ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

37
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak saja jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. ( Jumiarni Ilyas,dkk,1993) Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah, 2005) Penyebab dari bronkopneumonia adalah: 1. Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus 2. Virus, seperti virus influenza 3. Jamur, seperti candida albicans 4. Aspirasi karena makanan, benda asing Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah penyakit menahun, trauma paru. Tanda bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh dapat naik secara mendadak sampai 39-40 o C dan disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-kadang disertai muntah dan diare.

description

rrrrr

Transcript of ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

Page 1: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak saja

jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. ( Jumiarni Ilyas,dkk,1993)

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-

macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,

2005)

Penyebab dari bronkopneumonia adalah:

1. Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus

2. Virus, seperti virus influenza

3. Jamur, seperti candida albicans

4. Aspirasi karena makanan, benda asing

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah

penyakit menahun, trauma paru.

Tanda bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus

respiratorius bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh dapat naik secara

mendadak sampai 39-40o C dan disertai kejang karena demam yang tinggi.

Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai

pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-

kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada

permulaan penyakit, tapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian

menjadi produktif.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada kasus

Bronchopneumonia.

2. Mampu mengembangkan pola pikir orang-orang untuk mengetahui

tanda-tanda dan gejala dari Bronchopneumonia dari pencegahan

maupun penanganannya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Page 2: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

1. Mampu mengembangkan rencana asuahan keperawatan secara

menyeluruh pada kasus Bronchopneumonia.

2. Mampu melaksanakan asuhan yang efisien dan aman pada kasus

Bronchopneumonia.

3. Mampu melaksanakan pengkajian yakni dengan mengumpulkan data

subyektif dan obyektif pada kasus Bronchopneumonia tersebut.

4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan secara tepat pada kasus

Bronchopneumonia.

5. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang di lakukan

pada kasus Bronchopneumonia.

1.3 Ruang Lingkup

Berdasarkan kasus bronchopneumonia yang telah di pelajari, maka yang

menjadi permasalahan sekarang ini yaitu bagaimana cara penanganan dan

pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus BP

(bronchopneumonia), di karenakan adanya suatu keterbatasan pengetahuan

masyarakat umum saat ini.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang di pakai dalam penulisan asuhan keperawatan ini yaitu

dengan menggunakan pendekatan dengan memberikan asuhan keperawatan

pada klien secara langsung mengenai proses asuhan keperawatan pada kasus

bronchopneumonia .

Adapun data yang di peroleh, yaitu :

1.4.1 Data Primer

Wawancara

Observasi

Pemeriksaan Fisik

1.4.2 Data Sekunder

Study keputusan dan praktik lapangan

1.4.3 Sumber Data

Obyektif : data observasi dan pemeriksaan fisik.

Subyektif :di peroleh dari status pasien.

Page 3: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

1.5 Pelaksanaan

Praktik lapangan di RSUD RA.BASOENI GEDEG – MOJOKERTO

1.6 Sistematika Penulisan

1.6.1 BAB1 : Berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan,

ruang lingkup, metode penulisan, palaksanaan sistematika penulisan.

1.6.2 BAB 2 : Tinjauan Pustaka

1.6.3 BAB 3 : Tinjauan Kasus

1.6.4 BAB 4 : Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bronchopneumonia

2.1.1 Pengertian

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak saja

jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. (Jumiarni Ilyas,dkk,1993)

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak

infiltrat. (Whalley and Wong, 2002)

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-

macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,

2005)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia

adalah suatu peradangan pada jaringan paru dan bronkioli yang disebabkan

oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda

asing.

2.1.2 Etiologi

Penyebab dari bronkopneumonia adalah:

1 Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus

2 Virus, seperti virus influenza

3 Jamur, seperti candida albicans

4 Aspirasi karena makanan, benda asing

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah penyakit

menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP.

