah-muntah lethargy ,kadang

disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.

2. Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai

gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang.

Page 4: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

D. WOC

Page 5: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.

2. Keluhan utama

Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.

3. Riwayat penyakit sekarang

Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang

lebih 1-4 hari , sakit kepala.

4. Riwayat penyakit dahulu

Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita

penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh :

Herpes dll. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus , E , Coli, dll.

6. Imunisasi

Kapan terakhir diberi imunisasi DTP

Karena ensefalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan

POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN

Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

1. Kebiasaan

sumber air yang dipergunakan dari PAM atau sumur ,kebiasaan buang air besar di

WC,lingkungan penduduk yang berdesakan (daerah kumuh)

2. Status Ekonomi

Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.

3. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Page 6: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

Menyepelekan anak yang sakit ,tanpa pengobatan yang semPemenuhan Nutrisi

Biasanya klien dengan gizi kurang asupan makana dan cairan dalam jumlah

kurang dari kebutuhan tubuh.,

Pada pasien dengan Ensefalitis biasanya ditandai :

Dengan adanya mual, muntah, kepalah pusing, kelelahan.

Status Gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh.

Postur tubuh biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan vitamin A,

berat badan kurang dari normal.

(Menurutrumus dari BEHARMAN tahun 1992, umur 1  sampai 6 tahun)

Umur (dalam tahun) x 2 + 8

Tinggi badan menurut BEHARMAN umur 4 sampai 2 x tinggi badan lahir.

Perkembangan badan biasanya kurang karena asupan makanan yang

bergizi kurang.

Pengetahuan tentang nutrisi  biasanya pada orang tua anak yang kurang 

pengetahuan tentang nutrisi.

Yang dikatakan gizi kurang bila berat badan kurang dari 70% berat badan

normal.

4. Pola Eliminasi

Kebiasaan Defekasi sehari-hari

Biasanya pada pasien Ensefalitis karena pasien tidak dapat melakukan mobilisasi

maka dapat terjadi obstipasi.

Kebiasaan Miksi sehari-hari

Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal.

Jika kebutuhan cairan terpenuhi.

Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi urine akan menurun,

konsentrasi urine pekat.

5. Pola tidur dan istirahat

Biasanya pola tidur dan istirahat pada pasien Ensefalitis biasanya tidak dapat

dievaluasi karena pasien sering mengalami apatis sampai koma.

Page 7: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

6. Pola Aktivitas

a. Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena bx Ensefalitis

dengan gizi buruk mengalami kelemahan.

b. Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka latihan gerak

dilakukan latihan positif.

Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada px gizi buruk maka

dilakukan latihan pasif sesuai ROM

c. Kekuatan otot berkurang karena px Ensefalitisdengan gizi buruk .

Kesulitan yang dihadapi bila terjadi komplikasi ke jantung ,ginjal ,mudah

terkena infeksi aneberat,aktifitas togosit turun ,Hb turun ,punurunan kadar

albumin serum, gangguan pertumbuhan.

7. Pola Hubungan Dengan Peran

Interaksi dengan keluarga / orang lain  biasanya pada klien dengan Ensefalitis

kurang karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.

8. Pola Persepsi dan pola diri

Pada klien Ensenfalitis umur > 4 ,pada persepsi dan konsep diri

Yang meliputi Body Image ,seef Esteem ,identitas deffusion deper somalisasi

belum bisa menunjukkan perubahan.

9. Pola sensori dan kuanitif

a. Sensori

Daya penciuman

Daya  rasa

Daya raba

Daya penglihatan

Daya pendengaran.

b. Kognitif :

Pola Reproduksi Seksual

Bila anak laki-laki apakah testis sudah turun ,fimosis tidak ada.

10. Pola penanggulangan Stress

Pada pasien Ensefalitis karena terjadi gangguan kesadaran  :

Page 8: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

Stress fisiologi à biasanya anak hanya dapat mengeluarkan air mata

saja ,tidak bisa menangis dengan keras (rewel) karena terjadi afasia.

Stress Psikologi tidak di evaluasi.

11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Anak umur 3-4 tahun belumbisa dikaji

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu

membantu. Biasanya berwarna jernih ,jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit.

Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas

normal.

Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktifitas lambat

bilateral).Bila terdapat tanda klinis flokal yang ditunjang dengan gambaran EEG atau

CT scan dapat dilakukan biopal otak di daerah yang bersangkutan. Bila tidak ada

tanda klinis flokal, biopsy dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang

biasanya menjadi predileksi virus Herpes Simplex.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING TERJADI

1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.

2. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan b/d Hepofalemia, anemia.

3. Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umu.

4. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.

5. Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM

terbatas.

6. Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

muntah.

7. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan

susunan saraf pusat.

8. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.

9. Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.

10. Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.

E. INTERVENSI

1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun

Tujuan:

Tidak terjadi infeksi

Page 9: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

Kriteria hasil:

Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi endogen

Intervensi

1. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau

pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung.

R/ menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol penyebaran Sumber

infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas.

2. Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.

R/ Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan

Meningkosamia .

3. Berikan antibiotika sesuai indikasi

R/ Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.

2. Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum

Tujuan :

Tidak terjadi trauma

Kriteria hasil    :

Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain

Intervensi :

1. Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur

tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.

R/ Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak tergigit.

Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.

2. Pertahankan tirah baring dalam fase akut.

R/ Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.

Page 10: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

3. Kolaborasi.

R/ Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.

Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.

4. Observasi tanda-tanda vital

R/ Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.

3. Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang

Tujuan             :

Tidak terjadi kontraktur

Kriteria hasil    :

Tidak terjadi kekakuan sendi

Dapat menggerakkan anggota tubuh

Intervensi

1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik , terjadi

kekacauan sendi.

R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau membantu

program perawatan .

2. Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap

R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor.

3. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

R/ Dengan melakukan perubahan posisi diharapkan peR/usi ke jaringan lancar,

meningkatkan daya pertahanan tubuh .

4. Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam

R/Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi dini bila ada kelainan dapat

dilakukan inteR/ensi segera

5. Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai Indikasi

R/ Diberi dilantin / valium ,bila terjadi kejang  spastik ulang

Page 11: ASKEP ANAK DENGAN ENCEPALITIS fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium UPF IlmuKesehatanAnak, Pedoman Diagnosis danTerapi, FakultasKedokteran UNAIR Surabaya, 1998

Ngastiyah, PerawatanAnakSakit, PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta, 1997.

Rahman M, PetunjukTentangPenyakit, PemeriksaanFisikdanLaboratorium, KelompokMinatPenulisanIlmiahKedokteranSalemba, Jakarta, 1986.

Sacharian, Rosa M, PrinsipKeperawatanPediatrik, Edisi 2 PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta ,1993.

Sutjinigsih (1995), TumbuhkembangAnak, Penerbit EGC, Jakarta.