2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi pneumonia pada anak-anak menurut etiologinya:

1. Infeksi-infeksi bakteri

1) Pneumokokus

2) Streptokokus

3) Stafilokokus

4) Haephilos influensae

Page 5: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

2. Infeksi-infeksi virus atau kemungkinan oleh virus:

1) Pneumonitis interstisial dan bronkiolitis

2) Pneumonia sel raksasa

3) Influensae

3. Infeksi-infeksi lain

1) Pneumonia mycoplasma pneumonia

2) Treponema palidum

3) Nokardiosis

4) Aktinomikotis

5) Khlamidia

6) Ornitosis

7) Psitakosis

4. Infeksi-infeksi mikosis / jamur

1) Histoplasmosis

2) Blastomikosis

3) Mukormikosis

4) Sporotrikhosis

5) Sakit guam

5. Pneumonia hipostatis

2.1.4 Patofisiologi

Kuman yang masuk bersama sekret ke dalam paru melalui saluran

nafas dapat menyebabkan reaksi radang berupa sembab seluruh alveoli yang

terkena disusul infiltrasi sel radang mulai dari stadium kongesti sampai

dengan stadium resolusi. Gambaran dari stadium-stadium tersebut adalah

bakteri atau kuman yang masuk kedalam paru-paru melalui jalan pernafasan.

1. Stadium kongesti

Kapiler melebar dan kongesti serta didalam alveolus terdapat eksudat

jernih, bakteri dalam jumlah banyak

2. Stadium hepatisasi merah

Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat, warna merah, tidak

mengandung udara

3. Stadium hepatisasi kelabu

Page 6: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

Lobus tetap padat warna merah menjadi pucat kelabu, permukaan alveoli

suram diliputi fibrin dan leukosid terjadi fagositosis dan kapiler tiada lagi

kongesti.

4. Stadium resolusi

Eksudat berkurang, makrofag bertambah dan leukosid nekrose dan

degenerasi lemah, fibrin direabsorbsi dan menghilang.

2.1.5 Pathway / Pohon Masalah.

(Doenges, 2000).

ISPA Daya tahan tubuh menurun Penyakit menahun Aspirasi

Infeksi dan peradangan pada parenkim paru : bronkopneumonia

Perubahan membran kapiler alveolar

Hipersekresi mukus

Penumpukan mukusGangguan pertukaran gas

Tidak efektif bersihan jalan napas

Dyspnea, malas minum, berat badan menurun

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit

Hipertermi

Page 7: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

2.1.6 Gambaran Klinis

Gambaran klinis bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi

traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh dapat naik

secara mendadak sampai 39-40o C dan disertai kejang karena demam yang

tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai

pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-

kadang disertai muntah dan diare.

Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan

fisik tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping

hidung, dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya

bronchopneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luas daerah

auskultasi yang terkena. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan

sedang pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah, nyaraing

halus atau sedang. Bila sarang bronchopneumonia menjadi satu (konfluens)

mungkin pada perkusi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronchi

terdengar lagi.

2.1.7 Komplikasi

Komplikasi yang terdapat terjadi yaitu emfiema, otitis media akut,

atelekstatis, emfisema dan meningitis. Komplikasi ini tidak terjadi bila

diberikan antibiotik secara tepat.

2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik

2.8.1 Foto thorax

Pada foto thorax pada bronchopneumonia terdapat bercak infiltrat pada

satu atau beberapa lobus

2.8.2 Laboratorium

pemeriksaan laboratorium pada kasus broncopneumonia meliputi :

Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis.

Urine bisanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat

albuminuria ringan karena suhu yang naik.

Analisa gas darah arteri terjadi asidosis metabolic dengan atau

tanpa retensi CO2.

Page 8: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

2.1.9 Prognosa

Prognosa dari kasus bronchopneumonia adalah dengan pemberian

antibiotik yang tepat dan akurat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang

dari 1 %. Bila pasien disertai malnutrisi energi protein (kep) dan pasien yang

datang terlambat angka mortaltasnya masih tinggi.

2.1.10 Penatalaksanaan

2.8.3 Medik

Pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi

tetapi hal itu perlu waktu dan perlu terapi secepatnya maka

diberikan. :

1) Peniccillin 50.000 U/kg BB/ hari ditambah kloramfenikol 50-70

mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotic. Pengobatan ini

diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

2) Pemberian oksigen dan cairan intra vena biasanya diberikan

campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3:1.

2.8.4 Keperawatan

Sering kali pasien bronchopneumonia yang dirawat di RS datang

sudah dalam keadaan payah, dispnea, pernafasan cuping hidung dan

gelisah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah menjaga kelancaran

pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi atau cairan,

mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan kurangnya

pengetahuan orang tua terhadap penyakit.

a. Konsep Dasar Keperawatan

b. Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan

c. Konsep Dasar Hospitalisasi

Page 9: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

BAB 3

TINJAUAN KASUS

1.1 Pengkajian

Pengkajian tanggal : 15 – 07 – 2013 Jam : 13.00 WIB

MRS tanggal : 15 – 07 – 2013 Jam : 11.00 WIB

Diagnose masuk : Bronchopneumonia No Reg : 051312

Ruangan : Anjasmara

1.1.1 Data subyektif

1. Identitas Pasien

Nama : An “ D ”

Usia : 2,5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Mojopilang – Kemlagi.

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. “D”

Usia : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : -

Alamat : Mojopilang – Kemlagi.

Hub dengan klien : Orang Tua.

3. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama :

Ibu mengatakan An “D” Sesak, batuk dan muntah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Ibu Pasien mengatakan anaknya batuk, sedikit sesak dan muntah

4x pada tanggal 15 Juli 2013 jam 07.30 – 09.00 WIB dengan

Page 10: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

konsistensi bening cair tidak ada makanan yang ikut keluar dan

langsung dibawa ke RSUD RA.BASOENI.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Ibu Pasien mengatakan an ”D” dulu pernag menderita penyakit

TBC.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Ibu Pasien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada

yang menderita penyakit TBC.

4. Riwayat Psiko, Sosio, Spiritual :

1. Riwayat Psiko :

Ibu Pasien mengatakan an “D” rewel dan menangis saat pertama

kali di lakukan tindakan keperawatan.

2. Riwayat Sosial :

Ibu pasien mengatakan an “D” tidak mau dipegang apalagi

dengan orang yang baru di kenalnya.

3. Riwayat Spiritual :

Ibu Pasien mengatakan an “D” belum melakukan ibadah sholat,

tetapi mengajarkan anaknya berdo’a untuk kesembuhannya.

5. Riwayat Tumbuh Kembang

1. Riwayat Pre Natal :

Ibu pasien mengtakan selama hamil ibu periksa ke bidan selama 4

kali, pada TM 1 periksa 1 kali, TM 2 periksa 1 kali, TM 3 periksa

2 kali dan ketika ada keluhan.

2. Riwayat Natal :

Ibu pasien mengatakan anankya lahir normal di bidan selama 9

bulan, yang lahir dengan BB = 3500 g/ 3,5Kg.

3. Riwayat Post Natal :

Ibu pasien mengatakan an “D” lahir secara normal dan mulai bisa

tengkurap pada usia 8 bulan dan berjalan + 13 bulan.

6. Riwayat Imunisasi

Ibu pasien mengatakan sudah imunisasi lengkap diantaranya :

Imunisasi Hepatitis

Page 11: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

Imunisasi DPT compo

Imunisasi BCG

Imunisasi Polio

Imunisasi Campak

7. ADL (activity daily of life) :

1. Pola Nutrisi

Sebelum sakit :

Ibu pasien mengatakan sebelum MRS an “D” belum makan sama

sekali yaitu sejak tanggal 14 -7 – 2013.

Selama sakit :

Ibu pasien mengatakan selama di RS an “D” tidak mau makan

makanan dari RS hanya ngemil jajan dan mulai mau makan

sedikit tanggal 16 – 07 – 2013. Dan minum hanya sedikit, satu

gelas tidak habis.

2. Pola Eliminasi

Sebelum sakit :

Ibu pasien mengatakakan an “D” sebelum masuk RS, b.a.b 2 kali

sehari dengan konsisitensi lunak dan berwarna kuning, b.a.k 5 –

6 kali / hari berwarna kuning.

Selama sakit :

Ibu pasien mengatakan an “D” selama di RS, belum b.a.b, b.a.k

5 – 6 kali / hari berwarna kuning.

3. Pola Istirahat

Sebelum sakit :

Ibu Pasien mengatakan sebelum sakit an “D” tidur dalam sehari 7

– 8 jam.

Selama sakit :

Ibu Pasien mengatakan selama sakit an “D” tidur dalam sehari 4 –

5 jam.

Page 12: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

4. Pola hygiene

Sebelum sakit :

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit an “D” mandi : 3x, gosok

gigi : 2x sehari, keramas : 4x dalam seminggu.

Selama sakit :

Ibu pasien mengatakan selama sakit an “D” tidak mau mandi.

5. Pola Aktivitas

Sebelum sakit :

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit an “D” beraktivitas seperti

biasanya.

Selama sakit :

Ibu pasien mengatakan selama sakit an “D” malas untuk

beraktivitas hanya tiduran.

1.1.2 Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

GCS : 4,5,6

Suhu : 37,3 0C

Nadi : 110 x/m

RR : 32 x/m

BB : 12,5 Kg

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala :Warna rambut hitam, distribusi merata, agak kriting

tidak ada nyeri tekan, dan ubun – ubun tidak

cekung.

Mata :Sclera mata putih ada gambaran tipis pembuluh

darah, pupil isokor, konjungtiva berwarna merah

muda.

Hidung :Tidak ada alat bantu pernafasan, terdapat

pernafasan cuping hidung.

Mulut : Mukosa bibir lembab, dan berwarna merah muda.

Telinga :Simetris, bersih, membrane thympani utuh dan

Page 13: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

berwarna putih.

Leher :Tidak ada kaku kuduk., dan tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada

pembesaran kelenjar limfe.

Thorax :

I :Simetris, terdapat pergerakan dinding dada, dan

irama nafas tidak teratur.

P :Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada krepitasi.

P :Batsan paru dan jantung jelas, paru – paru sonor

dan jantung redup.

A : Suara nafas ronchi.

Abdomen :

I : Bentuk normal tidak menonjol.

A : Bising usus 18 x/m.

P : Tidak ada pembesaran hepar, dan tidak ada

pembesaran lien.

P : Terdapat suara thympani.

Genitalia : Tidak di kaji.

Ekstermitas :

Atas : Kanan : Tidak ada edema, terpasang infuse CRT

<3, kekuatan otot 5.

Kiri : Tidak ada edema, CRT <3, kekuatan otot 5.

Bawah :Kanan : Tidak ada edema, CRT <3, kekuatan otot5.

Kiri : Tidak ada edema, CRT<3, kekuatan otot 5.

3. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Lab Serologi dan Mikrobiologi

Widal Nilai

- Salmonella Ty.O

- Salmonella Ty.H

- Salmonella P.Ty.A

- Salmonella P.Ty.B

1/320

1/80

1/160

1/300

Page 14: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

Hasil Pemeriksaan Haematologi

Hasil Test Nilai Nilai Normal

- Haemoglobin

- Leucocyt

- Trombocyt

- Hitung Jenis :

EOS

STAB

Lympo

- Haematocryt

(PVC)

13,0 g/dl

5600 mm3

403.000 mm3

12,2 %

46,9 %

40,9 %

34,5 %

L : 13,4 – 17 g/dl

P : 11,4 – 15 g/dl

4800 – 10.700 mm3

150.000 – 350.000 mm3

1 – 3 %

3 – 5 %

25 – 30 %

L : 40 – 50 %

P : 35 – 45 %

4. Terapi

a. Cairan Infuse D5 ¼ NS 1000 cc /24 jam

b. Injeksi Ceftien 3 x 250 mg

c. Romilar 1/3 (3 x 1)

d. Avil 1/3 (3 x 1)

e. Theoppon 1/3 (3 x 1)

f. Pyridol syr 4 x 1 cth

1.2 Analisi Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Ibu Pasien

mengatakan

anaknya sesak,

batuk dan muntah

sejak tanggal 15 juli

2013.

DO : KU : Cukup

TTV :

S : 37,30C

N : 110 x/m

bakteri – virus

Bronkus

Proses inflamasi

Akumulasi secret di

bronkus

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

Page 15: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

RR : 32 x/m

Tampak reaksi

dinding dada

Ronchi +

1.3 Diagnosa Keperawatan

1.3.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan

akumulasi secret yang berlebih.

1.4 Intervensi Keperawatan

DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Bersihan

jalan nafas

tidak efektif

yang

berhubungan

dengan

akumulasi

secret yang

berlebih.

Setelah di lakukan

asuahan

keperawatan, di

harapkan sesak

anak berkurang

dengan kriteria

hasil :

Keluarga an

“D” mampu

menjelaskan

penyebab

sesak yang di

alami oleh

anak “D”

Keluarga an

“D” mau

mengikuti

advice dokter.

Keluarga an

“D” mampu

mengatasi bila

sesak kembali

1. Lakukan

TTV

2. Berikan

posisi semi

fowler

3. Lakukan

auskultasi.

4. Kolaborasi

dengan

dokter dalam

pemberian

terapi dan

tindakan

keperawatan

lainnya.

5. Ajarkan

acara batuk

efektif.

1. Pemeriksaan

TTV, untuk

melihat

keadaan

umum px

2. Penurunan

diafragma

untuk

membantu

ekspasi paru

maksimal.

3. Dengan

auskultasi

dapat

mengetahui

obstruksi pada

jalan nafas dan

manifestasi

suara nafas.

4. Pengetahuan

tentang

penyakit

Page 16: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

muncul.

Suara nafas

vesikuler

Irama nafas

regular

RR : 15 – 30

x/m.

membantu

keluarga untuk

mendukung

pengobatan.

5. Pengajaran

batuk efektif

untuk

melonggarkan

jalan nafas dan

mengeluarkan

dahak.

1.5 Implementasi Keperawatan

No Tanggal / jam Implementasi

1. 15 – 07 – 2013

13.30 WIB

14.45 WIB

14.50 WIB

15.00 WIB

16.00 WIB

1. Mengobservasi TTV.

S : 37,3 0C N : 110 x/m RR : 32 x/m

2. Memposisikan pasien dalam posisi semi

fowler.

3. Melakukan Auskultasi

Terdapar suara nafas tambahan Ronchi

(+/+).

4. Memberikan terapi dokter :

- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS

1000cc / 24 Jam

- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg

- Romilar 1/3 (3 x 1)

- Avil 1/3 (3 x 1)

- Theoppon 1/3 (3 x 1)

- Pyridol syr 4 x 1 cth

5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :

- Minta pasien untuk tarik nafas dalam

sebanyak 3x.

Page 17: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

2.

3.

16 – 07 – 2013

14.00 WIB

15.00 WIB

15.10 WIB

15.20 WIB

16.20 WIB

17 – 07 – 2013

14.00 WIB

15.00 WIB

15.10 WIB

15.20 WIB

- Kemudian minta pasien untuk batuk

dalam untuk melonggarkan jalan nafas

dan mengeluarkan dahak.

1. Mengobservasi TTV.

S : 37,2 0C N : 112 x/m RR : 48 x/m

2. Memposisikan pasien dalam posisi semi

fowler.

3. Melakukan Auskultasi

Terdapar suara nafas tambahan Ronchi (+/+).

4. Memberikan terapi dokter :

- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS

750cc / 24 Jam

- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg

- Interhistin syr 3 x cth 1 ¼

- Pyridol syr 4 x 1 cth

5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :

- Minta pasien untuk tarik nafas dalam

sebanyak 3x.

- Kemudian minta pasien untuk batuk

dalam untuk melonggarkan jalan nafas

dan mengeluarkan dahak

1. Mengobservasi TTV.

S : 36,3 0C N : 120 x/m RR : 30 x/m

2. Memposisikan pasien dalam posisi semi

fowler.

3. Melakukan Auskultasi

Terdapar suara nafas tambahan Ronchi (-/- ).

4. Memberikan terapi dokter :

- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS

750cc / 24 Jam

Page 18: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

16.20 WIB

- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg

- Interhistin syr 3 x cth 1 ¼

- Pyridol syr 4 x 1 cth

5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :

- Minta pasien untuk tarik nafas dalam

sebanyak 3x.

- Kemudian minta pasien untuk batuk

dalam untuk melonggarkan jalan nafas

dan mengeluarkan dahak

1.6 Evaluasi Keperawatan

Diagnose Tanggal / jam Evaluasi

1. Bersihan jalan

nafas tidak

efektif yang

berhubungan

dengan

akumulasi

secret yang

berlebih.

15 – 07 – 2013

16.30 WIB

S :

- Ibu mengatakan anaknya

sering batuk grog – grog.

- Ibu mengatakan anaknya

sebelumnya menderita

penyakit TBC pada usia

1 ½ tahun.

- Ibu mengatakan anaknya

agak sedikit sesak.

- Ibu mengatakan jika

anaknya batuk dahak

bisa keluar, tapi anaknya

tidak mau mengeluarkan

dan ditelan.

O :

- KU : Cukup

- TTV :

S : 37,3 0C N : 110 x/m

RR : 32 x/m.

- Inspeksi :

Page 19: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

2. Bersihan jalan

nafas tidak

efektif yang

berhubungan

16 – 07 – 2013

16.30 WIB

Saat diperiksa anak

rewel dan batuk – batuk (

batuk ngekel).

- Palpasi :

a. Akral hangat

b. CRT kembali ≤ 2

detik

c. Turgor kulit kembali

≤ 2 detik.

- Auskultasi :

Terdapat suara ronchi

(+/+).

- Perkusi :

Hiperthympani.

A : An “D” usia 2,5 tahun

Dengan bronchopneumonia,

masalah belum teratasi.

P : Intervensi di lanjutkan.

1. Lakukan TTV

2. Berikan posisi semi

fowler

3. Lakukan auskultasi.

4. Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian terapi

5. Ajarkan acara batuk

efektif

S :

- Ibu pasien mengatakan an

“D” sudah jarang

batuknya.

Page 20: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

dengan

akumulasi

secret yang

berlebih.

- Ibu mengatakan An “D”

masih sesak.

- Ibu mengatakan jika

anaknya batuk dahaknya

langsung.

O :

- KU : Cukup

- TTV :

S : 37,2 0C N : 112 x/m

RR : 48 x/m.

- Inspeksi :

Saat diperiksa anak

tenang

Anak terlihat batuk –

batuk (Jarang).

- Palpasi :

d. Akral hangat

e. CRT kembali ≤ 2

detik

f. Turgor kulit kembali

≤ 2 detik.

- Auskultasi :

Terdapat suara ronchi

(+/+).

- Perkusi :

Hiperthympani.

A : An “D” usia 2,5 tahun

Dengan bronchopneumonia,

masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi di lanjutkan.

1. Lakukan TTV

2. Berikan posisi semi

Page 21: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

3. Bersihan jalan

nafas tidak

efektif yang

berhubungan

dengan

akumulasi

secret yang

berlebih.

17 – 07 – 2013

16.30 WIB

fowler

3. Lakukan auskultasi.

4. Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian terapi

5. Ajarkan acara batuk

efektif

S :

- Ibu pasien mengatakan an

“D” sudah tidak batuk.

- Ibu mengatakan anaknya

sudah tidak sesak.

O :

- KU : Baik

- TTV :

S : 36,30C N : 120 x/m

RR : 30 x/m.

- Inspeksi :

Saat diperiksa anak

tenang.

Anak sudah tidak batuk.

- Palpasi :

a. Akral hangat

b. CRT kembali ≤ 2

detik

c. Turgor kulit kembali

≤ 2 detik.

- Auskultasi :

Terdapat suara ronchi

(-/-).

Page 22: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

- Perkusi :

Thympani.

A : An “D” usia 2,5 tahun

Dengan bronchopneumonia,

masalah teratasi.

P : Intervensi di lanjutkan.

a. Lakukan TTV

b. Berikan posisi semi

fowler

c. Lakukan auskultasi.

d. Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian terapi

e. Ajarkan acara batuk

efektif

f. Rencana Pasien pulang

besok :

- Berikan HE

tentang cara

mengatasi batuk

jika kembali

muncul dan terapi

yang harus tetap

dilanjutkan

- Minta keluarga

untuk tetap kontrol

ke Poli Anak.

Page 23: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak

saja jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. ( Jumiarni Ilyas,dkk,1993)

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-

macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,

1997).

Penyebab dari bronkopneumonia adalah:

Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus

1 Virus, seperti virus influenza

2 Jamur, seperti candida albicans

3 Aspirasi karena makanan, benda asing

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah

penyakit menahun, trauma paru.

Penatalaksanaan

Medik

Pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi

tetapi hal itu perlu waktu dan perlu terapi secepatnya maka

diberikan. :

Peniccillin 50.000 U/kg BB/ hari ditambah

kloramfenikol 50-70 mg/kg/BB/hari atau diberikan

antibiotic. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas

demam 4-5 hari.

Pemberian oksigen dan cairan intra vena biasanya

diberikan campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam

perbandingan 3:1.

Keperawatan

Sering kali pasien bronchopneumonia yang dirawat di RS

datang sudah dalam keadaan payah, dispnea, pernafasan cuping

hidung dan gelisah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah

menjaga kelancaran pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan

Page 24: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

nutrisi atau cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi,

dan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu

pengetahuan, logika, dan ilmu dalam melkasanakan dan

menerapkan asuhan keperawatan yang baik dan benar.

4.2.2 Bagi Lahan Praktik

Dapat menyesuaikan antara teori dan praktik terutama

dalam asuhan keperawatan pada pasien BP yang dapat

membantu penyembuhan penyakit tersebut.

4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menanmbah wawasan tentang asuhan keperawatan

dan dapat memperbanyak,serta menggandakan sebagian

fasilitas perpustakaan.

Page 25: ASKEP ANAK BRONCHOPNEUMONIA

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn,Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan , Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Jumiarni Ilyas,dkk (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,

Pusat Pendidikan Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, Edisi III. Jakarta: EGC ,

Nursalam, DR.Dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : PT

Salemba Medika.